Keywords
Abstract
PENDAHULUAN
Diabetes Melitus (DM) merupakan
suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja
insulin,
atau
kedua-duanya.
Hiperglikemia kronik pada diabetes
berhubungan dengan kerusakan jangka
panjang, disfungsi, atau kegagalan
beberapa organ tubuh, terutama mata,
ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah.
World Health Organization (WHO)
sebelumnya telah merumuskan bahwa DM
merupakan sesuatu yang tidak dapat
dituangkan dalam satu jawaban yang jelas
resistensi
insulin
adalah
dengan
menggunakan HOMA-IR (Homeostatic
Model Assessment Insulin Resistance)
yang berasal dari gula darah puasa (GDP)
dan insulin atau konsentrasi C-peptida. (3,
4)
Universitas Hasanuddin merupakan
perguruan tinggi negeri terbesar di
kawasan Indonesia timur dan menjadi
tujuan belajar ribuan calon mahasiswa
dengan beragan usia dari berbagai daerah
di Indonesia. Staf pengajar dan staf
administrasi merupakan civitas akademika
Universitas Hasanuddin dan adalah aset
yang berharga karena jumlahnya yang
besar dan peranannya dalam proses
pendidikan. Untuk memperoleh kinerja
yang optimal dari civitas akademika ini
diperlukan beberapa daya dukung, salah
satunya adalah kesehatan yang prima.
Untuk itu penting diketahui faktor-faktor
risiko penyakit, salah satunya penyakit
diabetes melitus sehingga perlu dilakukan
penelitian yang menilai petanda diabetes
melitus pada civitas akademika Universitas
Hasanuddin yang sepanjang pengetahuan
kami belum pernah dilakukan.
MANFAAT PENELITIAN
Dengan diketahuinya hubungan antara
HOMA-IR dengan insulin dan kadar gula
darah puasa, dapat menyediakan informasi
ilmiah yang dapat dipergunakan untuk
menganalisis faktor-faktor yang terkait
dengan penyakit DM (Diabetes Melitus)
BAHAN DAN CARA KERJA
Penelitian
kuantitatif
ini
menggunakan desain observasional study.
Data primer dikumpulkan secara cross
sectional dimana pengukuran variabel
HOMAIR
N
Mean
Std.
Normal
Deviatio
Parametersa,b
n
Absolute
Most Extreme
Positive
Differences
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal
60
.91667409
1.2045974
14
.298
.298
-.243
2.307
.000
GlukosaDarah Insulin
Puasa
60
60
101.953
3.55152
18.0650
4.595867
.190
.301
.190
.301
-.105
-.240
1.472
2.329
.026
.000
b. Calculated from data
Pearson Correlation
HOMAIR
Sig. (2-tailed)
N
60
Pearson Correlation
.985**
Insulin
Sig. (2-tailed)
.000
N
60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Insulin
.985**
.000
60
1
60
HOMAIR
GlukosaDarahPuasa
.237
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
60
.237
.068
60
1
Sig. (2-tailed)
N
.068
60
60
Pearson Correlation
HOMAIR
GlukosaDarahPuasa
dijabarkan dari penggunaan produk insulinglukosa, dibagi oleh konstanta. Hasil dari
glukosa darah puasa insulin plasma puasa
adalah indeks dari resistensi insulin hepatik.
(4, 12, 14, 15)
HOMA-IR = (glukosa insulin) / 22,5
(insulin dalam U/L dan glukosa diukur
dalam mmol/L)
Konstanta 22,5 adalah faktor yang
dinormalkan (contohnya: produk normal dari
insulin plasma puasa adalah 5 U/mL dan
glukosa darah puasa normal adalah 4,5
mmol/L, tipikal dari individu yang normal
dan sehat = 22,5) dimana fungsi sel beta juga
diklakulasi oleh rumus lain dengan
menggunakan insulin puasa dan kadar
glukosa. (12)
HOMA-IR telah diobservasi memiliki
korelasi yang linear dengan glucose clamp
dan minimal model dalam memperkirakan
sensitifitas/resistensi insulin dalam berbagai
studi di populasi yang berbeda-beda.
Dijabarkan dari perhitungan matematis
antara interaksi fungsi sel beta dan resistensi
insulin, HOMA digunakan untuk mengukur
insulin pada keadaan menetap dan
konsentrasi glukosa. C-peptida, pengukur
sekresi insulin (bukan kerja insulin), dapat
digunakan di HOMA untuk fungsi sel beta
dan resistensi insulin. (4, 12, 13, 14)
Berdasarkan tabel 2 dan gambar 1,
dapat diperhatikan dari nilai p=0.000 yang
menyatakan secara statistik bahwa terdapat
korelasi yang signifikan antara variabel
HOMA-IR dengan variabel insulin, yang
juga tampak jelas dari diagram scatter-dot
yang menunjukkan arah naik yang signifikan
dan membentuk garis yang berarti bahwa
setiap kenaikan variabel HOMA-IR turut
mempengaruhi kenaikan variabel insulin.
Hal ini sesuai dengan teori dari definisi
resistensi insulin itu sendiri yaitu suatu
kondisi di mana terjadi penurunan sensitifitas
jaringan terhadap kerja insulin sehingga
KEPUSTAKAAN
1
Investigation.
Dari:
http://onlinelibrary.wiley.com
[9
Januari 2014]
12 Singh B, Saxena A. 2010, Surrogate
markers of insulin resistance: A
review, [on line], World J Diabetes.
Dari: http://www.wjgnet.com [9
Januari 2010]
13 Dugdale
DC.
2012,
Glucose
Tolerance
Test,
[on
line],
MedicinePlus.
Dari:
www.nlm.nih.gov [9 Januari 2014]
14 Esteghamati
A,
Ashraf
H,
Khalilzadeh
O,
Zandieh
A,
Nakhjavani M, Rashidi A, Haghazali
M, Asgari F. 2010, Optimal cut-off of
homeostasis model assessment of
insulin resistance (HOMA-IR) for the
diagnosis of metabolic syndrome:
third national surveillance of risk
factors
of
non-communicable
diseases in Iran (SuRFNCD-2007),
[on line], Nutrition & Metabolism.
Dari: www.ncbi.nlm.nih.gov [21
Desember 2013]
15 Gayoso-Diz F, Otero-Gonzalez A,
Rodriguez-Alvarez MX, Gude F,
Garcia F, Francisco AD, Quintela
AG. 2013, Insulin resistance
(HOMA-IR) cut off values and the
metabolic sydrome in a general adult
population : effect of gender and
age : EPIRCE cross-sectional study,
[on line], BMC Endocrine Disorders.
Dari: www.biomedcentral.com [21
Desember 2013]
16 Roth DL, Zick Y. 2001, Recent
Advances in Our Understanding of
Insulin Action and Insulin Resistance,
[on line], Diabetes Care. Dari:
http://care.diabetesjournals.org
[9
Januari 2014]
17 Soegondo S, Purnamasari D.
Sindrom Metabolik. Dalam : Sudoyo
AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi
V. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
p. 1865-72
12