Anda di halaman 1dari 8

A.

Neraca Massa dan Energi


Berdasarkan Gambar 1, neraca massa energi untuk distilasi biner antara stage n
dan bagian atas kolom dijabarkan sebagai berikut:
𝑉𝑛+1 𝑦𝑛+1 = 𝐿𝑛 𝑥𝑛 + 𝐷𝑥𝐷 (1)

𝑉𝑛+1 𝐻𝑛+1 = 𝐿𝑛 ℎ𝑛 + 𝐷ℎ𝐷 + 𝑄𝑐 = 𝐿𝑛 ℎ𝑛 + 𝐷𝑄 ′ (2)


dimana
𝑄𝑐
𝑄 ′ = ℎ𝐷 + (3)
𝐷

Gambar 1. Model Tower Fraksionasi


(Sumber : Walas M., Stanley et.al. 2012. Chemical Process Equipment Selection and
Design. Oxford: Elsevier Inc)
Q’ merupakan entalpi yang keluar dari atas kolom per unit produk atas. Neraca di
atas dapat diselesaikan untuk rasio liquid/vapor sebagai berikut:
𝐿𝑛 𝑦𝑛+1 −𝑥𝐷 𝑄′ −𝐻𝑛+1
= = (4)
𝑉𝑛+1 𝑥𝑛 −𝑥𝐷 𝑄′ −ℎ𝑛
Sebagai contoh, neraca massa tersebut dapat diterapkan untuk plate m yang
berada di bawah feed dan di bagian bawah kolom sebagai berikut:

𝑄𝑛 −𝐻𝑚 ℎ𝑚+1 −𝐻𝑚


𝑦𝑚 = 𝑥𝑚+1 + 𝑥𝐵 (5)
𝑄𝑛 −ℎ𝑚+1 ℎ𝑚+1 −𝑄𝑛
dimana
𝑄𝑏
𝑄 𝑛 = ℎ𝐵 + (6)
𝐵
Qn merupakan entalpi yang keluar dari bawah kolom per unit produk bawah.
Untuk mempermudah penyelesaian, entalpi dari kedua fasa harus dijadikan fungsi
dari komposisi fasa pada kolom. Jika efek pencampuran dan kapasitas panas kecil,
entalpi campuran dapat dijadikan persamaan berdasarkan komponen murni:
𝐻 = 𝑦𝐻𝑎 + (1 − 𝑦)𝐻𝑏 (7)
ℎ = 𝑥ℎ𝑎 + (1 − 𝑥)ℎ𝑏 (8)
dimana Ha dan Hb adalah entalpi uap komponen murni pada titik embun, sedangkan ha
dan hb adalah entalpi liquid pada titik didih.
Neraca massa total
𝐹 =𝐷+𝐵 (9)

𝐹𝑧𝑓 = 𝐷𝑥𝐷 + 𝐵𝑥𝐵 (10)

𝐹𝐻𝐹 = 𝐷ℎ𝐷 + 𝐵ℎ𝐵 (11)


Pada soal distilasi, biasanya tekanan, komposisi umpan dan kondisi termal,
komposisi produk yang diinginkan sudah diketahui. Kemudian hubungan antara laju
refluks dan jumlah tray bagian bawah dan atas dapat diperoleh dengan persamaan
neraca massa dan energi beserta persamaan kesetimbangan uap-liquid, dimana
dirumuskan sebagai bentuk umum berikut:
𝑓(𝑥𝑛, 𝑦𝑛) = 0 (12)

B. Perhitungan Multistage untuk Distilasi Komponen Jamak


Perhitungan multistage pada distilasi komponen jamak dibagi menjadi dua
metode, yaitu metode short cut dan metode rigorous. Pendekatan keduanya dapat
berbeda bergantung pada mode operasi pada kolom, yaitu operasi secara kontinyu atau
batch. Untuk pembahasan teori ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang metode shortcut.
Metode Shortcut (Metode Pintas)
Kelebihan metode pintas adalah dapat menentukan daerah operasi yang mungkin,
dapat mengurangi waktu penyelesaian dan mungkin akurat dari metode rigorous. Yang
akan ditentukan terlebih dahulu adalah Nmin dan Rmin. Nmin adalah jumlah tray yang
dibutuhkan dalam pemisahan ketika rasio refluks R tidak terbatas. Rmin adalah nilai
rasio refluks minimum yang dibutuhkan ketika jumlah tray pada kolomnya tidak
terbatas.
Metode paling umum untuk metode pintas ini adalah Fenske-Underwood-
Gilliand Method (FUG). Asumsi dasar untuk metode ini antara lain:
1. Sistem ideal
2. Constant molar overflow
3. Pemisahan terjadi antara komponen kunci ringan dan komponen kunci berat.
Kunci ringan adalah komponen teringan yang berada di bawah kolom,
sedangkan kunci berat adalah komponen terberat yang berada di atas kolom.
Pada metode FUG :
1. Persamaan Fenke digunakan untuk menghitung jumlah tray minimum, Nmin.
2. Persamaan underwood digunakan untuk menghitung refluks minimum, Rmin.
3. Persamaan Gilliland digunakan untuk menghitung jumlah tray sebenarnya (N),
rasio refluks (R) berdasarkan nilai yang membatasi sebelumnya, Nmin dan Rmin.

Persamaan Fenke:
𝑥𝐷 ∝𝐵
𝑙𝑘
𝑙𝑜𝑔[( ).( 𝑙𝑘 )]
𝑥𝐵 ∝𝐷
𝑙𝑘 𝑙𝑘
𝑁𝑚𝑖𝑛 = (13)
log(∝𝑙𝑘,ℎ𝑘 )
dimana ∝𝑙𝑘,ℎ𝑘 adalah volatilitas relatif antara komponen kunci ringan dan komponen
kunci berat. Nilai ∝ berubah untuk tiap tray pada kolom, rata-rata geometriknya sebagai
berikut:
∝𝑁 =∝𝑁 . ∝𝑁−1 … ∝1 (14)
Persamaan Underwood:
∝ .𝑥
∑𝒊 𝑖 𝑖,𝐷 = 𝑅𝑚𝑖𝑛 + 1 (15)
∝𝑖 −𝜃
∝𝑖 .𝑥𝑖,𝑓
∑𝒊 = 1−𝑞 (16)
∝𝑖 −𝜃
dimana ∝ℎ𝑘 ≤ 𝜃 ≤∝𝑙𝑘 , dan ∝ℎ𝑘 & ∝𝑙𝑘 merupakan volatilitas relatif dari komponen kunci
pada perhitungan.
Persamaan Gilliand:
𝑁−𝑁𝑚𝑖𝑛 1+54,4𝐺 𝐺−1
= 1 − 𝑒𝑥𝑝 [(11+117,2𝐺) . ( 𝐺0,5 )] (17)
𝑁+1
dimana
𝑅−𝑅𝑚𝑖𝑛
𝐺= (18)
𝑅+1
Soal Kelompok 9
Suatu campuran memiliki kondisi termal q = 0,5 dan tekanan 8 atm. Campuran ini akan
difraksionasi sehingga 95% komponen C dan 5% komponen E muncul di produk atas.
Hitung rasio refluks, jumlah talam teoritis, posisi talam umpan dan distribusi produk atas
dan bawah!

Tabel 1. Distibusi Komponen


Komponen a f (mol i/mol total d (mol i/mol total b (mol i/mol total
feed) feed) feed)
A 3,5 0,03
B 2,8 0,07
Clk 2,5 0,15 0,142 0,0075
D 1,3 0,33
Ehk 1,2 0,3 0,015 0,285
F 0,8 0,12

Penyelesaian:

1. Menghitung jumlah talam minimum


𝑥 𝑑
(𝑥𝐷 ) ( )
𝐵 𝑙𝑘 𝑏
𝑙𝑛 [ 𝑥 ] 𝑙𝑛 [ 𝑑 𝑙𝑘 ]
𝐷
( ) ( )
𝑥𝐵 ℎ𝑘 𝑏 ℎ𝑘
𝑁𝑚 = ∝ = ∝
ln(𝑎 𝑙𝑘 ) ln(𝑎 𝑙𝑘 )
ℎ𝑘 ℎ𝑘
0,142
( )
0,0075
𝑙𝑛 [ 0,015 ]
( )
0,285
𝑁𝑚 = = 8,01
2,5
ln(1,2)

2. Menghitung distribusi masing-masing komponen


Distribusi Komponen A
𝑑 𝑓−𝑏 𝑑 ∝𝑖 𝑁𝑚
( ) =( ) =( ) ( )
𝑏 𝑖 𝑏 𝑖 𝑏 𝑙𝑘 ∝𝑙𝑘
8,01
0,142 3,5
= ( )
0,0075 2,5
= 280,36
𝑓𝐴 0,03
𝑏𝐴 = = = 1,07𝑥10−4
1 + (𝑑/𝑏)𝐴 1 + 280,36
𝑑𝐴 = 𝑓𝐴 − 𝑏𝐴 = 0,03 − 1,07𝑥10−4 = 0,0299

Distribusi Komponen B
𝑑 𝑓−𝑏 𝑑 ∝𝑖 𝑁𝑚
( ) =( ) =( ) ( )
𝑏 𝑖 𝑏 𝑖 𝑏 𝑙𝑘 ∝𝑙𝑘
8,01
0,142 2,8
= ( )
0,0075 2,5
= 52,563
𝑓𝐵 0,07
𝑏𝐵 = = = 1,46𝑥10−3
1 + (𝑑/𝑏)𝐵 1 + 52,563
𝑑𝐵 = 𝑓𝐵 − 𝑏𝐵 = 0,07 − 1,46𝑥10−3 = 0,0685

Distribusi Komponen C
𝑑𝐶 = 95% 𝑥 0,15 = 0,142
𝑏𝐶 = 𝑓𝐶 − 𝑑𝐶 = 0,15 − 0,142 = 0,0075

Distribusi Komponen D
𝑑 𝑓−𝑏 𝑑 ∝𝑖 𝑁𝑚
( ) =( ) =( ) ( )
𝑏 𝑖 𝑏 𝑖 𝑏 𝑙𝑘 ∝𝑙𝑘
8,01
0,142 1,3
= ( )
0,0075 2,5
= 0,0523
𝑓𝐷 0,33
𝑏𝐷 = = = 0,31
1 + (𝑑/𝑏)𝐷 1 + 0,0523
𝑑𝐷 = 𝑓𝐷 − 𝑏𝐷 = 0,33 − 0,31 = 0,02

Distribusi Komponen E
𝑑𝐸 = 5% 𝑥 0,3 = 0,015
𝑏𝐸 = 𝑓𝐸 − 𝑑𝐸 = 0,3 − 0,015 = 0,285

Distribusi Komponen F
𝑑 𝑓−𝑏 𝑑 ∝𝑖 𝑁𝑚
( ) =( ) =( ) ( )
𝑏 𝑖 𝑏 𝑖 𝑏 𝑙𝑘 ∝𝑙𝑘
8,01
0,142 0,8
= ( )
0,0075 2,5
= 6,586𝑥10−4
𝑓𝐹 0,12
𝑏𝐹 = = = 0,12
1 + (𝑑/𝑏)𝐹 1 + 6,586𝑥10−4
𝑑𝐷 = 𝑓𝐷 − 𝑏𝐷 = 0,12 − 0,12 = 0
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka tabel distribusi komponen dapat dilengkapi
sebagai berikut:
Tabel 2. Distibusi Komponen
Komponen a f (mol i/mol total d (mol i/mol total b (mol i/mol total
feed) feed) feed)
A 3,5 0,03 0,0299 1,07 x 10-4
B 2,8 0,07 0,0685 1,46 x 10-3
Clk 2,5 0,15 0,142 0,0075
D 1,3 0,33 0,02 0,31
Ehk 1,2 0,3 0,015 0,285
F 0,8 0,12 0 0,12

3. Refluks Minimum
∝𝑖 . 𝑥𝑖,𝑓
∑ =1−𝑞
∝𝑖 − 𝜃
𝒊
3,5(0,03) 2,8(0,07) 2,5(0,15) 1,3(0,33) 1,2(0,3) 0,8(0,12)
+ + + + + = 1 − 0,5
3,5 − 𝜃 2,8 − 𝜃 2,5 − 𝜃 1,3 − 𝜃 1,2 − 𝜃 0,8 − 𝜃
Untuk memperoleh 𝜃, dilakukan iterasi dengan metode secant yang dirangkum
dalam tabel iterasi berikut ini:
n xn-1 xn f(xn-1) f(xn) Galat
1 1 2 2,650888889 -0,5778571 1
2 2 1,821027 -0,577857143 -1,1820276 0,178972622
3 1,821027 2,171178 -1,1820276 0,09801192 0,350150485
4 2,171178 2,144367 0,098011921 -0,0298294 0,02681083
5 2,144367 2,150623 -0,029829409 -0,0011337 0,006255811
6 2,150623 2,15087 -0,001133731 1,3234E-05 0,000247159
7 2,15087 2,150867 1,32335E-05 -5,859E-09 2,8517E-06
8 2,150867 2,150867 -5,85934E-09 -3,042E-14 1,26207E-09
9 2,150867 2,150867 -3,04201E-14 0 6,66134E-15
10 2,150867 2,150867 0 0 0

Maka, diperoleh 𝜃1 = 2,15


Nilai ini sesuai dengan aturan range 𝜃1 dari metode underwood, yaitu
∝𝑙𝑘 > 𝜃1 >∝𝑑𝑘 = 2,5 > 𝜃1 > 1,3
Iterasi selanjutnya untuk mendapatkan 𝜃2
n xn-1 xn f(xn-1) f(xn) galat
1 1,5 1 -3,403873626 2,65088889 0,5
2 1 1,218909 2,650888889 -14,01422 0,218909
3 1,218909 1,034822 -14,01422023 3,29798967 0,184088
4 1,034822 1,06989 3,29798967 4,19424066 0,035069
5 1,06989 0,905776 4,194240659 1,28337044 0,164114
6 0,905776 0,83342 1,283370438 -1,1069401 0,072356
7 0,83342 0,866928 -1,106940097 0,50796777 0,033508
8 0,866928 0,856388 0,507967766 0,1809905 0,01054

Diambil nilai 𝜃2 = 1,22 dengan mempertimbangkan galat yang kecil dan


memenuhi range 𝜃2 berdasarkan metode underwood.
∝𝑑𝑘 > 𝜃2 >∝ℎ𝑘 = 1,3 > 𝜃2 > 1,2
Kemudian, setelah mendapatkan parameter bantu (𝜃1 dan 𝜃2 ), dapat dicari nilai
Rm dengan persamaan berikut:

3,5(0,0299) 2,8(0,0685) 2,5(0,142) 1,3𝑑𝐷 1,2(0,015) 0,8(0)


= + + + + +
3,5 − 𝜃1 2,8 − 𝜃1 2,5 − 𝜃1 1,3 − 𝜃1 1,2 − 𝜃1 0,8 − 𝜃1
3,5(0,0299) 2,8(0,0685) 2,5(0,142) 1,3𝑑𝐷 1,2(0,015) 0,8(0)
= + + + + +
3,5 − 𝜃2 2,8 − 𝜃2 2,5 − 𝜃2 1,3 − 𝜃2 1,2 − 𝜃2 0,8 − 𝜃2
Mensubtitusi 𝜃1 = 2,15 dan 𝜃2 = 1,22 diperoleh:
𝑑𝐷 = 0,1026
𝐷 = 0,2498 + 0,1026 = 0,3524
(𝑅𝑚 + 1)𝐷 = 1,211
𝑅𝑚 = 2,44
𝑅 = 1,2𝑅𝑚 = 1,2(2,44) = 2,928

4. Menghitung Jumlah Talam Teoritis


Menggunakan persamaan korelasi Gilliland dengan grafik
2.928 − 2.44
𝑋= = 0.124
2.928 + 1
Sehingga,
𝑌 = 0.51
𝑁𝑚 + 𝑌 8.0233 − 0.51
𝑁= = = 17.415
1−𝑌 1 − 0.51
5. Posisi Talam Umpan
Dapat dicari dengan dua acara, yaitu :
Pertama, dapat dicari dengan rumus Underwood-Fenske termodifikasi :

0,142
( )
0,15
𝑙𝑛 [ ]
0,015
𝑁𝑎𝑏𝑜𝑣𝑒 ( )
0,3
= = 0.9988
𝑁𝑏𝑒𝑙𝑜𝑤 0,15
( )
0,0075
𝑛 [ 0,3 ]
( )
0,285
𝑁𝑎𝑏𝑜𝑣𝑒 + 𝑁𝑏𝑒𝑙𝑜𝑤 = 17.415
17.415
𝑓𝑒𝑒𝑑 𝑡𝑟𝑎𝑦 = = 8.7 𝑓𝑟𝑜𝑚 𝑡ℎ𝑒 𝑡𝑜𝑝
1 + 1/0.9988

Kedua, dapat dicari dengan rumus Kirkbride :

0.206
0.0075 2
𝑁𝑟 ∗ 0.6476 0.15 0.6476)
(
=[ ( ) ]
17.415 − 𝑁𝑟 ∗ 0.3524 0.3 0.015
( )
0,3524
= 0.575

𝑁𝑟 ∗= 6.358
𝑁𝑟 ∗= 6.358 − 0.5𝑙𝑜𝑔17.415 = 5.737 𝑓𝑟𝑜𝑚 𝑡ℎ𝑒 𝑡𝑜𝑝
Didapatkan hasil yang berbeda antara perhitungan dengan rumus Underwood-Fenske
termodifikasi dengan Kirkbride. Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut di analisis. Namun untuk
hasil yang lebih akurat yaitu hasil perhitungan dengan rumus Kirkbride yaitu letak talam
umpan berada di N = 6 dari head.

Anda mungkin juga menyukai