Perbaikan jaringan yang mengalami jejas atau mati sangat penting bagi
kelangsungan hidup. Begitu terjadi jejas, hospes meresponsnya dengan meng-
eliminasi agen penyebab jejas, mengisolasi kerusakan, dan mempersiapkan sel-
sel yang masih hidup untuk mengadakan replikasi.
Definisi
Penyembuhan (Healing\ Perbaikan yang meliputi kombinasi regenerasi dan
pengendapanjaringan ikat (fibrosis atau parut). Pembentukan parut (sikatriks)
l".iuai t"tit u jaringan tubuh secara intrinsik tidak mampu beregenerasi
(misalnya jantung, otak) dan jika kerangka jaringan ikat yang mendasarinya
mengalami disrupsi atau terjadi setelah eksudasi yang luas'
Regenlrasi pertumbuhan sel atau jaringan yang menggantikan struktur
yang hilang; umumnya regenerasi melibatkan proliferasi jenis sel yang sama
kendati sel-seI induk (slen cells) dapat berproliferasi dan berdiferensiasi untuk
menggantikan sel-sel yang mati. Regenerasi memerlukan kerangka jaringan
ikat yang utuh.
_
57
58 O Pembaruan dan Perbaikan Jaringan
ffi
pensecekan
Duptikasi
Duplikasi kromosoLd#
kromosom - *."*.b* * ^";x:#i!;!i#
ftheckpoint G2/M)
'*:if,'":r"!f\r^
(c t
h e c kp o i n C IZS)
7#ffi
-.__{f
Titik
restnksil_l,In STKLL
''sEl*
SEL
W
h ffi#,
Duplikasi
GAMBAR 3-1 Tanda petuniuk pada siklus sel. Cambar ini memperlihatkan fase-fase siklus sel (Co,
!,, C,; S dan M), lokasi titik restriksi G, dan checkpoint Gr/S serta GrlM. Sel-sel dari jaringan yang
labil seperti epidermis dan traktus gastrointestinal dapat mendaur secara berkesinambungan; sel-sel
yang stabil seperti hepatosit bersifat inaktiftetapi dapat memasuki siklus sel; sel-sel yang permanen
seperti neuron dan miosit kardiak tidak mempunyai kemampuan untuk beregenerasi (Dimodifikasi
dari Pollard TD, Earnshaw WC: Cell Biology. Philadelphia, WB Saunders, 2002.)
Pembaruan dan Perbaikan Jaringan O 59
(Gambar 3-1). Meskipun sebagian besar jaringan tersusun terutama dari sel-sel
dalam Go (yang secara berkala memasuki siklus sel), terdapat juga kombinasi sel-
sel yang"selalu membelah, sel-sel yang mengadakan diferensiasi akhir dan sel-
sel induk. Jaringan tubuh dibagi menjadi tiga kelompok menurut kemampuan
proliferasinya:
. Sel yang terus-meneruE membelah (labil): sel-seI ini berproliferasi sepanjang
hidupnya dan menggantikan sel-sel yang rusak (misalnya, sel-sei epitel
permukaan dan sel-sel hematopoisis sumsum tulang). Biasanya, sel-sel
matur berasal dari sel-sel induh (71hat bawah) dengan kemampuan yang tidak
terbatas untuk beregenerasi dan dengan kemampuan yang beragam untuk
berdiferensiasi.
. sel inahtif (stabil): sel-sel ini normalnya terlibat dalam proses replikasi
tingkat-rendah tetapi mampu melakukan pembelahan cepat ketika merespons
,urrgrurrgur, (misalnya, sel-sel hati, ginjal, fibroblas, otot polos dan sel-sel
endotel).
. SeI yang tidak membelah (permanen): sel-sel ini tidak dapat melakukan
pembelahan dalam kehidupan pascakelahiran (misalnya sel-sel neuron' otot
skeletal dan otot jantung).
Sel lnduk
Sel induk (stem cells) ditandai oleh hemampuan memperbarui-diri yang
berkepanjangan dan replihasi asimetrih (yaitu, pada pembelahan tiap sel, sel
yang satu tetap mempertahankan kemampuan memperbarui diri sementara sel
yang lain menjadi sel matur yang tidak membelah iagi).
sel induk clewasa dengan potensi diferensiasi yang relatif luas terdapat dalam
sumsum tulang dan dalam sel induhjaringan di luar sumsum tulang.
. Sumsum tulang berisikan sel-sel induh hematopoietih (HSCs; hematopoietic
stem cells) yang dapat melakukan regenerasi semua unsur sel dalam darah;
sumsum tulang juga mengandung sel-sel stroma multipotensial (yang dapat
melakukan diferensiasi seperti misalnya menjadi tulang, kartilago, Iemak
atau otot).
. Sel-sel induk hematopoietik (mesodermal lineage cells) mampr berdiferensiasi
menjadi neuron (ektoderm), hepatosit (endoderm) dan keturunan sel dewasa
Iainnya; kemampuan ini dinamakan transdiferensiasi.
. Sel-sel induk dapat pula menyatu dengan sel-sel hospes dan memindahkan
material genetik sehingga timbul kesan (paIsu) transdiferensiasi.
. Meskipun memiliki plastisitas (keluasan potensi diferensiasi) yang me-
ngesankan, namun sel-se1 induk hematopoietik tidak memberikan kontribusi
yang signifikan kepada homeostasis jaringan normal atau kepada pergantian
jaringan yang mengalami jejas: peranannya mungkin terletak dalam produksi
lokal faktor pertumbuhan untuk meningkatkan kesembuhan.
. Sel-sel progenitor dewasa yang multipoten (M.4PCs; multipotent adult
progenitor cells) juga ditemukan dalam sumsum tulang dan berbagai lokasi
jaringan lainnya (misalnya otak, kulit, otot); sel-sel ini berproliferasi dalam
media kultur tanpa menunjukkan senesensi dan memiliki kemampuan
tumbuh-kembang yang luas.
Faktor Pertumbuhan
Sejumiah besar faktor pertumbuhan sudah diketahui; sebagian di antaranya
bekerja pada berbagai tipe sel sementara sebagian lainnya memiliki target sel
yang terbatas. Di samping menstimulasi proliferasi, faktor pertumbuhan dapat
pula memengaruhi gerakan sel, kontraktilitas, diferensiasi dan angiogenesis-
semua ini merupakan proses yang penting dalam penyembukan luka (lihat
teks berikutnya). Faktor pertumbuhan yang penting dalam regenerasi dan
penyembuhan luka dirangkum dalam Tabel 3-1:
. Epidermal growth factor (EGF) dan transforming growth factor-a (TGF'
cr) memiliki homoiogi yang luas dan memberikan efeknya terutama lewat
pengikatan dengan reseptor EGF yang sama (EGFR1 atau ERB 81) suatu
molekul transmembran dengan aktivitas tirosin kinase intrinsik. Faktor
pertumbuhan epidermis ini bersifat mitogenik untuk sel-sel epitel, hepatosit
dan fibroblas.
c Hepatocyte growthfactor (HGF) dihasilkan oleh sel-sel fibrobias, seI-se] endotel,
dan hepatosit. Faktor pertumbuhan hepatosit memiliki efek mitogenik pada
di samping dapat meningkatkan perkembangan
sebagian besar sel epitel
embrio. Reseptor HGF (produk proto-onkogen c-MET) memperlihatkan
overekspresi pada banyak tumor.
. Vascular endothelial growth factor (VEGF) merupakan famili protein yang
meningkatkan pembentukan pembuluh darah dalam perkembangan awal
(uashulogenesis) dan memainkan peranan sentral dalam pertumbuhan
pembuluh darah yang baru pada orang clewasa (angiogenesis); faktor
pertumbuhan ini terutama penting dalam proses angiogenesis yang berkaitan
dengan keadaan inflamasi kronik dan kesembuhan luka. Anggota VEGF
bekerja lewat pengikatannya pada reseptor dengan aktivitas tirosin kinase
intrinsik (VEGFRI-VEGFR3); VEGFR2 diekspresikan oleh sel-sel endotel
dan merupakan reseptor utama untuk vaskulogenesis/angiogenesis. VEGF-
C dan -D terikat pada VEGFR3 untuk menginduksi proliferasi endotel
(limfangiogenesis).
. Platelet-deriued growth factor (PDGF) merupakan famili protein yang
ditemukan dalam granula-cr trombosit tetapi juga dibuat oleh sel-sel endotel,
makrofag dan sel-sel otot polos. Melalui pengikatan pada reseptor-ct atau -B
yang berbeda, PDGF menyebabkan migrasi dan proliferasi fibroblas, monosit
dan sel-sel otot po)os.
. Fibroblas growth factors (FGFs) merupakan famiii faktor pertumbuhan yang
meiiputi bentuk asam dan alkali; faktor pertumbuhan ini disekresikan oleh
se1 yang sangat beragam dan terikat pada matriks ekstrasel heparan sulfat
untuk membentuk reservoir faktor inaktif. Khususnya FGF yang aikalis
memiliki kemampuan untuk menginduksi semua tahap yang diperlukan
bagi angiogenesis (Iihat bawah), dan anggota FGF terutama terlibat dalam
perbaikan luka, perkembangan jaringan serta hematopoiesis'
. TGF-P termasuk ke dalam famtli growth factors yang besar dengan sejumlah
fungsi yang kisarannya luas. TGF-B yang dihasilkan oleh berbagai tipe sel
62 O Pembaruan dan Perbaikan Jaringan
-q
.=:(:;
3 S P**., €i.-
Z =i i €s
1
E-tFs
li=i
;r ;;i :=+ a
'tt
N
_v.
ft I
r-{ :Y -:i; *
; c;=E=E=
=i ltf
=
-J
C
d
:E:ig5+
s}ii'.n;=
:[i E
x t = E +E:+tEj =*€ iI
*-.o E
=c
f
;=i tu
E _: = i+iEii"L
js;EF^=h E3i
_o
E
j;= ;
s-j iE 3
c)
c E =i, +ii
erPp'-f: Eg[ *5 =eEt7f
c)
o-
€+E = :
C
:5r z 4 $€Bb;sE SPs ;
-o
.;
.g ;i, i i ;-;iiE;t ==a
iE F ', E ;=1;ziz+ z17 €:
;;_= s_E F;]EH5+F r:t !
c)
c
CJ
bo
:ip -L r
=-1
=>Ezi =-: =;'sl
O
M.
E
d
i e= I
+=iE F: r E i
=;z'tl===
Ei++Z
=:=Y
;
G
-o =iE ==',,-
E;:;
€
d
€
qf ;* =r, E= E E<.i= 3=. E
=
(J
F U o c ! o.=
00 F -; j t+l j o o
c I + + !: F.= !
C
(!
t
j:= ;=' ;€t =.:€
* O i
-"r @o ! @
7 7 ! o -=. : E
C
-v
o
t -
{ E;;
= la t - =:=
a;
c -
o;.L
Iz=.
- -t=
;
.'9o
Ec:
-*
a
.= A
- === i
-q =cI c 9- - ; c 6
;- >. - qa
=E O
E
;. "r! { =;-"E ol! i_e-
:{
u^)
C 3 p €:: _!€=* :q: !i_5
a
rj
d
-o
c(!
so
E
!
F
tr
c ;i+i
i*-E;>F;
: EE=. +-'€ 5rr 2
=
-o
E
=
(-)
E
.E g pe!
U--o
H F p g
o-
o r --i=r3 ?a :E
I :5== c!9
-Y
I
d
m
i-E:Ei;ri: s": s!*i€
$5rEE=:i:- ib; gt::;
a=
o.9
ii-=:
T
J
4
o
F
a
.!* €:air;ir*5
=ii:iil=:::
irgitds E!* €!:== F.*;
o
I
64 O Pembaruan dan Perbaikan Jaringan
o
o
a
€
.S
I
I
-)Z
:
o
J= o-_
C
cU
_.c =
!_
=
_o C
o
E a
c) 3
<
CJ F
o-
c <
-o I
o_
cU
C
c) '6
C o
c)
0'l)
o
o
CJ
e. o
E
E
6 4
CU
-o @ c6
4 d-
€ ..! .i:,t:.r:rF,: .* 1l, ,,,,
= I * F',*
l
.9
F
CJ
oo
E B JI
=a
o(,
th *E
C .!2
=
E= s O!i
s*," E F=
c E
;q _'u
9.: =I
!
o
.= -E
E s aB
*E €a .=
tt)
hi{ an oi- - E YrO
c
c!
-o €F € €.;-F, E -s
r d s i:.= t
C
cg
q- G d ": L 2E
t-
_.c .o
5 .-o
FO
_a
E
: :::::
,l*,1'
:::: :E
=: :::
.=c
,,r u :Z:
= a1 : : L
CJ
o- NR'E
::e} l'r'. :L::
,rS,,,
:r: :
::r'
ESI
oo>
o -qg "::..".,5}::,,:
-:Z
(g :1
a6
.r:
l! -= d
bo
Ebc
:=q't o r,
+> L i Q I=
=3 P
Jf, *" r0l
I E::,:.
u'-
o{ t<! ! jg -- d o
<Cg :F: s,,:r:.
F< 6U
Pembaruan dan Perbaikan Jaringan O 55
Faktor Transkripsi
Faktor transkripsi meliputi produk gen yang meningkatkan pertumbuhan
(misalnya c-MYC sefta c-JUI{1 dan gen yang menghambat siklus sel (misalnya
p53); faktor ini memiliki bentuk modular dengan domain terpisah untuk
pengikatan DNA dan regulasi transkripsional. Hasil akhir sebagian besar
penghantaran sinyal adalah perubahan transkripsi gen yang digerakkan oleh
perubahan pada aktivitas faktor transkripsi. Secara umum,. respons cepat yang
dibutuhkan oleh penghantaran sinyal sel tidak memungkinkan sintesis faktor
transkripsi yang baru, tetapi lebih bergantung pada modifikasi pasca-translasi
yang memungkinkan migrasi faktor transkripsi ke dalam nukleus. Modifikasi
meliputi dimerisasi, fosforilasi atau peiepasan inhibitor yang terikat secara
konstitutif.
kardiak sekalipun) dapat masuk kembali ke dalam siklus sel, dan diferensiasi
sel induk yang efisien akan terjadi di daerah jejas. Hewan marnalia (sayangnya)
kurang mempunyai kemampuan ini dan regenerasi di jaringan tubuh yang
rusak sebagian besar hanya berupa pertumbuhan kompensasi yang melibatkan
hipertrofi dan hiperplasia sel; keadaan ini biasanya akan memulihkan
kemampuan fungsional, tetapi tidak sela1u mengembalikan bentuk anatomi yang
semula. Ketidakadekuatan regenerasi jaringan pada mamalia disebabkan oleh
respons fibroproliferasi yang cepat dan pembentukan parut sesudah terjadinya
Iuka. Meskipun sebagian jaringan tubuh manusia dewasa dapat melakukan
regenerasi hingga taraf yang signifikan (misalnya hiperplasia hati yang bersifat
kompensasi), namun organ-organ lainnya (ginjal, pankreas, kelenjar adrenal,
tiroid dan paru) memiliki kemampuan regenerasi yang sangat terbatas setelah
beberapa tahun pertama usia kehidupan. Jadi, karena ginjal orang dewasa tidak
dapat membuat nefron yang baru, pertumbuhan ginjal yang tersisa sesudah
neirektomi unilateral meliputi hipertrofi nefron dan reflikasi epitel tubulus yang
terbatas. Regenerasi sel-sel p pankreas meliputi diferensiasi sel-sel induk atau
transdiferensiasi sel-sel duktus pankreas. Regenerasi hati sesudah hepatektomi
parsial meliputi replikasi se1-sel yang matur tanpa partisipasi sel induk'
Kolagen
Protein jaringan ikat ini niemberikan kekuatan menghadapi regangan'
Umumnya, paling tidak beberapa bagian pada setiap molekul kolagen tersusun
dari pilinan heliks rangkap-tiga dari tiga rantai polipeptida yang masing-masing
memiliki rangkaian-berulang glisin primer-X-Y (X dan Y adalah asam amino
apapun). Paling sedikit terdapat 27 tipe kolagen (Tabel 3-2). Tipe I, II, III, V dan
XI merupakan kolagen fibrilar dan terdapat dalam jumlah yang paling banyak;
kolagen pada kulit dan tulang terutama merupakan tipe I, sementara kolagen
dalam kartilago terutama merupakan tipe II. Tipe IV membentuk selubung
daripada fibril clan merupakan kolagen utama yang ditemukan dalam membran
basalis (MB). Tipe kolagen lain dapat membentuk jaringan matriks ekstrasel
atau turut serta dalam pengikatan sel.
Prokolagen d.isintesis sebagai rantai o yang diikuti oieh hidroksilasi enzimatik
prolin dan lisin. Ketiga rantai tersebut kemudian mensejajarkan dirinya untuk
membentuk heliks rangkap-tiga dan produk ini disekresikan. Dalam ruang
ekstrasel, fragmen terminal-c dan -N yang globular dipecah lewat proteolisis,
dan lisin oksidase (yang aktivitas enzimatiknya bergantung pada vitamin C)
akan mengoksidasi lisin serta hidroksilisin yang memungkinkan pengikatan-
silang antar-rantai dan menstabilkan fibril tersebut.
68 O Pembaruan dan Perbaikan Jaringan
Kolagen Fibrilar
ll " ' Ka*ilago, diskus interveriebtalis, korpr+s 'Akondrogenesis tiBe ll, sindrom
' , vilreur :, 'displasia spondiloepi{iseal '
lli :: ,ri O,rggri Lrerongga.jaringan lunak Sindrorn [hlers-Danloi vaskular
V : ", ,
Jaringan.lunak, pem'Lruluh darah, '.,' , Sindrom thler+Danlos klasik
',:
Kolagen lainnya
endotel xvllll
Courtesy o{ Dr. Peter H. Byers, Department of Pathology, University of Washington, Seattle, WA.
o Menstimulasi proliferasi dan motilitas sel endotel yang sudah ada sehingga
terjadi peningkatan pembentukan tunas kapiler.
Stabilisasi pembuluh darah baru yang masih rapuh memerlukan penyerzihan
perisit serta sel-sei otot polos dan pengendapan protein matriks ekstrasel;
angiopoietin 1 serta 2, PDGF dan TGF-B turut berpartisipasi dalam proses ini.
. Angiopoietin 1 berinteraksi dengan reseptor sei endotel untuk merekrut sel-
sel periendotel. Interaksi tersebut juga memediasi maturasi pembuluh darah
dari saluran sederhana menjadi struktur vaskular yang lebih kompleks dan
membantu mempertahankan inaktivitas sel-sel endotel. Interaksi angiopoietin
2-Tie2 menimbulkan efek sebaliknya; sei-sel endotel menjadi iebih responsif
terhadap stimulasi VEGF.
. PDGF merekrut sel-sel otot polos.
. TGF-B menstabilkan pembuluh darah yang baru terbentuk itu dengan
meningkatkan produksi matriks ekstrasel.
Remodeling Jaringan
Penggantian jaringan granulasi dengan jaringan parut pada akhirnya
akan melibatkan perubahan dalam komposisi matriks ekstrasel. Di samping
menggerakkan sintesis matrikS ekstrasel, berbagai faktor pertumbuhan
juga memodulasi sintesis dan aktivasi matrihs metaloproteinase (MMP) yang
merupakan famili lebih dari 20 enzim yang menguraikan matriks ekstrasel;
produksi MMP dihambat oleh TGF-B. MMP disekresikan sebagai proenzim dan
diaktifkan di luar sel; enzim-enzim ini memerlukan zink untuk aktivitasnya.
. Interstisial holagenase memecah kolagen fibrilar tipe I, II dan III.
. Gelatinase menguraikan kolagen amorf serta fibronektin.
. Stromelisin bekerja pada berbagai komponen matriks ekstrasel yang meliputi
proteoglikan, Iaminin, fibronektin dan kolagen amorf.
. ADAMs (disintegrin and metalloproteinase-domain) mertpakan MMP yang
terikat-membran dan melepaskan domain ekstrasel protein permukaan sel
(misalnya bentuk prekursor TNF serta TGF-cr).
MMP yang sudah diaktifkan akan dihambat dengan cepat oleh berbagai
inhibitor jaringan metaloproteinase (TIMPs). Efek netto sinlesis versus
degradasi matriks ekstrasel menghasilkan debridema pada tempat yang jejas
dan remodeling kerangka jaringan ikat.
?
Hari
GAMBAR 3-3 Fase-fase pada penyembuhan luka. (Dari Physiology, Biochemistry and Molecular
Biology of the Skin, 2 volumes, second edition , edited by Lowell A, Coldsmith; copyright 1991 by
Oxford University Press, lnc.)
. 24 hingga 48 jam: Sel-sel epitel bermigrasi dari bagian tepi luka dengan
menumpuk membran basalis; proliferasi terjadi minimal
. Hari he-3: Sel-sel neutrofil digantikan oleh makrofag. Jaringan granulasi
mulai muncul.
. Hari he-S:F;uang bekas insisi terisi oleh jaringan granulasi; neovaskularisasi
dan proliferasi epitei terjadi maksimal; fibril kolagen mulai terlihat.
o Minggu he-2: Infl,amasi, edema dan peningkatan vaskularitas telah mereda;
proliferasi fibroblas menyertai pengendapan kolagen yang terus terjadi.
. Bulan he-2: Jaringan parut kini terdiri atas jaringan ikat tanpa inflamasi yang
tertutup oleh epidermis yang utuh. Kekuatan pada luka untuk menghadapi
regangan akan terus bertambah.
Kekuatan Luka
Pada dasarnya, kekuatan luka terutama tergantung pada jahitan; ketika
jahitannya dilepas @iasanya dilakukan sesudah 1 minggu), kekuatan luka
hanya sekitar 10% dari keadaan normal Kekuatan menghadapi.regangan
akhirnya mencapai kestabilan pada 70o/ol;ringga 80%o dari keadaan normal dalam
Pembaruan dan Perbaikan Jaringan O 75
waktu 3 bulan; keadaan ini disertai dengan peningkatan sintesis kolagen yang
melampaui penguraian kolagen dan kemudian diikuti oleh pengikatan-silang
serta peningkatan ukuran serat holagen'
FIBROSIS
Proliferasi seI, interaksi antar-sel serta sel-matriks dan pengendapan matriks
ekstrasel yang terlibat dalam kesembuhan luka juga melandasi fibrosis yang
menyertai penyakit inflamasi kronik seperti artritis reumatoid dan sirosis.
Penyakit inflamasi yang kronik ditandai oieh persistensi jejas awal (misalnya
paja.ran toksik yang terus terjadi) atau persistensi respons inflamasi (misalnya
jeias radiasi utu' artoi-rr.ritas). Pada sebagian besar kasus, interaksi limfosit-
makrofag akan mempertahankan sintesis serta sekresi faktor pertumbuhan
dan sitolin fibrogenik, protease, serta molekul aktif-biologis lainnya; sebagai
akibatnya, inflamasi yang terus berlanjut akan mendorong jejas jaringan yang
progresif dan fibrosis.