TINJAUAN PUSTAKA
Sel-sel sistem imun berasal dari sel prekursor (induk) yang pleuripoten
dalam sumsum tulang yang kemudian berdiferensiasi menjadi sel premieloid,
sel limfosit (T dan B) dan sel pre-monosit yang berdiferensiasi menjadi sel
monosit-makrofag.(Baratawidjaya, Rengganis, 2014)
Pada janin usia 3 bulan, sel induk hematopoetik telah bermigrasi dari
yolk sac ke hati janin dan selanjutnya mengkolonisasi limpa. Kedua organ
tersebut mempunyai oeran utama dalam hematopoiesis ada usia janin 3-7
bulan. Sesudah itu diferensiasi sel induk dalam hematopoiesis dalam hati atau
limpa.(Baratawidjaya, Rengganis, 2014)
A. Fagosit mononuklear
Sistem fagosit mononuklear terdiri atas monosit dalam sirkulasi dan
makrofag dalam jaringan.(Baratawidjaya, Rengganis, 2014)
1. Monosit
Selama hematopoiesis dalam sumsum tulang, sel progenitor
granulosit/monosit berdiferensiasi menjadi premonosit yang
meninggalkan sumsum tulang dan masuk dalam sirkulasi untuk
selanjutnya berdiferensiasi menjadi monosit matang dan berperan
berbagai fungsi. Monosit adalah fagosit yang didistriubsi secara luas di
organ limfoid dan organ lainnya. (Baratawidjaya, Rengganis, 2014)
Monosit berperan sebagai APC, mengenal, menyerang mikroba dan sel
kanker dan juga memproduksi sitokin, mengerahkan pertahanan
sebagai respon terhadap infeksi. (Baratawidjaya, Rengganis, 2014)
2. Makrofag
Monosit yang seterusnya hidup dalam jaringan sebagai makrofag
residen (fixed macrophage), berbentuk khusus yang tergantung dari
jaringan yang ditempati dan dinamai sesuai dengan lokasi jaringan
sebagai berikut :(Baratawidjaya, Rengganis, 2014)
1. Usus : Makrofag intestinal
2. Kulit : sel dendritik atau sel langerhans
3. Paru : makrofag alveolar sel langhans
4. Jaringan ikat : histiosit
5. Hati : sel Kuppfer
6. Ginjal : sel mesangial
7. Otak : sel mikroglia
8. Tulang : osteoklas
Makrofag dapat hidup lama, mempunyai beberapa granul dan melepas beberapa
bahan antar lain : (Baratawidjaya, Rengganis, 2014)
1. Lisosom
Lisosom adalah organel sitoplasma yang memiliki membran dan
mengandung enzim hidrolitik multipel seperti ribonuklease,
deoksiribonuklease, fosfatase, glikosidase, kolagenase, arilsilfatasa dan
katespin. Enzim-enzim tersebut dapat keluar dari fagosom sel
2. Endosom
Endosom adalah vesikel intraselluler berukuran 0,1-0,2 m yang
diproduksi melalui endositosis. Protein ekstraseluler dimakan dan
selanjutnya diproses menjadi antigen. Endosom memiliki pH asam dan
mengandung enzim proteolitik yang memecah protein menjadi peptida dan
selanjutnya diikat MHC-II.
3. Mitokondria
A. Neutrofil
Neutrofil Kdang disebut soldier of the body karena merupakan sel
pertama yang dikerahkan ketempat bakteri masuk dan berkembang dalam
tubuh. Neutrofil merupakan sebagain besar dari leukosit dalam sirkulasi.
Biasanya hanya berada dalam sirkulasi kurang dari 7-10 jam sebelum
bermigrasi ke jaringan dan hidup selama beberapa hari dalam jaringan.
Neutrofil dapat mengenal patogen secara langsung. Ikatan dengan patogen
dan fagositosis dapat meningkat bila antibodi atau komplemen yang
berfungsi sebagai opsinin diikatnya. Tanpa bantuan antibodi spesifik,
komplemen dalam serum dapat mengendapkan fragmen protein
dipermukaan patogen sehingga memudahkan untuk diikat oleh
neutrofildan fagositosis. Neutrofil menghancurkan mikroba melalui jalur
oksigen independen (lisozim, laktoferin, ROI, enzim proteolitik, katepsin
G dan protein kationik) dan oksigen dependen.
B. Eosinofil
Eosinofil merupakan 2-5% dari sel darah putih orang sehat tanpa alergi.
Seperti neutrofil, eosinofil juga dapat berfungsi sebagai fagosit. Eosinofil
dapat pula dirangsang untuk degranulasi seperti halnya dengan sel mast
dan basofil serta melepas mediator. Eosinofil juga berperan pada imunitas
parasit. Fungsi utama eosinofil adalah melawan infeksi parasit dan dapat
juga memakan kompleks antigen antibodi.
Jumlah sel basofil yang ditemukakn dalam sirkulasi darah sangat sedikit
yaitu, <0,5% dari seluruh sel darah putih. Basofil diduga juga dapat berfungsi
sebagai fagosit tetapi yang jelas sel tersebut melepas mediator inflamasi. Sel
mast adalah sel yang dalan struktur, fungsi dan proliferasinya serupa dengan
basofil. Bedanya adalah sel mast hanya ditemukan dalam jaringan yang
berhubungan dengan pembuh darah dan basofil dalam darah.(Baratawidjaya,
Rengganis, 2014)
Basofil dan sel mast yang diaktifkan juga melepas berbagai sitokin. Sel
mast emiliki reseptor untuk IgE dan karenanya dapat diaktifkan oleh alergen
yang spesifik. Selain pada reaksi alergi, sel mast juga berperan dalam
pertahanan penjamu, imunitas terhadap parasit dalam usus dan invasi bakteri.
Jumlahnya menurun pada sindrom imunodefisiensi. (Baratawidjaya,
Rengganis, 2014)
Ada dua macam sel mast, yaitu terbanyak sel mast jaringan dan mukosa.
Yang pertama ditemukan sekitar pembuluh darah dan mengandung sejumlah
histaminda heparin. Pelepasan mediator tersebut dihambat kromoglikat yang
mencegah influks kalsium ke dalam sel. Sel mast golongan kedua ditemukan
pada saluran cerna dan nafas. Proliferasinya dipacu IL-3 dan IL-4 dan
ditingkatkan pada infeksi parasit. Kecuali melalui mekanisme Ige, sel mast
dapat pula diaktifkan dan melepas mediator atas pengaruh PAF, C3a, C5a,
PGF2, fosfolipase, kimotripsin dan sengatan serangga. Bahan seperti
adrenalin, simultan, PGE1, PGE2 dan ketotifen menghambat degranulasi
sedang berbagai faktor nonimun seperti latihan jasmani, tekanan, trauma,
panas dan dingin dapat pula mengaktifkan dan degranulasi sel
mast.(Baratawidjaya, Rengganis, 2014)
Mediator-mediator yang dilepas basofil dan sel mast
1. Mediator preformed
Amine : histamin, serotonin
Protease netral : tirptase, protease kemotriptik
Proteoglikan : heparin. Konrdroitin sulfat
Hidrolase asam : -heksosaminidase, -glukoronidase
Faktor kemotaktik
2. Newly generated
Produk asam arakidonat
Leukotrin : LTC4, LTD4, LTE4
Produk siklooksigenase (PGD2)
PAF
3. Sitokin (faktor pertumbuhan dan regulator)
IL-1, IL-3, IL-4, Il-5, IL-6
Faktor inflamasi (TGF-, TNF-)
IFN-
GM-CSF
Limfosit terdiri atas sel B, sel T (Th, Tc/CTL, Tr) dan sel NK. Yang
akhir adalah golongan limfosit ketiga sesudah sel T dan sel B. Jumlahnya
sekitar 5-15% dari limfosit dalam sirkulasi dan 45% dari limfosit dalam
jaringan. Sel NK berkembang dari sel asal progenitor yang sama dari sel B
dan sel T, namun bukan sel progenitor sel B dan sel T. Istilah NK berasal dari
kemampuannya yang dapat membunuh berbagai sel tanpa bantuan tambahan
untuk aktivasinya.(Baratawidjaya, Rengganis, 2014)
2.6.Sel Dendritik
Sel dendritik (SD) atau APC berasal dari sel asal dalam sumsum tulang
atau dari prekursor monosit dalam darah atau dari monosit sendiri.
Alternatif prekursor SD adalah dalam timus yang dapat menjadi SD, sel T
dan sel NK. Sd ditemukan dalam jumlah < 0,1% dalalm darah. SD
berfungsi sebagai APC yang berperan pada awal pengenalan protein asing,
mengawali respon imunitas selular dan humoral. Sel dendritik berfungsi
dalam mengenal antigen, mengikat, mengolah dan menginterpretasikan
antigen sel T atau sel B. (Baratawidjaya, Rengganis, 2014)
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, A.K., Lichtman, A.H., & Pillai, S., 2014, Basic Immunology, Fourth
Edition, Elsevier, Saunders, Philadelphia.
Baratawidjaja KG, Rengganis Iris, 2014. Imunology Dasar, Edisi 11, badan
penerbit FKUI, Jakarta.
Coligan, J.E., Bierer, B.E., Margulies, D.H., Shevach, E.M., & Strober, W., 2010,
Current Protocol in Immunology, Supplement 1, 91, 2-3, John Wiley &
Sons, Inc., Baltimore.