Anda di halaman 1dari 24

Tugas Perancangan Pemrograman Komputer

Rancangan : Merancangan fixed bed catalytic reactor dengan feed 10929,03 kg/jam methanol
menjadi 6293,34 kg/jam dimethyl ether dengan bantuan katalis silika alumina.

Berdasarkan hasil bedah pustaka dari Tugas Prarancangan Pabrik Dimethyl Ether dari
Methanol dengan Kapasitas 50.000 ton/tahun karya Arian Reza Suwondo (04/177287/TK/29938)
dan Riszki Maretha (04/181178/TK/30166) mahasiswa teknik kimia Universitas Gadjah Mada
2004, diketahui bahwa kondisi operasi pembuatan dimethyl ether dari methanol sebagai berikut.

Fasa : Gas
Tekanan : di atas 14 atm
Suhu : di atas 250oC
Katalis : Silika-Alumina (SiO2.Al2O3.MgO)
Diameter katalis : 3 mm (Amorf-spherical)
Suhu deaktivasi : 400oC
Kondisi reaksi : Eksotermis

Uraian Proses

Dimethyl ether dapat diperoleh dengan reaksi dehidrasi methanol melewati katalis
alumina amorf yang di-coating dengan 10.2 % silika. Reaksi yang terjadi adalah reaksi reversible
dan reaktan masuk reaktor pada fase gas. Reaksi dehidrasi methanol menjadi dimethyl ether
merupakan reaksi eksotermis dengan Hr (25oC) = -11.770 kJ/kmol (jurnal Production of
Dimethyl Ether) sehingga suhu keluar reaktor lebih tinggi dari 250oC.

Reaktor dijalankan pada kondisi adiabatis karena panas reaksi yang tidak terlalu besar,
sehingga tidak memerlukan media pendingin. Reaksi dibatasi oleh konversi kesetimbangan dan
diinginkan konversi methanol menjadi dimethyl ether sebesar 80%. Didasari oleh katalis dan
kinetika reaksi maka reaktor harus dioperasikan pada tekanan di atas 14 atm.
Tidak ada reaksi samping yang signifikan pada suhu di bawah 400oC, sedangkan pada suhu
di atas 400oC akan terjadi deaktivasi katalis sehingga reaktor dirancang agar tidak terjadi suhu
yang melebihi 400oC di bagian manapun dari reaktor. Desain reaktor menggunakan single bed
catalytic packed bed reactor dengan katalis amorphous alumina yang di-coating dengan 10.2 %
silika. Kondisi eksotermis suhu keluar reaktor 346.79oC (cukup jauh dari angka batas 400oC yang
dapat mendeaktifasi katalis dan konversi sebesar 80% serta konsentrasi reaktan yang rendah di
bagian ujung reaktor mencegah kemungkinan terjadinya run away.

Reaksi Kimia

Reaksi kimia yang terjadi pada dehidrasi methanol menjadi dimethyl ether adalah sebagai
berikut:

2 3 3 3 + 2 Hr (25oC) = -11.770 kJ/kmol (1)


Methanol Dimethylether

Konversi pembentukan dimethyl ether mencapai 95% pada kesetimbangan.

Persamaan kecepatan reaksi didapat dari data jurnal, pada suhu reaksi di atas 250oC
maka oleh Bondiera dan Naccache dinyatakan sebagai berikut:

(2)
= 0 ( )

Dimana:
-rmethanol = kecepatan reaksi pengurangan methanol
k0 = faktor tumbukan = 1,21x106 kmol/m3 reaktor.jam.kPa
Ea = energi aktivasi = 80,48 kJ/mol
Pmethanol = tekanan parsial methanol (kPa)
R = 8,3144 J/mol.K
T = suhu (K)
Sedangkan konstanta kecepatan reaksi (k1) adalah:

(3)
1 = 0 ( )

sehingga nilai konstanta kecepatan reaksi (k1) adalah sebagai berikut:


80480
6
1 = 1.2110 . ( ) 3 . .

(8.3144 . )

9679.59 (4)
1 = 1.21106 . ( ) 3 . .

Maka persamaan kecepatan reaksi menjadi:

9679.59 (5)
= 1.21106 . ( ) 3 .

Kesetimbangan

Konstanta kesetimbangan reaksi diperoleh dari persamaan:

(6)
= ( )

dengan nilai -G diperoleh dari persamaan:

(7)
( )=( )+( )

Dari kedua persamaan diatas (persamaan 6 dan 7) didapatkan,


= [( ) + ( )]

(8)
= [ + ]


Dimana: = dan = dengan S = perubahan entropi reaksi

Dari data jurnal diketahui nilai konstanta kesetimbangan (Kp) untuk masingmasing suhu pada
kisaran reaksi, yaitu:

Dengan menyelesaikan tiga data di atas sebagai hubungan linier antara 1/T (1/K) terhadap
ln(Kp) maka akan diperoleh konstanta-konstanta persamaan Kp sebagai fungsi suhu.

Mencari Harga KP = f(T)

Linearisasi persamaan (9):


= [ + ]

(9)
ln( ) = +

= + (10)
1
Dimana : = ln( ) dan =
Dari plot hubungan antara ln Kp versus 1/T dapat diperoleh nilai konstanta A dan B
sehingga diperoleh persamaan KP = f(T) sebagai berikut:

2712.8816 (11)
= [ 2.2093]

Kinetika Reaksi

Laju reaksi dehidrasi methanol menjadi dimethyl ether dan air:

1 1 1
3 3 3 + 2
2 2 2

1
1
+
2
2

Karena reaksi bolak-balik maka laju reaksi dikoreksi menjadi:

( ) = 1 2 0.5 0.5 (. ) (12)


1 (13)
=
2
Masukkan persamaan (14) ke dalam persamaan (13), maka diperoleh :

1 (14)
( ) = 1 ( ) 0.5 0.5 (. )

Reaksi 1 1 1
3 3 +
2 2 3 2 2

Penyederhanaan 1 1
+
2 2

Mula-Mula 0 0 0
Reaksi 0 0.50 0.50
Sisa 0 (1 ) 0 + 0.50 0 + 0.50

Mol Total:

= + + (15)
= [0 (1 )] + [0 + 0.50 ] + [0 + 0.50 ]

= 0 + 0 + 0 (16)

Kemudian dikalkulasi fraksi mol gas di sepanjang reaktor:

(17)
=

Dengan: yi = fraksi mol komponen i
Fi = mol flowrate komponen i (kmol/jam)
FT = mol flowrate total (kmol/jam)
Jadi, tekanan parsial komponen i di sepanjang reaktor adalah:

= (18)
Dengan: Pi = tekanan parsial komponen I (kPa)
yi = fraksi mol komponen i
PT = tekanan total sistem (kPa)

Neraca Massa

Perhitungan neraca massa dipakai untuk mencari konversi di sepanjang reaktor. Adapun
asumsi-asumsi yang diambil:

1. Aliran plug flow, dimana tidak terjadi gradien konsentrasi ke arah radial
2. Dispersi aksial diabaikan
3. steady state

Pemodelan neraca massa dilakukan pada pipa berisi tumpukan katalisator pada elemen
volum sebesar A.z.

Neraca Massa Komponen A (Metanol Fase Gas) pada Elemen Volum A.z:

( ) ( + ) = ( )

| [ |+ + ( ). . . ] = 0

( |+ | )
lim = . ( ).
0

= . ( ). , Karena ( ). = ( ), maka:


0 = . ( )

. ( ) (19)
=
0
Atau

2 . ( ) (20)
=
40
Dengan: Fa0 = Kecepatan aliran masuk komponen A (kmol/jam)
A = Luas penampang reaktor alir pipa (m2)
B = densitas bulk katalis dalam reaktor (kg/m3)

Penentuan Porositas dan Densitas Bulk Partikel Katalis

Fraksi ruang kosong dalam bed diberikan oleh persamaan berikut:

2
(21)
( 2)
= 0.38 + 0.073 [1 + 2 ]
()

Dengan: = Void fraction / porositas katalis dalam bed


D = Diameter bed (m)
dp = Diameter katalis (m)

Densitas bulk partikel katalis ditentukan dari neraca massa bed:


Massa bed = massa fluida + massa padatan

= + (22)
Karena fluida dalam kasus ini adalah gas ( ), maka:

(. ) = (1 )(. )

= (1 ) (23)
Dengan: B = densitas bulk katalis dalam reaktor (kg/m3)
P = densitas partikel katalis (2014 kg/m3)
= Void fraction / porositas katalis dalam bed

Neraca Panas

Perhitungan neraca massa dipakai untuk mencari temperatur di sepanjang reaktor.


Adapun asumsi-asumsi yang diambil:

1. Aliran plug flow, dimana tidak terjadi gradien konsentrasi ke arah radial
2. Dispersi aksial diabaikan
3. steady state
4. Panas hilang cukup kecil sehingga dapat diabaikan (diisolasi)
5. Kapasitas panas (Cp) dan viskositas gas () hanya fungsi suhu (T)

Pemodelan neraca panas pada tumpukan katalisator pada elemen volum A.z
Neraca Panas Fase Gas pada Elemen Volum A.z:

( ) ( ) + ( ) = ( )

. ( )| . ( )|+ + ( ). ( ) = 0

[ . |+ . | ]
lim = . ( ). ( )
0


. = . ( )( )

( ) (24)
= . . ( )

atau
( ) (25)
= . 0

Dengan: T = Suhu gas (K)


Fi = Kecepatan aliran massa komponen i (kmol/jam)
Cpi = Kapasitas panas komponen i (kcal/kmol.K)

PANAS REAKSI

Reaksi pembentukan Dimethyl Ether dari Metanol :

1 1 1
3 3 3 + 2
2 2 2

Methanol Dimethylether Air

(26)
= 0 + .

Panas reaksi dehidrasi metanol pada suhu referensi 298 K (fase gas) adalah:

= (. ) (. ) (27)

1 1
0 (298) = [ (184.05) + (241.80)] (210.07)
2 2

(28)
0 (298) = 11.755

Kapasitas Panas Campuran Gas

Kapasitas panas campuran gas dipengaruhi oleh komponen gas dan suhu:

(29)
. = . + . + . + 3 .
2

298 298 298 298 298

Adapun harga Cp tiap komponen diperoleh dari literatur dengan persamaan:

(30)
= + + 2 + 3 .
Dari harga masing-masing Cp dan reaksi pembentukan dimetil eter di atas dapat diperoleh
konstanta sebagai berikut:

= [12 (3.22 + 01) + 12 (1.702 + 1] [21.15] = 3.48

Dengan cara yang sama: b = 1.9592e-02


c = -4.6765e-05
d = 2.5763e-08

Kemudian diperoleh persamaan Hr=f(T)

1.9592 02 2 (31)
= 11.755 + (3.48)( 298) + ( 2982 )
2
4.6765 05 3 2.5763 08 4
+ ( 2983 ) + ( 2984 )
3 4
VISKOSITAS GAS (i)

Harga viskositas gas diperoleh dari literatur dengan persamaan:

106 (32)
= + + 2 ( = . )

Sedangkan untuk viskositas campuran gas :

0.5 (33)
= 0.5

Dengan: yi = fraksi mol komponen i


i = viskositas gas i (dikonversi menjadi kg/m.jam x 3,6E-04)
BMi = Berat Molekul komponen i (kg/kmol)
Penentuan Diameter Reaktor

Diameter reaktor ditentukan dari densitas dan flowrate massa gas masuk reaktor.
Campuran gas masuk reaktor diasumsikan sebagai gas ideal sehingga:

= (34)

=


. =

. =

. (35)
=

Dengan: G = Densitas campuran gas (kg/m3)


P = Tekanan total gas (atm)
BMG = Berat molekul campuran gas (kg/kmol)
R = 0.08206 (atm.m3/kmol.K)
T = Suhu gas (K)

Berat molekul campuran gas ditentukan dari fraksi mol dan berat molekul masingmasing
komponen, yaitu:

= (36)
Dengan: yi = fraksi mol komponen i
BMi = Berat Molekul komponen i (kg/kmol)

Kecepatan massa superfisial campuran gas (G) ditentukan dari nilai kecepatan gas pada
luas penampang reaktor kosong (tanpa bed) dengan kisaran nilai antara 0.005 1 m/s (Ulrich,
1984)

= . (37)
Dengan: G = Kecepatan massa superfisial campuran gas (kg/jam.m2)
UG = Kecepatan gas (m/jam)
G = Densitas campuran gas (kg/m3)

Kemudian luas penampang reaktor dapat diperoleh dari persamaan:



= (38)

Dengan: A = Luas penampang reaktor (m2)


FMT = Flowrate massa gas total (kg/jam)

Maka diameter reaktor dapat ditentukan:

4 0.5 (39)
= ( )

Dengan: ID = Diameter dalam reaktor (m)


A = Luas penampang reaktor (m2)
= 3.14

Pemilihan nilai UG akan mempengaruhi panjang bed (z,m) dan diameter reaktor (ID, m)
sehingga sangat menentukan berat katalis yang akan dipakai dalam reaktor. Nilai UG yang dipakai
adalah UG yang memberikan berat katalis minimum pada konversi yang diinginkan (dalam kasus
ini konversi 80 %) namun masih dalam batasan umum fixed bed reactor (Ulrich, 1984).
PRESSURE DROP

Pressure drop aliran fluida melalui tumpukan katalis menggunakan persamaan Ergun:

1 150(1) (40)
= ( 3 ) ( + 1.75)
. .

Dengan: P = tekanan (lbf / ft2)


= porositas
gc = 4.17 x 108 lbm.ft / jam2.lbf (penyehat satuan)
dp = diameter partikel katalis (ft)
= viskositas campuran gas (lbm / ft.jam)
z = panjang reaktor pipa (ft)
G = kecepatan massa superfisial gas (lbm / ft2.jam)

Tetapi karena dalam perhitungan sebelumnya dipakai satuan SI, maka persamaan Ergun
tersebut perlu dirubah dahulu (modifikasi) ke dalam satuan SI sehingga perlu dikalikan faktor
koreksi (gcc).

1 150(1 ) (41)
= ( 3 )( + 1.75)
. .
Dengan: P = tekanan (kPa)
= porositas
dp = diameter partikel katalis (m)
= viskositas campuran gas (kg/m.jam)
z = panjang reaktor pipa (m)
G = kecepatan massa superfisial gas (kg/m2.jam)
gc = 127101600 kgm.m/jam2.kgf (penyehat satuan)
gCC = 9.807 x 10-3 kPa/(kgf/m2) (factor koreksi)
Susunan Program Matlab
function fixedbedreactorcpreidmodergunDW
clc
clear
global Fao Fbo Fco ya yb yc dp A Fa Fb Fc Ft BMa BMb BMc rhog G por rhob
% Input Data Umpan (kg/jam)
% a = Metanol; b = Dimetil Eter (DME); c = Air
FMao=10929.0300;
FMbo=7.9946;
FMco=5.2314;
FMt=FMao+FMbo+FMco;
% Trial Ug, Fluid Superficial Velocity (m/s)
% (batasan Ulrich = 0.005 - 1 m/s)
Ugt=0.21;
% Konversi Ugt menjadi m/jam:
Ug=Ugt*3600;
% BM komponen (kg/kmol)
BMa=32.043;
BMb=46.07;
BMc=18.02;
% Mol Flowrate (kmol/jam)
Fao=FMao/BMa;
Fbo=FMbo/BMb;
Fco=FMco/BMc;
Fto=Fao+Fbo+Fco;

% Data input:
xa0=0; % Konversi inlet
T0=523.15; % Temperature Inlet (K)
P0=14.8*101.325; % Tekanan inlet (kPa)
BMg=BMa*(Fao/Fto)+BMb*(Fbo/Fto)+BMc*(Fco/Fto); % BM campuran gas
dp=0.003; % Diameter katalis (m)
R=0.08206; % Gasconstant(atm.m3/kmolK)
rhog=((P0/101.325)*BMg)/(R*T0); % densitas camp gas(kg/m3)
G=Ug*rhog; % kg/jam/m2
A=FMt./G; % LuasPenampang Reaktor(m2)
D=(4*A/3.14)^0.5; % Diameter Reaktor (m)
rhok=2014; % densitas katalis (kg/m3)
por=0.38+0.073*(1+((D/dp-2)^2/(D/dp)^2)); % porositas
rhob=rhok*(1-por); % rho bulk katalis (kg/m3)

[Z,Y] = ode45(@reactor,[0 10],[xa0 T0 P0]);

%profil
profil=[Z Y(:,1) Y(:,2) Y(:,3)]';
figure(1)
plot(Z,Y(:,1),'b-')
title('Profil Konversi Metanol terhadap Panjang Bed')
xlabel('Panjang bed, meter')
ylabel('Konversi Metanol')
figure(2)
plot(Z,Y(:,2),'r-')
title('Profil Suhu Bed terhadap Panjang Bed')
xlabel('panjang bed, meter')
ylabel('Suhu bed, K')
figure(3)
plot(Z,Y(:,3),'g-')
title('Profil Tekanan terhadap Panjang Bed')
xlabel('panjang bed, meter')
ylabel('Tekanan, kPa')

%output
disp('Fixed Bed Reactor: Single Bed Catalyst')
disp('Detail:')
fprintf('Laju massa umpan total = %6.4f kg/jam\n',FMt)
fprintf('Fluid Superficial Velocity = %6.4f m/s\n',Ugt)
fprintf('Diameter Reaktor = %6.4f m\n',D)
fprintf('Porositas = %6.4f \n',por)
fprintf('BM Gas = %6.4f kg/kmol\n',BMg)
fprintf('Rho Gas = %6.4f kg/m3\n',rhog)
fprintf('Rho Bulk = %6.4f kg/m3\n\n',rhob)
disp('Profil')
disp('Panjang bed, m Konversi Suhu, K Tekanan, kPa')
disp('-------------- -------- -------- ------------')
fprintf(' %7.4f %6.4f %6.4f %6.4f\n',profil)

function dy=reactor(z,y)
global Fao Fbo Fco ya yb yc dp A Fa Fb Fc Ft BMa BMb BMc rhog G por rhob
dy=zeros(3,1);

% Stoikiometri
Fa=Fao*(1-(y(1)));
Fb=Fbo+0.5*Fao*(y(1));
Fc=Fco+0.5*Fao*(y(1));
Ft=Fa+Fb+Fc;

% Fraksi Mol
ya=Fa/Ft;
yb=Fb/Ft;
yc=Fc/Ft;

% Tekanan Parsial
Pa=ya*(y(3));
Pb=yb*(y(3));
Pc=yc*(y(3));

% kinetika reaksi
k1=1.21e6*exp(-9679.59/(y(2))); % kmol/m3.jam.kPa
Kp=exp(2712.8816/(y(2))-2.2093); % Kesetimbangan
rp=(k1*Pa)-(k1/Kp)*(Pb^0.5)*(Pc^0.5); % kmol/m3.jam

% Kapasitas Panas (kJ/kmol.K)


Cpa=21.15+7.092e-2*(y(2))+2.587e-5*(y(2))^2-2.852e-8*(y(2))^3;
Cpb=17.02+1.791e-1*(y(2))-5.234e-5*(y(2))^2-1.918e-9*(y(2))^3;
Cpc=32.24+1.924e-3*(y(2))+1.055e-5*(y(2))^2-3.596e-9*(y(2))^3;

% Perhitungan Neraca Panas


CpdT=3.48*((y(2))-298)+0.019592/2*((y(2))^2-298^2)-4.975e-6/3*((y(2))^3-
298^3)+2.5763e-8/4*((y(2))^4-298^4);
DHRo=-11755; % kJ/kmol
minDHR=-(DHRo+CpdT); % kJ/kmol
FiCpi=Fa*Cpa+Fb*Cpb+Fc*Cpc; % kJ/jam.K

% Profil konversi
dy(1)=rp*A/Fao;
% Profil suhu bed
dy(2)=rp*A*minDHR/FiCpi;

myuA=-14.236+3.8935e-1*(y(2))-6.2762e-5*(y(2))^2;
myuB=-4.2760+3.0262e-1*(y(2))+6.3528e-5*(y(2))^2;
myuC=-36.826+4.2900e-1*(y(2))-1.6200e-5*(y(2))^2;
myuG=((ya*myuA*BMa^0.5)+(yb*myuB*BMb^0.5)+(yc*myuC*BMc^0.5))/((ya*BMa^0.5)+(y
b*BMb^0.5)+(yc*BMc^0.5));
myuG1=myuG*3.6e-4; % mikropoise dikonversi jadi (kg/m.jam)

% Profil tekanan (kPa/m)


gc=127101600; % kg.m/jam2.kgf
gcc=9.807e-3; % hasil akhir ergun (kgf/m2/m)dikonversi jadi (kPa/m)
dy(3)=-(G/(rhog*dp*gc))*((1-por)/(por^3))*(150*(1-por)*myuG1/dp+1.75*G)*gcc;
Hasil Runing Program

Fixed Bed Reactor: Single Bed Catalyst


Detail:
Laju massa umpan total = 10942.2560 kg/jam
Fluid Superficial Velocity = 0.2100 m/s
Diameter Reaktor = 1.2920 m
Porositas = 0.5253
BM Gas = 32.0382 kg/kmol
Rho Gas = 11.0452 kg/m3
Rho Bulk = 955.9983 kg/m3

Profil
Panjang bed, m Konversi Suhu, K Tekanan, kPa
-------------- -------- -------- ------------
0.0000 0.0000 523.1500 1499.6100
0.0008 0.0001 523.1573 1499.6092
0.0016 0.0001 523.1646 1499.6084
0.0023 0.0002 523.1719 1499.6076
0.0031 0.0002 523.1792 1499.6068
0.0070 0.0005 523.2158 1499.6028
0.0110 0.0007 523.2525 1499.5988
0.0149 0.0010 523.2891 1499.5948
0.0188 0.0012 523.3258 1499.5908
0.0384 0.0025 523.5097 1499.5707
0.0580 0.0037 523.6945 1499.5507
0.0775 0.0050 523.8801 1499.5306
0.0971 0.0063 524.0666 1499.5105
0.1950 0.0128 525.0119 1499.4103
0.2929 0.0195 525.9794 1499.3100
0.3908 0.0264 526.9700 1499.2097
0.4887 0.0335 527.9846 1499.1093
0.7387 0.0525 530.6914 1498.8530
0.9887 0.0730 533.5783 1498.5966
1.2387 0.0952 536.6649 1498.3400
1.4887 0.1192 539.9731 1498.0833
1.7387 0.1453 543.5274 1497.8264
1.9887 0.1738 547.3550 1497.5693
2.2387 0.2050 551.4850 1497.3120
2.4887 0.2392 555.9476 1497.0545
2.7387 0.2769 560.7722 1496.7967
2.9887 0.3183 565.9871 1496.5387
3.2387 0.3639 571.6067 1496.2804
3.4887 0.4138 577.6258 1496.0218
3.7387 0.4681 584.0118 1495.7628
3.9887 0.5261 590.6758 1495.5035
4.2387 0.5868 597.4619 1495.2437
4.4887 0.6482 604.1459 1494.9836
4.7387 0.7075 610.4442 1494.7231
4.9887 0.7618 616.0681 1494.4622
5.2387 0.8087 620.8161 1494.2009
5.4887 0.8466 624.5941 1493.9394
5.6860 0.8702 626.9145 1493.7328
5.8833 0.8888 628.7198 1493.5261
6.0807 0.9028 630.0791 1493.3194
6.2780 0.9133 631.0841 1493.1125
6.4753 0.9211 631.8335 1492.9056
6.6726 0.9268 632.3770 1492.6987
6.8700 0.9308 632.7570 1492.4918
7.0673 0.9336 633.0254 1492.2848
7.2946 0.9360 633.2535 1492.0464
7.5219 0.9376 633.4062 1491.8080
7.7491 0.9386 633.4988 1491.5696
7.9764 0.9392 633.5590 1491.3312
8.2264 0.9397 633.6116 1491.0689
8.4764 0.9401 633.6450 1490.8067
8.7264 0.9403 633.6624 1490.5444
8.9764 0.9404 633.6730 1490.2821
9.2323 0.9405 633.6830 1490.0137
9.4882 0.9406 633.6893 1489.7452
9.7441 0.9406 633.6925 1489.4768
10.0000 0.9406 633.6943 1489.2083

Grafik

Anda mungkin juga menyukai