Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR NUTRISI

Disusun oleh :

Misriyah
16.0368.N

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN PEKALONGAN
2016

LAPORAN PENDAHULUAN
(NUTRISI)

1. Konsep Kebutuhan Nutrisi


a. Definisi / deskripsi kebutuhan nutrisi.
Istilah gizi berasal dari bahasa arab gizawi yang berarti
nutrisi. Gizi adalah substansi organik dan nonorganik yang
ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat
berfungsi dengan baik (Kozier, 2004 : 1116).
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara
jaringan tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai
sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan
penyakit.
Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberi energi bagi
aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh,
serta mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh (Mubarak,
2008:27).
Nutrien adalah sejenis zat kimia organik atau anorganik
yang terdapat dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk
menjalankan fungsinya.
Enam zat nutrisi esensial (kelompok nutrien) yaitu : air,
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral mempunyai tiga
fungsi utama yaitu :
1) Menyediakan energi untuk proses dan pergerakan
tubuh
2) Menyediakan struktur material untuk jaringan
tubuh seperti tulang dan otot
3) Mengatur proses tubuh.

b. Anatomi dan fisiologi system pencernaan


1) Rongga oral
a) Bibir : berfungsi untuk menerima makanan dan
produksi wicara.
b) Lidah : berfungsi untuk menggerakan makanan saat
dikunyah atau ditelan, untuk pengecapan dan dalam
produksi wicara.
c) Kelenjar saliva : melarutkan makanan secara kimia,
melembabkan dan melumasi makanan, sekresi
amilase untuk mengurang zat tepung menjadi
polisakarida dan maltosa, sebagai zat buang,
membersihkan
memelihara

rongga

oral

dan

membantu

kesehatan

oral

serta

mencegah

kerusakan gigi.
d) Gigi : menghancurkan makanan menjadi bagianbagian kecil dan bercampur dengan saliva untuk
membentuk bolus makanan yang dapat ditelan.
2) Faring : berperan dalam proses menelan.
3) Esofagus : menggerakan makanan dari faring ke lambung
melalui gerak peristalis.
4) Lambung : penyimpanan makanan, produksi kimus, digesti
protein,

produksi

mukus,

produksi

faktor

intrinsik

(glikoprotein, vit. B12), absorpsi.


5) Usus halus (duodenum, yeyunum, ileum) : mengakhiri
proses pencernaan makanan yang dimulai di mulut dan di
lambung. Proses ini diselesaikan oleh enzim usus dan
enzim pankreas serta dibantu empedu dalam hati, secara

selektif mengabsorpsi produk digesti.


6) Usus besar : mengabsorpsi 80% sampai 90% air dan
elektrolitdari kimus yang tersisa dan mengubah kimus dari
cairan menjadi massa semi padat.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi system
pencernaan.
Diet
Diet yang sembaranga dapat mempengaruhi kerja
sistem pencernaan sehingga terjadi gengguan dalam
mencerna nutrisi dan akhirnya proses pencernaan tida
optimal dalam melakukan fungsinya. Diet yang dapat
mempengaruhi sistem pencernaan antara lain adalah
makanan pedas, asam dan bersantan pekat.
Penyakit
Sistem pencrnaan adalah organ yang paling sering
di lalui oleh benda-benda dari luar tubuh misal makanan,
sehingga sangat rentan sekali terkena gangguan apabila
sistem pertahanan tubuh tidak adekuat. Tidak heran jika
banyak terjadi gangguan pada sistem pencernaan karena hal
tersebut yang kita tidak tahu dan menyadari berapa banyak
kuman yang masuk kedalam sistem pencernaan kita.
Bahan kimia
Sering kita memasukan bahan kimia kedalam mulut
kita baik disengaja maupun tidak disengaja, dan melukai
salah satu organ di rongga mulut dan bahkan masuk sampai
organ pencernaan bagian dalam sehingga mengakibatkan
fungsi organ tersebut mengalami gangguan.

d. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada system


pencernaan.
Kerusakan

gigi

adalah

proses

erosif

yang

diakibatkan oleh kerja bakteri pada karbohidrat yang dapat


difermentasi di dalam mulut, yang pada waktunya
menghasilkan asam-asam yang melarutkan email gigi.
Kanker rongga mulut
Akalasia adalah tidak adanya atau tidak efektifnya
peristaltik esofagus distal disertai dengan kegagalan
sfingter esofagus untuk rileks dalam respon terhadap
menelan.
Gastritis akut (inflamasi mukosa lambung) sering
akibat diet yang sembrono.
Ulkus peptikum adalah ekskavasi (area berlubang)
yang terbentuk dalam dinding mukosa lambung, pilorus,
duodenum atau esofagus.
Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi
defekasi yang abnormal (lebih dari 3 kali/hari), serta
perubahan dalam isi (lebih dari 200g/hari) dan konsistensi
(feses cair)
Peritonitis

adalah

inflamasi

peritonium-lapisan

membran serisa rongga abdomen dan meliputi visera.


2. Rencana Asuhan Keperawatan Kliean dengan Gangguan Kebutuhan
Nutrisi
a. Pengkajian
1) Riwayat keperawatan
a) Keluhan utama
Klien mengatakan

merasa mual, muntah,

BAB lebih dari 5x/hari dengan konsistensi cair,

nafsu

makan

menurun/meningkat,

mengalami

penurunan/peningkatan BB.
b) Keluhan sekarang
Klien merasa lemas dan tidak nafsu makan,
mual, muntah. Nafsu makan meningkat dan mudah
merasa lapar.
c) Keluhan masa lalu
Klien pernah menderita gangguan sistem
pencernaan.
2) Pemeriksaan fisik : data fokus
- Penampilan umum dan vitalitas : Apatis, lesu,
-

tampak lelah
Berat badan : Berat badan kurang atau berlebih
Rambut : Rambut kering, kusam, pecah-pecah, tipis,

rapuh
Kulit : Kering, kusam, pecah-pecah, pucat atau
berpigmen, ada petekia atau memar, lemak subkutan

sedikit
Kuku : Rapuh, pucat, bentuk seperti sendok
Mata : Kering, konjungtiva pucat atau merah,

kornea lembut
Lidah : Berwarna merah atau magenta, tampilan
halus, bengkak, ukuran lidah bertambah atau

berkurang
Bibir : Bengkak, pecah-pecah pada sudut bibir
Gusi : Bengkak, meradang, mudah berdarah,

berbentuk seperti spon


Otot : Tonus buruk, lembek dan tidak berkembang
Sistem kardiovaskular : Frekuensi nadi meningkat,

TD meningkat, trama jantung abnormal (ireguler)


Sistem pencernaan : Anoreksia, indigesti, diare,

konstipasi
Sistem persarafan : Refleks menurun, emosi tidak
stabil, kurang perhatian, bingung

3) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Hb
Laki-laki dewasa (14-18 gr/dl)
Wanita dewasa (12-16 gr/dl)
Pemeriksaan Albumin (3,5-4,5 gr/dl)
Rontgen
TG (<150 mg/dl)
Kolesterol (<200 mg/dl)
HDL (>50 mg/dl)
LDL (<130 mg/dl)
b. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Diagnosa 1 :
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
1) Definisi
Intake nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
metabolik
2) Batasan karakteristik
Berat badan dibawah ideal lebih dari 20%
Melaporkan intake makanan kurang dari kebutuhan

yang dianjurkan
Konjungtiva dan membran mukus pucat
Lemah otot untuk menelan atau mengunyah
Luka, inflamasi pada rongga mulut
Mudah merasa kenyang sesaat setelah mengunyah

makanan
Melaporkan kurang makan
Melaporkan perubahan sensasi rasa
Tidak mampu mengunyah makanan
Miskonsepsi
Penurunan berat badan dengan intake makanan

adekuat
Enggan makan
Kram abdominal
Tonus otot buruk

Nyeri abdomen patologi atau bukan


Kerusakan minat terhadap makan
Pembuluh kapiler rapuh
Diare atau steatorea
Kehilangan rambut banyak
Suara usus hiperaktif
Kurang informasi, misinformasi

3) Faktor yang berhubungan


Tidak mampu dalam memasukkan,mencerna, mengabsorpsi
makanan karena faktor biologi, psikologi, atau ekonomi.
Diagnosa 2 :
Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan
1) Definisi
Intake nutrisi melebihi kebutuhan
2) Batasan karakteristik
Tebal kulit trisep >25 mm pada wanita dan >15 mm
pada laki-laki
Berat badan 20% diatas ideal
Respon makan karena eksternal (situasi sosial,
waktu)
Melaporkan disfungsi pola makan (misal memasang
makan dengan aktivitas lain)
Tingkat aktivitas menetap
Konsentrasi intake makanan pada menjelang malam
3) Faktor yang berhubungan
Intake berlebih dalam hubungan dengan metabolisme tubuh
Diagnosa 3 :
Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
1) Definisi
Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme
tubuh.

2) Batasan karakteristik
3) Faktor yang berhubungan

Diagnosa 4 :
Risiko ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan
1) Definisi
Risiko terhadap intake nutrisi melebihi kebutuhan tubuh
2) Faktor risiko
Melaporkan memulai

makanan

padat sebagai

sumber makanan utama sebelum usia 5 bulan


Intake makanan berkonsentrasi/makanan berat di
malam hari
Melaporkan atau menunjukan obesitas pada satu
atau kedua orang tua
Melaporkan atau menunjukan berat badan diatas
normal pada awal kehamilan
Transisi cepat dalam pertumbuhan persentil pada
anak atau bayi
Makanan dengan aktifitas lain
Menunjukan penggunaan makanan sebagai alat
kepuasan atau hadiah
Respon makan sebagai isyarat interna dibanding
dengan rasa lapar (misal cemas)

Respon makan sebagai isyarat ekstrna (misal.,


situasi sosial, waktu makan)
Disfungsi pola makan

c. Perencanaan
Diagnosa 1 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
1) Tujuan dan kriteria hasil
Tujuan
:
- Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi sesuai dengan
tingkat aktivitas dan kebutuhan metabolik.
Kriteria hasil :
- Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
- Peningkatan BB
- Prtambahan LLA
- Menghabiskan porsi makanan yang diberikan
2) Intervensi keperawatan dan rasional
Intervensi
1. Kaji faktor penyebab

Rasional
1. Penyebab

dapat

memudahkan

untuk

2. Monitor TTV
menentukan intervensi yang
3. Jelaskan perlunya konsumsi
karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral dan cairan.
4. Diskusikan bersama klien
kemungkinan

tepat
2. Nadi dan TD meningkat
dapat

menendakan

hipoglikemi.
3. Asupan utrisi kompeks yang

penyebab
adekuat

berperan

dalam

hilangnya nafsu makan.


5. Timbang BB

memenuhi kebutuhan energi

6. Lakukan oral hygiene

dan menjaga keseimbangan

7. Inspeksi
mukosa bibir

konjungtiva,

tubuh.
4. Rasa

mual

dapat

menurunkan nafsu makan.


8. Tawarkan makanan dalam
jumlah sedikit tapi sering.
9. Konsultasikan dengan ahli
gizi

untuk

5. Peningkatan

BB

menunjukan

kebutuhan

nutrisi terpenuhi.
6. Mulut yang bersih dan sehat

menetapkan
dapat meningkatkan selera

kebutuhan kalori harian dan


jenis makanan yang sesuai
bagi klien.
10. Kolaborasi untuk pemberian

makan.
7. Nutrisi yang adekuat dapat
ditandakan
konjungtiva

dengan
dan

mukosa

nutrisi melalui NGT.


bibir lembab dan berwarna
11. Kolaborasi untuk pemberian

merah muda.
8. Makan yang berlebih akan

nutrisi intravena.
menimbulkan rasa mual dan
muntah.
9. Mencegah komplikasi jika
ada penyakit penyerta.
10. Klien

dengan

gangguan

rongga oral an esofagus


tidak dapat mengunyah dan
menelan makanan.
11. Pada pasien gangguan usus
halus

terjadi

hambatan

dalam absorpsi nutrisi.


Diagnosa 2 : Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan
1) Tujuan dan kriteria hasil
Tujuan
:

- Menurunkan BB dalam batas normal/ideal


Kriteria hasil :
- Menjelaskan alasan peningkataan asupan nutrisi
- Penurunan BB
- LLA berkurang
2) Intervensi keperawatan dan rasional
Intervensi
1. Kaji
adanya

faktor

Rasional
1. Penyebab dapat memudahkan

penyebab peningkatan berat

untuk menentukan intervensi

badan.

yang tepat.
2. Mengukur setiap perubahan

2. Timbang BB
BB secara berkala.
3. Ajarkan
modifikasi

teknik-teknik

3.

prilaku untuk
-

Makanan

selingan

mengurangi asupan kalori,


menambah
seperti :
- Jangan makan pada
saat

secara tidak disadarai

melakukan

dan

kegiatan lain

kalori

akan

terjadi

penumpukan

lemak

secara berlebih.
Mnstimulus reseptor

Minum satu gelas


kenyanga agar tidak
air sesaat sebelum
mekan

secara

makan
-

Kurangi

porsi

berlebihan.
Makanan

berlebih

makanan tambahan,

mengakibatkan

makanan berlemak,

penyimpanan

makanan manis dan

berupa lemak yang

alkohol

berlebih.

energi

Siapkan

Kebutuhan

energi

makanan
sesuai

kebutuhan

dalam porsi kecil


mencegah
yang hanya cukup
penyimpanan
untuk

satu

makan dan buang


sisanya
4. Instruksikan klien
memperbanyak

berlebih.
4. Kalori
yang
berisiko

aktivitas

tinggi

terkena

penyakit kardiovaskular.
5. Diet tinggi protein dan tinggi
serat dapat membantu dalam
program

untuk

menumpuk

untuk

guna membekar kalori.


5. Konsultasikan dengan ahli
gizi

kalori

kali

penurunan

menetapkan
badan.

kebutuhan kalori harian dan


jenis makanan yang sesuai
bagi klien.
Diagnosa 3 : Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan
1) Tujuan dan kriteria hasil
Tujuan
:
Kriteria hasil :
2) Intervensi keperawatan dan rasional
Diagnosa 4 : Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan
1) Tujuan dan kriteria hasil
Tujuan
:
Kriteria hasil :
2) Intervensi keperawatan dan rasional

berat

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, W Iqbal, Chayatin N,. (2005) Buku Ajar Kebutuhan Dasar


Manusia. Jakarta : EGC
NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa keperawatan
Sloane, Ethel. (2004) Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC.
Bare, Brenda G.,(2002) Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner
& Suddarth Edisi 8. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai