Anda di halaman 1dari 12

LTM MATA KULIAH BIOLOGI SEL

SEL DAN AKTIVITASNYA


Oleh: Rizka Diva Pratiwi 1506675900 Teknologi Bioproses
KERAGAMAN SEL DAN SIFAT UMUM SEL
A. Sel Prokariotik
Sel prokariotik, merupakan tipe sel yang tidak memiliki sistem endomembran sehingga sel
tipe ini memiliki materi inti dan organel yang tidak dibatasi oleh sistem membran.Bakteri merupakan
salah satu contoh organisme yang memiliki sel tipe prokariotik. Untuk itu mempelajari struktur dan
fungsi pada sel prokariotik, sel bakteri merupakan contoh yang cukup mewakili dari berbagai tipe
sel prokariotik.
Gambar

1.

Struktur

umum

sel

prokariotik terdiri dari kapsul, dinding


sel (membran luar dan peptidoglikan
merupakan
membran

anggota
plasma,

karbohidrat),

sitoplasma

yang

mengandung ribosom dan nukleoid.


Sumber:
http://www.biologipedia.com/perbedaansel-prokariotik-dan-eukariotik.html

Bagian luar sel bakteri terdiri dari: kapsula, dinding sel, dan membran plasma. Kapsula
yaitu bagian yang paling luar berupa lendir yang berfungsi untuk melindungi sel. Bahan kimia
pembangun kapsula adalah polisakarida. Dinding sel terdiri dari berbagai bahan seperti
karbohidrat, protein, garam anorganik dan

asam amino yang berfungsi sebagai pelindung,

mengatur pertukaran zat dan reproduksi. Membran plasma bakteri mengadung enzim oksida dan
respirasi yang dapat membentuk lipatan-lipatan yang berlapis-lapis ke arah dalam disebut mesosom
yang berfungsi untuk respirasi dan sekresi dan menerima DNA pada saat konjugasi. Sitoplasma
merupakan bagian dalam sel bakteri yang mengandung butiran-butiran protein, glikogen, lemak
dan berbagai jenis bahan lainnya serta banyak terdapat ribosom. Materi genetik bakteri berupa
DNA ada di daerah inti, yang disebut nukleoid.
B. Sel Eukariotik
Sel eukariotik merupakan sel yang memiliki sistem endomembran. Sel tipe ini secara
struktural memiliki sejumlah organel pada sitoplasmanya. Sel hewan dan sel tumbuhan
merupakan sel eukariotik.

Struktur Sel Eukariotik


Membran sel tersusun oleh lipoprotein berfungsi untuk membatasi segala kegiatan yang

terjadi di dalam sel sehingga tidak mudah terganggu oleh pengaruh dari luar. Membran sel bersifat
'selektif permeabel', sehingga dapat menentukan bahan-bahan tertentu saja yang bisa masuk ke dan
keluar dari sel.

Sitoplasma merupakan zat yang terdapat di antara inti sel dan membran plasma. Di dalam
sitoplasma terdapat organel yang terdiri atas: retikulum endoplasma, kompleks Golgi,
mitokondria, kloroplas (khusus tumbuhan), lisosom, dan badan mikro merupakan kelompok
organel yang dikelilingi oleh membran, sedangkan organel lainnya yang tidak dikelilingi oleh
membran antara lain ribosom dan sentriol. Bagian sitoplasma yang tidak termasuk organel
disebut dengan sitosol, biasanya berupa hasil metabolisme sel, misalnya butir-butir sekret;
cadangan makanan ; kristal dan pigmen. Selain itu juga ditemukan adanya vakuola yang
berfungsi untuk tempat penyimpanan cadangan makanan. Retikulum Endoplasma (RE)
merupakan membran lipoprotein pada sitoplasma. Ada dua macam RE: RE kasar yang
ditempeli ribosom berfungsi untuk transport protein dan sintesis protein. RE halus (tidak ada
ribosom) berfungsi untuk transport serta sintesis lemak dan steroid. Badan Golgi banyak
dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Badan Golgi
berfungsi menghasilkan sekret berupa butiran getah, lisosom primer, menyimpan protein dan
enzim yang akan disekresikan. Lisosom terdapat pada sel hewan dan mengandung enzim yang
berfungsi untuk mencernakan bahan makanan yang masuk ke dalam sel baik secara pinositis
(makanannya berupa cairan) maupun secara fagositis (makannya berupa padat). Ribosom
tersusun dari RNA dan protein, terdiri dari sub unit besar (tempat melekatnya tRNA) dan sub
unit kecil (tempat melekatnya mRNA). Sub unit besar dan sub unit kecil akan bergabung bila
ribosom sedang menjalankan fungsinya yaitu sintesis protein. Bila sintesis protein sudah selesai
maka sub unit besar dan sub unit kecil akan berpisah kembali. Badan mikro dibedakan dua
kelas utama, yaitu peroksisom dan glioksisom. Peroksisom mengandung enzim katalase dan
oksidase terdapat pada hewan dan tumbuhan. Sedangkan glioksisom umum terdapat pada
endosperm biji dan berperan

dalam perkecambahan. Secara umum badan mikro berfungsi

untuk mengoksidasi lemak sebagai sumber energi. Dinding sel hanya terdapat di tumbuhan dan
berfungsi untuk melindungi sitoplasma dan membran sitoplasma. Bahan utama dinding sel pada
tumbuhan adalah selulosa. Sel hewan tidak memiliki dinding sel karena hewan tidak memerlukan
kekakuan, sel hewan memiliki skeleton dan muskulatur. Sedangkan sel tumbuhan memerlukan
dinding sel untuk menjaga kekakuan bentuk tubuhnya, melindungi sel tumbuhan, dan mencegah
peghisapan air secara berlebihan. Nukleus mengandung nukleoplasma, yaitu suatu cairan kental
yang tersusun dari larutan fosfat, gula ribosa (pentosa), protein, nukleotida, dan asan nukleat.
Pada nukleoplasma terdapat benang-benang kromatin yang tampak jelas pada saat pembelahan
sel membentuk kromosom. Secara kimiawi nukleolus terdiri atas DNA, RNA, dan protein.
Nukleolus berfungsi untuk mengatur semua aktivitas sel dan berperan dalam hereditas.
Sitoskeleton (rangka sel) terdiri dari: mikrotubul, mikrofilamen, dan filamen intermediet.
Fungsi mirkotubul memberikan ketahanan terhadap tekanan pada sel, perpindahan sel (pada
silia dan flagella), pergerakan kromosom saat pembelahan sel (anafase), pergerakan organel,
membentuk sentriol pada sel hewan. Mikrofilamen memiliki fungsi memberi tegangan pada

sel, mengubah bentuk sel, kontraksi otot, aliran sitoplasma, perpindahan sel (misalnya
psudopodia) dan pembelahan sel. Filamen intermediet berfungsi memberi tegangan sel,
mempertahankan posisi nukleus dan organel tertentu.
C. Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik

Gambar 2. Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik. Sumber: www.belajarbiologi.com/perbedaansel-prokariotik-dan-sel-eukariotik.html


D. Sel Tumbuhan dan Sel Hewan
Sel Tumbuhan

Sumber: http://www.biologisel.com/2012/06/struktur-sel-hewan-dan-seltumbuhan.html

Sel Hewan

Sumber: http://www.biologisel.com/2012/06/struktur-sel-hewan-dan-seltumbuhan.html

Gambar 3. Struktur sel tumbuhan dan sel Hewan.


E. Stem Cell (Sel Punca)
Sel punca mempunyai dua sifat yang khas, yaitu:
a.

Differentiate yaitu kemampuan untuk berdifferensiasi menjadi sel lain. Sel Punca mampu
berkembang menjadi berbagai jenis sel yang khas (spesifik) misalnya sel saraf, sel otot jantung,
sel otot rangka, sel pankreas dan lain-lain.

b.

Self regenerate/self renew yaitu kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya

sendiri. Stem cells mampu membuat salinan sel yang persis sama dengan dirinya melalui
pembelahan sel.
Penggolongan Stem Cell berdasarkan kemampuan berdifferensiasi.
1. Totipoten, yaitu sel punca yang dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel yaitu zigot dan
morula. Sel-sel ini merupakan sel embrionik awal yang mempunyai kemampuan untuk
membentuk berbagai jenis sel termasuk sel-sel yang menyusun plasenta dan tali pusat.
2. Pluripoten, yaitu sel punca yang dapat berdifferensiasi menjadi 3 lapisan germinal (ektoderm,
mesoderm, dan endoderm) tetapi tidak dapat menjadi jaringan ekstraembrionik seperti plasenta
dan tali pusat. Yang termasuk sel punca pluripoten adalah sel punca embrionik (embryonic stem
cells).
3. Multipoten, yaitu sel punca yang dapat berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel misalnya sel
punca hemopoetik yang terdapat pada sumsum tulang yang mempunyai kemampuan untuk
berdifferensiasi menjadi berbagai jenis sel yang terdapat di dalam darah seperti eritrosit, leukosit
dan trombosit.
4. Unipoten, yaitu sel punca yang hanya dapat berdifferensiasi menjadi 1 jenis sel. Berbeda dengan
non sel punca, sel punca mempunyai sifat masih dapat memperbaharui atau meregenerasi diri
(self-regenerate/self renew).
F. Sel Induk
a. Sel induk embrio, adalah sel induk yang diambil dari embrio pada fase blastosit yang terdiri
dari 50-150 sel (berumur 5-7 hari setelah pembuahan). Sel induk embrional dapat diarahkan
menjadi semua jenis sel yang dijumpai pada organisme dewasa, seperti sel-sel darah, sel-sel
otot, sel-sel hati, sel-sel ginjal, dan sel-sel lainnya.
b. Sel induk dewasa, adalah sel induk dewasa yang mempunyai dua karakteristik, sel-sel tersebut dapat
berfroliferasi untuk periode yang panjang untuk memperbaharui diri, dan dapat berdiferensiasi untuk
menghasilkan sel-sel khusus
G. Archaebacteria
Archaebacteria adalah kelompok bakteri yang dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan, namun
membran plasmanya mengandung lipid dan hidup pada lingkungan ekstrim.
- Archaebacteria Metanogenik: Bakteri yang menghasilkan metana dari gas hidrogen dan CO2 atau
asam asetat. Bakteri metanogen umumnya hidup di rawa dan di limbah sebagai pengurai, dan juga
berada saluran pencernaan. Bakteri ini akan mati jika ada O2 (anaerob obligat). Contoh:
Methanobacterium.
- Archaebacteria Halofilik: Bakteri halofilik adalah bakteri yang hidup di lingkunga dengan kadar
garam tinggi, seperti danau air asin dan laut mati. Bakteri ini bersifat heterotrof dengan melakukan
respirasi untuk menghasilkan energi atau juga dengan berfotosintesis. Contoh: Halobacterium.
- Archaebacteria Termoasidofil: Bakteri termoasidofil merupakan bakteri yang hidup di lingkungan
yang asam dengan pH 2-4 dan juga di tempat panas dengan suhu optimum 45-110C. Umumnya
bakteri ini terdapat di lubang vulkanis, kawah vulkanis dan mata air bersulfur. Metabolisme bakteri
ini adalah dengan cara mengoksidasi sulfur dari lingkungan. Contoh: Sulfobus dan Thermoplasma.

MOLEKUL-MOLEKUL PENYUSUN SEL


A. Karbohidrat
Karbohidrat tersusun atas atom Karbon, Hidrogen, Oksigen dan memilik rumus empiris C O.
Fungsi dari karbohidrat untuk sel adalah:
a. Sumber energi utama untuk respirasi sel: Monosakarida (glukosa)

b. Pembangun struktur misalnya dinding sel (selulosa) dan Peptidoglikan (bakteria dan
archaea).
B. Lipid
Lipid merupakan senyawa Hidrofobik CHO dan sebagian besar terdiri atas hidrokarbon. Lipid
dibagi menjadi beberapa golongan penting, yaitu:
a. Lemak : Terbentuk dari molekul gliserol dan asam lemak melalui reaksi dehidrasi. Dalam
pembuatan lemak, tiga asam lemak masing-masing berikatan dengan gliserol melalui
ikatan ester. Lemak disebut juga sebagia triasilgliserol. Dalam konteks nutrisi, lemak
dibagi menjadi lemak jenuh (asam lemak berikatan tunggal sehingga kompak dan padat)
dan lemak tidak jenuh (ada ikatan ganda sehingga bengkok dan tidak bisa merapat seperti
lemak jenuh). Fungsi : sumber energi dan cadangan energy bagi tubuh dan sel.
b. Fosfolipid : Fosfolipid memiliki kemiripan dengan lemak, namun molekul ini hanya
memiliki dua asam lemak. Gugus hidroksil ketiga pada molekul gliserol itu berikatan
dengan suatu gugus fosfat membentuk berbagai macam fosfolipid. Fungsi: menyusun
fosfolipid bilayer sebagai membran sel.
c. Steroid : Steroid adalah lipid yang ditandai dengan suatu kerangka karbon yang terdiri
atas empat cincin yang menyatu. Salah satu steroid adalah kolesterol yang merupakan
komponen umum membran sel hewan dan prekursor. Fungsi : penghasil hormon seks
vertebrata.
C. Protein
Protein merupakan senyawa organik yang terdiri dari unsur-unsur C, H, O, N, S, dan P. Protein
bersifat amfoter, dapat terhidrolisis, dan dapat digumpalkan. Delapan fungsi utama protein adalah
Struktur, Hormon, Enzim, Defensif, Cadangan, Transpor, Reseptor, Kontraktil.
D. Asam Nukleat
a. DNA : DNA tersusun dari banyak nukleotida (polinukleotida). Setiap nukleotida terdiri
atas:
Gugusan gula (gula pentose yang dikenal sebagai deoksiribosa)
Asam fosfat (penghubung dua gugusan gula)
Basa nitrogen (adenine dan guanine dari golongan purin serta sitosin timin dari
golongan pirimidin)
DNA merupakan dua rantai polinukeotida yang saling terpilin membentuk double helix.
Dalam rantai DNA, sitosin selalu dihubungkan dengan guanine oleh tiga ikatan hidrogen.
Adenine dan timin selalu dihubungkan oleh dua ikatan hidrogen.
DNA bersifat heterokatalitik karena mampu membetnuk RNA melalui sintesis protein.

Gambar 4. Susunan DNA double helix


Sumber:
http://www.penemu.co/2015/06/penemu-dnajames-watson.html

Gambar 5. Struktur DNA merupakan


nukleotida. Nukleosida terdiri atas
deoksiribosa dan basa nitrogen.
Nukleotida terdiri atas nukleosida
dan
fosfat.
Sumber
:
http://www.dl3na.com/dna.html

b. Kromosom
Kromosom adalah gumpalan padat dari benang-benang kromatin. Struktur dasar
kromosom adalah untaian double helix DNA yang melilit protein Histon. Ikatan DNA dan
histon ini membuat manik-manik pada benang DNA. Manik-manik ini berukuran sekitar
10 nm dan disebut Nukleosom. Nukleosom ini memadat menjadi benang-benang kromatin
yang berukuran sekitar 30 nm. Kromatin ini memadat menjadi Kromosom, yang hanya
terlihat pada pembelahan sel diantara akhir Propfase dan Telofase.

KERJA SEL
A. Pertumbuhan Sel
o

Faktor-faktor pertumbuhan sel


a. Faktor Internal
- Gen : Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat di dalam sel makhluk
hidup. Sifat-sifat yang tampak (fenotip) pada makhluk hidup dipengaruhi gen
- Nutrisi (makanan) : Nutrisi berperan sebagai bahan pembangun tubuh makhluk hidup.
Protein merupakan zat pembangun sel
- Zat tumbuh : dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu, akibatnya hormon
langsung masuk ke pembuluh darah) Contoh : Growth Hormone.
b. Faktor Eksternal
- Suhu Udara
- Cahaya : sangat berperan penting terutama untuk sel tumbuhan melakukan fotosintesis.
- Kelembapan : Kelembapan berhubungan dengan ketersediaan air

Tahap-tahap pertumbuhan sel


- Lag Phase : sel mengalami adaptasi dan aktif bermetabolisme.
- Log Phase : terjadi proses pembiakan sangat cepat dimana sel-sel bertambah secara

logaritma sesuai dengan pertambahan waktu dan merupakan periode yang didalamnya
dapat teramati ciri khas sel-sel aktif. Tahap ini sensitive terhadap lingkungan buruk, seperti
adanya antibiotik dan anti microbial agents.
- Stationery Phase : adanya keseimbangan antara laju pertumbuhan dan laju kematian. Jika
lingkungan buruk, sel akan memulai untuk kehilangan nutrisi, kekurangan air, dan
kekurangan tempat. Pada tahap ini juga, makhluk hidup akan membetuk endospore jika
makanan benar-benar terbatas (sporulasi).
- Death Phase : laju kematian lebih besar dibandingkan laju produksi sel ditandai dengan
habisnya persediaan makanan. Keadaan lingkungan yang buruk membuat bakteri terus
menerus menghasilkan metabolit yang tidak berguna.

Gambar 6. Fase pertumbuhan sel. Sumber:


http://www.agrotaninusantara.com/2015/09/pengelolaan-kualitas-air.html
B. Penambahan Jumlah Sel Prokariotik
o

Pembelahan biner : Atau biasa disebut pembelahan amitosis (pembelahan yang tidak
melibatkan kromosom). DNA sirkuler akan menempel pada membrane plasma dan
membelah diri. Kemudian akan membesar hingga mencapai dua kali sel normal. Terjadi
sitokinesis dan pembentukan dinding sel kemudian terbentuk sehingga 2 sel anak
terbentuk. Hampir seluruh siklusnya adalah interfase.

Gambar 7. Proses amitosis pada sel prokariotik. Sumber:


http://www.digopaul.com/english-word/amitosis.html

C. Penambahan Jumlah Sel Eukariotik


1. Mitosis
o

Interfase : Fase ini merupakan fase terpanjang dari siklus sel. Sel tidak menunjukkan
adanya perubahan morfologi, tetapi sel aktif melakukan metabolisme. Terdiri dari tiga fase
yaitu Gap-1 ( ) atau fase tumbuh pertama merupakan periode antara akhir mitosis dan
awal fase Sintesis (S). pada fase ini terjadi pembetukan organel sel dan pertumbuhan sel.
Pada fase Sintesis (S) terjadi proses replikasi DNA dan berakhir di fase Gap-2 ( ) atau
fase tumbuh kedua

Profase : Penebalan dan pemendekan benang-benang kromatin menjadi kromatid ;


kromatid berpasangan membentuk kromosom ; membrane nucleus dan nucleolus

menghilang. ; sentriol-sentriol bergerak ke kutub yang berlawanan ; muncul benangbenang spindle.


o

Metafase : Benang spindle kromosom semakin terlihat jelas ; Kromosom berada di daerah
ekuator sel ; Pada setiap sentromer ada 2 kinetokor yang masing-masing dikaitkan ke
benang spindle.

Anafase : Benang-benang spindle memendek ; Kromatid menuju kutub yang berlawanan ;


Mulai terjadi proses sitokinesis.

Telofase : Kromatid telah sampai di kutub-kutub berlawanan ; Kromatid menipis dan


memanjang menjadi kromatin ; Terbentuk membrane nukleus di luar anak inti ; Sitokinesis
selesai, terbentuk dua sel anakan.

Gambar 8. Tahapan-tahapan mitosis yang terdiri dari interfase, profase, metafase, anafase
dan telofase. Sumber: http://www.biologia.edu.ar/botanica/tema9/9-2mitosis.htm
2. Meiosis
o

Interfase : Sel mempersiapkan diri untuk membelah secara meiosis saat menjalani fase ,
fase S, fase dari interfase. Sel akan tumbuh ke ukuran dewasa dan menyalin DNA-nya.

Meiosis 1
- Profase 1

Leptoten: benang-benang kromatin menjadi kromosom.

Zigoten: kromosom berpasangan homolog (2 kromatid)

Pakiten: kromosom terdiri dari 4 kromatid.

Diploten: kromatid pada kromosom homolog saling melilit dan bertukar ruas satu sama
lain.

Diakinesis, sentrosom membentuk dua sentriol yang masing-masing membentuk


benang gelendong pembelahan.

- Metafase 1 : Tetrad berkumpul di bidang ekuator.


- Anafase 1 : Kromosom bergerak ke kutub yang berlawanan
- Telofase 1 : nukleus mulai terbentuk dan terjadi proses sitokinesis pembelahan sitoplasma
sehingga terbentuk dua sel anakan dengan kromosom yang sudah haploid.
o

Meiosis 2
- Profase 2 : nukleus mulai menghilang kembali dan sepasang sentriol memisah menuju
kutub-kutub yang berlawanan.
- Metafase 2 : kromosom haploid tertarik ke bidang ekuator.
- Anafase 2 : kromatid bergerak menuju kutub yang berlawanan
- Telofase 2 : kromatid di kutub berubah menjadi benang-benang kromatin ; membrane
nukleus dan inti haploid terbentuk ; kromosom menipis menjadi benang kromatin ; terjadi
sitokinesis sehingga terbentuk empat sel anakan yang haploid.

Gambar 8. Tahapan-tahapan pada pembelaha sel secara meiosis 1 dan pembelahan sel
secara meiosis 2. Sumber: http://www.biologi-sel.com/2012/11/siklus-dan-pembelahansel-part2.html

D. Perubahan Sel
Merupakan bentuk reaksi sel jaringan organ / sistem tubuh terhadap kondisi tertentu.
o

Retrogresif : jika terjadi proses kemunduran (degenerasi/ kembali kearah yang kurang
kompleks).

Progresif : berkelanjutan terus (kearah yang lebih buruk untuk penyakit)

Adaptasi

1. Atropi : Suatu pengecilan ukuran sel bagian tubuh yang pernah berkembang sempurna
dengan ukuran normal. Penyebab atropi : berkurangnya beban kerja, hilangnya persarafan,
berkurangnya perbekalan darah, serta hilangnya rangsangan hormon.
2. Hipertropi : peningkatan ukuran sel dan perubahan ini meningkatkan ukuran alat tubuh.
Ukuran sel jaringan atau organ yang menjadi lebih besar dari ukuran normalnya.
3. Hiperplasia : Dapat disebabkan oleh adanya stimulus atau keadaan kekurangan produksi sel
terkait. Hiperplasia hanya dapat terjadi pada populasi sel labil atau sel stabil dan tidak terjadi
pada sel permanent.
4. Displasia : Sel dalam proses displasia berkepanjangan tanpa mereda dapat mengalami
ganguan polarisasi pertumbuhan sel reserve.
5. Degenarasi : keadaan terjadinya perubahan biokimia intraseluler yang disertai perubahan
morfologi.
6. Infiltrasi : Bentuk penimbunan metabolis sistemik pada sel normal, jika melampaui batas
maka sel akan pecah.
E. Pergerakan Sel
1. Silium : rambut halus berjumlah banyak pada permukaan sel. Silia bergerak ke depan dengan
cepat dan tiba-tiba dan berbelok tajam menyebabkan terdorongnya cairan yang ada di dekat sel
tersebut searah gerakan silia. Silium terdapat di sel-sel saluran pernapasan dan Tuba Fallopi.
2. Flagellum : seperti cambuk dari permukaan sel. Flagella memiliki struktur yang identik dengan
silia, namun flagella memiliki ukuran yang lebih panjang. Flagella melakukan gerakan motil atau
spontan dan juga transduksi sinyal. Flagellum terdapat di: sel sperma.
3. Filamen intermediet : Merupakan rantai molekul protein yang berbentuk untaian yang saling
melilit dan berdiameter 8-10 nm.

F. Komunikasi Sel
Pada tumbuhan dan hewan dikenal komunikasi antar sel menggunakan molekul signal
ekstraseluler (ligan). Komunikasi yang terjadi di sel:
1. Signalling juktakrin
- Komunikasi dua sel yang berdekatan dengan membentuk pori yang menghubungkan kedua sel
tersebut sehingga ion dan molekul terkecil dapat melalui pori yang terbentuk.
2. Signalling Autokrin
- Sel-sel merespons molekul yang disekresikannya sendiri. Signal ini dijumpai pada sel-sel tumor
yang mensekresi faktor pertumbuhan secara berlebihan hingga menginduksi proliferasi sel yang
tidak terkendali. Signal ini menyebabkan terbentuknya massa tumor yang dapat menekan jaringan
atau organ yang ada disekitarnya.
3. Signalling parakrin
- Merupakan komunikasi antar sel jarak pendek. Sel signal mensekresi molekul signal targetnya
pada sel-sel yang berdekatan dengan sel signal. Misalnya epinefrin merupakan neutotransmiter
yang dilepaskan oleh satu sel saraf ke sel saraf
4. Signalling Endokrin
- Merupakan komunikasi antar sel jarak jauh. Molekul signal pada komunikasi ini adalah hormon.
Molekul signal dapat sampai ke sel target karena ditranspor melalui darah atau cairan ektraseluler
lainnya. Signalling endokrin misalnya terjadi pada siklus reproduksi wanita.
G. Kematian Sel
o

Apoptosis
Kematian sel oleh sel itu sendiri yang disebabkan oleh growth factor atau DNA sel atau
protein yang dihancurkan dengan maksud perbaikan. Secara morfologis, proses ini ditandai
oleh pemadatan kromatin di sepanjang membran inti, Memiliki karakteristik sel dimana
inti sel mengalami pemadatan dan tidak terjadi kerusakan membran sel.

Nekrosis
Terjadi kerusakan membran, lisosom mengeluarkan enzim ke sitoplasma dan
menghancurkan sel, isi sel keluar dikarenakan kerusakan membran plasma dan
mengakibatkan reaksi inflamatori.
Bentuk-bentuk nekrosis jaringan
-

Nekrosis koagulasi : denaturasi protein ; terjadi hambatan-hambatan enzim-enzim litik


; Inti menghilang dan sitoplasma yang mengalami asidifikasi menjadi eosinofilik.

Nekrosis liquefaktif (mencair) : larutnya jaringan akibat lisis enzimatik sel-sel yang
mati ; jaringan yang mengalami likuefaksi menjadi lunak dan mudah mencair ; dan
tersusun oleh sel-sel yang mengalami disintegrasi dan cairan.

Nekrosis lemak : merupakan konsekuensi pelepasan lipase pankreas ke jaringan


peripankreas ; hilangnya kontur sel-sel lemak

Nekrosis kaseosa (perkejuan) : rangka luar sel tidak lagi utuh, tetapi sebaliknya
jaringan juga belum mencair ; sisa-sisa sel tampak sebagai bahan amorf bergranula
halus.

REFERENSI
1. Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchell, 2002. Biologi. Erlangga. Jakarta.
2. Pertumbuhan Sel Kanker. Retrieved on 14, September 2016 from
https://core.ac.uk/download/pdf/11729011.pdf
3. Kusumawati,Rohana.Hadi Omegawati, Wigati.2013. BIOLOGI. Intan Pariwara: Klaten.
4. Islamiatun. 2013. Bintang Kelas Kuasai Materi Biologi SMA. Buku Seru: Jakarta.
5. Claybourne,A. 2005. Pengantar Gen dan DNA. Bandung: Pakar Raya.

Anda mungkin juga menyukai