Anda di halaman 1dari 16

Home

Comment
Profile
Search...

GOOGLE+ FOLLOWERS

:: Get This Widget!! ::

ABOUT ME

_Ly_`s pageS
lakuin yang buat kamu bahagia tanpa mengecewakan satu orangpun,
terutama orangtua.
Lihat profil lengkapku

LABELS

caTataN saiiia (seLy`s noTes)(98)


News (75)
RemaJa gauL (61)
askep (keperawatan) (59)
My FeELinG (51)
kePerawaTan mediKaL bedah(41)
Kesehatan (36)
I S L A M Z O N E (24)
Maternitas (20)

Kisah Renungan (19)


MuzzIc (16)
Lirik Lagu (15)
Poto (10)
Ramadhan (8)
askep GADAR (8)
askep Jiwa (8)
ASKEP ANAK (7)
computer dan internet (5)
Mie (4)
Awards (3)
Doraemon (3)
My Wedding (3)
Canon (2)
KTI Keperawatan (2)
Keperawatan Keluarga (2)
PLURK (2)
Suka-Suka (2)
iNTrODuCTiOn (2)
Ayo Masak (1)
Bedah Syaraf (1)
DownLoad (1)
Facebook (1)
Hijab Style Community (1)
LayouTs (1)
Mandiri (1)
Mario Teguh (1)
eNgLisH page`s (1)

BLOG ARCHIVE

2015 (1)

2014 (2)

2013 (5)

05/26 - 06/02 (3)

05/05 - 05/12 (2)

Emfisema

Prosedur Pemasangan Infus Intravena (Intravenous F...

2012 (13)

2011 (3)

2010 (144)

2009 (40)

2007 (1)

FEEDJIT
RECENT NEWS
SeLy Madona

Buat Lencana Anda

Diberdayakan oleh Blogger.

Prosedur Pemasangan Infus Intravena


(Intravenous Fluids Infusion)

Infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah


cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh
balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari
tubuh. Terapi intravena adalah tindakan yang dilakukan dengan cara memasukkan
cairan, elektrolit, obat intravena dan nutrisi parenteral ke dalam tubuh melalui
intravena. Tindakan ini sering merupakan tindakan life saving seperti pada
kehilangan cairan yang banyak, dehidrasi dan syok, karena itu keberhasilan terapi
dan cara pemberian yang aman diperlukan pengetahuan dasar tentang
keseimbangan cairan dan elektrolit serta asam basa.
Tindakan ini merupakan metode efektif dan efisien dalam memberikan suplai
cairan ke dalam kompartemen intravaskuler. Terapi intravena dilakukan
berdasarkan order dokter dan perawat bertanggung jawab dalam pemeliharaan
terapi yang dilakukan. Pemilihan pemasangan terapi intravena didasarkan pada
beberapa faktor, yaitu tujuan dan lamanya terapi, diagnosa pasien, usia,
riwayat kesehatan dan kondisi vena pasien. Apabila pemberian terapi intravena
dibutuhkan dan diprogramkan oleh dokter, maka perawat harus mengidentifikasi
larutan yang benar, peralatan dan prosedur yang dibutuhkan serta mengatur dan
mempertahankan sistem.
Tujuan Utama Terapi Intravena:
1. Mengembalikan dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
2. Memberikan obat-obatan dan kemoterapi
3. Transfusi darah dan produk darah
4. Memberikan nutrisi parenteral dan suplemen nutrisi

Keuntungan dan Kerugian Terapi Intravena


Keuntungan:

Efek terapeutik segera dapat tercapai karena penghantaran obat ke tempat


target berlangsung cepat.

diandalkan

Kecepatan pemberian dapat dikontrol sehingga efek terapeutik dapat


dipertahankan maupun dimodifikasi

Rasa sakit dan iritasi obat-obat tertentu jika diberikan intramuskular atau
subkutan dapat dihindari

Sesuai untuk obat yang tidak dapat diabsorbsi dengan rute lain karena
molekul yang besar, iritasi atau ketidakstabilan dalam traktus gastrointestinalis

Absorsi total memungkinkan dosis obat lebih tepat dan terapi lebih dapat

Kerugian:
Tidak bisa dilakukan drug Recall dan mengubah aksi obat tersebut sehingga
resiko toksisitas dan sensitivitas tinggi
Kontrol pemberian yang tidak baik bisa menyebabkan speeed Shock
Komplikasi tambahan dapat timbul, yaitu:
Kontaminasi mikroba melalui titik akses ke sirkulasi dalam periode tertentu
Iritasi Vaskular, misalnya phlebitis kimia
Inkompabilitas obat dan interaksi dari berbagai obat tambahan
Peran Perawat Dalam Terapi Intravena
Memastikan tidak ada kesalahan maupun kontaminasi cairan infus maupun
kemasannya
Memastikan cairan infus diberikan secara benar (pasien, jenis cairan, dosis,
cara pemberian dan waktu pemberian)
Memeriksa apakah jalur intravena tetap paten
Observasi tempat penusukan (insersi) dan melaporkan abnormalitas
Mengatur kecepatan tetesan sesuai dengan instruksi
Monitor kondisi pasien dan melaporkan setiap perubahan

PERSIAPAN
I. Persiapan Klien - Cek perencanaan Keperawatan klien
- Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan II. Persiapan Alat Standar infus
- Cairan infus dan infus set sesuai kebutuhan
- Jarum / wings needle / abocath sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
- Bidai / alas infus
- Perlak dan torniquet
- Plester dan gunting
- Bengkok
- Sarung tangan bersih
- Kassa steril
- Kapas alkohol dalam tempatnya
- Bethadine dalam tempatnya
Pedoman ukuran jarum kateter dibawah ini:

Ukuran 16

Guna: Dewasa
- Bedah Mayor, Trauma
- Apabila sejumlah besar cairan perlu diinfuskan
Pertimbangan Perawat: Sakit pada insersi, Butuh vena besar

Ukuran 18

Guna: - Anak dan dewasa


- Untuk darah, komponen darah, dan infus kental lainnya
Pertimbangan Perawat: Sakit pada insersi, Butuh vena besar

Ukuran 20

Guna: Anak dan dewasa

- Sesuai untuk kebanyakan cairan infus, darah, komponen darah,


dan infus kental lainnya

Pertimbangan Perawat: umum dipakai

Ukuran 22

Guna: Bayi, anak, dan dewasa (terutama usia lanjut)


- Cocok untuk sebagian besar cairan infus
Pertimbangan Perawat:
- Lebih mudah untuk insersi ke vena yang kecil, tipis dan
rapuh
- Kecepatan tetesan harus dipertahankan lambat
- Sulit insersi melalui kulit yang keras

Ukuran 24, 26

Guna: Nenonatus, bayi, anak dewasa (terutama usia lanjut)


- Sesuai untuk sebagian besar cairan infus, tetapi
kecepatan tetesan lebih lambat
Pertimbangan Perawat:
- Untuk vena yang sangat kecil
- Sulit insersi melalui kulit keras

PELAKSANAAN
1. 1.

Perawat cuci tangan

2. 2.

Memberitahu tindakan yang akan dilakukan dan pasang sampiran

3. 3.
Periksa cairan infus yang akan digunakan seperti kejernihan,
kadaluarsa, kebocoran cairan bervariasi dalam warna, tetapi tidak pernah
tampak berawan, keruh atau separated.
4. JIKA RAGU JANGAN DIPAKAI..!
5. 4.

Mengisi selang infus

6. 5.

Membuka plastik infus set dengan benar

7. 6.

Tetap melindungi ujung selang seteril

8. 7.
Menggantungkan infus set dengan cairan infus dengan posisi cairan
infus mengarah keatas
9. 8.

Menggantung cairan infus di standar cairan infus

10.
9.
Mengisi kompartemen infus set dengan cara menekan ( tapi
jangan sampai terendam )
11.

10.

Mengisi selang infus dengan cairan yang benar

12.
11. Menutup ujung selang dan tutup dengan mempertahankan
keseterilan

13.

12.

Cek adanya udara dalam selang

14.

13.

Pakai sarung tangan bersih bila perlu

15.

14.

Memilih posisi yang tepat untuk memasang infus

16.
15.
dipungsi

Meletakan perlak dan pengalas dibawah bagian yang akan

17.

16.

Memilih vena yang tepat dan benar

18.

17.

Memasang torniquet

19.

18. Pemilihan Tempat Insersi

Petunjuk Umum:
Vena yang terlihat jelas bukan berarti vena yang terbaik
Pastikan tempat insersi dirotasi. Frekuensi rotasi tergantung bahan kateter:
Kateter Teflon atau Vialon perlu diganti setiap 48-72 jam
Kateter Aguavene dapat dipertahankan lebih lama
Kateter yang terpasang lebih dari 72 jam perlu diberi alasan yang
didokumentasikan dalam catatan perawatan pasien.
Tempat insersi perlu diganti jika terjadi kemerahan, edema, nyeri tekan, atau
filtrasi

Pedoman pemilihan vena


dalam kateter
-

Gunakan vena-vena distal terlebih dahulu


Gunakan lengan pasien yang tidak dominan
Pilih vena-vena diatas area fleksi
Pilih vena yang cukup besar untuk aliran darah adekuat ke

Palpasi vena untuk tentukan kondisnya. Selalu pilih vena yang lunak, penuh
dan yang tidak tersumbat
Pastikan lokasi yang dipilih tidak akan mengganggu aktivitas pasien sehari-hari
Pilih lokasi yang tidak akan mempengaruhi pembedahan atau prosedurprosedur yang akan dilaksanakan
Vena-vena superficial yang sering digunakan untuk infus IV pada bayi, anak dan
dewasa
A. Bagian atas tangan
Metacarpal Veins
Dorsal Venous Arch
Cephalic Vein
Basilic Vein
B. Bagian bawah tangan
Median antebrachial vein
Accessory Cephalic Vein
Median cuboital vein
Cephalic Vein
19. Pukul-pukul vena dengan lembut
20. Pasien diminta untuk membuka dan menutup kepalan tangan
21. Desinfeksi vena dengan tekhnik yang benar dengan alkohol dengan tekhnik
sirkuler atau dari atas ke bawah sekali hapus
22. Buka kateter ( abocath ) dan periksa apakah ada kerusakan
23. Menusukan kateter / abocath pada vena yang telah dipilih dengan apa arah dari
arah samping
24. Memperhatikan adanya darah dalam kompartemen darah dalam kateter, bila
ada maka mandrin sedikit demi sedikit ditarik keluar sambil kateter dimasukan
perlahan-lahan

25.
26.

Torniquet dicabut
Menyambungkan dengan ujung selang yang telah terlebih dahulu dikeluarkan
cairannya sedikit, dan sambil dibiarkan menetes sedikit
27. Memberi plester pada ujung plastik kateter / abocath tapi tidak menyentuh area
penusukan untuk fiksasi
28. Membalut dengan kassa bethadine steril dan menutupnya dengan kassa steril
kering
29. Memberi plester dengan benar dan mempertahankan keamanan kateter /
abocath agar tidak tercabut
30. Mengatur tetasan infus sesuai dengan kebutuhan klien
31. Label dressing meliputi tanggal, jam, ukuran kateter dan inisial/nama pemasang
32. Alat-alat dibereskan dan perhatikan respon klien
33. Perawat cuci tangan
34. Catat tindakan yang dilakukan C. EVALUASI
- Perhatikan kelancaran infus, dan perhatikian juga respon klien terhadap
pemberian tindakan D. DOKUMENTASI
Dokumentasi Terapi Intravena
Inisiasi:
1. Ukuran dan tipe peralatan
2. Nama petugas yang melakukan insersi
3. Tanggal dan jam insersi
4. Tempat insersi IV
5. Jenis cairan
6. Ada tidaknya penambahan obat
7. Kecepatan tetesan
8. Adanya pemakaian alat infus elektronik
9. Komplikasi, respon pasien, intervensi perawat

10.

Pasien mengerti tindakan yang dilakukan terhadapnya

Maintenance
1. Kondisi tempat insersi
2. Pemeliharaan tempat insersi
3. Pergantian balutan
4. Pemindahan tempat insersi
5. Pergantian cairan dalam infus set
6. Pasien mengerti tindakan yang dilakukan terhadapnya.

Penghentian
1. Jam dan tanggal
2. Alasan dihentikan terapi IV
3. Penilaian tempat insersi sebelum dan sesudah alat dilepaskan
4. Reaksi dan komplikasi yang terjadi pada pasien, serta intervensi perawat
5. Kelengkapan alat akses vena sesudah dipasang
6. Tindaklanjut yang akan dilakukan (mis: memakai perban untuk tempat
insersi, atau melakukan inisiasi di tungkai yang baru)

Tipe vena yang harus dihindari:


1. Vena yang telah digunakan sebelumnya

2. Vena yang telah mengalami infiltrasi atau phlebitis


3. Vena yang keras dan sklerotik
4. Vena-vena dari ekstremitas yang lemah secara pembedahan
5. Area-area fleksi, termasuk antekubiti
6. Vena-vena kaki karena sirkulasi lambat dan komplikasi lebih sering terjadi
7. Cabang-cabang vena lengan utama yang kecil dan berdinding tipis
8. Ekstremitas yang lumpuh setelah serangan stroke
9. Vena yang memar, merah dan bengkak
10.

Vena-vena yang dekat dengan area yang terinfeksi

11.
Vena-vena yang digunakan untuk pengambilan sampel darah
laboratorium

0 komentar:
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
A.W.Surveys - Get Paid to Review Websites!

KODE BANNER BUAT TUKERAN LINK


Mau Tukar Link? Copy/paste code HTML berikut ke blog anda

CLOCK

FOLLOWERS
BLOG BANNER TEMAND

Make your own banner at MyBannerMaker.com!

Trishana blog

TOP TABS

blog anak nelayan

blog.indonesia.com
Dozenix blog
Full Version Finder
games free and full version
Ini Blog Rahmat90
Khaidir Muhaj Blog site
Lirik Lagu Manca
Maniac Download
Pak Lukman bLog
Shine 32 blog site
Syiar Islam
Techlure-adiBima

ENTRI POPULER

Laporan Pendahuluan (Askep) Tuberculosis (TBC)


A. DEFINSI Paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil
mikobakterium tuberkulosa tipe humanus ( jarang oleh tipe M. Bovinus)....

7 Keajaiban Dunia Yang Tidak Terpikirkan


Sekelompok siswa kelas geografi sedang mempelajari Tujuh Keajaiban Dunia.
Pada awal dari pelajaran, mereka diminta untuk membuat daftar ap...

KONSEP SEHAT-SAKIT

A. Latar Belakang.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat
menyadari bahwa klien adalah manusia utuh dan unik yang terdiri dari ...
By :

. | Design by SkinCorner

Anda mungkin juga menyukai