Della Febriana
(2013-012)
Meileni Devi Utami (2013-016)
Oky Bon Amarullah (2013-022)
Alfaudina Benazegta(2013-040)
Andri
(2013- )
Bila kita coba 'bentrokkan' dengan biaya yang dikeluarkan untuk CSR maka apakah biaya CSR
merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara
penghasilan? Jawabanya sudah pasti tidak.
lalu, jika biaya CSR tidak dapat dibiayakan dalam mencari penghasilan netto sebelum kena
pajak, apa 'insentif' perusahaan sehingga perusahaan tidak terlalu dibebani oleh kewajiban CSR?
Secara ekonomi, jawabannya.... hampir tidak ada keuntungan perusahaan melaksanakan CSR
dengan kepatutan dan kewajaran.
Jika kita mencoba memahami makna CSR, sepertinya, CSR mirip dengan sumbangan namun,
jika sumbangan itu bersifat sukarela, CSR bersifat wajib...
Jika kita sepakat, secara rasional bahwa CSR adalah sumbangan, maka di dalam hukum positif
pajak yang berlaku di Indonesia. Sumbangan yang boleh dikurangkan sebagai biaya dalam
menghitung Penghasilan Netto adalah sumbangan bagi bencana alam yang dikategorikan sebagai
bencana nasional (Peraturan Menteri Keuangan No 609/PMK.03/2004).
Sehingga, sampai saat ini biaya CSR tidak dapat diperhitungkan secara fiskal dalam mencari
penghasilan neto sebelum pajak.