Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu
atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
(Prawirohardjo, 2008)
Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk mengetahui
kesehatan ibu, menegakan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakan
secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan risiko kehamilan. Tujuannya adalah
untuk memantau kemajuan kehamilan memastikan kehamilan ibu dan tumbuh kembang
janin, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu,
mengenali secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama masa
kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum dan pembedahan, mempersiapkan
persalinan cukup bulan dan pesalinan yang normal, mempersiapkan ibu agar masa nifas
berjalan normal dan pemberian ASI Ekslusif, mempersiapkan peran ibu dan keluarga
dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal dan
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. (Manuaba, 2010)
Deteksi kehamilan dengan mengukur beta - HCG urin diantaranya adalah dengan
metode aglutinasi (direct atau indirect) dan metode strip. Keduanya berdasarkan reaksi
pembentukan kompleks antigen - antibody (immunoassay). Metode aglutinasi dapat
mendeteksi adanya beta - HCG di urin minimal 200 mIU/ml sedangkan metode strip
lebih sensitif yaitu minimal 20-25 mIU/ml. Metode strip ini yang lazim dilakukan
karena selain lebih sensitif juga lebih praktis. (AY. Sutedjo, SKM, 2006)
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara mengerahui ada tidaknya HCG dan kadar HCG dalam urine untuk
membantu menegakkan diagnose kehamilan dini?
1.3 Tujuan
Untuk memeriksa ada tidaknya HCG dan kadar HCG dalam urine untuk membantu
menegakkan diagnosa kehamilan dini.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan proses alamiah untuk menjaga kelangsungan hidup
manusia. Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang wanita sudah mengalami pubertas
yang ditandai dengan terjadinya menstruasi. (Maulana, 2008)
Kehamilan adalah hasil dari pertemuan sperma dan sel telur.Dalam prosesnya,
perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul penuh perjuangan.
(Maulana, 2008)
Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis, akan tetapi pentingnya diagnosis
kehamilan tidak dapat diabaikan. Dalam kehidupan wanita, hanya sedikit diagnosis yang
lebih penting daripada diagnosis kehamilan. Hanya sedikit pengalaman hidup yang dapat
memicu emosi, baik berupa kebahagiaan luar biasa atau sebaliknya kesedihan mendalam.
(F.Gary Cunningham, 2006)
Kehamilan manusia dapat dibagi ke dalam tiga trimester yang masing-masing
sekitar 3 bulan lamanya. Trimester pertama adalah waktu terjadinya perubahan yang
paling radikal baik untuk ibu maupun untuk bayinya. Fertilisasi terjadi dalam oviduk.
Sekitar 24 jam kemudian, zigot yang dihasilkan mulai membelah, suatu proses yang
disebut permbelahan (cleavage). Pembelahan itu terus berlangsung, dan embrio
membentuk kumpulan sel berbentuk bola ketika mencapai uterus sekitar 3 sampai 4 hari
setelah pembuahan. Sekitar 1 seminggu setelah pembuahan, proses pembuahan itu
menghasilkan tahapan embrionik yang disebut dengan blastosista (blastocyst), yaitu bola
sel yang mengandung rongga pipih. Dalam proses yang berlangsung kurang lebih 5 hari
lagi, blastosista tersebut menempel dan terimplantasi ke dalam endometrium.
Diferensiasi struktur tubuh sekarang mulai benar-benar berlangsung. Selama implantasi,
blastosista akan menempel ke endometrium, yang memberikan respons dengan tumbuh
menyelimuti blastosista tersebut. Embrio mendapatkan nutriennya secara langsung dari
endometrium selama 2 sampai 4 minggu pertama perkembangan. Sementara itu, jaringan
yang tumbuh dari embrio yang sedang berkembang itu bercampur dengan endometrium
dan membentuk plasenta. Organ berbentuk cakram ini, yang mengandung pembuluh
darah maternal dan pembuluh darah embrio, tumbuh hingga mencapai ukuran piring
makan dan berbobot kurang dari 1 kg. Difusi zat-zat antara sirkulasi maternal dan embrio
menyediakan nutrien, mempertukarkan gas-gas respirasi, dan pembuangan limbah
2

metabolism untuk embrio tersebut. Darah dari embrio mengalir ke placenta melalui arteri
tali pusat dan kembali melalui vena pusar, dan melewati hati embrio itu. (Saifuddin,
2005)
Penentuan kehamilan dengan menggunakan urine dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu cara biologik dan cara imunologi. Percobaan biologi dengan 3 cara yaitu cara
Ascheim Zondek, cara Friedman dan cara Galli Mainini.Masing masing cara biologi ini
mneggunakan binatang percobaan yaitu tikus putih, kelinci dan katak jantan. Sedangkan
pemeriksaan secara imunologi dapat dilakukan secara langsung dengan cara Latex
Agglutination Inhibition (LAI) serta cara Hemaglutination Inhibition (HAI) (2,3,4,5).
Sejak tahun 1960 cara imunologi telah mendapat tempat yang luas. Hal inni disebabkan
karena cara ini lebih mudah, cepat dan lebih sensitif dari cara biologi, walaupun
demikian cara Galli Mainini masih tetap digunakan sampai sekarang. Dewasa ini untuk
pemeriksaan kehamilan di laboratorium laboratorium yang paling banyak digunakan
adalah berdasarkan terjadinya reaksi imunologis kimiawi antara HCG dalam urine
dengan antibodi HCG (anti HCG). (Saifuddin, 2005)
2.2 Tanda-tanda kehamilan
A. Tanda-tanda Presumtife, Menurut Mochtar. R (2000), sebagai berikut :
1. Tidak dapat Haid (Amenorea)
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HT), agar
dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP), yang
dihitung dengan menggunakan rumus dari Naegele :
Menghitung HPHT.
Bulan Muda : Januari-Maret = (H+7) (B+9) (T+0)
Bulan Tua : April-Desember = (H+7) (B-3) (T-1).
2. Mual dan Muntah (Nausea and Vomiting)
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan
hingga akhir triwulan pertama. Karena sering terjadi pada pagi
hari, disebut morning sickness (Sakit Pagi). Bila mual dan
muntah terlalu sering disebut hiperemesis.
3. Mengidam (Ingin Makanan Khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu,
terutama pada bulan-bulan triwulan pertama.
4. Tidak tahan suatu bau-bauan.
5. Pingsan (Pangsan)
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan
padat dapat pingsan.
6. Tidak ada selera makan (Anoreksia)
3

7. Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan,


kemudian nafsu makan timbul kembali.
8. Lelah (Fatigue)
9. Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebabkan
pengaruh estrogen dan progesteron yang merangasang duktus
dan alveoli payudara.
10. Kelenjar Montgomery terlihat lebih membesar (Miksi Sering)
Karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar.
Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada
akhir kehamilan, gejala ini kembali, karena kandung kemih
ditekan oleh kepala janin.
11. Konstipasi atau obstipasi
Karena otot tonus, otot-otot usus menurun oleh pengaruh
hormon steroid.
12. Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta,
dijumpai di muka (Chloasma Gravidarum), aerola payudara,
leher, dan dinding perut (Linea Nigra = Grisea).
13. Epulis
Suatu Hipertrofi Papilla Ginggivae (gusi berdarah). Sering
terjadi pada triwulan pertama.
14. Pemekaran vena-vena (Varices)
15. Dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva. Biasanya dijumpai
pada triwulan akhir.
B. Tanda Kemungkinan Kehamilan
1. Perut Membesar
Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar
dan mulai pembesaran perut.
2. Uterus Membesar
Terjadi dalam perubahan bentuk, besar, dan konsistensi dari
rahim.Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus
membesar dan bentuknya makin lama makin bundar.
3. Tanda Hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak,
terutama daerah ismus.Pada minggu-minggu pertama ismus
uteri mengalami hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus
pada triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang
dan lebih lunak.
4

4. Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada
vulva, vagina, dan serviks. Perubahan warna ini disebabkan
oleh pengaruh hormon estrogen.
5. Tanda Piscascek
Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang
pembesaran tidak rata tetapi didaerah telur bernidasi lebih
cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus membesar ke
salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan
pembesaran.
6. Tanda Braxton-Hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda khas
untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang
membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma
uteri, tanda Braxton-Hicks tidak ditemukan.
7. Teraba Ballotemen
Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik. Ini adalah
tanda adanya janin di dalam uterus.
8. Reaksi Kehamilan Positif
Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya HCG
(Human Chorionic Gonadotropin) pada kehamilan muda adalah
urine pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat membantu
menetukan diagnosa kehamilan sedini mungkin.
C. Tanda Pasti Kehamilan
1. Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga
bagian-bagian janin.
2. Denyut jantung janin
a. Didengar dengan stetoskop-monoral laennec.
b. Dicatat dan didengar dengan alat doppler.
c. Dicatat dengan feto-elektrokardiogram.
d. Dilihat pada ultrasonograf.
3. Terlihat tulang-tulang janin dan foto-rontgen.
2.3 Hormon-hormon yang mempengaruhi kehamilan
1. Hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
Hormon HCG terdeteksi 8-9 hari setelah pembuahan dan merupakan dasar dari
tes kehamilan.Sekresi hormone ini dapat diukur, segera setelah blastokista
berimplementasi dalam endometrium. Kadar HCG meningkat cepat menjadi 2 kali
lipat setiap 48 jam hingga kehamilan 6 minggu. Berfungsi untuk mempertahankan
5

corpus luteum dan mencegah menstruasi selama kehamilan, memiliki fungsi yang
sama dengan LH yang diskresikan klelenjar hipofisis yang menyebabkan
meningkatnya estrogen dan progesterone, dan merangsang testoterone. Dampak
morning sick (mual-mual), karena akibat dari tingginya kadar HCG dalam darah
meningkat. (Sarwono, 2010)
HCG berinteraksi dengan reseptor LHCG dan mempromosikan
pemeliharaan korpus luteum selama awal kehamilan, hingga menyebabkan ia
mensekresikan hormon progesteron. Progesteron memperkaya rahim dengan tebal
lapisan dari pembuluh darah dan kapiler sehingga dapat menopang pertumbuhan
janin. Karena sangat negatif dengan sendirinya, HCG dapat mengusir sel - sel
kekebalan ibu, melindungi janin selama trimester pertama. Ini juga telah
dihipotesiskan bahwa HCG juga bisa merupakan link plasenta untuk pengembangan
immunotolerance ibu lokal. Sebagai contoh, HCG-diperlakukan sel endometrium
menginduksi peningkatan apoptosis sel T (pembubaran T-sel). (Wiknjosastro, 2002)
Hasil ini menunjukkan bahwa HCG juga bisa merupakan link dalam
pengembangan toleransi kekebalan peritrophoblastic dan dapat memfasilitasi invasi
trofoblas, yang dikenal untuk mempercepat perkembangan janin di
endometrium. Hal ini juga telah menyarankan bahwa kadar HCG terkait dengan
keparahan mual pagi hari pada wanita hamil. (Wiknjosastro, 2002)
Karena kemiripannya dengan LH, HCG juga dapat digunakan secara klinis
untuk menginduksi ovulasi dalam ovarium serta testosteron produksi di testis.
Sebagai sumber biologis yang paling berlimpah adalah perempuan yang saat ini
hamil, beberapa organisme mengumpulkan urine dari wanita hamil untuk
mengekstrak HCG untuk digunakan dalam perawatan kesuburan. HCG juga
memainkan peran dalam diferensiasi seluler / proliferasi dan dapat mengaktifkan
apoptosis. (Prawiroharjo, 2008)
2. HCS (Human Chorionic Sematomammotropin)
Merupakan hormone plasenta yang baru ditemukan.Hormon ini merupakan
protein dengan berat molekul 38.000 yang mulai disekresikan oeh plasenta kurang
lebih minggu kelima kehamilan.Sekresi HCS meningkat secara progresif selama
masa kehamilan. (Pustaka.Unpad.ac.id)
Fungsi HCS, memiliki fungsi yang berhubungan dengan nutrisi bagi ibu dan
janin, sebagai proses laktasi, membantu menurunkan sensitive insulin, sebagai
hormon pertumbuhan. (Pustaka.Unpad.ac.id)
6

HCS berdampak pada penurunan glukosa oleh ibu sehingga membuat jumlah
glukosa yang tersedia untuk fetus lebih besar dan meningkatkan pelepasan asam
lemak dari cadangan lemak ibu sehingga menyediakan sumber energi pengganti
untuk metabolisme ibu. (Pustaka Unpad.ac.id)
3. HPL (Human Placental Lactogen)
Merupakan hormon yang dihasilkan oleh plasenta.Hormon ini merupakan
hormon protein yang merangsang pertumbuhan dan menyebabkan perubahan dalam
metabolisme karbohidrat dan lemak.Hormon ini produksinya terus naik pada saat
matang mencapai 2 gram per hari. (Kusmiyati, 2008)
Hormon ini berfungsi penting dalam memproduksi ASI, mirip dengan hormon
pertumbuhan.Dampak dari hormon ini adalah bersifat diabetogenik sehingga
kebutuhan insulin wanita hamil mengalami kenaikan, membuat rasa sakit dan ngilu
pada puting ketika disentuh, dan memperbesar payudara. (Kusmiyati, 2008)
4. Pituitary Gonadotropin
Termasuk dalam Pituitary Gonadotropin yaitu FSH dan LH.FSH dan LH
berada dalam keadaan sangat rendah selama kehamilan, karena ditekan oleh
estrogen dan progesterone plasenta. (Kusmiyati, 2008)
5. Prolaktin
Prolaktin merupakan hormone Pituitary Gonadotropin.Produksi prolaktin pada
saat kehamilan meningkat sebagai dari kenaikan sekresi estrogen. Sekresi air susu
dihambat oleh estrogen di tingkat target organ. Berasal dari hipofisis
(Pustaka.Unpad.ac.id).Hormon ini berfungsi untuk memperbesar payudara agar
merangsang produksi ASI. (Kusmiyati, 2008)
6. MSH (Melanocyte Stimulating Hormone)
Hormon ini merangsang kulit untuk menghasilkan pigmen dan kadarnya
meninggi selama kehamilan. Meningginya kadar hormone ini dapat membuat ibu
hamil mengalami pigmentasi atau hitamnya kulit di bagian tertentu, biasanya pada
leher Mommy. (Kusmiyati, 2008)
7. Tiroksin
Kelenjar tiroid mengalami hipertrofi hingga 50% dan produksi T4
meningkat.Tetapi T4 bebas relatif tetap karena thyroid binding globin meninggi
(Kusmiyati, 2008). Peningkatan produksi hormon tiroksin juga disebakan oleh efek
tirotropin HCG dan juga oleh sejumlah kecil hormon yang perangsang tiroid khusus
yaitu human chorionic tyrotropin yang disekresi oleh plasenta. (Kusmiyati, 2008)
8. Parathormon
Kelenjar paratiroid membesar selama masa kehamilan, khususnya jika ibu
mengalami defisiensi kalsium dalam makananya. Pembesaran ini menyebabkan
absorbsi kalsium dari tulang ibu, sehingga mempertahankan kadar kalsium normal
7

ketika fetus mengambil kalsium untuk osifikasi tulang-tulangnya sendiri. Sekresi


hormone paratiroid semakin meningkat setelah kelahiran bayi pada masa laktasi.
(Pustaka.Unpad.ac.id)
9. Insulin
Produksi insulin meningkat sebagai akibat dari peningkatan estrogen,
progesterone, dan HPL. (Kusmiyati, 2008)
10. Aldosterone, rennin, angiostensin
Jika hormon-hormon tersebut naik maka akan terjadi kenaikan volume
intravasikuler. Aldosteron dan estrogen yang meningkat dapat menyebabkan retensi
cairan ginjal. Sumsum tulang juga menjadi sangat aktif menghasilkan eritrosit
tambahan serta kelebihan volume cairan sehingga menimbulkan pembengkakan
pada daerah ekstremitas bawah. ( pustaka.unpad.ac.id)
11. Relaksin
Merupakan hromon tambahan yang disekresikan oleh Corpus Luteum.Hormon
ini berfungsi untuk melunakkan serviks sebagai persiapan dilatasi serviks saat
persalinan dan untuk melemaskan jaringan ikat antara tulang panggul sebagai
persiapan untuk persalinan. (Sherwood, 2001)
12. Oksitoksin
Fungsi hormon ini adalah pada saat persalinan, terjadi peningkatan reseptor
oksitoksin alam otot rahim sehingga dapat menimbulkan kontraksi, dan menigkatkan
pembentukan prostaglandin sehingga persalinan dapat berlangsung lancar.
(Manuaba, 2010)
BAB III
METODELOGI
3.1 Pra Analitik
A. Alat
1. Slide kehamilan (berwarna hitam).
2. Pipet disposable.
3. Pengaduk disposable.
4. Stopwatch / timer.
B. Reagent
Direct monoclonal latex pregnancy test kid
C. Sampel
Urine pagi hari (urine pada orang hamil three semester pertama)
D. Probandus
1. Nama
: Mr / Mrs X
2. Jenis Kelamin : Y
3. Usia
:Z
3.2 Analitik
A. Prinsip
8

Aglutinasi direct
Urine (HCG +) + anti HCG latex aglutinasi positif sehingga test positif.
Urine (HCG -) + anti HCG latex aglutinasi negatif sehingga test negatif.
B. Metode
Aglutinasi latex
C. Prosedur
1. Direct
a) Ditetesi 1 tetes urine pada slide test
b) Ditambah reagent anti HCG latex
c) Diaduk dan dibaca adanya aglutinasi tepat setelah 1 2 menit
2. Indiresct
a) Ditetesi 1 tetes urine pada slide test
b) Ditambah 1 tetes HCG yang dilabelkan pada latex
c) Diaduk dan dibaca adanya aglutinasi tepat setelah 1 -2 menit
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAN
1.1 Pasca Analitik
Interprestasi Hasil
A. Direct
1. Positif
2. Negatif
B. Indirect
1. Positif
2. Negatif

: terjadi aglutinasi
: tidak terjadi aglutinasi
: aglutinasi (-) dan hambatan aglutinasi (+)
: aglutinasi (+) dan hambatan aglutinasi (-)

1.2 Hasil
Hasil Pemeriksaan
No
1.

Uji Kualitatif
Anti HCG latex

Hasil
+

Keterangan
Terbentuk aglutinasi

1.3 Pembahasan
HCG berfungsi untuk mempertahankan corpus luteum yang membuat estrogen
dan progesteron sampai saat plasenta terbentuk sepenuhnya dan dapat membuat
sendiri cukup estrogen dan progesteron. Pada waktu itu kadar HCG juga turun..
Human Chorionic Gonadotropic adalah hormon yang terdapat pada urine semasa
kebuntingan pada manusia. Oleh sebab itu HCG hanya dapat digunakan pada manusia
saja, sedangkan pada hewan tidak dapat digunakan.
HGC dalam urine akan diketahui pada wanita hamil karena HGC terbentuk hanya
pada wanita yang sedang hamil. Adanya HCG dapat dideteksi 8-9 hari setelah adanya
peristiwa ovulasi. HCG dalam urine berisi dua reagen, pertama adalah suspensi

partikel lateks yang dilapisi atau terikat secara kovalen dengan HCG dan yang lain
berisi larutan antibodi HCG. Bila terdapat HCG dalam urine, HCG terikat pada
antibodi dan dengan demikian akan mencegah aglutinasi partikel lateks yang dilapisi
HCG yang diperlihatkan oleh antibodi tersebut. Dengan demikian uji kehamilan
positif, apabila tidak terjadi aglutinasi, dan kehamilan negatif jika terjadi aglutinasi.
Identifikasi HCG ini dapat dilakukan pada awal-awal kehamilan.
Test slide ini sangat tergantung pada kerja sama antibodi dan antigen. Antibodi ini
zat kimia yang dihasilkan oleh limfosit dan struktur lain di dalam tubuh. Sedangkan
antigen, zat asing yang masuk dan merangsang reaksi kimia tubuh. Jika antigen masuk
ke dalam jaringan tubuh, antibodi bereaksi sehingga antigen tidak berbahaya lagi.
Tiap antibodi hanya bereaksi terhadap antigen tertentu. Antibodi-antibodi itulah yang
ditambatkan pada media tes, yang mempunyai dua strip (garis) indicator.
Pada fase kehamilan bulan ketiga dan keempat, korpus luteum masih
menghasilkan hormon estrogen dan progresteron. Kedua hormon tersebut mempunyai
peranan dalam mengatur dinding uterus sehingga siap untuk menerima implantasi dan
memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh zigot yang sedang berkembang.
Pada fase ini, juga sudah terjadi rangsangan pada kelenjar susu, sehingga pada saat
diperlukannya sudah siap berfungsi. Selanjutnya fungsi korpus luteum diganti oleh
plasenta yang menghasilkan hormon yang diperlukan untuk kehidupan janin dalam
rahim. Hormon HCG (Human Chorionic Ganadotropin) yang bekerja dari hari
kedelapan sampai minggu kedelapan kehamilan dapat digunakan untuk mengetes
kehamilan, karena hormon tersebut dijumpai dalam urine orang yang hamil. Hormon
lain yang dihasilkan oleh plasenta adalah hormon yang mempengaruhi kerja kelenjar
susu untuk mengatur metabolisme ibu yang hamil, sehingga apa yang dibutuhkan ibu
bisa dikurangi dan disalurkan kejanin, dan juga untuk mempersiapkan kebutuhan
energi bagi ibu. Hormon penting lain yang juga dihasilkan plasenta adalah relaksin
yang mempengaruhi fleksibilitas simfisis pubis dan organ-organ lain di daerah
tersebut sehingga mempermudah kelahiran.
Pada praktikum ini mendeteksi hormon HCG yang dilakukan dengan
menggunakan metode aglutinasi latex. Aglutinasi adalah teknik yang dapat
menentukan antigen atau antibodi secara semikuantitatif, aglutinasi dapat dilihat
dengan mata atau dengan mikroskop. Metode aglutinasi yang sering dipakai adalah
aglutinasi latex dan hemaglutinasi yang masing masing menggunakan partikel latex
dan sel eritrosit yang dilapisi antibodi atau antigen. Cara aglutinasi latex banyak
10

dipakai untuk menetapkan adanya rheumatoid faktor (RA) atau CRP dalam serum dan
HCG (Human Coreonix Gonadotobin) dalam urine.
Prinsip tes imunologi ini adalah berdasarkan terjadinya reaksi imunologikimiawi
antara hormon HCG dalam urine dengan antibodi (anti HCG). Suspensilatex
mengandung antibodi monoclonal anti HCG dengan natrium azida sebagai pengawet
anti HCG dan hormon HCG yang terkandung dalam urine sebagai antigen. Ketika anti
HCG (antibodi) bertemu dengan antigen (hormon HCG) maka terbentuklah kompleks
imun.
Positif HCG ditunjukkan dengan terbentuknya gumpalan bewarna putih pada
urin. Pada hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada urine uji terbentuk gumpalan
bewarna putih. Walaupun tidak terlihat jelas akan tetapi menunjukkan gumpalangumpalan kecil berwarna putih. Gumpalan tidak terlihat jelas disebabkan oleh urin
uji / urin wanita hamil yang diambil telah memasuki kehamilan bulan ke 4. Dimana
pada bulan tersebut hormon HCG yang disekresikan oleh placenta telah berkurang.
Hormon HCG diproduksi banyak pada trimester pertama. Akan tetapi HCG tidak
specific untuk menentukan kehamilan karena beberapa sekresi HCG disebabkan oleh
adanya tumor.

11

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hasil pemeriksaan kehamilan (direct) pada pasien Mr / Mrs. X dapat disimpulkan
bahwa pada sampel urine mengandung kadar HCG dengan ditandai aglutinasi pada
urine.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini adalah :
1. Dalam pelaksanaan praktikum sebaiknya lebih berhati-hati dan teliti dalam melihat
hasil yang diperoleh.
2. Praktikan harus mematuhi prosedur kerja untuk mengantisipasi agar tidak terjadi
kesalahan dalam praktikum.
3. Saat penetesan anti HCG latex ujung pipet tidak boleh ditempelkan ke sampel
urine.
4. Disiplin dan hati-hati saat praktikum di laboratorium

12

Anda mungkin juga menyukai

  • STROKE (Rosidha N)
    STROKE (Rosidha N)
    Dokumen27 halaman
    STROKE (Rosidha N)
    Rossy Ikkhuw Rosidha
    Belum ada peringkat
  • Laporan Patologi Klinik Kolesterol
    Laporan Patologi Klinik Kolesterol
    Dokumen14 halaman
    Laporan Patologi Klinik Kolesterol
    Rossy Ikkhuw Rosidha
    Belum ada peringkat
  • STROKE (Rosidha N)
    STROKE (Rosidha N)
    Dokumen27 halaman
    STROKE (Rosidha N)
    Rossy Ikkhuw Rosidha
    Belum ada peringkat
  • Farmakoterapi Ii Stroke
    Farmakoterapi Ii Stroke
    Dokumen17 halaman
    Farmakoterapi Ii Stroke
    Rossy Ikkhuw Rosidha
    Belum ada peringkat
  • Widal RPR
    Widal RPR
    Dokumen7 halaman
    Widal RPR
    Rossy Ikkhuw Rosidha
    Belum ada peringkat
  • Praktikum Serologi Kehamilan
    Praktikum Serologi Kehamilan
    Dokumen12 halaman
    Praktikum Serologi Kehamilan
    Rossy Ikkhuw Rosidha
    Belum ada peringkat
  • Albumin
    Albumin
    Dokumen9 halaman
    Albumin
    Rossy Ikkhuw Rosidha
    Belum ada peringkat
  • Asam Urat
    Asam Urat
    Dokumen7 halaman
    Asam Urat
    Rossy Ikkhuw Rosidha
    Belum ada peringkat
  • Asam Urat
    Asam Urat
    Dokumen7 halaman
    Asam Urat
    Rossy Ikkhuw Rosidha
    Belum ada peringkat
  • Asam Urat
    Asam Urat
    Dokumen7 halaman
    Asam Urat
    Rossy Ikkhuw Rosidha
    Belum ada peringkat
  • Albumin
    Albumin
    Dokumen9 halaman
    Albumin
    Rossy Ikkhuw Rosidha
    Belum ada peringkat