Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gangguan depresi merupakan keadaan gangguan mental yang tersering
dialami oleh kebanyakan orang di dunia, lebih dari 350 juta orang terkena
gangguan mental ini. Gangguan ini ditandai dengan tiga gejala utama yaitu mood
depresi, kehilangan minat terhadap sesuatu, mudah lelah dan kehilangan energi.
Dapat pula disertai gejala lain seperti perasaan bersalah, gangguan tidur,
penurunan atau kehilangan nafsu makan, serta penurunan konsentrasi. Gangguan
depresif sendiri dibagi dalam beberapa bentuk sesuai dengan kriteria khas gejala
yang dimiliki oleh pasien yang akan memudahkan klinisi dalam mendiagnosis
pasien dengan gangguan depresif.
Prevalensi gangguan depresi di Indonesia ada sebanyak 11,60% dari jumlah
penduduk di Indonesia sekitar 24.708.000 jiwa (Depsos, 2012) dan 50 persen
terjadi pada usia 20 50 tahun. Perempuan dua kali lipat beresiko mengalami
depresi dibandingkan laki laki, hal ini diperkirakan adanya perbedaan hormon,
pengaruh melahirkan, dan perbedaan stresor psikososial.1,2
Sekitar 21% wanita mengalami gangguan depresif dan angka ini lebih
tinggi dua kali lipat daripada insiden gangguan depresif pada laki-laki, diperberat
pula pada individu yang memiliki riwayat keluarga penderita gangguan depresif.
Umumnya dapat terjadi pada semua umur dan seluruh tingkat sosial ekonomi,
namun pada gangguan depresif berat lebih sering ditemukan pada usia antara 2050 tahun dan pada masyarakat yang memiliki tingkat sosial ekonomi yang rendah.
Di Amerika menurut hasil survey The National Comorbidity Survey
Replication 16,2 persen penduduk Amerika mengalami depresi selama hidupnya,
dan selama 12 bulan terakhir lebih dari 6,6 persen dari mereka mengalami
depresi.2 Menurut World Health Organization (WHO), gangguan depresi
menempati urutan ke empat penyakit di dunia. Pada tahun 2020 diperkirakan
depresi akan menempati urutan ke dua untuk beban global penyakit tidak
menular.3 Menurut data Badan Kesehatan Dunia meningkatnya depresi yang tidak
1

dapat dikendalikan dapat menyebabkan banyak orang untuk bunuh diri karena
tidak mampu menghadapi beban hidup. Dan untuk mereka yang masih mampu
bertahan hidup, akan mengalami keterbelakangan mental.
Gangguan depresif merupakan salah satu penyebab kecacatan di dunia,
dalam artian menyebabkan penderita tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai
individu maupun makhluk sosial di rumah, sekolah maupun tempat kerja ataupun
lingkungan sosial. Hal lain yang mengkhawatirkan adalah gangguan depresif
dapat memicu keinginan untuk bunuh diri. Pada penderita depresi ringan dapat
dilakukan terapi tanpa menggunakan obat-obatan, namun pada penderita depresi
sedang sampai berat memerlukan terapi dengan obat-obatan yang membutuhkan
pengawasan khusus bahkan memerlukan kombinasi terapi lainnya.
Berdasarkan dari data diatas, maka penulis ingin mengulas lebih jauh
gangguan depresif serta bentuk-bentuk gangguan depresif secara khusus menurut
Pedoman Penggolongan dan Diagnosa Gangguan Jiwa di Indonesia, Edisi ketiga
(PPDGJ-III). Dapat pula merujuk pada panduan diagnosa menurut Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorder, Fourth Edition, Text Revision (DSM-IVTR).1,2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan apa yang telah penulis uraikan di latar belakang, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan gangguan depresif?
2. Bagaimana epidemiologi dari gangguan depresif?
3. Bagaimana etiologi dari gangguan depresif?
4. Bagaimana kriteria diagnosis?
5. Apa saja gejala dari gangguan depresif?
6. Apa saja terapi untuk pasien dengan gangguan depresif?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui tentang
gangguan depresif.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Sebagai persyaratan mengikuti ujian akhir Stase Kejiwaan di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Jambi.
2. Menjelaskan pengertian, epidemiologi, etiologi, diagnosis, gejala dan
terapi dari gangguan depresif.
1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan referat ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
wawasan kepada setiap dokter muda yang sedang menjalani stase kedokteran jiwa
mengenai gangguan depresif, yang meliputi pengertian, epidemiologi, etiologi,
diagnosis, gejala dan terapi dari gangguan depresif.

Anda mungkin juga menyukai