PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Akuntansi keuangan merupakan media informasi yang disusun oleh
manajemen selaku pengelola bisnis untuk kepentingan publik khususnya
investor dan kreditor. Informasi akuntansi terjadi pada laporan keuangan
perusahaan yang memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan
perusahaan pada saat tertentu (neraca) serta hasil usahanya pada periode
tertentu (laba rugi). Informasi ini selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan
dalam proses pengambilan keputusan . laporan keuangan ini telah menjadi
sumber informasi penting bagi manajemen, pemilik, analis, banker, kreditor,
regulator, dan pihak umum. Laporan keuangan merupakan sumber informasi
pertama dalam keputusan investasi, memprediksi potensi arus kas yang akan
diterima
dan
dikaitkan
dengan
ketidakpastian,
menilai
kemampuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Akuntansi Inflansi
Menurut Drs. Ainun Naim, Ak, pengertian Akuntansi Inflasi adalah
sebagai berikut : merupakan suatu proses data akuntansi untuk menghasilkan
informasi yang telah memperhitungkan perubahan-perubahan tingkat
perubahan harga, sehingga informasi yang menunjukkan ukuran satuan mata
uang dengan tingkat harga yang berlaku.
Akuntansi Inflasi merupakan suatu metode untuk mengkoreksi, dengan
menyatakan kembali sepenuhnya laporan keuangan berdasarkan harga
perolehan historis kedalam suatu cara yang mencerminkan perubahan daya
2
beli mata uang yang diukur dengan menggunakan angka indeks. Akuntansi
inflasi bukan sebagai pengganti akuntansi konvensional yang telah ada,
namun merupakan informasi tambahan bagi para pemakainya.
Tujuan dari Akuntansi Inflasi adalah untuk mengukur kinerja suatu
perusahaan dan memungkinkan setiap orang yang tertarik untuk mengukur
jumlah,waktu,dan kemungkinan arus kas masa depan.
Metode yang digunakan dalam akuntansi inflasi ini sama dengan metode
penentuan laba. Penekanan penentuan laba adalah pada nilai laba yang lebih
relevan yang digambarkan oleh laporan keuangan, sedangkan inflasi nilai
semua item yang terdapat dalam laporan keuangan.
Metode pengukuran aktiva dan kewajiban dapat dibagi (Johnson,1977)
sebagai berikut.
1. The entry value system dari harga umum yang terdiri dari:
a. historical cost
b. general price level
c. replacement cost
d. reproduction cost
2. The exit value system harga pasar atau current market value yang
terdiri dari:
a. net realizable value
b. selling price
c. expected value
Dari sudut akuntansi inflasi, di luar historical cost adalah metode
menyusun laporan keuangan untuk menyesuaikan dengan pengaruh inflasi.
a. Historical Cost
Historical cost merupakan salah satu dari prinsip akuntansi.
Menurut pendapat ini cost principle atau disebut juga acquisition cost atau
historical cost merupakan dasar untuk melakukan penilaian yang tepat
untuk mencatat perolehan barang, jasa, biaya, harga pokok, dan equity.
Sistem ini telah digunakan selama beberapa abad (Ijiri, 1971). Dalam
sistem historical cost setiap perkiraan dinilai berdasarkan harga
pertukarannya pada tanggal perolehan. Berdasarkan historical cost laba
direalisasikan dengan perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan
dengan biaya yang direalisasikan, dimana biaya tersebut merupakan
namun
sampai
saat
ini
standar
akuntansi
masih
tetap
Inflasi itu terjadi pada barang yang berbeda dan perusahaan yang
ingin
disajikan
menurut
nilai
gantinya,
nilai
bersih
setelah
yang sebenarnya.
Dalam hal harga suatu aktiva menurun maka penurunan itu
akan menimbulkan pembebanan ke laba/rugi (misalnya
penyusutan dan harga pokok produksi) lebih rendah dari
beban pada historical cost, akhinya income akan lebih
saling berbeda.
Walaupun ada kritik ini, sebagian pihak menganggap bahwa
metode ini merupakan metode yang paling mudah diterapkan dalam
akuntansi inflasi, karena meskipun terjadi inflasi dengan metode ini
akan memudahkan dalam hal pengukurannya.
b. Reproduction Cost
perubahan
teknologinya
nilainya
sama
dengan
value), untuk aktiva jenis ini tidak perlu disesuaikan kecuali barangkali untuk
mengetahui present value dari nilai yang diharapkan ditagih (expected value)
dimasa yang akan datang. Contoh lainnya: deposito, valuta asing, atau klaim
valuta asing, surat berharga, aktiva yang akan dijual tahun depan, utang pajak,
utang jangka panjang, saham preferen yang tidak konvertible dan tidak
berpartisipasi, wesel, akumulasi penyisihan piutang, piutang pegawai, piutang
jangka panjang, uang muka, dan utang gaji.
Non-Monetary Items adalah nilai dimana jumlah uangnya tidak ditetapkan
menurut kontrak perjanjian. Dalam metode historical cost ini digambarkan
sebagai old cost bukan nilai sekarang. Misalnya aktiva tetap, lahan,
bangunan, peralatan, persediaan yang akan dipakai nanti dalam operasi
perusahaan dan akan diganti terus jika perusahaan terus beroperasi. Dalam
metode current value harga baru itu yang dicoba digambarkan dengan harga
sekarang. Contoh lainnya adalah biaya dibayar dimuka, investasi dalam
saham, utang pajak tertunda, akumulasi penyusutan, goodwill, hak paten,
aktiva tak berwujud lain, dan kontrak penjualan.
2.3 Model Akuntansi
Ada tiga model akuntansi yang berbeda yaitu:
Namun, sebenarnya ada delapan model akuntansi dalam penilaian aktiva dan
penentuan laba itu, yaitu sebagai berikut.
1. Pengukuran menurut Unit Uang:
a. Historical Cost Accounting
b. Replacement Cost Accounting
c. Net RealizableValue Accounting
d. Present Value Accounting
2. Pengukuran menurut Unit Tenaga Beli (General Price Level = GPL)
a. GPL Historical Cost Accounting
b. GPL Replacement Cost Accounting
c. GPL Net RealizableValue Accounting
d. GPL Present Value Accounting
dibebankan dalam unit uang yang timbul dari perolehan aktiva itu.
Dalam model Replacement Cost Accounting, atribut yang dibayar
adalah uang kas atau sejenisnya yang akan dibayar untuk
memperoleh aktiva yang sama dan sejenis saat sekarang atau
jumlah utang yang akan dibebankan untuk memperoleh aktiva
tersebut.
Dalam model Net Realizable, atribut yang dinilai adalah jumlah
uang kas atau sejenisnya yang akan diperoleh dengan menjual
aktiva sekarang atau jumlah uang yang harus dibayar untuk
Atribut itu dapat kita golongkan dalam tiga cara sebagai berikut.
1. Fokus penilaian dapat berupa masa lalu (Historical Cost), masa kini
(Replacement Cost dan Net Realizable Value), dan masa yang akan
datang (Present Value).
2. Jenis transaksi: Historical Cost dan Replacement Cost merupakan
transaksi perolehan atau pembebanan utang, Net Realizable Value dan
Present Value menyangkut penjualan aset dan pembayaran utang.
3. Sifat kejadian awalnya: Historical Cost didasarkan pada kejadian yang
sebenarnya, Present Value berdasarkan kejadian yang dinharapkan, dan
Replacement Cost dan Net Realizable Value didasarkan pada kejadian
yang sifatnya hipotesis (anggapan).
b. Unit of Measure
Ada dua jenis unit ukuran yang dipakai, yaitu sebagai berikut.
10
11
Dalam
membuat
statement
ini,
dewan
telah
transaksi
hipotesis
pada
tanggal
pengukuran,
dengan
12
itu
(unobservable
inputs).
Dalil
unobservable
inputs
yang
tidak
memasukkan
penyesuaian
resiko
tidak
14
Namun,
manfaatnya
dalam
peningkatan
konsistensi
dan
15
ditahan atau komponen ekuitas atau aset bersih dalam laporan posisi
keuangan untuk tahun fiskal saat statement ini diterapkan.
2.6 Ilustrasi Beberapa Alternatif Model Akuntansi
Untuk memberikan gambaranyang jelas antara beberapa alternative model
akuntansi ini kita misalkan PT Sipangko Jaya yang didirikan pada tanggal 21
Maret 2005 akan memasarkan produk baru yang disebut ESTIMA. Mdal
berjumlah Rp 30.000,-, utangnya Rp 30.000,-, dengan bunga 10 %. Pada tanggal 1
Januari PT Sipangko Jaya memulai kegiatannya dengan membeli 6.000 unit
ESTIMA dengan harga Rp 10,- per unit. Pada tanggal 1 Mei perusahaan menjual
5.000
unit
dengan
harga
Rp
15,-
per
unit.
Sementara itu, perubahan tingkat harga selama tahun 2005 adalah sebagai berikut:
Replacement Cost
Net Realizable Value
General Price Level Index
Januari 1
10
100
Mei 1
12
15
130
Desember 1
13
17
156
16
Keterangan
Historical Cost
Replacement
Net Realizable
Value
Value
75.0001
Hasil
92.0002
50.000
60.000
73.000
Laba Kotor
25.000
15.000
19.000
Bunga 10 %
3.000
3.000
3.000
Laba Operasi
22.000
12.000
16.000
Sudah termasuk
10.0006
10.000
Tidak dihitung
3.0007
3.000
Tidak dihitung
Tidak dihitung
Tidak dihitung
22.000
25.000
29.000
75.000 = 5.000 x 15
50.000 = 5.000 x 10
60.000 = 5.000 x 12
17
Keterangan
Historical Cost
Replacement
Net Realizable
Value
Value
Harta
Kas
72.000
72.000
72.000
Persediaan
10.000
13.0001
17.0002
82.000
85.000
89.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
22.000
22.000
22.000
3.000
7.000
22.000
25.000
29.000
52.000
55.000
59.000
82.000
85.000
89.000
Total Harta
Utang dan Modal
Kewajiban
Modal
Modal Saham
Laba Ditahan
Realisasi
Belum Realisasi
Keterangan:
18
13.000 = 13 x 1.000
17.000 = 17 x 1.000
HC
Total Laba Laba yang
RC
Kesalahan Laba yang
dilaporkan
29.000
22.000
NRV
Kesalahan Laba yang
dilaporkan
7.000
25.000
dilaporkan
4.000
29.000
Gains
2
4.000
19
Kesalahan
0
PT Sipangko Jaya
Laporan Laba Rugi
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2005
GPLA
GPLA
GPLA
HC
RC
NRVA
90.0001
90.000
107.0002
78.0003
72.000
Laba Kotor
12.000
18.000
22.000
Bunga 10%
3.000
3.000
3.000
Laba Operasi
9.000
15.000
19.000
(6.000)6
(6.000)
Keterangan
Hasil
Harga Pokok Penjualan
dihitung
(2.600)
(2.600)
1.8008
1.800
1.800
10.800
8.200
12.200
and Loss
General Price Level Gain and
Loss
Laba Bersih
90.000
85.0005
Termasuk tidak
= 75.000 x 156/130.
(75.000=5.000 x 15)
20
42.000)
Perhitungan dapat dilihat dibawah ini:
PT Sipangko Jaya
Neraca Menurut General Price Level
Per 31 desember 2005
GPL
GPL
GPL
HC
RC
NRVA
Kas
72.000
72.000
72.000
Persediaan
15.600
13.000
17.000
Keterangan
Aktiva:
21
Total Aktiva
87.600
85.000
89.000
Obligasi
30.000
30.000
30.000
Modal
46.8002
46.800
46.800
9.000
9.000
9.000
(0)
(2.600)3
1.400
1.800
1.800
1.800
87.600
85.000
89.000
Passiva:
Laba Ditahan:
Realized
Unrealized
Laba/Rugi GPL
Total Passiva
Keterangan:
1
46.800
= 3.000 x 156/100
Keterangan
Belum di Adjust
22
Faktur Konversi
Setelah di Adjust
30.000
156/100
46.800
75.000
156/130
90.000
Ditambah:
Monetary Receipts
105.000
136.800
Dikurangi:
Monetary Payments
60.000
156/100
93.600
Bunga (10%)
3.000
156/156
3.000
Net
63.000
96.600
42.000
40.200
40.200
42.000
1.800
Operating Holding
Profit
Gains
Interpretation
NOD
COG
MeasurengUnit Error
(Number of (Command of
dollars)
23
Goods)
Relevance
Historical-cost accounting
Ya
Ya
Ya
Replacement-cost
Ya
Hilang
Ya
4
5
Net-realizable-value
Hilang
accounting
General price-level-adjusted
historical cost accounting
General Price-level-adjusted
replacement-cost accounting
General Price-level-adjusted
net-realizable-value
Hilang
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Laba Rugi
Harta
Harta
Ya
Ya
Laba Rugi
Aktiva Moneter
dan Utang
dan Utang
Aktiva
Moneter
Ya
Ya
Hilang
Ya
Ya
Ya
Ya
Hilang
Hilang
Hilang
Ya
Ya
Hilang
Hilang
Hilang
Hilang
Ya
Ya
accounting
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penulisan makalah ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal sesuai
dengan rumusan masalah yang kami susun, yaitu:
a) Metode yang digunakan dalam akuntansi inflasi ini sama dengan
metode penentuan laba. Penekanan penentuan laba adalah pada nilai
24
akuntansi
yang
berterima
umum,
dan
memperluas
dalam
mempelajari
dan
dalam
rangka
penyeragaman
penggunaan aturan.
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Teori Akuntansi. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
http://alamazharians.blogspot.com/2012/03/inflasi.html [16 Oktober 2014]
http://ari-suwandi.blogspot.com/2011/01/teori-akuntansi.html [16 Oktober 2014]
26