a. Mitokondria
Mitokondria merupakan organel sel yang berfungsi sebagai tempat respirasi sel
untuk menghasilkan energi karena di dalam mitokondria terdapat enzim-enzim
yang diperlukan untuk reaksi respirasi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
mitokondria adalah pembangkit energi (dinamo) bagi sel. Energi dihasilkan dalam
bentuk ATP dan digunakan untuk seluruh aktivitas sel.
b. Retikulum Endoplasma
c. Ribosom
Ribosom tidak selalu melekat pada permukaan membran RE, tetapi juga terdapat
secara bebas di dalam matriks sitoplasma. Ribosom berperan dalam sintesis
protein. Ribosom yang melekat pada RE dalam sintesis protein untuk disekresikan
ke luar sel, sedangkan ribosom bebas menghasilkan protein struktural dan enzim
yang digunakan untuk metabolisme se itu sendiri. Ribosom bebas terdapat di
dalam semua sel, kecuali sel-sel darah merah (eritrosit) matang. Baik ribosom
bebas maupun ribosom yang menempel pada RE, keduanya terdapat dalam
rangkaian yang disebut poliribosom atau polisom.
d. Badan Golgi
Badan Golgi atau disebut juga aparatus Golgi merupakan organel sel yang terdiri
atas setumpuk kantong pipih yang dibatasi oleh membran. Badan Golgi pertama
kali ditemukan pada tahun 1898 oleh seorang ahli histologi Italia bernama
Camillo Golgi (Gambar di samping). Organel ini terdapat di dalam semua sel (sel
hewan dan sel tumbuhan), terutama sel-sel yang aktif melakukan sekresi. Pada
sel-sel tumbuhan, badan Golgi disebut diktiosom. Di dalam sel, badan Golgi
terletak di dekat nukleus atau RE.
Fungsi utama badan Golgi adalah untuk menyimpan hasil sekresi sel. Badan Golgi
juga menyimpan protein dan lemak yang disintesis di dalam RE, dengan cara
menggabungkan vesikula-vesikula yang lepas dari RE (halus atau kasar) dengan
kantong pipih badan Golgi. Hasil sekresi sel disimpan di dalam vesikula-vesikula
yang akan bergerak menuju membran sel untuk mengeluarkan hasil sekresi sel.
Sebagai contoh, beberapa enzim pencernaan dari getah pankreas berasal dari
badan Golgi di dalam sel-sel pankreas. Pada sel-sel tumbuhan, badan Golgi
(diktiosom) menyintesis selulosa, yaitu bahan pembentuk dinding sel. Badan Golgi
juga membentuk lendir (mukus) dengan cara menggabungkan gula dengan partikel
protein. Vesikula-vesikula berisi protein pada badan Golgi dapat disimpan di
dalam sitoplasma sebagai lisosom (Gambar di bawah).
e. Lisosom
Lisosom terdapat pada hampir semua sel hewan, kecuali sel-sel darah merah
Mammalia. Lisosom tidak dijumpai pada sel-sel tumbuhan. Lisosom terdapat
dalam jumlah yang sangat banyak pada sel-sel fagosit, contohnya sel-sel darah
putih. Jika suatu sel mati, lisosomnya akan pecah dan melepaskan enzim-enzim
yang akan mencerna sisa-sisa sel tersebut dengan proses yang disebut autolisis.
Karena enzim lisosom dapat mencerna protein, karbohidrat, dan asam nukleat,
lisosom dianggap sebagai organ pencernaan intraseluler. Selain itu, karena dapat
mencerna bakteri yang difagosit oleh sel, lisosom juga dianggap sebagai alat
pertahanan sel.
f. Badan Mikro
Badan mikro merupakan organel yang memiliki kemiripan dengan lisosom, yaitu
sama-sama dikelilingi oleh membran tunggal dan sama-sama berisi enzim-enzim.
Perbedaannya adalah badan mikro berukuran lebih kecil daripada lisosom dan di
dalam sel jumlahnya lebih banyak dibandingkan lisosom. Ada dua macam badan
mikro, yaitu peroksisom dan glioksisom.
g. Vakuola
Pada sel-sel hewan juga terdapat vakuola, tetapi biasanya berukuran sangat kecil
dan tidak permanen. Vakuola yang berukuran kecil disebut vesikula dan berisi
bahan-bahan makanan padat atau cair yang tertelan. Hewan bersel satu, seperti
Amoeba dan Paramecium, memiliki dua macam vakuola, yaitu vakuola makanan
yang berfungsi untuk mencerna makanan dan vakuola kontraktil yang berfungsi
sebagai osmoregulator.
h. Plastida
Plastida merupakan badan organel dalam sitoplasma yang memiliki struktur dan
fungsi khusus. Plastida hanya ditemukan pada sel-sel tumbuhan dan beberapa
jenis Protista. Tumbuhan tingkat tinggi umumnya mengandung banyak plastida
tiap selnya, sedangkan sel-sel tumbuhan tingkat rendah tidak mengandung
plastida. Kalaupun ada, hanya 1 atau 2 plastida dalam tiap selnya.
Dari semua plastida tersebut, kloroplas merupakan plastida yang paling penting
secara fisiologis karena berperan dalam fotosintesis. Pada tumbuhan darat,
kloroplas terdapat dalam jumlah yang melimpah pada jaringan fotosintetik, yaitu
jaringan mesofil daun dan jaringan korteks luar batang tumbuhan herbaseus.
Jaringan mesofil yang memiliki kloroplas dinamakan klorenkim. Di dalam satu sel
mesofil terdapat lebih dari 50 kloroplas.
Kloroplas merupakan organel yang memiliki membran ganda, yaitu membran luar
yang halus dan tidak terputus, serta membran dalam yang membentuk
percabangan yang disebut lamela (jamak: lamelae). Membran dalam kaya akan
fosfolipid dan protein serta mengandung pigmen-pigmen, terutama klorofil yang
memberi warna hijau pada tumbuhan. Tumpukan lamelae membentuk tilakoid,
yaitu kantong bulat dan pipih yang mengandung pigmen fotosintetik sehingga
merupakan tempat terjadinya fotosintesis. Bagian-bagian tempat terdapatnya
tumpukan tilakoid disebut granum (jamak: grana). Grana dikelilingi oleh stroma,
yaitu suatu cairan atau matriks berair yang mengandung DNA, ribosom, tetes
lemak, dan butir-butir amilum.
Sentrosom dijumpai pada sel-sel hewan, tetapi tidak dijumpai pada sel-sel
tumbuhan. Sentrosom terdiri atas dua badan silindris berlubang, yaitu sentriol,
yang terdapat di dalam sitoplasma tepatnya di samping kiri dan kanan nukleus.
Kedua sentriol tersebut biasanya terletak saling berhadapan dengan sudut tegak
lurus. Setiap sentriol tersusun atas 9 x 3 mikrotubulus seperti yang terlihat
pada Gambar di bawah. Mikrotubulus adalah serabut silindris berongga yang
tersusun atas protein globuler yang disebut tubulin. Sentriol berfungsi sebagai
kutub-kutub pembelahan pada saat pembelahan sel.