“MY TEACHER IS
MY DADDY”
BY TREELIU
Prolog
Di dunia yang realistis dan fana ini guru tampan nan
sempurna Halla rasa hanya mitos belaka. Mungkin itu
pertanda kehaluan sudah mencapai tingkat tertinggi
kalau ketika masuk sebuah Sekolah Menengah Akhir
hanya berharap bertemu guru tampan, tinggi menawan,
dengan pakaian casual dan diidam-idamkan. Mungkin
dia sudah keracunan film yang dibuat dari novel best
seller pengkhayal. Guru di tempat Halla bersekolah
sampah semua. Mereka hanya tahu tentang
menonjolkan urat dan mencaci kekurangannya.
“Sudah mengerti?”
Akibatnya, dia gagal naik kelas tahun ini lantaran
nilai Matematikanya tidak sanggup menyentuh angka
empat. Sebenarnya tidak hanya Matematika saja, sih.
Makanya Halla tak heran jika pria itu akhirnya datang
menemuinya. Dia mungkin harus memberi pelajaran
berharga pada Halla yang menggagalkan niatnya
mencerdaskan murid bebalnya ini. Sudah luangkan
waktu mengajarinya tiap pulang sekolah Halla malah
menjadikan keringatnya terbuang sia-sia.
“Moon Halla?”
“Ya Ssaem?”
***
***
Chapter 2
“Kulihat, kau belum mulai juga? Sudah siap pacaran
dengan Halla? Waktumu Cuma sebulan, Kim Namjoon.”
Ya Moon Halla.
Astaga...
***
Namjoon sengaja membagikan ulangannya di detik-
detik akhir sebelum pulang, sengaja menahan milik Halla
meski gadis itu tidak peduli. Dia tidak mau bertanya di
mana kertas ulangannya di saat semua orang sudah
dapat. Mungkin karena dia memang sudah tidak ada hati
dengan hasil kerjanya sejak awal sehingga dia bisa
mencampakkannya dengan mudah. Namjoon benar-
benar tak habis pikir ada makhluk sepertinya hidup di
dunia nyata. Orang-orang bahkan lebih peduli dan mulai
berbisik-bisik ke mana perginya kertas ulangan Halla.
Kalau ada, mereka bisa menghibur diri dengan
menjadikan nilainya olok-olokan.
“Baiklah, baiklah.”
“Phy... Apa?”
“Kau tidak tahu?”
“Eum...?”
“Banyak.”
***
Chapter 3
Terkadang, ada hal yang tidak bisa kita ubah sekuat
apa pun kita berusaha, membating tulang, berdoa
sepanjang malam, dan menggelontorkan banyak uang.
Kalimat ini cocok sekali untuk Yoongi khutbahkan di
hadapan Namjoon seandainya pria itu mau. Tapi kali ini
dia mencoba bersimpati meski tidak ada kata untuk
menghiburnya selain ingin menyemburkan tawa.
“Moon Halla?”
“Ya Ssaem?”
“Eh?”
“Ssaem?”
“Erm... Ya?”
“Apa kau membawa hewan piaraan?”
Namjoon mengernyit.
“Apa?”
“Menikah?”
***
“Kulihat-lihat, kau menikmati masa-masa pacaran
dengan Halla padahal sebelumnya anti sekali? Aku
penasaran.” Ungkap Yoongi.
“Halla, saya—“
“Teganya Ssaem mempernainkanku, menjadikanku
taruhan. Kupikir hubungan kita akan berhasil. Saya tidak
terima.” Halla bilang.
Bodoh.
Hei!
***
Chapter 5
“Kenapa aku harus menikahinya? Aku bersumpah
tidak pernah menidurinya! Mencium saja tidak sempat.”
Ungkap Namjoon dengan nada pelan dikalimat terakhir.
Benarkah Namjoon tidak sempat mencium?.
Itu bisa saja terjadi. Tidak ada angin tidak ada hujan
tiba-tiba pulang kampung untuk mengabarkan
pernikahan, ibunya pasti akan mrngira ia menghamili
anak orang. Lagi pula ia belum bisa membahagiakan
keluarganya. Gajinya kecil dan pas-pasan. Kemudian ia
malah harus menghidupi anak orang? Moon Halla
membayangkan masa depan yang bagaimama
dengannya? Gelandangan?
***.
Pertanyaan bodoh.
“Kau bilang ingin punya anak yang cerdas dariku?
Kau tidak akan mendapatkannya jika tidak bersiap-siap.”
Jelas Namjoon.
***
Chapter 6
Prahara dalam rumah tangga mereka cepat datang.
Sebenarnya belum ada yang mempernasalahkan,
namun Halla mulai kepikiran dan merasa kecewa pada
dirinya sendiri. Sementara Namjoon tengah asyik-
asyiknya menikmati berkah dari Tuhan yang begitu
istimewa. Sampai ia juga merasa khawatir sebab Halla
nampak murung setiap mendapatkan tamu bulanannya.
“Menyebalkan.”
“Untuk?”
The End..