Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian Tarekat
Asal kata tarekat dalam bahasa Arab ialah thariqah yang berarti
jalan, keadaan, aliran, atau garis pada sesuatu. tarekat adalah jalan yang
ditempuh para sufi. Dapat pula digambarkan sebagai jalan yang
berpangkal dari syariat sebab jalan utama disebut syari, sedangkan anak
jalan disebut thariq.
Thariqat menurut para sufi adalah istilah bagi paket-paket dzikir
berdasarkan model kurikulum pembelajaran. Thariqat juga merupakan
himpunan tugas-tugas perbaikan temporal kondisional yang didasarkan
pada pokok-pokok latihan pembelajaran yang dijadikan sebagai media
untuk mencapai kesucian jiwa dan kedamaian kalbu, yaitu kesucian jiwa
dari berbagai kotoran dan penolakan terhadap penyakit-penyakit hati.
Dengan kata lain, thariqat ialah media untuk membersihkan wilayah batin
dari berbagai serangga dan pepohonan berduri yang membahayakan
pertumbuhan tanaman keimanan. Wabah yang biasa menghalangi
pertumbuhan tanaman keimanan ialah kemusyrikan, arogansi, berbangga
diri, marah, dendam, hasut, cinta dunia, kikir, ambisi harta kekayaan,
mengejar karir, riya.
Menurut Harun Nasution, tarekat berasal dari kata thariqah, yang
artinya jalan yang harus ditempuh oleh seorang calon sufi agar ia berada
sedekat mungkin dengan Allah. thariqah kemudian mengandung arti
organisasi. tiap tarekat mempunyai syaikh, upacara ritual, dan bentuk
dzikir sendiri.
Tasawuf secara umum adalah usaha mendekatkan diri kepada Allah
dengan sedekat mungkin, melalui penyesuaian rohani dan memperbanyak
ibadah. Usaha mendekatkan diri ini biasanya dilakukan di bawah
bimbingan seorang guru (syaikh). Ajaran-ajaran tasawuf yang harus
ditempuh untuk mendekatkan diri kepada Allah itu merupakan hakikat
tarekat yang sebenarnya. dengan demikian dapat dikatakan bahwa tasawuf

adalah usaha mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan tarekat itu adalah
cara dan jalan yang ditempuh seseorang dalam usahanya mendekatkan diri
kepada Allah. Gambaran ini menunjukkan bahwa tarekat adalah tasawuf
yang telah berkembang dengan beberapa variasi tertentu, sesuai dengan
spesifikasi yang telah diberikan guru kepada muridnya. Atau dengan kata
lain bahwa tasawuf dalah usaha mendekatkan diri kepada Allah secara
individu sedangkan tarekat adalah lebih pada cara mendekatkan diri pada
Allah secara organisasi yang di sana ada murid dan mursyid.
Tarekat (thariqah) itu pada dasarnya tak terbatas jumlahnya, karena
setiap manusia semestinya harus mencari dan merintis jalannya sendiri,
sesuai dengan bakat dan kemampuan ataupun taraf kebersihan hati mereka
masing-masing. Dala kitab Makripat gubahan Ihsanuddin dinukil
ungkapan para sufi Jalan-jalan menuju Tuhan itu sebanyak bilangan
bintang di langit, atau sebanyak bilangan nafas manusia. Walaupun jalan
menuju Allah beraneka ragam, tak ada hingganya, namun seperti telah
disinggung dan diringkaskan oleh al-Ghazali terdiri dari tiga langkah,
yaitu penyucian hati, konsentrasi dalam dzikir pada Allah, dan fana fi
Ilah.
2. Tujuan Tarekat
Secara umum, tujuan terpenting dari sufi adalah agar berada
sedekat mungkin dengan Allah. Akan tetapi apabila diperhatikan
karakteristik tasawuf secara umum, terlihat adanya tiga sasaran yaitu :
1. Bertujuan untuk pembinaan aspek moral. Aspek ini meliputi
mewujudkan kestabilan jiwa yang berkeseimbangan, penguasaan dan
pengendalian hawa nafsu sehingga manusia konsisten dan komitmen
hanya kepada keluhuran moral. Tasawuf yang bertujuan moralitas ini,
pada umumnya bersifat praktis.
2. Untuk marifatullah melalui penyingkapan langsung atau metode alkasyf al-hijab. Tasawuf jenis ini sudah bersifat teoritis dengan
seperangkat ketentuan khusus yang diformulasikan secara sistematis
analitis.
3. Membahas bagaimana system pengenalan dan pendekatan diri kepada
Allah secara mistis filosofis, pengkajian garis hubungan antara Tuhan

dengan makhluk, terutama hubungan manusia dengan Tuhan, dan apa


arti dekat dengan Tuhan.
3. Macam-macam Tarekat di Indonesia
1. Naqsabandiyah
Tarekat Naqsabandiyah didirikan oleh Muhammad bin Baha alDin al-Uwaisi al-Bukhari al-Naqsabandi yang hidup di tahun 717-791
H. beliau dikenal dengan keahliannya melukiskan kehidupaY yu n
yang gaib dan menyelam dalam lautan kesatuan dan kefanaan.
Naqsabandi berarti lukisan. Tarekat Naqsabandiyah mempunyai
kedudukan yang istimewa karena berasal dari Abu Bakar. Tarekat ini
mengajarkan tentang adab dan dzikir, tawasul dalam tarekat, adab
suluk, tentang salik dan maqam-nya, juga tentang ribath. Pengikutnya
yang terbanyak berada di Malaysia.
2. Qadiriyah
Tarekat Qadiriyah didirikan oleh Abd al-Qadir al-Jailani lahir
(1077-1166 M). beliau terkenal dengan kekuatan marifat-nya. Dasardasar pokoknya ialah tinggi cita-citanya, menjaga kehormatan, baik
pelayanan, kuat pendirian, dan membesarkan nikmat Tuhan.
Menurut tarekat Qadiriyah siapa yang tinggi cita-citanya, naiklah
martabatnya. Siapa yang memelihara kehormatan, maka Allah
memelihara kehormatannya. Siapa yang baik khidmatnya, kekallah ia
dalam petunjuk. Siapa yang membesarkan Allah (karena nimatNya)
dia akan mendapat tambahan nikmat dariNya. Di antara amalanamalan tarekat Qadiriyah, dzikir adalah yang paling penting. Antara
satu aliran dengan aliran yang lain, lafadz dzikirnya tidak semua sama.
Pengikutnya yang terbanyak adalah di India, Afganistan, Baghdad dan
Indonesia.
3. Bektasyi
Tarekat Bektasyi diperkirakan telah ada di Mesir sejak abad ke-17
dan ke-18 M. Tarekat ini menghimpun para wali asal Turki Utsmani ke
Mesir. Tarekat ini mengalami perkembangan pesat pada masa Khedive
Ismail. Pada masa Sultan Mahmud II, tarekat Bektasyi dibubarkan,
tetapi di Mesir justru mendapatkan perlindungan dan mengalami

perkembangan karena penguasa Mesir pada waktu itu berasal dari


kalangan tentara Turki pengikut tarekat Bektasyi.
4. Syadziliyah
Pendiri tarekat Sadziliyah adalah Abu al-Hasan al-Sadzili yang
terkenal dengan wirid dan kekuatan ilmunya. Menurut tarekat
Sadziliyah, takwa bisa dicapai dengan tindakan wara dan istiqomah.
Seseorang bisa berpaling dari keduniaan dengan jalan mengambil
itibar dan bertawakal. Seseorang bisa mencapai sikap ridha kepada
Allah dengan qanaah, pasrah pada waktu senang dan susah.
Pengikutnya yang terbanyak di daerah Afrika.
5. Rifaiyah
Pendiri tarekat Rifaiyah adalah Ahmad bin Ali bin Abbas al-Rifai.
dia meninggal di Umm Abidah pada tanggal 22 Jumadil Awal tahun
578 H, bertepatan dengan tanggal 23 September tahun 1106 M. tetapi
ada juga yang mengatakan bahwa ia meninggal pada bulan November
tahun 1118 M di Qaryah Hasan.
Para penganut tarekat ini terkenal dengan kekeramatan dan ketinggian
fatwanya. Di Aceh, tarekat Rifaiyah terkenal dengan tradisi tabuhan
Rafa, kemudian di Sumatera ada permainan debus, yaitu menikam diri
dengan senjata tajam yang diiringi dengan dzikir-dzikir tertentu.
Tarekat ini mempunyai tiga prinsip yaitu, tidak meminta sesuatu, tidak
menolak sesuatu, dan tidak menunggu sesuatu. Pengikutmya yang
terbanyak di daerah Maroko dan al-Jazair.
6. Tsamaniyah
Tarekat Tsamaniyah didirikan oleh Muhammad Tsaman yang
meninggal tahun 1720 M di Madinah. Para pengikut tarekat
Tsamaniyah biasa berdzikir dengan suara keras dan melengking.
Sewaktu melantunkan dzikir la ilaha illallah dalam intensitas yang
semakin cepat maka yang terdengar dari mulut mereka hanya kata
hu yang artinya Dia Allah. Tarekat Tsamaniyah mengajari para
pengikutnya untuk memperbanyak shalat dan dzikir, menolong orang
miskin, tidak diperbudak kesenangan duniawi, menukar akal

basyariyah dengan akal rabbaniyah, dan beriman secara tulus hanya


kepada Allah.
7. Khalwatiyah
Tarekat Khalwatiyah didirikan oleh Zhahiruddin dan Syaikh Qasim
al-Khalwati di Khurasan. Tarekat Khalwatiyah merupakan cabang dari
tarekat Suhrawardi yang didirikan oleh Abd Qadir Suhrawardi yang
meninggal tahun 1167M. Amalan tarekat Khalwatiyah mampu
mentransformasi jiwa dari tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih
sempurna melalui tujuh tingkatan nafs, yaitu nafsu amarah, nafsu
lawwamah, nafsu muhlamah, nafsu muthmainnah, nafsu radhiyah,
nafsu mardliyah, dan nafsu kamilah.
8. Al-Hadad
Tarekat al-Hadad didirikan oleh Sayyid Abdullah bin Alwi bin
Muhammad al-Hadad. Beliau lahir di Tarim, sebuah kota yang terletak
di Hadramaut, tanggal 5 Shafar tahun 1044 H. beliau adalah mencipta
ratib Hadad dan dianggap sebagai salah seorang wali kutub dan arifin
dalam ilmu tasawuf. Beliau banyak mengarang kitab dalam ilmu
tasawuf di antaranya Nasaih al-Diniyah dan Al-Muawanah Fi Suluk
Thariq al-Akhirah.
9. Sahrawardiyah
Tarekat Sahrawardiyah

dinisbatkan

(digolongkan)

kepada

penciptanya, Syaikh Abu Hasan Ali bin al Sahrawardi yang wafat pada
tahun 638 H. pengikutnya paling banyak adalah di Afrika.
10. Ahmadiyah
Tarekat Ahmadiyah yang diciptakan oleh Syaikh Ahmad Badawi,
wafat pada tahun 675 H. pengikutnya yang terbanyak di daerah
Maroko.
11. Maulawiyah
Tarekat Maulawiyah dinisbatkan kepada pendirinya, yaitu Syaikh
Maulana Jalaluddin Ar-Rumi, meninggal pada tahun 672 H.
pengikutnya yang terbanyak di daerah Turki dan Turkistan.
12. Hadadiyah
Tarekat Hadadiyah yang dinisbatkan (digolongkan) kepada
pendirinya, yaitu Syaikh Abdullah Baalawy al-Hadad al-Hamdany,

wafat pada tahun 1095 H. pengikutnya yang terbanyak di daerah


Jazirah Arab, Malaysia, dan sekitarnya.
Diantara beberapa tarekat di atas, tarekat yang paling banyak
pengaruhnya dan pengikutnya di Indonesia adalah tarekat Qadiriyah
dan Naqsabandiyah, terutama di pulau Jawa, Sumatra, dan Madura.
Tarekat Qadiriyah adalah tarekat yang didirikan oleh Sulthanul
Auliya Sayid Syaikh Abdul Qadir al-Jailani. Tarekat ini dalam
perjalanannya beriringan dengan tarekat yang didirikan oleh Syaikh
Muhammad bin Muhammad Bahauddin Bukhari, yaitu tarekat
Naqsabandiyah dan pada akhirnya kedua tarekat ini berubah nama,
bergabung menjadi satu dengan nama Thariqah Qadiriyah wan
Naqsabandiyah yang sejak bulan Januari 1978 bermarkas pusat di
Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Indonesia.
Selain itu di Pulau Jawa khususnya juga terdapat beberapa tarekat
yang

tidak

dibandingkan

seberapa

besar

dengan

tarekat

pengaruh
Qadiriyah

dan

pengikutnya

dan

bila

Naqsabandiyah.

Diantaranya adalah tarekat Syathariyyah yang didirikan oleh Syaikh


Abdullah Syathar dari India. Tarekat ini pada akhirnya menyebar ke
Jawa Timur dan berkembang di sana terutama di daerah Nganjuk
Karesidenan Madiun di bawah pimpinan Kyai Husnun dan di
Pesantren Takeran di bawah pimpinan Kyai Turmudzi.

Anda mungkin juga menyukai