Penyembuhan Jaringan
jaringan dan fungsi setelah menerima suatu jejas. Penyembuhan jaringan terjadi melalui dua
reaksi, antara lain terjadinya regenerasi sel dan pembentukan jaringan parut melalui
3.1.1. Regenerasi
Beberapa jaringan mampu mengganti sel yang rusak dan kembali menjadi normal,
proses ini disebut regenerasi. regenerasi terjadi melalui proliferasi sel residu (sel yang tidak
terkena jejas) yang tetap mempunyai kapasitas untuk membelah, dan pergantian melalui sel
punca (Stem cell). Hal ini merupakan respon khas terhadap jejas pada epitel yang membelah
dengan cepat pada kulit dan usus dan beberapa organ parenkim, seperti hati1.
jaringan ikat (fibrotik), suatu proses yang menghasilkan jaringan parut. Walaupun jaringan
parut tidak dapat melakukan fungsi sel parenkim yang telah hilang, tetapi dapat memberikan
Regenerasi sel dan jaringan cedera melibatkan proliferasi sel, yang diatur oleh faktor
Beberapa sel berproliferasi selama pemulihan jaringan. Proliferasi sel tersebut dipacu
oleh protein yang disebut dengan faktor pertumbuhan. Produksi faktor pertumbuhan
polipeptida dan kemampuan sel untuk membelah karena respon faktor tersebut merupakan
Ukuran populasi sel yang normal ditentukan oleh kesimbangan proliferasi sel,
kematian sel akibat apoptosis, dan timbulanya sel baru yang telah berdiferensiasi yang
berasal dari Stem cell. Proses penting pada proliferasi sel ialah replikasi DNA dan mitosis.
Urutan kejadian yang mengatur kedua proses ini disebut siklus sel. Sel yang tidak membelah
berada pada siklus sel istirahat pada fase G1 atau telah keluar dari siklus sel dan berada di
fase G0. Faktor pertumbuhan menstimulasi transisi dari G0 ke fase G1 dan ke dalam sintesa
DNA (S), G2, dan fase mitosis (M). Progresi diatur oleh siklin, dengan aktivitas yang diatur
oleh kinase dependen pada siklin. Segera setelah sel masuk fase S, terjadi replikasi DNA dan
Gambar 3.2. Mekanisme mengatur populasi sel. Jumlah sel dapat diubah melalui peningkatan atau
penurunan input Stem cell, kematian sel oleh apoptosis, atau perubahan lecepatan
proliferasi atau diferensiasi 1.
Proses transisi diantara tingkatan mitosis dipicu oleh peningkatan aktivitas cyclin-
dependent kinase (CDK). Setiap CDK mengatur aktivitas yang merupakan bagian dari target
selular spesifik untuk kemajuan melalui transisi individual dengan siklus sel 2.
Gambar 3.3. Siklus Sel 3.
Cyclin-dependent kinase (CDK) diatur oleh sintesi konstan dan rincian siklin
spesifik. Siklin-CDK yang kompleks juga diatur oleh pengikatan CDK inhibitor. CDK
inhibitor sangat penting pada fase G1 kemudian pada fase S dan G2 dan pada tempat
pemeriksaan M, di mana ketepatan dan kecepatan waktu dari sintesis dan replikasi DNA
diawasi. Ketika DNA ditemukan mengalami kerusakan, TP53 (p53) diseimbangkan dan
menginduksi transkripsi dari CDKN1A (p21), sebuah inhibitor yang menahan sel di dalam
G1 atau G2. Jika DNA rusak terlalu parah, maka TP53 akan memulai apoptosis 2.
kapasitas proliferasi intrinsik. Berdasarkan criteria ini, jaringan tubuh dibagi atas 3
kelompok.
Sel dari kelompok jaringan ini akan terus hilang dan diganti oleh Stem cell yang
mengalami pematangan dan melalui proliferasi sel matur. Termasuk sel labil ialah sel
hamtopoietik dari sumsum tulang dan semua sel epitel permukaan, misalnya sel epitel
berlapis gepeng pada kulit, rongga mulut, vagina, dan serviks; epitel kubik duktus
2. Jaringan stabil.
Sel kelompok ini bersifat diam dan hanya mempunyai aktivitas replikasi terbatas pada
keadaan normal. Tetapi sel ini mampu berproliferasi merespons jejas atau apabila ada
jaringan yang rusak. Sel stabil membetnuk jaringan parenkim organ padat, misalnya
hati, ginjal, dan pancreas. Termasuk pula sel endotel, fibroblast, dan otot polos;
proliferasi sel ini penting pada penyembuhan luka, Jaringan stabil mempunyai
3. jaringan permanen.
Sel jaringan dianggap telah selesai berdiferensiasi kengkap dan bersifat non-
proliferatif setelah kelahiran sel. Termasuk kelompok sel permanen adalah neuron
dan otot jantung. Sehingga jejas pada otak dan jantung bersifat irreversible dan akan
menghasilkan jaringan parut, karena neuron dan miosit jantung tidak dapat
beregenerasi. Replikasi Stem cell terbatas dan diferensiasi terjadi pada beberapa
daerah otak dewasa dan ada bukti bahwa Stem cell jantung dapat berproliferasi
mencukupi untuk regenerasi jaringan akibat jejas. Otot lurik biasanya dikelompookan
ke dalam jaringan permanen, namun adanya sel satelit yang melekat pada lapisan
Pada jaringan yang mampu membelah, sel matur telah berdiferensiasi lengkap dan
hidup. Ketika sel matur mati, jaringan akan diganti oleh sel yang berdiferensiasi berasal dari
Stem cell. Jadi pada jaringan inin terjadi keseimbangan homeostatik antara replikasi,
pergantian sel sendiri, diferensiasi Stem cell dan kematian sel matur, yang berdiferensiasi
lengkap. Hubungan itu jelas tampak pada sel epitel kulit yang terus membelah dan epitel
saliran cerna, di mana Stem cell terletak dekat dengan lapisan basal, dan sel mengalami
diferensiasi ketika bermigrasi ke lapisan atas epitel sebelum sel mati dan dilepaskan dari
permukaan.
Karakteristik Stem cell ialah mempunyai dua kemampuan: kapasitas mengganti diri
sendiri dan replikasi asimetrik. Replikasi asimetrik berarti apabila sebual Stem cell
membelah, satu sel anak akan mengikuti jalur berbeda dan menjadi sel matur, sedang yang
lainnya tetap merupakan Stem cell tanpa diferensiasi yang mempertahankan kemampuan
kapasitas ganti diri sendiri. Karena adanya kemampuan penggantian diri sendiri maka Stem
cell dapat mengatur populasi prekursor yang fungsional untuk waktu yang lama. Walaupun
bahan rujukan penuh dengan deskripsi Stem cell, pada dasarnya dijumpai dua jenis:
1. Stem cell embrionik (Sel ES)
Merupakan Stem cell yang paling tidak berdiferensiasi. Ditemui pada bagian dalam
sel blastosis dab mempunyai kemampuan penggantian sek yang sangat ekstensif.
Sehingga dapat bertahan dalam kultur jaringan selama satu tahun tanpa mengalami
diferensiasi. Pada lingkungan kultur yang tepat, sel ES dapat diinduksi untuk
membentuk sel khusus dari seluruh jantung, sel hati, dan sel pulau pancreas. Fungsi
Disebut juga stem sel jaringan, kurang berdiferensiasi dibandingkan sel ES dan
dijumpai di antara sel yang telah berdiferensiasi dalam organ atau jaringan. Namun,
seperti sel ES, mempunyai kapasitas penggantin diri sendiri, ealaupun agak terbatas.
Sebaliknya, potensi lineasi (kemampuan berubah menjadi sel khusus) terbatas pada
sel yang telah mengalami diferensiasi di jaringan atau organ di mana sel tersebut
dijumpai.
ketahanan hidup dan proliferasi sel tertentu dan juga bisa mengakibatkan migrasi,
diferensiasi, dan respon selular lain. Faktor pertumbuhan menginduksi proliferasi sel melalui
ikatan dengan reseptor spesifik dan mempengaruhi ekspresi gen yuang menghasilkan produk
3. Mencegah apoptosis.
Aktivitas utama faktor pertumbuhan adalah menstimulasi fungsi gen pengatur pertumbuhan
yang banyak diantaranya disebut proto-onkogen karena mutasi yang terjadi akan
mengakibatkan proliferasi sel tanpa kendali yang merupakan karakteristik pada kanker
(onkogenesis)1.
Tabel 3.1. Faktor pertumbuhan yang berperan pada regenerasi dan pemulihan jaringan1.
Faktor pertumbuhan umumnya berfungsi dengan berikatan pada reseptor
spesifik di permukaan sel dan memicu sinyal biokimia dalam sel. Jalur sinyal intrasel utama
yang diinduksi oleh faktor pertumbuhan mirip dengan reseptor sel lain yang mengenali ligan
ekstrasel. Secara umum sinyal ini merangsang atau menekan ekspresi gen. Sinyal dapat
terjadi langsung di sel yang sama, yang menghasilkan faktor tersebut (sinyal autokrin), atau
antara sek yang berdekatan (sinyal parakrin), atau mencapai jarak lebih jauh (sinyal
endokrin) 1.
Reseptor protein pada umumnya terletak di permukaan sel, tetapi mungkin juga intrasel;
dalam hal ini ligan harus bersifat cukup hidrofobik agar dapat memasuki sel (misalnya
vitamin D, atau steroid dan hormin tiroid). Atas dasar jalur sinyal transduksi utama, reseptor
2. Reseptor pasangan-protein G.
Tabel 3.2. Jalur sinyal utama yang dipergunakan reseptor sel permukaan1.
3.2.5. Peran Matriks Ekstraseluler pada Pemulihan Jaringan
Pemulihan jaringan tidak hanya bergantung pada faktor pertumbuhan tetapi jyga
dengan interaksi sel dan komponen Extracelullar Matrix (ECM). Kompleks ECM merupakan
kompleks beberapa protein yang menyusun suatu jaringan yang mengelilingi sel dan
merupakan bagian penting dari setiap jaringan tubuh. ECM mengeluarkan air, mengatur
turgor jaringan lunak dan mineral, sehingga tulang menjadi kaku. Juga mengatur proliferasi,
gerak dan diferensiasi sel sekitarnya dengan mensuplai substrat untuk adhesi sel, migrasi dan
ECM terjadi dakan dua bentuk dasar yaoitu, matriks interstisium dan membran
basalis :
1. Matriks interstitium.
ECM jenis ini ditemui di rongga antar sel di jaringan ikat dan diantara epitel dan
jaringan penunjang vascular dan struktur otot polos. Disintesa oleh sel mesenkim
(misalnya fibroblast) dan juga cenderung membentuk gel amorfus tiga dimensi.
2. Membran basalis
sekitar sel epitel, sel endotel, dan otot polos membentuk membran basalis. Membran
basalis terletak di bawah epitel dan disintesi oleh epitel di atasnya dan sel mesenkim
Ada tiga komponen dasar dari matriks ekstraseluler antara lain, protein structural fibrosa
seperti kolagen dan elastin yang kuat dan dapat membentuk kumparan, gel dengan hidrasi air
seperti proteoglikan dan hialuronat yang memungkinkan lentur dan berminyak.