Anda di halaman 1dari 11

Organel Sel

A. Mitokondria
Melalui mikroskop cahaya, mitokondria terlihat seperti butiran-butiran kecil, batang, atau filamen
dengan ukuran yang sangat beragam. Mitokondria terdapat di semua jenis sel dengan jumlah yang
bervariasi, bergantung pada jenis selnya. Pada sel-sel yang memiliki aktivitas tinggi, misalnya sel
hati dan sel otot, jumlah mitokondria mencapai lebih dari 1.000.
Dengan mikroskop elektron terlihat bahwa mitokondria memiliki membran ganda. Membran luar
membatasi mitokondria dengan sitoplasma, sedangkan membran dalam membentuk lipatan-lipatan
yang disebut krista. Krista tersebut berfungsi memperluas permukaan membran dalam untuk reaksi
respirasi. Pada sel-sel tumbuhan, krista umumnya berbentuk tubulus dan seperti vilus, sedangkan
krista pada sel hewan berbentuk seperti lembaran/ lempengan. Ruang di antara krista-krista berisi
cairan, disebut matriks, yang memiliki kepekatan lebih tinggi dibandingkan sitoplasma (Gambar di
bawah). Mitokondria memiliki ribosom-ribosom sendiri untuk membentuk protein mitokondria.
Bahkan, mitokondria memiliki DNA sehingga sifatnya ditentukan oleh DNA-nya sendiri tanpa
tergantung pada DNA inti sel.

Gambar. Mitokondria
Mitokondria merupakan organel sel yang berfungsi sebagai tempat respirasi sel untuk menghasilkan
energi karena di dalam mitokondria terdapat enzim-enzim yang diperlukan untuk reaksi respirasi.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa mitokondria adalah pembangkit energi (dinamo) bagi
sel. Energi dihasilkan dalam bentuk ATP dan digunakan untuk seluruh aktivitas sel.

B. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma (RE) merupakan organel sel berbentuk anyaman membran yang rumit
seperti jala (Latin, rete = jala). Dinamakan retikulum endoplasma karena organel tersebut pertama
kali dilihat di daerah endoplasma (sitoplasma bagian dalam). Retikulum endoplasma terbentuk dari
membran luar nucleus yang merupakan tempat melekatnya RE. Organel yang terdapat di dalam sel
hewan dan sel tumbuhan ini menghubungkan membran nukleus dengan membran sel. Secara
umum, RE berfungsi menghasilkan, mengedarkan, dan menyimpan produk-produk sel.
Retikulum endoplasma dapat berbentuk kantong pipih (sisterna), pipa (tubulus), gelembung
(vesikula), atau lembaran. Selain itu, ada dua jenis RE, yaitu RE kasar (RE granuler), dan RE
halus (RE agranuler) (Gambar di bawah). Pada permukaan membran luar RE kasar terdapat
sejumlah ribosom. Adanya ribosom memberikan penampakan kasar (bergranula) pada RE sehingga
disebut RE kasar. Retikulum endoplasma kasar berperan dalam sintesis protein karena adanya
aktivitas ribosom. Hasil dari sintesis protein tersebut disimpan dan disalurkan ke dalam sitoplasma
melalui RE.
Sesuai dengan namanya, RE halus (agranuler) tidak memiliki ribosom pada permukaan membran
luarnya sehingga tampak halus. Retikulum endoplasma halus berperan dalam sintesis dan
transportasi glikogen, lemak (kolesterol), dan steroid. Pada sel otot, RE disebut retikulum
sarkoplasma dan berfungsi sebagai medium untuk konduksi impuls dan transport ion kalsium (Ca 2+)
yang diperlukan dalam kontraksi otot.

C. Ribosom
Ribosom merupakan organel terkecil (berdiameter 20 nm) yang terdapat di dalam sitoplasma
sehingga ribosom hanya terlihat dengan bantuan mikroskop elektron. Masing-masing ribosom
memiliki dua subunit, satu subunit lebih besar daripada subunit lainnya. Kedua subunit tersebut
akan bersatu dalam proses sintesis protein, tetapi segera terpecah setelah sintesis protein selesai.
Ribosom tidak selalu melekat pada permukaan membran RE, tetapi juga terdapat secara bebas di
dalam matriks sitoplasma. Ribosom berperan dalam sintesis protein. Ribosom yang melekat pada
RE dalam sintesis protein untuk disekresikan ke luar sel, sedangkan ribosom bebas menghasilkan
protein struktural dan enzim yang digunakan untuk metabolisme se itu sendiri. Ribosom bebas
terdapat di dalam semua sel, kecuali sel-sel darah merah (eritrosit) matang. Baik ribosom bebas
maupun ribosom yang menempel pada RE, keduanya terdapat dalam rangkaian yang
disebut poliribosom atau polisom.

D. Badan Golgi
Gambar. Camillo Golgi
Badan Golgi atau disebut juga aparatus Golgi merupakan organel sel yang terdiri atas setumpuk
kantong pipih yang dibatasi oleh membran. Badan Golgi pertama kali ditemukan pada tahun 1898
oleh seorang ahli histologi Italia bernama Camillo Golgi (Gambar di samping). Organel ini terdapat
di dalam semua sel (sel hewan dan sel tumbuhan), terutama sel-sel yang aktif melakukan sekresi.
Pada sel-sel tumbuhan, badan Golgi disebut diktiosom. Di dalam sel, badan Golgi terletak di dekat
nukleus atau RE.
Fungsi utama badan Golgi adalah untuk menyimpan hasil sekresi sel. Badan Golgi juga
menyimpan protein dan lemak yang disintesis di dalam RE, dengan cara menggabungkan vesikula-
vesikula yang lepas dari RE (halus atau kasar) dengan kantong pipih badan Golgi. Hasil sekresi sel
disimpan di dalam vesikula-vesikula yang akan bergerak menuju membran sel untuk mengeluarkan
hasil sekresi sel. Sebagai contoh, beberapa enzim pencernaan dari getah pankreas berasal dari
badan Golgi di dalam sel-sel pankreas. Pada sel-sel tumbuhan, badan Golgi (diktiosom) menyintesis
selulosa, yaitu bahan pembentuk dinding sel. Badan Golgi juga membentuk lendir (mukus) dengan
cara menggabungkan gula dengan partikel protein. Vesikula-vesikula berisi protein pada badan
Golgi dapat disimpan di dalam sitoplasma sebagai lisosom (Gambar di bawah).
E. Lisosom
Lisosom merupakan organel kecil berdiameter 0,25—0,75 gm yang dibungkus/ dibatasi membran
dan berisi enzim-enzim hidrolisis (Gambar di bawah). Ukuran lisosom lebih besar daripada ribosom,
tetapi lebih kecil daripada mitokondria. Lisosom berasal dari RE atau badan Golgi.
Contoh enzim hidrolisis yang terdapat di dalam lisosom, antara lain fosfatase, ribonuklease,
deoksiribonuklease, lipase, protease, dan sulfatase. Membran yang membungkus lisosom berfungsi
mencegah enzim-enzim tersebut merembes masuk ke sitoplasma dan menghancurkan organel-
organel sel lainnya.
Lisosom terdapat pada hampir semua sel hewan, kecuali sel-sel darah merah Mammalia. Lisosom
tidak dijumpai pada sel-sel tumbuhan. Lisosom terdapat dalam jumlah yang sangat banyak pada
sel-sel fagosit, contohnya sel-sel darah putih. Jika suatu sel mati, lisosomnya akan pecah dan
melepaskan enzim-enzim yang akan mencerna sisa-sisa sel tersebut dengan proses yang
disebut autolisis. Karena enzim lisosom dapat mencerna protein, karbohidrat, dan asam nukleat,
lisosom dianggap sebagai organ pencernaan intraseluler. Selain itu, karena dapat mencerna bakteri
yang difagosit oleh sel, lisosom juga dianggap sebagai alat pertahanan sel.

F. Badan Mikro
Badan mikro merupakan organel yang memiliki kemiripan dengan lisosom, yaitu sama-sama
dikelilingi oleh membran tunggal dan sama-sama berisi enzim-enzim. Perbedaannya adalah badan
mikro berukuran lebih kecil daripada lisosom dan di dalam sel jumlahnya lebih banyak dibandingkan
lisosom. Ada dua macam badan mikro, yaitu peroksisom dan glioksisom.
Gamba. Badan mikro
Peroksisom mengandung enzim oksidase, yaitu katalase yang berperan mengatalisis proses
perombakan hidrogen peroksida (agen pengoksidasi yang sangat berbahaya bagi metabolisme sel)
menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Hidrogen peroksida (H2O2) adalah produk sampingan reaksi-
reaksi metabolisme tertentu. Pada hewan, peroksisom terutama terdapat di dalam sel-sel hati dan
ginjal, sedangkan pada tumbuhan, peroksisom terdapat di dalam beberapa tipe sel. Adapun
glioksisom terdapat di dalam sel-sel tumbuhan, terutama sel-sel biji yang sedang berkecambah.
G. Vakuola
Vakuola merupakan organel bermembran tunggal yang berisi cairan. Vakuola terbentuk dari
pelipatan dan penonjolan sebagian membran sel atau dari perbesaran vesikula yang terputus dari
badan Golgi. Pada sel-sel tumbuhan muda biasanya terdapat beberapa vakuola kecil yang, seiring
dengan matangnya sel, bersatu membentuk suatu struktur permanen besar yang disebut vakuola
tengah. Vakuola tengah itu menempati lebih dari 80% volume sel (Gambar di bawah).

Vakuola pada sel-sel tumbuhan berisi cairan yang disebut getah sel, yaitu suatu cairan yang
mengandung garam-garam, gula, asam organik, protein, lemak, tannin, pigmen terutama antosianin,
dan bahan-bahan buangan. Bahan buangan yang biasa terdapat di dalam vakuola adalah kalsium
oksalat yang berasal dari asam oksalat. Bahan-bahan yang terdapat di dalam vakuola digolongkan
sebagai bahan-bahan ergastik, yaitu bahan-bahan hasil metabolisme sel. Membran yang
mengelilingi vakuola pada sel-sel tumbuhan dinamakan tonoplas.
Pada sel-sel hewan juga terdapat vakuola, tetapi biasanya berukuran sangat kecil dan tidak
permanen. Vakuola yang berukuran kecil disebut vesikula dan berisi bahan-bahan makanan padat
atau cair yang tertelan. Hewan bersel satu, seperti Amoeba dan Paramecium, memiliki dua macam
vakuola, yaitu vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna makanan dan vakuola
kontraktil yang berfungsi sebagai osmoregulator.

H. Plastida
Plastida merupakan badan organel dalam sitoplasma yang memiliki struktur dan fungsi khusus.
Plastida hanya ditemukan pada sel-sel tumbuhan dan beberapa jenis Protista. Tumbuhan tingkat
tinggi umumnya mengandung banyak plastida tiap selnya, sedangkan sel-sel tumbuhan tingkat
rendah tidak mengandung plastida. Kalaupun ada, hanya 1 atau 2 plastida dalam tiap selnya.
Berdasarkan pigmen yang dikandungnya, ada beberapa macam plastida, yaitu 1) kloroplas,
mengandung pigmen klorofil sehingga berwarna hijau; 2) kromoplas, mengandung pigmen
karotenoid sehingga berwarna jingga atau kuning keemasan; 3) phaeoplas, mengandung pigmen
fukosantin sehingga berwarna cokelat; 4) rodoplas, mengandung pigmen fikoeritrin sehingga
berwarna merah; 5) leukoplas yang tidak mengandung pigmen sehingga tidak memiliki warna.
Leukoplas dapat berisi butir amilum, protein, atau lemak. Jika berisi amilum, disebut amiloplas,
sedangkan jika berisi lemak, disebut elaioplas, contohnya pada lumut hati dan tumbuhan monokotil.
Jika berisi protein disebut proteoplas.
Dari semua plastida tersebut, kloroplas merupakan plastida yang paling penting secara fisiologis
karena berperan dalam fotosintesis. Pada tumbuhan darat, kloroplas terdapat dalam jumlah yang
melimpah pada jaringan fotosintetik, yaitu jaringan mesofil daun dan jaringan korteks luar batang
tumbuhan herbaseus. Jaringan mesofil yang memiliki kloroplas dinamakan klorenkim. Di dalam
satu sel mesofil terdapat lebih dari 50 kloroplas.

Kloroplas merupakan organel yang memiliki membran ganda, yaitu membran luar yang halus dan
tidak terputus, serta membran dalam yang membentuk percabangan yang disebut lamela (jamak:
lamelae). Membran dalam kaya akan fosfolipid dan protein serta mengandung pigmen-pigmen,
terutama klorofil yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Tumpukan lamelae membentuk
tilakoid, yaitu kantong bulat dan pipih yang mengandung pigmen fotosintetik sehingga merupakan
tempat terjadinya fotosintesis. Bagian-bagian tempat terdapatnya tumpukan tilakoid
disebut granum (jamak: grana). Grana dikelilingi oleh stroma, yaitu suatu cairan atau matriks berair
yang mengandung DNA, ribosom, tetes lemak, dan butir-butir amilum.

I. Sentrosom Dan Sentriol


Sentrosom dijumpai pada sel-sel hewan, tetapi tidak dijumpai pada sel-sel tumbuhan. Sentrosom
terdiri atas dua badan silindris berlubang, yaitu sentriol, yang terdapat di dalam sitoplasma tepatnya
di samping kiri dan kanan nukleus. Kedua sentriol tersebut biasanya terletak saling berhadapan
dengan sudut tegak lurus. Setiap sentriol tersusun atas 9 x 3 mikrotubulus seperti yang terlihat
pada Gambar di bawah. Mikrotubulus adalah serabut silindris berongga yang tersusun atas protein
globuler yang disebut tubulin. Sentriol berfungsi sebagai kutub-kutub pembelahan pada saat
pembelahan sel.
Demikian tulisan mengenai organel sel. Terima kasih.
Sumber:
Pujiyanto, Sri.(2012). Menjelajah Dunia BIOLOGI 2 Untuk kelas XI SMA dan MA. Platinum: So

Anda mungkin juga menyukai