Anda di halaman 1dari 67

LEMBAGA AKREDITASI DAMAR HUSADA PARIPURNA

The Royal Palace Blok B31, Jln. Prof. Soepomo 178 A Tebet JAKARTA SELATAN
Phone: (021) 8309111, Email: info@larsdhp.or.id

SURAT REKOMENDASI

Nama Rumah Sakit : RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN


Kode Rumah Sakit : 3326038
Direktur Rumah Sakit : dr. IMAM PRASETYO, M.Kes
: JL. RAYA KARANGSARI KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN PROVINSI JAWA
Alamat Rumah Sakit
TENGAH

No StandarElemen Skor Temuan Rekomendasi


Bab 1. Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS)

Standar TKRS 1
1 Struktur organisasi serta wewenang pemilik/representasi pemilik dijelaskan di dalam aturan internal rumah sakit (Hospital by
Laws) yang ditetapkan oleh pemilik rumah sakit.
a) Representasi pemilik/Dewan Pengawas dipilih dan Terpenuhi
ditetapkan oleh Pemilik. (10)
b) Tanggung jawab dan wewenang representasi pemilik
meliputi poin a) sampai dengan h) yang tertera di
dalam maksud dan tujuan serta dijelaskan di dalam
peraturan internal rumah sakit.
1. Menyetujui dan mengkaji visi misi rumah sakit
secara periodik dan memastikan bahwa masyarakat
mengetahui misi rumah sakit.
2. Menyetujui berbagai strategi dan rencana
operasional rumah sakit yang diperlukan untuk
berjalannya rumah sakit sehari-hari.
3. Menyetujui partisipasi rumah sakit dalam pendidikan
profesional kesehatan dan dalam penelitian serta
mengawasi mutu dari program-program tersebut.
4. Menyetujui dan menyediakan modal serta dana
operasional dan sumber daya lain yang diperlukan
untuk menjalankan rumah sakit dan memenuhi misi
serta rencana strategis rumah sakit.
Terpenuhi
5. Melakukan evaluasi tahunan kinerja Direksi dengan
(10)
menggunakan proses dan kriteria yang telah
ditetapkan.
6. Mendukung peningkatan mutu dan keselamatan
pasien dengan menyetujui program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien.
7. Melakukan pengkajian laporan hasil pelaksanaan
program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
(PMKP) setiap 3 (tiga) bulan sekali serta memberikan
umpan balik perbaikan yang harus dilaksanakan dan
hasilnya di evaluasi kembali pada pertemuan
berikutnya secara tertulis.
8. Melakukan pengkajian laporan Manajemen Risiko
setiap 6 (enam) bulan sekali dan memberikan umpan
balik perbaikan yang harus dilaksanakan dan hasilnya
di evaluasi kembali pada pertemuan berikutnya secara
tertulis.

c) Representasi pemilik/Dewan Pengawas di evaluasi


Terpenuhi
oleh pemilik setiap tahun dan hasil evaluasinya
(10)
didokumentasikan.
d) Representasi pemilik/Dewan Pengawas menetapkan Terpenuhi
visi misi rumah sakit yang diarahkan oleh pemilik. (10)
Standar TKRS 2
2
Direktur rumah sakit bertanggung jawab untuk menjalankan rumah sakit dan mematuhi peraturan dan perundang- undangan.
a) Telah menetapkan regulasi tentang kualifikasi
Direktur, uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang Terpenuhi
sesuai dengan persyaratan dan peraturan perundang- (10)
undangan yang berlaku.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 1/67
b) Direktur menjalankan operasional rumah sakit
sesuai tanggung jawabnya yang meliputi namun tidak
terbatas pada poin a) sampai dengan i) dalam maksud
dan tujuan yang dituangkan dalam uraian tugasnya.

a) Mematuhi perundang-undangan yang berlaku.

b) Menjalankan visi dan misi rumah sakit yang telah


ditetapkan.
c) Menetapkan kebijakan rumah sakit.
d) Memberikan tanggapan terhadap setiap laporan
pemeriksaan yang dilakukan oleh regulator.
e) Mengelola dan mengendalikan sumber daya
manusia, keuangan dan sumber daya lainnya.
f) Merekomendasikan sejumlah kebijakan, rencana
Terpenuhi
strategis, dan anggaran kepada Representatif
(10)
pemilik/Dewan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
g) Menetapkan prioritas perbaikan tingkat rumah
sakit yaitu perbaikan yang akan berdampak
luas/menyeluruh di rumah sakit yang akan dilakukan
pengukuran sebagai indikator mutu prioritas rumah
sakit.
h) Melaporkan hasil pelaksanaan program mutu dan
keselamatan pasien meliputi pengukuran data dan
laporan semua insiden keselamatan pasien secara
berkala setiap 3 (tiga) bulan kepada Representasi
pemilik/Dewan Pengawas.
i) Melaporkan hasil pelaksanaan program
manajemen risiko kepada Representasi pemilik/Dewan
Pengawas setiap 6 (enam) bulan.
Ada bukti tertulis
tanggung jawab
Buat dan lampirkan bukti
Direktur telah
bahwa
dilaksanakan dan
pemilik/representasi
c) Memiliki bukti tertulis tanggung jawab Direktur namun tidak ada
Terpenuhi pemilik telah
telah dilaksanakan dan dievaluasi oleh dokumen bukti bahwa
Sebagian mengevaluasi
pemilik/representasi pemilik setiap tahun dan hasil kinerja direktur
(5) kinerja/tanggung jawab
evaluasinya didokumentasikan. dievaluasi oleh
Direktur setiap tahun dan
pemilik/representasi
hasil evaluasinya
pemilik setiap tahun
didokumentasikan.
dan hasil evaluasinya
didokumentasikan.
Standar TKRS 3
3 Pimpinan rumah sakit menyusun misi, rencana kerja dan kebijakan untuk memenuhi misi rumah sakit serta merencanakan dan
menentukan jenis pelayanan klinis untuk memenuhi kebutuhan pasien yang dilayani rumah sakit.
Telah ada regulasi
bahwa direktur
menunjuk pimpinan
rumah sakit dan kepala
unit sesuai kualifikasi
dalam persyaratan Buat SK pengangkatan
jabatan yang telah pimpinan rumah sakit
a) Direktur menunjuk pimpinan rumah sakit dan kepala Terpenuhi
ditetapkan beserta dan kepala unit seragam
unit sesuai kualifikasi dalam persyaratan jabatan yang Sebagian
uraian tugasnya. Namun sesuai dengan regulasi
telah ditetapkan beserta uraian tugasnya. (5)
regulasi ada yang yang telah dibuat di
berbeda yaitu uraian Hospital by Laws
tugas yang terdapat di
SK pengangkatan
dengan regulasi yang
ada di Hospital By
Laws.
Telah ada lampiran
dokumen laporan
supervisi kepatuhan staf
Lengkapi Dokumen
terhadap kebijakan
berupa : 1) Laporan
serta prosedur yaitu
bulanan dan tahunan
hanya laporan PPI
b) Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab untuk Terpenuhi tentang pelaksanaan misi
namun belum ada
melaksanakan misi yang telah ditetapkan dan Sebagian yang yang telah
dokumen laporan
memastikan kebijakan serta prosedur dilaksanakan. (5) ditetapkan 2) Laporan
pelaksanaan kebijakan
supervisi kepatuhan staf
RS lainnya dan belum
terhadap kebijakan serta
ada laporan
prosedur
pelaksanaan sesuai
dengan misi RS yang
telah ditetapkan.
c) Pimpinan rumah sakit bersama dengan pimpinan
unit merencanakan dan menentukan jenis pelayanan Terpenuhi
klinis untuk memenuhi kebutuhan pasien yang dilayani (10)
rumah sakit.
d) Rumah sakit memberikan informasi tentang
pelayanan yang disediakan kepada tokoh masyarakat,
para pemangku kepentingan, fasilitas pelayanan Terpenuhi
kesehatan di sekitar rumah sakit, dan terdapat proses (10)
untuk menerima masukan bagi peningkatan
pelayanannya.
Standar TKRS 3.1
4
Pimpinan rumah sakit memastikan komunikasi yang efektif telah dilaksanakan secara menyeluruh di rumah sakit.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 2/67
a) Pimpinan rumah sakit memastikan bahwa terdapat
Terpenuhi
proses untuk menyampaikan informasi dalam
(10)
lingkungan rumah sakit secara akurat dan tepat waktu.
b) Pimpinan rumah sakit memastikan bahwa
komunikasi yang efektif antara unit klinis dan
Terpenuhi
nonklinis, antara PPA dengan manajemen, antar PPA
(10)
dengan pasien dan keluarga serta antar staf telah
dilaksanakan.
c) Pimpinan rumah sakit telah mengkomunikasikan visi,
Terpenuhi
misi, tujuan, rencana strategis dan kebijakan, rumah
(10)
sakit kepada semua staf.
Standar TKRS 4
5
Pimpinan rumah sakit merencanakan, mengembangkan, dan menerapkan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
a) Direktur dan Pimpinan rumah sakit berpartisipasi
d a l a m m e r e n c a n a k a n m e n g e m b a n g k a n d a n Terpenuhi
menerapkan program peningkatan mutu dan (10)
keselamatan pasien di lingkungan rumah sakit.
b) Pimpinan rumah sakit memilih dan menetapkan
proses pengukuran, pengkajian data, rencana Terpenuhi
perbaikan dan mempertahankan peningkatan mutu dan (10)
keselamatan pasien di lingkungan rumah sakit
c) Pimpinan rumah sakit memastikan terlaksananya
program PMKP termasuk memberikan dukungan
teknologi dan sumber daya yang adekuat serta Terpenuhi
menyediakan pendidikan staf tentang peningkatan (10)
mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit agar
dapat berjalan secara efektif.
d) Pimpinan rumah sakit menetapkan mekanisme
Terpenuhi
pemantauan dan koordinasi program peningkatan mutu
(10)
dan keselamatan pasien.
Standar TKRS 5
Direktur dan Pimpinan rumah sakit berpartisipasi dalam menetapkan prioritas perbaikan di tingkat rumah sakit yang
6
merupakan proses yang berdampak luas/menyeluruh di rumah sakit termasuk di dalamnya kegiatan keselamatan pasien serta
analisis dampak dari perbaikan yang telah dilakukan.
a) Direktur dan pimpinan rumah sakit menggunakan
data yang tersedia (data based) dalam menetapkan
indikator prioritas rumah sakit yang perbaikannya akan
berdampak luas/menyeluruh meliputi poin a) – f)
dalam maksud dan tujuan.
1. Sasaran keselamatan pasien meliputi enam Sasaran
Keselamatan Pasien (SKP)
2. Pelayanan klinis prioritas untuk dilakukan perbaikan
misalnya pada pelayanannya berisiko tinggi dan
terdapat masalah dalam pelayanan tersebut, seperti
pada pelayanan hemodialisa serta pelayanan
kemoterapi. Pemilihan pelayanan klinis prioritas dapat
menggunakan kriteria pemilihan prioritas pengukuran
dan perbaikan.
3. Tujuan strategis rumah sakit misalnya rumah sakit
ingin menjadi rumah sakit rujukan untuk pasien
kanker. Maka prioritas perbaikannya dapat dalam
bentuk Key Performance indicator (KPI) dapat berupa
peningkatkan efisiensi, mengurangi angka readmisi,
mengurangi masalah alur pasien di IGD atau memantau Terpenuhi
mutu layanan yang diberikan oleh pihak lain yang (10)
dikontrak. Tujuan strategis rumah sakit misalnya
rumah sakit ingin menjadi rumah sakit rujukan untuk
pasien kanker. Maka prioritas perbaikannya dapat
dalam bentuk Key Performance indicator (KPI) dapat
berupa peningkatkan efisiensi, mengurangi angka
readmisi, mengurangi masalah alur pasien di IGD atau
memantau mutu layanan yang diberikan oleh pihak lain
yang dikontrak.
4. Perbaikan sistem adalah perbaikan yang jika
dilakukan akan berdampak luas/menyeluruh di rumah
sakit yang dapat diterapkan di beberapa unit misalnya
sistem pengelolaan obat, komunikasi serah terima dan
lain-lainnya.
5. Manajemen risiko untuk melakukan perbaikan
secara proaktif terhadap proses berisiko tinggi
misalnya yang telah dilakukan analisis FMEA atau
dapat diambil dari profil risiko
6. Penelitian klinis dan program pendidikan kesehatan
(apabila ada).
b) Dalam memilih prioritas perbaikan di tingkat rumah
sakit maka Direktur dan pimpinan mengggunakan
kriteria prioritas meliputi poin a) – h) dalam maksud
dan tujuan.
1. Masalah yang paling banyak di rumah sakit.
2. Jumlah yang banyak (High volume).
Terpenuhi
3. Proses berisiko tinggi (High process).
(10)
4. Ketidakpuasan pasien dan staf.
5. Kemudahan dalam pengukuran.
6. Ketentuan Pemerintah / Persyaratan Eksternal.
7. Sesuai dengan tujuan strategis rumah sakit.
8. Memberikan pengalaman pasien lebih baik (patient
experience).

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 3/67
c) Direktur dan pimpinan rumah sakit mengkaji
dampak perbaikan primer dan dampak perbaikan Terpenuhi
sekunder pada indikator prioritas rumah sakit yang (10)
ditetapkan di tingkat rumah sakit maupun tingkat unit.
Standar TKRS 6
7 Pimpinan Rumah Sakit bertanggung jawab untuk mengkaji, memilih, dan memantau kontrak klinis dan nonklinis serta
melakukan evaluasi termasuk inspeksi kepatuhan layanan sesuai kontrak yang disepakati.
a) Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab terhadap
kontrak untuk memenuhi kebutuhan pasien dan Terpenuhi
manajemen termasuk ruang lingkup pelayanan (10)
tersebut yang dicantumkan dalam persetujuan kontrak.
b) Tenaga kesehatan yang dikontrak perlu dilakukan Terpenuhi
kredensial sesuai ketentuan di rumah sakit. (10)
Pimpinan Rumah Sakit
Laporan inspeksi bertanggung jawab untuk
Terpenuhi terhadap kepatuhan melakukan evaluasi
c) Pimpinan rumah sakit menginspeksi kepatuhan
Sebagian layanan sesuai kontrak berkala termasuk
layanan kontrak sesuai kebutuhan
(5) belum dibuat secara inspeksi kepatuhan
jelas dan seragam. layanan sesuai kontrak
yang disepakati.
Telah ada regulasi
tentang kontrak yang Regulasi tentang kontrak
memuat batas waktu memuat : 1) batas waktu
pengajuan negosiasi pengajuan nesgosiasi
d) Apabila kontrak dinegosiasikan ulang atau Terpenuhi
ulang sebelum kontrak ulang sebelum kontrak
dihentikan, rumah sakit tetap mempertahankan Sebagian
berakhir batas waktu berakhir 2) batas waktu
kelanjutan dari pelayanan pasien (5)
pengajuan penghentian pengajuan penghentian
sebelum kontrak sebelum kontrak berakhir
berakhir namun belum dibuat secara seragam
dibuat secara seragam.
Terdapat Regulasi
tentang kontrak dan Buat dan lengkapi
penetapannya namun Regulasi secara seragam
belum seragam dan tentang kontrak dan
belum memuat : 1) data penetapannya yang
e) Semua kontrak menetapkan data mutu yang
mutu yang harus memuat : 1) data mutu
harusdilaporkan kepada rumah sakit, disertai frekuensi Terpenuhi
dilaporkan disertai yang harus dilaporkan
danmekanisme pelaporan, serta bagaimana rumah Sebagian
frekuensi dan disertai frekuensi dan
sakitakan merespons jika persyaratan atau (5)
mekanisme mekanisme pelaporannya
ekspektasimutu tidak terpenuhi.
pelaporannya dan 2) 2) respon rumah sakit
respon rumah sakit jika jika persyaratan atau
persyaratan atau ekspektasi mutu tidak
ekspektasi mutu tidak terpenuhi
terpenuhi
f) Pimpinan klinis dan non klinis yang terkait
layananyang dikontrak melakukan analisis dan
Terpenuhi
memantauinformasi mutu yang dilaporkan pihak yang
(10)
dikontrakyang merupakan bagian dalam program
penigkatanmutu dan keselamatan pasien rumah sakit.
Standar TKRS 7
8 Pimpinan rumah sakit membuat keputusan tentangpengadaan dan pembelian. Penggunaan sumber dayamanusia dan sumber
daya lainnya harus berdasarkanpertimbangan mutu dan dampaknya pada keselamatan.
a) Pimpinan rumah sakit menggunakan data dan
informasi mutu serta dampak terhadap keselamatan Terpenuhi
untuk membuat keputusan pembelian dan penggunaan (10)
peralatan baru.
telah ada dokumen nota
staf yang berisi kajian lengkapi Dokumen kajian
rotasi staf namun belum dalam membuat regulasi
secara rinci membuat dalam pemilihan,
b) Pimpinan rumah sakit menggunakan data dan keputusan pemilihan, penambahan,
Terpenuhi
informasi mutu serta dampak terhadap keselamatan penambahan, pengurangan dan
Sebagian
dalam pemilihan, penambahan, pengurangan dan pengurangan dan melakukan rotasi staf
(5)
melakukan rotasi staf. melakukan rotasi staf yang bersumber dari data
yang bersumber dari dan informasi mutu serta
data dan informasi mutu dampak terhadap
serta dampak terhadap keselamatan
keselamatan
c) Pimpinan rumah sakit menggunakan rekomendasi
dari organisasi profesional dan sumber berwenang Terpenuhi
lainnya dalam mengambil keputusan mengenai (10)
pengadaan sumber daya.
d) Pimpinan rumah sakit memberikan arahan,
Terpenuhi
dukungan, dan pengawasan terhadap penggunaan
(10)
sumber daya Teknologi informasi Kesehatan (TIK)
e) Pimpinan rumah sakit memberikan arahan,
Terpenuhi
dukungan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan
(10)
program penanggulangan kedaruratan dan bencana.
f) Pimpinan rumah sakit memantau hasil keputusannya
dan menggunakan data tersebut untuk mengevaluasi Terpenuhi
dan memperbaiki mutu keputusan pembelian dan (10)
pengalokasian sumber daya.
Standar TKRS 7.1
9 Pimpinan rumah sakit mencari dan menggunakan data serta informasi tentang keamanan dalam rantai perbekalan untuk
melindungi pasien dan staf terhadap produk yang tidak stabil, terkontaminasi, rusak, dan palsu.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 4/67
a) Pimpinan rumah sakit menentukan obat-obatan,
perbekalan medis, serta peralatan medis yang paling Terpenuhi
b e r i s i k o d a n m e m b u a t b a g a n a l u r r a n t a i (10)
perbekalannya.
b) Pimpinan rumah sakit menentukan titik paling
berisiko dalam bagan alur rantai perbekalan dan Terpenuhi
membuat keputusan berdasarkan risiko dalam rantai (10)
perbekalan tersebut.
Rumah sakit belum Rumah sakit
memiliki regulasi untuk membuatregulasi untuk
Tidak
melakukan pelacakan melakukan pelacakan
c) Rumah sakit memiliki proses untuk melakukan Terpenuhi
retrospektif terhadap retrospektif terhadap
pelacakan retrospektif terhadap perbekalan yang atau Tidak
perbekalan yang diduga perbekalan yang diduga
diduga tidak stabil, terkontaminasi, rusak, atau palsu. Tercapai
tidak stabil, tidak stabil,
(0)
terkontaminasi, rusak, terkontaminasi, rusak,
atau palsu. atau palsu.
Tidak ditemukan Buat dokumentasi dari
Dokumen dari proses proses/alur dari hasil
Tidak hasil pemberitahuan pemberitahuan kepada
d) Rumah sakit memberitahu produsen dan/atau Terpenuhi kepada produsen dan / produsen dan / atau
distributor bila menemukan perbekalan yang tidak atau Tidak atau distributor bila distributor bila
stabil, terkontaminasi, rusak, atau palsu. Tercapai menemukan perbekalan menemukan perbekalan
(0) yang tidak stabil, yang tidak stabil,
terkontaminasi, rusak, terkontaminasi, rusak,
atau palsu atau palsu
Standar TKRS 8
10 Komite Medik, Komite Keperawatan dan Komite Tenaga Kesehatan Lain menerapkan pengorganisasisannya sesuai peraturan
perundang-undangan untuk mendukung tanggung jawab serta wewenang mereka.
a) Terdapat struktur organisasi Komite Medik, Komite
Keperawatan, dan Komite Tenaga Kesehatan Lain yang Terpenuhi
ditetapkan Direktur sesuai peraturan perundang- (10)
undangan yang berlaku.
b) Komite Medik, Komite Keperawatan dan Komite
Tenaga Kesehatan Lain melaksanakan tanggung
jawabnya mencakup (a-d) dalam maksud dan tujuan.
1. Mendukung komunikasi yang efektif antar tenaga
profesional;
Terpenuhi
2. Menyusun kebijakan, pedoman, prosedur serta
(10)
protokol, tata hubungan kerja, alur klinis, dan dokumen
lain yang mengatur layanan klinis;
3. Menyusun kode etik profesi; dan
4. Memantau mutu pelayanan pasien lainnya.

c) Untuk melaksanakan tanggung jawabnya Komite


Medik, Komite Keperawatan, dan Komite Tenaga Terpenuhi
Kesehatan Lain menyusun Program kerja setiap tahun (10)
dan ditetapkan oleh Direktur.
Standar TKRS 9
11 Unit layanan di rumah sakit dipimpin oleh kepala unit yang ditetapkan oleh Direktur sesuai dengan kompetensinya untuk
mengarahkan kegiatan di unitnya
a) Kepala unit kerja diangkat sesuai kualifikasi dalam Terpenuhi
persyaratan jabatan yang ditetapkan. (10)
b) Kepala unit kerja menyusun pedoman
Terpenuhi
pengorganisasian, pedoman pelayanan dan prosedur
(10)
sesuai proses bisnis di unit kerja.
Regulasi berupa Buat dan lengkapi
Program Kerja unit Regulasi berupa Program
c) Kepala unit kerja menyusun program kerja yang belum termasuk di Kerja unit yang termasuk
Terpenuhi
termasuk di dalamnya kegiatan peningkatan mutu dan dalamnya kegiatan di dalamnya kegiatan
Sebagian
keselamatan pasien serta manajemen risiko setiap peningkatan mutu dan peningkatan mutu dan
(5)
tahun. keselamatan pasien keselamatan pasien serta
serta manajemen risiko manajemen risiko setiap
setiap tahun tahun
d) Kepala unit kerja mengusulkan kebutuhan sumber
daya mencakup ruangan, peralatan medis, teknologi
Terpenuhi
informasi dan sumber daya lain yang diperlukan unit
(10)
layanan serta terdapat mekanisme untuk menanggapi
kondisi jika terjadi kekurangan tenaga.
e) Kepala unit kerja telah melakukan koordinasi dan
Terpenuhi
integrasi baik dalam unitnya maupun antar unit
(10)
layanan.
Standar TKRS 10
12 Kepala unit layanan berpartisipasi dalam meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dengan melakukan pengukuran indikator
mutu rumah sakit yang dapat diterapkan di unitnya dan memantau serta memperbaiki pelayanan pasien di unit layanannya.
a) Kepala unit klinis/non klinis melakukan pengukuran
Terpenuhi
INM yang sesuai dengan pelayanan yang diberikan
(10)
oleh unitnya
Terdapat bukti
Lengkapi Dokumen hasil
b) Kepala unit klinis/non klinis melakukan pengukuran Dokumen hasil
Terpenuhi pengukuran IMP-RS di
IMP-RS yang sesuai dengan pelayanan yang diberikan pengukuran IMP-RS di
Sebagian unit klinis/non klinis
oleh unitnya, termasuk semua layanan kontrak yang unit klinis/non klinis
(5) termasuk semua layanan
menjadi tanggung jawabnya. namun belum termasuk
kontrak
semua layanan kontrak
c) Kepala unit klinis/non klinis menerapkan
Terpenuhi
pengukuran IMP-Unit untuk mengurangi variasi dan
(10)
memperbaiki proses dalam unitnya,

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 5/67
d) Kepala unit klinis/non klinis memilih prioritas
Terpenuhi
perbaikan yang baru bila perbaikan sebelumnya sudah
(10)
dapat dipertahankan dalam waktu 1 (satu) tahun.
Standar TKRS 11
13 Kepala unit klinis mengevaluasi kinerja para dokter, perawat dan tenaga kesehatan profesional lainnya menggunakan indikator
mutu yang diukur di unitnya.
a) Penilaian praktik profesional berkelanjutan (On
going Professional Practice Evaluation) para dokter
Terpenuhi
dalam memberikan pelayanan untuk meningkatkan
(10)
mutu dan keselamatan pasien menggunakan indikator
mutu yang diukur di unit tersebut.
Penilaian indikator Buat dan lengkapi
b) Penilaian kinerja para perawat dalam memberikan mutu yang diukur di Dokumen indikator mutu
Terpenuhi
pelayanan untuk meningkatkan mutu dan keselamatan unit telah dibuat namun yang diukur di unit,
Sebagian
pasien menggunakan indikator mutu yang diukur di belum digunakan untuk digunakan untuk
(5)
unit tersebut. penilaian kinerja para penilaian kinerja para
perawat perawat
c) Penilaian kinerja tenaga kesehatan lainnya
memberikan pelayanan untuk meningkatkan mutu dan Terpenuhi
keselamatan pasien menggunakan indikator mutu yang (10)
diukur di unit tersebut.
Standar TKRS 12
Pimpinan rumah sakit menetapkan kerangka kerja pengelolaan etik rumah sakit untuk menangani masalah etik rumah sakit
14
meliputi finansial, pemasaran, penerimaan pasien, transfer pasien, pemulangan pasien dan yang lainnya termasuk konflik etik
antar profesi serta konflik kepentingan staf yang mungkin bertentangan dengan hak dan kepentingan pasien.
a) Direktur rumah sakit menetapkan Komite Etik Terpenuhi
rumah sakit. (10)
b) Komite Etik telah menyusun kode etik rumah sakit
Terpenuhi
yang mengacu pada Kode Etik Rumah Sakit Indonesia
(10)
(KODERSI) dan ditetapkan Direktur.
c) Komite Etik telah menyusun kerangka kerja
pelaporan dan pengelolaan etik rumah sakit serta
pedoman pengelolaan kode etik rumah sakit meliputi
poin (1) sampai dengan (12) dalam maksud dan
tujuan sesuai dengan visi, misi, dan nilai-nilai yang
dianut rumah sakit.
1. Menjelaskan pelayanan yang diberikan pada pasien
secara jujur;
2. Melindungi kerahasiaan informasi pasien;
3. Mengurangi kesenjangan dalam akses untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dan dampak klinis.
4. Menetapkan kebijakan tentang pendaftaran pasien,
transfer, dan pemulangan pasien;
5. Mendukung transparansi dalam melaporkan
pengukuran hasil kinerja klinis dan kinerja non klinis
6. Keterbukaan kepemilikan agar tidak terjadi konflik
kepentingan misalnya hubungan kepemilikan antara
dokter yang memberikan instruksi pemeriksaan
penunjang dengan fasilitas laboratorium atau fasilitas
radiologi di luar rumah sakit yang akan melakukan
pemeriksaan.
Terpenuhi
7. Menetapkan mekanisme bahwa praktisi kesehatan
(10)
dan staf lainnya dapat melaporkan kesalahan klinis
(clinical error) atau mengajukan kekhawatiran etik
tanpa takut dihukum, termasuk melaporkan perilaku
staf yang merugikan terkait masalah klinis ataupun
operasional;
8. Mendukung keterbukaan dalam sistem pelaporan
mengenai masalah/isu etik tanpa takut diberikan
sanksi;
9. Memberikan solusi yang efektif dan tepat waktu
untuk masalah etik yang terjadi;
10. Memastikan praktik nondiskriminasi dalam
pelayanan pasien dengan mengingat norma hukum dan
budaya negara; dan
11. Tagihan biaya pelayanan harus akurat dan
dipastikan bahwa insentif dan pengelolaan pembayaran
tidak menghambat pelayanan pasien.
12. Pengelolaan kasus etik pada konflik etik antar
profesi di rumah sakit, serta penetapan Code of
Conduct bagi staf sebagai pedoman perilaku sesuai
dengan standar etik di rumah sakit.

d) Rumah sakit menyediakan sumber daya serta


pelatihan kerangka pengelolaan etik rumah sakit bagi Terpenuhi
praktisi kesehatan dan staf lainnya dan memberikan (10)
solusi yang efektif dan tepat waktu untuk masalah etik.
Standar TKRS 13
15 Pimpinan rumah sakit menerapkan, memantau dan mengambil tindakan serta mendukung Budaya Keselamatan di seluruh area
rumah sakit.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 6/67
a) Pimpinan rumah sakit menetapkan Program Budaya
Keselamatan yang mencakup poin a) sampai dengan
h) dalam maksud dan tujuan serta mendukung
penerapannya secara akuntabel dan transparan.
1. Perilaku memberikan pelayanan yang aman secara
konsisten untuk mencegah terjadinya kesalahan pada
pelayanan berisiko tinggi.
2. Perilaku di mana para individu dapat melaporkan
kesalahan dan insiden tanpa takut dikenakan sanksi
atau teguran dan diperlakuan secara adil (just culture)
3. Kerja sama tim dan koordinasi untuk menyelesaikan
masalah keselamatan pasien.
4. Komitmen pimpinan rumah sakit dalam mendukung
staf seperti waktu kerja para staf, pendidikan, metode
Terpenuhi
yang aman untuk melaporkan masalah dan hal lainnya
(10)
untuk menyelesaikan masalah keselamatan.
5. Identifikasi dan mengenali masalah akibat perilaku
yang tidak diinginkan (perilaku sembrono).
6. Evaluasi budaya secara berkala dengan metode
seperti kelompok fokus diskusi (FGD), wawancara
dengan staf, dan analisis data.
7. Mendorong kerja sama dan membangun sistem,
dalam mengembangkan budaya perilaku yang aman.
8. Menanggapi perilaku yang tidak diinginkan pada
semua staf pada semua jenjang di rumah sakit,
termasuk manajemen, staf administrasi, staf klinis dan
nonklinis, dokter praktisi mandiri, representasi pemilik
dan anggota Dewan pengawas.

kegiatan : 1) edukasi 2)
Buat Dokumen dalam
penyediaan informasi 3)
proses kegiatan : 1)
b) Pimpinan rumah sakit menyelenggarakan pendidikan penyediaan sistem
Terpenuhi edukasi 2) penyediaan
dan menyediakan informasi (kepustakaan dan laporan) pelaporan bagi semua
Sebagian informasi 3) penyediaan
terkait budaya keselamatan bagi semua staf yang staf terkait budaya
(5) sistem pelaporan bagi
bekerja di rumah sakit. keselamatan belum
semua staf terkait budaya
dilakukan secara
keselamatan
seragam dan konsisten.
Buat program dan
dukungan sumber daya
c) Pimpinan rumah sakit menyediakan sumber daya Terpenuhi laksanakan perihal
terkait budaya
untuk mendukung dan mendorong budaya keselamatan Sebagian dukungan sumber daya
keselamatan masih
di rumah sakit. (5) terkait budaya
minimal.
keselamatan
Belum ada bukti
Buat dan dokumentasikan
dokumen simulasi
simulasi sistem pelaporan
sistem pelaporan
Tidak insiden perilaku yang
d) Pimpinan rumah sakit mengembangkan sistem yang insiden perilaku yang
Terpenuhi tidak diinginkan
rahasia, sederhana dan mudah diakses bagi staf untuk tidak diinginkan
atau Tidak memenuhi ketentuan : 1)
mengidentifikasi dan melaporkan perilaku yang tidak memenuhi ketentuan :
Tercapai bersifat rahasia 2)
diinginkan dan menindaklanjutinya. 1) bersifat rahasia 2)
(0) sederhana 3) mudah
sederhana 3) mudah
diakses oleh staf rumah
diakses oleh staf rumah
sakit
sakit
e) Pimpinan rumah sakit melakukan pengukuran untuk
mengevaluasi dan memantau budaya keselamatan di Terpenuhi
rumah sakit serta hasil yang diperoleh dipergunakan (10)
untuk perbaikan penerapannya di rumah sakit.
f) Pimpinan rumah sakit menerapkan budaya adil (just
Terpenuhi
culture) terhadap staf yang terkait laporan budaya
(10)
keselamatan tersebut.
Standar TKRS 14
16
Program manajemen risiko yang terintegrasi digunakan untuk mencegah terjadinya cedera dan kerugian di rumah sakit.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 7/67
a) Direktur dan pimpinan rumah sakit berpartisipasi
dan menetapkan program manajemen risiko tingkat
rumah sakit meliputi poin a) sampai dengan d)
dalam maksud dan tujuan.
1. Proses manajemen risiko (poin a.- g.)
1. Komunikasi dan konsultasi.
2. Menetapkan konteks.
3. Identifikasi risiko sesuai kategori risiko pada poin
a) – e)
1. Operasional adalah risiko yang terjadi saat
rumah sakit memberikan pelayanan kepada pasien baik
klinis maupun non klinis.b)
2. Risiko keuangan; risiko kepatuhan (terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku); Terpenuhi
3. Risiko reputasi (citra rumah sakit yang (10)
dirasakan oleh masyarakat);
4. Risiko strategis (terkait dengan rencana
strategis termasuk tujuan strategis rumah sakit); dan
5. Risiko kepatuhan terhadap hukum dan regulasi.
4. Analisis risiko.
5. Evaluasi risiko.
6. Penanganan risiko.
7. Pemantauan risiko.
2. Integrasi manajemen risiko di rumah sakit.
3. Pelaporan kegiatan program manajemen risiko.
4. Pengelolaan klaim tuntunan yang dapat
menyebabkan tuntutan.

b) Direktur memantau penyusunan daftar risiko yang


Terpenuhi
diprioritaskan menjadi profil risiko di tingkat rumah
(10)
sakit.
Standar TKRS 15
17
Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab terhadap mutu dan keamanan dalam program penelitian bersubjek manusia.
a) Pimpinan rumah sakit menetapkan penanggung
jawab program penelitian di dalam rumah sakit yang Tidak
memastikan semua proses telah sesuai dengan kode Dapat
etik penelitian dan persyaratan lainnya sesuai Diterapkan
peraturan perundang-undangan.
b) Terdapat proses untuk menyelesaian konflik Tidak
kepentingan (finansial dan non finansial) yang terjadi Dapat
akibat penelitian di rumah sakit. Diterapkan
c) Pimpinan rumah sakit telah mengidentifikasi fasilitas
dan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan Tidak
penelitian, termasuk di dalam nya kompetensi sumber Dapat
daya yang akan berpartisipasi di dalam penelitian Diterapkan
sebagai pimpinan dan anggota tim peneliti.
d) Terdapat proses yang memastikan bahwa seluruh
pasien yang ikut di dalam penelitian telah melalui
proses persetujuan tertulis (informed consent) untuk
melakukan penelitian, tanpa adanya paksaan untuk Tidak
mengikuti penelitian dan telah mendapatkan informasi Dapat
mengenai lamanya penelitian, prosedur yang harus Diterapkan
dilalui, siapa yang dapat dikontak selama penelitian
berlangsung, manfaat, potensial risiko serta alternatif
pengobatan lainnya.
e) Apabila penelitian dilakukan oleh pihak ketiga
(kontrak), maka pimpinan rumah sakit memastikan Tidak
bahwa pihak ketiga tersebut bertanggung jawab dalam Dapat
pemantauan dan evaluasi dari mutu, keamanan dan Diterapkan
etika dalam penelitian.
f) Penanggung jawab penelitian melakukan kajian dan Tidak
evaluasi terhadap seluruh penelitian yang dilakukan di Dapat
rumah sakit setidaknya 1 (satu) tahun sekali. Diterapkan
g) Seluruh kegiatan penelitian merupakan bagian dari
Tidak
program mutu rumah sakit dan dilakukan pemantauan
Dapat
serta evaluasinya secara berkala sesuai ketetapan
Diterapkan
rumah sakit.
Bab 2. Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)

Standar KPS 1
1 Kepala unit merencanakan dan menetapkan persyaratan pendidikan, keterampilan, pengetahuan, dan persyaratan lainnya bagi
semua staf di unitnya sesuai kebutuhan pasien.
a) Direktur telah menetapkan regulasi terkait
Kualifikasi Pendidikan dan staf meliputi poin a. - f.
pada gambaran umum.
1. Perencanaan dan pengelolaan staf;
Terpenuhi
2. Pendidikan dan pelatihan;
(10)
3. Kesehatan dan keselamatan kerja staf;
4. Tenaga medis;
5. Tenaga keperawatan; dan
6. Tenaga kesehatan lain.
b) Kepala unit telah merencanakan dan menetapkan
persyaratan pendidikan, kompetensi dan pengalaman Terpenuhi
staf di unitnya sesuai peraturan dan perundang- (10)
undangan.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 8/67
Regulasi tentang
perencanaan SDM lengkapi Regulasi
sudah dibuat namun tentang perencanaan
belum menjelaskan SDM sesuai dengan : a)
c) Kebutuhan staf telah direncanakan sesuai poin a)-e)
secara terperinci yang Misi rumah sakit. b)
dalam maksud dan tujuan.
sesuai dengan : a) Misi Populasi pasien yang
1. Misi rumah sakit.
rumah sakit. b) Populasi dilayani dan kompleksitas
2. Populasi pasien yang dilayani dan kompleksitas serta
Terpenuhi pasien yang dilayani serta kebutuhan pasien.
kebutuhan pasien.
Sebagian dan kompleksitas serta c) Layanan diagnostik
3. Layanan diagnostik dan klinis yang disediakan
(5) kebutuhan pasien. c) dan klinis yang
rumah sakit.
Layanan diagnostik dan disediakan rumah sakit.
4. Jumlah pasien rawat inap dan rawat jalan.
klinis yang disediakan d) Jumlah pasien rawat
5. Peralatan medis yang digunakan untuk pelayanan
rumah sakit. d) Jumlah inap dan rawat jalan. e)
pasien.
pasien rawat inap dan Peralatan medis yang
rawat jalan. e) Peralatan digunakan untuk
medis yang digunakan pelayanan pasien.
untuk pelayanan pasien.
d) Perencanaan staf meliputi penghitungan jumlah,
Terpenuhi
jenis, dan kualifikasi staf menggunakan metode yang
(10)
diakui sesuai peraturan perundang-undangan.
e) Perencanaan staf termasuk membahas penugasan Terpenuhi
dan rotasi/alih fungsi staf. (10)
f) Efektivitas perencanaan staf dipantau secara Terpenuhi
berkelanjutan dan diperbarui sesuai kebutuhan. (10)
Standar KPS 2
2
Tanggung jawab tiap staf dituangkan dalam uraian tugas
Terdapat uraian tugas lengkapi Dokumen uraian
Terpenuhi staf namun masih tugas staf sesuai dengan
a) Setiap staf telah memiliki uraian tugas sesuai
Sebagian dibuat sendiri tidak satu tugas yang diberikan
dengan tugas yang diberikan.
(5) kesatuan dengan SK sesuai dengan SK
pengangkatan staf pengangkatan staf
b) Tenaga kesehatan yang diidentifikasi dalam a)
hingga d) dalam maksud dan tujuan, memiliki uraian
tugas yang sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya. Terdapat Dokumen
1. Tenaga kesehatan ditugaskan di bidang manajerial, uraian tugas staf
misalnya kepala bidang, kepala unit. meliputi: Tenaga
2. Tenaga kesehatan melakukan dua tugas yaitu di kesehatan ditugaskan di Buat Dokumen uraian
bidang manajerial dan di bidang klinis, misalnya dokter bidang manajerial dan tugas staf tenaga
spesialis bedah melakukan tugas manajerialnya sebagai Tenaga kesehatan kesehatan melakukan
kepala kamar operasi maka harus mempunyai uraian Terpenuhi melakukan dua tugas dua tugas yaitu di bidang
tugas sedangkan tugas klinisnya sebagai dokter Sebagian yaitu di bidang manajerial dan di bidang
spesialis bedah harus mempunyai Surat Penugasan (5) manajerial dan di klinis dengan jelas dan
Klinis (SPK) dan Rincian Kewenangan Klinis (RKK). bidang klinis, namun terperinci baik di
3. Tenaga kesehatan yang sedang mengikuti uraian tugas masih manajerial maupun di
pendidikan dan bekerja dibawah supervisi, maka belum secara jelas dan bidang klinis
program pendidikan menentukan batasan kewenangan terperinci dari masing-
apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dikerjakan masing tugas di
sesuai dengan tingkat pendidikannya. struktural dan klinis.
4. Tenaga kesehatan yang diizinkan untuk memberikan
pelayanan sementara dirumah sakit; misalnya, perawat
paruhwaktu yang membantu dokter di poliklinik.
Standar KPS 3
3 Rumah sakit menyusun dan menerapkan proses rekrutmen, evaluasi, dan pengangkatan staf serta prosedur-prosedur terkait
lainnya.
a) Rumah sakit telah menetapkan regulasi terkait
Terpenuhi
proses rekrutmen, evaluasi kompetensi kandidat calon
(10)
staf dan mekanisme pengangkatan staf di rumah sakit.
Terdapat dokumen
penerimaan staf namun
Lengkapi Dokumen
dokumen belum secara
sesuai dengan proses
b) Rumah sakit telah menerapkan proses meliputi poin jelas menerapkan
pelaksanaan : a)
a) – c) di maksud dan tujuan secara seragam. Terpenuhi proses pelaksanaan : a)
rekruitmen staf sesuai
1. Rekrutmen staf sesuai kebutuhan rumah sakit. Sebagian rekruitmen staf sesuai
kebutuhan rumah sakit.
2. Evaluasi kompetensi kandidat calon staf. (5) kebutuhan rumah sakit
b) evaluasi kompetensi
3. Pengangkatan staf baru yang terkini b) evaluasi
kandidat calon staf. c)
kompetensi kandidat
pengangkatan staf baru
calon staf. c)
pengangkatan staf baru
Standar KPS 4
4 Rumah sakit menetapkan proses untuk memastikan bahwa kompetensi Profesional Pemberi Asuhan (PPA) sesuai dengan
persyaratan jabatan atau tanggung jawabnya untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit
a) Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan
Terpenuhi
proses untuk menyesuaikan kompetensi PPA dengan
(10)
kebutuhan pasien.
b) Para PPA baru dievaluasi pada saat mulai bekerja Terpenuhi
oleh kepala unit di mana PPA tersebut ditugaskan (10)
c) Terdapat setidaknya satu atau lebih evaluasi yang
Terpenuhi
didokumentasikan untuk tiap PPA sesuai uraian tugas
(10)
setiap tahunnya atau sesuai ketentuan rumah sakit.
Standar KPS 5
5 Rumah sakit menetapkan proses untuk memastikan bahwa kompetensi staf nonklinis sesuai dengan persyaratan
jabatan/posisinya untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit.
a) Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan
Terpenuhi
proses untuk menyesuaikan kompetensi staf non klinis
(10)
dengan persyaratan jabatan/posisi.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 9/67
b) Staf non klinis yang baru dinilai kinerjanya pada saat
Terpenuhi
akan memulai pekerjaannya oleh kepala unit di mana
(10)
staf tersebut ditugaskan.
c) Terdapat setidaknya satu atau lebih evaluasi yang
didokumentasikan untuk tiap staf non klinis sesuai Terpenuhi
uraian tugas setiap tahunnya atau sesuai ketentuan (10)
rumah sakit.
Standar KPS 6
6
Terdapat informasi kepegawaian yang terdokumentasi dalam file kepegawaian setiap staf.
Dokumen file
Masih ditemukan
kepegawaian staf
Dokumen file
a) File kepegawaian staf distandardisasi dan dipelihara Terpenuhi distandardisasi dan
kepegawaian staf di
serta dijaga kerahasiaannya sesuai dengan kebijakan Sebagian dipelihara serta dijaga
unit-unit pelayanan dan
rumah sakit. (5) kerahasiaannya sesuai
belum terjaga
dengan kebijakan rumah
kerahasiaannya
sakit
b) File kepegawaian mencakup poin a) – g) sesuai
maksud dan tujuan/p>
1. Pendidikan, kualifikasi, keterampilan, dan
kompetensi staf. Terdapat dokumen file
lengkapi dokumen file
2. Bukti orientasi kepegawaian namun
Terpenuhi kepegawaian dengan
3. Uraian tugas staf masih belum terdapat
Sebagian bukti kegiatan orientasi
4. Riwayat pekerjaan staf bukti orientasi pegawai
(5) pegawai baik orientasi
5. Penilaian kinerja staf baik orientasi umum
umum dan khusus.
6. Salinan sertifikat pelatihan di dalam maupun di luar dan khusus.
rumah sakit yang telah diikuti
7. Informasi kesehatan yang dipersyaratkan, seperti
vaksinasi/imunisasi, hasil medical checkup.
Standar KPS 7
7 Semua staf diberikan orientasi mengenai rumah sakit dan unit tempat mereka ditugaskan dan tanggung jawab pekerjaannya
pada saat pengangkatan staf.
a) Rumah sakit telah menetapkan regulasi tentang Terpenuhi
orientasi bagi staf baru di rumah sakit. (10)
Ada Dokumen orientasi
Lengkapi bukti Dokumen
Terpenuhi umum dan khusus
b) Tenaga kesehatan baru telah diberikan orientasi orientasi umum dan
Sebagian tenaga kesehatan baru
umum dan orientasi khusus sesuai. khusus tenaga kesehatan
(5) namun pelaksanaan
baru secara seragam
belum seragam
Terdapat Dokumen Lengkapi Dokumen
Terpenuhi orientasi umum dan orientasi umum dan
c) Staf nonklinis baru telah diberikan orientasi umum
Sebagian khusus staf non klinis khusus staf non klinis
dan orientasi khusus.
(5) baru namun belum baru secara seragam dan
secara seragam jelas
Dokumen orientasi
umum dan khusus
Lengkapi Dokumen
tenaga kontrak,
orientasi umum dan
mahasiswa atau trainee
d) Tenaga kontrak, paruh waktu, mahasiswa atau Terpenuhi khusus tenaga kontrak,
belum dibuat secara
trainee dan sukarelawan telah diberikan orientasi Sebagian paruh waktu, mahasiswa
seragam. Termasuk
umum dan orientasi khusus (jika ada). (5) atau trainee dan
pegawai outsorching
sukarelawan yang
juga belum ada bukti
bekerja di Rumah Sakit
telah diberikan orientasi
umum dan khusus.
Standar KPS 8
8 Tiap staf diberikan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk mendukung atau meningkatkan keterampilan dan
pengetahuannya.
a) Rumah sakit telah mengidentifikasi kebutuhan
pendidikan staf berdasarkan sumber berbagai
informasi, mencakup a) – h) dalam maksud dan
tujuan.
1. Hasil kegiatan pengukuran data mutu dan
keselamatan pasien.
2. Hasil analisislaporan insiden keselamatan pasien.
3. Hasil survei budaya keselamatan pasien.
Terpenuhi
4. Hasil pemantauan program manajemen fasilitas dan
(10)
keselamatan.
5. Pengenalan teknologi termasuk penambahan
peralatan medis baru, keterampilan dan pengetahuan
baru yang diperoleh dari penilaian kinerja.
6. Prosedur klinis baru.
7. Rencana untuk menyediakan layanan baru di masa
yang akan datang.nbsp;
8. Kebutuhan dan usulan dari setiap unit.
b) Program pendidikan dan pelatihan telah disusun
Terpenuhi
berdasarkan hasil identifikasi sumber informasi pada
(10)
EP 1.
c) Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan diberikan
Terpenuhi
kepada staf rumah sakit baik internal maupun
(10)
eksternal.
d) Rumah sakit telah menyediakan waktu, anggaran,
sarana dan prasarana yang memadai bagi semua staf Terpenuhi
untuk mendapat kesempatan mengikuti pendidikan dan (10)
pelatihan yang dibutuhkan.
Standar KPS 8.1
9 Staf yang memberikan asuhan pasien dan staf yang ditentukan rumah sakit dilatih dan dapat mendemonstrasikan teknik
resusitasi jantung paru dengan benar.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 10/67
- Telah ada SK tim code
blue - Belum ditemukan Buat Regulasi tentang
a) Rumah sakit telah menetapkan pelatihan teknik
Terpenuhi Regulasi tentang pelatihan teknik
resusitasi jantung paru tingkat dasar (BHD) pada
Sebagian pelatihan teknik resusitasi jantung paru
seluruh staf dan bantuan hidup tingkat lanjut bagi staf
(5) resusitasi jantung paru tingkat dasar (BHD) pada
yang ditentukan oleh rumah sakit.
tingkat dasar (BHD) seluruh staf
pada seluruh staf
b) Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa staf yang
Terpenuhi
mengikuti pelatihan BHD atau bantuan hidup tingkat
(10)
lanjut telah lulus pelatihan tersebut.
- Terdapat dokumen
pelatihan BHD - Belum
Buat dan lengkapi
ada laporan
Dokumen pelaksanaan
pelaksanaan pelatihan-
pelatihan untuk tiap staf
pelatihan untuk tiap staf
yang harus diulang
c) Tingkat pelatihan yang ditentukan untuk tiap staf yang harus diulang
berdasarkan persyaratan
harus diulang berdasarkan persyaratan dan/atau Terpenuhi berdasarkan
dan/atau jangka waktu
jangka waktu yang ditetapkan oleh program pelatihan Sebagian persyaratan dan/atau
yang ditetapkan oleh
yang diakui, atau setiap 2 (dua) tahun jika tidak (5) jangka waktu yang
program pelatihan yang
menggunakan program pelatihan yang diakui. ditetapkan oleh
diakui, atau setiap 2
program pelatihan yang
(dua) tahun jika tidak
diakui, atau setiap 2
menggunakan program
(dua) tahun jika tidak
pelatihan yang diakui
menggunakan program
pelatihan yang diakui
Standar KPS 9
10
Rumah sakit menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan keselamatan staf.
a) Rumah sakit telah menetapkan program kesehatan Terpenuhi
dan keselamatan staf. (10)
Telah Dokumen SPO,
namun belum ada
laporan pelaksanaan -
pelaksanaan program Lengkapi Dokumen
kesehatan dan pelaksanaan program
keselamatan staf kesehatan dan
mencakup : a) Skrining keselamatan staf
kesehatan awal b) mencakup : a) Skrining
Tindakan-tindakan kesehatan awal b)
untuk mengendalikan Tindakan-tindakan untuk
pajanan kerja yang mengendalikan pajanan
berbahaya, seperti kerja yang berbahaya,
b) Program kesehatan dan keselamatan staf mencakup
pajanan terhadap obat seperti pajanan terhadap
setidaknya a) hingga h) yang tercantum dalam
obatan beracun dan obat obatan beracun dan
maksud dan tujuan.
tingkat kebisingan yang tingkat kebisingan yang
1. Skrining kesehatan awal
berbahaya c) berbahaya c) Pendidikan,
2. Tindakan-tindakan untuk mengendalikan pajanan
Pendidikan, pelatihan, pelatihan, dan intervensi
kerja yang berbahaya, seperti pajanan terhadap obat-
dan intervensi terkait terkait cara pemberian
obatan beracun dan tingkat kebisingan yang
cara pemberian asuhan asuhan pasien yang aman
berbahaya
pasien yang aman d) d) Pendidikan, pelatihan,
3. Pendidikan, pelatihan, dan intervensi terkait cara
Pendidikan, pelatihan, dan intervensi terkait
pemberian asuhan pasien yang aman
Terpenuhi dan intervensi terkait pengelolaan kekerasan di
4. Pendidikan, pelatihan, dan intervensi terkait
Sebagian pengelolaan kekerasan tempat kerja e)
pengelolaan kekerasan di tempat kerja
(5) di tempat kerja e) Pendidikan, pelatihan,
5. Pendidikan, pelatihan, dan intervensi terhadap staf
Pendidikan, pelatihan, dan intervensi terhadap
yang berpotensi melakukan kejadian tidak diharapkan
dan intervensi terhadap staf yang berpotensi
(KTD) atau kejadian sentinel
staf yang berpotensi melakukan kejadian tidak
6. Tata laksana kondisi terkait pekerjaan yang umum
melakukan kejadian diharapkan (KTD) atau
dijumpai seperti cedera punggung atau cedera lain
tidak diharapkan (KTD) kejadian sentinel f) Tata
yang lebih darurat.
atau kejadian sentinel f) laksana kondisi terkait
7. Vaksinasi/Imunisasi pencegahan, dan pemeriksaan
Tata laksana kondisi pekerjaan yang umum
kesehatan berkala.
terkait pekerjaan yang dijumpai seperti cedera
8. Pengelolaan kesehatan mental staf, seperti pada saat
umum dijumpai seperti punggung atau cedera
kondisi kedaruratan penyakit infeksi/pandemi.
cedera punggung atau lain yang lebih darurat.
cedera lain yang lebih g) Vaksinasi/Imunisasi
darurat. g) pencegahan, dan
Vaksinasi/Imunisasi pemeriksaan kesehatan
pencegahan, dan berkala. h) Pengelolaan
pemeriksaan kesehatan kesehatan mental staf,
berkala. h) Pengelolaan seperti pada saat kondisi
kesehatan mental staf, kedaruratan penyakit
seperti pada saat infeksi/pandemi.
kondisi kedaruratan
penyakit
infeksi/pandemi.
c) Rumah sakit mengidentifikasi penularan penyakit
Terpenuhi
infeksi atau paparan yang dapat terjadi pada staf serta
(10)
melakukan upaya pencegahan dengan vaksinasi.
d) Berdasar atas epidemologi penyakit infeksi maka
rumah sakit mengidentifikasi risiko staf terpapar atau Terpenuhi
tertular serta melaksanakan pemeriksaan kesehatan (10)
dan vaksinasi.
e) Rumah sakit telah melaksanakan evaluasi, konseling,
dan tata laksana lebih lanjut untuk staf yang terpapar Terpenuhi
penyakit infeksi serta dikoordinasikan dengan program (10)
pencegahan dan pengendalian infeksi.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 11/67
f) Rumah sakit telah mengidentifikasi area yang
berpotensi untuk terjadi tindakan kekerasan di tempat Terpenuhi
kerja (workplace violence) dan menerapkan upaya (10)
untuk mengurangi risiko tersebut.
Buat Dokumen
Tidak ada Dokumen
pelaksanaan evaluasi,
pelaksanaan evaluasi,
konseling, dan tata
Tidak konseling, dan tata
g) Rumah sakit telah melaksanakan evaluasi, konseling, laksana lebih lanjut untuk
Terpenuhi laksana lebih lanjut
dan tata laksana lebih lanjut untuk staf yang staf yang mengalami
atau Tidak untuk staf yang
mengalami cedera akibat tindakan kekerasan di tempat cedera akibat tindakan
Tercapai mengalami cedera
kerja. kekerasan di tempat
(0) akibat tindakan
kerja. Bila tidak ada
kekerasan di tempat
kejadian maka
kerja
laporannya adalah nihil.
Standar KPS 10
11 Rumah sakit menyelenggarakan proses kredensial yang seragam dan transparan bagi tenaga medis yang diberi izin memberikan
asuhan kepada pasien secara mandiri.
a) Rumah sakit telah menetapkan peraturan internal
tenaga medis (medical staf bylaws) yang mengatur Terpenuhi
proses penerimaan, kredensial, penilaian kinerja, dan (10)
rekredensial tenaga medis
b) Rumah sakit telah melaksanakan proses kredensial
dan pemberian kewenangan klinis untuk pelayanan
Terpenuhi
diagnostik, konsultasi, dan tata laksana yang diberikan
(10)
oleh dokter praktik mandiri di rumah sakit secara
seragam
c) Rumah sakit telah melaksanakan proses kredensial
dan pemberian kewenangan klinis kepada dokter
praktik mandiri dari luar rumah sakit seperti konsultasi
Tidak
kedokteran jarak jauh (telemedicine), radiologi jarak
Dapat
jauh (teleradiology), dan interpretasi untuk
Diterapkan
pemeriksaan diagnostik lain: elektrokardiogram (EKG),
elektroensefalogram (EEG), elektromiogram (EMG),
serta pemeriksaan lain yang serupa.
d) Setiap tenaga medis yang memberikan pelayanan di
Terpenuhi
rumah sakit wajib menandatangani perjanjian sesuai
(10)
dengan regulasi rumah sakit.
e) Rumah sakit telah melaksanakan verifikasi ke
Lembaga/Badan/Instansi pendidikan atau organisasi
profesional yang diakui yang mengeluarkan Terpenuhi
izin/sertifikat, dan kredensial lain dalam proses (10)
kredensial sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
f) Ada bukti dilaksanakan kredensial tambahan ke
Tidak
sumber yang mengeluarkan apabila tenaga medis yang
Dapat
meminta kewenangan klinis tambahan yang canggih
Diterapkan
atau subspesialisasi.
Standar KPS 10.1
12 Rumah sakit melaksanakan verifikasi terkini terhadap pendidikan, registrasi/izin, pengalaman, dan lainnya dalam proses
kredensialing tenaga medis.
a) Pengangkatan tenaga medis dibuat berdasar atas
kebijakan rumah sakit dan konsisten dengan populasi Terpenuhi
pasien rumah sakit, misi, dan pelayanan yang diberikan (10)
untuk memenuhi kebutuhan pasien.
b) Pengangkatan tidak dilakukan sampai setidaknya
izin/surat tanda registrasi sudah diverifikasi dari
sumber utama yang mengeluarkan surat tersebut dan
Terpenuhi
tenaga medis dapat memberikan pelayanan kepada
(10)
pasien di bawah supervisi sampai semua kredensial
yang disyaratkan undang-undang dan peraturan sudah
diverifikasi dari sumbernya.
c) Untuk tenaga medis yang belum mendapatkan
kewenangan mandiri, dilakukan supervisi dengan
Terpenuhi
mengatur frekuensi supervisi dan supervisor yang
(10)
ditunjuk serta didokumentasikan di file kredensial staf
tersebut.
Standar KPS 11
13 Rumah sakit menetapkan proses yang seragam, objektif, dan berdasar bukti (evidence based) untuk memberikan wewenang
kepada tenaga medis untuk memberikan layanan klinis kepada pasien sesuai dengan kualifikasinya

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 12/67
a) Direktur menetapkan kewenangan klinis setelah
mendapat rekomendasi dari Komite Medik termasuk
kewenangan tambahan dengan mempertimbangan
poin a) – j) dalam maksud dan tujuan.
1. Keputusan tentang kewenangan klinis yang akan
diberikan kepada seorang tenaga medis didasarkan
terutama atas informasi dan dokumentasi yang
diterima dari sumber luar rumah sakit. Sumber luar ini
dapat berasal dari program pendidikan spesialis, surat
rekomendasi dari penempatan sebagai tenaga medis
yang lalu, atau dari organisasi profesi, kolega dekat,
dan setiap data informasi yang mungkin diberikan
kepada rumah sakit. Secara umum, sumber informasi
ini terpisah dari yang diberikan oleh institusi
pendidikan seperti program dokter spesialis, tidak
diverifikasi dari sumber kecuali ditentukan lain oleh
kebijakan rumah sakit, paling sedikit area kompetensi
sudah dapat dianggap benar. Evaluasi praktik
profesional berkelanjutan (ongoing professional
practice evaluation/OPPE) untuk anggota tenaga medis
memberikan informasi penting untuk proses
pemeliharaan keanggotaan tenaga medis dan terhadap
proses pemberian kewenangan klinis.
2. Program pendidikan spesialis menentukan dan
membuat daftar secara umum tentang kompetensinya
di area diagnosis dan tindakan profesi dan Konsil
kedokteran Indonesia (KKI) mengeluarkan standar
kompetensi atau kewenangan klinis. Perhimpunan
profesi lain membuat daftar secara detail jenis/tindak
medis yang dapat dipakai sebagai acuan dalam proses
pemberian kewenangan klinis;
3. Di dalam setiap area spesialisasi proses untuk
merinci kewenangan ini seragam;
4. Seorang dokter dengan spesialisasi yang sama
dimungkinkan memiliki kewenangan klinis berbeda
yang disebabkan oleh perbedaan pendidikan dan
pelatihan tambahan, pengalaman, atau hasil kinerja
yang bersangkutan selama bekerja, serta kemampuan
motoriknya;
5. Keputusan kewenangan klinis dirinci dan akan
direkomendasikan kepada pimpinan rumah sakit di
area spesialisasi terkait dengan mempertimbangkan
proses lain, diantaranya:
Terpenuhi
1. Pemilihan proses apa yang akan dimonitor
(10)
menggunakan data oleh pimpinan unit pelayanan
klinis;
2. Penggunaan data tersebut dalam OPPE dari
tenaga medis tersebut di unit pelayanan klinis; dan
3. Penggunaan data yang dimonitor tersebut untuk
proses penugasan ulang dan pembaharuan
kewenangan klinis.
6. Penilaian kinerja tenaga medis berkelanjutan setiap
tahun yang dikeluarkan oleh rumah sakit yang berisi
jumlah pasien per penyakit/tindakan yang ditangani per
tahun, rerata lama dirawat, serta angka kematiannya.
Angka Infeksi Luka Operasi (ILO) dan kepatuhan
terhadap Panduan Praktik Klinis (PPK) meliputi
penggunaan obat, penunjang diagnostik, darah, produk
darah, dan lainnya;
7. Hasil evaluasi praktik professional berkelanjutan
(OPPE) dan terfokus (FPPE);
8. Hasil pendidikan dan pelatihan tambahan dari pusat
pendidikan, kolegium, perhimpunan profesi, dan rumah
sakit yang kompeten mengeluarkan sertifikat;
9. Untuk kewenangan tambahan pada pelayanan risiko
tinggi maka rumah sakit menentukan area pelayanan
risiko tinggi seperti prosedur cathlab, penggantian
sendi lutut dan panggul, pemberian obat kemoterapi,
obat radioaktif, obat anestesi, dan lainnya. Prosedur
dengan risiko tinggi tersebut maka tenaga medis dapat
diberikan kewenangan klinis secara khusus. Prosedur
risiko tinggi, obat-obat, atau layanan yang lain
ditentukan di kelompok spesialisasi dan dirinci
kewenangannya secara jelas. Beberapa prosedur
mungkin digolongkan berisiko tinggi disebabkan oleh
peralatan yang digunakan seperti dalam kasus
penggunaan robot atau penggunaan tindakan dari
jarak jauh melalui komputer. Juga pemasangan implan
yang memerlukan kaliberasi, presisi, dan monitor jelas
membutuhkan kewenangan klinis secara spesifik.
10. Kewenangan klinis tidak dapat diberikan jika
rumah sakit tidak mempunyai peralatan medis khusus
atau staf khusus untuk mendukung pelaksanaan
kewenangan klinis. Sebagai contoh, seorang nefrolog
kompeten melakukan dialisis atau kardiolog kompeten
memasang sten tidak dapat diberi kewenangan klinis
jika rumah sakit tidak memiliki peralatannya.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 13/67
b) Ada bukti pemberian kewenangan klinis berdasar
Terpenuhi
atas rekomendasi kewenangan klinis dari Komite
(10)
Medik.
c) Ada bukti pelaksanaan pemberian kewenangan
Terpenuhi
tambahan setelah melakukan verifikasi dari sumber
(10)
utama yang mengeluarkan ijazah/sertifikat.
d) Surat penugasan klinis dan rincian kewenangan
klinis anggota tenaga medis dalam bentuk cetak atau Terpenuhi
elektronik (softcopy) atau media lain tersedia di semua (10)
unit pelayanan.
e) Setiap tenaga medis hanya memberikan pelayanan
Terpenuhi
klinis sesuai kewenangan klinis yang diberikan
(10)
kepadanya.
Standar KPS 12
14 Rumah sakit menerapkan evaluasi praktik profesional berkelanjutan (OPPE) tenaga medis secara seragam untuk menilai mutu
dan keselamatan serta pelayanan pasien yang diberikan oleh setiap tenaga medis.
a) Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan
proses penilaian kinerja untuk evaluasi mutu praktik Terpenuhi
profesional berkelanjutan, etik, dan disiplin (OPPE) (10)
tenaga medis
b) Penilaian OPPE tenaga medis memuat 3 (tiga) area
umum 1) – 3) dalam maksud dan tujuan.
Terpenuhi
1. Perilaku;
(10)
2. Pengembangan professional; dan
3. Kinerja klinis.
Telah ada Dokumen
Lengkapi Dokumen OPPE
OPPE namun belum
juga meliputi perannya
c) Penilaian OPPE juga meliputi peran tenaga medis Terpenuhi sesuai dengan
dalam pencapaian target
dalam pencapaian target indikator mutu yang diukur di Sebagian pencapaian target
indikator mutu yang
unit tempatnya bekerja. (5) indikator mutu yang
diukur di unit tempatnya
diukur di unit
bekerja
tempatnya bekerja
Belum ada data dan
informasi hasil Buat laporan data dan
pelayanan klinis dari informasi hasil pelayanan
Tidak tenaga medis dikaji klinis dari tenaga medis
d) Data dan informasi hasil pelayanan klinis dari tenaga
Terpenuhi secara objektif dan dikaji secara objektif dan
medis dikaji secara objektif dan berdasar atas bukti,
atau Tidak berdasar atas bukti, dan berdasar atas bukti, jika
jika memungkinkan dilakukan benchmarking dengan
Tercapai jika memungkinkan memungkinkan dilakukan
pihak eksternal rumah sakit.
(0) dilakukan benchmarking dengan
benchmarking dengan pihak eksternal rumah
pihak eksternal rumah sakit.
sakit.
e) Data dan informasi hasil pemantauan kinerja tenaga
medis sekurang-kurangnya setiap 12 (dua belas) bulan
dilakukan oleh kepala unit, kepala kelompok tenaga
Terpenuhi
medis, Subkomite Mutu Profesi Komite Medik dan
(10)
pimpinan pelayanan medis. Hasil, simpulan, dan
tindakan didokumentasikan di dalam file kredensial
tenaga medis tersebut
f) Jika terjadi kejadian insiden keselamatan pasien atau
pelanggaran perilaku etik maka dilakukan tindakan
Terpenuhi
terhadap tenaga medis tersebut secara adil (just
(10)
culture) berdasarkan hasil analisisterkait kejadian
tersebut.
g) Bila ada temuan yang berdampak pada pemberian
kewenangan tenaga medis, temuan tersebut
Terpenuhi
didokumentasi ke dalam file tenaga medis dan
(10)
diinformasikan serta disimpan di unit tempat tenaga
medis memberikan pelayanan
Standar KPS 13
Rumah sakit paling sedikit setiap 3 (tiga) tahun melakukan rekredensial berdasarkan hasil penilaian praktik profesional
15
berkelanjutan (OPPE) terhadap setiap semua tenaga medis rumah sakit untuk menentukan apabila tenaga medis dan
kewenangan klinisnya dapat dilanjutkan dengan atau tanpa modifikasi.
a) Berdasarkan penilaian praktik profesional
berkelanjutan tenaga medis, rumah sakit menentukan
Terpenuhi
sedikitnya setiap 3 (tiga) tahun, apakah kewenangan
(10)
klinis tenaga medis dapat dilanjutkan dengan atau
tanpa modifikasi (berkurang atau bertambah).
b) Terdapat bukti terkini dalam berkas setiap tenaga
Terpenuhi
medis untuk semua kredensial yang perlu diperbarui
(10)
secara periodik.
Lengkapi dan lampirkan
bukti pemberian
kewenangan klinis
tambahan pada staf
medis yang memiliki
Keterangan kemberian
kewenangan klinis
c) Ada bukti pemberian kewenangan klinis tambahan kewenangan klinis
tambahan yang
didasarkan atas kredensial yang telah diverifikasi dari Terpenuhi tambahan belum ada di
berdasarkan atas
sumber Badan/Lembaga/Institusi penyelenggara Sebagian dokumen Rincian
kredensial yang telah
pendidikan atau pelatihan. sesuai dengan peraturan (5) Kewenangan Klinis pada
diverifikasi dari sumber
perundang-undangan. staf medis yang
Badan/Lembaga/Institusi
diunggah.
penyelenggara
pendidikan atau
pelatihan sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan.
Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 14/67
Standar KPS 14
16 Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk melakukan kredensial tenaga perawat dengan mengumpulkan, verifikasi
pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan, dan pengalamannya.
a) Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan
proses kredensial yang efektif terhadap tenaga perawat
meliputi poin a) – c) dalam maksud dan tujuan.

1. Memahami peraturan dan perundang-undangan


terkait perawat dan praktik keperawatan;
2. Melakukan kredensial terhadap semua bukti
pendidikan, pelatihan, pengalaman, informasi yang ada
pada setiap perawat, sekurang-kurangnya meliputi:
1. Bukti pendidikan, registrasi, izin, kewenangan,
pelatihan, serta pengalaman terbaru dan diverifikasi
dari sumber aslinya; Terpenuhi
2. Bukti kompetensi terbaru melalui informasi dari (10)
sumber lain di tempat perawat pernah bekerja
sebelumnya; dan
3. Surat rekomendasi dan/atau informasi lain yang
mungkin diperlukan rumahsakit, antara lain riwayat
kesehatan dan sebagainya.
3. Rumah sakit perlu melakukan setiap upaya untuk
memverifikasi informasi penting dari berbagai sumber
utama dengan jalan mengecek ke website resmi
institusi pendidikan pelatihan melalui email dan surat
tercatat.

b) Tersedia bukti dokumentasi pendidikan, registrasi,


Terpenuhi
sertifikasi, izin, pelatihan, dan pengalaman yang
(10)
terbaharui di file tenaga perawat.
c) Terdapat pelaksanaan verifikasi ke sumber
Terpenuhi
Badan/Lembaga/institusi penyelenggara pendidikan/
(10)
pelatihan yang seragam.
Dokumen pelaksanaan
masih terdapat tenaga
Terpenuhi kredensial setiap tenaga
d) Terdapat bukti dokumen kredensial yang dipelihara keperawatan yang telah
Sebagian keperawatan di sesuaikan
pada setiap tenaga perawat. habis masa berlaku SIK
(5) dengan peraturan
nya
peundang-undnagan.
Rumah sakit menerapkan
Masih ditemukan
e) Rumah sakit menerapkan proses untuk memastikan Terpenuhi proses untuk memastikan
perawat yang telah
bahwa kredensial perawat kontrak lengkap sebelum Sebagian bahwa kredensial seluruh
habis masa berlaku SIK
penugasan. (5) perawat lengkap sebelum
nya
penugasan
Standar KPS 15
17 Rumah sakit melakukan identifikasi tanggung jawab pekerjaan dan memberikan penugasan klinis berdasar atas hasil kredensial
tenaga perawat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
a) Rumah sakit telah menetapkan rincian kewenangan
Terpenuhi
klinis perawat berdasar hasil kredensial terhadap
(10)
perawat.
b) Rumah sakit telah menetapkan Surat Penugasan
Terpenuhi
Klinis tenaga perawat sesuai dengan peraturan
(10)
perundang-undangan.
Standar KPS 16
18 Rumah sakit telah melakukan penilaian kinerja tenaga perawat termasuk perannya dalam kegiatan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien serta program manajemen risiko rumah sakit.
a) Rumah sakit telah melakukan penilaian kinerja
tenaga perawat secara periodik menggunakan format Terpenuhi
dan metode sesuai ketentuan yang ditetapkan rumah (10)
sakit.
Telah ada dokumen
Lengkapi Dokumen
penilaian kinerja tenaga
penilaian kinerja tenaga
keperawatan berupa
keperawatan berupa : a)
b) Penilaian kinerja tenaga perawat meliputi yaitu pemenuhan uraian
Terpenuhi pemenuhan uraian
pemenuhan uraian tugasnya dan perannya dalam tugasnya namun belum
Sebagian tugasnya b) perannya
pencapaian target indikator mutu yang diukur di unit meliputi perannya
(5) dalam pencapaian target
tempatnya bekerja. dalam pencapaian
indicator mutu yang
target indicator mutu
diukur di unit tempatnya
yang diukur di unit
bekerja
tempatnya bekerja
c) Pimpinan rumah sakit dan kepala unit telah berlaku
adil (just culture) ketika ada temuan dalam kegiatan Terpenuhi
peningkatan mutu, laporan insiden keselamatan pasien (10)
atau manajemen risiko.
d) Rumah sakit telah mendokumentasikan hasil kajian,
tindakan yang diambil, dan setiap dampak atas Terpenuhi
tanggung jawab pekerjaan perawat dalam file (10)
kredensial perawat.
Standar KPS 17
19 Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk melakukan kredensial tenaga kesehatan lain dengan mengumpulkan dan
memverifikasi pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan, dan pengalamannya.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 15/67
a) Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan
proses kredensial yang efektif terhadap tenaga
Kesehatan lainnya meliputi poin a) – c) dalam maksud
dan tujuan.
1. Memahami peraturan dan perundang-undangan
terkait tenaga kesehatan lainnya
2. Mengumpulkan semua kredensial yang ada untuk
setiap profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan
staf klinis lainnya sekurang-kurangnya meliputi:
1. Bukti pendidikan, registrasi, izin, kewenangan,
pelatihan, dan pengalaman terbaru serta diverifikasi
dari sumber asli/website verifikasi ijazah Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi;
2. Bukti kompetensi terbaru melalui informasi dari
sumber lain di tempat tenaga kesehatan lainnya pernah
Terpenuhi
bekerja sebelumnya; dan
(10)
3. Surat rekomendasi dan/atau informasi lain yang
mungkin diperlukan rumah sakit, antara lain riwayat
kesehatan dan sebagainya.
3. Melakukan setiap upaya memverifikasi informasi
penting dari berbagai sumber dengan jalan mengecek
ke website resmi dari institusi pendidikan pelatihan
melalui email dan surat tercatat. Pemenuhan standar
mensyaratkan verifikasi sumber aslinya dilaksanakan
untuk tenaga kesehatan lainnya yang akan dan sedang
bekerja. Bila verifikasi tidak mungkin dilakukan seperti
hilangnya dokumen karena bencana atau sekolahnya
tutup maka hal ini dapat diperoleh dari sumber resmi
lain. File kredensial setiap tenaga kesehatan lainnya
harus tersedia dan dipelihara serta diperbaharui secara
berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b) Tersedia bukti dokumentasi pendidikan, registrasi,
Terpenuhi
sertifikasi, izin, pelatihan, dan pengalaman yang
(10)
terbaharui di file tenaga Kesehatan lainnya.
c) Terdapat pelaksanaan verifikasi ke sumber
Terpenuhi
Badan/Lembaga/institusi penyelenggara
(10)
Pendidikan/pelatihan yang seragam.
d) Terdapat dokumen kredensial yang dipelihara dari Terpenuhi
setiap tenaga kesehatan lainnya. (10)
Standar KPS 18
20 Rumah sakit melakukan identifikasi tanggung jawab pekerjaan dan memberikan penugasan klinis berdasar atas hasil kredensial
tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
a) Rumah sakit telah menetapkan rincian kewenangan
klinis profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan Terpenuhi
staf klinis lainnya berdasar atas hasil kredensial tenaga (10)
Kesehatan lainnya.
b) Rumah sakit telah menetapkan surat penugasan
Terpenuhi
klinis kepada tenaga Kesehatan lainnya sesuai dengan
(10)
peraturan perundang-undangan.
Standar KPS 19
21 Rumah sakit telah melakukan penilaian kinerja tenaga Kesehatan lainnya termasuk perannya dalam kegiatan peningkatan mutu
dan keselamatan pasien serta program manajemen risiko rumah sakit.
a) Rumah sakit telah melakukan penilaian kinerja
t e n a g a K e s e h a t a n l a i n n y a s e c a r a p e r i o d i k Terpenuhi
menggunakan format dan metode sesuai ketentuan (10)
yang ditetapkan rumah sakit.
Telah ada dokumen
penilaian kinerja tenaga
kesehatan lainnya Lengkapi Dokumen
berupa pemenuhan penilaian kinerja tenaga
uraian tugasnya namun kesehatan lainnya berupa
b) Penilain kinerja tenaga Kesehatan lainnya meliputi
Terpenuhi perannya dalam : a) pemenuhan uraian
pemenuhan uraian tugasnya dan perannya dalam
Sebagian pencapaian target tugasnya b) perannya
pencapaian target indikator mutu yang diukur di unit
(5) indicator mutu yang dalam pencapaian target
tempatnya bekerja.
diukur di unit indicator mutu yang
tempatnya bekerja diukur di unit tempatnya
belum sesuai dengan bekerja
pengukuran indikator di
tiap unit kerja
c) Pimpinan rumah sakit dan kepala unit telah berlaku
adil (just culture) ketika ada temuan dalam kegiatan Terpenuhi
peningkatan mutu, laporan insiden keselamatan pasien (10)
atau manajemen risiko.
d) Rumah sakit telah mendokumentasikan hasil kajian,
tindakan yang diambil, dan setiap dampak atas Terpenuhi
tanggung jawab pekerjaan tenaga kesehatan dalam file (10)
kredensial tenaga kesehatan lainnya.
Bab 3. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)

Standar MFK 1
1 Rumah sakit mematuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan bangunan, prasarana
dan peralatan medis rumah sakit.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 16/67
a) Rumah sakit menetapkan regulasi terkait
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) yang
meliputi poin a. – j. pada gambaran umum.
1. Kepemimpinan dan perencanaan;
2. Keselamatan
3. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan
Terpenuhi
Limbah B3
(10)
4. Proteksi kebakaran
5. Peralatan medis
6. Sistim utilitas
7. Penanganan kedaruratan dan bencana
8. Konstruksi dan renovasi;
9. Pelatihan.
b) Rumah sakit telah melengkapi izin-izin dan
Terpenuhi
sertifikasi yang masih berlaku sesuai persyaratan
(10)
peraturan perundang-undangan.
c) Pimpinan rumah sakit memenuhi perencanaan
Terpenuhi
anggaran dan sumber daya serta memastikan rumah
(10)
sakit memenuhi persyaratan perundang-undangan.
Standar MFK 2
2 Rumah Sakit menetapkan penanggungjawab yang kompeten untuk mengawasi penerapan manajemen fasilitas dan keselamatan
di rumah sakit.
a) Rumah sakit telah menetapkan Penanggungjawab
MFK yang memiliki kompetensi dan pengalaman dalam Terpenuhi
melakukan pengelolaan pada fasilitas dan keselamatan (10)
di lingkungan rumah sakit.
b) Penanggungjawab MFK telah menyusun Program
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) yang
meliputi poin a) – j) dalam maksud dan tujuan
1. Keselamatan: meliputi bangunan, prasarana,
fasilitas, area konstruksi, lahan, dan peralatan rumah
sakit tidak menimbulkan bahaya atau risiko bagi
pasien, staf, atau pengunjung
2. Keamanan: perlindungan dari kehilangan,
kerusakan, gangguan, atau akses atau penggunaan
yang tidak sah
3. Bahan dan limbah berbahaya: Pengelolaan B3
termasuk penggunaan radioaktif serta bahan
berbahaya lainnya dikontrol, dan limbah berbahaya
dibuang dengan aman
4. Proteksi kebakaran: Melakukan penilaian risiko yang
berkelanjutan untuk meningkatkan perlindungan
seluruh aset, properti dan penghuni dari kebakaran
dan asap
5. Penanganan kedaruratan dan bencana: Risiko
diidentifikasi dan respons terhadap epidemi, bencana, Terpenuhi
dan keadaan darurat direncanakan dan efektif, (10)
termasuk evaluasi integritas struktural dan non
struktural lingkungan pelayanan dan perawatan pasien.
6. Peralatan medis: Peralatan dipilih, dipelihara, dan
digunakan dengan cara yang aman dan benar untuk
mengurangi risiko
7. Sistem utilitas: Listrik, air, gas medik dan sistem
utilitas lainnya dipelihara untuk meminimalkan risiko
kegagalan pengoperasian
8. Konstruksi dan renovasi: Risiko terhadap pasien,
staf, dan pengunjung diidentifikasi dan dinilai selama
konstruksi, renovasi, pembongkaran, dan aktivitas
pemeliharaan lainnya
9. Pelatihan: Seluruh staf di rumah sakit dan para
tenant/penyewa lahan dilatih dan memiliki
pengetahuan tentang K3, termasuk penanggulangan
kebakaran
10. Pengawasan pada para tenant/penyewa lahan yang
melakukan kegiatan di dalam area lingkungan rumah
sakit.
c) Penanggungjawab MFK telah melakukan
pengawasan dan evaluasi Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan (MFK) setiap tahunnya meliputi poin a. –
g. dalam maksud dan tujuan serta melakukan
penyesuaian program apabila diperlukan
1. Pengawasan semua aspek program manajemen
fasilitas dan keselamatan seperti pengembangan
rencana dan memberikan rekomendasi untuk ruangan,
peralatan medis, teknologi, dan sumber daya
2. Pengawasan pelaksanaan program secara konsisten
dan berkesinambungan Terpenuhi
3. Pelaksanaan edukasi staf (10)
4. Pengawasan pelaksanaan pengujian/testing dan
pemantauan program
5. Penilaian ulang secara berkala dan merevisi program
manajemen risiko fasilitas dan lingkungan jika
dibutuhkan
6. Penyerahan laporan tahunan kepada direktur rumah
sakit
7. Pengorganisasian dan pengelolaan laporan
kejadian/insiden dan melakukan analisis, dan upaya
perbaikan.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 17/67
d) Penerapan program Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan (MFK) pada tenant/penyewa lahan yang
berada di lingkungan rumah sakit meliputi poin a)
– e) dalam maksud dan tujuan. a)
Keselamatan: meliputi bangunan, prasarana, fasilitas,
area konstruksi, lahan, dan peralatan rumah sakit tidak
menimbulkan bahaya atau risiko bagi pasien, staf, atau
pengunjung. b) Keamanan: perlindungan dari
kehilangan, kerusakan, gangguan, atau akses atau
penggunaan yang tidak sah. c) Bahan dan limbah
Terpenuhi
berbahaya: Pengelolaan B3 termasuk penggunaan
(10)
radioaktif serta bahan berbahaya lainnya dikontrol, dan
limbah berbahaya dibuang dengan aman. d) Proteksi
kebakaran: Melakukan penilaian risiko yang
berkelanjutan untuk meningkatkan perlindungan
seluruh aset, properti dan penghuni dari kebakaran
dan asap. e) Penanganan kedaruratan dan bencana:
Risiko diidentifikasi dan respons terhadap epidemi,
bencana, dan keadaan darurat direncanakan dan
efektif, termasuk evaluasi integritas struktural dan non
struktural lingkungan pelayanan dan perawatan pasien.
Standar MFK 3
3
Rumah sakit menerapkan Program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) terkait keselamatan di rumah sakit.
a) Rumah sakit menerapkan proses pengelolaan
keselamatan rumah sakit meliputi poin a) - c) pada
maksud dan tujuan. a) Pengelolaan risiko keselamatan
di lingkungan rumah sakit secara komprehensif b)
Penyediaan fasilitas pendukung yang aman untuk
mencegah kecelakaan dan cedera, penyakit akibat
Terpenuhi
kerja, mengurangi bahaya dan risiko, serta
(10)
mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga,
staf, dan pengunjung; dan c) Pemeriksaan fasilitas dan
lingkungan (ronde fasilitas) secara berkala dan
dilaporkan sebagai dasar perencanaan anggaran untuk
perbaikan, penggantian atau
“upgrading”.
b) Rumah sakit telah mengintegrasikan program
Terpenuhi
Kesehatan dan keselamatan kerja staf ke dalam
(10)
program manajemen fasilitas dan keselamatan.
c) Rumah sakit telah membuat pengkajian risiko secara
proaktif terkait keselamatan di rumah sakit setiap Terpenuhi
tahun yang didokumentasikan dalam daftar risiko/risk (10)
register.
Telah ada dokumen
laporan pengawasan
MFK namun belum
Buat dan lengkapi
terdapat laporan
Dokumen tentang hasil
tentang hasil
pemantauan risiko
pemantauan risiko
d) Rumah sakit telah melakukan pemantauan risiko Terpenuhi keselamatan pemeriksaan
keselamatan
keselamatan dan dilaporkan setiap 6 (enam) bulan Sebagian dan kondisi bangunan
pemeriksaan dan
kepada piminan rumah sakit. (5) dan fasilitas rumah sakit
kondisi bangunan dan
serta laporannya setiap 6
fasilitas rumah sakit
(enam) bulan kepada
serta laporannya setiap
pimpinan rumah sakit.
6 (enam) bulan kepada
pimpinan rumah sakit
secara seragam.
Standard MFK 4
4
Rumah sakit menerapkan Program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) terkait keamanan di rumah sakit.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 18/67
Lengkapi Dokumen
tentang kegiatan
penerapan proses
pengelolaan keamanan
rumah sakit antara lain
yaitu : a. Menjamin
lingkungan yang aman
dengan memberikan
identitas/tanda pengenal
(badge nama sementara
atau tetap) pada pasien,
staf, pekerja kontrak,
a) Rumah sakit menerapkan proses pengelolaan tenant/penyewa lahan,
keamanan dilingkungan rumah sakit meliputi poin a) - keluarga (penunggu
e) pada maksud dan tujuan. pasien), atau pengunjung
1. Menjamin lingkungan yang aman dengan (pengunjung di luar jam
memberikan identitas/tanda pengenal (badge nama besuk dan tamu rumah
sementara atau tetap) pada pasien, staf, pekerja sakit) sesuai dengan
kontrak, tenant/penyewa lahan, keluarga (penunggu regulasi rumah sakit; b.
pasien), atau pengunjung (pengunjung di luar jam Melakukan pemeriksaan
besuk dan tamu rumah sakit) sesuai dengan regulasi Terdapat Dokumen dan pemantauan
rumah sakit; program pengelolaan keamanan fasilitas dan
2. Melakukan pemeriksaan dan pemantauan keamanan Terpenuhi keamanan namun belum lingkungan secara
fasilitas dan lingkungan secara berkala dan membuat Sebagian ada laporan tentang berkala dan membuat
tindak lanjut perbaikan; (5) penerapan proses tindak lanjut perbaikan;
3. Pemantauan pada daerah berisiko keamanan sesuai pengelolaan keamanan c. Pemantauan pada
penilaian risiko di rumah sakit. Pemantauan dapat rumah sakit. daerah berisiko
dilakukan dengan penempatan petugas keamanan keamanan sesuai
(sekuriti) dan atau memasang kamera sistem CCTV penilaian risiko di rumah
yang dapat dipantau oleh sekuriti; sakit. Pemantauan dapat
4. Melindungi semua individu yang berada di dilakukan dengan
lingkungan rumah sakit terhadap kekerasan, kejahatan penempatan petugas
dan ancaman; dan keamanan (sekuriti) dan
5. Menghindari terjadinya kehilangan, kerusakan, atau atau memasang kamera
pengrusakan barang milik pribadi maupun rumah sakit. sistem CCTV yang dapat
dipantau oleh sekuriti; d.
Melindungi semua
individu yang berada di
lingkungan rumah sakit
terhadap kekerasan,
kejahatan dan ancaman;
dan e. Menghindari
terjadinya kehilangan,
kerusakan, atau
pengrusakan barang
milik pribadi maupun
rumah sakit.
b) Rumah sakit telah membuat pengkajian risiko secara
proaktif terkait keamanan di rumah sakit setiap tahun Terpenuhi
yang didokumentasikan dalam daftar risiko/risk (10)
register.
c) Rumah sakit telah membuat pengkajian risiko secara
Terpenuhi
proaktif terkait keselamatan di rumah sakit. (Daftar
(10)
risiko/risk register).
Terdapat Dokumen
tentang laporan Lengkapi Dokumen
keamanan namun belum laporan tentang hasil
d) Rumah sakit telah melakukan pemantauan risiko Terpenuhi dilengkapi dengan hasil pemantauan risiko
keamanan dan dilaporkan setiap 6 (enam) bulan Sebagian pemantauan risiko keamanan serta
kepada Direktur rumah sakit. (5) keamanan serta laporannya setiap 6
laporannya setiap 6 (enam) bulan kepada
(enam) bulan kepada Direktur rumah sakit.
Direktur rumah sakit.
Standar MFK 5
5 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) serta limbah B3 sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
a) Rumah sakit telah melaksanakan proses pengelolaan
B3 meliputi poin a) – h) pada maksud dan tujuan
1. Inventarisasi B3 serta limbahnya yang meliputi jenis,
jumlah, simbol dan lokasi
2. Penanganan, penyimpanan, dan penggunaan B3
serta limbahnya
3. Penggunaan alat pelindung diri (APD) dan prosedur
penggunaan, prosedur bila terjadi tumpahan, atau
paparan/pajanan
4. Pelatihan yang dibutuhkan oleh staf yang menangani
B3 Terpenuhi
5. Pemberian label/rambu-rambu yang tepat pada B3 (10)
serta limbahnya
6. Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, eksposur
(terpapar), dan insiden lainnya
7. Dokumentasi, termasuk izin, lisensi, atau
persyaratan peraturan lainnya;
8. Pengadaan/pembelian B3 dan pemasok (supplier)
wajib melampirkan Lembar Data Keselamatan.
Informasi yang tercantum di lembar data keselamatan
diedukasi kepada staf rumah sakit, terutama kepada
staf terdapat penyimpanan B3 di unitnya.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 19/67
b) Rumah sakit telah membuat pengkajian risiko secara
proaktif terkait pengelolaan B3 di rumah sakit setiap Terpenuhi
tahun yang didokumentasikan dalam daftar risiko/risk (10)
register.
c) Di area tertentu yang rawan terhadap pajanan telah
dilengkapi dengan eye washer/body washer yang Terpenuhi
berfungsi dan terpelihara baik dan tersedia kit (10)
tumpahan/spill kit sesuai ketentuan.
d) Staf dapat menjelaskan dan atau memperagakan Terpenuhi
penanganan tumpahan B3. (10)
e) Staf dapat menjelaskan dan atau memperagakan
tindakan, kewaspadaan, prosedur dan partisipasi dalam Terpenuhi
penyimpanan, penanganan dan pembuangan limbah (10)
B3.
Standar MFK 5.1
6
Rumah sakit mempunyai sistem pengelolaan limbah B3 cair dan padat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Rumah sakit melakukan penyimpanan limbah B3 sesuai
poin a) – k) pada maksud dan tujuan
1. Lantai kedap (impermeable), berlantai beton atau
semen dengan sistem drainase yang baik, serta mudah
dibersihkan dan dilakukan desinfeksi
2. Tersedia sumber air atau kran air untuk
pembersihan yang dilengkapi dengan sabun cair
3. Mudah diakses untuk penyimpanan limbah
4. Dapat dikunci untuk menghindari akses oleh pihak
yang tidak berkepentingan;
5. Mudah diakses oleh kendaraan yang akan
mengumpulkan atau mengangkut limbah
6. Terlindungi dari sinar matahari, hujan, angin
kencang, banjir, dan faktor lain yang berpotensi
Terpenuhi
menimbulkan kecelakaan atau bencana kerja
(10)
7. Terlindung dari hewan: kucing, serangga, burung,
dan lain-lainnya
8. Dilengkapi dengan ventilasi dan pencahayaan yang
baik serta memadai
9. Berjarak jauh dari tempat penyimpanan atau
penyiapan makanan
10. Peralatan pembersihan, alat pelindung diri/APD
(antara lain masker, sarung tangan, penutup kepala,
goggle, sepatu boot, serta pakaian pelindung) dan
wadah atau kantong limbah harus diletakkan sedekat-
dekatnya dengan lokasi fasilitas penyimpanan;
11. Dinding, lantai, dan juga langit-langit fasilitas
penyimpanan senantiasa dalam keadaan bersih
termasuk pembersihan lantai setiap hari.
b) Rumah sakit mengolah limbah B3 padat secara
mandiri atau menggunakan pihak ketiga yang berizin Terpenuhi
termasuk untuk pemusnahan limbah B3 cair yang tidak (10)
bisa dibuang ke IPAL.
c) Rumah sakit mengelola limbah B3 cair sesuai Terpenuhi
peraturan perundang-undangan. (10)
Standar MFK 6
7 Rumah sakit menerapkan proses untuk pencegahan, penanggulangan bahaya kebakaran dan penyediaan sarana jalan keluar
yang aman dari fasilitas sebagai respons terhadap kebakaran dan keadaan darurat lainnya.
a) Rumah sakit telah melakukan pengkajian risiko
kebakaran secara proaktif meliputi poin a) – i) dalam
maksud dan tujuan setiap tahun yang
didokumentasikan dalam daftar risiko/risk register
1. Pemisah/kompartemen bangunan untuk mengisolasi
asap/api
2. Laundry/binatu, ruang linen, area berbahaya
termasuk ruang di atas plafon
3. Tempat pengelolaan sampah
4. Pintu keluar darurat kebakaran (emergency exit
5. Dapur termasuk peralatan memasak penghasil
Terpenuhi
minyak
(10)
6. Sistem dan peralatan listrik darurat/alternatif serta
jalur kabel dan instalasi listrik
7. Penyimpanan dan penanganan bahan yang
berpotensi mudah terbakar (misalnya, cairan dan gas
mudah terbakar, gas medis yang mengoksidasi seperti
oksigen dan dinitrogen oksida), ruang penyimpanan
oksigen dan komponennya dan vakum medis
8. Prosedur dan tindakan untuk mencegah dan
mengelola kebakaran akibat pembedahan
9. Bahaya kebakaran terkait dengan proyek konstruksi,
renovasi, atau pembongkaran.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 20/67
b) Rumah sakit telah menerapkan proses proteksi
kebakaran yang meliputi poin a) – f) pada maksud dan
tujuan
1. Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko
seperti penyimpanan dan penanganan bahan-bahan
mudah terbakar secara aman, termasuk gas-gas medis Belum tersddia sistem
Menyediaan sistem
yang mudah terbakar seperti oksigen, penggunaan peringatan dini secara
peringatan dini secara
bahan yang non combustible, bahan yang waterbase pasif meliputi, detektor
pasif meliputi, detektor
dan lainnya yang dapat mengurangi potensi bahaya asap (smoke detector),
asap (smoke detector),
kebakaran detektor panas (heat
detektor panas (heat
2. Pengendalian potensi bahaya dan risiko kebakaran detector), alarm
Terpenuhi detector), alarm
yang terkait dengan konstruksi apapun di atau yang kebakaran, dan lain-
Sebagian kebakaran, dan lain-
berdekatan dengan bangunan yang ditempati pasien lainnya dan belum
(5) lainnya serta Sistem
3. Penyediaan rambu dan jalan keluar (evakuasi) yang adanya Sistem
pemisahan
aman serta tidak terhalang apabila terjadi kebakaran pemisahan
(pengisolasian) dan
4. Menyediaan sistem peringatan dini secara pasif (pengisolasian) dan
kompartemenisasi
meliputi, detektor asap (smoke detector), detektor kompartemenisasi
pengendalian api dan
panas (heat detector), alarm kebakaran, dan lain- pengendalian api dan
asap.
lainnya asap.
5. Penyediaan fasilitas pemadaman api secara aktif
meliputi APAR, hidran, sistem sprinkler, dan lain-
lainnya;
6. Sistem pemisahan (pengisolasian) dan
kompartemenisasi pengendalian api dan asap.
c) Rumah sakit menetapkan kebijakan dan melakukan
Terpenuhi
pemantauan larangan merokok di seluruh area rumah
(10)
sakit.
d) Rumah sakit telah melakukan pengkajian risiko Terpenuhi
proteksi kebakaran. (10)
e) Rumah sakit memastikan semua staf memahami
proses proteksi kebakaran termasuk melakukan Terpenuhi
pelatihan penggunaan APAR, hidran dan simulasi (10)
kebakaran setiap tahun.
f) Peralatan pemadaman kebakaran aktif dan sistem
peringatan dini serta proteksi kebakaran secara pasif
Terpenuhi
telah diinventarisasi, diperiksa, di ujicoba dan
(10)
dipelihara sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan didokumentasikan.
Standar MFK 7
8
Rumah sakit menetapkan dan menerapkan proses pengelolaan peralatan medik.
a) Rumah sakit telah menerapkan proses pengelolaan
peralatan medik yang digunakan di rumah sakit
meliputi poin a) - e) pada maksud dan tujuan
1. Identifikasi dan penilaian kebutuhan alat medik dan
uji fungsi sesuai ketentuan penerimaan alat medik baru
2. Inventarisasi seluruh peralatan medis yang dimiliki
oleh rumah sakit dan peralatan medis kerja sama
operasional (KSO) milik pihak ketiga; serta peralatan
Terpenuhi
medik yang dimiliki oleh staf rumah sakit jika ada
(10)
Inspeksi peralatan medis sebelum digunakan
3. Pemeriksaan peralatan medis sesuai dengan
penggunaan dan ketentuan pabrik secara berkala
4. Pengujian yang dilakukan terhadap alat medis untuk
memperoleh kepastian tidak adanya bahaya yang
ditimbulkan sebagai akibat penggunaan alat
5. Rumah sakit melakukan pemeliharaan preventif dan
kalibrasi, dan seluruh prosesnya didokumentasikan.
Terdapat Proses perpanjangan
b) Rumah sakit menetapkan penanggung jawab yang Terpenuhi
penanggungjawab alat masa berlaku SIK
kompeten dalam pengelolaan dan pengawasan Sebagian
medis namun SIK telah penanggung jawab alat
peralatan medik di rumah sakit. (5)
habis masa berlaku medis tidak terlambat
c) Rumah sakit telah melakukan pengkajian risiko
Terpenuhi
peralatan medik secara proaktif setiap tahun yang
(10)
didokumentasikan dalam daftar risiko/risk register.
d) Terdapat bukti perbaikan yang dilakukan oleh pihak Terpenuhi
yang berwenang dan kompeten. (10)
e) Rumah sakit telah menerapkan pemantauan,
Terpenuhi
pemberitahuan kerusakan (malfungsi) dan penarikan
(10)
(recall) peralatan medis yang membahayakan pasien.
f) Rumah sakit telah melaporkan insiden keselamatan
Terpenuhi
pasien terkait peralatan medis sesuai dengan peraturan
(10)
perundang-undangan.
Standar MFK 8
9 Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan proses untuk memastikan semua sistem utilitas (sistem pendukung) berfungsi
efisien dan efektif yang meliputi pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan sistem utilitas.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 21/67
a) Rumah sakit telah menerapkan proses pengelolaan
sistem utilitas yang meliputi poin a) - e) dalam
maksud dan tujuan.
1. Ketersediaan air dan listrik 24 jam setiap hari dan
dalam waktu 7 (tujuh) hari dalam seminggu secara
terus menerus;
2. Membuat daftar inventaris komponen-komponen
sistem utilitas, memetakan pendistribusiannya, dan
melakukan update secara berkala; Terpenuhi
3. Pemeriksaan, pemeliharaan, serta perbaikan semua (10)
komponen utilitas yang ada di daftar inventaris;
4. Jadwal pemeriksaan, uji fungsi, dan pemeliharaan
semua sistem utilitas berdasar atas kriteria seperti
rekomendasi dari pabrik, tingkat risiko, dan
pengalaman rumah sakit; dan
5. Pelabelan pada tuas-tuas kontrol sistem utilitas
untuk membantu pemadaman darurat secara
keseluruhan atau sebagian saat terjadi kebakaran.
b) Rumah sakit telah melakukan pengkajian risiko
sistim utilitas dan komponen kritikalnya secara proaktif Terpenuhi
setiap tahun yang didokumentasikan dalam daftar (10)
risiko/risk register.
Standar MFK 8.1
10
Dilakukan pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan sistem utilitas
a) Rumah sakit menerapkan proses inventarisasi sistim Terpenuhi
utilitas dan komponen kritikalnya setiap tahun. (10)
b) Sistem utilitas dan komponen kritikalnya telah
Terpenuhi
diinspeksi secara berkala berdasarkan ketentuan
(10)
rumah sakit.
c) Sistem utilitas dan komponen kritikalnya diuji secara Terpenuhi
berkala berdasar atas kriteria yang sudah ditetapkan. (10)
d) Sistem utilitas dan komponen kritikalnya dipelihara Terpenuhi
berdasar atas kriteria yang sudah ditetapkan. (10)
e) Sistem utilitas dan komponen kritikalnya diperbaiki Terpenuhi
bila diperlukan. (10)
Standar MFK 8.2
11 Sistem utilitas rumah sakit menjamin tersedianya air bersih dan listrik sepanjang waktu serta menyediakan sumber
cadangan/alternatif persediaan air dan tenaga listrik jika terjadi terputusnya sistem, kontaminasi, atau kegagalan.
a) Rumah sakit mempunyai proses sistem utilitas
terhadap keadaan darurat yang meliputi poin a)-c)
pada maksud dan tujuan
1. Mengidentifikasi peralatan, sistem, serta area yang
memiliki risiko paling tinggi terhadap pasien dan staf
(sebagai contoh, rumah sakit mengidentifikasi area
yang membutuhkan penerangan, pendinginan (lemari
es), bantuan hidup/ventilator, serta air bersih untuk
membersihkan dan sterilisasi alat
2. Menyediakan air bersih dan listrik 24 jam setiap hari
dan 7 (tujuh) hari seminggu;
3. Menguji ketersediaan serta kehandalan sumber
tenaga listrik dan air bersih darurat/pengganti/back-up
4. Mendokumentasikan hasil-hasil pengujian Terpenuhi
5 . M e m a s t i k a n b a h w a p e n g u j i a n s u m b e r (10)
cadangan/alternatif air bersih dan listrik dilakukan
setidaknya setiap 6 (enam) bulan atau lebih sering jika
dipersyaratkan oleh peraturan perundang-undangan di
daerah, rekomendasi produsen, atau kondisi sumber
listrik dan air. Kondisi sumber listrik dan air yang
mungkin dapat meningkatkan frekuensi pengujian
mencakup
1. Perbaikan sistem air bersih yang terjadi berulang-
ulang.
2. Sumber air bersih sering terkontaminasi.
3. Jaringan listrik yang tidak dapat diandalka
4. Pemadaman listrik yang tidak terduga dan
berulang-ulang
b) Air bersih harus tersedia selama 24 jam setiap hari, Terpenuhi
7 (tujuh) hari dalam seminggu. (10)
c) Listrik tersedia 24 jam setiap hari, 7 (tujuh) hari Terpenuhi
dalam seminggu. (10)
d) Rumah sakit mengidentifikasi area dan pelayanan
yang berisiko paling tinggi bila terjadi kegagalan listrik Terpenuhi
atau air bersih terkontaminasi atau terganggu dan (10)
melakukan penanganan untuk mengurangi risiko.
e) Rumah sakit mempunyai sumber listrik dan air Terpenuhi
bersih cadangan dalam keadaan darurat/emergensi. (10)
Standar MFK 8.2.1
12
Rumah sakit melakukan uji coba/uji beban sumber listrik dan sumber air cadangan/alternatif.
a) Rumah sakit melaksanakan uji coba sumber air
bersih dan listrik cadangan/alternatif sekurangnya 6
Terpenuhi
(enam) bulan sekali atau lebih sering bila diharuskan
(10)
oleh peraturan perundang-undanganan yang berlaku
atau oleh kondisi sumber air.
b) Rumah sakit mendokumentasi hasil uji coba sumber Terpenuhi
air bersih cadangan/alternatif tersebut. (10)
c) Rumah sakit mendokumentasikan hasil uji sumber Terpenuhi
listrik/cadangan/alternatif tersebut. (10)

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 22/67
d) Rumah sakit mempunyai tempat dan jumlah bahan
Terpenuhi
bakar untuk sumber listrik cadangan/alternatif yang
(10)
mencukupi.
Standar MFK 8.3
13 Rumah sakit melakukan pemeriksaan air bersih dan air limbah secara berkala sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan.
a) Rumah sakit telah menerapkan proses sekurang-
kurangnya meliputi poin a) - d) pada maksud dan
tujuan
1. Pelaksanaan pemantauan mutu air bersih paling
sedikit 1 (satu) tahun sekali. Untuk pemeriksaan kimia
minimal setiap 6 (enam) bulan atau lebih sering
bergantung pada ketentuan peraturan perundang-
undangan, kondisi sumber air, dan pengalaman
sebelumnya dengan masalah mutu air. Hasil
pemeriksaan didokumentasikan
2. Pemeriksaan air limbah dilakukan setiap 3 (tiga) Terpenuhi
bulan atau lebih sering bergantung pada peraturan (10)
perundang-undangan, kondisi sumber air, dan hasil
pemeriksaan air terakhir bermasalah. Hasil
pemeriksaan didokumentasikan
3. Pemeriksaan mutu air yang digunakan untuk dialisis
ginjal setiap bulan untuk menilai pertumbuhan bakteri
dan endotoksin. Pemeriksaan tahunan untuk menilai
kontaminasi zat kimia. Hasil pemeriksaan
didokumentasikan;
4. Melakukan pemantauan hasil pemeriksaan air dan
perbaikan bila diperlukan
b) Rumah sakit telah melakukan pemantauan dan Terpenuhi
evaluasi proses pada EP 1. (10)
c) Rumah sakit telah menindaklanjuti hasil pemantauan Terpenuhi
dan evaluasi pada EP 2 dan didokumentasikan. (10)
Standar MFK 9
14 Rumah sakit menerapkan proses penanganan bencana untuk menanggapi bencana yang berpotensi terjadi di wilayah rumah
sakitnya.
a) Rumah sakit menerapkan proses pengelolaan
bencana yang meliputi poin a) – h) pada maksud dan
tujuan di atas
1. Menentukan jenis yang kemungkinan terjadi dan
konsekuensi bahaya, ancaman, dan kejadian
2. Menentukan integritas struktural dan non struktural
di lingkungan pelayanan pasien yang ada dan
bagaimana bila terjadi bencana
3. Menentukan peran rumah sakit dalam
peristiwa/kejadian tersebut
4. Menentukan strategi komunikasi pada waktu Terpenuhi
kejadian (10)
5. Mengelola sumber daya selama kejadian termasuk
sumber-sumber alternatif
6. Mengelola kegiatan klinis selama kejadian termasuk
tempat pelayanan alternatif pada waktu kejadian
7. Mengidentifikasi dan penetapan peran serta
tanggung jawab staf selama kejadian dan;
8. Proses mengelola keadaan darurat ketika terjadi
konflik antara tanggung jawab pribadi staf dan
tanggung jawab rumah sakit untuk tetap menyediakan
pelayanan pasien termasuk kesehatan mental dari staf.
b) Rumah sakit telah mengidentifikasi risiko bencana
internal dan eksternal dalam analisis kerentanan
Terpenuhi
bahaya/Hazard Vulnerability Analysis (HVA) secara
(10)
proaktif setiap tahun dan diintegrasikan ke dalam
daftar risiko/risk register dan profil risiko.
c) Rumah sakit membuat program pengelolaan bencana
di rumah sakit berdasarkan hasil analisis kerentanan Terpenuhi
bahaya/Hazard Vulnerability Analysis (HVA) setiap (10)
tahun.
d) Rumah sakit telah melakukan simulasi
Terpenuhi
penanggulangan bencana (disaster drill) minimal
(10)
setahun sekali termasuk debriefing.
e) Staf dapat menjelaskan dan atau memperagakan
Terpenuhi
prosedur dan peran mereka dalam penanganan
(10)
kedaruratan serta bencana internal dan external
f) Rumah sakit telah menyiapkan area dekontaminasi Terpenuhi
sesuai ketentuan pada instalasi gawat darurat. (10)
Standar MFK 10
15 Rumah sakit melakukan penilaian risiko prakontruksi/Pre Contruction Risk Assessment (PCRA) pada waktu merencanakan
pembangunan baru (proyek konstruksi), renovasi dan pembongkaran.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 23/67
a) Rumah sakit menerapkan penilaian risiko
prakonstruksi (PCRA) terkait rencana konstruksi,
renovasi dan demolisi meliputi poin a) - j) seperti di
maksud dan tujuan diatas
1. Kualitas udara
2. Pencegahan dan pengendalian infeksi
3. Utilitas
4. Kebisingan Terpenuhi
5. Getaran (10)
6. Bahan dan limbah berbahaya
7. Keselamatan kebakaran
8. Keamanan
9. Prosedur darurat, termasuk jalur/keluar alternatif
dan akses ke layanan darurat;
1. Bahaya lain yang mempengaruhi perawatan,
pengobatan, dan layanan.
b) Rumah sakit melakukan penilaian risiko
Terpenuhi
prakontruksi (PCRA) bila ada rencana kontruksi,
(10)
renovasi dan demolisi.
c) Rumah sakit melakukan tindakan berdasarkan hasil
Terpenuhi
penilaian risiko untuk meminimalkan risiko selama
(10)
pembongkaran, konstruksi, dan renovasi.
d) Rumah sakit memastikan bahwa kepatuhan
Terpenuhi
kontraktor dipantau, dilaksanakan, dan
(10)
didokumentasikan.
Standar MFK 11
16 Seluruh staf di rumah sakit dan yang lainnya telah dilatih dan memiliki pengetahuan tentang pengelolaan fasilitas rumah sakit,
program keselamatan dan peran mereka dalam memastikan keamanan dan keselamatan fasilitas secara efektif.
a) Semua staf telah diberikan pelatihan program
manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) terkait
Terpenuhi
keselamatan setiap tahun dan dapat menjelaskan
(10)
dan/atau menunjukkan peran dan tanggung jawabnya
dan didokumentasikan.
b) Semua staf telah diberikan pelatihan program
manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) terkait
Terpenuhi
keamanan setiap tahun dan dapat menjelaskan
(10)
dan/atau menunjukkan peran dan tanggung jawabnya
dan didokumentasikan.
c) Semua staf telah diberikan pelatihan program
manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) terkait
Terpenuhi
pengelolaan B3 dan limbahnya setiap tahun dan dapat
(10)
menjelaskan dan/atau menunjukkan peran dan
tanggung jawabnya dan didokumentasikan.
d) Semua staf telah diberikan pelatihan program
manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) terkait
Terpenuhi
proteksi kebakaran setiap tahun dan dapat
(10)
menjelaskan dan/atau menunjukkan peran dan
tanggung jawabnya dan didokumentasikan.
e) Semua staf telah diberikan pelatihan program
manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) terkait
Terpenuhi
peralatan medis setiap tahun dan dapat menjelaskan
(10)
dan/atau menunjukkan peran dan tanggung jawabnya
dan didokumentasikan.
f) Semua staf telah diberikan pelatihan program
manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) terkait
Terpenuhi
sistim utilitas setiap tahun dan dapat menjelaskan
(10)
dan/atau menunjukkan peran dan tanggung jawabnya
dan didokumentasikan.
g) Semua staf telah diberikan pelatihan program
manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) terkait
Terpenuhi
penanganan bencana setiap tahun dan dapat
(10)
menjelaskan dan/atau menunjukkan peran dan
tanggung jawabnya dan didokumentasikan.
h) Pelatihan tentang pengelolaan fasilitas dan program
keselamatan mencakup vendor, pekerja kontrak,
relawan, pelajar, peserta didik, peserta pelatihan, dan Terpenuhi
lainnya, sebagaimana berlaku untuk peran dan (10)
tanggung jawab individu, dan sebagaimana ditentukan
oleh rumah sakit.
Bab 4. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)

Standar PMKP 1
1 Rumah sakit mempunyai Komite/Tim Penyelenggara Mutu yang kompeten untuk mengelola kegiatan Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien (PMKP) sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
a) Direktur telah menetapkan regulasi terkait
Terpenuhi
peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta
(10)
manajemen risiko

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 24/67
Regulasi berupa
penetapan komite mutu Lengkapi Regulasi
telah dibuat. Namun berupa : 1) penetapan
belum ada dokumen komite/tim mutu 2)
b) Direktur rumah sakit telah membentuk Komite/Tim pedoman kerja pedoman kerja
Terpenuhi
Penyelenggara Mutu untuk mengelola kegiatan PMKP komite/tim mutu dan komite/tim mutu 3)
Sebagian
serta uraian tugasnya sesuai dengan peraturan program kerja program kerja komite/tim
(5)
perundang-undangan. komite/tim mutu untuk mutu untuk mengelola
mengelola kegiatan kegiatan PMKP sesuai
PMKP sesuai dengan dengan peraturan
peraturan perundang- perundang-undangan.
undangan.
c) Komite/ Tim Penyelenggara Mutu menyusun
program PMKP rumah sakit meliputi poin a) – i) yang
telah ditetapkan Direktur rumah sakit dan disahkan
oleh representatif pemilik/dewan pengawas
1. Pengukuran mutu indikator termasuk indikator
nasional mutu (INM), indikator mutu prioritas rumah
sakit (IMP RS) dan indikator mutu prioritas unit (IMP
Unit )
2. Meningkatkan perbaikan mutu dan mempertahankan
perbaikan berkelanjutan
3. Mengurangi varian dalam praktek klinis dengan
Terpenuhi
menerapkan PPK/Algoritme/Protokol dan melakukan
(10)
pengukuran dengan clinical pathway
4. Mengukur dampak efisiensi dan efektivitas prioritas
perbaikan terhadap keuangan dan sumber daya
misalnya SDM
5. Pelaporan dan analisis insiden keselamatan pasien
6. Penerapan sasaran keselamatan pasien
7. Evaluasi kontrak klinis dan kontrak manajemen
8. Pelatihan semua staf sesuai perannya dalam
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
9. Mengkomunikasikan hasil pengukuran mutu meliputi
masalah mutu dan capaian data kepada staf.
Ada Dokumen hasil
Buat dan
evaluasi Program PMKP
Dokumentasikan hasil
namun belum konsisten
evaluasi Program PMKP
setiap triwulan dan
d) Program PMKP dievaluasi dalam rapat koordinasi sesuai peraturan dan
Terpenuhi belum melibatkan
mellibatkan komite-komite, pimpinan rumah sakit dan konsisten serta yang
Sebagian perwakilan komite-
kepala unit setiap triwulan untuk menjamin perbaikan melibatkan komite-
(5) komite,
mutu yang berkesinambungan. komite,
Direktur/Pimpinan
Direktur/Pimpinan rumah
rumah sakit dan Kepala
sakit dan Kepala unit
unit secara
setiap triwulan
keseluruhan.
Standar PMKP 2
2 Komite/Tim Penyelenggara Mutu mendukung proses pemilihan indikator dan melaksanakan koordinasi serta integrasi kegiatan
pengukuran data indikator mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit
a) Komite/Tim Penyelenggara Mutu terlibat dalam
Terpenuhi
pemilihan indikator mutu prioritas baik ditingkat
(10)
rumah sakit maupun tingkat unit layanan.
b) Komite/Tim Penyelenggara Mutu melaksanakan
Terpenuhi
koordinasi dan integrasi kegiatan pengukuran serta
(10)
melakukan supervisi ke unit layanan.
c) Komite/Tim Penyelenggara Mutu mengintegrasikan
laporan insiden keselamatan pasien, pengukuran Terpenuhi
budaya keselamatan, dan lainnya untuk mendapatkan (10)
solusi dan perbaikan terintegrasi.
Standar PMKP 3
3 Pengumpulan data indikator mutu dilakukan oleh staf pengumpul data yang sudah mendapatkan pelatihan tentang pengukuran
data indikator mutu.
a) Rumah sakit melakukan pengumpulan data
mencakup poin a) – c) dalam maksud dan tujuan
1. Indikator nasional mutu (INM) yaitu indikator mutu
nasional yang wajib dilakukan pengukuran dan
digunakan sebagai informasi mutu secara nasional
2. Indikator mutu prioritas rumah sakit (IMP-RS) (TKRS
5) mencakup
1. Indikator sasaran keselamatan pasien minimal 1
indikator setiap sasaran
2. Indikator pelayanan klinis prioritas minimal 1
indikator
Terpenuhi
3. Indikator sesuai tujuan strategis rumah sakit (KPI)
(10)
minimal 1 indikator
4. Indikator terkait perbaikan sistem minimal 1
indikator
5. Indikator terkait manajemen risiko minimal 1
indikator
6. Indikator terkait penelitian klinis dan program
pendidikan kedokteran minimal 1 indikator. (apabila
ada )
3. Indikator mutu prioritas unit (IMP-Unit) adalah
indikator prioritas yang khusus dipilih kepala unit
terdiri dari minimal 1 indikator.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 25/67
b) Indikator mutu prioritas rumah sakit (IMP-RS) dan
indikator mutu prioritas unit (IMP- Unit) telah dibuat
profil indikator mencakup (poin a.-t.) dalam maksud
dan tujuan
1. Judul indikator.
2. Dasar pemikiran.
3. Dimensi mutu.
4. Tujuan.
5. Definisi operasional.
6. Jenis indikator.
7. Satuan pengukuran.
8. Numerator (pembilang).
Terpenuhi
9. Denominator (penyebut).
(10)
10. Target.
11. Kriteria inklusi dan eksklusi.
12. Formula.
13. Metode pengumpulan data.
14. Sumber data.
15. Instrumen pengambilan data.
16. Populasi/sampel (besar sampel dan cara
pengambilan sampel).
17. Periode pengumpulan data.
18. Periode analisis dan pelaporan data.
19. Penyajian data.
20. Penanggung jawab.
Standar PMKP 4
4 Agregasi dan analisis data dilakukan untuk mendukung program peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta mendukung
partisipasi dalam pengumpulan database eksternal.
a) Telah dilakukan agregasi dan analisis data
menggunakan metode dan teknik statistik terhadap Terpenuhi
semua indikator mutu yang telah diukur oleh staf yang (10)
kompeten
b) Hasil analisis digunakan untuk membuat
Terpenuhi
rekomendasi tindakan perbaikan dan serta
(10)
menghasilkan efisiensi penggunaan sumber daya.
c) Memiliki bukti analisis data dilaporkan kepada
Direktur dan reprentasi pemilik/dewan pengawas Terpenuhi
sebagai bagian dari program peningkatan mutu dan (10)
keselamatan pasien.
Dokumen hasil analisis
informasi INM dan e-
report IKP yang di
laporkan belum
Dokumen hasil analisis
dilakukan secara
informasi INM dan e-
d) Memiliki bukti hasil analisis berupa informasi INM Terpenuhi kontinyu dan konsisten
report IKP di laporkan
dan e-report IKP diwajibkan lapor kepada Kementrian Sebagian kepada Kementrian
kepada Kementrian
kesehatan sesuai peraturan yang berlaku. (5) Kesehatan sesuai
Kesehatan sesuai
peraturan yang berlaku.
peraturan yang berlaku.
Hal ini terlihat masih
ada bulan yang
penilaian tidak
dilaporkan.
e) Terdapat proses pembelajaran dari database
eksternal untuk tujuan perbandingan internal dari
Terpenuhi
waktu ke waktu, perbandingan dengan rumah sakit
(10)
yang setara, dengan praktik terbaik (best practices),
dan dengan sumber ilmiah profesional yang objektik.
f) Keamanan dan kerahasiaan tetap dijaga saat Terpenuhi
berkontribusi pada database eksternal. (10)
Dokumen hasil analisis
Buat Dokumen hasil
efisiensi berdasarkan
g) Telah menganalisis efisiensi berdasarkan biaya dan analisis efisiensi
Terpenuhi biaya dan jenis sumber
jenis sumber daya yang digunakan (sebelum dan berdasarkan biaya dan
Sebagian daya yang digunakan
sesudah perbaikan) terhadap satu proyek prioritas jenis sumber daya yang
(5) (sebelum dan sesudah
perbaikan yang dipilih setiap tahun. digunakan (sebelum dan
perbaikan) belum
sesudah perbaikan).
dipaparkan secara jelas.
Standar PMKP 4.1
5 Staf dengan pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan yang bertugas mengumpulkan dan menganalisis data rumah sakit
secara sistematis.
a) Data dikumpulkan, dianalisis, dan diubah menjadi
Terpenuhi
informasi untuk mengidentifikasi peluang-peluang
(10)
untuk perbaikan.
Telah ada staf yang
diberikan tugas untuk
bahwa Dokumen data
mengukur data
Terpenuhi yang diukur
b) Staf yang kompeten melakukan proses pengukuran indikator mutu namun
Sebagian menggunakan alat dan
menggunakan alat dan teknik statistik. belum semua staf
(5) teknik statistik oleh staf
kompeten menggunakan
yang kompeten
alat dan teknik statistik
pengukuran.
c) Hasil analisis data dilaporkan kepada penanggung Terpenuhi
jawab indikator mutu yang akan melakukan perbaikan. (10)
Standard PMKP 5
6
Rumah sakit melakukan proses validasi data terhadap indikator mutu yang diukur.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 26/67
Ada dokumen validasi
data indikator mutu
namun belum secara Rumah sakit melakukan
jelas menerangkan validasi yang berbasis
berbasis bukti yang bukti meliputi poin a) –
berdasarkan di f) yang ada pada maksud
antaranya dari : a. dan tujuan antara lain : a.
Pengukuran indikator Pengukuran indikator
mutu baru b. Bila data mutu baru b. Bila data
akan dipublikasi ke akan dipublikasi ke
masyarakat baik melalui masyarakat baik melalui
website rumah sakit website rumah sakit atau
a) Rumah sakit telah melakukan validasi yang berbasis atau media lain c. Ada media lain c. Ada
bukti meliputi poin a) – f) yang ada pada maksud dan perubahan pada perubahan pada
tujuan pengukuran yang pengukuran yang selama
1. Pengukuran indikator mutu baru selama ini sudah ini sudah dilakukan,
2. Bila data akan dipublikasi ke masyarakat baik dilakukan, misalnya misalnya perubahan
melalui website rumah sakit atau media lain perubahan profil profil indikator,
3. Ada perubahan pada pengukuran yang selama ini indikator, instrumen instrumen pengumpulan
sudah dilakukan, misalnya perubahan profil indikator, pengumpulan data, data, proses agregasi
instrumen pengumpulan data, proses agregasi data, Terpenuhi proses agregasi data, data, atau perubahan staf
atau perubahan staf pengumpul data atau validator Sebagian atau perubahan staf pengumpul data atau
4. Bila terdapat perubahan hasil pengukuran tanpa (5) pengumpul data atau validator d. Bila terdapat
diketahui sebabnya validator d. Bila perubahan hasil
5. Bila terdapat perubahan sumber data, misalnya terdapat perubahan pengukuran tanpa
terdapat perubahan sistem pencatatan pasien dari hasil pengukuran tanpa diketahui sebabnya e.
manual ke elektronik diketahui sebabnya e. Bila terdapat perubahan
6. Bila terdapat perubahan subjek data seperti Bila terdapat perubahan sumber data, misalnya
perubahan umur rata rata pasien, perubahan protokol sumber data, misalnya terdapat perubahan
riset, panduan praktik klinik baru diberlakukan, serta terdapat perubahan sistem pencatatan pasien
adanya teknologi dan metodologi pengobatan baru. sistem pencatatan dari manual ke elektronik
pasien dari manual ke f. Bila terdapat
elektronik f. Bila perubahan subjek data
terdapat perubahan seperti perubahan umur
subjek data seperti rata rata pasien,
perubahan umur rata perubahan protokol riset,
rata pasien, perubahan panduan praktik klinik
protokol riset, panduan baru diberlakukan, serta
praktik klinik baru adanya teknologi dan
diberlakukan, serta metodologi pengobatan
adanya teknologi dan baru.
metodologi pengobatan
baru.
b) Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab atas
Terpenuhi
validitas dan kualitas data serta hasil yang
(10)
dipublikasikan.
Standar PMKP 6
7
Rumah sakit mencapai perbaikan mutu dan dipertahankan.
a) Rumah sakit telah membuat rencana perbaikan dan
melakukan uji coba menggunakan metode yang telah Terpenuhi
teruji dan menerapkannya untuk meningkatkan mutu (10)
dan keselamatan pasien.
b) Tersedia kesinambungan data mulai dari
Terpenuhi
pengumpulan data sampai perbaikan yang dilakukan
(10)
dan dapat dipertahankan.
Dokumen hasil
Ada dokumen
perubahan regulasi dan
perubahan regulasi
perubahan proses yang
c) Memiliki bukti perubahan regulasi atau perubahan Terpenuhi namun belum dijelaskan
diperlukan di uji coba
proses yang diperlukan untuk mempertahankan Sebagian uji coba perubahan
untuk mempertahankan
perbaikan. (5) proses yang diperlukan
perbaikan dan harus
untuk mempertahankan
disosialisasikan untuk
perbaikan tersebut
dilaksanakan oleh staf
d) Keberhasilan telah didokumentasikan dan dijadikan Terpenuhi
laporan PMKP. (10)
Standar PMKP 7
8 Dilakukan evaluasi proses pelaksanaan standar pelayanan kedokteran di rumah sakit untuk menunjang pengukuran mutu
pelayanan klinis prioritas.
a) Rumah sakit melakukan evaluasi clinical pathway Terpenuhi
sesuai yang tercantum dalam maksud dan tujuan. (10)
b) Hasil evaluasi dapat menunjukkan adanya perbaikan
terhadap kepatuhan dan mengurangi variasi dalam Terpenuhi
penerapan prioritas standar pelayanan kedokteran di (10)
rumah sakit.
c) Rumah sakit telah melaksanakan audit klinis dan
Terpenuhi
atau audit medis pada penerapan prioritas standar
(10)
pelayanan kedokteran di rumah sakit.
Standar PMKP 8
9
Rumah sakit mengembangkan Sistem pelaporan dan pembelajaran keselamatan pasien di rumah sakit (SP2KP-RS).

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 27/67
a) Direktur menetapkan sistem pelaporan dan
pembelajaran keselamatan pasien rumah sakit (SP2KP
RS) termasuk didalamnya definisi, jenis insiden
kselamatan pasien meliputi kejadian sentinel (poin a –
o) dalam bagian maksud dan tujuan), KTD, KNC, KTC
dan KPCS, mekanisme pelaporan dan analisisnya serta
pembelajarannya
1. Bunuh diri oleh pasien yang sedang dirawat,
ditatalaksana, menerima pelayanan di unit yang selalu
memiliki staf sepanjang hari atau dalam waktu 72 jam
setelah pemulangan pasien, termasuk dari Unit Gawat
Darurat (UGD) rumah sakit
2. Kematian bayi cukup bulan yang tidak diantisipasi
3. Bayi dipulangkan kepada orang tua yang salah
4. Penculikan pasien yang sedang menerima
perawatan, tata laksana, dan pelayanan
5. Kaburnya pasien (atau pulang tanpa izin) dari unit
perawatan yang selalu dijaga oleh staf sepanjang hari
(termasuk UGD), yang menyebabkan kematian, cedera
permanen, atau cedera sementara derajat berat bagi
pasien tersebut
6. Reaksi transfusi hemolitik yang melibatkan
pemberian darah atau produk darah dengan
inkompatibilitas golongan darah mayor (ABO, Rh,
kelompok darah lainnya
7. Pemerkosaan, kekerasan (yang menyebabkan
kematian, cedera permanen, atau cedera sementara
derajat berat) atau pembunuhan pasien yang sedang
menerima perawatan, tata laksana, dan layanan ketika
Terpenuhi
berada dalam lingkungan rumah sakit
(10)
8. Pemerkosaan, kekerasan (yang menyebabkan
kematian, cedera permanen, atau cedera sementara
derajat berat) atau pembunuhan anggota staf, praktisi
mandiri berizin, pengunjung, atau vendor ketika berada
dalam lingkungan rumah sakit
9. Tindakan invasif, termasuk operasi yang dilakukan
pada pasien yang salah, pada sisi yang salah, atau
menggunakan prosedur yang salah (secara tidak
sengaja
10. Tertinggalnya benda asing dalam tubuh pasien
secara tidak sengaja setelah suatu tindakan invasif,
termasuk operasi
11. Hiperbilirubinemia neonatal berat (bilirubin >30
mg/dL)
12. Fluoroskopi berkepanjangan dengan dosis
kumulatif >1.500 rad pada satu medan tunggal atau
pemberian radioterapi ke area tubuh yang salah atau
pemberian radioterapi >25% melebihi dosis radioterapi
yang direncanakan
13. Kebakaran, lidah api, atau asap, uap panas, atau
pijaran yang tidak diantisipasi selama satu episode
perawatan pasien
14. Semua kematian ibu intrapartum (terkait dengan
proses persalinan); atau
15. Morbiditas ibu derajat berat (terutama tidak
berhubungan dengan perjalanan alamiah penyakit
pasien atau kondisi lain yang mendasari) terjadi pada
pasien dan menyebabkan cedera permanen atau cedera
sementara derajat berat.
b) Komite/ Tim Penyelenggara Mutu membentuk tim
investigator sesegera mungkin untuk melakukan
Terpenuhi
investigasi komprehensif/analisis akar masalah (root
(10)
cause analysis) pada semua kejadian sentinel dalam
kurun waktu tidak melebihi 45 (empat puluh lima) hari.
Buat Dokumen hasil
tindakan perbaikan
c) Pimpinan rumah sakit melakukan tindakan Ada Dokumen hasil korektif dan pemantauan
Terpenuhi
perbaikan korektif dan memantau efektivitasnya untuk tindakan perbaikan efektivitasnya oleh
Sebagian
mencegah atau mengurangi berulangnya kejadian korektif namun bukan pimpinan rumah sakit
(5)
sentinel tersebut. untuk kejadian sentinel. untuk mencegah atau
mengurangi berulangnya
kejadian sentinel
d) Pimpinan rumah sakit menetapkan proses untuk
menganalisis KTD, KNC, KTC, KPCS dengan melakukan
Terpenuhi
investigasi sederhana dengan kurun waktu yaitu
(10)
grading biru tidak melebihi 7 (tujuh) hari, grading hijau
tidak melebihi 14 (empat belas) hari.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 28/67
Terdapat dokumen KTD,
KNC, KTC, KPCS dan
monitoring serta
Buat dan lengkapi
evaluasinya namun
Dokumen hasil tindakan
belum ada hasil
perbaikan korektif dan
e) Pimpinan rumah sakit melakukan tindakan tindakan perbaikan
Terpenuhi pemantauan
perbaikan korektif dan memantau efektivitasnya untuk korektif dan
Sebagian efektivitasnya oleh
mencegah atau mengurangi berulangnya KTD, KNC, pemantauan
(5) pimpinan rumah sakit
KTC, KPCS tersebut. efektivitasnya oleh
untuk mencegah atau
pimpinan rumah sakit
mengurangi berulangnya
untuk mencegah atau
KTD, KNC, KTC, KPCS
mengurangi
berulangnya KTD, KNC,
KTC, KPCS
Standar PMKP 9
10 Data laporan insiden keselamatan pasien selalu dianalisis setiap 3 (tiga) bulan untuk memantau ketika muncul tren atau variasi
yang tidak diinginkan.
a) Proses pengumpulan data sesuai a) sampai h) dari
maksud dan tujuan, analisis, dan pelaporan diterapkan
untuk memastikan akurasi data.
1. Semua reaksi transfusi yang sudah dikonfirmasi
2. Semua kejadian serius akibat reaksi obat (adverse
drug reaction) yang serius sesuai yang ditetapkan oleh
rumah sakit
3. Semua kesalahan pengobatan (medication error)
yang signifikan sesuai yang ditetapkan oleh rumah
sakit
4. Semua perbedaan besar antara diagnosis pra- dan
diagnosis pascaoperasi; misalnya diagnosis praoperasi
adalah obstruksi saluran pencernaan dan diagnosis Terpenuhi
pascaoperasi adalah ruptur aneurisme aorta (10)
abdominalis (AAA)
5. Kejadian tidak diharapkan atau pola kejadian tidak
diharapkan selama sedasi prosedural tanpa
memandang cara pemberian
6. Kejadian tidak diharapkan atau pola kejadian tidak
diharapkan selama anestesi tanpa memandang cara
pemberian
7. Kejadian tidak diharapkan yang berkaitan dengan
identifikasi pasien
8. Kejadian-kejadian lain, misalnya infeksi yang
berkaitan dengan perawatan kesehatan atau wabah
penyakit menular
b) Analisis data mendalam dilakukan ketika terjadi
tingkat, pola atau tren yang tak diharapkan yang Terpenuhi
digunakan untuk meningkatkan mutu dan keselamatan (10)
pasien.
c) Data luaran (outcome) dilaporkan kepada direktur
dan representatif pemilik/ dewan pengawas sebagai Terpenuhi
bagian dari program peningkatan mutu dan (10)
keselamatan pasien.
Standar PMKP 10
11
Rumah sakit melakukan pengukuran dan evaluasi budaya keselamatan pasien.
a) Rumah sakit telah melaksanakan pengukuran
budaya keselamatan pasien dengan survei budaya Terpenuhi
keselamatan pasien setiap tahun menggunakan metode (10)
yang telah terbukti.
b) Hasil pengukuran budaya sebagai acuan dalam
Terpenuhi
menyusun program peningkatan budaya keselamatan
(10)
di rumah sakit.
Standar PMKP 11
12
Komite/ Tim Penyelenggara Mutu memandu penerapan program manajemen risiko di rumah sakit
a) Komite/ Tim Penyelenggara Mutu memandu
Terpenuhi
penerapan program manajemen risiko yang di tetapkan
(10)
oleh Direktur
b) Komite/ Tim Penyelenggara Mutu telah membuat
Terpenuhi
daftar risiko rumah sakit berdasarkan daftar risiko
(10)
unit-unit di rumah sakit
c) Komite/ Tim Penyelenggara Mutu telah membuat Terpenuhi
profil risiko dan rencana penanganan (10)
d) Komite/ Tim Penyelenggara Mutu telah membuat
pemantauan terhadap rencana penanganan dan Terpenuhi
melaporkan kepada direktur dan representatif (10)
pemilik/dewan pengawas setiap 6 (enam) bulan
e) Komite/ Tim Penyelenggara Mutu telah menyusun
Terpenuhi
Program manajemen risiko tingkat rumah sakit untuk
(10)
ditetapkan Direktur
f) Komite/ Tim Penyelenggara Mutu telah memandu
pemilihan minimal satu analisis secara proaktif proses Terpenuhi
berisiko tinggi yang diprioritaskan untuk dilakukan (10)
analisis FMEA setiap tahun.
Bab 5. Manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (MRMIK)

Standar MRMIK 1
1
Rumah sakit menetapkan proses manajemen informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi internal maupun eksternal.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 29/67
a) Rumah sakit menetapkan regulasi pengelolaan
informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi sesuai
poin a. – g. yang terdapat dalam gambaran umum
1. Mengidentifikasi kebutuhan informasi dan teknologi
informasi
2. Mengembangkan sistem informasi manajemen
3. Menetapkan jenis informasi dan cara memperoleh
data yang diperlukan Terpenuhi
4. Menganalisis data dan mengubahnya menjadi (10)
informasi
5. Memaparkan dan melaporkan data serta informasi
kepada public
6. Melindungi kerahasiaan, keamanan, dan integritas
data dan informasi
7. Mengintegrasikan dan menggunakan informasi
untuk peningkatan kinerja.
b) Terdapat bukti rumah sakit telah menerapkan proses
pengelolaan informasi untuk memenuhi kebutuhan Terpenuhi
PPA, pimpinan rumah sakit, kepala departemen/unit (10)
layanan dan badan/individu dari luar rumah sakit.
c) Proses yang diterapkan sesuai dengan ukuran rumah
Terpenuhi
sakit, kompleksitas layanan, ketersediaan staf terlatih,
(10)
sumber daya teknis, dan sumber daya lainnya.
d) Rumah sakit melakukan pemantauan dan evaluasi
secara berkala sesuai ketentuan rumah sakit serta
Terpenuhi
upaya perbaikan terhadap pemenuhan informasi
(10)
internal dan eksternal dalam mendukung asuhan,
pelayanan, dan mutu serta keselamatan pasien.
e) Apabila terdapat program penelitian dan atau
pendidikan Kesehatan di rumah sakit, terdapat bukti
Terpenuhi
bahwa data dan informasi yang mendukung asuhan
(10)
pasien, pendidikan, serta riset telah tersedia tepat
waktu dari sumber data terkini.
Standar MRMIK 2
2 Seluruh komponen dalam rumah sakit termasuk pimpinan rumah sakit, PPA, kepala unit klinis/non klinis dan staf dilatih
mengenai prinsip manajemen dan penggunaan informasi.
a) Terdapat bukti PPA, pimpinan rumah sakit, kepala
departemen, unit layanan dan staf telah dilatih tentang Terpenuhi
prinsip pengelolaan dan penggunaan sistem informasi (10)
sesuai dengan peran dan tanggung jawab mereka.
Hasil
Observasi/Pengamatan
dokumen, sudah
Iintegrasi data dan
terdapat integrasi data
b) Terdapat bukti bahwa data dan informasi klinis serta informasi klinis, serta
Terpenuhi dan informasi klinis dan
non klinis diintegrasikan sesuai kebutuhan dan data non klinis
Sebagian non klinis untuk
digunakan dalam mendukung proses pengambilan diterapkan secara
(5) pengambilan keputusan,
keputusan. konsisten untuk
namun belum
pengambilan keputusan.
diterapkan untuk data
non klinis secara
konsisten.
Standar MRMIK 2.1
3 Rumah sakit menjaga kerahasiaan, keamanan, privasi, integritas data dan informasi melalui proses untuk mengelola dan
mengontrol akses.
a) Rumah sakit menerapkan proses untuk memastikan
Terpenuhi
kerahasiaan, keamanan, dan integritas data dan
(10)
informasi sesuai dengan peraturan perundangan.
b) Rumah sakit menerapkan proses pemberian akses
kepada staf yang berwenang untuk mengakses data Terpenuhi
dan informasi, termasuk entry ke dalam rekam medis (10)
pasien.
Pengamatan dokumen
terhadap kepatuhan
kerahasian, keamanan
c) Rumah sakit memantau kepatuhan terhadap proses Lakukan evaluasi
Terpenuhi dan integritas data
ini dan mengambil tindakan ketika terjadi terjadi terhadap kepatuhan
Sebagian apabila terjadi
pelanggaran terhadap kerahasiaan, keamanan, atau kerahasian, keamanan
(5) pelanggaran
integritas data. dan integritas data.
(laporan/berita acara )
hanya terbatas dengan
adanya SPO
Standar MRMIK 2.2
4 Rumah sakit menjaga kerahasiaan, keamanan, privasi, integritas data dan informasi melalui proses yang melindungi data dan
informasi dari kehilangan, pencurian, kerusakan, dan penghancuran.
a) Data dan informasi yang disimpan terlindung dari Terpenuhi
kehilangan, pencurian, kerusakan, dan penghancuran. (10)
b) Rumah sakit menerapkan pemantauan dan evaluasi Terpenuhi
terhadap keamanan data dan informasi. (10)
c) Terdapat bukti rumah sakit telah melakukan
Terpenuhi
tindakan perbaikan untuk meningkatkan keamanan
(10)
data dan informasi.
Standar MRMIK 3
5 Rumah Sakit menerapkan proses pengelolaan dokumen, termasuk kebijakan, pedoman, prosedur, dan program kerja secara
konsisten dan seragam.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 30/67
a) Rumah sakit menerapkan pengelolaan dokumen
sesuai dengan butir a) – h) dalam maksud dan tujuan
1. Peninjauan dan persetujuan semua dokumen oleh
pihak yang berwenang sebelum diterbitkan
2. Proses dan frekuensi peninjauan dokumen serta
persetujuan berkelanjutan
3. Pengendalian untuk memastikan bahwa hanya
dokumen versi terbaru/terkini dan relevan yang
tersedia
4. Bagaimana mengidentifikasi adanya perubahan
dalam dokumen
5. Pemeliharaan identitas dan keterbacaan dokumen
Terpenuhi
6. Proses pengelolaan dokumen yang berasal dari luar
(10)
rumah sakit
7. Penyimpanan dokumen lama yang sudah tidak
terpakai (obsolete) setidaknya selama waktu yang
ditentukan oleh peraturan perundangan, sekaligus
memastikan bahwa dokumen tersebut tidak akan salah
digunakan
8. Identifikasi dan pelacakan semua dokumen yang
beredar (misalnya, diidentifikasi berdasarkan judul,
tanggal terbit, edisi dan/atau tanggal revisi terbaru,
jumlah halaman, dan nama orang yang mensahkan
pada saat penerbitan dan revisi dan/atau meninjau
dokumen tersebut)
Ada SPO untuk
memastikan bahwa
format seragam untuk
b) Rumah sakit memiliki dan menerapkan format yang Terpenuhi Semua dokumen dibut
semua dokumen sejenis,
seragam untuk semua dokumen sejenis sesuai dengan Sebagian dengan format yang
namun dari hasil
ketentuan rumah sakit. (5) seragam.
observasi ditemukan
beberapa jenis dokumen
tidak seragam.
c) Rumah sakit telah memiliki dokumen internal
mencakup butir a) – c) dalam maksud dan tujuan
Hasil
1. dokumen tingkat pemilik/korporasi
Observasi/Pengamatan
2. dokumen tingkat rumah sakit; Semua dokumen internal
lapangan, rumah sakit
3. dokumen tingkat unit (klinis dan non klinis ) Terpenuhi RS harus dibuat dalam
memiliki dokumen
mencakup Sebagian format seragam,
internal, tetapi
1. Kebijakan di tingkat unit (klinis dan non klinis ) (5) termasuk dokumen di
dokumen tingkat unit
2. Pedoman pengorganisasian tingkat unit.
belum seragam format
3. Pedoman pelayanan/penyelenggaraan
nya
4. Standar operasional prosedur (SOP)
5. Program kerja unit (tahunan)
Standar MRMIK 4
6 Kebutuhan data dan informasi dari pihak dalam dan luar rumah sakit dipenuhi secara tepat waktu dalam format yang memenuhi
harapan pengguna dan dengan frekuensi yang diinginkan.
a) Terdapat bukti bahwa penyebaran data dan
informasi memenuhi kebutuhan internal dan eksternal Terpenuhi
rumah sakit sesuai dengan yang tercantum dalam (10)
maksud dan tujuan.
b) Terdapat proses yang memastikan bahwa data dan
informasi yang dibutuhkan untuk perawatan pasien Terpenuhi
telah diterima tepat waktu dan sesuai format yang (10)
seragam dan sesuai dengan kebutuhan.
Standar MRMIK 5
7 Rumah sakit menetapkan penyelenggaraan dan pengelolaan rekam medis terkait asuhan pasien sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
a) Rumah sakit telah menetapkan regulasi tentang Terpenuhi
penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit. (10)
Ada SK atau Regulasi
Lengkapi SK dengan
Penetapan unit
wewenang dan kualifikasi
penyelenggara rekam
semua staf
b) Rumah sakit menetapkan unit penyelenggara rekam Terpenuhi medis dan pengelola
penyelenggara rekam
medis dan 1 (satu) orang yang kompeten mengelola Sebagian rekam medis disertai
medis. Sertifikat
rekam medis. (5) Uraian Tugas, tetapi
kualifikasi sebagai
belum disebutkan
perekam medis disimpan
kualifikasi dan
juga di unit rekam medis
Wewenang
c) Rumah Sakit menerapkan penyelenggaraan Rekam
Terpenuhi
Medis yang dilakukan sejak pasien masuk sampai
(10)
pasien pulang, dirujuk, atau meninggal.
d) Tersedia penyimpanan rekam medis yang menjamin
Terpenuhi
keamanan dan kerahasiaan baik kertas maupun
(10)
elektronik.
Standar MRMIK 6
8 Setiap pasien memiliki rekam medis yang terstandardalam format yang seragam dan selalu diperbaharui (terkini) dan diisi
sesuai dengan ketetapan rumah sakit dalam tatacara pengisian rekam medis.
a) Terdapat bukti bahwa setiap pasien memiliki rekam
Terpenuhi
medik dengan satu nomor RM sesuai sistem
(10)
penomoran yang ditetapkan.
b) Rekam medis rawat jalan, rawat inap, gawat darurat
Terpenuhi
dan pemeriksaan penunjang disusun dan diisi sesuai
(10)
ketetapan rumah sakit.
c) Terdapat bukti bahwa formulir rekam medis
Terpenuhi
dievaluasi dan diperbaharui (terkini) sesuai dengan
(10)
kebutuhan dan secara periodik.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 31/67
Standar MRMIK 7
9
Rumah sakit menetapkan informasi yang akan dimuat pada rekam medis pasien.
a) Terdapat bukti rekam medis pasien telah berisi
Terpenuhi
informasi yang sesuai dengan ketetapan rumah sakit
(10)
dan peraturan perundangan yang berlaku.
b) Terdapat bukti rekam medis pasien mengandung
informasi yang memadai sesuai butir a) – f) pada
maksud dan tujuan
1. Mengidentifikasi pasien
2. Mendukung diagnosis
3. Justifikasi/dasar pemberian pengobatan Terpenuhi
4. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan hasil (10)
pengobatan
5. Memuat ringkasan pasien pulang (discharge
summary
6. Meningkatkan kesinambungan pelayanan diantara
Profesional Pemberi Asuhan (PPA).
Standar MRMIK 8
10 Setiap catatan (entry) pada rekam medis pasien mencantumkan identitas Profesional Pemberi Asuhan (PPA) yang menulis dan
kapan catatan tersebut ditulis di dalam rekam medis.
a) PPA mencantumkan identitas secara jelas pada saat Terpenuhi
mengisi RM. (10)
b) Tanggal dan waktu penulisan setiap catatan dalam Terpenuhi
rekam medis pasien dapat diidentifikasi. (10)
c) Terdapat prosedur koreksi penulisan dalam Terpenuhi
pengisian RM elektronik dan non elektronik. (10)
d) Telah dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
penulisan identitas, tanggal dan waktu penulisan
catatan pada rekam medis pasien serta koreksi Terpenuhi
penulisan catatan dalam rekam medis, dan hasil (10)
evaluasi yang ada telah digunakan sebagai dasar upaya
perbaikan di rumah sakit.
Standar MRMIK 9
11 Rumah sakit menggunakan kode diagnosis, kode prosedur, penggunaan simbol dan singkatan baku yang seragam dan
terstandar.
a) Penggunaan kode diagnosis, kode prosedur,
Terpenuhi
singkatan dan simbol sesuai dengan ketetapan rumah
(10)
sakit.
b) Dilakukan evaluasi secara berkala penggunaan kode
diagnosis, kode prosedur, singkatan dan simbol yang Terpenuhi
berlaku di rumah sakit dan hasilnya digunakan sebagai (10)
upaya tindak lanjut untuk perbaikan.
Standar MRMIK 10
12
Rumah sakit menjamin keamanan, kerahasiaan dan kepemilikan rekam medis serta privasi pasien.
a) Rumah sakit menentukan otoritas pengisian rekam Terpenuhi
medis termasuk isi dan format rekam medis. (10)
b) Rumah Sakit menentukan hak akses dalam Terpenuhi
pelepasan informasi rekam medis (10)
c) Rumah sakit menjamin otentifikasi, keamanan dan
Terpenuhi
kerahasiaan data rekam medis baik kertas maupun
(10)
elektronik sebagai bagian dari hak pasien.
Standar MRMIK 11
13
Rumah sakit mengatur lama penyimpanan rekam medis, data, dan informasi pasien.
a) Rumah sakit memiliki regulasi jangka waktu
penyimpanan berkas rekam medis (kertas/elektronik),
Terpenuhi
serta data dan informasi lainnya terkait dengan pasien
(10)
dan prosedur pemusnahannya sesuai dengan peraturan
perundangan.
b) Dokumen, data dan/informasi terkait pasien
dimusnahkan setelah melampaui periode waktu
Terpenuhi
penyimpanan sesuai dengan peraturan perundang-
(10)
undangan dengan prosedur yang tidak membahayakan
keamanan dan kerahasiaan.
c) Dokumen, data dan/atau informasi tertentu terkait
Terpenuhi
pasien yang bernilai guna, disimpan abadi (permanen)
(10)
sesuai dengan ketetapan rumah sakit.
Standar MRMIK 12
14
Dalam upaya perbaikan kinerja, rumah sakit secara teratur melakukan evaluasi atau pengkajian rekam medis.
Terpenuhi
a) Rumah sakit menetapkan komite/tim rekam medis.
(10)
b) Komite/tim secara berkala melakukan pengkajian
rekam medis pasien secara berkala setiap tahun dan
Terpenuhi
menggunakan sampel yang mewakili (rekam medis
(10)
pasien yang masih dirawat dan pasien yang sudah
pulang).
c) Fokus pengkajian paling sedikit mencakup pada
ketepatan waktu, keterbacaan, kelengkapan rekam Terpenuhi
medis dan isi rekam medis sesuai dengan peraturan (10)
perundangan.
Telah ada dokumen
tentang laporan
d) Hasil pengkajian yang dilakukan oleh komite/tim Terpenuhi pengkajian rekam medis Hasil pengkajian rekam
rekam medis dilaporkan kepada pimpinan rumah sakit Sebagian yang dlaporkan kepada medis ditindak lanjuti
dan dibuat upaya perbaikan. (5) pimpinan RS, tetapi dengan upaya perbaikan.
belum ada tindak lanjut
dari hasil pengkajian

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 32/67
Standar MRMIK 13
15 Rumah sakit menerapkan sistem teknologi informasi kesehatan di pelayanan kesehatan untuk mengelola data dan informasi
klinis serta non klinis sesuai peraturan perundang-undangan.
a) Rumah sakit menetapkan regulasi tentang Terpenuhi
penyelenggaraan teknologi informasi kesehatan (10)
b) Rumah sakit menerapkan SIMRS sesuai dengan Terpenuhi
ketetapan dan peraturan perundangan yang berlaku. (10)
Ada SK tentang
penetapan unit yang
Pimpinan unit yang
bertanggung jawab
bertanggung jawab
c) Rumah sakit menetapkan unit yang bertanggung Terpenuhi sebagai penyelenggara
sebagai penyelenggara
jawab sebagai penyelenggara SIMRS dan dipimpim Sebagian SIMRS dan dipimpim
SIMRS dibuktikan
oleh staf kompeten. (5) oleh staf kompeten,
dengan adanya sertifat
tetapi tidak dibuktikan
kompetensi.
dengan serifikat
kompetensi
d) Data serta informasi klinis dan non klinis
Terpenuhi
diintegrasikan sesuai dengan kebutuhan untuk
(10)
mendukung pengambilan keputusan
e) Rumah sakit telah menerapkan proses untuk menilai
Tidak
efektifitas sistem rekam medis elektronik dan
Dapat
melakukan upaya perbaikan terkait hasil penilaian
Diterapkan
yang ada.
Standar MRMIK 13.1
16 Rumah sakit mengembangkan, memelihara, dan menguji program untuk mengatasi waktu henti (downtime) dari sistem data,
baik yang terencana maupun yang tidak terencana.
a) Terdapat prosedur yang harus dilakukan jika terjadi
Terpenuhi
waktu henti sistem data (down time) untuk mengatasi
(10)
masalah pelayanan.
b) Staf dilatih dan memahami perannya di dalam
prosedur penanganan waktu henti sistem data (down Terpenuhi
time), baik yang terencana maupun yang tidak (10)
terencana.
c) Rumah sakit melakukan evaluasi pasca terjadinya
waktu henti sistem data (down time) dan menggunakan
Terpenuhi
informasi dari data tersebut untuk persiapan dan
(10)
perbaikan apabila terjadi waktu henti (down time)
berikutnya.
Bab 6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

Standar PPI 1
1 Rumah sakit menetapkan Komite/Tim PPI untuk melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi
kegiatan PPI di rumah sakit serta menyediakan sumber daya untuk mendukung program pencegahan dan pengendalian infeksi
a) Direktur rumah sakit telah menetapkan regulasi PPI
meliputi a - m pada gambaran umum.
1. Penyelenggaraan PPI di Rumah Sakit
2. Program PPI
3. Pengkajian Risiko
4. Peralatan medis dan/atau Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP)
5. Kebersihan lingkungan Terpenuhi
6. Manajemen linen (10)
7. Limbah infeksius
8. Pelayanan makanan
9. Risiko infeksi pada konstruksi dan renovasi
10. Penularan infeksi
11. Kebersihan Tangan
12. Peningkatan mutu dan program edukasi
13. Edukasi, Pendidikan dan Pelatihan
b) Direktur rumah sakit telah menetapkan komite/tim
Terpenuhi
PPI untuk untuk mengelola dan mengawasi kegiatan
(10)
PPI di rumah sakit.
c) Rumah sakit telah menerapkan mekanisme
koordinasi yang melibatkan pimpinan rumah sakit dan Terpenuhi
komite/tim PPI untuk melaksanakan program PPI (10)
sesuai dalam maksud dan tujuan.
d) Direktur rumah sakit memberikan dukungan sumber
Terpenuhi
daya terhadap penyelenggaraan kegiatan PPI meliputi
(10)
namun tidak terbatas pada maksud dan tujuan.
Standar PPI 1.1
2 Direktur rumah sakit menetapkan Komite/Tim PPI untuk mengelola dan mengawasi kegiatan PPI disesuaikan dengan jenis
pelayanan, kebutuhan, beban kerja, dan/atau klasifikasi rumah sakit sesuai sesuai peraturan perundang undangan.
a) Rumah sakit menetapkan perawat PPI/IPCN purna
waktu dan IPCLN berdasarkan jumlah dan kualifikasi
Terpenuhi
sesuai ukuran rumah sakit, kompleksitas kegiatan,
(10)
tingkat risiko, cakupan program dan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
b) Ada bukti perawat PPI/IPCN melaksanakan supervisi
Terpenuhi
pada semua kegiatan pencegahan dan pengendalian
(10)
infeksi di rumah sakit.
Standar PPI 2
3 Rumah sakit menyusun dan menerapkan program PPI yang terpadu dan menyeluruh untuk mencegah penularan infeksi terkait
pelayanan kesehatan berdasarkan pengkajian risiko secara proaktif setiap tahun.
a) Rumah sakit menetapkan kebijakan Program PPI
y a n g t e r d i r i d a r i k e w a s p a d a a n s t a n d a r d a n Terpenuhi
kewaspadaan transmisi sesuai maksud dan tujuan (10)
diatas.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 33/67
b) Rumah sakit melakukan evaluasi pelaksanaan Terpenuhi
program PPI. (10)
Standar PPI 3
4 Rumah sakit melakukan pengkajian proaktif setiap tahunnya sebagai dasar penyusunan program PPI terpadu untuk mencegah
penularan infeksi terkait pelayanan kesehatan.
a) Rumah sakit secara proaktif telah melaksanakan
pengkajian risiko pengendalian infeksi (ICRA) setiap
tahunnya terhadap tingkat dan kecenderungan infeksi
layanan kesehatan sesuai poin a) – k) pada maksud
dan tujuan dan selanjutnya menggunakan data tersebut
untuk membuat dan menentukan prioritas/fokus pada
Program PPI
1. Infeksi-infeksi yang penting secara epidemiologis
yang merupakan data surveilans
2. Proses kegiatan di area-area yang berisiko tinggi
Terpenuhi
terjadinya infeksi
(10)
3. Pelayanan yang menggunakan peralatan yang
berisiko infeksi
4. Prosedur/tindakan-tindakan berisiko tinggi
5. Pelayanan distribusi linen bersih dan kotor
6. Pelayanan sterilisasi alat
7. Kebersihan permukaan dan lingkungan
8. Pengelolaan linen/laundri
9. Pengelolaan sampah
10. Penyediaan makanan; dan
11. Pengelolaan kamar jenazah
b) Rumah sakit telah melaksanakan surveilans data
secara periodik dan dianalisis setiap triwulan meliputi
a) - f) dalam maksud dan tujuan
1. Saluran pernapasan seperti prosedur dan tindakan
terkait intubasi, bantuan ventilasi mekanis,
trakeostomi, dan lain-lain
2. Saluran kemih seperti kateter, pembilasan urine, dan
lain lain;
3. Alat invasif intravaskular, saluran vena verifer, Terpenuhi
saluran vena sentral, dan lain-lain (10)
4. Lokasi operasi, perawatan, pembalutan luka,
prosedur aseptik, dan lain-lain
5. Penyakit dan organisme yang penting dari sudut
epidemiologik seperti Multidrug Resistant Organism
dan infeksi yang virulen; dan
6. Timbul nya penyakit infeksi baru atau timbul kembali
penyakit infeksi di masyarakat (Emerging and or Re-
Emerging Disease).
Standar PPI. 4
5 Rumah sakit mengurangi risiko infeksi terkait peralatan medis dan/atau bahan medis habis pakai (BMHP) dengan memastikan
kebersihan, desinfeksi, sterilisasi, dan penyimpanan yang memenuhi syarat.
a) Rumah sakit telah menerapkan pengolahan Terpenuhi
sterilisasi mengikuti peraturan perundang-undangan. (10)
b) Staf yang memroses peralatan medis dan/atau
Terpenuhi
BMHP telah diberikan pelatihan dalam pembersihan,
(10)
desinfeksi, dan sterilisasi serta mendapat pengawasan.
Belum semua unit
memahami metode
pembersihan, Sosialisasi ulang metode
c) Metode pembersihan, desinfeksi, dan sterilisasi Terpenuhi
desinfeksi, dan pembersihan, desinfeksi,
dilakukan secara seragam di semua area di rumah Sebagian
sterilisasi dilakukan di semua area di rumah
sakit. (5)
secara seragam di sakit
semua area di rumah
sakit
d) Penyimpanan peralatan medis dan/atau BMHP
bersih dan steril disimpan dengan baik di area
Terpenuhi
penyimpanan yang ditetapkan, bersih dan kering dan
(10)
terlindungi dari debu, kelembaban, serta perubahan
suhu yang ekstrem.
e) Bila sterilisasi dilaksanakan di luar rumah sakit
harus dilakukan oleh lembaga yang memiliki sertifikasi
Terpenuhi
mutu dan ada kerjasama yang menjamin kepatuhan
(10)
proses sterilisasi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Standar PPI 4.1
6 Rumah sakit mengidentifikasi dan menetapkan proses untuk mengelola peralatan medis dan/atau bahan medis habis pakai
(BMHP) yang sudah kadaluwarsa dan penggunaan ulang (reuse) alat sekali-pakai apabila diizinkan.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 34/67
a) Rumah sakit menetapkan peralatan medis dan/atau
BMHP yang dapat digunakan ulang meliputi a) – g)
dalam maksud dan tujuan
1. Alat dan material yang dapat dipakai kembali;
2. Jumlah maksimum pemakaian ulang dari setiap alat
secara spesifik
3. Identifikasi kerusakan akibat pemakaian dan
keretakan yang menandakan alat tidak dapat dipakai
Terpenuhi
4. Proses pembersihan setiap alat yang segera
(10)
dilakukan sesudah pemakaian dan mengikuti protokol
yang jelas
5. Pencantuman identifikasi pasien pada bahan medis
habis pakai untuk hemodialisis
6. Pencatatan bahan medis habis pakai yang reuse di
rekam medis; dan
7. Evaluasi untuk menurunkan risiko infeksi bahan
medis habis pakai yang di-reuse.
b) Rumah sakit menggunakan proses terstandardisasi
untuk menentukan kapan peralatan medis dan/atau Terpenuhi
BMHP yang digunakan ulang sudah tidak aman atau (10)
tidak layak digunakan ulang.
c) Ada bukti pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut
pelaksanaan penggunaan kembali (reuse) peralatan
medis dan/atau BMHP meliputi a) – g) dalam maksud
dan tujuan.
1. Alat dan material yang dapat dipakai kembali;
2. Jumlah maksimum pemakaian ulang dari setiap alat
secara spesifik
3. Identifikasi kerusakan akibat pemakaian dan
keretakan yang menandakan alat tidak dapat dipakai Terpenuhi
4. Proses pembersihan setiap alat yang segera (10)
dilakukan sesudah pemakaian dan mengikuti protokol
yang jelas
5. Pencantuman identifikasi pasien pada bahan medis
habis pakai untuk hemodialisis
6. Pencatatan bahan medis habis pakai yang reuse di
rekam medis;
7. Evaluasi untuk menurunkan risiko infeksi bahan
medis habis pakai yang di-reuse.
Standar PPI. 5
7 Rumah sakit mengidentifikasi dan menerapkan standar PPI yang diakui untuk pembersihan dan disinfeksi permukaan dan
lingkungan.
Observasi tentang
Pelaksanaan
Pembersihan dan
semua unit kerja
desinfeksi permukaan
a) Rumah sakit menerapkan prosedur pembersihan dan Terpenuhi bertanggung jawab
dan lingkungan,
disinfeksi permukaan dan lingkungan sesuai standar Sebagian terhadap kebersihan
ditemukan ada
PPI (5) lingkungan kerja, tidak
beberapa unit tidak
tergantung CS
konsisten melaksanakan
pembersihan
lingkungan kerja
Pembersihan dan
b) Rumah sakit melaksanakan pembersihan dan Terpenuhi Pelaksanaan
desinfeksi di area
desinfeksi tambahan di area berisiko tinggi Sebagian pembersihan di area
beresiko dilakukan
berdasarkan hasil pengkajian risiko (5) infeksi belum maksimal
terjadwal
c) Rumah sakit telah melakukan pemantauan proses Terpenuhi
pembersihan dan disinfeksi lingkungan. (10)
Standar PPI. 6
8
Rumah sakit menerapkan pengelolaan linen/laundry sesuai prinsipi PPI dan peraturan perundang undangan
a) Ada unit kerja pengelola linen/laundry yang
Terpenuhi
menyelenggarakan penatalaksanaan sesuai dengan
(10)
peraturan perundang-undangan.
b) Prinsip-prinsip PPI diterapkan pada pengelolaan
Terpenuhi
linen/laundry, termasuk pemilahan, transportasi,
(10)
pencucian, pengeringan, penyimpanan, dan distribusi
c) Ada bukti supervisi oleh IPCN terhadap pengelolaan
Terpenuhi
linen/laundry sesuai dengan prinsip PPI termasuk bila
(10)
dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit.
Standar PPI.7
9
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi melalui pengelolaan limbah infeksius sesuai peraturan perundang undangan
a) Rumah sakit telah menerapkan pengelolaan limbah
rumah sakit untuk meminimalkan risiko infeksi yang
meliputi a) – e) pada maksud dan tujuan
1. Pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius
Terpenuhi
2. Penanganan dan pembuangan darah serta komponen
(10)
darah
3. Pemulasaraan jenazah dan bedah mayat
4. Pengelolaan limbah cair
5. Pelaporan pajanan limbah infeksius
b) Penanganan dan pembuangan darah serta komponen
Terpenuhi
darah sesuai dengan regulasi, dipantau dan dievaluasi,
(10)
serta di tindak lanjutnya.
c) Pelaporan pajanan limbah infeksius sesuai dengan
Terpenuhi
regulasi dan dilaksanakan pemantauan, evaluasi, serta
(10)
tindak lanjutnya.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 35/67
d) Bila pengelolaan limbah dilaksanakan oleh pihak
luar rumah sakit harus berdasar atas kerjasama Terpenuhi
dengan pihak yang memiliki izin dan sertifikasi mutu (10)
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Standar PPI.7.1
10
Rumah sakit menetapkan pengelolaan kamar mayat dan kamar bedah mayat sesuai dengan peraturan perundang-undangan
a) Pemulasaraan jenazah dan bedah mayat sesuai Terpenuhi
dengan regulasi. (10)
b) Ada bukti kegiatan kamar mayat dan kamar bedah
Terpenuhi
mayat sudah dikelola sesuai dengan peraturan
(10)
perundang-undangan.
c) Ada bukti pemantauan dan evaluasi, serta tindak
Terpenuhi
lanjut kepatuhan prinsip-prinsip PPI sesuai dengan
(10)
peraturan perundang-undangan.
Standar PPI 7.2
11
Rumah sakit menetapkan pengelolaan limbah benda tajam dan jarum secara aman.
a) Benda tajam dan jarum sudah dikumpulkan,
disimpan di dalam wadah yang tidak tembus, tidak
Terpenuhi
bocor, berwarna kuning, diberi label infeksius, dan
(10)
dipergunakan hanya sekali pakai sesuai dengan
peraturan perundangundangan.
b) Bila pengelolaan benda tajam dan jarum
dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit harus
Terpenuhi
berdasar atas kerjasama dengan pihak yang memiliki
(10)
izin dan sertifikasi mutu sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
c) Ada bukti data dokumen limbah benda tajam dan Terpenuhi
jarum. (10)
d) Ada bukti pelaksanaan supervisi dan pemantauan
oleh IPCN terhadap pengelolaan benda tajam dan Terpenuhi
jarum sesuai dengan prinsip PPI, termasuk bila (10)
dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit.
e) Ada bukti pelaksanaan pemantauan kepatuhan Terpenuhi
prinsip-prinsip PPI sesuai regulasi. (10)
Standar PPI 8
12
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi terkait penyelenggaraan pelayanan makanan.
a) Rumah sakit menetapkan regulasi tentang pelayanan
makanan di rumah sakit yang meliputi a) – b) pada
maksud dan tujuan
1. pelayanan makanan di rumah sakit mulai dari
pengelolaan bahan makanan, sanitasi dapur, makanan, Terpenuhi
alat masak, serta alat makan untuk mengurangi risiko (10)
infeksi dan kontaminasi silang
2. standar bangunan, fasilitas dapur, dan pantry sesuai
dengan peraturan perundangan termasuk bila makanan
diambil dari sumber lain di luar rumah sakit
b) Ada bukti pelaksanaan yang penyimpanan bahan
makanan, pengolahan, pembagian/pemorsian, dan Terpenuhi
distribusi makanan sudah sesuai dengan peraturan (10)
perundang-undangan.
c) Ada bukti pelaksanaan penyimpanan makanan dan
produk nutrisi dengan memperhatikan kesehatan
Terpenuhi
lingkungan meliputi sanitasi, suhu, pencahayaan,
(10)
kelembapan, ventilasi, dan keamanan untuk
mengurangi risiko infeksi.
Standar PPI 9
13 Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada fasilitas yang terkait dengan pengendalian mekanis dan teknis (mechanical dan
enginering controls) serta pada saat melakukan pembongkaran, konstruksi, dan renovasi gedung.
a) Rumah sakit menerapkan pengendalian mekanis dan
teknis (mechanical dan engineering control) minimal
untuk fasilitas yang tercantum pada a) – e) pada
maksud dan tujuan.
Terpenuhi
1. Sistem ventilasi bertekanan positif
(10)
2. Biological safety cabinet
3. Laminary airflow hood
4. Termostat di lemari pendingin; dan
5. Pemanas air untuk sterilisasi piring dan alat dapur.
b) Rumah sakit menerapkan penilaian risiko
pengendalian infeksi (infection control risk
assessment/ICRA) yang minimal meliputi a) – f) yang
ada pada maksud dan tujuan.
1. Identifikasi tipe/jenis konstruksi kegiatan proyek
dengan kriteria
Terpenuhi
2. Identifikasi kelompok risiko pasien
(10)
3. Matriks pengendalian infeksi antara kelompok risiko
pasien dan tipe kontruksi kegiatan;
4. Proyek untuk menetapkan kelas/tingkat infeksi
5. Tindak pengendalian infeksi berdasar atas
tingkat/kelas infeksi; dan
6. Pemantauan pelaksanaan.
c) Rumah sakit telah melaksanakan penilaian risiko
pengendalian infeksi (infection control risk Terpenuhi
assessment/ICRA) pada semua renovasi, kontruksi dan (10)
demolisi sesuai dengan regulasi.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 36/67
Standar PPI 10
Rumah sakit menyediakan APD untuk kewaspadaan (barrier precautions) dan prosedur isolasi untuk penyakit menular
14 melindungi pasien dengan imunitas rendah (immunocompromised) dan mentransfer pasien dengan airborne diseases di dalam
rumah sakit dan keluar rumah sakit serta penempatannya dalam waktu singkat jika rumah sakit tidak mempunyai kamar dengan
tekanan negatif (ventilasi alamiah dan mekanik).
a) Rumah sakit menyediakan dan menempatkan
ruangan untuk pasien dengan imunitas rendah Terpenuhi
(immunocompromised) sesuai dengan peraturan (10)
perundang undangan.
b) Rumah sakit melaksanakan proses transfer pasien
airborne diseases di dalam rumah sakit dan keluar
Terpenuhi
rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-
(10)
undangan termasuk di ruang gawat darurat dan ruang
lainnya
c) Rumah sakit telah menempatkan pasien infeksi air
borne dalam waktu singkat jika rumah sakit tidak
Terpenuhi
mempunyai kamar dengan tekanan negatif sesuai
(10)
dengan peraturan perundang-undangan termasuk di
ruang gawat darurat dan ruang lainnya.
d) Ada bukti pemantauan ruang tekanan negatif dan Terpenuhi
penempatan pasien secara rutin. (10)
Standar PPI 10.1
15 Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan sebuah proses untuk menangani lonjakan mendadak (outbreak) penyakit infeksi
air borne.
a) Rumah sakit menerapkan proses pengelolaan pasien
Terpenuhi
bila terjadi ledakan pasien (outbreak) penyakit infeksi
(10)
air borne.
b) Rumah sakit menyediakan ruang isolasi dengan
Terpenuhi
tekanan negatif bila terjadi ledakan pasien (outbreak)
(10)
sesuai dengan peraturan perundangan.
c) Ada bukti dilakukan edukasi kepada staf tentang
Terpenuhi
pengelolaan pasien infeksius jika terjadi ledakan pasien
(10)
(outbreak) penyakit infeksi air borne.
Standar PPI 11
16
Kebersihan tangan menggunakan sabun dan desinfektan adalah sarana efektif untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
a) Rumah sakit telah menerapkan hand hygiene yang
mencakup kapan, di mana, dan bagaimana melakukan
Terpenuhi
cuci tangan mempergunakan sabun (hand wash) dan
(10)
atau dengan disinfektan (hand rubs) serta ketersediaan
fasilitas hand hygiene.
b) Sabun, disinfektan, serta tissu/handuk sekali pakai
Terpenuhi
tersedia di tempat cuci tangan dan tempat melakukan
(10)
disinfeksi tangan.
c) Ada bukti pelaksanaan pelatihan hand hygiene Terpenuhi
kepada semua pegawai termasuk tenaga kontrak. (10)
Standar PPI 11.1
17 Sarung tangan, masker, pelindung mata, serta alat pelindung diri lainnya tersedia dan digunakan secara tepat apabila
disyaratkan.
Rumah sakit sudah
menerapkan
penggunaan alat
pelindung diri, tempat
yang harus Semua petugas
a) Rumah sakit menerapkan penggunaan alat Terpenuhi
menyediakan alat menerapkan penggunaan
pelindung diri, tempat yang harus menyediakan alat Sebagian
pelindung diri, dan alat pelindung diri sesuai
pelindung diri, dan pelatihan cara memakainya. (5)
pelatihan cara area kerja.
memakainya, tetapi
belum semua petugas
memakai alat pelindung
diri sesuai area tugas.
Alat pelindung diri
sudah digunakan secara Semua petugas
Terpenuhi
b) Alat pelindung diri sudah digunakan secara tepat tepat dan benar, tetapi menggunakan alat
Sebagian
dan benar. belum semua petugas pelindung diri secara
(5)
melaksanakan dengan tepat dan benar.
konsisten
c) Ketersediaan alat pelindung diri sudah cukup sesuai Terpenuhi
dengan regulasi. (10)
d) Ada bukti pelatihan penggunaan alat pelindung diri Terpenuhi
kepada semua pegawai termasuk tenaga kontrak. (10)
Standar PPI 12
18 Kegiatan PPI diintegrasikan dengan program PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien) dengan menggunakan
indikator yang secara epidemiologik penting bagi rumah sakit.
a) Ada regulasi sistem manajemen data terintegrasi
Terpenuhi
antara data surveilans dan data indikator mutu di
(10)
Komite/ Tim Penyelenggara Mutu.
b) Ada bukti pertemuan berkala antara Komite/ Tim
Terpenuhi
Penyelenggara Mutu dan Komite/Tim PPI untuk
(10)
berkoordinasi dan didokumentasikan.
c) Ada bukti penyampaian hasil analisis data dan
Terpenuhi
rekomendasi Komite/Tim PPI kepada Komite/ Tim
(10)
Penyelenggara Mutu setiap tiga bulan.
Standar PPI 13
19 Rumah sakit melakukan edukasi tentang PPI kepada staf klinis dan nonklinis, pasien, keluarga pasien, serta petugas lainnya
yang terlibat dalam pelayanan pasien.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 37/67
a) Rumah sakit menetapkan program pelatihan dan
edukasi tentang PPI yang meliputi a) – e) yang ada
pada maksud dan tujuan.
1. orientasi pegawai baru baik staf klinis maupun
nonklinis di tingkat rumah sakit maupun di unit
Terpenuhi
pelayanan
(10)
2. staf klinis (profesional pemberi asuhan) secara
berkala;
3. staf nonklinis
4. pasien dan keluarga; dan
5. pengunjung.
b) Ada bukti pelaksanaan pelatihan untuk semua staf
klinik dan nonklinik sebagai bagian dari orientasi Terpenuhi
pegawai baru tentang regulasi dan praktik program (10)
PPI.
c) Ada bukti pelaksanaan edukasi untuk pasien, Terpenuhi
keluarga, dan pengunjung (10)
Bab 7. Pendidikan Dalam Pelayanan Kesehatan (PPK)

Standar PPK 1
1 Rumah sakit menetapkan regulasi tentang persetujuan dan pemantauan pemilik pimpinan dalam kerja sama penyelenggaraan
pendidikan kesehatan di rumah sakit.
a) Rumah sakit memilki kerjasama resmi rumah sakit Terpenuhi
dengan institusi pendidikan yang masih berlaku. (10)
b) Kerja sama antara rumah sakit dengan institusi Terpenuhi
pendidikan yang sudah terakreditasi. (10)
c) Kriteria penerimaan peserta didik sesuai dengan
Terpenuhi
kapasitas RS harus dicantumkan dalam perjanjian
(10)
Kerjasama.
d) Pemilik, pimpinan rumah sakit dan pimpinan
institusi pendidikan membuat kajian tertulis sedikitnya Terpenuhi
satu kali setahun terhadap hasil evaluasi program (10)
pendidikan kesehatan yang dijalankan di rumah sakit.
Standar PPK 2
2 Pelaksanaan pelayanan dalam pendidikan klinis yang diselenggarakan di rumah sakit mempunyai akuntabilitas manajemen,
koordinasi, dan prosedur yang jelas.
Telah dibuat Regulasi
a) Rumah sakit menetapkan regulasi tentang tentang pengelolaan Lengkapi Regulasi
pengelolaan dan pengawasan pelaksanaan pendidikan dan pengawasan tentang pengelolaan dan
klinis yang telah disepakati bersama meliputi poin a) pelaksanaan pendidikan pengawasan pelaksanaan
sampai dengan c) pada maksud dan tujuan. klinis yang telah pendidikan klinis yang
1. Kapasitas penerimaan peserta didik sesuai dengan Terpenuhi disepakati bersama telah disepakati bersama
kapasitas rumah sakit yang dicantumkan dalam Sebagian namun belum ada perihal Peserta
perjanjian kerja sama (5) regulasi tentang Peserta pendidikan klinis RS yang
2. Persyaratan kualifikasi pendidik/dosen klinis; dan pendidikan klinis RS dipertimbangkan
3. Peserta pendidikan klinis di rumah sakit yang yang dipertimbangkan berdasarkan masa
dipertimbangkan berdasarkan masa pendidikan dan berdasarkan masa Pendidikan dan level
level kompetensi. Pendidikan dan level kompetensi
kompetensi
b) Rumah sakit memiliki daftar lengkap memuat nama
Terpenuhi
semua peserta pendidikan klinis yang saat ini ada di
(10)
rumah sakit.
Terdapat bukti Surat
lengkapi dokumen
keterangan peserta
persyaratan peserta didik
didik dari institusi
c) Untuk setiap peserta pendidikan klinis terdapat klinis yang meliputi : a.
pendidikan Laporan
dokumentasi yang meliputi poin a) – e) pada maksud Surat keterangan peserta
pencapaian kompetensi.
dan tujuan didik dari institusi
namun belum ada bukti
1. Surat keterangan peserta didik dari institusi pendidikan b. Ijazah,
kelengkapan Ijazah,
pendidikan surat tanda registrasi,
Terpenuhi surat tanda registrasi,
2. Ijazah, surat tanda registrasi, dan surat izin praktik dan surat izin praktik
Sebagian dan surat izin praktik
yang menjadi persyaratan sesuai dengan peraturan yang menjadi persyaratan
(5) yang menjadi
perundang-undangan sesuai dengan peraturan
persyaratan sesuai
3. Klasifikasi akademik perundang- undangan c.
dengan peraturan
4. Identifikasi kompetensi peserta pendidikan klinis; Klasifikasi akademik d.
perundang-undangan,
dan Identifikasi kompetensi
Klasifikasi akademik
5. Laporan pencapaian kompetensi. peserta pendidikan klinis;
dan Identifikasi
dan e. Laporan
kompetensi peserta
pencapaian kompetensi.
pendidikan klinis
Standar PPK 3
3 Tujuan dan sasaran program pendidikan klinis di rumah sakit disesuaikan dengan jumlah staf yang memberikan pendidikan
klinis, variasi dan jumlah pasien, teknologi, serta fasilitas rumah sakit.
a) Terdapat bukti perhitungan rasio peserta pendidikan
dengan staf pendidik klinis untuk seluruh peserta dari
Terpenuhi
setiap program pendidikan profesi yang disepakati oleh
(10)
rumah sakit dan institusi pendidikan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Belum ada Dokumen
Buat Dokumen
perhitungan peserta
perhitungan peserta didik
didik yang diterima di
Tidak yang diterima di rumah
b) Terdapat bukti perhitungan peserta didik yang rumah sakit per periode
Terpenuhi sakit per periode untuk
diterima di rumah sakit per periode untuk proses untuk proses
atau Tidak proses pendidikan yang
pendidikan disesuaikan dengan jumlah pasien untuk pendidikan yang
Tercapai disesuaikan dengan
menjamin mutu dan keselamatan pasien. disesuaikan dengan
(0) jumlah pasien untuk
jumlah pasien untuk
menjamin mutu dan
menjamin mutu dan
keselamatan pasien
keselamatan pasien

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 38/67
c) Terdapat bukti bahwa sarana prasarana, teknologi,
Terpenuhi
dan sumber daya lain di rumah sakit tersedia untuk
(10)
mendukung pendidikan peserta didik.
Standar PPK 4
4 Seluruh staf yang memberikan pendidikan klinis mempunyai kompetensi sebagai pendidik klinis dan mendapatkan kewenangan
dari institusi pendidikan dan rumah sakit.
a) Rumah sakit menetapkan staf klinis yang
memberikan pendidikan klinis dan penetapan Terpenuhi
penugasan klinis serta rincian kewenangan klinis dari (10)
rumah sakit.
b) Rumah sakit memiliki daftar staf klinis yang
memberikan pendidikan klinis secara lengkap Terpenuhi
(akademik dan profesi) sesuai dengan jenis pendidikan (10)
yang dilaksanakan di rumah sakit.
c) Rumah sakit memiliki bukti staf klinis yang
memberikan pendidikan klinis telah mengikuti Terpenuhi
pendidikan sebagai pendidikan dan keprofesian (10)
berkelanjutan.
Standar PPK 5
5 Rumah sakit memastikan pelaksanaan pendidikan yang dijalankan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan staf klinis di rumah
sakit aman bagi pasien dan peserta didik.
a) Rumah sakit telah memiliki tingkat supervisi yang
Terpenuhi
diperlukan oleh setiap peserta pendidikan klinis di
(10)
rumah sakit untuk setiap jenjang pendidikan.
Terdapat bukti dokumen
supervisi perihal
Buat Dokumentasi
bimbingan dan
informasi kepada peserta
Terpenuhi konsultasi namun belum
b) Setiap peserta pendidikan klinis mengetahui tingkat, pendidikan klinis tentang
Sebagian ada dokumen tentang
frekuensi, dan dokumentasi untuk supervisinya. tingkat, frekuensi, dan
(5) informasi tingkat,
dokumentasi untuk
frekuensi dan
supervisinya
dokumentasi untuk
supervisinya
Rumah sakit belum
Rumah sakit membuat
memiliki format spesifik
format spesifik untuk
untuk
mendokumentasikan
c) Rumah sakit telah memiliki format spesifik untuk Tidak mendokumentasikan
proses supervisi yang
mendokumentasikan proses supervisi yang sesuai Terpenuhi proses supervisi yang
sesuai dengan kebijakan
dengan kebijakan rumah sakit, tujuan program atau Tidak sesuai dengan kebijakan
rumah sakit, tujuan
pendidikan, serta mutu dan keselamatan asuhan Tercapai rumah sakit, tujuan
program pendidikan,
pasien. (0) program pendidikan,
serta mutu dan
serta mutu dan
keselamatan asuhan
keselamatan asuhan
pasien.
pasien.
d) Rumah sakit telah memiliki proses pengkajian rekam
medis untuk memastikan kepatuhan batasan Terpenuhi
kewenangan dan proses supervisi peserta pendidikan (10)
yang mempunyai akses pengisian rekam medis.
Standar PPK 6
6 Pelaksanaan pendidikan klinis di rumah sakit harus mematuhi regulasi rumah sakit dan pelayanan yang diberikan berada dalam
upaya mempertahankan atau meningkatkan mutu dan keselamatan pasien.
a) Rumah sakit menetapkan unit yang bertanggung
Terpenuhi
jawab untuk mengelola pelaksanaan pendidikan klinis
(10)
di rumah sakit.
Telah ada Regulasi
tentang program Buat Regulasi tentang
orientasi peserta program orientasi
pendidikan klinis yang peserta pendidikan klinis
telah ditetapkan rumah yang telah ditetapkan
sakit namun regulasi rumah sakit yang
belum mencakup : 1) mencakup : 1) Program
Terpenuhi
b) Rumah sakit menetapkan program orientasi peserta Program rumah sakit rumah sakit tentang
Sebagian
pendidikan klinis. tentang mutu dan mutu dan keselamatan
(5)
keselamatan pasien 2) pasien 2) Program
Program pengendalian pengendalian infeksi; 3)
infeksi; 3) Program Program keselamatan
keselamatan penggunaan obat; dan 4)
penggunaan obat; dan Sasaran keselamatan
4) Sasaran keselamatan pasien.
pasien.
c) Rumah sakit telah memiliki bukti pelaksanaan dan Terpenuhi
sertifikat program orientasi peserta pendidikan klinis. (10)
d) Rumah sakit telah memiliki bukti pelaksanaan dan
dokumentasi peserta didik diikutsertakan dalam semua Terpenuhi
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien di (10)
rumah sakit.
e) Rumah sakit telah memantau dan mengevaluasi
bahwa pelaksanaan program pendidikan kesehatan
tidak menurunkan mutu dan keselamatan pasien yang Terpenuhi
dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali setahun yang (10)
terintegrasi dengan program mutu dan keselamatan
pasien.
f) Rumah sakit telah melakukan survei mengenai
kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit atas Terpenuhi
dilaksanakannya pendidikan klinis sekurang-kurangnya (10)
sekali setahun.
Bab 8. Akses dan Kesinambungan Pelayanan (AKP)

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 39/67
Standar AKP 1
1 Rumah sakit menetapkan proses skrining baik pasien rawat inap maupun rawat jalan untuk mengidentifikasi pelayanan
Kesehatan yang dibutuhkan sesuai dengan misi serta sumber daya rumah sakit.
a) Rumah sakit telah menetapkan regulasi akses dan
kesinambungan pelayanan (AKP) meliputi poin a) – f)
pada gambaran umum
1. Skrining pasien di rumah sakit
Terpenuhi
2. Registrasi dan admisi di rumah sakit
(10)
3. Kesinambungan pelayanan
4. Transfer pasien internal di dalam rumah sakit
5. Pemulangan, rujukan dan tindak lanjut;
6. Transportasi.
Rumah sakit telah
Semua pasien dilakukan
menerapkan proses
b) Rumah sakit telah menerapkan proses skrining baik Terpenuhi proses skrining baik di
skrining baik di dalam
d i d a l a m m a u p u n d i l u a r r u m a h s a k i t d a n Sebagian dalam maupun di luar
maupun di luar rumah
terdokumentasi. (5) rumah sakit dan
sakit tetapi ada yang
terdokumentasi.
tidak terdokumentasi.
Ada proses untuk
memberikan hasil
pemeriksaan diagnostik
kepada tenaga
c) Ada proses untuk memberikan hasil pemeriksaan kesehatan yang
d i a g n o s t i k k e p a d a t e n a g a k e s e h a t a n y a n g Terpenuhi kompeten/terlatih untuk
Menetapkan tenaga yang
kompeten/terlatih untuk bertanggung jawab Sebagian bertanggung jawab
kompeten
menentukan apakah pasien akan diterima, ditransfer, (5) menentukan apakah
atau dirujuk. pasien akan diterima,
ditransfer, atau dirujuk.
Tetapi belum
disebutkan siapa tenaga
yang ditunjuk
d) Bila kebutuhan pasien tidak dapat dipenuhi sesuai
misi dan sumber daya yang ada, maka rumah sakit Terpenuhi
akan merujuk atau membantu pasien ke fasilitas (10)
pelayanan yang sesuai kebutuhannya.
Standar AKP 1.1
2 Pasien dengan kebutuhan darurat, sangat mendesak, atau yang membutuhkan pertolongan segera diberikan prioritas untuk
pengkajian dan tindakan.
a) Proses triase dan pelayanan kegawatdaruratan telah
Terpenuhi
diterapkan oleh staf yang kompeten dan bukti dokumen
(10)
kompetensi dan kewenangan klinisnya tersedia.
b) Staf telah menggunakan kriteria triase berbasis
Terpenuhi
bukti untuk memprioritaskan pasien sesuai dengan
(10)
kegawatannya.
c) Pasien darurat dinilai dan distabilkan sesuai
kapasitas rumah sakit sebelum ditransfer ke ruang Terpenuhi
rawat atau dirujuk dan didokumentasikan dalam rekam (10)
medik.
Standar AKP 1.2
3 Rumah sakit melakukan skrining kebutuhan pasien saat admisi rawat inap untuk menetapkan pelayanan preventif, paliatif,
kuratif, rehabilitatif, pelayanan khusus/spesialistik atau pelayanan intensif
Rumah sakit telah
melaksanakan skrining Rumah sakit
pasien masuk rawat melaksanakan skrining
inap untuk menetapkan pasien masuk rawat inap
a) Rumah sakit telah melaksanakan skrining pasien kebutuhan pelayanan untuk menetapkan
Terpenuhi
masuk rawat inap untuk menetapkan kebutuhan preventif, paliatif, kebutuhan pelayanan
Sebagian
pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif, kuratif, dan preventif, paliatif, kuratif,
(5)
pelayanan khusus/spesialistik atau pelayanan intensif. rehabilitatif, atau dan rehabilitatif,
pelayanan intensif, termasuk pelayanan
tetapi belum dilakukan khusus/spesialistik atau
untuk pasien khusus pelayanan intensif.
atau spesialistik.
b) Rumah sakit telah menetapkan kriteria masuk dan
kriteria keluar di unit pelayanan khusus/spesialistik
Terpenuhi
menggunakan parameter diagnostik dan atau
(10)
parameter objektif termasuk kriteria berbasis fisiologis
dan terdokumentasikan di rekam medik.
c) Rumah sakit telah menerapkan kriteria masuk dan
kriteria keluar di unit pelayanan intensif menggunakan
Terpenuhi
parameter diagnostik dan atau parameter objektif
(10)
termasuk kriteria berbasis fisiologis dan
terdokumentasikan di rekam medik
d) Staf yang kompeten dan berwenang di unit
pelayanan khusus dan unit pelayanan intensif terlibat Terpenuhi
dalam penyusunan kriteria masuk dan kriteria keluar di (10)
unitnya.
Standar AKP 1.3
4 Rumah Sakit mempertimbangkan kebutuhan klinis pasien dan memberikan informasi kepada pasien jika terjadi penundaan dan
kelambatan pelaksanaan tindakan/pengobatan dan atau pemeriksaan penunjang diagnostik.
a) Pasien dan atau keluarga diberi informasi jika ada
Terpenuhi
penundaan dan atau keterlambatan pelayanan beserta
(10)
alasannya dan dicatat di rekam medis.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 40/67
Pasien dan atau
Semua pasien dan atau
keluarga diberi
keluarga diberi informasi
informasi tentang
b) Pasien dan atau keluarga diberi informasi tentang Terpenuhi tentang alternatif yang
alternatif yang tersedia
alternatif yang tersedia sesuai kebutuhan klinis pasien Sebagian tersedia sesuai
sesuai kebutuhan klinis
dan dicatat di rekam medis. (5) kebutuhan klinis pasien
pasien, tetapi belum
dan dicatat di rekam
semua dicatat di rekam
medis secara konsisten
medis.
Standar AKP 2
5
Rumah Sakit menetapkan proses penerimaan dan pendaftaran pasien rawat inap, rawat jalan, dan pasien gawat darurat.
a) Rumah sakit telah menerapkan proses penerimaan
pasien meliputi poin a) – f) pada maksud dan tujuan
1. Pendaftaran pasien gawat darurat
2. Penerimaan langsung pasien dari IGD ke rawat inap Terpenuhi
3. Admisi pasien rawat inap (10)
4. Pendaftaran pasien rawat jalan
5. Observasi pasien
6. Mengelola pasien bila tidak tersedia tempat tidur.
b) Rumah sakit telah menerapkan sistim pendaftaran
pasien rawat jalan dan rawat inap baik secara offline Terpenuhi
maupun secara online dan dilakukan evaluasi dan (10)
tindak lanjutnya.
Ada SPO tentang Rumah sakit harus
rencana asuhan yang memberikan informasi
akan diberikan, hasil tentang rencana asuhan
c) Rumah sakit telah memberikan informasi tentang asuhan yang diharapkan yang akan diberikan,
Terpenuhi
rencana asuhan yang akan diberikan, hasil asuhan yang serta perkiraan biaya hasil asuhan yang
Sebagian
diharapkan serta perkiraan biaya yang harus yang harus dibayarkan diharapkan serta
(5)
dibayarkan oleh pasien/keluarga. oleh pasien/keluarga , perkiraan biaya yang
tetapi belum harus dibayarkan kepada
disampaikan kepada semua pasien yang akan
setiap pasien dirawat di RS tsb
Dokumen Rekam Medis
memuat bukti pasien
Semua pasien rawat inap
d) Saat diterima sebagai pasien rawat inap, pasien dan Terpenuhi dan keluarga mendapat
mendapat edukasi dan
keluarga mendapat edukasi dan orientasi tentang Sebagian edukasi dan orientasi
orientasi tentang ruang
ruang rawat inap. (5) tentang ruang rawat
rawat inap.
inap, tetapi belum
konsisten dilakukan
Standar AKP 2.1
6
Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola alur pasien di seluruh area rumah sakit.
a) Rumah sakit telah melaksanakan pengelolaan alur
pasien untuk menghindari penumpukan. mencakup
poin a) – g) pada maksud dan tujuan
1. Ketersediaan tempat tidur di tempat
sementara/transit/intermediate sebelum mendapatkan
tempat tidur di rawat inap
2. Perencanaan fasilitas, peralatan, utilitas, teknologi
medis, dan kebutuhan lain untuk mendukung
penempatan sementara pasien
3. Perencanaan tenaga untuk memberikan asuhan
pasien di tempat sementara/transit termasuk pasien
yang diobservasi di unit gawat darurat
4. Alur pelayanan pasien di tempat sementara/transit
Terpenuhi
meliputi pemberian asuhan, tindakan, pemeriksaan
(10)
laboratorium, pemeriksaan radiologi, tindakan di
kamar operasi, dan unit pascaanestes harus sama
seperti yang diberikan dirawat inap
5. Efisiensi pelayanan nonklinis penunjang asuhan dan
tindakan kepada pasien (seperti kerumahtanggaan dan
transportasi)
6. Memberikan asuhan pasien yang sama kepada
pasien yang dirawat di tempat
sementara/transit/intermediate seperti perawatan
kepada pasien yang dirawat di ruang rawat inap;
7. Akses pelayanan yang bersifat mendukung (seperti
pekerja sosial, keagamaan atau bantuan spiritual, dan
sebagainya).
Ada Manajer pelayanan
pasien (MPP)/case
Manajer pelayanan
manager bertanggung
pasien (MPP)/case
b) Manajer pelayanan pasien (MPP)/case manager Terpenuhi jawab terhadap
manager mengevaluasi
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengaturan Sebagian pelaksanaan pengaturan
pengaturan alur pasien
alur pasien untuk menghindari penumpukan. (5) alur pasien, tetapi
untuk menghindari
masih terjadi
penumpukan.
penumpukan pasien di
waktu tertentu.
c) Rumah sakit telah melakukan evaluasi terhadap
Terpenuhi
pengelolaan alur pasien secara berkala dan
(10)
melaksanakan upaya perbaikannya.
d) Ada sistem informasi tentang ketersediaan tempat Terpenuhi
tidur secara online kepada masyarakat. (10)
Standar AKP 3
7 Rumah sakit memiliki proses untuk melaksanakan kesinambungan pelayanan di rumah sakit dan integrasi antara profesional
pemberi asuhan (PPA) dibantu oleh manajer pelayanan pasien (MPP)/case manager.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 41/67
a) Para PPA telah memberikan asuhan pasien secara
terintegrasi berfokus pada pasien meliputi poin a) - f)
pada maksud dan tujuan.
1. Keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga
2. Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai
Ketua tim asuhan pasien oleh profesional pemberi
asuhan (PPA) (clinical leader)
3. Profesional pemberi asuhan (PPA) bekerja sebagai
tim interdisiplin dengan kolaborasi interprofesional Terpenuhi
dibantu antara lain oleh Panduan Praktik Klinis (PPK), (10)
Panduan Asuhan Profesional Pemberi Asuhan (PPA)
lainnya, Alur Klinis/clinical pathway terintegrasi,
Algoritme, Protokol, Prosedur, Standing Order dan
CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi)
4. Perencanaan pemulangan pasien (P3)/discharge
planning terintegrasi
5. Asuhan gizi terintegrasi;
6. Manajer pelayanan pasien/case manager.
b) Ada penunjukkan MPP dengan uraian tugas meliputi
poin a) - h) pada maksud dan tujuan
1. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien;
2. Mengoptimalkan terlaksananya pelayanan berfokus
pada pasien
3. Mengoptimalkan proses reimbursemen; dan dengan Terpenuhi
fungsi sebagai berikut (10)
4. Asesmen untuk manajemen pelayanan pasien;
5. Perencanaan untuk manajemen pelayanan pasien;
6. Komunikasi dan koordinasi
7. Edukasi dan advokasi;
8. Kendali mutu dan biaya pelayanan pasien.
c) Para profesional pemberi asuhan (PPA) dan manajer
pelayanan pasien (MPP) telah melaksanakan
kesinambungan dan koordinasi pelayanan meliputi
poin a) - e) pada maksud dan tujuan
Terpenuhi
1. Pelayanan darurat dan penerimaan rawat inap
(10)
2. Pelayanan diagnostik dan Tindakan
3. Pelayanan bedah dan nonbedah
4. Pelayanan rawat jalan;
5. Organisasi lain atau bentuk pelayanan lainnya
Pencatatan
perkembangan pasien
Semua PPA melakukan
didokumentasikan para
pencatatan
d) Pencatatan perkembangan pasien didokumentasikan Terpenuhi PPA di formulir catatan
perkembangan pasien
para PPA di formulir catatan pasien terintegrasi Sebagian pasien terintegrasi
dan didokumentasikan di
(CPPT). (5) (CPPT)., namun belum
formulir catatan pasien
semua PPA
terintegrasi (CPPT).
melaksanakan dengan
konsisten
Sudah ada Dokumen
Rekam Medis : 1)
Semua PPA mengisi
e) Pencatatan di unit intensif atau unit khusus lembar pemantauan
secara lengkap lembar
menggunakan lembar pemantauan pasien khusus, pasien khusus (unit
Terpenuhi pemantauan pasien
pencatatan perkembangan pasien dilakukan pada intensif atau unit
Sebagian khusus (unit intensif atau
lembar tersebut oleh DPJP di unit tersebut, PPA lain khusus) 2) catatan
(5) unit khusus) dan catatan
dapat melakukan pencatatan perkembangan pasien di pasien terintegrasi
pasien terintegrasi
formulir catatan pasien terintegrasi (CPPT). (CPPT), tetapi belum
(CPPT)
semua PPA mengisi
dengan lengkap
Dokumen Rekam Medis Semua PPA mengisi
sudah memuat secara lengkap pada
f) Perencanaan dan pelayanan pasien secara Terpenuhi informasi Perencanaan Dokumen Rekam Medis
terintegrasi diinformasikan kepada pasien dan atau Sebagian dan pelayanan pasien yang memuat informasi
keluarga secara berkala sesuai ketentuan Rumah Sakit. (5) secara terintegrasi, Perencanaan dan
tetapi belum di isi pelayanan pasien secara
secara konsisten terintegrasi
Standar AKP 3.1
8 Rumah sakit menetapkan bahwa setiap pasien harus memiliki dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) untuk memberikan
asuhan kepada pasien.
a) Rumah sakit telah menetapkan bahwa setiap pasien
memiliki dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)
Terpenuhi
dan telah melakukan asuhan pasien secara
(10)
terkoordinasi dan terdokumentasi dalam rekam medis
pasien.
b) Rumah sakit juga menetapkan proses perpindahan
tanggung jawab koordinasi asuhan pasien dari satu Terpenuhi
dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) ke DPJP (10)
lain, termasuk bila terjadi perubahan DPJP utama.
c) Bila dilaksanakan rawat bersama ditetapkan DPJP Terpenuhi
utama sebagai koordinator asuhan pasien. (10)
Standar AKP 4
9
Rumah sakit menetapkan informasi tentang pasien disertakan pada proses transfer internal antar unit di dalam rumah sakit.
a) Rumah sakit telah menerapkan proses transfer
Terpenuhi
pasien antar unit pelayanan di dalam rumah sakit
(10)
dilengkapi dengan formulir transfer pasien.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 42/67
b) Formulir transfer internal meliputi poin a) - g) pada
maksud dan tujuan
1. Alasan admisi
2. Temuan signifikan
Terpenuhi
3. Diagnosis
(10)
4. Prosedur yang telah dilakukan;
5. Obat-obatan
6. Perawatan lain yang diterima pasien;
7. Kondisi pasien saat transfer.
Standar AKP 5
10 Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan proses pemulangan pasien dari rumah sakit berdasarkan kondisi kesehatan pasien
dan kebutuhan kesinambungan asuhan atau tindakan.
a) Rumah sakit telah menetapkan kriteria pemulangan
Terpenuhi
pasien sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan
(10)
pelayanan pasien beserta edukasinya.
b) Rumah sakit telah menetapkan kemungkinan pasien
Terpenuhi
diizinkan keluar rumah sakit dalam jangka waktu
(10)
tertentu untuk keperluan penting.
Ada dokumen rekam
medis memuat rencana Dokumen rekam medis
dan instruksi yang memuat rencana
c) Penyusunan rencana dan instruksi pemulangan Terpenuhi
pemulangan pasien dan instruksi pemulangan
didokumentasikan dalam rekam medis pasien dan Sebagian
(discharge planning), pasien (discharge
diberikan kepada pasien secara tertulis. (5)
tetapi belum semua planning) harus terisi
terisi secara lengka lengkap
untuk setiap pasien
d) Tindak lanjut pemulangan pasien bila diperlukan
dapat ditujukan kepada fasilitas pelayanan kesehatan Terpenuhi
baik perorangan ataupun dimana pasien untuk (10)
memberikan pelayanan berkelanjutan.
Standar AKP 5.1
11
Ringkasan pasien pulang (discharge summary) dibuat untuk semua pasien rawat inap yang keluar dari rumah sakit.
a) Rumah sakit telah menetapkan Ringkasan pasien
pulang meliputi a) – f) pada maksud dan tujuan
1. Indikasi pasien masuk dirawat, diagnosis, dan
komorbiditas lain
2. Temuan fisik penting dan temuan-temuan lain
3. Tindakan diagnostik dan prosedur terapi yang telah
Terpenuhi
dikerjakan
(10)
4. Obat yang diberikan selama dirawat inap dengan
potensi akibat efek residual setelah obat tidak
diteruskan dan semua obat yang harus digunakan di
rumah
5. Kondisi pasien (status present);
6. Instruksi tindak lanjut.
b) Rumah sakit memberikan salinan ringkasan pasien
Terpenuhi
pulang kepada pihak yang berkepentingan dan
(10)
tersimpan di dalam rekam medik.
c) Formulir Ringkasan pasien pulang dijelaskan kepada Terpenuhi
pasien dan atau keluarga. (10)
Standar AKP 5.2
12 Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola dan melakukan tindak lanjut pasien dan memberitahu staf rumah sakit bahwa
mereka berniat keluar rumah sakit serta menolak rencana asuhan medis.
a) Rumah sakit telah menetapkan proses untuk
mengelola pasien rawat jalan dan rawat inap yang
Terpenuhi
menolak rencana asuhan medis termasuk keluar rumah
(10)
sakit atas permintaan sendiri dan pasien yang
menghendaki penghentian pengobatan.
b) Ada bukti pemberian edukasi kepada pasien tentang Terpenuhi
risiko medis akibat asuhan medis yang belum lengkap. (10)
c) Pasien keluar rumah sakit atas permintaan sendiri, Terpenuhi
tetapi tetap mengikuti proses pemulangan pasien. (10)
d) Dokter keluarga (bila ada) atau dokter yang
Terpenuhi
memberi asuhan berikutnya kepada pasien diberitahu
(10)
tentang kondisi tersebut.
e) Ada dokumentasi rumah sakit melakukan pengkajian
untuk mengetahui alasan pasien keluar rumah sakit Terpenuhi
apakah permintaan sendiri, menolak asuhan medis, (10)
atau tidak melanjutkan program pengobatan.
Standar AKP 5.3
13
Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola pasien yang menolak rencana asuhan medis yang melarikan diri.
a) Ada regulasi yang mengatur pasien rawat inap dan
Terpenuhi
rawat jalan yang meninggalkan rumah sakit tanpa
(10)
pemberitahuan (melarikan diri).
b) Rumah sakit melakukan identifikasi pasien
Terpenuhi
menderita penyakit yang membahayakan dirinya
(10)
sendiri atau lingkungan.
c) Rumah sakit melaporkan kepada pihak yang
Terpenuhi
berwenang bila ada indikasi kondisi pasien yang
(10)
membahayakan dirinya sendiri atau lingkungan.
Standar AKP 5.4
14 Pasien dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lain berdasar atas kondisi pasien untuk memenuhi kebutuhan asuhan
berkesinambungan dan sesuai dengan kemampuan fasilitas kesehatan penerima untuk memenuhi kebutuhan pasien.
a) Ada regulasi tentang rujukan sesuai dengan Terpenuhi
peraturan perundang-undangan. (10)
b) Rujukan pasien dilakukan sesuai dengan kebutuhan Terpenuhi
kesinambungan asuhan pasien. (10)

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 43/67
c) Rumah sakit yang merujuk memastikan bahwa
Terpenuhi
fasilitas kesehatan yang menerima dapat memenuhi
(10)
kebutuhan pasien yang dirujuk.
d) Ada kerjasama rumah sakit yang merujuk dengan
Terpenuhi
rumah sakit yang menerima rujukan yang sering
(10)
dirujuk.
Standar AKP 5.5
15
Rumah sakit menetapkan proses rujukan untuk memastikan pasien pindah dengan aman.
a) Rumah sakit memiliki staf yang bertanggung jawab
dalam pengelolaan rujukan termasuk untuk Terpenuhi
memastikan pasien diterima di rumah sakit rujukan (10)
yang dapat memenuhi kebutuhan pasien.
b) Selama proses rujukan ada staf yang kompeten
Terpenuhi
sesuai dengan kondisi pasien yang selalu memantau
(10)
dan mencatatnya dalam rekam medis.
c) Selama proses rujukan tersedia obat, bahan medis
Terpenuhi
habis pakai, alat kesehatan, dan peralatan medis sesuai
(10)
dengan kebutuhan kondisi pasien.
d) Rumah sakit memiliki proses serah terima pasien Terpenuhi
antara staf pengantar dan yang menerima. (10)
e) Pasien dan keluarga dijelaskan apabila rujukan yang Terpenuhi
dibutuhkan tidak dapat dilaksanakan. (10)
Standar AKP 5.6
16
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk mengatur proses rujukan dan dicatat di rekam medis pasien.
a) Dokumen rujukan berisi nama dari fasilitas
Terpenuhi
pelayanan kesehatan yang menerima dan nama orang
(10)
yang menyetujui menerima pasien.
b) Dokumen rujukan berisi alasan pasien dirujuk,
Terpenuhi
memuat kondisi pasien, dan kebutuhan pelayanan lebih
(10)
lanjut.
c) Dokumen rujukan juga memuat prosedur dan Terpenuhi
intervensi yang sudah dilakukan. (10)
d) Proses rujukan dievaluasi dalam aspek mutu dan Terpenuhi
keselamatan pasien. (10)
Standar AKP 5.7
17 Untuk pasien rawat jalan yang membutuhkan asuhan yang kompleks atau diagnosis yang kompleks dibuat catatan tersendiri
profil ringkas medis rawat jalan (PRMRJ) dan tersedia untuk PPA.
a) Rumah sakit telah menetapkan kriteria pasien rawat
jalan dengan asuhan yang kompleks atau yang
diagnosisnya kompleks diperlukan Profil Ringkas Medis
Rawat Jalan (PRMRJ) meliputi poin a-d dalam maksud
tujuan
1. Identifikasi pasien yang menerima asuhan kompleks
atau dengan diagnosis kompleks (seperti pasien di
klinis jantung dengan berbagai komorbiditas antara
lain DM tipe 2, total knee replacement, gagal ginjal
tahap akhir, dan sebagainya. Atau pasien di klinis
neurologik dengan berbagai komorbiditas)
Terpenuhi
2. Identifikasi informasi yang dibutuhkan oleh para
(10)
dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) yang
menangani tersebut
3. Menentukan proses yang digunakan untuk
memastikan bahwa informasi medis yang dibutuhkan
dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) tersedia
dalam format mudah ditelusur (easy-to-retrieve) dan
mudah direvieu
4. Evaluasi hasil implementasi proses untuk mengkaji
bahwa informasi dan proses memenuhi kebutuhan
dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) dan
meningkatkan mutu serta keselamatan pasien.
b) Rumah sakit memiliki proses yang dapat dibuktikan Terpenuhi
bahwa PRMRJ mudah ditelusur dan mudah di-review. (10)
Sudah dilakukan
Observasi Dokumen Lakukan Observasi
c) Proses tersebut dievaluasi untuk memenuhi Terpenuhi
evaluasi PRMRJ, tetapi Dokumen evaluasi PRMRJ
kebutuhan para DPJP dan meningkatkan mutu serta Sebagian
belum terjadwal dan secara berkala dan
keselamatan pasien. (5)
dilakukan secara terjadwal
berkala
Standar AKP 6
18 Rumah sakit menetapkan proses transportasi dalam merujuk, memindahkan atau pemulangan, pasien rawat inap dan rawat
jalan utk memenuhi kebutuhan pasien.
a) Rumah sakit memiliki proses transportasi pasien
sesuai dengan kebutuhannya yang meliputi pengkajian
Terpenuhi
kebutuhan transportasi, SDM, obat, bahan medis habis
(10)
pakai, alat kesehatan, peralatan medis dan persyaratan
PPI yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
b) Bila rumah sakit memiliki kendaraan transport
Terpenuhi
sendiri, ada bukti pemeliharan kendaraan tersebut
(10)
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
c) Bila rumah sakit bekerja sama dengan jasa
transportasi pasien mandiri, ada bukti kerja sama
tersebut dan evaluasi berkala dari rumah sakit Terpenuhi
mengenai kelayakan kendaraan transportasi, (10)
memenuhi aspek mutu, keselamatan pasien dan
keselamatan transportasi.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 44/67
d) Kriteria alat transportasi yang digunakan untuk
merujuk, memindahkan, atau memulangkan pasien
ditentukan oleh rumah sakit (staf yang kompeten), Terpenuhi
harus sesuai dengan Program PPI, memenuhi aspek (10)
mutu, keselamatan pasien dan keselamatan
transportasi.
Bab 9. Hak Pasien dan Keterlibatan Keluarga (HPK)

Standar HPK 1
1 Rumah sakit menerapkan proses yang mendukung hak-hak pasien dan keluarganya selama pasien mendapatkan pelayanan dan
perawatan di rumah sakit.
a) Rumah sakit menerapkan regulasi hak pasien dan
keluarga sebagaimana tercantum dalam poin a) – d)
pada gambaran umum dan peraturan perundang-
undangan
1. Mengidentifikasi, melindungi, dan mempromosikan Terpenuhi
hak-hak pasien (10)
2. Menginformasikan pasien tentang hak-hak mereka
3. Melibatkan keluarga pasien, bila perlu, dalam
keputusan tentang perawatan pasien
4. Mendapatkan persetujuan (informed consent);
b) Rumah sakit memiliki proses untuk mengidentifikasi
Terpenuhi
siapa yang diinginkan pasien untuk berpartisipasi
(10)
dalam pengambilan keputusan terkait perawatannya.
c) Rumah sakit memiliki proses untuk menentukan
preferensi pasien, dan pada beberapa keadaan
preferensi keluarga pasien, dalam menentukan Terpenuhi
informasi apa mengenai perawatan pasien yang dapat (10)
diberikan kepada keluarga/pihak lain, dan dalam
situasi apa.
d) Semua staff dilatih tentang proses dan peran mereka
Terpenuhi
dalam mendukung hak-hak serta partisipasi pasien dan
(10)
keluarga dalam perawatan.
Standar HPK 1.1
Rumah sakit berupaya mengurangi hambatan fisik, bahasa, budaya, dan hambatan lainnya dalam mengakses dan memberikan
2
layanan serta memberikan informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga dalam bahasa dan cara yang dapat mereka
pahami.
a) Rumah mengidentifikasi hambatan serta
menerapkan proses untuk mengurangi hambatan bagi Terpenuhi
pasien dalam mendapatkan akses, proses penerimaan (10)
dan pelayanan perawatan.
b) Informasi terkait aspek perawatan dan tata laksana
Terpenuhi
medis pasien diberikan dengan cara dan bahasa yang
(10)
dipahami pasien.
c) Informasi mengenai hak dan tanggung jawab pasien
terpampang di area rumah sakit atau diberikan kepada Terpenuhi
setiap pasien secara tertulis atau dalam metode lain (10)
dalam bahasa yang dipahami pasien.
Standar HPK 1.2
3 Rumah sakit memberikan pelayanan yang menghargai martabat pasien, menghormati nilai-nilai dan kepercayaan pribadi pasien
serta menanggapi permintaan yang terkait dengan keyakinan agama dan spiritual.
a) Staf memberikan perawatan yang penuh
Terpenuhi
penghargaan dengan memerhatikan harkat dan
(10)
martabat pasien.
b) Rumah sakit menghormati keyakinan spiritual dan Terpenuhi
budaya pasien serta nilai-nilai yang dianut pasien. (10)
c) Rumah sakit memenuhi kebutuhan pasien terhadap Terpenuhi
bimbingan rohani. (10)
Standar HPK 1.3
4 Rumah sakit menjaga privasi pasien dan kerahasiaan informasi dalam perawatan, serta memberikan hak kepada pasien untuk
memperoleh akses dalam informasi kesehatan mereka sesuai perundang-undangan yang berlaku.
Belum semua
Laksanakan kebutuhan
pelaksanaan akan
privacy pada lokasi
Terpenuhi kebutuhan privacy
a) Rumah sakit menjamin kebutuhan privasi pasien pelayanan seperti di IGD,
Sebagian dilaksanakan pada
selama perawatan dan pengobatan di rumah sakit. Ranap, Rajal serta
(5) lokasi pelayanan seperti
kelengkapan (penutup)
saat di IGD, Ranap, dan
saat transfer pasien.
Rajal
b) Kerahasiaan informasi pasien dijaga sesuai dengan Terpenuhi
peraturan perundangan. (10)
Masih terdapat
Terpenuhi Lakukan pengisian
c) Rumah sakit memiliki proses untuk meminta pengisian general
Sebagian general consent secara
persetujuan pasien terkait pemberian informasi. consent yang belum
(5) tertib dan lengkap
lengkap
d) Rumah sakit memiliki proses untuk memberikan Terpenuhi
pasien akses terhadap informasi kesehatan mereka. (10)
Standar HPK 1.4
5
Rumah sakit melindungi harta benda pasien dari pencurian atau kehilangan.
a) Rumah sakit menetapkan proses untuk mencatat dan Terpenuhi
melindungi pertanggungjawaban harta benda pasien. (10)
b) Pasien mendapat informasi mengenai tanggung
Terpenuhi
jawab rumah sakit untuk melindungi harta benda
(10)
pribadi mereka.
Standar HPK 1.5
6 Rumah sakit melindungi pasien dari serangan fisik dan verbal, dan populasi yang berisiko diidentifikasi serta dilindungi dari
kerentanan.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 45/67
a) Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan
Terpenuhi
proses untuk melindungi semua pasien dari serangan
(10)
fisik dan verbal.
b) Rumah sakit mengidentifikasi populasi yang Terpenuhi
memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami serangan. (10)
c) Rumah sakit memantau area fasilitas yang terisolasi Terpenuhi
dan terpencil. (10)
Standar HPK 2
7 Pasien dan keluarga pasien dilibatkan dalam semua aspek perawatan dan tata laksana medis melalui edukasi, dan diberikan
kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan mengenai perawatan serta tata laksananya.
a) Rumah sakit menerapkan proses untuk mendukung
Terpenuhi
pasien dan keluarga terlibat dan berpartisipasi dalam
(10)
proses asuhan dan dalam pengambilan keputusan.
Laksanaan tentang
Belum semua
edukasi kepada pasien
melaksanakan tentang
dan keluarganya
b) Rumah sakit menerapkan proses untuk memberikan edukasi kepada pasien
Terpenuhi mengenai kondisi medis,
edukasi kepada pasien dan keluarganya mengenai dan keluarganya
Sebagian diagnosis, serta rencana
kondisi medis, diagnosis, serta rencana perawatan dan mengenai kondisi
(5) perawatan dan terapi
terapi yang diberikan. medis, diagnosis, serta
yang diberikan secara
rencana perawatan dan
lengkap dan
terapi yang diberikan
dokumentasikan
edukasi tentang hasil Lakukan edukasi tentang
perawatan dan tata hasil perawatan dan tata
Terpenuhi
c) Pasien diberikan informasi mengenai hasil asuhan laksana yang laksana yang diharapkan
Sebagian
dan tata laksana yang diharapkan. diharapkan belum dan dokumentasikan
(5)
semua pasien pelaksanaan edukasi
mendapakan penjelasan tersebut
d) Pasien diberikan informasi mengenai kemungkinan
Terpenuhi
hasil yang tidak dapat diantisipasi dari terapi dan
(10)
perawatan.
e) Rumah sakit memfasilitasi permintaan pasien untuk
mencari pendapat kedua tanpa perlu khawatir akan Terpenuhi
mempengaruhi perawatannya selama di dalam atau (10)
luar rumah sakit.
Standar HPK 2.1
Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai hak dan kewajibannya untuk menolak atau
8
menghentikan terapi, menolak diberikan pelayanan resusitasi, serta melepaskan atau menghentikan terapi penunjang
kehidupan.
a) Rumah sakit menerapkan proses mengenai
Terpenuhi
pemberian pelayanan resusitasi dan penghentian terapi
(10)
penunjang kehidupan untuk pasien.
b) Rumah sakit memberi informasi kepada pasien dan
keluarga mengenai hak mereka untuk menolak atau
Terpenuhi
menghentikan terapi, konsekuensi dari keputusan yang
(10)
dibuat serta terapi dan alternatif lain yang dapat
dijadikan pilihan.
Standar HPK 2.2
9 Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapat pengkajian dan tata laksana nyeri serta perawatan yang penuh kasih
menjelang akhir hayatnya.
a) Rumah sakit menerapkan proses untuk menghargai
Terpenuhi
dan mendukung hak pasien mendapatkan pengkajian
(10)
dan pengelolaan nyeri.
Terdapat dokumen
tentang penerapan
proses untuk
menghargai dan Sosialisasikan kembali
mendukung hak pasien dokumen tentang
untuk mendapatkan penerapan proses untuk
b) Rumah sakit menerapkan proses untuk menghargai pengkajian dan menghargai dan
Terpenuhi
dan mendukung hak pasien untuk mendapatkan pengelolaan terhadap mendukung hak pasien
Sebagian
pengkajian dan pengelolaan terhadap kebutuhan kebutuhan pasien untuk mendapatkan
(5)
pasien menjelang akhir hayat. menjelang akhir hayat pengkajian dan
(dokumen asuhan pengelolaan terhadap.
pasien terminal yang kebutuhan pasien
sudah terisi) namun menjelang akhir hayat.
belum semua staf klinis
mengetahui form
tersebut
Standar HPK 3
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya mengenai proses untuk menerima dan menanggapi keluhan, tindakan rumah
10
sakit bila terdapat konflik/perbedaan pendapat di dalam asuhan pasien, serta hak pasien untuk berperan dalam semua proses
ini.
a) Pasien diberikan informasi mengenai proses untuk
menyampaikan keluhan dan proses yang harus Terpenuhi
dilakukan pada saat terjadi konflik/perbedaan pendapat (10)
pada proses perawatan.
b) Keluhan, konflik, dan perbedaan pendapat tersebut
Terpenuhi
dikaji dan diselesaikan oleh unit/petugas yang
(10)
bertanggung jawab melalui sebuah alur/proses spesifik.
c) Pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses
Terpenuhi
penyelesaian keluhan, konflik, dan perbedaan
(10)
pendapat.
Standar HPK 4
11 Rumah sakit menetapkan batasan yang jelas untuk persetujuan umum yang diperoleh pasien pada saat akan menjalani rawat
inap atau didaftarkan pertama kalinya sebagai pasien rawat jalan.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 46/67
a) Rumah sakit menerapkan proses bagaimana
Terpenuhi
persetujuan umum didokumentasikan dalam rekam
(10)
medis pasien.
Belum semua dokumen
Lengkapi dokumen
tentang pemberian
tentang pemberian
informasi mengenai
b) Pasien dan keluarga diberikan informasi mengenai Terpenuhi informasi mengenai
pemeriksaan, tindakan
pemeriksaan, tindakan dan pengobatan yang Sebagian pemeriksaan, tindakan
dan pengobatan yang
memerlukan informed consent. (5) dan pengobatan yang
memerlukan informed
memerlukan informed
consent diisi dengan
consent.
lengkap.
c) Pasien menerima informasi mengenai kemungkinan
Terpenuhi
keterlibatan peserta didik, mahasiswa, residen traine
(10)
dan fellow yang berpartisipasi dalam proses perawatan.
Standar HPK 4.1
12 Persetujuan tindakan (informed consent) pasien diperoleh melalui cara yang telah ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh
petugas terlatih dengan cara dan bahasa yang mudah dipahami pasien.
a) Rumah sakit menerapkan proses bagi pasien untuk Terpenuhi
mendapatkan informed consent. (10)
b) Pemberian informed consent dilakukan oleh staf
Terpenuhi
yang kompeten dan diberikan dengan cara dan bahasa
(10)
yang mudah dipahami pasien.
c) Rumah sakit memiliki daftar tindakan invasif,
Terpenuhi
pemeriksaan dan terapi tambahan yang
(10)
memerlukaninformed consent.
Standar HPK 4.2
13 Rumah sakit menerapkan proses untuk pemberian persetujuan oleh orang lain, sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
a) Rumah sakit menerapkan proses untuk pemberian
Terpenuhi
informed consent oleh orang lain selain pasien sesuai
(10)
peraturan perundangan yang berlaku.
b) Rekam medis pasien mencantumkan (satu atau Terpenuhi
lebih) nama individu yang menyatakan persetujuan. (10)
Bab 10. Pengkajian Pasien (PP)

Standar PP 1
1 Semua pasien yang dirawat di rumah sakit diidentifikasi kebutuhan perawatan kesehatannya melalui suatu proses pengkajian
yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.
a) Rumah sakit menetapkan regulasi tentang
pengkajian awal dan pengkajian ulang medis dan Terpenuhi
keperawatan di unit gawat darurat, rawat inap dan (10)
rawat jalan.
b) Rumah sakit menetapkan isi minimal pengkajian
awal meliputi poin a) – l) pada maksud dan tujuan
1. Keluhan saat ini
2. Status fisik
3. Psiko-sosio-spiritual
4. Ekonomi
5. Riwayat kesehatan pasien Terpenuhi
6. Riwayat alergi (10)
7. Riwayat penggunaan obat
8. Pengkajian nyeri
9. Risiko jatuh
10. Pengkajian fungsional
11. Risiko nutrisional
12. Kebutuhan edukasi;
c) Hanya PPA yang kompeten, diperbolehkan untuk
Terpenuhi
melakukan pengkajian sesuai dengan ketentuan rumah
(10)
sakit.
d) Perencanaanan pulang yang mencakup identifikasi
Terpenuhi
kebutuhan khusus dan rencana untuk memenuhi
(10)
kebutuhan tersebut, disusun sejak pengkajian awal.
Standar PP 1.1
2
Kebutuhan medis dan keperawatan pasien diidentifikasi berdasarkan pengkajian awal.
Pengkajian awal medis
Semua pengkajian awal
dan keperawatan
medis dan keperawatan
dilaksanakan dan
dilaksanakan dan
a) Pengkajian awal medis dan didokumentasikan,
didokumentasikan dalam
keperawatandilaksanakan dan didokumentasikan Terpenuhi tetapi tidak semua
kurun waktu 24 jam
dalam kurun waktu 24 jam pertama sejak pasien masuk Sebagian dalam kurun waktu 24
pertama sejak pasien
rawat inap, atau lebih awal bila diperlukan sesuai (5) jam pertama sejak
masuk rawat inap, atau
dengan kondisi pasien. pasien masuk rawat
lebih awal bila diperlukan
inap, atau lebih awal
sesuai dengan kondisi
bila diperlukan sesuai
pasien.
dengan kondisi pasien.
b) Pengkajian awal medis menghasilkan diagnosis
medis yang mencakup kondisi utama dan kondisi Terpenuhi
lainnya yang membutuhkan tata laksana dan (10)
pemantauan.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 47/67
Pengkajian awal
Pengkajian awal keperawatan
keperawatan menghasilkan diagnosis
menghasilkan diagnosis keperawatan untuk
c) Pengkajian awal keperawatan menghasilkan
Terpenuhi keperawatan untuk menentukan kebutuhan
diagnosis keperawatan untuk menentukan kebutuhan
Sebagian menentukan kebutuhan asuhan keperawatan,
asuhan keperawatan, intervensi atau pemantauan
(5) asuhan keperawatan, intervensi termasuk
pasien yang spesifik.
intervensi tetapi belum pemantauan pasien yang
ada pemantauan pasien spesifik dan
yang spesifik. didokumentasikan pada
rekam medis
d) Sebelum pembedahan pada kondisi mendesak,
minimal terdapat catatan singkat dan diagnosis Terpenuhi
praoperasi yang didokumentasikan di dalam rekam (10)
medik.
Pengkajian awal rawat
jalan diulang bila sudah
e) Pengkajian medis yang dilakukan sebelum masuk Ditemukan pengkajian
lebih dari 30 hari
rawat inap atau sebelum pasien menjalani prosedur di awal rawat jalan tidak
Terpenuhi sebelum masuk rawat
layanan rawat jalan rumah sakit harus dilakukan dalam diulang sudah lebih dari
Sebagian inap atau sebelum pasien
waktu kurang atau sama dengan 30 (tiga puluh) hari 30 hari sebelum pasien
(5) menjalani prosedur di
sebelumnya. Jika lebih dari 30 (tiga puluh) hari, maka menjalani prosedur di
layanan rawat jalan
harus dilakukan pengkajian ulang. layanan rawat jalan
dilakukan untuk semua
pasien
f) Hasil dari seluruh pengkajian yang dikerjakan di luar
rumah sakit ditinjau dan/atau diverifikasi pada saat Terpenuhi
masuk rawat inap atau sebelum tindakan di unit rawat (10)
jalan.
Standar PP 1.2
3 Pasien dilakukan skrining risiko nutrisi, skrining nyeri, kebutuhan fungsional termasuk risiko jatuh dan kebutuhan khusus
lainnya
a) Rumah sakit menetapkan kriteria risiko nutrisional
Terpenuhi
yang dikembangkan bersama staf yang kompeten dan
(10)
berwenang.
Belum semua pasien Semua pasien diskrining
Terpenuhi
b) Pasien diskrining untuk risiko nutrisi sebagai bagian diskrining untuk risiko untuk risiko nutrisi
Sebagian
dari pengkajian awal. nutrisi sebagai bagian sebagai bagian dari
(5)
dari pengkajian awal. pengkajian awal.
c) Pasien dengan risiko nutrisional dilanjutkan dengan Terpenuhi
pengkajian gizi. (10)
d) Pasien diskrining untuk kebutuhan fungsional Terpenuhi
termasuk risiko jatuh. (10)
Standar PP 1.3
4
Rumah sakit melakukan pengkajian awal yang telah dimodifikasi untuk populasi khusus yang dirawat di rumah sakit.
a) Rumah sakit menetapkan jenis populasi khusus yang
akan dilakukan pengkajian meliputi poin a) - m) pada
maksud dan tujuan
1. Neonatus
2. Anak
3. Remaja
4. Obsteri / maternitas
5. Geriatri
6. Sakit terminal / menghadapi kematian Terpenuhi
7. Pasien dengan nyeri kronik atau nyeri (intense) (10)
8. Pasien dengan gangguan emosional atau pasien
psikiatris
9. Pasien kecanduan obat terlarang atau alcohol
10. Korban kekerasan atau kesewenangan
11. Pasien dengan penyakit menular atau infeksius
12. Pasien yang menerima kemoterapi atau terapi
radiasi
13. Pasien dengan sistem imunologi terganggu.
b) Rumah sakit telah melaksanakan pengkajian
Terpenuhi
tambahan terhadap populasi pasien khusus sesuai
(10)
ketentuan rumah sakit.
Standard PP 2
5 Rumah sakit melakukan pengkajian ulang bagi semua pasien dengan interval waktu yang ditentukan untuk kemudian dibuat
rencana asuhan lanjutan.
a) Rumah sakit melaksanakan pengkajian ulang oleh
Terpenuhi
DPJP, perawat dan PPA lainnya untuk menentukan
(10)
rencana asuhan lanjutan.
b) Terdapat bukti pelaksanaan pengkajian ulang medis
Terpenuhi
dilaksanakan minimal satu kali sehari, termasuk akhir
(10)
minggu/libur untuk pasien akut.
c) Terdapat bukti pelaksanaan pengkajian ulang oleh
Terpenuhi
perawat minimal satu kali per shift atau sesuai dengan
(10)
perubahan kondisi pasien.
d) Terdapat bukti pengkajian ulang oleh PPA lainnya
Terpenuhi
dilaksanakan dengan interval sesuai regulasi rumah
(10)
sakit.
Standar PP 3
6
Pelayanan laboratorium tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien sesuai peraturan perundangan.
a) Rumah sakit menetapkan regulasi tentang pelayanan Terpenuhi
laboratorium di rumah sakit. (10)
b) Pelayanan laboratorium buka 24 jam, 7 (tujuh) hari Terpenuhi
seminggu, sesuai dengan kebutuhan pasien. (10)

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 48/67
Standar PP 3.1
7 Rumah sakit menetapkan bahwa seorang yang kompeten dan berwenang, bertanggung jawab mengelola pelayanan
laboratorium.
a) Direktur rumah sakit menetapkan penanggung
Terpenuhi
jawab laboratorium yang memiliki kompetensi sesuai
(10)
ketentuan perundang-undangan.
b) Terdapat bukti pelaksanaan tanggung jawab
pimpinan laboratorium sesuai poin a) - e) pada
maksud dan tujuan
1. Menyusun dan evaluasi regulasi
2. Pengawasan pelaksanaan administrasi
3. Melaksanakan program kendali mutu (PMI dan PME)
dan mengintegrasikan program mutu laboratorium Terpenuhi
dengan program Manajemen Fasilitas dan Keamanan (10)
serta program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
rumah sakit
4. Melakukan pemantauan dan evaluasi semua jenis
pelayanan laboratorium
5. Mereview dan menindak lanjuti hasil pemeriksaan
laboratorium rujukan.
Standar PP 3.2
8 Staf laboratorium mempunyai pendidikan, pelatihan, kualifikasi dan pengalaman yang dipersyaratkan untuk mengerjakan
pemeriksaan.
a) Staf laboratorium yang membuat interpretasi telah Terpenuhi
memenuhi persyaratan kredensial. (10)
b) Staf laboratorium dan staf lain yang melaksanakan
Terpenuhi
pemeriksaan termasuk yang mengerjakan Point-of-care
(10)
testing (POCT), memenuhi persyaratan kredensial.
Standar PP 3.3
9
Rumah Sakit menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan regular dan pemeriksaan segera (cito).
a) Rumah sakit menetapkan dan menerapkan kerangka
Terpenuhi
waktu penyelesaian pemeriksaan laboratorium regular
(10)
dan cito.
b) Terdapat bukti pencatatan dan evaluasi waktu Terpenuhi
penyelesaian pemeriksaan laboratorium. (10)
c) Terdapat bukti pencatatan dan evaluasi waktu Terpenuhi
penyelesaian pemeriksaan cito. (10)
d) Terdapat bukti pencatatan dan evaluasi pelayanan Terpenuhi
laboratorium rujukan. (10)
Standar PP 3.4
10
Rumah sakit memiliki prosedur pengelolaan semua reagensia esensial dan di evaluasi secara berkala pelaksaksanaannya.
a) Terdapat bukti pelaksanaan semua reagensia
esensial disimpan dan diberi label, serta didistribusi Terpenuhi
sesuai prosedur dari pembuatnya atau instruksi pada (10)
kemasannya
b) Terdapat bukti pelaksanaan evaluasi/audit semua Terpenuhi
reagen. (10)
Standar PP 3.5
11 Rumah sakit memiliki prosedur untuk cara pengambilan, pengumpulan, identifikasi, pengerjaan, pengiriman, penyimpanan, dan
pembuangan spesimen.
a) Pengelolaan spesimen dilaksanakan sesuai poin a) -
d) pada maksud dan tujuan
1. Permintaan pemeriksaan
2. Pengambilan, pengumpulan dan identifikasi
Terpenuhi
specimen
(10)
3. Pengiriman, pembuangan, penyimpanan dan
pengawetan specimen
4. Penerimaan, penyimpanan, telusur spesimen
(tracking).
b) Terdapat bukti pemantauan dan evaluasi terhadap Terpenuhi
pengelolaan spesimen. (10)
Standar PP 3.6
12
Rumah sakit menetapkan nilai normal dan rentang nilai untuk interpretasi dan pelaporan hasil laboratorium klinis.
a) Rumah sakit menetapkan dan mengevaluasi rentang
Terpenuhi
nilai normal untuk interpretasi, pelaporan hasil
(10)
laboratorium klinis.
b) Setiap hasil pemeriksaan laboratorium dilengkapi Terpenuhi
dengan rentang nilai normal. (10)
Standar PP 3.7
13
Rumah sakit melaksanakan prosedur kendali mutu pelayanan laboratorium, di evaluasi dan dicatat sebagai dokumen.
a) Terdapat bukti bahwa unit laboratorium telah
melakukan Pemantapan Mutu Internal (PMI) secara
rutin yang meliputi poin a-e pada maksud dan tujuan
1. Validasi tes yang digunakan untuk tes akurasi,
presisi, hasil rentang nilai Terpenuhi
2. Dilakukan surveilans hasil pemeriksaan oleh staf (10)
yang kompeten
3. Reagensia di Tes
4. Koreksi cepat jika ditemukan kekurangan
5. Dokumentasi hasil dan tindakan koreksi;
b) Terdapat bukti bahwa unit laboratorium telah
Terpenuhi
melakukan Pemantapan Mutu Eksternal (PME) secara
(10)
rutin.
Standar PP 3.8
14
Rumah sakit bekerjasama dengan laboratorium rujukan yang terakreditasi.
a) Unit laboratorium memiliki bukti sertifikat akreditasi Terpenuhi
laboratorium rujukan yang masih berlaku. (10)

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 49/67
b) Telah dilakukan pemantauan dan evaluasi kerjasama
Terpenuhi
pelayanan kontrak sesuai dengan kesepakatan kedua
(10)
belah pihak.
Standar PP 3.9
15 Rumah Sakit menetapkan regulasi tentang penyelenggara pelayanan darah dan menjamin pelayanan yang diberikan sesuai
peraturan dan perundang-undangan dan standar pelayanan.
a) Rumah sakit menerapkan regulasi tentang Terpenuhi
penyelenggaraan pelayanan darah di rumah sakit. (10)
b) Penyelenggaraan pelayanan darah dibawah Terpenuhi
tanggung jawab seorang staf yang kompeten. (10)
c) Rumah sakit telah melakukan pemantauan dan
Terpenuhi
evaluasi mutu terhadap penyelenggaran pelayanan
(10)
darah di rumah sakit.
d) Rumah sakit menerapkan proses persetujuan
Terpenuhi
tindakan pasien untuk pemberian darah dan produk
(10)
darah.
Standar PP 4
16
Pelayanan radiologi klinik menetapkan regulasi pelayanan radiologi klinis di rumah sakit.
a) Rumah Sakit menetapkan dan melaksanakan Terpenuhi
regulasi pelayanan radiologi klinik. (10)
b) Terdapat pelayanan radiologi klinik selama 24 jam, 7
Terpenuhi
(tujuh) hari seminggu, sesuai dengan kebutuhan
(10)
pasien.
Standar PP 4.1
17
Rumah Sakit menetapkan seorang yang kompeten dan berwenang, bertanggung jawab mengelola pelayanan RIR.
a) Direktur menetapkankan penanggung jawab
Terpenuhi
radiologi klinik yang memiliki kompetensi sesuai
(10)
ketentuan dengan peraturan perundang-undangan.
b) Terdapat bukti pengawasan pelayanan radiologi
klinik oleh penanggung jawab radiologi klinik sesuai
poin a) – e) pada maksud dan tujuan
1. Menyusun dan evaluasi regulasi
2. Pengawasan pelaksanaan administrasi
3. Melaksanakan program kendali mutu (PMI dan PME)
Terpenuhi
dan mengintegrasikan program mutu radiologi dengan
(10)
program Manajemen Fasilitas dan Keamanan serta
program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
rumah sakit
4. Memonitor dan evaluasi semua jenis pelayanan RIR
5. Mereviu dan menindak lanjuti hasil pemeriksaan
pelayanan RIR rujukan.
Standar PP 4.2
18 Semua staf radiologi klinik mempunyai pendidikan, pelatihan, kualifikasi dan pengalaman yang dipersyaratkan untuk
mengerjakan pemeriksaan.
a) Staf radiologi klinik yang membuat interpretasi telah Terpenuhi
memenuhi persyaratan kredensial (10)
b) Staf radiologi klinik dan staf lain yang melaksanakan
pemeriksaan termasuk yang mengerjakan tindakan di Terpenuhi
Ruang Rawat pasien, memenuhi persyaratan (10)
kredensial.
Standar PP 4.3
19
Rumah sakit menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan radiologi klinik regular dan cito.
a) Rumah sakit menetapkan kerangka waktu Terpenuhi
penyelesaian pemeriksaan radiologi klinik. (10)
b) Dilakukan pencatatan dan evaluasi waktu Terpenuhi
penyelesaian pemeriksaan radiologi klinik. (10)
c) Dilakukan pencatatan dan evaluasi waktu Terpenuhi
penyelesaian pemeriksaan cito. (10)
d) Terdapat bukti pencatatan dan evaluasi pelayanan Terpenuhi
radiologi rujukan. (10)
Standar PP 4.4
20
Film X-ray dan bahan lainnya tersedia secara teratur.
a) Rumah sakit menetapkan proses pengelolaan logistik
Terpenuhi
film x-ray, reagens, dan bahan lainnya, termasuk
(10)
kondisi bila terjadi kekosongan.
b) Semua film x-ray disimpan dan diberi label, serta
Terpenuhi
didistribusi sesuai pedoman dari pembuatnya atau
(10)
instruksi pada kemasannya.
Standar PP 4.5
21
Rumah sakit menetapkan program kendali mutu, dilaksanakan, divalidasi dan didokumentasikan.
a) Terdapat bukti bahwa unit radiologi klinik telah Terpenuhi
melaksanakan Pemantapan Mutu Internal (PMI). (10)
b) Terdapat bukti bahwa unit radiologi klinik Terpenuhi
melaksanakan Pemantapan Mutu Eksternal (PME). (10)
Bab 11. Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP)

Standar PAP 1
1
Pelayanan dan asuhan yang seragam diberikan untuk semua pasien sesuai peraturan perundang-undangan.
a) Rumah sakit menetapkan regulasi tentang Pelayanan
dan Asuhan Pasien (PAP) yang meliputi poin a) – e)
dalam gambaran umum
1. Pemberian pelayanan untuk semua pasien
Terpenuhi
2. Pelayanan pasien risiko tinggi dan penyediaan
(10)
pelayanan risiko tinggi
3. Pemberian makanan dan terapi nutrisi
4. Pengelolaan nyeri;
5. Pelayanan menjelang akhir hayat.
Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 50/67
b) Asuhan yang seragam diberikan kepada setiap
pasien meliputi poin a) – e) dalam maksud dan tujuan.
1. Akses untuk mendapatkan asuhan dan pengobatan
tidak bergantung pada kemampuan pasien untuk
membayar atau sumber pembayaran
2. Akses untuk mendapatkan asuhan dan pengobatan
yang diberikan oleh PPA yang kompeten tidak
bergantung pada hari atau jam yaitu 7 (tujuh) hari, 24
Terpenuhi
(dua puluh empat) jam
(10)
3. Kondisi pasien menentukan sumber daya yang akan
dialokasikan untuk memenuhi kebutuhannya
4. Pemberian asuhan yang diberikan kepada pasien,
sama di semua unit pelayanan di rumah sakit misalnya
pelayanan anestesi
5. Pasien yang membutuhkan asuhan keperawatan
yang sama akan menerima tingkat asuhan keperawatan
yang sama di semua unit pelayanan di rumah sakit.
Standar PAP 1.1
2
Proses pelayanan dan asuhan pasien yang terintegrasi serta terkoordinasi telah dilakukan sesuai instruksi.
a) Rumah sakit telah melakukan pelayanan dan asuhan
Terpenuhi
yang terintegrasi serta terkoordinasi kepada setiap
(10)
pasien.
b) Rumah sakit telah menetapkan kewenangan
Terpenuhi
pemberian instruksi oleh PPA yang kompeten, tata cara
(10)
pemberian instruksi dan pendokumentasiannya.
Dokumen permintaan
pemeriksaan
Semua hasil permintaan
laboratorium dan
pemeriksaan
c) Permintaan pemeriksaan laboratorium dan Terpenuhi diagnostik imajing
laboratorium dan
diagnostik imajing harus disertai indikasi klinis apabila Sebagian tercantum indikasi
diagnostik imajing
meminta hasilnya berupa interpretasi. (5) klinis, tetapi ditemukan
dimasukkan dalam
hasil radiologi tidak di
dokumen rekam medik.
masukkan dalam
dokumen rkam medik
Dokumen hasil
d) Prosedur dan tindakan telah dilakukan sesuai Semua hasil pemeriksaan
Terpenuhi pemeriksaan diagnostik
instruksi dan PPA yang memberikan instruksi, alasan lab, termasuk radiologi
Sebagian imajing tidak
dilakukan prosedur atau tindakan serta hasilnya telah dimasukkan dalam rekam
(5) dimasukkan dokumen
didokumentasikan di dalam rekam medis pasien. medik
rekam medik
Dokumen Rekam Medis
sudah memuat
Semua pasien yang
pengkajian pasien yang
e) Pasien yang menjalani tindakan invasif/berisiko di Terpenuhi menjalani tindakan
menjalani tindakan
rawat jalan telah dilakukan pengkajian dan Sebagian invasif / berisiko di rawat
invasif / berisiko di
didokumentasikan dalam rekam medis. (5) jalan harus dilakukan
rawat jalan, tetapi
pengkajian
belum dilaksanakan
dengan konsisten
Standar PAP 1.2
3
Rencana asuhan individual setiap pasien dibuat dan didokumentasikan
a) PPA telah membuat rencana asuhan untuk setiap
pasien setelah diterima sebagai pasien rawat inap Terpenuhi
dalam waktu 24 jam berdasarkan hasil pengkajian (10)
awal.
b) Rencana asuhan dievaluasi secara berkala, direvisi
Terpenuhi
atau dimutakhirkan serta didokumentasikan dalam
(10)
rekam medis oleh setiap PPA.
Sudah ada Instruksi
Instruksi berdasarkan
berdasarkan rencana
rencana asuhan dibuat
asuhan dibuat oleh PPA
c) Instruksi berdasarkan rencana asuhan dibuat oleh Terpenuhi oleh PPA yang kompeten
yang kompeten dan
PPA yang kompeten dan berwenang, dengan cara yang Sebagian dan berwenang, dengan
berwenang, dan
seragam, dan didokumentasikan di CPPT. (5) cara yang seragam, dan
didokumentasikan di
didokumentasikan di
CPPT, tetapi belum
CPPT.
seragam.
Sudah ada rencana
asuhan pasien dibuat
Terpenuhi
d) Rencana asuhan pasien dibuat dengan membuat dengan membuat Lakukan sosialisasi ulang
Sebagian
sasaran yang terukur dan di dokumentasikan. sasaran yang terukur agar pengisian seragam
(5)
dan di dokumentasikan,
tetapi belum seragam
Sudah ada dokumen
Dokumen rekam medis
rekam medis memuat
e) DPJP telah melakukan evaluasi/review berkala dan memuat evaluasi/ review
Terpenuhi evaluasi/ review berkala
verifikasi harian untuk memantau terlaksananya berkala dan verifikasi
Sebagian dan verifikasi harian
asuhan secara terintegrasi dan membuat notasi sesuai harian yang dilakukan
(5) yang dilakukan DPJP,
dengan kebutuhan. DPJP harus konsisten
tetapi pengisian belum
dilakukan
konsisten
Standar PAP 2
4 Rumah sakit menetapkan pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi sesuai dengan kemampuan, sumber daya dan sarana
prasarana yang dimiliki.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 51/67
a) Pimpinan rumah sakit telah melaksanakan tanggung
jawabnya untuk memberikan pelayanan pada pasien
berisiko tinggi dan pelayanan berisiko tinggi meliputi
a) - c) dalam maksud dan tujuan
1. Mengidentifikasi pasien dan pelayanan yang
dianggap berisiko tinggi di rumah sakit Terpenuhi
2. Menetapkan prosedur, panduan praktik klinis (PPK), (10)
clinical pathway dan rencana perawatan secara
kolaboratif
3. Melatih staf untuk menerapkan prosedur, panduan
praktik klinis (PPK), clinical pathway dan rencana
perawatan rencana perawatan tersebut.
b) Rumah sakit telah memberikan pelayanan pada
pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi yang
Terpenuhi
telah diidentifikasi berdasarkan populasi yaitu pasien
(10)
anak, pasien dewasa dan pasien geriatri sesuai dalam
maksud dan tujuan.
c) Pimpinan rumah sakit telah mengidentifikasi risiko
Terpenuhi
tambahan yang dapat mempengaruhi pasien dan
(10)
pelayanan risiko tinggi.
Standar PAP 2.1
5 Rumah sakit memberikan pelayanan geriatri rawat jalan, rawat inap akut dan rawat inap kronis sesuai dengan tingkat jenis
pelayanan.
a) Rumah sakit telah menetapkan regulasi tentang
penyelenggaraan pelayanan geriatri di rumah sakit Terpenuhi
sesuai dengan kemampuan, sumber daya dan sarana (10)
prasarana nya.
Sudah ada regulasi
berupa: 1. Penetapan Melaksanakan pelayanan
b) Rumah sakit telah menetapkan tim terpadu geriatri Terpenuhi
Tim Terpadu Geriatri 2. geriatri dengan mapping
dan telah menyelenggarakan pelayanan sesuai tingkat Sebagian
Program Kerja Tim tenaga profesional yang
jenis layanan (5)
Terpadu Geriatri., tetapi tersedia.
belum berjalan
Pelayanan geriatri
Terpenuhi
c) Rumah sakit telah melaksanakan proses pemantauan belum dilaksanakan buat jadwal pelayanan
Sebagian
dan evaluasi kegiatan pelayanan geriatri terpadu, hanya berupa untuk pasien geriatri
(5)
edukasi
Ada pelaporan
Lengkapi laporan pasien
Terpenuhi penyelenggaraan
d) Ada pelaporan penyelenggaraan pelayanan geriatri geriatri dengan
Sebagian pelayanan geriatri di
di rumah sakit. pelayanan yang ada di
(5) rumah sakit., terbatas
bagian lain
pada hasil edukasi
Standar PAP 2.2
6 Rumah Sakit melakukan promosi dan edukasi sebagai bagian dari Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia di Masyarakat
Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community Geriatric Service).
a) Ada program PKRS terkait Pelayanan Kesehatan
Terpenuhi
Warga Lanjut usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit
(10)
(Hospital Based Community Geriatric Service).
b) Rumah sakit telah memberikan edukasi sebagai
bagian dari Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia di Terpenuhi
Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based (10)
Community Geriatric Service).
c) Rumah sakit telah melaksanakan kegiatan sesuai
Terpenuhi
program dan tersedia leaflet atau alat bantu kegiatan
(10)
(brosur, leaflet, dan lain-lainnya).
Ada laporan kegiatan
Lakukan evaluasi
Terpenuhi yang dilakukan secara
d) Rumah sakit telah melakukan evaluasi dan membuat program geriatri, agar
Sebagian berkala, tetapi belum
laporan kegiatan pelayanan secara berkala. program berjalan dengan
(5) dievaluasi untuk tindak
baik.
lanjut program geriatri.
Standar PAP 2.3
7
Rumah sakit menerapkan proses pengenalan perubahan kondisi pasien yang memburuk.
a) Rumah sakit telah menerapkan proses pengenalan
Terpenuhi
perubahan kondisi pasien yang memburuk (EWS) dan
(10)
mendokumentasikannya di dalam rekam medik pasien.
b ) R u m a h s a k i t m e m i l i k i b u k t i P P A d i l a t i h Terpenuhi
menggunakan EWS. (10)
Standar PAP 2.4
8
Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh area rumah sakit.
a) Pelayanan resusitasi tersedia dan diberikan selama Terpenuhi
24 jam setiap hari di seluruh area rumah sakit. (10)
b) Peralatan medis untuk resusitasi dan obat untuk
Terpenuhi
bantuan hidup dasar dan lanjut terstandar sesuai
(10)
dengan kebutuhan populasi pasien.
c) Di seluruh area rumah sakit, bantuan hidup dasar
Terpenuhi
diberikan segera saat dikenali henti jantung-paru dan
(10)
bantuan hidup lanjut diberikan kurang dari 5 menit.
d) Staf diberi pelatihan pelayanan bantuan hidup Terpenuhi
dasar/lanjut sesuai dengan ketentuan rumah sakit. (10)
Standar PAP 2.5
9
Pelayanan darah dan produk darah dilaksanakan sesuai dengan panduan klinis serta prosedur yang ditetapkan rumah sakit.
a) Rumah sakit menerapkan penyelenggaraan Terpenuhi
pelayanan darah. (10)
b) Panduan klinis dan prosedur disusun dan diterapkan Terpenuhi
untuk pelayanan darah serta produk darah. (10)
c) Staf yang kompeten bertanggungjawab terhadap Terpenuhi
pelayanan darah di rumah sakit. (10)

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 52/67
Standar PAP 3
10 Rumah sakit memberikan makanan untuk pasien rawat inap dan terapi nutrisi terintegrasi untuk pasien dengan risiko
nutrisional.
a) Berbagai pilihan makanan atau terapi nutrisi yang
Terpenuhi
sesuai untuk kondisi, perawatan, dan kebutuhan pasien
(10)
tersedia dan disediakan tepat waktu.
b) Sebelum pasien rawat inap diberi makanan, terdapat
instruksi pemberian makanan dalam rekam medis Terpenuhi
pasien yang didasarkan pada status gizi dan kebutuhan (10)
pasien.
Ada SPO untuk Untuk makanan yang
makanan yang disediakan keluarga,
disediakan keluarga, edukasi diberikan
edukasi diberikan mengenai batasan-
c) Untuk makanan yang disediakan keluarga, edukasi Terpenuhi mengenai batasan- batasan diet pasien dan
diberikan mengenai batasan-batasan diet pasien dan Sebagian batasan diet pasien dan penyimpanan yang baik
penyimpanan yang baik untuk mencegah kontaminasi. (5) penyimpanan yang baik untuk mencegah
untuk mencegah kontaminasi lakukan
kontaminasi, tetapi edukasi secara konsisten
belum dilaksanakan dan dituliskan di rekam
konsisten. medis
d) Memiliki bukti pemberian terapi gizi terintegrasi
Terpenuhi
(rencana, pemberian dan evaluasi) pada pasien risiko
(10)
gizi.
e) Pemantauan dan evaluasi terapi gizi dicatat di rekam Terpenuhi
medis pasien. (10)
Standar PAP 4
11
Pasien mendapatkan pengelolaan nyeri yang efektif.
a) Rumah sakit memiliki proses untuk melakukan
skrining, pengkajian, dan tata laksana nyeri meliputi
poin a) - e) pada maksud dan tujuan
1. Identifikasi pasien dengan rasa nyeri pada
pengkajian awal dan pengkajian ulang
2. Memberi informasi kepada pasien bahwa rasa nyeri
dapat merupakan akibat dari terapi, prosedur, atau
pemeriksaan
Terpenuhi
3. Memberikan tata laksana untuk mengatasi rasa
(10)
nyeri, terlepas dari mana nyeri berasal, sesuai dengan
regulasi rumah sakit
4. Melakukan komunikasi dan edukasi kepada pasien
dan keluarga mengenai pengelolaan nyeri sesuai
dengan latar belakang agama, budaya, nilai-nilai yang
dianut
5. Memberikan edukasi kepada seluruh PPA mengenai
pengkajian dan pengelolaan nyeri
b) Informasi mengenai kemungkinan adanya nyeri dan
pilihan tata laksananya diberikan kepada pasien yang Terpenuhi
menerima terapi/prosedur/pemeriksaan terencana yang (10)
sudah dapat diprediksi menimbulkan rasa nyeri.
Pasien dan keluarga
Lakukan edukasi
mendapatkan edukasi
mengenai pengelolaan
mengenai pengelolaan
c) Pasien dan keluarga mendapatkan edukasi mengenai Terpenuhi nyeri sesuai dengan latar
nyeri sesuai dengan
pengelolaan nyeri sesuai dengan latar belakang agama, Sebagian belakang agama, budaya,
latar belakang agama,
budaya, nilai-nilai yang dianut. (5) nilai-nilai yang dianut
budaya, nilai-nilai yang
kepada pasien dan
dianut, tetapi tidak
keluarga sesuai indikasi
dilakukan konsisten
d) Staf rumah sakit mendapatkan pelatihan mengenai Terpenuhi
cara melakukan edukasi bagi pengelolaan nyeri. (10)
Standar PAP 5
12 Rumah sakit memberikan asuhan pasien menjelang akhir kehidupan dengan memperhatikan kebutuhan pasien dan keluarga,
mengoptimalkan kenyamanan dan martabat pasien, serta mendokumentasikan dalam rekam medis.
a) Rumah sakit menerapkan pengkajian pasien
menjelang akhir kehidupan dan dapat dilakukan
pengkajian ulang sampai pasien yang memasuki fase
akhir kehidupannya, dengan memperhatikan poin 1) –
9) pada maksud dan tujuan
1. Manajemen gejala dan respons pasien, termasuk
mual, kesulitan bernapas, dan nyeri.
2. Faktor yang memperparah gejala fisik
3. Orientasi spiritual pasien dan keluarganya, termasuk
keterlibatan dalam kelompok agama tertentu
4. Keprihatinan spiritual pasien dan keluarganya,
Terpenuhi
seperti putus asa, penderitaan, rasa bersalah
(10)
5. Status psikososial pasien dan keluarganya, seperti
kekerabatan, kelayakan perumahan, pemeliharaan
lingkungan, cara mengatasi, reaksi pasien dan
keluarganya menghadapi penyakit.
6. Kebutuhan bantuan atau penundaan layanan untuk
pasien dan keluarganya.
7. Kebutuhan alternatif layanan atau tingkat layanan.
8. Faktor risiko bagi yang ditinggalkan dalam hal cara
mengatasi dan potensi reaksi patologis.
9. Pasien dan keluarga dilibatkan dalam pengambilan
keputusan asuhan
b) Asuhan menjelang akhir kehidupan ditujukan
Terpenuhi
terhadap kebutuhan psikososial, emosional, kultural
(10)
dan spiritual pasien dan keluarganya.
Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 53/67
Bab 12. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)

Standar PAB 1
1 Rumah sakit menerapkan pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam untuk memenuhi kebutuhan pasien sesuai dengan
kapasitas pelayanan, standar profesi dan perundang undangan yang berlaku.
a) Rumah sakit telah menetapkan regulasi pelayanan
anestesi dan sedasi dan pembedahan meliputi poin a)
– c) pada gambaran umum.
Terpenuhi
1. Pengorganisasian dan pengelolaan pelayanan
(10)
anastesi dan sedasi.
2. Pelayanan sedasi.
3. Pelayanan anastesi.
b) Pelayanan anestesi dan sedasi yang telah diberikan Terpenuhi
dapat memenuhi kebutuhan pasien. (10)
c) Pelayanan anestesi dan sedasi tersedia selama 24
Terpenuhi
(dua puluh empat) jam 7 (tujuh) hari sesuai dengan
(10)
kebutuhan pasien.
Standar PAB 2
2 Rumah sakit menetapkan penanggung jawab pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam adalah seorang dokter anastesi
yang kompeten.
a) Rumah sakit telah menerapkan pelayanan anestesi
Terpenuhi
dan sedasi secara seragam di seluruh area seusai
(10)
regulasi yang ditetapkan.
b) Rumah sakit telah menetapkan penanggung jawab
pelayanan anestesi dan sedasi adalah seorang dokter
anastesi yang kompeten yang melaksanakan tanggung
jawabnya meliputi poin a) – d) pada maksud dan
tujuan.
1. Mengembangkan, menerapkan, dan menjaga Terpenuhi
regulasi; (10)
2. Melakukan pengawasan administratif;
3. Melaksanakan program pengendalian mutu yang
dibutuhkan; dan
4. Memantau dan mengevaluasi pelayanan sedasi dan
anestesi.
c) Bila memerlukan profesional pemberi asuhan
terdapat PPA dari luar rumah sakit untuk memberikan
pelayanan anestesi dan sedasi, maka ada bukti Terpenuhi
rekomendasi dan evaluasi pelayanan dari penanggung (10)
jawab pelayanan anastesi dan sedasi terhadap PPA
tersebut.
Standar PAB 3
3
Pemberian sedasi moderat dan dalam dilakukan sesuai dengan regulasi dan ditetapkan rumah sakit.
a) Rumah sakit telah melaksanakan pemberian sedasi
moderat dan dalam yang seragam di semua tempat di
rumah sakit sesuai dengan poin a) - f) pada maksud
dan tujuan.
1. Area-area di dalam rumah sakit tempat sedasi
moderat dan dalam dapat dilakukan;
2. Kualifikasi staf yang memberikan sedasi;
Terpenuhi
3. Persetujuan medis (informed consent) untuk
(10)
prosedur maupun sedasinya;
4. Perbedaan populasi anak, dewasa, dan geriatri
ataupun pertimbangan khusus lainnya;
5. Peralatan medis dan bahan yang digunakan sesuai
dengan populasi yang diberikan sedasi moderat atau
dalam; dan
6. Cara memantau.
b) Peralatan dan perbekalan gawat darurat tersedia di
tempat dilakukan sedasi moderat dan dalam serta Terpenuhi
dipergunakan sesuai jenis sedasi, usia, dan kondisi (10)
pasien.
c) PPA yang terlatih dan berpengalaman dalam
memberikan bantuan hidup lanjut (advance) harus Terpenuhi
selalu mendampingi dan siaga selama tindakan sedasi (10)
dikerjakan.
Standar PAB 3.1
4 Tenaga medis yang kompeten dan berwenang memberikan pelayanan sedasi moderat dan dalam serta melaksanakan
pemantauan.
a) Tenaga medis yang diberikan kewenangan klinis
memberikan sedasi moderat dan dalam harus
kompeten dalam poin a) – d) pada maksud dan tujuan.
Terpenuhi
1. Pemantauan yang diperlukan;
(10)
2. Bertindak jika ada komplikasi;
3. Penggunaan zat reversal (antidot); dan
4. Kriteria pemulihan.
b) Profesional pemberi asuhan (PPA) yang bertanggung
jawab melakukan pemantauan selama pelayanan sedasi Terpenuhi
moderat dan dalam harus kompeten meliputi poin a) - (10)
d) pada maksud dan tujuan.
c) Kompetensi semua PPA yang terlibat dalam sedasi Terpenuhi
moderat dan dalam tercatat di file kepegawaian. (10)
Standar PAB 3.2
5
Rumah sakit menetapkan panduan praktik klinis untuk pelayanan sedasi moderat dan dalam

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 54/67
a) Rumah sakit telah menerapkan pengkajian prasedasi
dan dicatat dalam rekam medis meliputi poin a) – e)
pada maksud dan tujuan.
1. Mengidentifikasi masalah saluran pernapasan yang
dapat memengaruhi jenis sedasi yang digunakan;
2. Mengevaluasi pasien terhadap risiko tindakan
Terpenuhi
sedasi;
(10)
3. Merencanakan jenis sedasi dan tingkat kedalaman
sedasi yang diperlukan pasien berdasarkan
prosedur/tindakan yang akan dilakukan;
4. Pemberian sedasi secara aman; dan
5. Menyimpulkan temuan hasil pemantauan pasien
selama prosedur sedasi dan pemulihan.
b) Rumah sakit telah menerapakan pemantauan pasien
Terpenuhi
selama dilakukan pelayanan sedasi moderat dan dalam
(10)
oleh PPA yang kompeten dan di catat di rekam medik.
Ada dokumen Rekam
Medis tentang kriteria
pemulihan telah Kriteria pemulihan
digunakan untuk digunakan untuk
c) Kriteria pemulihan telah digunakan dan mengidentifikasi pasien mengidentifikasi pasien
Terpenuhi
didokumentasikan untuk mengidentifikasi pasien yang yang sudah pulih yang sudah pulih kembali
Sebagian
sudah pulih kembali dan atau siap untuk kembali dan atau siap dan atau siap untuk
(5)
ditransfer/dipulangkan. untuk ditransfer/dipulangkan
ditransfer/dipulangkan, dan dicatat dalam
tetapi belum diisi secara dokumen rekam medis.
konsisten untuk semua
pasien post op.
Standar PAB 4
6 Profesional pemberi asuhan (PPA) yang kompeten dan telah diberikan kewenangan klinis pelayanan anestesi melakukan
asesmen pra-anestesi dan prainduksi.
a) Pengkajian pra-anestesi telah dilakukan untuk setiap Terpenuhi
pasien yang akan dilakukan anestesi. (10)
Pengisian Dokumen
Dokumen Rekam Medis
b) Pengkajian prainduksi telah dilakukan secara Terpenuhi Rekam Medis yang
memuat Pengkajian pra-
terpisah untuk mengevaluasi ulang pasien segera Sebagian memuat Pengkajian pra-
induksi, tetapi belum
sebelum induksi anestesi. (5) induksi diisi dengan
diisi dengan lengkap
lengkap
Dokumen Rekam Medis Dokumen Rekam Medis
memuat Pengkajian pra yang memuat Pengkajian
c) Kedua pengkajian tersebut telah dilakukan oleh PPA Terpenuhi anastesi dan pra-induksi pra anastesi dan pra-
yang kompeten dan telah diberikan kewenangan klinis Sebagian yang dilakukan oleh induksi dilakukan oleh
didokumentasikan dalam rekam medis pasien. (5) PPA yang kompeten, PPA yang kompeten dan
tetapi tidak konsisten di diisi lengkap serta
isi konsisten
Standar PAB 5
7 Risiko, manfaat, dan alternatif tindakan sedasi atau anestesi didiskusikan dengan pasien dan keluarga atau orang yang dapat
membuat keputusan mewakili pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
a) Rumah sakit telah menerapkan pemberian informasi
kepada pasien dan atau keluarga atau pihak yang akan
Terpenuhi
memberikan keputusan tentang jenis, risiko, manfaat,
(10)
alternatif dan analagsia pasca tindakan sedasi atau
anastesi.
Ada pemberian
Pemberian informasi
informasi yang
dilakukan oleh dokter
dilakukan oleh dokter
b) Pemberian informasi dilakukan oleh dokter spesialis Terpenuhi spesialis anastesi dan
spesialis anastesi, tetapi
anastesi dan didokumentasikan dalam formulir Sebagian semua didokumentasikan
tidak semua
persetujuan tindakan anastesi/sedasi. (5) dalam formulir
terdokumentasi dalam
persetujuan tindakan
formulir persetujuan
anastesi/sedasi.
tindakan anastesi/sedasi
Standar PAB 6
8 Status fisiologis setiap pasien selama tindakan sedasi atau anestesi dipantau sesuai dengan panduan praktik klinis (PPK) dan
didokumentasikan dalam rekam medis pasien.
a) Frekuensi dan jenis pemantauan selama tindakan
anestesi dan pembedahan didasarkan pada status Terpenuhi
praanestesi pasien, anestesi yang digunakan, serta (10)
prosedur pembedahan yang dilakukan.
b) Pemantauan status fisiologis pasien sesuai dengan
Terpenuhi
panduan praktik klinis (PPK) dan didokumentasikan
(10)
dalam rekam medis pasien.
Standar PAB. 6.1
9 Status pasca anestesi pasien dipantau dan didokumentasikan, dan pasien dipindahkan/ditransfer/dipulangkan dari area
pemulihan oleh PPA yang kompeten dengan menggunakan kriteria baku yang ditetapkan rumah sakit.
a) Rumah sakit telah menerapkan pemantauan pasien
pascaanestesi baik di ruang intensif maupun di ruang Terpenuhi
pemulihan dan didokumentasikan dalam rekam medis (10)
pasien.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 55/67
b) Pasien dipindahkan dari unit pascaanestesi (atau
pemantauan pemulihan dihentikan) sesuai dengan
kriteria baku yang ditetapkan dengan alternatif a) - c)
pada maksud dan tujuan.
1. pasien dipindahkan (atau pemantauan pemulihan
dihentikan) oleh seorang ahli anestesi yang kompeten.
2. pasien dipindahkan (atau pemantauan pemulihan Terpenuhi
dihentikan) oleh seorang perawat atau penata anastesi (10)
yang kompeten berdasarkan kriteria pascaanestesi
yang ditetapkan oleh rumah sakit, tercatat dalam
rekam medis bahwa kriteria tersebut terpenuhi.
3. pasien dipindahkan ke unit yang mampu
menyediakan perawatan pascaanestesi misalnya di unit
perawatan intensif.
Waktu dimulai dan Waktu dimulai dan
dihentikannya proses dihentikannya proses
Terpenuhi
c) Waktu dimulai dan dihentikannya proses pemulihan pemulihan tidak dicatat pemulihan dicatat di
Sebagian
dicatat di dalam rekam medis pasien. di dalam rekam medis dalam rekam medis
(5)
pasien, hanya ada form pasien dan form serah
serah terima. terima diisi lengkap
Standar PAB 7
10
Asuhan setiap pasien bedah direncanakan berdasar atas hasil pengkajian dan dicatat dalam rekam medis pasien.
Dokumen Rekam Medis
a) Rumah sakit telah menerapkan pengkajian prabedah Dokumen Rekam Medis
Terpenuhi yang memuat pengkajian
pada pasien yang akan dioperasi oleh dokter memuat pengkajian pra
Sebagian pra bedah diisi lengkap
penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebelum operasi bedah, tetapibelum di
(5) dan berlaku untuk semua
dimulai. isi dengan lengkap
pasien
Diagnosis praoperasi
Diagnosis praoperasi dan
dan rencana
rencana
prosedur/tindakan
prosedur/tindakan
b) Diagnosis praoperasi dan rencana prosedur/tindakan Terpenuhi operasi berdasarkan
operasi berdasarkan hasil
operasi berdasarkan hasil pengkajian prabedah dan Sebagian hasil pengkajian
pengkajian prabedah dan
didokumentasikan di rekam medik. (5) prabedah, belum
didokumentasikan di
didokumentasikan di
rekam medik secara
rekam medik secara
konsisten dan lengkap
konsisten
Standar PAB 7.1
11 Risiko, manfaat dan alternatif tindakan pembedahan didiskusikan dengan pasien dan atau keluarga atau pihak lain yang
berwenang yang memberikan keputusan.
a) Rumah sakit telah menerapkan pemberian informasi
kepada pasien dan atau keluarga atau pihak yang akan
memberikan keputusan tentang jenis, risiko, manfaat,
komplikasi dan dampak serta alternatif prosedur/teknik Terpenuhi
terkait dengan rencana operasi (termasuk pemakaian (10)
produk darah bila diperlukan) kepada pasien dan atau
keluarga atau mereka yang berwenang memberi
keputusan.
Sudah ada pemberian
informasi dilakukan Pemberian informasi
oleh dokter penanggung dilakukan oleh dokter
b) Pemberian informasi dilakukan oleh dokter Terpenuhi jawab pelayanan (DPJP), penanggung jawab
penanggung jawab pelayanan (DPJP) didokumentasikan Sebagian tetapi belum semua pelayanan (DPJP)
dalam formulir persetujuan tindakan kedokteran. (5) didokumentasikan didokumentasikan dalam
dalam formulir formulir persetujuan
persetujuan tindakan tindakan kedokteran.
kedokteran.
Standar PAB 7.2
12
Informasi yang terkait dengan operasi dicatat dalam laporan operasi dan digunakan untuk menyusun rencana asuhan lanjutan.
a) Laporan operasi memuat poin a) – h) pada maksud
dan tujuan serta dicatat pada formular/template yang
ditetapkan rumah sakit.
1. Diagnosis pascaoperasi;
2. Nama dokter bedah dan asistennya;
3. Prosedur operasi yang dilakukan dan rincian
temuan;
Terpenuhi
4. Ada dan tidak ada komplikasi;
(10)
5. Spesimen operasi yang dikirim untuk diperiksa;
6. Jumlah darah yang hilang dan jumlah yang masuk
lewat transfusi;
7. Nomor pendaftaran alat yang dipasang (implan),
(bila mempergunakan)
8. Tanggal, waktu, dan tanda tangan dokter yang
bertanggung jawab.
Laporan operasi telah
tersedia, tetapi tidak Laporan operasi telah
semua tersedia segera tersedia segera setelah
b) Laporan operasi telah tersedia segera setelah Terpenuhi
setelah operasi selesai, operasi selesai dan
operasi selesai dan sebelum pasien dipindah ke ruang Sebagian
tetapi dan sebelum sebelum pasien dipindah
lain untuk perawatan selanjutnya. (5)
pasien dipindah ke ke ruang lain untuk
ruang lain untuk perawatan selanjutnya.
perawatan selanjutnya
Standar PAB. 7.3
13
Rencana asuhan pascaoperasi disusun, ditetapkan dan dicatat dalam rekam medis.
a) Rencana asuhan pascaoperasi dicatat di rekam
Terpenuhi
medis pasien dalam waktu 24 jam oleh dokter
(10)
penanggung jawab pelayanan (DPJP).

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 56/67
b) Rencana asuhan pascaoperasi termasuk rencana
Terpenuhi
asuhan medis, keperawatan, oleh PPA lainnya berdasar
(10)
atas kebutuhan pasien.
c) Rencana asuhan pascaoperasi diubah berdasarkan Terpenuhi
pengkajian ulang pasien. (10)
Standar PAB 7.4
14 Perawatan bedah yang mencakup implantasi alat medis direncanakan dengan pertimbangan khusus tentang bagaimana
memodifikasi proses dan prosedur standar.
a) Rumah sakit telah mengidentifikasi jenis alat implan Terpenuhi
yang termasuk dalam cakupan layanannya. (10)
b) Kebijakan dan praktik mencakup poin a) – h) pada
maksud dan tujuan.
1. Pemilihan implan berdasarkan peraturan
perundangan.
2. Modifikasi surgical safety checklist utk memastikan
ketersediaan implan di kamar operasi dan
pertimbangan khusus utk penandaan lokasi operasi.
3. Kualifikasi dan pelatihan setiap staf dari luar yang
dibutuhkan untuk pemasangan implan (staf dari
Terpenuhi
pabrik/perusahaan implan untukmengkalibrasi).
(10)
4. Proses pelaporan jika ada kejadian yang tidak
diharapkan terkait implant.
5. Proses pelaporan malfungsi implan sesuai dgn
standar/aturan pabrik.
6. Pertimbangan pengendalian infeksi yang khusus.
7. Instruksi khusus kepada pasien setelah operasi.
8. kemampuan penelusuran (traceability) alat jika
terjadi penarikan kembali (recall) alat medis misalnya
dengan menempelkan barcode alat di rekam medis.
c) Rumah sakit mempunyai proses untuk melacak Terpenuhi
implan medis yang telah digunakan pasien. (10)
d) Rumah sakit menerapkan proses untuk
menghubungi dan memantau pasien dalam jangka
Terpenuhi
waktu yang ditentukan setelah menerima
(10)
pemberitahuan adanya penarikan/recall suatu implan
medis.
Bab 13. Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO)

Standar PKPO 1
1 Sistem pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat dikelola untuk memenuhi kebutuhan pasien sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
a) Rumah sakit telah menetapkan regulasi tentang
sistem pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat, Terpenuhi
termasuk pengorganisasiannya sesuai dengan (10)
peraturan perundang-undangan.
Telah ada Dokumen
berupa surat izin kerja
apoteker (STRA dan
SIPA) seluruh apoteker
b) Rumah sakit memiliki bukti seluruh apoteker Supervisi pelayanan
Terpenuhi dan hasil supervisi
memiliki izin dan kompeten, serta telah melakukan kefarmasian
Sebagian pelayanan kefarmasian
supervisi pelayanan kefarmasian dan memastikan dilaksanakan secara
(5) tetapi supervisi
kepatuhan terhadap peraturan perundang- undangan. konsisten dan seragam
pelayanan kefarmasian
belum dilaksanakan
secara konsisten dan
seragam.
c) Rumah sakit memiliki bukti kajian sistem pelayanan
Terpenuhi
kefarmasian dan penggunaan obat yang dilakukan
(10)
setiap tahun.
d) Rumah sakit memiliki sumber informasi obat untuk Terpenuhi
semua staf yang terlibat dalam penggunaan obat. (10)
Standar PKPO 2
2 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan formularium yang digunakan untuk peresepan/permintaan obat/instruksi
pengobatan. Obat dalam formularium senantiasa tersedia di rumah sakit.
a) Rumah sakit telah memiliki proses penyusunan Terpenuhi
formularium rumah sakit secara kolaboratif. (10)
b) Rumah sakit melakukan pemantauan kepatuhan
Terpenuhi
terhadap formularium baik dari persediaan maupun
(10)
penggunaannya.
Rumah sakit belum
Rumah sakit melakukan
melakukan evaluasi
evaluasi terhadap
secara lengkap
c) Rumah sakit melakukan evaluasi terhadap formularium sekurang-
Terpenuhi terhadap formularium
formularium sekurang-kurangnya setahun sekali kurangnya setahun sekali
Sebagian sekurang-kurangnya
berdasarkan informasi tentang efektivitas, keamanan berdasarkan informasi
(5) setahun sekali
dan biaya. tentang efektivitas,
berdasarkan informasi
keamanan dan biaya
tentang efektivitas,
secara lengkap.
keamanan dan biaya.
d) Rumah sakit melakukan pelaksanaan dan evaluasi
Terpenuhi
terhadap perencanaan dan pengadaan sediaan farmasi,
(10)
dan BMHP.
e) Rumah sakit melakukan pengadaan sediaan farmasi,
Terpenuhi
dan BMHP melibatkan apoteker untuk memastikan
(10)
proses berjalan sesuai peraturan perundang-undangan.
Standar PKPO 3
3 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi penyimpanan sediaan farmasi dan BMHP disimpan dengan benar dan aman
sesuai peraturan perundang-undangan dan standar profesi.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 57/67
a) Sediaan farmasi dan BMHP disimpan dengan benar
dan aman dalam kondisi yang sesuai untuk stabilitas Terpenuhi
produk, termasuk yang disimpan di luar Instalasi (10)
Farmasi.
b) Narkotika dan psikotropika disimpan dan dilaporkan
Terpenuhi
penggunaannya sesuai peraturan perundang-
(10)
undangan.
Ada Dokumen hasil Buat Dokumen hasil
pelaksanaan supervisi pelaksanaan supervisi
c) Rumah sakit melaksanakan supervisi secara rutin Terpenuhi oleh apoteker oleh apoteker
oleh apoteker untuk memastikan penyimpanan sediaan Sebagian penyimpanan sediaan penyimpanan sediaan
farmasi dan BMHP dilakukan dengan benar dan aman. (5) farmasi dan BMHP farmasi dan BMHP
namun belum secara secara seragam dan
seragam dan konsisten. konsisten.
d) Obat dan zat kimia yang digunakan untuk peracikan
obat diberi label secara akurat yang terdiri atas nama Terpenuhi
zat dan kadarnya, tanggal kedaluwarsa, dan peringatan (10)
khusus.
Standar PKPO 3.1
Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi pengelolaan obat atau produk yang memerlukan penanganan khusus,
4
misalnya obat dan bahan berbahaya, radioaktif, obat penelitian, produk nutrisi parenteral, obat/BMHP dari program/donasi
sesuai peraturan perundang-undangan.
a) Obat yang memerlukan penanganan khusus dan Terpenuhi
bahan berbahaya dikelola sesuai sifat dan risiko bahan. (10)
Tidak
b) Radioaktif dikelola sesuai sifat dan risiko bahan
Dapat
radioaktif.
Diterapkan
Tidak
c) Obat penelitian dikelola sesuai protokol penelitian. Dapat
Diterapkan
Tidak
d) Produk nutrisi parenteral dikelola sesuai stabilitas
Dapat
produk.
Diterapkan
e) Obat/BMHP dari program/donasi dikelola sesuai Terpenuhi
peraturan perundang-undangan dan pedoman terkait. (10)
Standar PKPO 3.2
5 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi pengelolaan obat, dan BMHP untuk kondisi emergensi yang disimpan di luar
Instalasi Farmasi untuk memastikan selalu tersedia, dimonitor dan aman.
Pengelolaan Obat dan
BMHP emergensi di Lakukan pengelolaan
luar Instalasi Obat dan BMHP
Farmasisudah dilakuakn emergensi di luar
a) Obat dan BMHP untuk kondisi emergensi yang namun belum dilakukan Instalasi Farmasi secara
tersimpan di luar Instalasi Farmasi termasuk di secara seragam dalam seragam dalam hal
Terpenuhi
ambulans dikelola secara seragam dalam hal hal Penyimpanan, Penyimpanan,
Sebagian
penyimpanan, pemantauan, penggantian karena pemantauan, pemantauan,
(5)
digunakan, rusak atau kedaluwarsa, dan dilindungi dari penggantian karena penggantian karena
kehilangan dan pencurian. digunakan, rusak atau digunakan, rusak atau
kedaluwarsa, dan kedaluwarsa, dan
dilindungi dari dilindungi dari
kehilangan dan kehilangan dan pencurian
pencurian
Rumah sakit belum
menerapkan tata Terapkan tata laksana
b) Rumah sakit menerapkan tata laksana obat Terpenuhi laksana obat emergensi obat emergensi untuk
emergensi untuk meningkatkan ketepatan dan Sebagian untuk meningkatkan meningkatkan ketepatan
kecepatan pemberian obat. (5) ketepatan dan dan kecepatan pemberian
kecepatan pemberian obat dan dokumentasikan
obat secara seragam
Standar PKPO 3.3
6 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi penarikan kembali (recall) dan pemusnahan sediaan farmasi, BMHP dan
implan sesuai peraturan perundang-undangan.
a) Batas waktu obat dapat digunakan (beyond use date) Terpenuhi
tercantum pada label obat. (10)
b) Rumah sakit memiliki sistem pelaporan sediaan Terpenuhi
farmasi dan BMHP substandar (rusak). (10)
c) Rumah sakit menerapkan proses recall obat, BMHP
Terpenuhi
dan implan yang meliputi identifikasi, penarikan, dan
(10)
pengembalian produk yang di-recall.
d) Rumah sakit menerapkan proses pemusnahan Terpenuhi
sediaan farmasi dan BMHP. (10)
Standar PKPO 4
7
Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi rekonsiliasi obat.
Ada pelaksanaan Dokumen pelaksanaan
rekonsiliasi obat namun rekonsiliasi obat
belum jelas apakah saat menerangkan apakah
a) Rumah sakit menerapkan rekonsiliasi obat saat Terpenuhi
pasien masuk rumah saat pasien masuk rumah
pasien masuk rumah sakit, pindah antar unit pelayanan Sebagian
sakit, pindah antar unit sakit, pindah antar unit
di dalam rumah sakit dan sebelum pasien pulang. (5)
pelayanan di dalam pelayanan di dalam
rumah sakit dan rumah sakit dan atau
sebelum pasien pulang. sebelum pasien pulang.
b) Hasil rekonsiliasi obat didokumentasikan di rekam Terpenuhi
medis. (10)
Standar PKPO 4.1
8 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi peresepan/permintaan obat dan BMHP/instruksi pengobatan sesuai
peraturan perundang-undangan.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 58/67
Terpenuhi
a) Resep dibuat lengkap sesuai regulasi.
(10)
b) Telah dilakukan evaluasi terhadap penulisan
Terpenuhi
resep/instruksi pengobatan yang tidak lengkap dan
(10)
tidak terbaca.
pelaksanaan
Lakukan pelaksanaan
pengelolaan resep
pengelolaan resep khusus
c) Telah dilaksanaan proses untuk mengelola resep Terpenuhi khusus seperti
seperti emergensi,
khusus seperti emergensi, automatic stop order, Sebagian emergensi, automatic
automatic stop order,
tapering, (5) stop order, tapering
tapering dan
belum diterapkan
dokumentasikan
secara seragam
d) Daftar obat yang diresepkan tercatat dalam rekam
Terpenuhi
medis pasien dan menyertai pasien ketika
(10)
dipindahkan/transfer.
e) Daftar obat pulang diserahkan kepada pasien Terpenuhi
disertai edukasi penggunaannya. (10)
Standar PKPO 5
9 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi dispensing sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai sesuai standar
profesi dan peraturan perundang-undangan.
pelaksanaan sistem
distribusi dan Lakukan pelaksanaan
a) Telah memiliki sistem distribusi dan dispensing yang Terpenuhi dispensing yang sistem distribusi dan
sama/seragam diterapkan di rumah sakit sesuai Sebagian seragam belum dispensing yang seragam
peraturan perundang-undangan. (5) dilakukan sesuai sesuai peraturan
peraturan perundang- perundang-undangan
undangan
b) Staf yang melakukan dispensing sediaan obat non Terpenuhi
steril kompeten. (10)
c) Staf yang melakukan dispensing sediaan obat steril Terpenuhi
non sitostatika terlatih dan kompeten. (10)
Tidak
d) Staf yang melakukan pencampuran sitostatika
Dapat
terlatih dan kompeten.
Diterapkan
ruang fasilitas
Terpenuhi Buat ruang fasilitas
e) Tersedia fasilitas dispensing sesuai standar praktik dispensing belum sesuai
Sebagian dispensing sesuai standar
kefarmasian. standar praktik
(5) praktik kefarmasian.
kefarmasian.
f) Telah melaksanakan penyerahan obat dalam bentuk Terpenuhi
yang siap diberikan untuk pasien rawat inap. (10)
g) Obat yang sudah disiapkan diberi etiket yang
meliputi identitas pasien, nama obat, dosis atau
Terpenuhi
konsentrasi, cara pemakaian, waktu pemberian,
(10)
tanggal dispensing dan tanggal kedaluwarsa/beyond
use date (BUD).
Standar PKPO 5.1
10 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi pengkajian resep dan telaah obat sesuai peraturan perundang-undangan dan
standar praktik profesi.
a) Telah melaksanakan pengkajian resep yang
dilakukan oleh staf yang kompeten dan berwenang Terpenuhi
serta didukung tersedianya informasi klinis pasien yang (10)
memadai.
b) Telah memiliki proses telaah obat sebelum Terpenuhi
diserahkan. (10)
Standar PKPO 6
11
Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi pemberian obat sesuai peraturan perundang-undangan.
Terdapat nama-nama
staf kompeten dan
berwenang Buat daftar pembatasan
Terpenuhi
a) Staf yang melakukan pemberian obat kompeten dan melaksanakan pemberian obat oleh staf
Sebagian
berwenang dengan pembatasan yang ditetapkan. pemberian obat namun yang kompeten dan
(5)
belum ada daftar berwenang
pembatasan obat yang
ditetapkan
b) Telah dilaksanaan verifikasi sebelum obat diberikan
Terpenuhi
kepada pasien minimal meliputi: identitas pasien, nama
(10)
obat, dosis, rute, dan waktu pemberian.
c) Telah melaksanakan double checking untuk obat Terpenuhi
high alert. (10)
d) Pasien diberi informasi tentang obat yang akan Terpenuhi
diberikan. (10)
Standar PKPO 6.1
12 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi penggunaan obat yang dibawa pasien dari luar rumah sakit dan penggunaan
obat oleh pasien secara mandiri.
Ada form pelaksanaan
penilaian obat namun
Dokumentasikan
belum ada form
pelaksanaan penilaian
rekonsiliasi yang
a) Telah melakukan penilaian obat yang dibawa pasien Terpenuhi obat yang dibawa pasien
menerangkan apakah
dari luar rumah sakit untuk kelayakan penggunaannya Sebagian dari luar rumah sakit
obat yang dibawa
di rumah sakit. (5) untuk kelayakan
pasien dari luar rumah
penggunaannya di rumah
sakit untuk kelayakan
sakit
penggunaannya di
rumah sakit
b) Telah melaksanakan edukasi kepada pasien/keluarga Terpenuhi
jika obat akan digunakan secara mandiri. (10)

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 59/67
c) Telah memantau pelaksanaan penggunaan obat Terpenuhi
secara mandiri sesuai edukasi. (10)
Standar PKPO 7
13
Rumah sakit menerapkan pemantauan terapi obat secara kolaboratif.
a) Telah melaksanakan pemantauan terapi obat secara Terpenuhi
kolaboratif. (10)
b) Telah melaksanakan pemantauan dan pelaporan efek
Terpenuhi
samping obat serta analisis laporan untuk
(10)
meningkatkan keamanan penggunaan obat.
Standar PKPO 7.1
14 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan proses pelaporan serta tindak lanjut terhadap kesalahan obat (medication error) dan
berupaya menurunkan kejadiannya.
a) Rumah sakit telah memiliki regulasi tentang
medication safety yang bertujuan mengarahkan
Terpenuhi
penggunaan obat yang aman dan meminimalkan risiko
(10)
kesalahan penggunaan obat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
b) Rumah sakit menerapkan sistem pelaporan
kesalahan obat yang menjamin laporan akurat dan Terpenuhi
tepat waktu yang merupakan bagian program (10)
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
c) Rumah sakit memiliki upaya untuk mendeteksi,
Terpenuhi
mencegah dan menurunkan kesalahan obat dalam
(10)
meningkatkan mutu proses penggunaan obat.
d) Seluruh staf rumah sakit dilatih terkait kesalahan Terpenuhi
obat (medication error). (10)
Standar PKPO 8
15
Rumah sakit menyelenggarakan program pengendalian resistansi antimikroba (PPRA) sesuai peraturan perundang-undangan.
a) Rumah sakit telah menetapkan regulasi tentang
Terpenuhi
pengendalian resistansi antimikroba sesuai dengan
(10)
ketentuan peraturan perundang-undangan.
b) Rumah sakit telah menetapkan komite/tim PPRA
dengan melibatkan unsur terkait sesuai regulasi yang
Terpenuhi
akan mengelola dan menyusun program pengendalian
(10)
resistansi antimikroba dan bertanggungjawab langsung
kepada Direktur rumah sakit.
c) Rumah sakit telah melaksanakan program kerja Terpenuhi
sesuai maksud dan tujuan. (10)
d) Rumah sakit telah melaksanakan pemantauan dan Terpenuhi
evaluasi kegiatan PPRA sesuai maksud dan tujuan. (10)
Buat laporan kepada
Terdapat laporan
pimpinan rumah sakit
namun belum secara
e) Memiliki telah membuat laporan kepada pimpinan Terpenuhi secara berkala dan
konsisten serta laporan
rumah sakit secara berkala dan kepada Kementerian Sebagian kepada Kementerian
kepada Kementerian
Kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan. (5) Kesehatan sesuai
Kesehatan masih
peraturan perundang-
terlambat.
undangan.
Standar PKPO 8.1
16 Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan penggunaan antimikroba secara bijak berdasarkan prinsip penatagunaan
antimikroba (PGA).
a) Rumah sakit telah melaksanakan dan
mengembangkan penatagunaan antimikroba di unit Terpenuhi
pelayanan yang melibatkan dokter, apoteker, perawat, (10)
dan peserta didik.
b) Rumah sakit telah menyusun dan mengembangkan
panduan praktik klinis (PPK), panduan penggunaan
antimikroba untuk terapi dan profilaksis (PPAB),
Terpenuhi
berdasarkan kajian ilmiah dan kebijakan rumah sakit
(10)
serta mengacu regulasi yang berlaku secara nasional.
Ada mekanisme untuk mengawasi pelaksanaan
penatagunaan antimikroba.
c) Rumah sakit telah melaksanakan pemantauan dan
Terpenuhi
evaluasi ditujukan untuk mengetahui efektivitas
(10)
indikator keberhasilan program.
Bab 14. Komunikasi dan Edukasi (KE)

Standar KE 1
1 Rumah sakit menetapkan tim atau unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) dengan tugas dan tanggung jawab sesuai
peraturan perundangan.
a) Rumah sakit menetapkan regulasi tentang
pelaksanaan PKRS di rumah sakit sesuai poin a) – b)
pada gambaran umum. Terpenuhi
1. Pengelolaan kegiatan Promosi Kesehatan Rumah (10)
Sakit (PKRS)
2. Komunikasi dengan pasien dan keluarga.
b) Terdapat penetapan tim atau unit Promosi
K e s e h a t a n R u m a h S a k i t ( P K R S ) y a n g Terpenuhi
mengkoordinasikan pemberian edukasi kepada pasien (10)
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
c) Tim atau unit PKRS menyusun program kegiatan
promosi kesehatan rumah sakit setiap tahunnya, Terpenuhi
termasuk kegiatan edukasi rutin sesuai dengan misi (10)
rumah sakit, layanan, dan populasi pasiennya.
d) Rumah sakit telah menerapkan pemberian edukasi
Terpenuhi
kepada pasien dan keluarga menggunakan media,
(10)
format, dan metode yang yang telah ditetapkan.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 60/67
Standar KE 2
2 Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang jenis asuhan dan pelayanan, serta akses untuk
mendapatkan pelayanan.
a) Tersedia informasi untuk pasien dan keluarga
mengenai asuhan dan pelayanan yang disediakan oleh
Terpenuhi
rumah sakit serta akses untuk mendapatkan layanan
(10)
tersebut. Informasi dapat disampaikan secara langsung
dan/atau tidak langsung.
b) Rumah sakit menyampaikan informasi kepada pasien
dan keluarga terkait alternatif asuhan dan pelayanan di
Terpenuhi
tempat lain, apabila rumah sakit tidak dapat
(10)
memberikan asuhan dan pelayanan yang dibutuhkan
pasien.
c) Akses mendapatkan informasi kesehatan diberikan
secara tepat waktu, dan status sosial ekonomi
Terpenuhi
perawatan pasien tidak menghalangi pasien dan
(10)
keluarga untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan.
d) Terdapat bukti pemberian informasi untuk pasien
Terpenuhi
dan keluarga mengenai asuhan dan pelayanan di
(10)
rumah sakit.
Standar KE 3
3 Rumah sakit melakukan pengkajian terhadap kebutuhan edukasi setiap pasien, beserta kesiapan dan kemampuan pasien untuk
menerima edukasi.
Terdapat Bukti tentang
pemberian edukasi
Lengkapi Bukti tentang
kepada pasien dan
pemberian edukasi
keluarga dinilai
kepada pasien dan
berdasarkan pengkajian
keluarga dinilai
namun belum secara
berdasarkan pengkajian
lengkap terhadap
terhadap kemampuan
kemampuan dan
dan kemauan belajar
a) Kebutuhan edukasi pasien dan keluarga dinilai kemauan belajar pasien
pasien dan keluarga yang
berdasarkan pengkajian terhadap kemampuan dan dan keluarga yang
meliputi poin a) - f) pada
kemauan belajar pasien dan keluarga yang meliputi meliputi poin a) - f) pada
maksud dan tujuan yaitu :
poin a) – f) pada maksud dan tujuan, dan dicatat di maksud dan tujuan yaitu
a) Kemampuan membaca,
rekam medis. : a) Kemampuan
Terpenuhi tingkat Pendidikan; b)
1. Kemampuan membaca, tingkat Pendidikan; membaca, tingkat
Sebagian Bahasa yang digunakan
2. Bahasa yang digunakan (apakah diperlukan Pendidikan; b) Bahasa
(5) (apakah diperlukan
penerjemah atau penggunaan bahasa isyarat); yang digunakan (apakah
penerjemah atau
3. Hambatan emosional dan motivasi; diperlukan penerjemah
penggunaan bahasa
4. Keterbatasan fisik dan kognitif; atau penggunaan
isyarat); c) Hambatan
5. Kesediaan pasien untuk menerima informasi; dan bahasa isyarat); c)
emosional dan motivasi;
6. Nilai-nilai dan pilihan pasien. Hambatan emosional
d) Keterbatasan fisik dan
dan motivasi; d)
kognitif; e) Kesediaan
Keterbatasan fisik dan
pasien untuk menerima
kognitif; e) Kesediaan
informasi; dan f) Nilai-
pasien untuk menerima
nilai dan pilihan pasien.,
informasi; dan f) Nilai-
dan dicatat di rekam
nilai dan pilihan pasien.,
medis
dan ada yang belum
dicatat di rekam medis.
b) Hambatan dari pasien dan keluarga dalam menerima
Terpenuhi
edukasi dinilai sebelum pemberian edukasi dan dicatat
(10)
di rekam medis.
Trdapat bukti Lakukan pengkajian
pelaksanaan tentang pasien dan bukti
adanya Hasil pengkajian pelaksanaan tentang
c) Terdapat bukti dilakukan pengkajian kemampuan digunakan oleh PPA adanya Hasil pengkajian
Terpenuhi
dan kemauan belajar pasien/keluarga, serta hasil untuk membuat digunakan oleh PPA
Sebagian
pengkajian digunakan PPA untuk membuat perencanaan kebutuhan untuk membuat
(5)
perencanaan kebutuhan edukasi. edukasi (Dokumen form perencanaan kebutuhan
edukasi dalam Rekam edukasi (Dokumen form
medis) namun belum edukasi dalam Rekam
semua pasien dikaji medis)
Standar KE 4
4 Edukasi tentang proses asuhan disampaikan kepada pasien dan keluarga disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan bahasa
yang dimengerti oleh pasien dan keluarga.
a) Terdapat bukti bahwa edukasi yang diberikan
Terpenuhi
kepada pasien dan keluarga telah diberikan dengan
(10)
cara dan bahasa yang mudah dipahami.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 61/67
Laksanaan dokumentasi
tentang adanya bukti
bahwa pasien/keluarga
telah dijelaskan
mengenai hasil
Hasil pengamatan di
pengkajian, diagnosis,
rekam medis bahwa
rencana asuhan, dan
pelaksanaan tentang
hasil pengobatan,
adanya bukti bahwa
termasuk hasil
pasien/keluarga belum
b) Terdapat bukti bahwa pasien/keluarga telah pengobatan yang tidak
Terpenuhi semua dijelaskan
dijelaskan mengenai hasil pengkajian, diagnosis, diharapkan (Dokumen
Sebagian mengenai hasil
rencana asuhan, dan hasil pengobatan, termasuk hasil Formulir pemberian
(5) pengkajian, diagnosis,
pengobatan yang tidak diharapkan. edukasi yang
rencana asuhan, dan
ditandatangani oleh
hasil pengobatan,
pasien/keluarga
termasuk hasil
mengenai hasil
pengobatan yang tidak
pengkajian, diagnosis,
diharapkan
rencana asuhan, dan
hasil pengobatan,
termasuk hasil
pengobatan yang tidak
diharapkan)
c) Terdapat bukti edukasi kepada pasien dan keluarga
terkait dengan cara cuci tangan yang aman,
penggunaan obat yang aman, penggunaan peralatan
Terpenuhi
medis yang aman, potensi interaksi obat-obat dan obat-
(10)
makanan, pedoman nutrisi, manajemen nyeri, dan
teknik rehabilitasi serta edukasi asuhan lanjutan di
rumah.
Standar KE 5
5 Metode edukasi dipilih dengan mempertimbangkan nilai yang dianut serta preferensi pasien dan keluarganya, untuk
memungkinkan terjadinya interaksi yang memadai antara pasien, keluarga pasien dan staf.
a) Rumah sakit memiliki proses untuk memastikan
Terpenuhi
bahwa pasien dan keluarganya memahami edukasi
(10)
yang diberikan.
b) Proses pemberian edukasi di dokumentasikan dalam
Terpenuhi
rekam medik sesuai dengan metode edukasi yang dapat
(10)
diterima pasien dan keluarganya.
c) Materi edukasi untuk pasien dan keluarga selalu Terpenuhi
tersedia dan diperbaharui secara berkala. (10)
d) Informasi dan edukasi disampaikan kepada pasien
dan keluarga dengan menggunakan format yang Terpenuhi
praktis dan dengan bahasa yang dipahami pasien dan (10)
keluarga.
e) Rumah sakit menyediakan penerjemah (bahasa dan
Terpenuhi
bahasa isyarat) sesuai dengan kebutuhan pasien dan
(10)
keluarga.
Standar KE 6
6
Dalam menunjang keberhasilan asuhan yang berkesinambungan, upaya promosi kesehatan harus dilakukan berkelanjutan.
a) Rumah sakit mengidentifikasi sumber-sumber yang
ada di komunitas untuk mendukung promosi kesehatan Terpenuhi
berkelanjutan dan edukasi untuk menunjang asuhan (10)
pasien yang berkelanjutan.
b) Rumah sakit telah memiliki jejaring di komunitas Terpenuhi
untuk mendukung asuhan pasien berkelanjutan. (10)
c) Memiliki bukti telah disampaikan kepada pasien dan
keluarga tentang edukasi lanjutan dikomunitas.
Terpenuhi
Rujukan edukasi tersebut dilaksanakan oleh jejaring
(10)
utama yaitu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP).
Masih terdapat formulir
pemberian edukasi Lengkapi formulir
Terpenuhi berkelanjutan yang pemberian edukasi
d) Terdapat bukti edukasi berkelanjutan tersebut
Sebagian tidak ditandatangani berkelanjutan yang
diberikan kepada pasien sesuai dengan kebutuhan.
(5) oleh pasien/keluarga ditandatangani oleh
pada form discarge pasien/keluarga
planning.
Standar KE 7
7
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) mampu memberikan edukasi secara efektif.
a) Profesional Pemberi Asuhan (PPA) telah diberikan
Terpenuhi
pelatihan dan terampil melaksanakan komunikasi
(10)
efektif.
b) PPA telah memberikan edukasi yang efektif kepada Terpenuhi
pasien dan keluarga secara kolaboratif. (10)
Bab 15. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)

Standar SKP 1
1
Rumah sakit menerapkan proses untuk menjamin ketepatan identifikasi pasien

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 62/67
1) Rumah sakit telah menetapkan regulasi terkait
Sasaran keselamatan pasien meliputi poin 1 – 6 pada
gambaran umum.
1. Sasaran 1 mengidentifikasi pasien dengan benar;
2. Sasaran 2 meningkatkan komunikasi yang efektif;
3. Sasaran 3 meningkatkan keamanan obat-obatan
yang harus diwaspadai; Terpenuhi
4. Sasaran 4 memastikan sisi yang benar, prosedur (10)
yang benar, pasien yang benar pada
pembedahan/tindakan invasif;
5. Sasaran 5 mengurangi risiko infeksi akibat
perawatan kesehatan; dan
6. Sasaran 6 mengurangi risiko cedera pasien akibat
jatuh.
2) Rumah sakit telah menerapkan proses identifikasi
pasien menggunakan minimal 2 (dua) identitas, dapat Terpenuhi
memenuhi tujuan identifikasi pasien dan sesuai dengan (10)
ketentuan rumah sakit.
3) Pasien telah diidentifikasi menggunakan minimal
dua jenis identitas meliputi poin 1) - 4) dalam maksud
dan tujuan.
1. melakukan tindakan intervensi/terapi (misalnya
pemberian obat, pemberian darah atau produk darah, Pasien telah Semua petugas
melakukan terapi radiasi); diidentifikasi melakukan identifikasi
Terpenuhi
2. melakukan tindakan (misalnya memasang jalur menggunakan minimal pasien menggunakan
Sebagian
intravena atau hemodialisis); dua jenis identitas, minimal dua jenis
(5)
3. sebelum tindakan diagnostik apa pun (misalnya tetapi belum semua identitas sebelum
mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan petugas melaksanakan melakukan tindakan
laboratorium penunjang, atau sebelum melakukan
kateterisasi jantung ataupun tindakan radiologi
diagnostik); dan
4. menyajikan makanan pasien
4) Rumah sakit memastikan pasien teridentifikasi
Terpenuhi
dengan tepat pada situasi khusus, dan penggunaan
(10)
label seperti tercantum dalam maksud dan tujuan.
Standar SKP 2
Rumah sakit menerapkan proses untuk meningkatkan efektivitas komunikasi lisan dan/atau telepon di antara para profesional
2
pemberi asuhan (PPA), proses pelaporan hasil kritis pada pemeriksaan diagnostic termasuk POCT dan proses komunikasi saat
serah terima (hand over) .
1) Rumah sakit telah menerapkan komunikasi saat
menerima instruksi melalui telepon: menulis/menginput
ke komputer - membacakan - konfirmasi kembali Terpenuhi
(writedown, read back, confirmation dan SBAR saat (10)
melaporkan kondisi pasien kepada DPJP serta di
dokumentasikan dalam rekam medik.
2) Rumah sakit telah menerapkan komunikasi saat
pelaporan hasil kritis pemeriksaan penunjang
diagnostic melalui telepon: menulis/menginput ke Terpenuhi
komputer membacakan konfirmasi kembali (writedown, (10)
read back, confirmation dan di dokumentasikan dalam
rekam medik.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 63/67
3) Rumah sakit telah menerapkan komunikasi saat
serah terima sesuai dengan jenis serah terima meliputi
poin 1) - 3) dalam maksud dan tujuan.
1. Metode komunikasi saat menerima instruksi melalui
telpon adalah: “menulis/menginput ke komputer -
membacakan - konfirmasi kembali” (writedown, read
back, confirmation) kepada pemberi instruksi misalnya
kepada DPJP. Konfirmasi harus dilakukan saat itu juga
melalui telpon untuk menanyakan apakah “yang
dibacakan” sudah sesuai dengan instruksi yang
diberikan. Sedangkan metode komunikasi saat
melaporkan kondisi pasien kepada DPJP dapat
menggunakan metode misalnya Situation -background -
assessment - recommendation (SBAR).
2. Metode komunikasi saat melaporkan nilai kritis
pemeriksaan diagnostik melalui telpon juga dapat
dengan: “menulis/menginput ke komputer -
membacakan - konfirmasi kembali” (writedown, read
back). Hasil kritis didefinisikan sebagai varian dari
rentang normal yang menunjukkan adanya kondisi
patofisiologis yang berisiko tinggi atau mengancam
nyawa, yang dianggap gawat atau darurat, dan
mungkin memerlukan tindakan medis segera untuk
Terpenuhi
menyelamatkan nyawa atau mencegah kejadian yang
(10)
tidak diinginkan. Hasil kritis dapat dijumpai pada
pemeriksaan pasien rawat jalan maupun rawat inap.
Rumah sakit menentukan mekanisme pelaporan hasil
kritis di rawat jalan dan rawat inap. Pemeriksaan
diagnostik mencakup semua pemeriksaan seperti
laboratorium, pencitraan/radiologi, diagnostik jantung
juga pada hasil pemeriksaan yang dilakukan di tempat
tidur pasien (point-of-care testing (POCT). Pada pasien
rawat inap pelaporan hasil kritis dapat dilaporkan
melalui perawat yang akan meneruskan laporan kepada
DPJP yang meminta pemeriksaan. Rentang waktu
pelaporan hasil kritis ditentukan kurang dari 30 menit
sejak hasil di verifikasi oleh PPA yang berwenang di
unit pemeriksaan penunjang diagnostik.
3. Metode komunikasi saat serah terima
distandardisasi pada jenis serah terima yang sama
misalnya serah terima antar ruangan di rawat inap.
Untuk jenis serah terima yang berbeda maka dapat
menggunakan metode, formulir dan alat yang berbeda.
Misalnya serah terima dari IGD ke ruang rawat inap
dapat berbeda dengan serah terima dari kamar operasi
ke unit intensif;

Standar SKP 3
3 Rumah sakit menerapkan proses untuk meningkatkan keamanan penggunaan obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi (high
alert medication) termasuk obat Look - Alike Sound Alike (LASA).
1) Rumah sakit menetapkan daftar obat kewaspadaan
Terpenuhi
tinggi (High Alert) termasuk obat Look -Alike Sound
(10)
Alike (LASA).
2) Rumah sakit menerapkan pengelolaan obat
kewaspadaan tinggi (High Alert) termasuk obat Look - Terpenuhi
Alike Sound Alike (LASA) secara seragam di seluruh (10)
area rumah sakit untuk mengurangi risiko dan cedera
3) Rumah sakit mengevaluasi dan memperbaharui
daftar obat High-Alert dan obat Look -Alike Sound Alike
Terpenuhi
(LASA) yang sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali
(10)
berdasarkan laporan insiden lokal, nasional dan
internasional.
Standar SKP 3.1
4
Rumah sakit menerapkan proses untuk meningkatkan keamanan penggunaan elektrolit konsentrat
1) Rumah sakit menerapkan proses penyimpanan
elektrolit konsentrat tertentu hanya di Instalasi
Terpenuhi
Farmasi, kecuali di unit pelayanan dengan
(10)
pertimbangan klinis untuk mengurangi risiko dan
cedera pada penggunaan elektrolit konsentrat.
2) Penyimpanan elektrolit konsentrat di luar Instalasi
Terpenuhi
Farmasi diperbolehkan hanya dalam untuk situasi yang
(10)
ditentukan sesuai dalam maksud dan tujuan.
3) Rumah sakit menetapkan dan menerapkan protokol Terpenuhi
koreksi hipokalemia, hiponatremia, hipofosfatemia. (10)
Standar SKP 4
Rumah sakit menetapkan proses untuk melaksanakan verifikasi pra opearsi, penandaan lokasi operasi dan proses time-out yang
5
dilaksanakan sesaat sebelum tindakan pembedahan/invasif dimulai serta proses sign-out yang dilakukan setelah tindakan
selesai.
1) Rumah sakit telah melaksanakan proses verifikasi
Terpenuhi
pra operasi dengan daftar tilik untuk memastikan
(10)
benar pasien, benar tindakan dan benar sisi.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 64/67
Rumah sakit telah
menetapkan dan
menerapkan tanda yang
seragam, mudah
2) Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan
Terpenuhi dikenali dan tidak Sosialisasi ulang cara
tanda yang seragam, mudah dikenali dan tidak
Sebagian bermakna ganda untuk identifikasi operasi yang
bermakna ganda untuk mengidentifikasi sisi operasi
(5) mengidentifikasi sisi seragam.
atau tindakan invasif.
operasi atau tindakan
invasif, tetapi
penandaan di rekam
medis tidak seragam.
Rumah sakit telah
menerapkan penandaan
Sosialisasi ulang
sisi operasi atau
penandaan sisi operasi
tindakan invasif (site
atau tindakan invasif (site
3) Rumah sakit telah menerapkan penandaan sisi marking) dilakukan oleh
marking) dilakukan oleh
operasi atau tindakan invasif (site marking) dilakukan Terpenuhi dokter operator/dokter
dokter operator/dokter
oleh dokter operator/dokter asisten yang melakukan Sebagian asisten yang melakukan
asisten yang melakukan
operasi atau tindakan invasif dengan melibatkan pasien (5) operasi atau tindakan
operasi atau tindakan
bila memungkinkan. invasif dengan
invasif dengan
melibatkan pasien bila
melibatkan pasien bila
memungkinkan, tetapi
memungkinkan.
dilakuan tidak seragam
oleh DPJP
4) Rumah sakit telah menerapkan proses Time-Out
menggunakan “surgical check
Terpenuhi
list” (Surgical Safety Checklist dari
(10)
WHO terkini pada tindakan operasi termasuk tindakan
medis invasif.
Standar SKP 5
6
Rumah sakit menerapkan kebersihan tangan (hand hygiene) untuk menurunkan risiko infeksi terkait layanan kesehatan.
1) Rumah sakit telah menerapkan kebersihan tangan
Terpenuhi
(hand hygiene) yang mengacu pada standar WHO
(10)
terkini.
2) Terdapat proses evaluasi terhadap pelaksanaan
program kebersihan tangan di rumah sakit serta upaya Terpenuhi
perbaikan yang dilakukan untuk meningkatkan (10)
pelaksanaan program.
Standar SKP 6
7
Rumah sakit menerapkan proses untuk mengurangi risiko cedera pasien akibat jatuh di rawat jalan.
1) Rumah sakit telah melaksanakan skrining pasien
rawat jalan pada kondisi, diagnosis, situasi atau lokasi
Terpenuhi
yang dapat menyebabkan pasien berisiko jatuh, dengan
(10)
menggunakan alat bantu/metode skrining yang
ditetapkan rumah sakit
2) Tindakan dan/atau intervensi dilakukan untuk
mengurangi risiko jatuh pada pasien jika hasil skrining Terpenuhi
menunjukkan adanya risiko jatuh dan hasil skrining (10)
serta intervensi didokumentasikan.
Standar SKP 6.1
8
Rumah sakit menerapkan proses untuk mengurangi risiko cedera pasien akibat jatuh di rawat inap.
1) Rumah sakit telah melakukan pengkajian risiko jatuh
untuk semua pasien rawat inap baik dewasa maupun Terpenuhi
anak menggunakan metode pengkajian yang baku (10)
sesuai dengan ketentuan rumah sakit.
2) Rumah sakit telah melaksanakan pengkajian ulang
risiko jatuh pada pasien rawat inap karena adanya Terpenuhi
perubahan kondisi, atau memang sudah mempunyai (10)
risiko jatuh dari hasil pengkajian.
Tindakan dan/atau
intervensi untuk
Semua pasien rawat inap
3) Tindakan dan/atau intervensi untuk mengurangi Terpenuhi mengurangi risiko jatuh
dilakukn tindakan
risiko jatuh pada pasien rawat inap telah dilakukan dan Sebagian pada pasien rawat inap
dan/atau intervensi untuk
didokumentasikan. (5) telah dilakukan, tetapi
mengurangi risiko jatuh.
belum dilakukan secara
konsisten.
Bab 16. Program Nasional (Prognas)

Standar Prognas 1
1
Rumah sakit melaksanakan program PONEK 24 jam dan 7 (tujuh) hari seminggu.
1) Rumah sakit menetapkan regulasi tentang Terpenuhi
pelaksanaan PONEK 24 jam. (10)
2) Terdapat Tim PONEK yang ditetapkan oleh rumah Terpenuhi
sakit dengan rincian tugas dan tanggungjawabnya. (10)
3) Terdapat program kerja yang menjadi acuan dalam
Terpenuhi
pelaksanaan program PONEK Rumah Sakit sesuai
(10)
maksud dan tujuan.
4) Terdapat bukti pelaksanaan program PONEK Rumah Terpenuhi
Sakit. (10)
5) Program PONEK Rumah Sakit dipantau dan Terpenuhi
dievaluasi secara rutin. (10)
Standar Prognas 1.1
2 Untuk meningkatkan efektifitas sistem rujukan maka Rumah sakit melakukan pembinaan kepada jejaring fasilitas Kesehatan
rujukan yang ada.
1) Rumah sakit menetapkan program pembinaan Terpenuhi
jejaring rujukan rumah sakit. (10)

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 65/67
2) Rumah sakit melakukan pembinaan terhadap Terpenuhi
jejaring secara berkala. (10)
Ada laporan program
Terpenuhi Lakukan evaluasi
3) Telah dilakukan evaluasi program pembinaan pembinaan jejaring
Sebagian program pembinaan
jejaring rujukan. rujukan, tetapi belum
(5) jejaring rujukan.
dilakukan evaluasi.
Standar Prognas 2
3
Rumah sakit melaksanakan program penanggulangan tuberkulosis.
1) Rumah sakit menerapkan regulasi tentang
Terpenuhi
pelaksanaan penanggulangan tuberkulosis di rumah
(10)
sakit.
2) Direktur menetapkan tim TB Paru Rumah sakit Terpenuhi
beserta program kerjanya. (10)
3) Ada bukti pelaksanaan promosi kesehatan, Terpenuhi
surveilans dan upaya pencegahan tuberkulosis (10)
4) Tersedianya laporan pelaksanaan promosi Terpenuhi
Kesehatan. (10)
Standar Prognas 2.1
4
Rumah sakit menyediakan sarana dan prasarana pelayanan tuberkulosis sesuai peraturan perundang-undangan.
Sedikan ruang pelayanan
rawat jalan yang
Tersedia ruang
memenuhi pedoman
pelayanan rawat jalan,
1) Tersedia ruang pelayanan rawat jalan yang Terpenuhi pencegahan dan
tetapi kurang memenuhi
memenuhi pedoman pencegahan dan pengendalian Sebagian pengendalian infeksi
pedoman pencegahan
infeksi tuberkulosis. (5) tuberkulosis, dengan
dan pengendalian
membuat akses khusus
infeksi tuberkulosis
bagi pasien TB dan
sirkulasi udara
Tersedia ruang
2) Bila rumah sakit memberikan pelayanan rawat inap
pelayanan rawat inap Ruang pelayanan rawat
bagi pasien tuberkulosis paru dewasa maka rumah Terpenuhi
tetapi kurang memenuhi inap dibuat tekanan
sakit harus memiliki ruang rawat inap yang memenuhi Sebagian
pedoman pencegahan negatif atau sirkulasi
pedoman pencegahan danpengendalian infeksi (5)
dan pengendalian udara
tuberkulosis.
infeksi tuberkulosis
3) Tersedia ruang pengambilan spesimen sputum yang
Terpenuhi
memenuhi pedoman pencegahan dan pengendalian
(10)
infeksi tuberkulosis.
Standar Prognas 2.2
5 Rumah sakit telah melaksanakan pelayanan tuberkulosis dan upaya pengendalian faktor risiko tuberkulosis sesuai peraturan
perundang-undangan.
1) Rumah sakit telah menerapkan kepatuhan staf medis Terpenuhi
terhadap panduan praktik klinis tuberkulosis. (10)
2) Rumah sakit merencanakan dan mengadakan Terpenuhi
penyediaan Obat Anti Tuberkulosis. (10)
3) Rumah sakit melaksanakan pelayanan TB MDR (bagi Terpenuhi
rumah sakit rujukan TB MDR). (10)
4) Rumah sakit melaksanakan pencatatan dan Terpenuhi
pelaporan kasus TB Paru sesuai ketentuan. (10)
Standar Prognas 3
6
Rumah sakit melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan peraturan perundang-undangan
1) Rumah sakit telah melaksanakan kebijakan program
Terpenuhi
penanggulangan HIV/AIDS sesuai ketentuan
(10)
perundangan.
2) Rumah sakit telah menerapkan fungsi rujukan
Terpenuhi
HIV/AIDS pada rumah sakit sesuai dengan kebijakan
(10)
yang berlaku.
3) Rumah sakit melaksanakan pelayanan PITC dan Terpenuhi
PMTC. (10)
4) Rumah sakit memberikan pelayanan ODHA dengan Terpenuhi
faktor risiko IO. (10)
5) Rumah sakit merencanakan dan mengadakan Terpenuhi
penyediaan ART. (10)
6) Rumah sakit melakukan pemantauan dan evaluasi Terpenuhi
program penanggulangan HIV/AIDS. (10)
Standar Prognas 4
7
Rumah Sakit melaksanakan program penurunan prevalensi stunting dan wasting.
1) Rumah sakit telah menetapkan kebijakan tentang Terpenuhi
pelaksanaan program gizi. (10)
2) Terdapat tim untuk program penurunan prevalensi Terpenuhi
stunting dan wasting di rumah sakit. (10)
3) Rumah sakit telah menetapkan sistem rujukan untuk Terpenuhi
kasus gangguan gizi yang perlu penanganan lanjut. (10)
Standar Prognas 4.1
8 Rumah Sakit melakukan edukasi, pendampingan intervensi dan pengelolaan gizi serta penguatan jejaring rujukan kepada rumah
sakit kelas di bawahnya dan FKTP di wilayahnya serta rujukan masalah gizi.
1) Rumah sakit membuktikan telah melakukan
pendampingan intervensi dan pengelolaan gizi serta
Terpenuhi
penguatan jejaring rujukan kepada rumah sakit kelas di
(10)
bawahnya dan FKTP di wilayahnya serta rujukan
masalah gizi.
Rumah sakit telah
menerapkan sistem
Terpenuhi Lakukan pemantauan dan
2) Rumah sakit telah menerapkan sistem pemantauan pemantauan dan
Sebagian evaluasi, bukti pelaporan,
dan evaluasi, bukti pelaporan, dan analisis. evaluasi, bukti
(5) dan analisis.
pelaporan, tetapi belum
dilakukan analisis.

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 66/67
Standar Prognas 5
9 Rumah sakit melaksanakan program pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi di rumah sakit beserta
pemantauan dan evaluasinya.
1) Rumah sakit telah menetapkan kebijakan tentang Terpenuhi
pelaksanaan PKBRS. (10)
2) Terdapat tim PKBRS yang ditetapkan oleh direktur Terpenuhi
disertai program kerjanya. (10)
3) Rumah sakit telah melaksanakan program KB Pasca Terpenuhi
Persalinan dan Pasca Keguguran. (10)
4) Rumah sakit telah melakukan pemantauan dan Terpenuhi
evaluasi pelaksanaan PKBRS. (10)
Standar Prognas 5.1
10
Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan keluarga dan kesehatan reproduksi.
1) Rumah sakit telah menyediakan alat dan obat Terpenuhi
kontrasepsi dan sarana penunjang pelayanan KB. (10)
2) Rumah sakit menyediakan layanan konseling bagi Terpenuhi
peserta dan calon peserta program KB. (10)
3) Rumah sakit telah merancang dan menyediakan Terpenuhi
ruang pelayanan KB yang memadai. (10)

Jakarta, 01-11-2022

dr. R. Heru Ariyadi, MPH


Direktur Utama

Catatan :
Dokumen Rekomendasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna Hal 67/67

Anda mungkin juga menyukai