Anda di halaman 1dari 9

1.

Pengertian Akhlak Secara bahasa bentuk jamak dari akhlak adalah khuluq, yang memiliki
arti tingkah laku, perangai dan tabiat. Secara istilah, akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang
mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan direnungkan lagi.
(Azyumadi.2002.203-204)

A.

Latar Belakang

Agama merupakan sistem kepercayaan yang meliputi tata cara peribadatan hubungan manusia
dengan sang mutlak, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam
lainnya sesuai dengan kepercayaan tersebut. Berdasarkan klasifikasi manapun diyakini bahwa
agama memiliki peranan signifikan bagi kehidupan manusia, disebabkan agama terdapat
seperangkat nilai yang menjadi pedoman dan pegangan manusia. Salah satunya adalah dalam hal
moral. Moral adalah sesuatu yang berkenaan dengan baik dan buruk.
Tak jauh berbeda dengan moral hanya lebih sepesifik adalah budi pekerti. Akhlak merupakan
perilaku dilakukan tanpa banyak pertimbangan tentang baik dan buruk. Adapun etika atau ilmu
akhlakn kajian sistematis tentang baik dan buruk, bisa juga dikatakan bahwa etika merupakan ilmu
tentang moral. Hanya saja perbedaan etika dan ilmu akhlak (etika islam) bahwa pertama hanya
berdasar pada akal, sedangkan disebut terakhir berdasarkan pada wahyu, akal hanya membantu
terutama pada perumusan.
B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka permasalahannya dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1.

Apa yang dimaksud agama ?

2.

Bagaimana hubungan agama dengan moral?

3.

Bagaimana hubungan moral, akhlak dan etika ?

C.

Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuannya adalah :


1.

Untuk memahami agama dari teori dan keyakinan yang dianut, tidak hanya mengikuti dan

menganut agama sebagai keturunan.


2.

Untuk mengetahui bahwa agama memiliki norma-norma yang berkaitan dengan moral sebagai

perilau sehari-hari
3.

Untuk memperbaiki akhlak yang bertolak belakang dengan etika dan moral, karena dari

ketiganya saling berkaitan.


BAB II
PEMBAHASAN

A.

Pengertian Agama

Agama sudah menjadi bahasa Indonesia, secara etimologi berasal dari bahasa Sanksekerta terdiri
dari kata a artinya tidak, gama artinya kacau, agama berarti tidak kacau. Sebagian lain mengatakan
a adalah cara, gama adalah jalan, agama berarti cara jalan, maksudnya cara berjalan untuk
menempuh keridhaan Tuhan.
Dalam bahasa inggris agama disebut religion, berasal dari bahasa latin leregele artinnya
mengumpulkan, membaca. Relegion mengandung pengertian kumpulan cara-cara peribadatan yang
terdapat dalam kitab suci yang harus dibaca.
Dalam bahasa arab agama adalah din yang secara etimologis memiliki arti balasan atau pahala,
ketentuan, kekuasaan, pengaturan, perhitungan, taat, patuh dan kebiasaan. Agama memang
membawa peraturan, hukum yang harus dipatuhi, menguasai dan menuntut untuk patuh kepada
Tuhan dengan menjalankan ajarannya, membawa kewajiban yang jika tidak dilaksanakan akan
menjadi hutang yang akan membawa balasan baik kepada yang taat memberi balasan buruk
kepada yang tidak taat.
Secara terminologis, Hasby as-siddiqi mendefinisikan agama sebagai dustur (undang-undang) ilahi
yang didatangkan Allah untuk menjadi pedoman hidup dan kehidupan manusia didunia untuk
mencapai kerajaan dunia dan kesejahteraan akhirat. Agama adalah peraturan Tuhan yang diberikan
kepada manusia yang berisi sistem kepercayaan, sistem penyembahan dan sistem kehidupan
manusia untuk mencapai kebahagiaan didunia dan diakhirat.
Menurut endang saefudin anshari (1990) Agama meliputi sistem kredo kepercayaan atas adanya
sesuatu yang mutlak diluar manusia, sistem ritus tatacara peribadatan manusia kepada yang mutlak
dan sistem norma atau tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan
hubungan dengan alam lainnya sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata peribadatan
tersebut.
B.

Hubungan Agama Dan Moral

Berbicara tentang moral asosiasinya akan tertuju pada penentuan baik dan buruk sesuatu. Dengan
rasio atau tradisi dapat juga dengan lainnya seseorang dapat menentukan baik atau buruk.
Aliran rasionalisme berpendapat bahwa rasiolah yang menjadi sumber moral bukanlah yang lain.
Yang menentukan baik dan buruknya sesuatu adalah akal dan pikiran manusia semata.
Aliran hedonisme berpendapat bahwa sumber kebaikan dan keburukan adalah kebahagiaan.
Sesuatu dikatakan baik jika mendatangkan kebahagiaan dan sebaliknya sesuatu dikatakan buruk

jika mendartangkan keburukan. Kebahagiian yang dimaksud adalaj kebahagiaan individu aliran ini
disebut egoistik hednisme, aliran ini antara lain digagas oleh Epicurus (341-270).
Adalagi aliran hedoisme universal yang berpandangan bahwa kebaikan dan keburukan diukur oleh
kebahagiaan. Aliran ini digagas oleh John Stuart Mill (1806-1873). Ia mengatakan ebaikan tertinggi
(summmun bonum), adalah utility is happiness for the greates number of sentimen being
(kebahagiaan untuk jumlah kebanyakan manusia yang sebesar-besarnya).
Aliran tradisionalisme berpendapat bahwa sumber kebaikan atau keburukan adalah tradisi atau adat
istiadat. Karena peradaban Barat mengalami trauma historis berkenaan dengan agama, maka
peradaban Barat berusaha menyingkirkan agama dalam kehidupan mereka. Agama tidakhanya
sekedar ritual peribadatan semata-mata, diluar itu agama tidak berperan apa-apa. Sumber utama
moral adalah akal dengan variasi yang berbeda satu sama lain, karena akal manusia terbatas dan
relatif manusia moderen kehilangan pegangan mutalk. Dalam kondisi demikian, ia mengalami risis
moral yang dalam bentuknya ekstrim berakhir dengan bunuh diri. Dalam hubungannya dengan ini
Muhammad Qhutb menulis, janganlah mudah kita ditipu oleh gagasan yang canggih dan tidak tahu
persoalan sebenarnya, sebab sepanjang moral telah diputuskan ikatannya dengan akidah terhadap
Allah, maka tidak akan kokoh (kuat) berpijak dimuka bumi ini serta memiliki tempat bergantung
terhadap akibat-akibat yang mengiringinya.
Atas dasar itulah, maka agama memiliki peranan penting usaha dalam mengahpus krisis moral
tersebut dengan menjadikan agama sebagai sumber moral. Allah SWT telah memberikan agama
sebagi pedoman dalam menjalani kehidupan didunia ini agar mendapat kebahagiaan sejati, salah
satunya adalah pedoman moral. Melalui kitab suci dan para rosul, Allah telah mejelaskan prinsipprinsip moral yang harus dijadian pedoman oleh umat manusia. Dalam konteks islam sumber moral
itu adalah Al-Quran dan Hadist.
Mukti Ali mantan mentri agam pernah menyatakan, agama menurut kami antar lain memberi
petunjuk bagaimana moral itu harus dijalankan, agamalah yang memberikan hukum-hukum moral.
Dan karenanya agamalah sanksi terakhir bagi semua tindakan moral, sanksi agamalah yang
membantu dan mempertahankan cita-cita etik.
Hamka menyatakan bahwa agama ibarat tali kekang, yaitu talikekang dari penguburan pikiran (yang
liar / binar), tali kekang dari penguburan hawa nafsu (yang angkara murka), tali kekang daripada
ucapan dan perilaku (yang keji).
Menurut kesimpulan A.H. Muhaimin dalam bukunya Cakrawala Kuliah Agama bahwa ada beebrapa
hal yang patut dihayati dan penting dari agama, yaitu :

1.

Agama itu mendidik manusia menjadi tentram, damai, tabah dan tawakal, ulet serta percaya

pada diri sendiri.


2.

Agama itu dapat membentuk dan mencetak manusia menjadi, berani berjuang menegakan

kebenaran dan keadilan dengan kesiapan mengabdi dan berkorban, serta sadar, enggan dan takut
untuk melakukan pelanggaran yang menuju dosa dan noda.
3.

Agama memberi sugesti kepada manusia agar dalam jiwanya tumbuh sifat-sifat mulia dan

terpuji, penyantun, toleransi dan manusiawi.


Karena itu, menempatankan agama pada posisi semula bisa menjadi penawar kebingungan
manusia moderen. Moral yang bersumber agama bersifat mutlak, permanen, eternal dan universal.
Nilai-nilai moral dalam islam berlaku untuk semua orang dan semua tempat tanpa memandang
tanpa memandang latar belakang etnis kesukuan, kebangsaan, dan sosial kultural.
C.

Hubungan Moral, Akhlak dan Etika

Jika dilihat dari maknanya maka persamaan dari moral, akhlak dan etika adalah pada fungsinya.
Semua berfungsi pada pengarah atau petunjuk agar seseorang mengetahui mana perbuatan yang
baik dan mana perbuatan yang buru. Dengan itu manusia diharapkan senantiasa melakukan
perbuatan-perbuatn yang baik, agar tercipta masyarakat yang warganya berperilaku baik dan sopan.
Jika dilihat dari sisi sumber, etika bersumber pada rasio sedangan akhlak bersumber pada Al-Quran
dan Hadist sementara rasio hanya mendukung terhadap apa yang dikemukakan oleh Al-Quran dan
Hadist. Sementara moral umumnya berdasarkan pada ketentuan atau kebiyasaan umum yang
berlaku dimasyarakat.
Selain itu etika bersifat teoritis sementara moral dan akhlak lebih bersifat praktis. Artinya moral itu
berbicara soal mana yang baik dan buruk, akhlak berbicara soal baik dan buruk, benar dan salah,
layak dan tidak layak, sementara itu etika lebih berbicara kenapa perbuatan itu dikatakan baik atau
buruk. Etika menyelidiki, memperhatikan dan mempertimbangkan tentang yang baik dan buruk,
moral menyatakan ukuran yang baik tentang tindakan itu dalam kesatuan sosial tertentu, moral itu
hasil dari penelitian etika.
Akhlak karena bersumber pada wahyu maka ia tidak bisa berubah. Akhlak dalam islam bersifat tetap
dan tidak bisa diubah-ubah oleh pemikiran manusia. Apa yang dikatakan baik oleh Al-Quran dan
apa yang dikatakan buruk oleh Hadist maka smapai kapanpun akan seperti itu.
Meskipun akhlak bersumber pada Al-Quran dan Hadist sedangkan moral dan etika bersumber pada
akal atau budaya sertempat, tetap saja bahwa semuanya mempunyai keterkaitan yang sangat erat.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Agama merupakan sistem kepercayaan yang meliputi tata cara peribadatan hubungan manusia
dengan sang mutlak, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam
lainnya sesuai dengan kepercayaan tersebut.
Moral yang bersumber agama bersifat mutlak, permanen, eternal dan universal. Nilai-nilai moral
dalam islam berlaku untuk semua orang dan semua tempat tanpa memandang tanpa memandang
latar belakang etnis kesukuan, kebangsaan, dan sosial kultural.
Jika dilihat dari maknanya maka persamaan dari moral, akhlak dan etika adalah pada fungsi, sisi
sumber dan pada sifatnya.

2.
3. 3. B. Pengertian Moral Secara bahasa dibentuk dari bentuk dari kata mores yang artinya
adat kebiasaan. Moral ini selalu dikaitkan dengan ajaran baik/buruk yang diterima
umum/masyarakat. (Azyumadi.2002.203-204)
4. 4. C. Pengertian Etika Sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu
masyarakat tertentu, etika lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau filsafat, karena itu yang
menjadi standar baik dan buruk adalah akal manusia. (Azyumadi.2002.203-204)
5. 5. D. Perbedaan Akhlak, Moral, dan Etika 1.Akhlak : standar perenentuan Al-Quran dan
Hadits 2.Moral : besifat lokal/khusus 3.Etika : lebih bersifat teoritis/umum Perbedaaan antara
etika, moral, dan susila dengan akhlak adalah terletak pada sumber yang dijadikan patokan
untuk menentukan baik dan buruk. Jika dalam etika penilaian baik buruk berdasarkan
pendapat akal pikiran, dan pada moral dan susila berdasarkan kebiasaan yang berlaku
umum di masyarakat, maka pada akhlak ukuran yang digunakan untuk menentukan baik
buruk itu adalah al-quran dan al-hadis.
6. 6. KHAREKTERISTIK AKHLAK ISLAM Secara sederhana akhlak Islami dapat diartikan
sebagai akhlak yang berdasarkan ajaran Islam atau akhlak yang bersifat Islami. Kata Islam
yang berada di belakang kata akhlak dalam hal menempati posisi sebagai sifat. Dengan
demikian akhlak Islami adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah, disengaja,
mendarah-daging dan sebenarnya yang didasarkan pada ajaran Islam. Dilihat dari segi
sifatnya yang universal, maka akhlak Islami juga bersifat universal. Namun dalam rangka
menjabarkan akhlak islami yang universal ini diperlukan bantuan pemikiran akal manusia
dan kesempatan sosial yang terkandung dalam ajaran etika dan moral.
7. 7. PROSES TERBENTUKNYA AKHLAK DALAM ISLAM Reinforcement merupakan
penguatan yang diberikan terhadap perilaku manusia. Reinforcement dibedakan menjadi 2,
yaitu reinforcement positif dan reinforcement negative. Ketika dalam berperilaku manusia
mendapatkan reinforcement positif, maka ia akan merasakan kenikmatan, kenyamanan
dalam perilakunya. Sehingga perilaku tersebut akan selalu diulang ulang, dan akan
menjadi sebuah akhlak.
8. 8. TOLAK UKUR AKHLAK BAIK BURUK DALAM ISLAM Dari segi bahasa baik adalah
terjemahan dari kata khoir ( dalam bahasa arab ) Dikatakan bahwa yang disebut baik
adalah sesuatu yang menimbulkan rasa keharuan dan kepuasan, kesenangan, persesuaian,
dan seterusnya. Menurut ajaran Islam penentuan baik dan buruk harus didasarkan pada
petunjuk Al-Quran dan Al- Hadits.
9. 9. JENIS-JENIS AKHLAK A. Akhlak Mahmudah Akhlak mahmudah adalah tingkah laku
terpuji yang merupakan tanda keimanan seseorang. Akhlak mahmudah atau akhlak terpuji
ini dilahirkan dari sifat-sifat yang terpuji pula Sifat terpuji yang dimaksud adalah, antara lain:
cinta kepada Allah, cinta kepada rasul, taat beribadah, senantiasa mengharap ridha Allah,
tawadhu, taat dan patuh kepada Rasulullah, bersyukur atas segala nikmat Allah, bersabar
atas segala musibah dan cobaan, ikhlas karena Allah.
10. 10. B. Akhlak Madzmumah Akhlak madzmumah adalah tingkah laku yang tercela atau
perbuatan jahat yang merusak iman seseorang dan menjatuhkan martabat manusia. Sifat
yang termasuk akhlak mazmumah adalah segala sifat yang bertentangan dengan akhlak
mahmudah, antara lain: kufur, syirik, munafik, fasik, murtad, takabbur, riya, dengki, bohong,

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.
18.
19.

20.
21.

menghasut, kikil, bakhil, boros, dendam, khianat, tamak, fitnah, qatiurrahim, ujub, mengadu
domba, sombong, putus asa, kotor, mencemari lingkungan, dan merusak alam.
11. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK DAN MEMPENGARUHI AKHLAK 1.Insting
(Naluri) Aneka corak refleksi sikap, tindakan dan perbuatan manusia dimotivasi oleh
kehendak yang dimotori oleh Insting seseorang ( dalam bahasa Arab gharizah). Insting
merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para Psikolog menjelaskan bahwa
insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku antara
lain adalah:
12. a. Naluri Makan (nutrive instinct). Manusia lahir telah membawa suatu hasrat makan
tanpa didorang oleh orang lain. b. Naluri Berjodoh (seksul instinct). c. Naluri Keibuan
(peternal instinct) tabiat kecintaan orang tua kepada anaknya dan sebaliknya kecintaan anak
kepada orang tuanya. d. Naluri Berjuang (combative instinct). Tabiat manusia untuk
mempertahnkan diri dari gangguan dan tantangan. e. Naluri Bertuhan. Tabiat manusia
mencari dan merindukan penciptanya.
13. 2. Adat/Kebiasaan Adat/Kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang
yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi
kebiasaan. Abu Bakar Zikir berpendapat: perbuatan manusia, apabila dikerjakan secara
berulang-ulang sehingga mudah melakukannya, itu dinamakan adat kebiasaan.
14. 3. Wirotsah (keturunan) Warisan adalah: Berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok
(orang tua) kepada cabang (anak keturunan). Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan
sifat-sifat asasi orang tuanya. Kadang-kadang anak itu mewarisi sebagian besar dari salah
satu sifat orang tuanya.
15. 4. Milieu Artinya suatu yang melingkupi tubuh yang hidup meliputi tanah dan udara
sedangkan lingkungan manusia, ialah apa yang mengelilinginya, seperti negeri, lautan,
udara, dan masyarakat. milieu ada 2 macam: 1) Lingkungan Alam 2) Lingkungan pergaulan
16. PENGERTIAN ADIL, SYUKUR, SABAR, DAN PEMAAF DAN IMPELENTASI DALAM
KEHIDUPAN A. Pengertian Adil Adil berasal dari bahasa Arab yang berarti berada di tengahtengah, jujur, lurus, dan tulus. Secara terminologis adil bermakna suatu sikap yang bebas
dari diskriminasi, ketidakjujuran. Dengan demikian orang yang adil adalah orang yang sesuai
dengan standar hukum baik hukum agama, hukum positif (hukum negara), maupun hukum
sosial (hukum adat) yang berlaku. Dalam Al Quran, kata adl disebut juga dengan qisth (QS
Al Hujurat 49:9).
17. An-Nisaa Ayat : 58
18. B. Pengertian Syukur Pengertian syukur secara terminology berasal dari kata bahasa
Arab, berasal dari kata
19. Lain hal dengan sebagaian ulama yang menjelaskan syukur berasal dari kata syakara
yang berarti membuka yang dilawan dengan kata kufur yang berarti menutup atau
melupakan segala nikmat dan menutup-nutupinya. Syukur adalah sikap dan perilaku yang
menunjukkan peneriaan terhadap suatu pemberian atau anugerah dalam bentuk
pemanfaatan dan penggunaan yang sesuai dengan kehendak pemberinya.
20. C. Pengertian Sabar Sabar berasal dari bahasa Arab dari akar SHABARA (
21. D. Pengertian Pemaaf Pemaaf berarti merelakan atas kesalahan orang lain. Memaafkan
sangat perlu dalam kehidupan manusia. Firman Allah SWT : Artinya : Jadilah engkau

22.

23.

24.

25.

pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang maruf, serta berpalinglah dari pada orangorang yang bodoh. (Q.S. Al-Araff: 199)
22. Pengertian memaafkan : 1) melupakan hasrat membenci mereka. 2) membatalkan
hasrat untuk membalas dendam. 3) membatalkan hasrat menghukum mereka. 4)
membatalkan untuk menyimpan dendam.
23. E. Implementasi Adil, Syukur, Sabar, dan Pemaaf dalam Kehidupan serta Cara
Mengembangkan Cara Mengimplementasikan : 1. Sabar Cara mengimplementasikannya
adalah - Sabar menjalankan perintah Allah SWT - Sabar jika tertimpa musibah - Sabar
menjauhi kemaksiatan
24. 2. Pemaaf Cara mengimplementasikannya adalah Memaafkan kesalahan seseorang
meskipun diminta ataupun tidak menyimpan rasa dendam. 3. Adil Cara
mengimplementasikannya adalah adil terhadap Allah SWT, sesama manusia, mahluk lainnya
berlaku sesuai pada tempatnya.
25. KESIMPULAN Akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan
mudah dan spontan tanpa dipikir dan direnungkan lagi. Moral adalah istilah yang digunakan
untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau
buruk, benar atau salah. Etika adalah studi yang sitematik mengenai sifat dasar dari konsepkonsep nilai baik, buruk, harus, benar, salah, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai