Kespro Pekerjaa Isi
Kespro Pekerjaa Isi
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Sektor industri merupakan sektor yang saat ini mulai
berkembang pesat di Indonesia. Sektor industri juga saat ini
menjadi sektor yang cukup penting dalam perekonomian di
Indonesia. Salah satu sektor industri adalah pabrik sepatu.
Dewasa
ini,
penduduk
Indonesia
mengalami
pertumbuhan
proses
menjahit
sampai
pelapisan
sepatu
dan
produksi
sepatu
dan
hal
itu
menyebabkan
penelitian
yang
dihasilkan
oleh
Hendra
sepatu
maka
tidak
menutup
kemungkinan
dapat
mengakibatkan
gangguan
kesehatan
pada
pekerja
industri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Kesehatan Reproduksi
Definisi sehat menurut WHO adalah keadaan sempurna fisik, mental, dan
sosial, tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Menurut hasil
ICPD/Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan (KIPP) 1994
di Kairo, kesehatan reproduksi adalah kondisi sejahtera fisik, mental dan sosial
secara utuh dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala
hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi reproduksi. Sehingga
kesehatan reproduksi mencakup 2 hal, yaitu:
UU 1 tahun 1951
-
Pasal 10 menegaskan :
Pekerjaan dilakukan 7 jam sehari/ 40 jam per minggu, Pekerjaan
pada malam hari/ pekerjaan yang membahayakan kesehatan dan
keselamatan tidak boleh lebih dari 6 jam sehari/ 35 jam
seminggu,Bekerja 4 jam terus menerus harus diberikan istirahat jam
Pasal 13 menegaskan:
Pekerja wanita tidak boleh diwajibkan bekerja pada hari pertama
dan kedua waktu haid (utamanya), Cuti hamil/ melahirkan selama 3
bulan (1 bln sebelum kelahiran & 2 bln setelah kelahiran),Pekerja
wanita yang masih menyusui harus diperkenankan menyusui anaknya
pada jam kerja
Pasal 16 menegaskan:
Tenaga kerja, suami/ istri dan anak berhak memperoleh jaminan
pemeliharaan kesehatan yang meliputi rawat jalan, inap, pemeriksaan
kehamilan, persalinan, pelayanan khusus dan gawat darurat
Gangguan haid
Gangguan kehamilan dan persalinan
Gangguan menyusui
Gangguan pemakaian alat KB
Tapi para pekerja berhak mendapatkan fasilitas dan sarana perlindungan
kespro pekerja dengan tujuan untuk mencapai derajat kesehatan fisik & mental
pekerja setinggi-tingginya seperti:
-
pekerja
kerusakan
atau
situasi
yang
berpotensi
untuk
BAB III
PEMBAHASAN
a.
berkembang di Indonesia sejak tahun 1980-an dan hingga kini pemerintah terus
memacu industri sepatu yang mampu menyerap tenaga kerja massal.
Pengembangan industri sepatu ini seiring dengan meningkatnya ekspor sepatu dan
pangsa pasar sepatu produk tanah air di pasar global. Industri sepatu menyumbang
lapangan kerja sebanyak 643 ribu orang yang setara dengan 4,21% dari tenaga
kerja industri manufaktur. Setidaknya ada sekitar 980.000 unit usaha kecil dan
menengah (UKM) yang menekuni industri ini dengan tenaga kerja sebanyak
490.000.
Saat ini sudah banyak industri sepatu yang sudah menggunakan mesin
dalam proses produksinya, akan tetapi sepatu buatan tangan (hand made shoes)
tetap dianggap sebagai produk kualitas terbaik. Proses pembuatan sepatu dengan
tangan ini dapat menimbulkan risiko kesehatan akibat pajanan bahan berbahaya
selama proes produksi dan salah satunya dapat mengakibatkan terjadinya
gangguan reproduksi pada pekerja. Proses produksi pembuatan sepatu dimulai
dengan proses memotong, mengelem, menjahit, mewarnai, dan melapisi sepatu.
Kegiatan yang paling berisiko menimbulkan gangguan kesehatan pada pekerja
adalah pada saat tahap pengeleman. Dalam beberapa penelitian telah
menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara pajanan beberapa pelarut
organik dengan penyakit tertentu pada pekerja. Sebagian besar pelarut yang
digunakan dalam industri sepatu adalah pelarut organik yang mudah menguap.
Lem berbasis cairan pelarut, pencair lem (primer), cairan pembersih dan bahan
kimia lainnya kemungkinan menyebabkan bahaya kesehatan salah satunya
kesehatan reproduksi bagi pekerja. Meskipun mengandung banyak zat berbahaya,
penggunaan lem dalam pembuatan sepatu merupakan hal yang tidak bisa
dihindari. Lem merupakan bahan yang sangat penting dalam proses produksi
sepatu yang didalamnya terkandung senyawa organic volatile (diantaranya
benzena, toluen dan xylen). Kandungan benzene di dalam lem diketahui mencapai
6
Bengkel
H (1)
H (2)
Al
Ag
Ja (1)
Ja (2)
Uj
Rerata
Kisaran
Konsentrasi
CER (ppm)
Benzene
0.68
0.81
0.90
0.75
3.29
2.19
1.18
1.40
0,68 3,29
Toluene
11.07
91.47
53.07
79.21
141.94
147.36
10.51
76,38
10,51 147,36
Campuran
Xylene
< 0.01
< 0.01
< 0.01
< 0.01
< 0.01
< 0.01
< 0.01
< 0.01
< 0.01
1.90
6.19
4.45
5.46
13.68
11.75
2.89
6.62
1,90 13,68
wadah
yang
aman
dan
jauh
dari
dan
mengurangi
inhalasi
benzena.
mengandung
merupakan
hampir
4000
zat berbahaya.
zat
Seperti
kimia
dan
aminobifenil,
berbagai macam penyakit dan kanker. Pada fasa uap, asap rokok
mengandung
karbon
toluena, amonia,
monoksida,
karbon
formaldehida,
dioksida, benzena,
hydrogen
sianida,
N-
aktivitas biologisnya,
yaitu
asphyxiants,
pengiritasi,
proses
biologis
dalam
sistem
reproduksi
laki-laki
dan
kematian bayi, dan emningkatnya angka cacat pada bayi baru lahir. Efek buruk
pada kesehatan reproduksi muncul akibat pajanan zat-zat berbahaya sebelum
pembuahan (pada orang tua), selama kehamilan, atau dari lahir sampai maturasi
seksual.
Dari beberapa zat yang terkandung dalam lem pada proses produksi
sepatu, benzena merupakan zat yang di anggap paling berbahaya dan
menimbulkan banyak dampak bagi kesehatan terutama dampak bagi kesehatan
reprodusi pekerja. Benzene yang masuk ke dalam tubuh mengalami metabolisme
yang utama menjadi benzene epoksida. Di dalam hati, benzene epoksida
merupakan senyawa yang tidak stabil dan akan segera mengalami perubahan
membentuk fenol yang akan dikeluarkan menjadi urin. Oleh karena itu kadar
fenol digunakan sebagai indikator biologic dalam paparan benzene pada tenaga
kerja. Benzena masuk ke dalam tubuh pekerja industri sepatu melalui jalur
inhalasi uap benzene, jalur dermal atau melalui kulit. Absorbsi melalui kulit
terjadi bila ada kontak langsung dengan kulit dan benzene akan terserap melalui
jaringan lemak kulit karena sifat benzene yang lipofilik. Oleh karena itu, personal
higyne pada pekerja di industri sepatu berpengaruh terhadap pajanan benzena
yang dapat mempengaruhi kesehatan pekerja. Hal ini dapat dilihat pada data yang
diambil dari penelitian pada pekerja bagian pengeleman home industri sandal dan
sepatu di Kota Tasikmalaya yang meniunjukkan terdapat hubungan antara
personal higine pekerja dengan kadar fenol dalam urine.
Tabel 2. Distribusi kadar fenol urine dan kategori praktek personal
hygiene pekerja pengeleman sepatu pada home industri di Tasikmalaya
Variabel
Kadar fenol urin (mg/l)
< 25,00
25,00 49,99
50,00 100,00
>100,00
Total
5,3
19
33,3
28
49,1
12,3
57
100,0
Personal Higiene
10
Kurang
Sedang
Baik
Jumlah
0,0
35
61,4
22
38,6
57
100,0
Dari table diatas dapat diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan
antara hygiene perorangan dengan kadar fenol dalam urine pekerja industri sepatu.
Menurut WHO kadar fenol dalam urin di atas 25 mg/l menunjukkan telah terjadi
paparan benzene. Pengukuran fenol dalam urin merupakan biomarker yang telah
digunakan secara rutin untuk menilai paparan benzene dalam industri.
Efek akut dari pajanan benzene adalah terganggunya organ reproduksi.
Berdasarkan data yang ada, beberapa pekerja wanita yang menghirup benzene
dalam dalam konsentrasi yang tinggi selama bebrapa bulan akan mengalami
gangguan menstruasi dan gangguan indung telur. Pada penelitian toksisitas
terhadap reproduksi dan perkembangan pajanan benzene dalam dosis yang tinggi
dapat memberikan efek terhadap janin pada ibu hamil yaitu berat bayi lahir
rendah, pembentukan tulang terhambat dan kerusakan sumsum tulang belakang.
Selama pekerja terpajan benzene terjadi penurunan parameter hematologi (total
sel darah putih, sel darah merah, platelets dan hematokrit).
Hubungan antara profil darah dengan konsentrasi benzene dapat
ditunjukkan melalui data berikut yang didapat dari hasil uji analisa chi square
yang didapat dari responden yang bekerja sebagai tukang sol, karena pekerja
bagian ini yang paling banyak menggunakan lem sehingga mempunyai resiko
yang lebih besar untuk terpajan senyawa kimia berbahaya.
Tabel 3 . Hasil uji analisa chi-square antara pajanan benzene dengan profil
darah
NO
1
2
3
4
Variabel
Hemoglobin
Leukosit
Eritrosit
Trombosit
Nilai p
0,014
0,5
0,014
0,649
Keterangan
Signifikan
Tidak Signifikan
Signifikan
Tidak signifikan
11
5
6
7
8
9
10
11
Hematokrit
MCV
MCH
Neutrofil
Limfosit
Monosit
Eusinofil
0,414
0,5
0,3
0,109
0,083
0,414
0,046
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Signifikan
xylen). Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap sebelum dan seusai
kerja dan juga pada saat sebelum dan sesudah makan. Pemilik atau pengelola
industri sepatu membuat program juga perlu membuat program penyuluhan
kepada para pekerja tentang pentingnya pengadaan dan pengunaan alat pelindung
diri atau APD untuk pemeliharaan tingkat kesehatan pekerja.
Upaya pencegahan lainnya yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan
pergantian secara bertahap terhadap lem yang digunakan pada proses produksi
sepatu menjadi lem yang aman bagi kesehatan pekerja.Menambah ventilasi dalam
tempat kerja dan meletakkan beberapa penyedot udara (exhaust fan) di titik-titik
rawan yang banyak menggunakan lem perekat berpelarut zat bebahaya seperti
benzene, toluene, dan xylene. Pengendalian secara adinistratif juga perlu
dilakukan antara lain dengan pengaturan jam kerja, waktu libur dan cuti. Cuti
sebaiknya diberikan kepada pekerja perempuan yang sedang hamil mengingat
paparan
zat-zat
berbahaya
dapat
mengganggu
sistem
reproduksi
dan
membahayakan kesehatan janin serta ibu. Apabila indutrsi sepatu belum dapat
mengganti
lem
yang
menggunakan
pelarut
zat
berbahaya
sebaiknya
13
BAB IV
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Industri sepatu merupakan salah satu sektor industri yang telah
berkembang pesat di Indonesia dan mampu menyerap tenaga kerja yang
banyak dengan membuka banyak lapangan kerja. Namun sepatu buatan
tangan (hand made shoes) dianggap sebagai produk kualitas terbaik di
samping banyaknya mesin produksi sepatu walaupun proses pembuatan
sepatu dengan tangan ini dapat menimbulkan risiko kesehatan akibat pajanan
bahan berbahaya selama proes produksi. Salah satu kegiatan yang paling
berisiko menimbulkan gangguan kesehatan pada pekerja adalah pada saat
tahap pengeleman. Dalam proses produksi sepatu zat-zat berbahaya yang
terkandung dalam lem seperti benzene, toluene, dan xylen yang masuk ke
dalam tubuh melalui inhalasi, kulit dan jarang sekali melalui oral kecuali
tertelan bersama makanan atau batang rokok yang terkontaminasi menempel
pada bibir akibat personal hygiene yang tidak baik pada pekerja.
Analisis dari beberapa industri sepatu di Kecamatan Ciomas
Kabupaten Bogor menunjukkan konsentrasi campuran benzene dan toluene
di semua industri sepatu tersebut telah melewati nilai ambang batasnya. Dari
beberapa zat yang terkandung dalam lem pada proses produksi sepatu,
benzena merupakan zat yang dianggap paling berbahaya dan menimbulkan
banyak dampak bagi kesehatan pekerja. Paparan zat kimia tersebut memang
tidak
langsung
memberikan
dampak
signifikan
terhadap
kesehatan
lingkungan
kerja
yang
nyaman
dan
aman
salah
satunya
dengan
2. Melakukan
aturan
mengurangi
atau
berhenti
merokok
untuk
16
DAFTAR PUSTAKA
Fatonah, Yuni Indriati. 2010. Analisis Risiko Kesehatan Pajanan Benzena Pada
Pekerja Bengkel Sepatu X Di Kawasan Perkampungan Industri Kecil
(PIK)
Pulogadung
Jakarta
Timur.
Depok:
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat.
Haen, Martha Tinelli dan Katharina Oginawati. Hubungan
Pajanan Senyawa Benzena, Toluena Dan Xylen Dengan
Sistem Hematologi Pekerja Di Kawasan Industri Sepatu. Ejurnal.
Kurniawidjaja, L Meily. 2012. Keluhan Pernapasan dan Analisis
Risiko Kesehatan Pajanan BTX pada Pekerja di Bengkel Alas
Kaki Informal di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor.J
Respir
Indo,
(Online),
Vol.
32,
No.
1.
pada
Pulogadung
Pekerja
Tahun
Industri
2011.
Sepatu
Depok:
Kulit
Fakultas
di
PIK
kesehatan
Masyarakat.
17