Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Program kelas ibu hamil adalah salah satu bentuk pendidikan prenatal yang dapat
meningkatkan pengetahuan ibu hamil, terjadi perubahan perilaku positif sehingga
ibu memeriksakan kehamilan dan melahirkan ke tenaga kesehatan dengan
demikian akan meningkatkan persalinan ke tenaga kesehatan dan menurunkan
angka kematian ibu dan Anak (www. Dep kes).
Kegiatan Kelas Ibu Hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka yang bertujuan meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan
nifas dan perawatan bayi baru lahir, melalui praktik dengan menggunakan buku
KIA (Kesehatan Ibu anak) (Depkes, 2009 : vii).
Pada akhir proyek kerjasama Buku KIA The Ensuring Quality Of MCH Service
Through MCH Handbook Departemen Kesehatan Republik Indonesia Japan
International Cooperation Agency (JICA) tahun 1998-2003, telah dikembangkan
paket Kelas Ibu oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, yang terdiri dari :
Buku Pedoman Kelas Ibu Hamil, Buku Skenario Kelas Ibu dan Media Alat bantu
(Lembar Balik) dan senam Ibu Hamil. Kegiatan Kelas Ibu itu disusun sebagai
upaya untuk meningkatkan cakupan dan pemanfaatan Buku KIA dalam pelayanan
kesehatan Ibu dan Anak (Depkes, 2009 : ix).
Kelas Ibu merupakan salah satu kegiatan penting dalam penerapan Buku KIA
dimasyarakat sebagai upaya pembelajaran ibu, suaminya dan keluarga agar
memahami Buku KIA melalui metode kegiatan belajar bersama dalam kelas yang
di fasilitasi oleh petugas kesehatan untuk mempersiapkan ibu hamil menghadapi
persalinan yang aman dan nyaman. Beberapa kegiatan seperti senam ibu hamil,
latihan pernafasan pada persalinan dan cara menyusui bayi juga diberikan minat
ibu-ibu hamil agar datang mengikuti Kelas Ibu Hamil tersebut (Depkes RI :
2009).
Hamil adalah Keadaan uterus mengandung embrio (Sumarmo Markam
2008:92).Pemerintah menargetkan 90% kunjungan antenatal care ke tenaga
kesehatan atau bidan (Depkes 2009) (Diakses pada tanggal 14 Maret 2010).
Pemerintah menganjurkan 4 kali pemeriksaan selama hamil: yang pertama satu
kali kunjungan selama trimester I, sebelum minggu ke-14, yang kedua satu kali
kunjungan selama trimester II, diantara minggu ke-14 sampai minggu ke-28, yang
ketiga Dua kali kunjungan selama trimester III, antara minggu ke-28 sampai dan
setelah minggu ke-36. (Rita Yulifah 2009 : 64).
Kelas Ibu Hamil ini di adakan karena makin banyaknya angka kematian Ibu
(AKI).Angka Kematian Ibu adalah banyaknya kematian perempuan pada saat
hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan
tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya
dan bukan karena sebab-sebab lain, per100.000 kelahiran hidup.
Seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan Kegiatan Kelas Ibu Hamil sebaiknya
dibuatkan laporan. Pelaporan hasil pelaksana Kelas Ibu Hamil dijadikan sebagai
dokumen, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pembelajaran

pihak-pihak yang berkepentingan. Pelaporan disusun pada setiap selesai


melaksanakan Kelas Ibu Hamil. Isi laporan memuat tentang: waktu pelaksanaan,
jumlah peserta, proses pertemuan, masalah dan hasil capaian pelaksanaan, hasil
evaluasi.
Pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang dari bidan atau tenaga
kesehatan pelaksana Kelas Ibu Hamil ke puskesmas-Dinas Kesehatan KabupatenDinas Kesehatan Propinsi-Departemen Kesehatan.Pelaporan oleh bidan atau
pelaksana pertemuan Kelas Ibu Hamil dilakukan setiap selesai pertemuan atau
setiap angkatan pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, kabupaten dan provinsi pelaporan
disusun setiap 3 (tiga) bulan sekali dan laporan tahunan.
Salah satu tool (alat) program kesehatan yang diharapkan turut berperan dalam
menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kehamilan, persalinan dan nifas
adalah buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku KIA). Buku KIA adalah suatu buku
yang berisi catatan kesehatan Ibu dan Anak serta informasi cara menjaga
kesehatan dan mengatasi anak sakit. Namun tidak semua ibu mau/bisa membaca
buku KIA, Penyebabnya bermacam-macam, ada ibu yang tidak punya waktu
untuk membaca buku KIA, atau malas membaca buku KIA, sulit mengerti isi
buku KIA, ada pula ibu yang tidak dapat membaca. Oleh sebab itu ibu hamil perlu
diajari tentang isi buku KIA dan cara menggunakan buku KIA. Salah satu
solusinya yaitu melalui penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang kelas ibu hamil di Puskesmas
Belimbing.
1.3 Tujuan
Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kelas Ibu Hamil di
Puskesmas Belimbing.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1
Bagi Peneliti
Di harapkan dapat menambah pemahaman wawasan penelitian tentang kelas Ibu
hamil.
1.4.2
Bagi Puskesmas
Dapat digunakan sebagai informasi dan masukan bagi pendidikan ataupun tenaga
kesehatan sebagai informasi penelitian berikutnya.
1.4.3
Bagi Lahan
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Belimbing.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A.PENGERTIAN
Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan
bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir,
mitos, penyakit menular dan akte kelahiran.
Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan
antara 4 minggu s/d 36 minggu (menjelang persalinan) dengan jumlah peserta
maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan
tukar pengalaman tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh dan
sistimatis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan. Kelas
ibu hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket
Kelas Ibu Hamil yaitu Buku KIA, Flip chart (lembar balik), Pedoman Pelaksanaan
Kelas Ibu Hamil, Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil dan Buku senam Ibu
Hamil.
B.TUJUAN
Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami
tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan
kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru
lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte
kelahiran.
Tujuan Khusus :
1. Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antara peserta (ibu hamil
dengan ibu hamil) dan antara ibu hamil dengan petugas kesehatan/bidan.
2.

Meningkatnya pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang :

a.
b.

Kehamilan, perubahan tubuh, keluhan (apakah kehamilan itu?,


perubahan tubuh selama kehamilan, keluhan umum saat hamil dan cara

mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil dan pengaturan gizi
termasuk pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan Anemia)
c.
Perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi kehamilan,
hubungan suami isteri selama kehamilan, obat yang boleh dikonsumsi ibu hamil,
tanda bahaya kehamilan dan P4K).
d.
Persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan dan proses
persalinan).
e.
Perawatan nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui
eksklusif, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya dan
penyakit ibu nifas).
f.
KB pasca persalinan.
g.
Perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir, pemberian vit.K1
injeksi, tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan perkembangan bayi/anak dan
pemberian imunisasi pada bayi baru lahir).
h.
Mitos/kepercayaan/adat istiadat setampat yang berkaitan dengan kesehatan
ibu dan anak.
i.
Penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan serta
penanggulangan malaria pada ibu hamil).
j.
Akte kelahiran.

C. Keuntungan kelas ibu hamil


Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana.
Penyampaian materi lebih komprehensif
Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai topik
tertentu.
Waktu pemberian materi menjadi efektif karena pola penyajian materi terstruktur
dengan baik.
Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat pembahasan
materi dilaksanakan.
Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.
Dilakukan evaluasi terhadap petugas kesehatan dan ibu hamil dalam memberikan
penyajian materi sehingga dapat meningkatkan kualitas sistim pembelajaran.
D. SASARAN KELAS IBU HAMIL

Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehmilan 4 - 36
minggu untuk mendapatkan materi kelas ibu hamil. Untuk pelaksanaan senam ibu
hamil sebaiknya peserta umur kehamilan > 20 minggu, karena pada umur
kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut keguguran, efektif untuk
melakukan senam hamil.

Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal 10 orang setiap kelas.


Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti
berbagai informasi penting, misalnay materi tentang persiapan persalinan atau
materi yang lainnya.

E. PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL


Kelas ibu hamil dapat dilaksanakan oleh pemerintah, swasta, LSM dan mayarakat.
1.

Fungsi dan peran (Provinsi, Kabupaten dan Puskesmas.

a.
* Provinsi :
- Menyiapkan tenaga pelatih
- Mendukung pelaksanaan kelas ibu hamil (sarana prasarana)
- Monitoring dan eveluasi
* Kabupaten :
- Menyiapkan tenaga fasilitator
- Bertanggungjawab atas terlaksananya kelas ibu hamil (dana, sarana dan
prasarana)
- Monitoring dan evaluasi
* Puskesmas :
- Kepala puskesmas sebagai penanggung jawab dan mengkoordinir pelaksanaan
kelas ibu hamil di wilayah kerjanya.
- Bidan/tenaga kesehatan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kelas ibu
hamil(identifikasi calon peserta, koordinasi dengan stake holder, fasilitasi
pertemuan,monitoring, evaluasi dan pelaporan).
2.

Fasilitator dan nara sumber

Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah
mendapat pelatihan dan setelah itu diperbolehkan untuk malaksanakan fasilitasi
kelas ibu hamil.
Dalam pelaksanaan kelas ibu hamil, fasilitator dapat meminta bantuan
narasumber untuk menyampaikan materi bidang tertentu.
Nara sumber adalah tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian di bidang
tertentu untuk mendukung kelas ibu hamil.
3.
Sarana dan prasarana

Ruang belajar untuk kapasitas 10 orang peserta kira-kira ukuran 4 x 5m,


dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup.

Alat tulis menulis (papan tulis, kertas, spidol, bolpoin) jika ada

Buku KIA

Lembar balik kelas ibu hamil

Buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil

Buku pegangan fasilitator

Alat peraga (KB kit, food model, boneka, metode kanguru, dll) jika ada

Tikar/karpet (matraks)

Bantal, kursi (jika ada)


Buku senam hamil

F. TAHAPAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL


Bebarapa tahapan yang dilakukan untuk melaksanakan kelas ibu hamil :
Pelatihan bagi pelatih
Pelatihan bagi fasilitator
Sosialisasi kelas ibu hamil pada tokoh agama, tokoh masyarakat dan stake holder
Persiapan pelaksanaan kelas ibu hamil
Pelaksanaan kelas ibu hamil
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
G. KEGIATAN PELAKSANAAN
1. Analisa Singkat
Melakukan analisa kebutuhan sebelum melaksanakan kelas ibu hamil bertujuan
untuk mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan untuk menunjang kelancaran
dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil. Misalnya : siapa tim
fasilitator yang akan memfasilitasi pertemuan, pakah diperlukan nara sumber atau
bagaimana persiapan materi dan alat bantu sudah lengkap atau perlu ditambah
dengan alat bantu lainnya, dll.
2.

Kegiatan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil

Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil atau sesuai
dengan hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta. Pada setiap pertemuan, materi
kelas ibu hamil disampaikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamiltetapi
tetap mengutamakan materi pokok. Setiap akhir pertemuan dilakukan senam ibu
hamil, bagi ibu hamil yang mempunyai usia kehamilan > 20 minggu. Senam ibu
hamil merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil, jika dilaksanakan,
setelah sampai di rumah diharapkan dapat dipraktekan. Waktu pertemuan
disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari
dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15 - 20 menit.

H. Langkah Pendidikan di Kelas Ibu Hamil


Dalam memberikan pendidikan pada ibu hamil tersebut dilakukan langkahlangkah dari mulai persiapan sampai pelaksanaan pembelajaran kelas ibu hamil
antara lain sebagai berikut:
Melakukan identifikasi terhadap ibu hamil yang ada di wilayah kerja. Ini
dimaksudkan untuk mengetahui berapa jumlah ibu hamil dan umur kehamilannya

sehingga dapat menentukan jumlah peserta setiap kelas ibu hamil dan berapa kelas
yang akan dikembangkan dalam kurun waktu tertentu misalnya selama satu tahun.
Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu hamil, misalnya tempat
di puskesmas atau polindes, kantor desa/balai pertemuan, posyandu atau di rumah
salah seorang warga masyarakat. Sarana belajar menggunakan kursi, tikar, karpet,
VCD player dan lain-lain jika tersedia.
Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal pelaksanaan kelas ibu
hamil serta mempelajari materi yang akan disampaiakan.
Persiapan peserta kelas ibu hamil, mengundang ibu hamil umur antara 5 sampai 8
bulan.
Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa saja fasilitatornya dan nara
sumber jika diperlukan.
Membuat rencana pelaksanan kegiatan
Akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil, sebagai kegiatan/materi ekstra
Menentukan waktu pertemuan, yang disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa
dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit dan
senam 30 menit.
I. MATERI KELAS IBU HAMIL
1. PERTEMUAN I
* Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan.
- Apa itu kehamilan?
- Perubahan tubuh ibu selama kehamilan
- Apa saja yang perlu dilakukan ibu
- Pengaturan gizi termasuk pemberian
tablet tambah darah untuk mencegah
Anemia.
* Perawatan Kehamilan.
- Kesiapan psikologis menghadapi
kehamilan.
- Hubungan suami isteri selama kehamilan.
- Obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil.
- Tanda - tanda bahaya kehamilan
- Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi.
2. PERTEMUAN II
* Persalinan
- Tanda - tanda persalinan
- Tanda bahaya pada persalinan
- Proses persalinan
- Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
* Perawatan Nifas

- Apa saja yang dilakukan ibu nifas agar


dapat menyusui eksklusif?
- Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas?
- Tanda - tanda bahaya nifas
- KB post partum
*USG
*Teknik menyusui yang benar
*Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
3. PERTEMUAN III
* Perawatan Bayi baru lahir
- Perawatan Bayi Baru Lahir (BBL)
- Pemberian Vitamin K injeksi pada BBL
- Tanda bahaya BBL
- Pengamatan perkembangan bayi/anak
- Pemberian imunisasi pada BBL
* Mitos
- Penggalian dan penelusuran mitos yang
berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
* Penyakit menular
- Infeksi Menular Seksual (IMS)
- Informasi dasar HIV/AIDS
- Pencegahan dan penanganan Malaria pada ibu hamil.
* Akte kelahir
4.SENAM HAMIL
Senam hamil bukan merupakan keharusan, namun dengan melakukan senam
hamil akan memberikan banyak manfaat dalam membantu kelancaran proses
persalina, antara lain dapat melatih cara mengedan yang benar. Kesiapan ini
merupakan bakal bagi calon ibu pada saat persalinan.
Tujuan senam hamil adalah :
a.
Memberikan dorongan serta melatih jasmani dan rohani ibu secara bertahap
agar ibu dapat menghadapi persalinan dengan tenang, sehingga proses persalinan
dapat berjalan lancar dan mudah.

b.
c.
d.
e.
f.

Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis


Melonggarkan persendian yang berhubungan dengan proses persalinan
Cara memperoleh kontraksi dan relokasi yang sempurna
Menguasai teknik-teknik pernapasan dalam persalinan
Dapat mengatur diri pada ketenangan

Manfaat senam hamil secara teratur :


a.
Memperbaiki sirkulasi darah
b.
Mengurangi pembengkakan
c.
Memperbaiki keseimbangan otot
d.
Mengurangi kram / kejang pada kaki
e.
Menguatkan otot-otot perut
f.
Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan
Syarat-syarat mengikuti senam hamil :
-

Pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter / bidan


Lakukan latihan setelah kehamilan 22 minggu
Lakukan latihan secara teratur dan disiplin

Bagikan hal yang tepat hanya dengan orang yang tepat.


Masukan
Bantuan Kawasan
Privasi Persyaratan Persyaratan Maps

Rizki Dian Angriani


38 pengikut|3.022 tampilan

Rizki Dian Angriani


Dibagikan kepada publik - 20 Agt 2014
MAKALAH
KELAS IBU HAMIL
DI PUSKESMAS BELIMBING PADANG

OLEH:
RESTY ASPRIWATI FRIMA
RINI HARTINI NINGSIH
RIRI AMELIA
RIVA TRIYUNISEL
RIZKY DIAN ANGRIANI

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG


PRODI D III KEBIDANAN
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah tentang Kelas Ibu Hamil Dalam penulisan makalah ini penulis banyak
mendapat kesulitan karena terbatasnya pengalaman dan wawasan penulis. Namun
dengan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya dapat terselesaikan, untuk itu
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada guru pembimbing dan Ketua
puskesmas,CI pembimbing PKK 1 puskesmas belimbing padang, serta semua
pihak yang membantu kelancaran pembuatan makalah ini.
Untuk itu penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengharapkan agar makalah ini bermanfaat dan berguna bagi
pembaca dan bagi penyuluhan nantinya. Atas perhatianya penulis ucapkan terima
kasih.

Padang, 19 mei 2014

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Program kelas ibu hamil adalah salah satu bentuk pendidikan prenatal yang dapat
meningkatkan pengetahuan ibu hamil, terjadi perubahan perilaku positif sehingga
ibu memeriksakan kehamilan dan melahirkan ke tenaga kesehatan dengan
demikian akan meningkatkan persalinan ke tenaga kesehatan dan menurunkan
angka kematian ibu dan Anak (www. Dep kes).
Kegiatan Kelas Ibu Hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka yang bertujuan meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan
nifas dan perawatan bayi baru lahir, melalui praktik dengan menggunakan buku
KIA (Kesehatan Ibu anak) (Depkes, 2009 : vii).
Pada akhir proyek kerjasama Buku KIA The Ensuring Quality Of MCH Service
Through MCH Handbook Departemen Kesehatan Republik Indonesia Japan
International Cooperation Agency (JICA) tahun 1998-2003, telah dikembangkan
paket Kelas Ibu oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, yang terdiri dari :
Buku Pedoman Kelas Ibu Hamil, Buku Skenario Kelas Ibu dan Media Alat bantu
(Lembar Balik) dan senam Ibu Hamil. Kegiatan Kelas Ibu itu disusun sebagai
upaya untuk meningkatkan cakupan dan pemanfaatan Buku KIA dalam pelayanan
kesehatan Ibu dan Anak (Depkes, 2009 : ix).
Kelas Ibu merupakan salah satu kegiatan penting dalam penerapan Buku KIA
dimasyarakat sebagai upaya pembelajaran ibu, suaminya dan keluarga agar
memahami Buku KIA melalui metode kegiatan belajar bersama dalam kelas yang
di fasilitasi oleh petugas kesehatan untuk mempersiapkan ibu hamil menghadapi
persalinan yang aman dan nyaman. Beberapa kegiatan seperti senam ibu hamil,
latihan pernafasan pada persalinan dan cara menyusui bayi juga diberikan minat
ibu-ibu hamil agar datang mengikuti Kelas Ibu Hamil tersebut (Depkes RI :
2009).
Hamil adalah Keadaan uterus mengandung embrio (Sumarmo Markam
2008:92).Pemerintah menargetkan 90% kunjungan antenatal care ke tenaga
kesehatan atau bidan (Depkes 2009) (Diakses pada tanggal 14 Maret 2010).
Pemerintah menganjurkan 4 kali pemeriksaan selama hamil: yang pertama satu
kali kunjungan selama trimester I, sebelum minggu ke-14, yang kedua satu kali
kunjungan selama trimester II, diantara minggu ke-14 sampai minggu ke-28, yang
ketiga Dua kali kunjungan selama trimester III, antara minggu ke-28 sampai dan

setelah minggu ke-36. (Rita Yulifah 2009 : 64).


Kelas Ibu Hamil ini di adakan karena makin banyaknya angka kematian Ibu
(AKI).Angka Kematian Ibu adalah banyaknya kematian perempuan pada saat
hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan
tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya
dan bukan karena sebab-sebab lain, per100.000 kelahiran hidup.
Seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan Kegiatan Kelas Ibu Hamil sebaiknya
dibuatkan laporan. Pelaporan hasil pelaksana Kelas Ibu Hamil dijadikan sebagai
dokumen, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pembelajaran
pihak-pihak yang berkepentingan. Pelaporan disusun pada setiap selesai
melaksanakan Kelas Ibu Hamil. Isi laporan memuat tentang: waktu pelaksanaan,
jumlah peserta, proses pertemuan, masalah dan hasil capaian pelaksanaan, hasil
evaluasi.
Pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang dari bidan atau tenaga
kesehatan pelaksana Kelas Ibu Hamil ke puskesmas-Dinas Kesehatan KabupatenDinas Kesehatan Propinsi-Departemen Kesehatan.Pelaporan oleh bidan atau
pelaksana pertemuan Kelas Ibu Hamil dilakukan setiap selesai pertemuan atau
setiap angkatan pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, kabupaten dan provinsi pelaporan
disusun setiap 3 (tiga) bulan sekali dan laporan tahunan.
Salah satu tool (alat) program kesehatan yang diharapkan turut berperan dalam
menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kehamilan, persalinan dan nifas
adalah buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku KIA). Buku KIA adalah suatu buku
yang berisi catatan kesehatan Ibu dan Anak serta informasi cara menjaga
kesehatan dan mengatasi anak sakit. Namun tidak semua ibu mau/bisa membaca
buku KIA, Penyebabnya bermacam-macam, ada ibu yang tidak punya waktu
untuk membaca buku KIA, atau malas membaca buku KIA, sulit mengerti isi
buku KIA, ada pula ibu yang tidak dapat membaca. Oleh sebab itu ibu hamil perlu
diajari tentang isi buku KIA dan cara menggunakan buku KIA. Salah satu
solusinya yaitu melalui penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang kelas ibu hamil di Puskesmas
Belimbing.
1.3 Tujuan
Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kelas Ibu Hamil di
Puskesmas Belimbing.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1
Bagi Peneliti
Di harapkan dapat menambah pemahaman wawasan penelitian tentang kelas Ibu
hamil.
1.4.2
Bagi Puskesmas
Dapat digunakan sebagai informasi dan masukan bagi pendidikan ataupun tenaga
kesehatan sebagai informasi penelitian berikutnya.
1.4.3
Bagi Lahan
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang

pentingnya Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Belimbing.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A.PENGERTIAN
Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan
bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir,
mitos, penyakit menular dan akte kelahiran.
Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan
antara 4 minggu s/d 36 minggu (menjelang persalinan) dengan jumlah peserta
maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan
tukar pengalaman tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh dan
sistimatis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan. Kelas
ibu hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket
Kelas Ibu Hamil yaitu Buku KIA, Flip chart (lembar balik), Pedoman Pelaksanaan
Kelas Ibu Hamil, Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil dan Buku senam Ibu
Hamil.
B.TUJUAN
Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami
tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan
kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru
lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte

kelahiran.
Tujuan Khusus :
1. Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antara peserta (ibu hamil
dengan ibu hamil) dan antara ibu hamil dengan petugas kesehatan/bidan.
2.

Meningkatnya pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang :

a.
Kehamilan, perubahan tubuh, keluhan (apakah kehamilan itu?,
b.
perubahan tubuh selama kehamilan, keluhan umum saat hamil dan cara
mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil dan pengaturan gizi
termasuk pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan Anemia)
c.
Perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi kehamilan,
hubungan suami isteri selama kehamilan, obat yang boleh dikonsumsi ibu hamil,
tanda bahaya kehamilan dan P4K).
d.
Persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan dan proses
persalinan).
e.
Perawatan nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui
eksklusif, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya dan
penyakit ibu nifas).
f.
KB pasca persalinan.
g.
Perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir, pemberian vit.K1
injeksi, tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan perkembangan bayi/anak dan
pemberian imunisasi pada bayi baru lahir).
h.
Mitos/kepercayaan/adat istiadat setampat yang berkaitan dengan kesehatan
ibu dan anak.
i.
Penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan serta
penanggulangan malaria pada ibu hamil).
j.
Akte kelahiran.

C. Keuntungan kelas ibu hamil


Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana.
Penyampaian materi lebih komprehensif
Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai topik
tertentu.
Waktu pemberian materi menjadi efektif karena pola penyajian materi terstruktur
dengan baik.
Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat pembahasan
materi dilaksanakan.
Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.
Dilakukan evaluasi terhadap petugas kesehatan dan ibu hamil dalam memberikan
penyajian materi sehingga dapat meningkatkan kualitas sistim pembelajaran.
D. SASARAN KELAS IBU HAMIL


Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehmilan 4 - 36
minggu untuk mendapatkan materi kelas ibu hamil. Untuk pelaksanaan senam ibu
hamil sebaiknya peserta umur kehamilan > 20 minggu, karena pada umur
kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut keguguran, efektif untuk
melakukan senam hamil.

Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal 10 orang setiap kelas.


Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti
berbagai informasi penting, misalnay materi tentang persiapan persalinan atau
materi yang lainnya.
E. PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL
Kelas ibu hamil dapat dilaksanakan oleh pemerintah, swasta, LSM dan mayarakat.
1.

Fungsi dan peran (Provinsi, Kabupaten dan Puskesmas.

a.
* Provinsi :
- Menyiapkan tenaga pelatih
- Mendukung pelaksanaan kelas ibu hamil (sarana prasarana)
- Monitoring dan eveluasi
* Kabupaten :
- Menyiapkan tenaga fasilitator
- Bertanggungjawab atas terlaksananya kelas ibu hamil (dana, sarana dan
prasarana)
- Monitoring dan evaluasi
* Puskesmas :
- Kepala puskesmas sebagai penanggung jawab dan mengkoordinir pelaksanaan
kelas ibu hamil di wilayah kerjanya.
- Bidan/tenaga kesehatan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kelas ibu
hamil(identifikasi calon peserta, koordinasi dengan stake holder, fasilitasi
pertemuan,monitoring, evaluasi dan pelaporan).
2.

Fasilitator dan nara sumber

Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah
mendapat pelatihan dan setelah itu diperbolehkan untuk malaksanakan fasilitasi
kelas ibu hamil.
Dalam pelaksanaan kelas ibu hamil, fasilitator dapat meminta bantuan
narasumber untuk menyampaikan materi bidang tertentu.
Nara sumber adalah tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian di bidang
tertentu untuk mendukung kelas ibu hamil.
3.

Sarana dan prasarana


Ruang belajar untuk kapasitas 10 orang peserta kira-kira ukuran 4 x 5m,
dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup.

Alat tulis menulis (papan tulis, kertas, spidol, bolpoin) jika ada

Buku KIA

Lembar balik kelas ibu hamil

Buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil

Buku pegangan fasilitator

Alat peraga (KB kit, food model, boneka, metode kanguru, dll) jika ada

Tikar/karpet (matraks)

Bantal, kursi (jika ada)

Buku senam hamil


F. TAHAPAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL
Bebarapa tahapan yang dilakukan untuk melaksanakan kelas ibu hamil :
Pelatihan bagi pelatih
Pelatihan bagi fasilitator
Sosialisasi kelas ibu hamil pada tokoh agama, tokoh masyarakat dan stake holder
Persiapan pelaksanaan kelas ibu hamil
Pelaksanaan kelas ibu hamil
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
G. KEGIATAN PELAKSANAAN
1. Analisa Singkat
Melakukan analisa kebutuhan sebelum melaksanakan kelas ibu hamil bertujuan
untuk mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan untuk menunjang kelancaran
dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil. Misalnya : siapa tim
fasilitator yang akan memfasilitasi pertemuan, pakah diperlukan nara sumber atau
bagaimana persiapan materi dan alat bantu sudah lengkap atau perlu ditambah
dengan alat bantu lainnya, dll.
2.

Kegiatan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil

Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil atau sesuai
dengan hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta. Pada setiap pertemuan, materi
kelas ibu hamil disampaikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamiltetapi
tetap mengutamakan materi pokok. Setiap akhir pertemuan dilakukan senam ibu
hamil, bagi ibu hamil yang mempunyai usia kehamilan > 20 minggu. Senam ibu
hamil merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil, jika dilaksanakan,
setelah sampai di rumah diharapkan dapat dipraktekan. Waktu pertemuan
disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari
dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15 - 20 menit.

H. Langkah Pendidikan di Kelas Ibu Hamil


Dalam memberikan pendidikan pada ibu hamil tersebut dilakukan langkahlangkah dari mulai persiapan sampai pelaksanaan pembelajaran kelas ibu hamil
antara lain sebagai berikut:
Melakukan identifikasi terhadap ibu hamil yang ada di wilayah kerja. Ini
dimaksudkan untuk mengetahui berapa jumlah ibu hamil dan umur kehamilannya
sehingga dapat menentukan jumlah peserta setiap kelas ibu hamil dan berapa kelas
yang akan dikembangkan dalam kurun waktu tertentu misalnya selama satu tahun.
Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu hamil, misalnya tempat
di puskesmas atau polindes, kantor desa/balai pertemuan, posyandu atau di rumah
salah seorang warga masyarakat. Sarana belajar menggunakan kursi, tikar, karpet,
VCD player dan lain-lain jika tersedia.
Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal pelaksanaan kelas ibu
hamil serta mempelajari materi yang akan disampaiakan.
Persiapan peserta kelas ibu hamil, mengundang ibu hamil umur antara 5 sampai 8
bulan.
Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa saja fasilitatornya dan nara
sumber jika diperlukan.
Membuat rencana pelaksanan kegiatan
Akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil, sebagai kegiatan/materi ekstra
Menentukan waktu pertemuan, yang disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa
dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit dan
senam 30 menit.
I. MATERI KELAS IBU HAMIL
1. PERTEMUAN I
* Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan.
- Apa itu kehamilan?
- Perubahan tubuh ibu selama kehamilan
- Apa saja yang perlu dilakukan ibu
- Pengaturan gizi termasuk pemberian
tablet tambah darah untuk mencegah
Anemia.
* Perawatan Kehamilan.
- Kesiapan psikologis menghadapi
kehamilan.
- Hubungan suami isteri selama kehamilan.
- Obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil.
- Tanda - tanda bahaya kehamilan
- Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi.

2. PERTEMUAN II
* Persalinan
- Tanda - tanda persalinan
- Tanda bahaya pada persalinan
- Proses persalinan
- Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
* Perawatan Nifas
- Apa saja yang dilakukan ibu nifas agar
dapat menyusui eksklusif?
- Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas?
- Tanda - tanda bahaya nifas
- KB post partum
*USG
*Teknik menyusui yang benar
*Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
3. PERTEMUAN III
* Perawatan Bayi baru lahir
- Perawatan Bayi Baru Lahir (BBL)
- Pemberian Vitamin K injeksi pada BBL
- Tanda bahaya BBL
- Pengamatan perkembangan bayi/anak
- Pemberian imunisasi pada BBL
* Mitos
- Penggalian dan penelusuran mitos yang
berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
* Penyakit menular
- Infeksi Menular Seksual (IMS)
- Informasi dasar HIV/AIDS
- Pencegahan dan penanganan Malaria pada ibu hamil.
* Akte kelahir
4.SENAM HAMIL
Senam hamil bukan merupakan keharusan, namun dengan melakukan senam

hamil akan memberikan banyak manfaat dalam membantu kelancaran proses


persalina, antara lain dapat melatih cara mengedan yang benar. Kesiapan ini
merupakan bakal bagi calon ibu pada saat persalinan.
Tujuan senam hamil adalah :
a.
Memberikan dorongan serta melatih jasmani dan rohani ibu secara bertahap
agar ibu dapat menghadapi persalinan dengan tenang, sehingga proses persalinan
dapat berjalan lancar dan mudah.
b.
Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis
c.
Melonggarkan persendian yang berhubungan dengan proses persalinan
d.
Cara memperoleh kontraksi dan relokasi yang sempurna
e.
Menguasai teknik-teknik pernapasan dalam persalinan
f.
Dapat mengatur diri pada ketenangan
Manfaat senam hamil secara teratur :
a.
Memperbaiki sirkulasi darah
b.
Mengurangi pembengkakan
c.
Memperbaiki keseimbangan otot
d.
Mengurangi kram / kejang pada kaki
e.
Menguatkan otot-otot perut
f.
Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan
Syarat-syarat mengikuti senam hamil :
-

Pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter / bidan


Lakukan latihan setelah kehamilan 22 minggu
Lakukan latihan secara teratur dan disiplin

J. MONITORING, EVALUASI
I. MONITORING
Monitoring dilakukan dalam rangaka melihat perkembangan dan pencapaian
serta masalah dalam pelaksanaan kelas ibu hamil, hasil monitoring dapat dijadikan
bahan untuk perbaikan dan pengembangan kelas ibu hamil selanjutnya. Kegiatan
monitoring dilakukan secara berkala dan berjenjang mulai dari tingkat Desa,
Kecamatan, Kbupaten / Kota dan Provinsi.
II. EVALUASI
Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif maupun
negatif pelaksanaan kelas ibu hamil berdasarkan indikator. Dari hasil evaluasi
tersebut bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran guna melakukan perbaikan
dan pengembangan kelas ibu hamil berikutnya.

Evaluasi oleh pelaksana (bidan/koordinator bidan) dilakukan setiap selesai


pertemuan.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta Dinas Kesehatan Provinsi
dapat melakukan evaluasi bersama-sama misalnya 1 kali setahun.
III. IDIKATOR KEBERHASILAN

* Indikator Input :
- petugas kesehatan sebagai fasilitator kelas ibu hamil
ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil
suami/anggota keluarga yang hadir mengikuti kelas ibu hamil
kader yang terlibat dalam penyelenggaraan kelas ibu hamil
* Indikator Proses

- Fasilitator :
manajemen waktu, penggunaan variasi metode pembelajaran,
bahasan peyampaian, penggunaan alat bantu, kemampuan melibatkan peserta,
informasi Buku KIA.
- Peserta : fekuensi kehadiran, keaktifan bertanya dan berdiskusi
- Penyelenggaraan : tempat, sarana, waktu
* Indikator Output :
- peningkatan jumlah ibu hamil yang memiliki Buku KIA
- ibu yang datang pada K4
- ibu/keluarga yang telah memiliki perencanaan persalinan
- ibu yang datang untuk mendapatkan tablet Fe
- ibu yang telah membuat pilihan bersalin dengan Nakes
- KN
- IMD
- kader dalam keterlibatan penyelenggaraan
K. PELAPORAN
Seluruh rangakaian hasil proses pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil sebaikny
dibuatkan laporan.Pelaporan hasil pelaksanaan kelas ibu hamil dijadikan sebagai
dokumen, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pembelajaran
bagi pihak-pihak yang berkepentingan.Pelaporan disusun pada setiap selesai
melaksanakan kelas ibu hamil.
Isi laporan minimal tentan:
1. Waktu pelaksanaan
2. Jumlah peserta
3. Proses pertemuan
4. Masalah dan hasil capaian pelaksanaan

5. Hasil evaluasi
Selain rangakaian materi di atas, bahan yang penting disiapkan adalah kuesioner
yang berisi pertanyaan tentang kesehatan ibu dan anak yang merupakan Pra-tes
dan Post-tes.Dengan ini, pengetahuan ibu hamil dapat diukur sebelum menerima
pembelajaran dan sesudah menerima pembelajaran.
https://plus.google.com/100529035705268402865/posts/edjRwo3Sf74

PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL


Selamat bertemu kembali, kali ini saya akan membagikan sekilas materi tentang
Kelas Ibu Hamil.
Program ini baru dilaksanakan pada tahun 2011. Kegiatan ini seperti penyuluhan
kesehatan pada umumnya, namun lebih terfokus pada sasaran dan pengetahuan
yang diberikan juga lebih banyak.
Jadi, mari kita simak seperti apa perbedaannya. Langsung saja yah.....

A.PENGERTIAN
Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan
bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir,
mitos, penyakit menular dan akte kelahiran.
Setiap ibu hamil diwajibkan memiliki buku KIA, karena di buku ini terdapat
beberapa informasi tentang kehamilan. Akan tetapi, tidak semua informasi penting

termuat di buku KIA. Untuk itu, dibentuklah program Kelas Ibu Hamil.
B.TUJUAN

Tujuan Umum : Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku


ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan
selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB
pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat
istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.

Tujuan Khusus :

1. Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antara peserta (ibu


hamil dengan ibu
hamil) dan antara ibu hamil dengan petugas kesehatan/bidan.
2. Meningkatnya pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang :
a. Kehamilan, perubahan tubuh, keluhan (apakah kehamilan itu?,
perubahan tubuh
selama kehamilan, keluhan umumsaat hamil dan cara
mengatasinya, apa saja
yang perlu dilakukan ibu hamil dan pengaturan gizi termasuk
pemberian tablet
tambah darah untuk penanggulangan Anemia).
b. Perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi
kehamilan, hubungan
suami isteri selama kehamilan, obat yang boleh dikonsumsi
ibu hamil, tanda
bahaya kehamilan dan P4K).
c. Persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan
dan proses
persalinan).
d. Perawatan nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat
menyusui
eksklusif, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tandatanda bahaya dan
penyakit ibu nifas).
e. KB pasca persalinan.
f. Perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir,
pemberian vit.K1 injeksi,
tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan perkembangan
bayi/anak dan
pemberian imunisasi pada bayi baru lahir).
g. Mitos/kepercayaan/adat istiadat setampat yang berkaitan
dengan kesehatan ibu
dan anak.
h. Penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan

pencegahan serta
penanggulangan malaria pada ibu hamil).
i. Akte kelahiran.
C.SASARAN KELAS IBU HAMIL

Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehmilan 4 - 36
minggu untuk mendapatkan materi kelas ibu hamil. Untuk pelaksanaan
senam ibu hamil sebaiknya peserta umur kehamilan > 20 minggu, karena
pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut keguguran,
efektif untuk melakukan senam hamil.

Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal 10 orang setiap kelas.


Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat
mengikuti berbagai informasi penting, misalnay materi tentang persiapan
persalinan atau materi yang lainnya.

D.PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL


Kelas ibu hamil dapat dilaksanakan oleh pemerintah, swasta, LSM dan
mayarakat.
1. Fungsi dan peran (Provinsi, Kabupaten dan Puskesmas.
* Provinsi :
- Menyiapkan tenaga pelatih
- Mendukung pelaksanaan kelas ibu hamil (sarana prasarana)
- Monitoring dan eveluasi
* Kabupaten :
- Menyiapkan tenaga fasilitator
- Bertanggungjawab atas terlaksananya kelas ibu hamil (dana, sarana
dan prasarana)
- Monitoring dan evaluasi
* Puskesmas :
- Kepala puskesmas sebagai penanggung jawab dan mengkoordinir
pelaksanaan kelas ibu
hamil di wilayah kerjanya.
- Bidan/tenaga kesehatan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kelas
ibu hamil
(identifikasi calon peserta, koordinasi dengan stake holder, fasilitasi
pertemuan,
monitoring, evaluasi dan pelaporan).
2. Fasilitator dan nara sumber
Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah
mendapat pelatihan
dan setelah itu diperbolehkan untuk malaksanakan fasilitasi kelas ibu hamil.
Dalam pelaksanaan kelas ibu hamil, fasilitator dapat meminta bantuan

narasumber untuk
menyampaikan materi bidang tertentu.
Nara sumber adalah tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian di bidang
tertentu untuk
mendukung kelas ibu hamil.
3. Sarana dan prasarana

Ruang belajar untuk kapasitas 10 orang peserta kira-kira ukuran 4 x 5 m,


dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup.

Alat tulis menulis (papan tulis, kertas, spidol, bolpoin) jika ada

Buku KIA

Lembar balik kelas ibu hamil

Buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil

Buku pegangan fasilitator

Alat peraga (KB kit, food model, boneka, metode kanguru, dll) jika ada

Tikar/karpet (matraks)

Bantal, kursi (jika ada)

Buku senam hamil

E.TAHAPAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL


Bebarapa tahapan yang dilakukan untuk melaksanakan kelas ibu hamil :

Pelatihan bagi pelatih

Pelatihan bagi fasilitator

Sosialisasi kelas ibu hamil pada tokoh agama, tokoh masyarakat dan stake
holder

Persiapan pelaksanaan kelas ibu hamil

Pelaksanaan kelas ibu hamil

Monitoring, evaluasi dan pelaporan

F.KEGIATAN PELAKSANAAN
1. Analisa Singkat
Melakukan analisa kebutuhan sebelum melaksanakan kelas ibu
hamil bertujuan untuk mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan untuk
menunjang kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan kelas ibu
hamil. Misalnya : siapa tim fasilitator yang akan memfasilitasi pertemuan,
pakah diperlukan nara sumber atau bagaimana persiapan materi dan alat
bantu sudah lengkap atau perlu ditambah dengan alat bantu lainnya, dll.
2. Kegiatan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan
selama hamil atau sesuai dengan hasil kesepakatan fasilitator dengan
peserta. Pada setiap pertemuan, materi kelas ibu hamil disampaikan sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamiltetapi tetap mengutamakan materi
pokok. Setiap akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil, bagi ibu hamil
yang mempunyai usia kehamilan > 20 minggu. Senam ibu hamil
merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil, jika dilaksanakan,
setelah sampai di rumah diharapkan dapat dipraktekan.
Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan
pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit
termasuk senam hamil 15 - 20 menit.

G.MATERI KELAS IBU


HAMIL
1. PERTEMUAN I
* Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan.
- Apa itu kehamilan?
- Perubahan tubuh ibu selama kehamilan
- Apa saja yang perlu dilakukan ibu

- Pengaturan gizi termasuk pemberian


tablet tambah darah untuk mencegah
Anemia.
* Perawatan Kehamilan.
- Kesiapan psikologis menghadapi
kehamilan.
- Hubungan suami isteri selama kehamilan.
- Obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil.
- Tanda - tanda bahaya kehamilan
- Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi.
2. PERTEMUAN II
* Persalinan

- Tanda - tanda persalinan


- Tanda bahaya pada persalinan
- Proses persalinan
- Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
* Perawatan Nifas
- Apa saja yang dilakukan ibu nifas agar
dapat menyusui eksklusif?
- Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas?
- Tanda - tanda bahaya nifas
- KB post partum
USG

Teknik menyusui yang benar

Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

3. PERTEMUAN III
* Perawatan Bayi baru lahir
- Perawatan Bayi Baru Lahir (BBL)
- Pemberian Vitamin K injeksi pada BBL

- Tanda bahaya BBL


- Pengamatan perkembangan bayi/anak
- Pemberian imunisasi pada BBL
* Mitos
- Penggalian dan penelusuran mitos yang
berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
* Penyakit menular
- Infeksi Menular Seksual (IMS)
- Informasi dasar HIV/AIDS
- Pencegahan dan penanganan Malaria pada ibu hamil.
* Akte kelahiran
H.MONITORING, EVALUASI
I. MONITORING
Monitoring dilakukan dalam rangaka melihat perkembangan dan pencapaian
serta masalah
dalam pelaksanaan kelas ibu hamil, hasil monitoring dapat dijadikan bahan
untuk perbaikan dan
pengembangan kelas ibu hamil selanjutnya. Kegiatan monitoring dilakukan
secara berkala dan
berjenjang mulai dari tingkat Desa, Kecamatan, Kbupaten / Kota dan
Provinsi.
II. EVALUASI
Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif maupun
negatif
pelaksanaan kelas ibu hamil berdasarkan indikator. Dari hasil evaluasi
tersebut bisa dijadikan
sebagai bahan pembelajaran guna melakukan perbaikan dan pengembangan
kelas ibu hamil
berikutnya.
Evaluasi oleh pelaksana (bidan/koordinator bidan) dilakukan setiap selesai
pertemuan.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta Dinas Kesehatan Provinsi dapat
melakukan evaluasi
bersama-sama misalnya 1 kali setahun.
III. IDIKATOR KEBERHASILAN
* Indikator Input :
- ...% petugas kesehatan sebagai fasilitator kelas ibu hamil
- ...% ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil
- ...% suami/anggota keluarga yang hadir mengikuti kelas ibu hamil
- ...% kader yang terlibat dalam penyelenggaraan kelas ibu hamil
* Indikator Proses

- Fasilitator : manajemen waktu, penggunaan variasi metode


pembelajaran, bahasan
peyampaian, penggunaan alat bantu, kemampuan melibatkan peserta,
informasi Buku KIA.
- Peserta : fekuensi kehadiran, keaktifan bertanya dan berdiskusi
- Penyelenggaraan : tempat, sarana, waktu
* Indikator Output :
- ...% peningkatan jumlah ibu hamil yang memiliki Buku KIA
- ...% ibu yang datang pada K4
- ...% ibu/keluarga yang telah memiliki perencanaan persalinan
- ...% ibu yang datang untuk mendapatkan tablet Fe
- ...% ibu yang telah membuat pilihan bersalin dengan Nakes
- ...% KN
- ...% IMD
- ...% kader dalam keterlibatan penyelenggaraan
I.PELAPORAN
Seluruh rangakaian hasil proses pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil sebaiknya
dibuatkan laporan.
Pelaporan hasil pelaksanaan kelas ibu hamil dijadikan sebagai dokumen,
sehingga dapat dijadikan
sebagai bahan informasi dan pembelajaran bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
Pelaporan disusun pada setiap selesai melaksanakan kelas ibu hamil.
Isi laporan minimal tentang :
1. Waktu pelaksanaan
2. Jumlah peserta
3. Proses pertemuan
4. Masalah dan hasil capaian pelaksanaan
5. Hasil evaluasi
Selain rangakaian materi di atas, bahan yang penting disiapkan adalah kuesioner
yang berisi pertanyaan tentang kesehatan ibu dan anak yang merupakan Pra-tes
dan Post-tes.
Dengan ini, pengetahuan ibu hamil dapat diukur sebelum menerima pembelajaran
dan sesudah menerima pembelajaran.
Terimakasih telah membaca, semoga bermanfaat. Sukses yah,,,untuk teman-teman
yang sedang melaksanakan kelas ibu hamil.
http://ichavirgo.blogspot.com/2013/04/pelaksanaan-kelas-ibuhamil.html

Anda mungkin juga menyukai