Anda di halaman 1dari 5

Tugas Biomedik

Desinfektan Dan Antiseptik

Pembimbing :
Retno Sasongkowati
Disusun Oleh Tingkat I A :
1. Nila Prameswari (P27820414031)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


PRODI D-III KEPERAWATAN SIDOARJO
TAHUN AJARAN 2014 / 2015
A. Desinfeksi

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau
secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh
mikroorganisme patogen. Desinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat
digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik. Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk
membersihkan alat-alat tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat
menghambat proses disinfeksi.

Macam-macam desinfektan yang digunakan:

1.Alkohol

Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol
yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi
permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi
permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa.

2. Aldehid

Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran gigi, baik
tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang kuat.
Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas
dengan kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades,
karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus
memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan glutaraldehid 2%
efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu
10-20 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10 jam.

3.Biguanid

Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang
kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen
digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air
digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan
sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-).
Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan
salivary mucus.
4. Senyawa halogen

Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide. Walaupun
murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan cepat diinaktifkan oleh
bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine).

5.Fenol

Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat
yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal
dan sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini,
banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.

6.Klorsilenol

Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai
antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai
desinfektan (misalnya Dettol).

7. Klorin
Senyawa klorin yang paling aktif adalah asam hipoklorit. Mekanisme kerjanya adalah
menghambat oksidasi glukosadalam sel mikroorganisme dengan cara menghambat enzim-
enzim yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat . Kelebihan dari disinfektan ini adalah
mudah digunakan, dan jenis mikroorganisme yang dapat dibunuh dengan senyawa ini juga cukup
luas, meliputi bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Kelemahan dari disinfektan
berbahan dasar klorin adalah dapat menyebabkan korosi pada pH rendah (suasana asam),
meskipun sebenarnya pH rendah diperlukan untuk mencapai efektivitas optimum disinfektan ini.
Klorin juga cepat terinaktivasi jika terpapar senyawa organik tertentu.
8. Iodin
Iodin merupakan disinfektan yang efektif untuk proses desinfeksi air dalam skala kecil. Dua
tetes iodine 2% dalam larutanetanol cukup untuk mendesinfeksi 1 liter air jernih. Salah satu
senyawa iodine yang sering digunakan sebagai disinfektan adalah iodofor. Sifatnya stabil,
memiliki waktu simpan yang cukup panjang, aktif mematikan hampir semua sel bakteri, namun
tidak aktif mematikan spora, nonkorosif, dan mudah terdispersi. Kelemahan iodofor diantaranya
aktivitasnya tergolong lambat pada pH 7 (netral) dan lebih dan mahal. Iodofor tidak dapat
digunakan pada suhu lebih tinggi dari 49 C.
A. Antiseptik

Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada
jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati. Desinfektan dapat pula digunakan
sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya.

Antiseptik atau germisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan
kulit dan membran mukosa. Antiseptik berbeda dengan antibiotik dan disinfektan, yaitu
antibiotik digunakan untuk membunuh mikroorganisme di dalam tubuh, dan disinfektan
digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati. Hal ini disebabkan antiseptik
lebih aman diaplikasikan pada jaringan hidup, daripada disinfektan. Penggunaan disinfektan
lebih ditujukan pada benda mati, contohnya wastafel atau meja. Namun, antiseptik yang kuat dan
dapat mengiritasi jaringan kemungkinan dapat dialihfungsikan menjadi disinfektan contohnya
adalah fenol yang dapat digunakan baik sebagai antiseptik maupun disinfektan. Penggunaan
antiseptik sangat direkomendasikan ketika terjadi epidemi penyakit karena dapat memperlambat
penyebaran penyakit.

jenis-jenis antispetik:

Mekanisme kerja antiseptik terhadap mikroorganisme berbeda-beda, misalnya saja dengan


mendehidrasi (mengeringkan) bakteri, mengoksidasi sel bakteri, mengkoagulasi
(menggumpalkan) cairan di sekitar bakteri, atau meracuni sel bakteri. Beberapa contoh antiseptik
diantaranya adalah hydrogen peroksida, garam merkuri, boric acid, dan triclosan.

1. Hidrogen Peroksida

Hidrogen peroksida (H2O2) adalah agen oksidasi, merupakan antiseptik kuat namun tidak
mengiritasi jaringan hidup.Senyawa ini dapat diaplikasikan sebagai antiseptik pada membrane
mukosa.Kelemahan dari zat ini adalah harus selalu dijaga kondisinya karena zat ini mudah
mengalami kerusakan ketika kehilangan oksigen.

Senyawa ini adalah antiseptik yang paling kuat. Merkuri klorida (HgCl) dapat digunakan untuk
mencuci tangan dengan perbandingan dalam air 1:1000. Senyawa ini dapat membunuh hampir
semua jenis bakteri dalam beberapa menit.Kelemahan dari senyawa ini adalah berkemungkinan
besar mengiritasi jaringan karena daya kerja antimikrobanya yang sangat kuat

2.Asam Borat

Asam Borat merupakan antiseptik lemah, tidak mengiritasi jaringan.Zat ini dapat
digunakan secara optimum saat dilarutkan dalam air dengan perbandingan 1:20.

3.Triclosan

Triclosan adalah antiseptik yang efektif dan populer, bisa ditemui dalam sabun, obat
kumur, deodoran, dan lain-lainTriclosan mempunyai daya antimikroba dengan spektrum luas
(dapat melawan berbagai macam bakteri) dan mempunyai sifat toksisitas minim. Mekanisme
kerja triclosan adalah dengan menghambat biosintesis lipid sehingga membran mikroba
kehilangan kekuatan dan fungsinya.

Anda mungkin juga menyukai