Anda di halaman 1dari 28

OPERCULEKTOMI

SOP
PUSKESMAS
DAMPANG

Pengertia
n

No. Dokumen
No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman
RINI DARMAYANTI,
M.Kes
NIP.19760515 200312 2
001

Operculektomi adalah pengambilan /pemotongan gusi yang


menutupi sebagian gigi.
Anestesi infiltrasi adalah suatu metode anastesi yang
mendeponirkan larutan anestetikum di sekitar gigi yang akan
dicabut, yaitu di bagian lipatan mukobukal, lingual atau bagian
palatum.

Tujuan
Kebijaka
n

sebagai acuan dalam melaksanakan operculektomi.


surat keputusan kepala puskesmas dampang nomor
2016 tentang

tahun

Referensi

1. standar pelayanan professional kedokteran gigi Indonesia,


Depkes RI. Direktorat jendral pelayanan medic Direktorat
kesehatan gigi tahun 1992
2. standar pelayanan medis kedokteran gigi Indonesia Pengurus
Barar Persatuan dokter gigi indonsisa (PB PDGI) Tahun 1999.
3. Standar pengobatan Puskesmas, Depkes RI tahun 2001
4. Tetsch.p and Wagner.W.,Extraction Of Teeth, Alih Bahasa Djaya
A, 1992, Cooke-Waite,Atlas of Local Anesthesia in Dentistry,
Alih bahasa purwanto, 1993 penerbit buku kedokteran EGG,
Jakarta.

Prosedur

1. Petugas menyiapkan alat dan bahan


Kapas
Povidon iodine 10%
Jarum suntik
Larutan anestetikum
Alat untuk pelaksanaan operculektomi
2. Petugas memposisikan pasien senyaman mungkin pada kursi
gigi
3. Petugas mendesisikan area yang akan disuntik dengan
povidon iodine 10%
4. Petugas melakukan anastesi dengan tehnik infiltrasi aneste
5. Petugas melakukan tes efek anestesi.
6. Petugas melakukan pemotongan operculum yang menutupi
sebahagian mahkota gigi
7. Petugas memberikan tampon dengan povidon 10% pada
daerah operculektomi
8. Petugas memberikan obat anti pendarahan secara topical dan
atau sistemik jika terjadi pendarahan sesuai indikasi.
9. Petugas memberikan intruksi untuk menjaga luka bekas
operculcktomi
* tampon digigit selama 30 menit
* jangan sering kumur- kumur.
* jangan makan dan minuman panas dulu selama 1x24 jam
*
jangan merokok sampai darah pada daerah bekas
operculektomi berhenti
* Bekas operculektomi jangan dikorek-korek, disedot-sedot
atau dipegang- pegan sama tangan
* Bekas operculetktomi jangan dipakai untuk mengunyah
selama 3x24 jam
atau sesuai kendisi.
* Minumobat sesuai aturan

* Bila terjadi pendarahan dalam 1x24 jam diberikan kompres


dingin
* bila ada keluhan kembali control
10. petugas memberikan resep obat antibiotikdan analgetik
sesuai indikasi
Unit
terkait

Poli gigi

Rekaman historis perubahan


No

Isi perubahan

Tgl.mulai
diberlakukan

PEMASANGAN IMPLANT
No. Dokumen
No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman

SOP

RINI DARMAYANTI,
M.Kes
NIP.19760515 200312 2
001

PUSKESMAS
DAMPANG

Pengertia
n

Impalant adalah suatu alat kontrasepsi hormonal yang dimasukkan


dibawah kulit

Tujuan

Sebagai acuan dalam melaksanakan pemasangan implant di unit


KIA

Kebijaka
n

SK k epala puskesmas dampang nomor


penyelenggaran pelyanan KIA-KB

Referensi

Buku panduan pelayan KB BKKBN, 1993

tahun 2016 tentang

Buku pelatihan pemasangan pencabutan implant, 2001


Prosedur

1. Petugas menyiapkam alat dan bahan


Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Sarung tangan
Bisturi
Trokar dan pendorongnya
Spuit injeksi
Gunting
Duk lubang

Bahan :
- larutan povido lodine
-laruran alakohol 70%
-Obat injeksi lidokain
-plester
-kasa steril
-kapsul implant
2. petugas memberikan inform concen kepada pasien, menjelaskan
kepada pasien
untuk mengisi fermulir peretujuan tindakan medis.
3.petugas menjelaskan maksud tindakan kepada pasien
4. petugas mempersilahkan pasien untuk berbaring di bed pasien.
5. petugas menentukan daerah pemasangan di bagian dalam lengan
atas kiri pasien kira-kira 8 cm diatas lipatan siku.
6.petugas mencuci tangan.
7. pakai sarung tangan

8.petugas mengusap daerah pemasangan denan daerah kasa yang


dibasahi povidon iodine, usap lagi dengan alcohol 70% dengan area
keluar.
9.petugas memasan duk lubang di daerah pemasangan
10.petugas menyuntikan lidokain intrakutan ditempat yang akan
dilakukan insisi.
11.petugas meneruskan suntikan secara sub kutan pada pola
pemasangan V
12.Petugas menunggu sebentar kemudin menguji efek anastesi
dengan menyuntikan jarum didaerah tersebut hingga pasien merasa
kebal/ tidak nyeri.

13.petugas nembuat insisi dangkal dengan bisturi sepanjang kirakira 5 mm arah transversal
15.petugas memasukkan sampai batas tanda 1 pada pangkal trokar
tepat pada luka insisi.
16.Petugas mengeluarkan pendorong.
17.petugas memasukan kapsul pertama ke dalam trokar
18.petugas memasukkan kembali pendorong, kemudian menekan
kapsul kea rah ujung
19petugas menahan pendorong ditempatnya, dan tarik keluar
sampai sampai mencapai pegangan pendorong.
20.petugas menarik trokar dan pendorong bessama-sama sampai
batas tanda 2 pada ujung trokar terlihat pada luka insisi.
21.petugas memasukkan kembali trokar dan pendorongnya kea rah
kira-kira 15 dari kasul pertama sehingga membentuk polav
22.petugas mengulan cara yang sama sampai 2 kapul terpasang.
23.setelah 2 kapsul terpasang, petugas mencabut trokar.
24petugas neraba kapsul untuk memastikan 2 kapsul sudah
terpasang dengan pola V
25.Petugas menekan luka insisi dengan kasa untuk menghentikan
pendarahan.
26.petugas mengusap luka denga kasa yang dibasahi povidon
iodine.
27.petugas membuka duk lubang
28.petugas menutup luka dengan kasa dan plester
29.petugas mempersilahkan pasien untuk kembali duduk.
30.petugas membuang bahan bekas pakai dalam tempat yang
disediakan
31.petugas merapikan alat.
32.petugas melepas sarung tangan
33.petugas mencuci tangan.
34.petugas mencatat tindakan yang dilakukan dalam rekam medik

Unit
terkait

Poli KIA

Rekaman historis perubahan


Isi perubahan

No

Tgl.mulai
diberlakukan

PEMBERSIHAN KARANG GIGI

SOP
PUSKESMAS
DAMPANG

Pengertia
n
Tujuan
Kebijaka
n

No. Dokumen
No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman
RINI DARMAYANTI,
M.Kes
NIP.19760515 200312 2
001

Pembersihan karang gigi adalah suatu tindakan yang dilakukan


dengan cara mengambil/mengankat endapan/kotoran yang melekat
erat pada permukaan gigi.
sebagai acuan dalam melaksanakan pembersian gigi.
surat keputusan kepala puskesmas dampang nomor
2016 tentang penyelangaraan pelayana BP Gigi.

tahun

Referensi

1. standar pelayanan professional kedokteran gigi Indonesia,


depkes RI. Direktorat jendaral pelayanan medik Direktorat
kesehatan Gigi tahun 1992
2. standar pelayanaan medis kedokteran Gigi Indonesia
pengurus besar persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI)
Tahun 1999
3. standar pengobatan puskesmas, Depkes RI tahun 2001.
4. Tetsch.p and Wagner .W.,Extraction of teeth, Alih Bahasa Djaya
A, 1992 Penerbit buku kedokteran EGC, Jakata.
5. Cooke-Waite, Atlas of Local Anesthesia in Dentisry, Alih
Bahasa Purwarto, 1993 penerbit buku kedokteran EGC, jakarta

Prosedur

1. Petugas menyiapkan alat dan bahan


- Alat pembersihan karan gigi
- Kapas
- Povidon iodine 10%
2. Petugas mempersiapkan senyaman mungkin pada kursi gigi
3. Pembersihan karan gigi dengan manual scaller
a. Petugas mendesinfeksi sekitar gigi yang akan dibersihkan

karang giginya dengan povidon ioudin 10%


b. Petugas membersihkan karan gigi
(supraginggiva dan
subginggiva) dengan alat scaller yang telah disiapkan
c. Petugas melakukan pemolesan dan nenyiapkan dengan
brush
d. Petugas mendesinfeksi sekitar gigiyang telah dibersihkan
karang giginya dengan povidon ioudine 10%
4. Pembersihan karang gigi dengan Ultrasonic scaller.
a. Petugas mendesifeksi sekitar gigi yang akan dibersihkan
karang giginya dengan povidon ioudin 10%.
b. Petugas membersihakan karang gigi (supraginggiva dan
subginggiva) dengan ultrasonic scaller.
c. Petugas melakukan pemolesan dan penyikatan dengan
brush
d. Petugas mendesinfeksi sekitar gigi yng telah dibersihkan
dengan povidon ioudin 10%.
5. Petugas memberikan pesan-pesan/intruksi cara menjaga
kebersihan gigi mulut.
Unit
terkait

Poli Gigi

Rekaman historis perubahan


Isi perubahan

No

Tgl.mulai
diberlakukan

PERAWATAN LUKA

SOP
PUSKESMAS
DAMPANG

No. Dokumen
No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman
RINI DARMAYANTI,
M.Kes
NIP.19760515 200312 2
001

Pengertia
n

Perawatan luka adalah tindakan membersihkan luka dari jaringan


nekrotik,
corpus
alienum
sehingga
dari
kontraminasi
mikroorganisme.

Tujuan

sebagai pedoman petugas untuk melakukan perwatan luka,


sehingga dapat membesihkan melindungi luka dari kontraminasi
mikroorganisme.

Kebijaka
n

surat keputusan kepala puskesmas dampng nomor


tahun
2016 tentang penanganan pasien Darurat dan Gawat darurat.

Referensi

6. standar pelayanan professional kedokteran gigi Indonesia,


depkes RI. Direktorat jendaral pelayanan medik Direktorat
kesehatan Gigi tahun 1992
7. standar pelayanaan medis kedokteran Gigi Indonesia
pengurus besar persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI)
Tahun 1999
8. standar pengobatan puskesmas, Depkes RI tahun 2001.
9. Tetsch.p and Wagner .W.,Extraction of teeth, Alih Bahasa Djaya
A, 1992 Penerbit buku kedokteran EGC, Jakata.

10.Cooke-Waite, Atlas of Local Anesthesia in Dentisry, Alih


Bahasa Purwarto, 1993 penerbit buku kedokteran EGC, jakarta
Prosedur

persiapan alat dan Bahan


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Sarun tangan steril


Gunting steril
Pincet steril
Cairan NACL
Povidon iodine
Kasa steril
Paster dan guntung plaster
Bengkok

langkah-langkah keja
1. Petugas melakukaninspeksi luka, memperhatikan kondisi kulit,
mencari ada tidak sumber pendarahan
2. Petugas membersikan luka dengan larutan antiseptic atau
larutan fisiologis.
3. Petugas membersihkan luka dengan arah sentrifugal dari
tengah kea rah tepi luka
4. Jika terdapat perdarahan, petugas menekan
sumber
pendarahan dengan kassa yang sudah diberikan larutan
antiseptic sampai pendarahan behenti.
5. Petugasmembilas luka dengan larutan fisiologis
6. Petugas memberikan sufratul pada luka.
7. Petugas menutup luka dengan kassa steril dan memfiksasi
dengan plester.
Unit
terkait

Poli gigi

Rekaman historis perubahan


Isi perubahan

No

Tgl.mulai
diberlakukan

INCISI ABSES

SOP
PUSKESMAS
DAMPANG

Pengertia
n

No. Dokumen
No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman
RINI DARMAYANTI,
M.Kes
NIP.19760515 200312 2
001

Incisi abses intra oral adalah suatu tindakan membuka jaringan


abses yang ada didal mukosa rongga mulut dengan alat scalpel agar
caiab pus keluar
Anastesi toikal adalah suatu metode anastesi yang mengoleskan
atau menyemprotkan anastesi pada kapas dan diletakkan pada
membran mukosa sekitar gigi yang akan dicabut.

Tujuan
Kebijaka

sebagai acuan dalam melaksanakan incise abses(intara Oral).


surat keputusan kepala puskesmas dampang nomor

tahun

2016 tentang penyelangaraan pelayana BP Gigi.

Referensi

1. standar pelayanan professional kedokteran gigi Indonesia,


depkes RI. Direktorat jendaral pelayanan medik Direktorat
kesehatan Gigi tahun 1992
2. standar pelayanaan medis kedokteran Gigi Indonesia
pengurus besar persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI)
Tahun 1999
3. standar pengobatan puskesmas, Depkes RI tahun 2001.
4. Tetsch.p and Wagner .W.,Extraction of teeth, Alih Bahasa Djaya
A, 1992 Penerbit buku kedokteran EGC, Jakata.
5. Cooke-Waite, Atlas of Local Anesthesia in Dentisry, Alih
Bahasa Purwarto, 1993 penerbit buku kedokteran EGC, jakarta

Prosedur

1. Petugas menyiapkan alat dan bahan


- Kapas
- Povidon iodine 10%
- Larutan anestetikum topical.
- Alat-alat untuk incise abses.
2. Petugas memposisikan pasien senyaman mungkin pada kursi
gigi
3. Petugas mendesinfeksi
sekitar arean abses yanga akan
diincisi dengan povidin ioudine 10%
4. Petugas meletakkan kapas yang telah disemprotkan anestasi
topical (Chlor Ethyl) pada area yang akan diincisi.
5. Petugas melakukan incisi pada bagian bawah abses searah
pembuluh darah dengan alat incise.
6. Petugasmengeluarkan pus dengan menekan abses sampai
benar bersih.
7. Petugas mengoleskan povidon ioudin 10% pada luka incise
dan diberi tampon.
8. Petugas menberikan intruksi menjaga luka bekas incise abses
- Jangan sering kumur-kumur
- Jangan makan dan minum panas dulu selama 1x24 jam
- Jangan merokok dulu sampai darah pada daerah bekas
incise berheti.
- Bekas incise jangan dikorek-korek, disedot-sedot atau
dipegang-pegan sama tangan.
- Bekas incise jangan dipakai untukmengunyah selama 3x24
jam atau sesuai kondisi.
- Minum obat sesuai aturan.
- Control bola ada keluhan
9. Petugas memberikan resep sesuai indikasi.

Unit
terkait

Poli Gigi

Rekaman historis perubahan


No

Isi perubahan

Tgl.mulai
diberlakukan

PERAWATAN DRY SOCKET

SOP
PUSKESMAS
DAMPANG

Pengertia
n

No. Dokumen
No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman
RINI DARMAYANTI,
M.Kes
NIP.19760515 200312 2
001

Dry socket adalah keadaan socket gigi post ekstarksi yang ditandai
dengan keadaan alveolus yang tidak diisi oleh jendalan darah, tulang
alveolus tidak ditutupi jaringan baru, terjadi infeksi nekrotik yang
terbatas, dan tibul rasa sakit.
perawatan Dry socket adalah tindakan untuk mengatasi Dry socket

yang didasarkan atas :


Tujuan
Kebijaka
n

Menghilankan rasa nyeri.


Menghilankan infeksi.
Menghilankan iritasi
Memecu pertumbuhan jaringan baru
Menutup socket dengan jendela darah baru
Melindungi socket dari kontaminasi kuman-kuman.

sebagai acuan dalam melaksanakan perawtan dry socket.


surat keputusan kepala puskesmas dampang nomor
2016 tentang penyelangaraan pelayana BP Gigi.

tahun

Referensi

1. standar pelayanan professional kedokteran gigi Indonesia,


depkes RI. Direktorat jendaral pelayanan medik Direktorat
kesehatan Gigi tahun 1992
2. standar pelayanaan medis kedokteran Gigi Indonesia
pengurus besar persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI)
Tahun 1999
3. standar pengobatan puskesmas, Depkes RI tahun 2001.
4. Tetsch.p and Wagner .W.,Extraction of teeth, Alih Bahasa Djaya
A, 1992 Penerbit buku kedokteran EGC, Jakata.
5. Cooke-Waite, Atlas of Local Anesthesia in Dentisry, Alih
Bahasa Purwarto, 1993 penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta

Prosedur

1. Petugas menyiapkan alat dan bahan


- Kapas
- Povidon iodine 10%
- Jarum suntik
- Larutan anestetikum
- Anti septic agent.
- Zink oxide
- Eugenol.
2. posisikan pasien senyaman mungkin pada kursi gigi
3. Petugas mendesinfeksi area abses yang akan disuntik dengan
povidin ioudine 10%
4. Petugas melakukan anestesi dengan tehnik anestesi yang
sesuai dengan indikasi tindakan medis yang tepat.
5. Petugas melakukan tes efek anestesi.
6. Petugas membersihkan socket dari jaringan nekroktik
7. Petugas mengirisasi socket dengan anti septik agent, lalu
dikeringkan dengan kapas.
8. Petugas menghaluskan tulang-tulang runcing.
9. Petugas membuat pendarahan baru dari socket yang
bersangkutan dengan mengisolasi socket dari saliva
10.Petugas membuat adonan zinc oxyde eugenol yang kemudian
deperas dengan kain kasa agar tidak terlalu basah sambil
menanti terjadinya jendalan darah dalam daerah socret.

11.Petugas menutupi lubang socket dengan pasta.


12.Petugas memberikan tampon dengan povidon iodine 10%
pada daerah socket tersebut.
13.Petugas memberikan instruksi pasca perawatan dty socket.
a. Tampon digigit selama 30 menit.
b. Jangan sering kumur-kumur.
c. Jangan makan dan minum panas dulu selama 1x24 jam.
d. Jangan merokok dulu selama 3x24 jam
e. Daerah perawatan dry socket jangan dikorek-korek,
disedot-sedok atau dipegang-pegang sama tangan
f. Daerah perawan dry socket jangan dipakai untuk
mengunyahselama3x34 jam atau sesuai kendisi.
g. Minum obat sesuai aturan.
h. Perawatan ini diulang tiap hari untuk 2atau 3 hari.
i. Bila ada keluhan segara kembali control

14.Petugas memberikan resep obat seuai indikasi.

Unit
terkait

Poli Gigi

Rekaman historis perubahan


Isi perubahan

No

Tgl.mulai
diberlakukan

EKSISI MUKOKEL

SOP
PUSKESMAS
DAMPANG

Pengertia
n

No. Dokumen
No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman
RINI DARMAYANTI,
M.Kes
NIP.19760515 200312 2
001

Mukokel adalah krisral yang dibentuk dari kelenjar mucus dan ludah
mayor atau duktus-duktusnya yang timbul karena pemutusan duktus

ludah sehingga menggembungkan jaringan kelenjar-kelejar.


gambaran krlinis mukokek adalah benjolan bulat atau oval di atas
permukaaasn mukosa pipi atau bibir, tidak terasa sakit, terdapat
fluktuasi, barbatas jelas, berwarna khas kebiru-biruan.
eksisi mukokek adalah suatu tindakan menbuka atau mengeluarkan
jaringan Kristal yang ada didalam mukosa rongga mulut dengan alat
scalpel.
Anestesi
Infiltrasi
adalah
suatu
metode
anastesi
yang
mendeponirkan larutan anastetikum di kelilingi daerah yang akan
dilkukan tindakan eksisi (disekeliling mukokek)
Tujuan
Kebijaka
n

sebagai acuan dalam melaksanakan perawtan eksisi mukokek


surat keputusan kepala puskesmas dampang nomor
2016 tentang penyelangaraan pelayana BP Gigi.

tahun

Referensi

1. standar pelayanan professional kedokteran gigi Indonesia,


depkes RI. Direktorat jendaral pelayanan medik Direktorat
kesehatan Gigi tahun 1992
2. standar pelayanaan medis kedokteran Gigi Indonesia
pengurus besar persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI)
Tahun 1999
3. standar pengobatan puskesmas, Depkes RI tahun 2001.

Prosedur

1. Petugas menyiapkan alat dan bahan


- Kapas
- Povidon iodine 10%
- Jarum suntik
- Larutan anestetikum
- Alat-alat untuk eksisi mukokel(scalpel handle, scapel,
blade, No. 15, needle holder, surgical neend round No.24,
cat gut No.4/0.
2. petugas memposisikan pasien senyaman mungkin pada kursi
gigi
3. Petugas mendesinfeksi area yang akan dieksisi dengan
povidin ioudine 10%
4. Petugas melakukan anestetikum infiltrasi pada sekeliling area
mukokel yang akan dieksisi, dengan cara memasukkan jarum
pada satu titik, kemudian pidah ke daerah sekitaranya tampa
mengangkt ujung jarum.
5. Petugas melakukan eksisi mukokel dengan bentuk ellip searah
dengan garis mukosa, kemudian mukokek dijepit dan
dipisahkan dari jaringan dengan menggunakan scalpel.
6. Petugas membersihkan benjolan-benjolan kecil lain dibawah
mukokel utama.
7. Petugas mengoleskan povidon ioudin 10% pada luka bekas
eksisi.
8. Petugas menjahit daerah eksisi dengan jahitan berlapis,
dengan benang cat gut chromic No.4/0.
9. Petugas meletakkan tampon yang telah diolesi povidon ioudin
10% pada daerah operasi yang telah dijahit.

10.Petugas memberikan instruksi menjaga luka bekas eksisi.


- jangan sering berkumur-kumur
- jangan makan dan minum panas dulu selama 1x24jam
- jangan merokok dulu sampai darah pada daerah bekas
incise berhenti

bekas incise jangan diakai untuk mengunya selama 3x24


jam atau sesuai kondisi.
- Minum obat sesuai aturan.
- Bila ada keluhan segera kembali control.
11.Petugas memberikan resep obat sesuai indikasi.

Unit
terkait

Poli Gigi

Rekaman historis perubahan


No

Isi perubahan

Tgl.mulai
diberlakukan

MONITORING
PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM
DAN PELAYANAN
No. Dokumen
No. Revisi
SOP Tanggal
Terbit
Halaman
PEMERINTAH
KABUPATEN
BANTAENG

RINI
DARMAYANTI,
SKM, M.Kes

Pengertia
n

Monitoring adalah sesuatu proses pengumpulan dan menganalisis


informasi dari penerpan sesuatu program termasuk mengocek secara
regular untuk melihat
apakah kegitan/ program puskesmas itu
berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang ditemuai dapat di
atasi.

Tujuan

sebagai acuan dalam melaksanakan monitoring pelaksanaan upaya


puskesmas dan pelayanan.

Kebijakan

surat keputusan kepala puskesmas mantrijeron no 03 Tahun 2015


tentang menitoring oleh puskesmas dan penanggun jawab program.

Referensi

pedoman penilain kinerja puskesmas.

Prosedur

1. Pelaksanaan program dan pelayanan melaporan hasil


kegiatan selama satu bulan pengola program dan
penanggun jawab pelayan klinis.
2. Pengelola program dan penanggun jawab pelayana klinis
merekap data laporan ke bentuk laporan pelaksanaan
program dan pelayanan.
3. Pengolola program menyampaikan hasil dalam bentuk
laporan pelaksanaan program dan pelayanan ke kepala
puskesmas.
4. Kepala puskesmas melakukan monitoring penyelenggaraan
kegiatan program dan pelyanan dengan dasar laporan
pelaksanaan program dan pelayanan tersebut.
5. Kepala puskesmas melakukan monitoring penyelenggaraan
kegiatan program dan pelayanan dengan membandingkan
data cakupan dengan target.
6. Kepala
puskesmas
melakukan
bimbingan
terhadap
hambatang dalam penyelengaan kegiatan program dan
pelyanan.
7. Kepala puskesmas melakukan interview untuk mengatasi
hambatan dalam penyelenggaraan kegiatan program dan
pelayanan
8. Pelaksanaan dan pengolola program dan penanggung jawab
pelyanan klinis menindaklanjuti hasil dan bimbingan kepala
puskesmas.

MONITORING
PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM
DAN PELAYANAN
No. Dokumen
No. Revisi
SOP Tanggal
Terbit
Halaman
PEMERINTAH
KABUPATEN
BANTAENG

RINI
DARMAYANTI,
SKM, M.Kes

Pengertia
n

Monitoring adalah sesuatu proses pengumpulan dan menganalisis


informasi dari penerpan sesuatu program termasuk mengocek secara
regular untuk melihat
apakah kegitan/ program puskesmas itu
berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang ditemuai dapat di
atasi.

Tujuan

sebagai acuan dalam melaksanakan monitoring pelaksanaan upaya


puskesmas dan pelayanan.

Kebijakan

surat keputusan kepala puskesmas mantrijeron no 03 Tahun 2015


tentang menitoring oleh puskesmas dan penanggun jawab program.

Referensi

pedoman penilain kinerja puskesmas.

Prosedur

1. Pelaksanaan program dan pelayanan melaporan hasil


kegiatan selama satu bulan pengola program dan
penanggun jawab pelayan klinis.
2. Pengelola program dan penanggun jawab pelayana klinis
merekap data laporan ke bentuk laporan pelaksanaan
program dan pelayanan.
3. Pengolola program menyampaikan hasil dalam bentuk
laporan pelaksanaan program dan pelayanan ke kepala
puskesmas.
4. Kepala puskesmas melakukan monitoring penyelenggaraan
kegiatan program dan pelyanan dengan dasar laporan
pelaksanaan program dan pelayanan tersebut.
5. Kepala puskesmas melakukan monitoring penyelenggaraan
kegiatan program dan pelayanan dengan membandingkan
data cakupan dengan target.
6. Kepala
puskesmas
melakukan
bimbingan
terhadap
hambatang dalam penyelengaan kegiatan program dan
pelyanan.
7. Kepala puskesmas melakukan interview untuk mengatasi
hambatan dalam penyelenggaraan kegiatan program dan
pelayanan
8. Pelaksanaan dan pengolola program dan penanggung jawab
pelyanan klinis menindaklanjuti hasil dan bimbingan kepala
puskesmas.

MONITORING
PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM
DAN PELAYANAN
No. Dokumen
No. Revisi
SOP Tanggal
Terbit
Halaman
PEMERINTAH
KABUPATEN
BANTAENG

RINI
DARMAYANTI,
SKM, M.Kes

Pengertia
n

Monitoring adalah sesuatu proses pengumpulan dan menganalisis


informasi dari penerpan sesuatu program termasuk mengocek secara
regular untuk melihat
apakah kegitan/ program puskesmas itu
berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang ditemuai dapat di
atasi.

Tujuan

sebagai acuan dalam melaksanakan monitoring pelaksanaan upaya


puskesmas dan pelayanan.

Kebijakan

surat keputusan kepala puskesmas mantrijeron no 03 Tahun 2015


tentang menitoring oleh puskesmas dan penanggun jawab program.

Referensi

pedoman penilain kinerja puskesmas.

Prosedur

1. Pelaksanaan program dan pelayanan melaporan hasil


kegiatan selama satu bulan pengola program dan
penanggun jawab pelayan klinis.
2. Pengelola program dan penanggun jawab pelayana klinis
merekap data laporan ke bentuk laporan pelaksanaan
program dan pelayanan.
3. Pengolola program menyampaikan hasil dalam bentuk
laporan pelaksanaan program dan pelayanan ke kepala
puskesmas.
4. Kepala puskesmas melakukan monitoring penyelenggaraan
kegiatan program dan pelyanan dengan dasar laporan
pelaksanaan program dan pelayanan tersebut.
5. Kepala puskesmas melakukan monitoring penyelenggaraan
kegiatan program dan pelayanan dengan membandingkan
data cakupan dengan target.
6. Kepala
puskesmas
melakukan
bimbingan
terhadap
hambatang dalam penyelengaan kegiatan program dan
pelyanan.
7. Kepala puskesmas melakukan interview untuk mengatasi
hambatan dalam penyelenggaraan kegiatan program dan
pelayanan
8. Pelaksanaan dan pengolola program dan penanggung jawab
pelyanan klinis menindaklanjuti hasil dan bimbingan kepala
puskesmas.

MONITORING
PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM
DAN PELAYANAN
No. Dokumen
No. Revisi
SOP Tanggal
Terbit
Halaman
PEMERINTAH
KABUPATEN
BANTAENG

RINI
DARMAYANTI,
SKM, M.Kes

Pengertia
n

Monitoring adalah sesuatu proses pengumpulan dan menganalisis


informasi dari penerpan sesuatu program termasuk mengocek secara
regular untuk melihat
apakah kegitan/ program puskesmas itu
berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang ditemuai dapat di
atasi.

Tujuan

sebagai acuan dalam melaksanakan monitoring pelaksanaan upaya


puskesmas dan pelayanan.

Kebijakan

surat keputusan kepala puskesmas mantrijeron no 03 Tahun 2015


tentang menitoring oleh puskesmas dan penanggun jawab program.

Referensi

pedoman penilain kinerja puskesmas.

Prosedur

1. Pelaksanaan program dan pelayanan melaporan hasil


kegiatan selama satu bulan pengola program dan
penanggun jawab pelayan klinis.
2. Pengelola program dan penanggun jawab pelayana klinis
merekap data laporan ke bentuk laporan pelaksanaan
program dan pelayanan.
3. Pengolola program menyampaikan hasil dalam bentuk
laporan pelaksanaan program dan pelayanan ke kepala
puskesmas.
4. Kepala puskesmas melakukan monitoring penyelenggaraan
kegiatan program dan pelyanan dengan dasar laporan
pelaksanaan program dan pelayanan tersebut.
5. Kepala puskesmas melakukan monitoring penyelenggaraan
kegiatan program dan pelayanan dengan membandingkan
data cakupan dengan target.
6. Kepala
puskesmas
melakukan
bimbingan
terhadap
hambatang dalam penyelengaan kegiatan program dan
pelyanan.
7. Kepala puskesmas melakukan interview untuk mengatasi
hambatan dalam penyelenggaraan kegiatan program dan
pelayanan
8. Pelaksanaan dan pengolola program dan penanggung jawab
pelyanan klinis menindaklanjuti hasil dan bimbingan kepala

puskesmas.

MONITORING
PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM
DAN PELAYANAN
No. Dokumen
No. Revisi
SOP Tanggal
Terbit
Halaman
PEMERINTAH
KABUPATEN
BANTAENG

RINI
DARMAYANTI,
SKM, M.Kes

Pengertia
n

Monitoring adalah sesuatu proses pengumpulan dan menganalisis


informasi dari penerpan sesuatu program termasuk mengocek secara
regular untuk melihat
apakah kegitan/ program puskesmas itu
berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang ditemuai dapat di
atasi.

Tujuan

sebagai acuan dalam melaksanakan monitoring pelaksanaan upaya


puskesmas dan pelayanan.

Kebijakan

surat keputusan kepala puskesmas mantrijeron no 03 Tahun 2015


tentang menitoring oleh puskesmas dan penanggun jawab program.

Referensi

pedoman penilain kinerja puskesmas.

Prosedur

1. Pelaksanaan program dan pelayanan melaporan hasil


kegiatan selama satu bulan pengola program dan
penanggun jawab pelayan klinis.
2. Pengelola program dan penanggun jawab pelayana klinis
merekap data laporan ke bentuk laporan pelaksanaan
program dan pelayanan.
3. Pengolola program menyampaikan hasil dalam bentuk
laporan pelaksanaan program dan pelayanan ke kepala
puskesmas.
4. Kepala puskesmas melakukan monitoring penyelenggaraan
kegiatan program dan pelyanan dengan dasar laporan
pelaksanaan program dan pelayanan tersebut.
5. Kepala puskesmas melakukan monitoring penyelenggaraan
kegiatan program dan pelayanan dengan membandingkan
data cakupan dengan target.
6. Kepala
puskesmas
melakukan
bimbingan
terhadap
hambatang dalam penyelengaan kegiatan program dan
pelyanan.
7. Kepala puskesmas melakukan interview untuk mengatasi
hambatan dalam penyelenggaraan kegiatan program dan
pelayanan
8. Pelaksanaan dan pengolola program dan penanggung jawab

pelyanan klinis menindaklanjuti hasil dan bimbingan kepala


puskesmas.

MONITORING
PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM
DAN PELAYANAN
No. Dokumen
No. Revisi
SOP Tanggal
Terbit
Halaman
PEMERINTAH
KABUPATEN
BANTAENG

RINI
DARMAYANTI,
SKM, M.Kes

Pengertia
n

Monitoring adalah sesuatu proses pengumpulan dan menganalisis


informasi dari penerpan sesuatu program termasuk mengocek secara
regular untuk melihat
apakah kegitan/ program puskesmas itu
berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang ditemuai dapat di
atasi.

Tujuan

sebagai acuan dalam melaksanakan monitoring pelaksanaan upaya


puskesmas dan pelayanan.

Kebijakan

surat keputusan kepala puskesmas mantrijeron no 03 Tahun 2015


tentang menitoring oleh puskesmas dan penanggun jawab program.

Referensi

pedoman penilain kinerja puskesmas.

Prosedur

1. Pelaksanaan program dan pelayanan melaporan hasil


kegiatan selama satu bulan pengola program dan
penanggun jawab pelayan klinis.
2. Pengelola program dan penanggun jawab pelayana klinis
merekap data laporan ke bentuk laporan pelaksanaan
program dan pelayanan.
3. Pengolola program menyampaikan hasil dalam bentuk
laporan pelaksanaan program dan pelayanan ke kepala
puskesmas.
4. Kepala puskesmas melakukan monitoring penyelenggaraan
kegiatan program dan pelyanan dengan dasar laporan
pelaksanaan program dan pelayanan tersebut.
5. Kepala puskesmas melakukan monitoring penyelenggaraan
kegiatan program dan pelayanan dengan membandingkan
data cakupan dengan target.
6. Kepala
puskesmas
melakukan
bimbingan
terhadap
hambatang dalam penyelengaan kegiatan program dan
pelyanan.
7. Kepala puskesmas melakukan interview untuk mengatasi
hambatan dalam penyelenggaraan kegiatan program dan

pelayanan
8. Pelaksanaan dan pengolola program dan penanggung jawab
pelyanan klinis menindaklanjuti hasil dan bimbingan kepala
puskesmas.

MONITORING
PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM
DAN PELAYANAN
No. Dokumen
No. Revisi
SOP Tanggal
Terbit
Halaman
PEMERINTAH
KABUPATEN
BANTAENG

RINI
DARMAYANTI,
SKM, M.Kes

Pengertia
n

Monitoring adalah sesuatu proses pengumpulan dan menganalisis


informasi dari penerpan sesuatu program termasuk mengocek secara
regular untuk melihat
apakah kegitan/ program puskesmas itu
berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang ditemuai dapat di
atasi.

Tujuan

sebagai acuan dalam melaksanakan monitoring pelaksanaan upaya


puskesmas dan pelayanan.

Kebijakan

surat keputusan kepala puskesmas mantrijeron no 03 Tahun 2015


tentang menitoring oleh puskesmas dan penanggun jawab program.

Referensi

pedoman penilain kinerja puskesmas.

Prosedur

1. Pelaksanaan program dan pelayanan melaporan hasil


kegiatan selama satu bulan pengola program dan
penanggun jawab pelayan klinis.
2. Pengelola program dan penanggun jawab pelayana klinis
merekap data laporan ke bentuk laporan pelaksanaan
program dan pelayanan.
3. Pengolola program menyampaikan hasil dalam bentuk
laporan pelaksanaan program dan pelayanan ke kepala
puskesmas.
4. Kepala puskesmas melakukan monitoring penyelenggaraan
kegiatan program dan pelyanan dengan dasar laporan
pelaksanaan program dan pelayanan tersebut.
5. Kepala puskesmas melakukan monitoring penyelenggaraan
kegiatan program dan pelayanan dengan membandingkan
data cakupan dengan target.
6. Kepala
puskesmas
melakukan
bimbingan
terhadap
hambatang dalam penyelengaan kegiatan program dan
pelyanan.
7. Kepala puskesmas melakukan interview untuk mengatasi

hambatan dalam penyelenggaraan kegiatan program dan


pelayanan
8. Pelaksanaan dan pengolola program dan penanggung jawab
pelyanan klinis menindaklanjuti hasil dan bimbingan kepala
puskesmas.

MONITORING
PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM
DAN PELAYANAN
No. Dokumen
No. Revisi
SOP Tanggal
Terbit
Halaman
PEMERINTAH
KABUPATEN
BANTAENG

Pengertia
n

Tujuan

RINI
DARMAYANTI,
SKM, M.Kes

Monitoring adalah sesuatu proses pengumpulan dan menganalisis


informasi dari penerpan sesuatu program termasuk mengocek secara
regular untuk melihat
apakah kegitan/ program puskesmas itu
berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang ditemuai dapat di
atasi.
sebagai acuan dalam melaksanakan monitoring pelaksanaan upaya

puskesmas dan pelayanan.


Kebijakan

surat keputusan kepala puskesmas mantrijeron no 03 Tahun 2015


tentang menitoring oleh puskesmas dan penanggun jawab program.

Referensi

pedoman penilain kinerja puskesmas.

Prosedur

1. Pelaksanaan program dan pelayanan melaporan hasil


kegiatan selama satu bulan pengola program dan
penanggun jawab pelayan klinis.
2. Pengelola program dan penanggun jawab pelayana klinis
merekap data laporan ke bentuk laporan pelaksanaan
program dan pelayanan.
3. Pengolola program menyampaikan hasil dalam bentuk
laporan pelaksanaan program dan pelayanan ke kepala
puskesmas.
4. Kepala puskesmas melakukan monitoring penyelenggaraan
kegiatan program dan pelyanan dengan dasar laporan
pelaksanaan program dan pelayanan tersebut.
5. Kepala puskesmas melakukan monitoring penyelenggaraan
kegiatan program dan pelayanan dengan membandingkan
data cakupan dengan target.
6. Kepala
puskesmas
melakukan
bimbingan
terhadap
hambatang dalam penyelengaan kegiatan program dan
pelyanan.
7. Kepala puskesmas melakukan interview untuk mengatasi
hambatan dalam penyelenggaraan kegiatan program dan
pelayanan
8. Pelaksanaan dan pengolola program dan penanggung jawab
pelyanan klinis menindaklanjuti hasil dan bimbingan kepala
puskesmas.

MONITORING
PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM
DAN PELAYANAN
No. Dokumen
No. Revisi
SOP Tanggal
Terbit
Halaman
PEMERINTAH
KABUPATEN
BANTAENG

Pengertia
n

RINI
DARMAYANTI,
SKM, M.Kes

Monitoring adalah sesuatu proses pengumpulan dan menganalisis


informasi dari penerpan sesuatu program termasuk mengocek secara
regular untuk melihat
apakah kegitan/ program puskesmas itu

berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang ditemuai dapat di


atasi.
Tujuan

sebagai acuan dalam melaksanakan monitoring pelaksanaan upaya


puskesmas dan pelayanan.

Kebijakan

surat keputusan kepala puskesmas mantrijeron no 03 Tahun 2015


tentang menitoring oleh puskesmas dan penanggun jawab program.

Referensi

pedoman penilain kinerja puskesmas.

Prosedur

1. Pelaksanaan program dan pelayanan melaporan hasil


kegiatan selama satu bulan pengola program dan
penanggun jawab pelayan klinis.
2. Pengelola program dan penanggun jawab pelayana klinis
merekap data laporan ke bentuk laporan pelaksanaan
program dan pelayanan.
3. Pengolola program menyampaikan hasil dalam bentuk
laporan pelaksanaan program dan pelayanan ke kepala
puskesmas.
4. Kepala puskesmas melakukan monitoring penyelenggaraan
kegiatan program dan pelyanan dengan dasar laporan
pelaksanaan program dan pelayanan tersebut.
5. Kepala puskesmas melakukan monitoring penyelenggaraan
kegiatan program dan pelayanan dengan membandingkan
data cakupan dengan target.
6. Kepala
puskesmas
melakukan
bimbingan
terhadap
hambatang dalam penyelengaan kegiatan program dan
pelyanan.
7. Kepala puskesmas melakukan interview untuk mengatasi
hambatan dalam penyelenggaraan kegiatan program dan
pelayanan
8. Pelaksanaan dan pengolola program dan penanggung jawab
pelyanan klinis menindaklanjuti hasil dan bimbingan kepala
puskesmas.

MONITORING
PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM
DAN PELAYANAN
No. Dokumen
No. Revisi
SOP Tanggal
Terbit
Halaman

PEMERINTAH
KABUPATEN
BANTAENG

RINI
DARMAYANTI,
SKM, M.Kes

Pengertia
n

Monitoring adalah sesuatu proses pengumpulan dan menganalisis


informasi dari penerpan sesuatu program termasuk mengocek secara
regular untuk melihat
apakah kegitan/ program puskesmas itu
berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang ditemuai dapat di
atasi.

Tujuan

sebagai acuan dalam melaksanakan monitoring pelaksanaan upaya


puskesmas dan pelayanan.

Kebijakan

surat keputusan kepala puskesmas mantrijeron no 03 Tahun 2015


tentang menitoring oleh puskesmas dan penanggun jawab program.

Referensi

pedoman penilain kinerja puskesmas.

Prosedur

1. Pelaksanaan program dan pelayanan melaporan hasil


kegiatan selama satu bulan pengola program dan
penanggun jawab pelayan klinis.
2. Pengelola program dan penanggun jawab pelayana klinis
merekap data laporan ke bentuk laporan pelaksanaan
program dan pelayanan.
3. Pengolola program menyampaikan hasil dalam bentuk
laporan pelaksanaan program dan pelayanan ke kepala
puskesmas.
4. Kepala puskesmas melakukan monitoring penyelenggaraan
kegiatan program dan pelyanan dengan dasar laporan
pelaksanaan program dan pelayanan tersebut.
5. Kepala puskesmas melakukan monitoring penyelenggaraan
kegiatan program dan pelayanan dengan membandingkan
data cakupan dengan target.
6. Kepala
puskesmas
melakukan
bimbingan
terhadap
hambatang dalam penyelengaan kegiatan program dan
pelyanan.
7. Kepala puskesmas melakukan interview untuk mengatasi
hambatan dalam penyelenggaraan kegiatan program dan
pelayanan
8. Pelaksanaan dan pengolola program dan penanggung jawab
pelyanan klinis menindaklanjuti hasil dan bimbingan kepala
puskesmas.

MONITORING
PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM
DAN PELAYANAN
No. Dokumen
No. Revisi
SOP Tanggal
Terbit
Halaman
PEMERINTAH
KABUPATEN
BANTAENG

RINI
DARMAYANTI,
SKM, M.Kes

Pengertia
n

Monitoring adalah sesuatu proses pengumpulan dan menganalisis


informasi dari penerpan sesuatu program termasuk mengocek secara
regular untuk melihat
apakah kegitan/ program puskesmas itu
berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang ditemuai dapat di
atasi.

Tujuan

sebagai acuan dalam melaksanakan monitoring pelaksanaan upaya


puskesmas dan pelayanan.

Kebijakan

surat keputusan kepala puskesmas mantrijeron no 03 Tahun 2015


tentang menitoring oleh puskesmas dan penanggun jawab program.

Referensi

pedoman penilain kinerja puskesmas.

Prosedur

1. Pelaksanaan program dan pelayanan melaporan hasil


kegiatan selama satu bulan pengola program dan
penanggun jawab pelayan klinis.
2. Pengelola program dan penanggun jawab pelayana klinis
merekap data laporan ke bentuk laporan pelaksanaan
program dan pelayanan.
3. Pengolola program menyampaikan hasil dalam bentuk
laporan pelaksanaan program dan pelayanan ke kepala
puskesmas.
4. Kepala puskesmas melakukan monitoring penyelenggaraan
kegiatan program dan pelyanan dengan dasar laporan
pelaksanaan program dan pelayanan tersebut.
5. Kepala puskesmas melakukan monitoring penyelenggaraan
kegiatan program dan pelayanan dengan membandingkan
data cakupan dengan target.
6. Kepala
puskesmas
melakukan
bimbingan
terhadap
hambatang dalam penyelengaan kegiatan program dan
pelyanan.
7. Kepala puskesmas melakukan interview untuk mengatasi
hambatan dalam penyelenggaraan kegiatan program dan
pelayanan
8. Pelaksanaan dan pengolola program dan penanggung jawab
pelyanan klinis menindaklanjuti hasil dan bimbingan kepala
puskesmas.

MONITORING
PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM
DAN PELAYANAN
No. Dokumen
No. Revisi
SOP Tanggal
Terbit
Halaman
PEMERINTAH
KABUPATEN
BANTAENG

RINI
DARMAYANTI,
SKM, M.Kes

Pengertia
n

Monitoring adalah sesuatu proses pengumpulan dan menganalisis


informasi dari penerpan sesuatu program termasuk mengocek secara
regular untuk melihat
apakah kegitan/ program puskesmas itu
berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang ditemuai dapat di
atasi.

Tujuan

sebagai acuan dalam melaksanakan monitoring pelaksanaan upaya


puskesmas dan pelayanan.

Kebijakan

surat keputusan kepala puskesmas mantrijeron no 03 Tahun 2015


tentang menitoring oleh puskesmas dan penanggun jawab program.

Referensi

pedoman penilain kinerja puskesmas.

Prosedur

1. Pelaksanaan program dan pelayanan melaporan hasil


kegiatan selama satu bulan pengola program dan
penanggun jawab pelayan klinis.
2. Pengelola program dan penanggun jawab pelayana klinis
merekap data laporan ke bentuk laporan pelaksanaan
program dan pelayanan.
3. Pengolola program menyampaikan hasil dalam bentuk
laporan pelaksanaan program dan pelayanan ke kepala
puskesmas.
4. Kepala puskesmas melakukan monitoring penyelenggaraan
kegiatan program dan pelyanan dengan dasar laporan
pelaksanaan program dan pelayanan tersebut.
5. Kepala puskesmas melakukan monitoring penyelenggaraan
kegiatan program dan pelayanan dengan membandingkan
data cakupan dengan target.
6. Kepala
puskesmas
melakukan
bimbingan
terhadap
hambatang dalam penyelengaan kegiatan program dan
pelyanan.
7. Kepala puskesmas melakukan interview untuk mengatasi
hambatan dalam penyelenggaraan kegiatan program dan
pelayanan
8. Pelaksanaan dan pengolola program dan penanggung jawab
pelyanan klinis menindaklanjuti hasil dan bimbingan kepala
puskesmas.

MONITORING
PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM
DAN PELAYANAN
No. Dokumen
No. Revisi
SOP Tanggal
Terbit
Halaman
PEMERINTAH
KABUPATEN
BANTAENG

RINI
DARMAYANTI,
SKM, M.Kes

Pengertia
n

Monitoring adalah sesuatu proses pengumpulan dan menganalisis


informasi dari penerpan sesuatu program termasuk mengocek secara
regular untuk melihat
apakah kegitan/ program puskesmas itu
berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang ditemuai dapat di
atasi.

Tujuan

sebagai acuan dalam melaksanakan monitoring pelaksanaan upaya


puskesmas dan pelayanan.

Kebijakan

surat keputusan kepala puskesmas mantrijeron no 03 Tahun 2015


tentang menitoring oleh puskesmas dan penanggun jawab program.

Referensi

pedoman penilain kinerja puskesmas.

Prosedur

9. Pelaksanaan program dan pelayanan melaporan hasil


kegiatan selama satu bulan pengola program dan
penanggun jawab pelayan klinis.
10.Pengelola program dan penanggun jawab pelayana klinis
merekap data laporan ke bentuk laporan pelaksanaan
program dan pelayanan.
11.Pengolola program menyampaikan hasil dalam bentuk
laporan pelaksanaan program dan pelayanan ke kepala
puskesmas.
12.Kepala puskesmas melakukan monitoring penyelenggaraan
kegiatan program dan pelyanan dengan dasar laporan
pelaksanaan program dan pelayanan tersebut.
13.Kepala puskesmas melakukan monitoring penyelenggaraan
kegiatan program dan pelayanan dengan membandingkan
data cakupan dengan target.
14.Kepala
puskesmas
melakukan
bimbingan
terhadap
hambatang dalam penyelengaan kegiatan program dan
pelyanan.
15.Kepala puskesmas melakukan interview untuk mengatasi
hambatan dalam penyelenggaraan kegiatan program dan
pelayanan
16.Pelaksanaan dan pengolola program dan penanggung jawab
pelyanan klinis menindaklanjuti hasil dan bimbingan kepala
puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai