Manajemen Perpajakan
Manajemen Perpajakan
A. Pengertian
Pemerintah pada saat ini melakukan upaya habis-habisan dalam bidang perpajakan. Karena
itulah, pengusaha harus menanggapinya dengan cara habis-habisan juga, yaitu dengan menempuh
manajemen pajak. Bagaimanapun juga pajak bagi perusahaan tetap sebagai beban (biaya). Jika
pengelolaan pajak tidak dilakukan dengan baik, kemungkinan di kemudian hari perusahaan terpaksa
gulung tikar(Rugi). Manajemen pajak yang tidak benar telah dapat dirasakan oleh pengusaha pada
saat ini. hal ini terungkap dalam seminar perpajakan baru-baru ini. Jika FISKUS (Pemerintah)
melakukan pengecekan data, kemungkinan dosa-dosa ( kejahatan yang terselubung selama ini) yang
dilakukan oleh beberapa perusahaan (oknum) akan terungkap.
Pengelakan pajak adalah cermin dari keengganan untuk ikut melaksanakan sikap
Kegotongroyongan Nasional. Oleh sebab itulah, strategi dibidang perpajakan sebaiknya disebut
dengan istilah Manajemen Pajak. Tujuannya, bukan untuk mengelak membayar pajak,tapi mengatur
sehingga pajak yang di bayar tidak lebih dari jumlah yang semestinya.
Manajemen perpajakan adalah suatu strategi manajemen untuk mengendalikan,
merencanakan dan mengorganisasikan aspek-aspek perpajakan dari sisi yang dapat menguntungkan
nilai bisnis perusahaan dengan tetap melaksanakan kewajiban perpajakan secara peraturan dan
perundang-undangan. Sehingga dengan adanya perencanaan pajak yang didukung suatu konsep
manajeman pajak yang jelas,diharapkan dapat mengoptimalkan tingkat likuiditas perusahaan.
B. Tujuan Manajemen Pajak
Merupakan langkah awal dalam manajemen pajak. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan
dan penelitian terhadap peraturan perpajakan agar diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang
akan dilakukan.Pada umumnya penekanan perencanaan pajak adalah untuk meminimumkan
kewajiban pajak. Tujuan dari perencanaan pajak adalah merekayasa agar beban pajak (tax burden)
dapat ditekan serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada,dengan memaksimalkan
penghasilan setelah pajak karena pajak merupakan unsur pengurang. Tindakan tersebut legal karena
penghematan pajak dapat dilakukan dengan memanfaatkan hal-hal yang tidak diatur (loopholes).
Perencanaan Pajak merupakan upaya legal yang bisa dilakukan Wajib Pajak (WP), karena
penghematan pajak hanya dilakukan dengan memanfaatkan hal-hal yang tidak diatur ( loopholes ).
Tujuan manajemen pajak dapat dicapai melalui fungsi-fungsi manajemen pajak yang
terdiri atas :
1. Perencanaan pajak (Tax planning)
2. Pelaksanaan kewajiban perpajakan (Tax Implementation)
3. Pengendalian pajak (Tax control)
1. Apakah
2. Kapan
3. Bagaimana dan
4. Dengan siapa (pihak mana) dilakukan transaksi, operasi dan hubungan dagang yang
memungkinkan tercapainya beban pajak pada tax evens yang serendah mungkin dan sejalan
dengan tercapainya tujuan perusahaan (Barry Spirz,1983)
B.2 Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan
Apabila pada tahap perencanaan telah diketahui faktor-faktor yang akan dapat
dimanfaatkan untuk melakukan penghematan pajak, maka langkah selanjutnya adalah
mengimplementasikannya baik secara formil dan material. Harus dipastikan bahwa pelaksanaan
kewajiban perpajakan telah memenuhi peraturan perpajakan yang berlaku. Manajemen tidak
dimaksudkan untuk melanggar peraturan dan jika dalam pelaksanaannya menyimpang dari
peraturan yang berlaku, maka praktik tersebut telah menyimpang dari tujuan perpajakan.
Untuk mencapai tujuan manajemen pajak ada dua hal yang perlu dikuasai dan
dilaksanakan antara lain :
1. Memahami ketentuan peraturan perpajakan Dengan mempelajari peraturan
perpajakan seperti undang-undang, Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan
Dirjen Pajak, dan Surat Edaran Dirjen Pajak sehingga dapat diketahui peluangpeluang yang dapat dimanfaatkan untuk menghemat beban pajak.
2. Menyelenggarakan pembukuan yang memenuhi syarat Pembukuan merupakan
sarana yang sangat penting dalam penyajian informasi keuangan perusahaan yang
disajikan dalam bentuk laporan keuangan dan menjadi dasar dalam menghitng
jumlahnya pajak yang terutang.
B.3 Pengendalian Pajak
Pengendalian pajak bertujuan untuk memastikan bahwa kewajiban pajak telah
dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan dan telah memenuhi persyaratan formal
maupun material. Hal terpenting dalam pengendalian pajak adalah pemeriksaan pembayaran
pajak. Oleh sebab itu, pengendalian dan pengaturan arus kas sangat penting dalam strategi
penghematan pajak, misalnya melakukan pembayaran pajak pada saat terakhir tentu lebih
menguntungkan jika dibandingkan dengan membayar pajak lebih awal. Pengendalian pajak
termasuk pemeriksaan jika perusahaan telah membayar pajak lebih besar dari jumlah pajak yang
terutang.
dalam proses pengambilan keputusan atas tindakan operasi perusahaan untuk melakukan investasi
dengan cara menganalisa secara cermat dan memanfaatkan peluang yang ada dalam ketentuan
peraturan yang dibuat oleh pemerintah, sedangkan motivasi utama dari implementasi perencanaan
pajak diantaranya adalah dengan adanya perbedaan tarif pajak (tax rates), perbedaan dasar
pengenaan pajak (tax base) dan celah - celah perpajakan (loopholes).
Motivasi perecanaan pajak merupakan salah satu bagian dari pelaksanaan strategi
perusahaan secara keseluruhan dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan. Sejalan dengan
dinamika era globalisasi yang diwarnai dengan persaingan dan efisiensi, adalah sangat rasional untuk
mengelola kewajiban perpajakan sebaik mungkin sehingga dapat dihindari pemborosan sumber daya
dalam bentuk sanksi perpajakan.
Menurut Nafarin (2004:434) pajak dalam jumlah yang besar dapat mengganggu aliran
kas (cash flow) dan perkembangan perusahaan, karena itulah usaha memperkecil pajak diperlukan,
sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku (legal).
Motivasi yang mendasari dilakukannya suatu perencanaan pajak umumnya bersumber dari
tiga unsur perpajakan, yaitu :
a. Kebijakan perpajakan (tax policy)
Kebijakan perpajakan (tax policy) merupakan alternatif dari berbagai sasaran yang hendak
dituju dalam sistem perpajakan. Dari berbagai aspek kebijakan pajak terdapat faktor-faktor
yang mendorong dilakukannya suatu perencanaan pajak, meliputi: jenis pajak yang akan
dipungut, subjek pajak, objek pajak, tarif pajak, prosedur pembayaran pajak.
b. Undang-undang perpajakan (tax law)
Pada dasarnya tidak ada undang-undang yang mengatur setiap permasalahan secara
sempurna. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya selalu diikuti oleh ketentuan-ketentuan lain
(Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Keuangan, dan Keputusan
Dirjen Pajak). Tidak jarang ketentuan pelaksanaan tersebut bertentangan dengan undangundang itu sendiri karena disesuaikan dengan kepentingan pembuat kebijakan dalam
mencapai tujuan lain yang ingin dicapainya. Akibatnya terbuka celah (loopholes) bagi wajib
pajak untuk menganalisis kesempatan tersebut dengan cermat untuk perencanaan pajak yang
baik (Suandy, 2011:12). Dengan demikian tax planning
menggunakan metode penghindaran pajak (tax avoidance), yaitu usaha meminimalkan beban
pajak dengan menggunakan loopholes (celah-celah).
c. Administrasi Perpajakan (tax administration)
Indonesia merupakan negara dengan wilayah dan jumlah penduduk yang banyak. Sebagai
negara berkembang, Indonesia masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan administrasi
perpajakan secara memadai. Hal ini mendorong perusahaan untuk melaksanakan perencanaan
pajak dengan baik agar terhindar dari sanksi administrasi maupun pidana karena adanya
perbedaan penafsiran antara fiskus dengan wajib pajak akibat luasnya peraturan perpajakan
yang berlaku dan sistem informasi yang masih belum efektif (Suandy, 2011:12).
Secara
umum
motivasi
dilakukannya
perencanaan
pajak
adalah
untuk
Mengusahakan agar terdapat penghasilan yang stabil untuk menghindarkan pengenaan pajak
dari kelas penghasilan yang tarifnya tinggi
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Mempergunakan uang dari hasil pembebasan pengenaan pajak untuk keperluan perluasan
perusahaan yang mendapatkan kemudahan-kemudahan
8.
9.
Mendirikan perusahaan dalam satu jalur usaha sedemikian rupa sehingga dapat diatur secara
keseluruhan penggunaan tarif pajak, potensi menghasilkan, kerugian-kerugian dan aset yang
dapat dihapus (Pohan, 2011:24-25).
Mematuhi segala ketentuan administratif, sehingga terhindar dari pengenaan sanksisanksi, baik sanksi administratif maupun sanksi pidana, seperti bunga, kenaikan,
denda, dan hukum kurungan atau penjara
b.
Tax planning merupakan suatu kegiatan perencanaan laba perusahaan dengan cara
memanfaatkan celah-celah perpajakan. Setelah pihak perpajakan melakukan koreksi fiskal untuk
menentukan pajak terutang perusahaan yang sebenarnya, maka perusahaan dapat mengetahui
besarnya angsuran pajak untuk
pajak yang akan dibayar semakin kecil pada periode berikutnya. Untuk itu perusahaan harus
menyediakan arus kas keluar untuk membayar angsuran pajak tersebut agar tidak terkena sanksi pajak
akibat keterlambatan pembayaran pajak.
Perusahaan dapat merancang pajak penghasilan untuk periode berikutnya dengan cara
memecah biaya tetap dan biaya variabel. Kemudian perusahaan melakukan pengeluaran dalam
bentuk biaya variabel yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahan
sehingga
jumlah
pajak yang akan dibayar semakin kecil sehingga dapat meminimalisasi arus kas keluar yang
harus disediakan untuk pembayaran angsuran pajak tersebut. Dengan kata lain perusahaan
akan mendapat pajak lebih bayar untuk periode pajak berikutnya karena jumlah angsuran pajak
akan semakin kecil.
penyusutan untuk harta berwujud bangunan hanya dapat disusutkan dengan metode garis
lurus.
TABEL 1
TARIF PENYUSUTAN HARTA BERWUJUD
Tarif Penyusutan
Kelompok Harta
Masa
Metode Garis
Metode Saldo
Berwujud
Manfaat
Lurus
Menurun
I. BukanBangunan
Kelompok 1
4 tahun
25%
50%
Kelompok 2
8 tahun
12,5%
25%
Kelompok 3
16 tahun
6,25%
12,5%
Kelompok 4
20 tahun
5%
10%
II. Bangunan
Sumber
data : Undang-Undang No. 36 Tahun 2008
1. Untuk pendanaan aset tetap dapat mempertimbangkan sewa guna usaha dengan hak opsi
(finance lease) di samping pembelian langsung karena jangka waktu leasing umumnya
lebih pendek dari umur aset dan pembayaran leasing dapat dibiayakan seluruhnya. Dengan
demikian, aset tersebut dapat dibiayakan lebih cepat dibandingkan melalui penyusutan jika
pembelian dilakukan secara langsung.
Sebagai contoh: perusahaan mempertimbangkan untuk pengadaan sebuah mesin seharga Rp.
1.000.000.000,00 dengan cara pembelian langsung atau dengan leasing dengan asumsi discount rate
yang berlaku adalah 20%, apabila dengan leasing maka tingkat bunga yang belaku adalah 22% dan
nilai opsi Rp. 100.000.000,00 dengan jangka waktu leasing selama 4 tahun dan umur aset tersebut
adalah 8 tahun apabila dibeli
penghematan pajak
antara
harga
perolehan
dan
berikut:
TABEL 2
PERBANDINGAN ANTARA MEMBELI LANGSUNG ASET TETAP DENGAN LEASING
Daftar Pustaka :
Nafarin, M. 2004. Akuntansi; Pendekatan Siklus dan Pajak Untuk Perusahaan Industri dan
Dagang. Jakarta: Ghalia.
Pohan, Chairil Anwar. 2011. Optimizing Corporate Tax Management, Kajian Perpajakan dan
Tax Planning-nya Terkini. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suandy, Erly. 2011. Perencanaan Pajak, Edisi Lima, Jakarta: Salemba Empat.
Undang-Undang Perpajakan Indonesia Nomor 36 Tahun 2008.
Zain, Mohammad. 2006. Manajemen Perpajakan, Edisi Pertama, Jakarta: Salemba Empat.