Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR KERJA

PENYUSUNAN CLINICAL PATHWAY

1. Pemilihan Topik

A. Topik: Thypoid Fever (Adult)

B. Alasan pemilihan topik:

1) High Volume: terjadinya peningkatan jumlah kasus di RS dalam 1 tahun


terakhir di RS (sebaiknya ada data peningkatan kejadian)
2) High risk: resiko peritonitis.

2. Menunjuk Koordinator (Penasehat Multidisiplin)

Koordinator: dr. Ira

3. Menetapkan Pemain Kunci

Pemain Kunci:

1) dr. Sp. PD (Klinik/Inap)


2) dr. IGD
3) Perawat Klinik Interne/umum (Klinik 24 jam).
4) Perawat IGD
5) Perawat Ruangan
6) dr. Patologi klinik
7) Apoteker
8) Ahli Gizi

4. Melakukan Kunjungan Lapangan

Hasil Telaah PPK Berdasar Kunjungan Lapangan:

1. Anamnese, Pemeriksan fisik dan Laboratorium sesuai dengan PPK


(pengecualian Lab pada No. 1).
2. Pada PPK masih menggunakan pemeriksaan WIDAL (dalam PPK: kultur
darah (biakan empedu) positif atau peningkatan titer uji widal > 4 kali setelah
satu minggu memastikan diagnosis). Sedangkan praktek dilapangan tidak
menggunakan widal tetapi menggunakan IgM salmonella typhi.
3. Pemeriksaan penunjang sudah sesuai kecuali: kultur darah (biakan empedu)
tidak rutin dilakukan.
4. Pada Bagian terapi PPK: Antimikrobia utama: Chloramphenicol 4x 500 mg
sampai dengan 7 hari bebas demam, sedangkan pada lapangan Ceftriaxone i.v
(Gol. Cefalosporin gen 3) Pada PPK merupakan terapi alternatif lain (pada
lapangan menjadi terapi utama.
5. Pada PPK alternatif lain: Sefalosporin generasi III; yang terbukti efektif adalah
seftriakson 3-4 gram dalam dekstrose 100 cc selama jam per-infus sekali
sehari, selama 3-5 hari dapat pula diberikan sefotaksim 2-3 x 1 gram,
sefoperazon 2 x 1 gram, dilapangan menggunakan Ceftriaxone 2 g perhari
(dalam drip 100 ml NaCl 0,9%).
6. Menurut NANDA, diagnosa: hipertemi (dilapangan: ada yang menuliskan
peningkatan suhu tubuh), ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
(dilapangan: kurang nutrisi), nyeri akut (dilapangan: gangguan rasa nyaman).
7. Intervensi keperawatan menggunakan NIC (Nursing Intervention
Classification):
a. Hipertermi: pada SAK: suhu diukur tiap 4 jam, kenyataan suhu diukur
per shift jaga perawat (3x/hari).
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan: pada SAK: berikan
makanan dengan porsi kecil dan sering, kenyataan: porsi banyak sesuai
dari pemberian makan dari inst. Gizi (walaupun sudah
dipertimbangkan ahli gizi kebutuhan nutrisi/kalori perhari).
c. Nyeri akut: pada SAK dan kenyataan sesuai: menggunakan Visual
Analogue Scale.

Referensi:
SPM/PPK: Panduan Praktek Klinis Demam Tifoid (File ms. word)
SAK (diagnosa berdasarkan NANDA): hipertermi, ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan, nyeri akut.

5. Melakukan Pencarian Literatur

Hasil Telaah PPK Berdasar Literatur:

1. Pada PPK masih menggunakan pemeriksaan WIDAL (dalam PPK: kultur


darah (biakan empedu) positif atau peningkatan titer uji widal > 4 kali setelah
satu minggu memastikan diagnosis).
Pada literatur (Sistematika..., 2013): tes serologi WIDAL/IgM Salmonella
typhi, Kultur urine, kultur darah, tetap dapat dilakukan. Pada pemeriksaan
WIDAL banyak hasil tes negatif palsu maupun positif palsu.
2. Pada Bagian terapi PPK: Antimikrobia utama: Chloramphenicol 4x 500 mg
sampai dengan 7 hari bebas demam. Terapi berdasarkan Guidelines for
Management of Typhoid Fever (WHO, 2011): Terapi optimal menggunakan
Antibiotik golongan Fluoroquinolon (Ciprofloxacin/Ofloxacin dengan dosis
15 mg/kg/hari) selama5-7 hari.
3. Pada PPK alternatif lain: Sefalosporin generasi III; yang terbukti efektif adalah
seftriakson 3-4 gram dalam dekstrose 100 cc selama jam per-infus sekali
sehari, selama 3-5 hari dapat pula diberikan sefotaksim 2-3 x 1 gram,
sefoperazon 2 x 1 gram
Terapi berdasarkan Guidelines for Management of Typhoid Fever (WHO,
2011), Terapi alternatif: Chloramphenicol, Amoxycilline dan Cotrimoxazole).
Referensi:

Guidelines for Management of Typhoid Fever (WHO, 2011)

PerMenKes No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktek Klinik Dokter di


Fasilitas Pelayanan Primer.

Sistematika Pedoman Pengendalian Demam Tifoid (Sub direktorat diare


dan saluran pencernaan (Kemenkes, tahun 2013)

6. Melakukan Customer Focus Group: (tidak dikerjakan)

7. Penentuan Lama Rawat Inap

Lama Hari yang Ditetapkan Untuk Rawat Inap: 5 hari.

8. Menentukan Desain Clinical Pathway -- Pengukuran Proses dan Outcome

Cara mengisi:

1. Sesuaikan kolom time line sesuai dengan lama hari yang ditetapkan untuk
rawat inap (nomer 7)
2. Isi item-item yang ada dalam SOP dan SAK (versi revisi berdasar hasil telaah
nomer 4 dan 5) ke dalam formulir
Nomor CP:
Clinical Pathways
Logo RS Tanggal berlaku:
Demam Tifoid pada dewasa
Nomor revisi:
Nama pasien :_____________________________________________________
Tanggal lahir pasien :_____________________________________________________
Nomor rekam medik :_____________________________________________________
Catatan khusus : Pola demam: __________________________________________
Alergi Obat :___________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________

Aspek Pelayanan Hari I Hari II Hari III Hari IV Hari V


1. Penilaian dan Pemantauan Medis
Assemen awal IGD/Klinik Interne/umum (K. 24 jam)
[ ]
Assemen awal Spesialis (DPJP) (kata kerja di [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
detailkan)
...
2. Penilaian dan Pemantauan Keperawatan
Mengukur Vital Sign [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
Menilai Status Nutrisi [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
Mengukur Skala nyeri [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
Mengukur Balance Cairan [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
Melakukan penilaian resiko pasien jatuh
3. Pemeriksaan Penunjang medik (lab, radiologi, dsb)
Darah rutin (PDL) [ ]
Serologi (IgM Salmonela typhi) [ ]
4. Tindakan Medis
Pasang infus [ ]
Lepas infus [ ]

5. Tindakan Keperawatan
Melakukan kompres hangat [ ] [ ]
Melakukan teknik relaksasi [ ] [ ]

6. Medikasi (Obat-obatan, cairan IV, tranfusi, dsb)
Inj. Ciprofloxacin 2 x 400 mg (i.v infusion) [ ] [ ] [ ]
Ciprofloxacin 2 x 500 mg (po) [ ] [ ]
Paracetamol 3 x 500 mg (po) [ ] [ ]
Ringer laktat 20 tpm ( 3 4 x 500 ml) [ ] [ ] [ ]
Inj Ranitidin 50 mg (2 x 50 mg) [ ] [ ] [ ]
Domperidon 10 mg (po) [ ] [ ] [ ]

7. Nutrisi (enteral, parenteral, diet, pembatasan
carian, makanan tambahan, dsb)
Memberikan Intake cairan oral 5 x 200 ml [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
Memberikan Diet rendah serat [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
Memberikan Diet lunak, tinggi protein, tinggi kalori [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
8. Kegiatan (aktifitas, toileting, pencegahan jatuh)
Tirah baring [ ] [ ]
Melakukan moblisasi Duduk ditempat tidur [ ] [ ] [ ]
Melakukan aktifitas harian mandiri [ ] [ ]
9. Konsultasi dan komunikasi tim (rujuk ke spesialis
atau unit lain, jadwal konfrensi tim)
n/a
n/a
n/a
10. Konseling psikososial (kepastian dan kenyamanan
bagi pasien/keluarga)
n/a
n/a
n/a
11. Pendidikan dan komunikasi dengan pasien/keluarga
(obat, diet, penggunaan alat, rehabilitasi, dsb)
Menjelaskan tentang Hand hygiene [ ]

Menjelaskan tentang kebersihan makanan [ ]

Memberikan pendidikan tentang kesehatan dan [ ]


perawatan pasien
12. Rencana discharge (penilaian outcome pasien yang
harus dicapai sebelum pemulangan)
Bebas demam [ ]
Skala nyeri 0 [ ]
Nafsu makan membaik [ ]
Pulang [ ]

Variasi pelayanan yang Tanggal Alasan Tanda-


diberikan tangan
Tanggal masuk Tanggal keluar

Diagnosa Utama Kode ICD 10


Diagnosa Penyerta Kode ICD 10
Komplikasi Kode ICD 10

Tindakan Utama Kode ICD 9


Tindakan Lain Kode ICD 9

Petunjuk Penggunaan:
1. Formulir ini digunakan dengan cara dicontreng apabila sudah dilaksanakan
2. Formulir ini hanya bisa digunakan untuk pasien dengan kriteria sebagai berikut:
a.
b.
3. Formulir ini hanya sebagai pedoman, pelaksanaan di lapangan disesuaikan dengan kondisi pasien
4. Isilah kolom variansi apabila terdapat ketidaksesuaian antara pelaksanaan di lapangan dan clinical pathway, contohnya:
a.
b.
c.
5.

Anda mungkin juga menyukai