Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Cholelitiasis adalah batu empedu, biasanya dibentuk di dalam
kandung empedu dari bahan-bahan padat empedu dan sangat bervariasi dalam
hal bentuk, ukuran, dan komposisinya. Ada dua jenis utama batu empedu:
batu pigmen yang terdiri atas pigmen empedu tak jenuh yang jumlahnya
berlebihan, dan batu kolesterol, yang merupakan bentuk paling umum
(Baradero et al, 2008).
Komposisi dari cholelitiasis adalah campuran dari kolesterol, pigmen
empedu, kalsium dan matriks inorganik. Lebih dari 70% batu saluran empedu
pada anak-anak adalah tipe batu pigmen, 15-20% tipe batu kolesterol dan
sisanya dengan komposisi yang tidak diketahui. Di negara-negara Barat,
komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol, sehingga sebagian batu
empedu mengandung kolesterol lebih dari 80% (Gustawan, 2007).
Adapun pembentukan batu-batu empedu disebabkan

karena

metabolik, stasis empedu dalam vesica felea (terlalu banyak absorbsi air dari
empedu, terlalu banyak absorpsi asam empedu dari empedu), dan inflamasi
pada sistem bilier (Baradero, 2008). Individu yang beresiko terkena penyakit
ini antara lain individu dengan sirosis, hemolisis, dan infeksi percabangan
saluran empedu. Serta individu yang beresiko terkena batu kolesterol antara
lain bagi wanita yang menggunakan kontrasepsi oral, estrogen (wanita lebih
banyak dibanding pria); individu dengan usia diatas 40 tahun, multipara, dan
yang menderita obesitas (Smeltzer & Bare, 2002).
Jika penyakit ini tidak dilakukan penatalaksanaan yang tepat maka
akan mengarah pada komplikasi, antara lain: kolesistitis akut, pankreatitis
akut, emfiema dan perforasi kandung empedu (Gustawan et al, 2007). Bilotta
(2012) menambahkan bahwa komplikasi dari cholelitiasis adalah kolangitis,
cholesistitis, koledokolitiasis, dan ileus batu empedu. Tetapi dengan
perkembangan peralatan dan teknik diagnosis yang semakin canggih maka
banyak penderita batu empedu khususnya cholelitiasis dapat ditemukan
secara dini sehingga dapat dicegah kemungkinan terjadinya komplikasi.
Semakin canggih peralatan dan semakin invasifnya tindakan pengobatan

sangat mengurangi morbiditas dan mortalitas, salah satunya dengan


penatalaksanaan yang tepat dalam menangani kasus ini baik penatalaksanaan
pembedahan, diit dan suportif, farmakologi, lipotripsi, serta non-pembedahan
(Cahyono, 2009).
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem bilier ?
2. Apakah definisi cholelitiasis ?
3. Apakah etilogi cholelitiasis ?
4. Apakah manifestasi klinis cholelitiasis ?
5. Bagaimanakah patofisiologi dan WOC dari cholelitiasis ?
6. Apakah pemeriksaan penunjang cholelitiasis ?
7. Bagaimanakah penatalaksanaan cholelitiasis ?
8. Apakah komplikasi cholelitiasis ?
9. Bagaimanakah prognosis cholelitiasis ?
10. Bagaimana aplikasi asuhan keperawatan pada pasien

dengan

cholelitiasis?
1.3. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui:
1. Anatomi dan fisiologi sistem bilier
2. Definisi cholelitiasis.
3. Etilogi cholelitiasis.
4. Manifestasi klinis cholelitiasis.
5. Patofisiologi dan WOC dari cholelitiasis.
6. Pemeriksaan penunjang cholelitiasis.
7. Penatalaksanaan cholelitiasis.
8. Komplikasi cholelitiasis.
9. Prognosis cholelitiasis.
10. Aplikasi asuhan keperawatan pada pasien dengan cholelitiasis.
1.4. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Bagi mahasiswa mampu memahami serta menerapkan asuhan keperawatan
pada pasien dengan cholelitiasis.
2. Bagi institusi sebagai sumber pustaka dan literatur dalam pengembangan
ilmu pengetahuan terutama tentang cholelitiasis dan meningkatkan progam
pendidikan serta pengembangan di bidang keperawatan.
3. Bagi masyarakat sebagai sumber informasi tentang cholelitiasis sehingga
peningkatan upaya hidup sehat dapat terlaksana dengan optimal.

Anda mungkin juga menyukai