Dan hari itu Semua kenangan kitakah?, sejarah kitakah? Atau rasa rindu itu kah? Menjadi sebuah enskipsi (arti kita)
Seperti lahar Merapi yang keluar hanya beberapa menit saja
Mendobrak keluar seolah tak ada yang bisa menahanya lagi (terlelap)
Helaan nafasku Tentang rasa-rasa itu
Terlihat seperti deretan noktah yang sangat sulit untuk aku definisikan Berjarak?, rapat?, atau menyatu? Menjadi sebuah entitas Yang sarat akan makna (diri kita)
Selepas hari itu
Akankah semua noktah itu akan kita baca lagi? Bahkan untuk lagi-lagi yang kesekian kalinya nanti?
Karena kita tau
Untuk terus membacanya Seorang Khalil Gibran pun kehabisan Makna untuknya.
Dan aku berharap
Semua noktah ini bisa aku bacakan untukmu Dengan arti yang sebenarnya (dari hatiku).