PENDAHULUAN
Bali
152/100.000,
Tasikmalaya
360/100.000,
(Kementrian
perempuan tetapi juga anak-anak dan keluarga mereka dan masyarakat pada
umumnya (Arumaniez, 2010).
Menurut (Dinkes Kota Denpasar, 2013). Pada tahun 2012 tercatat
sebanyak 1691 orang dari 101.999 wanita WUS (1,66%) dengan lesi pra-kanker
serviks (IVA positif), dan 1703 orang dari 96.260 WUS (1,77%) pada tahun 2013.
Data menunjukkan peningkatan kejadian kanker serviks yang merupakan masalah
kesehatan bagi perempuan. Hasil laporan tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten
Gianyar tahun 2011 menunjukkan bahwa angka kejadian kanker serviks sebanyak
25 kasus, sedangkan tahun 2010 hanya 14 kasus, sehingga terjadi peningkatan 11
kasus tahun 2011.
Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan (2015) jumlah
WUS yang ada di Kabupaten Tabanan sebanyak 80.273 orang. Pada tahun 2008
sampai 2015 jumlah WUS yang melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 35.933
orang (82,9%), dengan hasil IVA positif sebanyak 4.744 orang (18,29%). Pada
tahun 2015 yang positif kanker serviks sebanyak 249 orang (0,32%).
Menurut Angkasawati (2009) Kajian literatur menyebutkan, adanya
Infeksi Menular Seksual (IMS) yang diderita dalam jangka waktu lama dan tanpa
pengobatan yang adekuat menjadi faktor yang mempercepat berkembangnya
Human Papilloma Virus (HPV), penyebab penyakit keganasan pada leher rahim.
HPV menjadi inisiator pertumbuhan abnormal sel pada leher rahim yaitu mulai
dari tahap lesi pra-kanker, kemudian berlanjut kearah kanker leher rahim. Infeksi
menular seksual dikatakan sebagai pintu masuk HPV dan berbagai IMS
Kota Mojokerto yang memenuhi criteria inklusi, diambil dengan teknik cluster
radom sampling. Hasil analisis statistik menunjukan ada hubungan yang
bermakna dan positif antara pengetahuan WUS dengan prilaku pemeriksaan IVA
(p=0,000 dan r=0,535). Ada hubungan yang bermakna dan positif antara sikap
WUS dengan perilaku pemeriksaan IVA (p=0,000 dan r=0,381). Secara simultan
pengetahuan dan sikap berpengaruh terhadap perilaku pemeriksaan IVA pada
WUS di Puskesmas Blooto, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto sebesar
49,3%.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 5
Maret 2016 di UPTD. Puskesmas Kediri 1, pada tahun 2012 terdapat 935 orang
WUS yang ada diwilayah desa Abiantuwung. Di tahun yang sama jumlah WUS
yang melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 199 orang (21,28%). Di tahun 2014
sampai 2015 terdapat 244 orang (38,31%) WUS yang melakukan pemeriksaan
IVA. Diantaranya terdapat IVA positif sebanyak 72 orang. Peneliti hanya
melakukan penelitian di satu banjar yaitu di Banjar Dakdakan. WUS di Br.
Dakdakan sebanyak 192 orang sedangkan WUS yang telah melakukan
pemeriksaan IVA pada tahun 2015 hanya 5 orang (0,54%) dengan hasil negatif.
Program pemeriksaan IVA yang dilaksanakan di UPTD. Puskesmas Kediri 1
yaitu 2 kali dalam sebulan yang di lakukan dengan cara masal. Untuk pemeriksaan
IVA dengan cara regular dapat dilakukan setiap hari.
Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah:
Manfaat Praktis
Manfaat Praktis dari Penelitian ini untuk :
1. Untuk masyarakat atau perempuan usia subur
Setelah diadakan penelitian diharapkan masyarakat khususnya wanita usia
subur menjadi tahu dan mau melakukan pemeriksaan IVA.
2. Untuk tenaga kesehatan
Sebagai masukan dalam pengambil kebijakan mengenai penyuluhan
kesehatan tentang pemeriksaan IVA pada wanita usia subur agar wanita usia subur
dapat memahami pemeriksaan IVA.
1.5 Keaslian Penelitian
Penelitian dengan Hubungan Pengetahuan dan Sikap Tentang IVA dengan
Motivasi melakukan Pemeriksaan IVA pada Wanita Usia Subur di Br. Dakdakan
Abiantuwung Kediri Tabanan belum pernah diteliti, namun penelitian sejenis
telah dilakukan oleh peneliti lain seperti:
1.5.1
Nurma Ika Zuliyanti (2015), meneliti tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang
Kanker Serviks dengan Motivasi Pemeriksaan IVA Di Puskesmas Rowokele
responden.
Fritria Dwi Anggraini (2010), meneliti tentang Faktor yang Mempengaruhi
Implementasi Program Deteksi Dini Kanker Serviks Melalui Pemeriksaan IVA
(Inspeksi Visual Asam Asetat) Di Puskesmas Wilayah Kota Surabaya. Tujuan
penelitian ini adalah menganalisis faktor yang mempengaruhi implementasi
program IVA di puskesmas wilayah kota Surabaya. Penelitian analitik dengan
pendekatan cross sectional. Subjek penelitian penanggung jawab program IVA di
seluruh Puskesmas induk yang melaksanakan program IVA sebanyak 52 orang.
Pengumpulan data melalui wawancara terstruktur. Analisis data dengan analisis
jalur uji T pada program VPLS (Visual Partial Least Square). Hasil penelitian
menunjukkan pelaksanaan IVA oleh Puskesmas induk di wilayah Kota Surabaya
57,7% kurang baik dalam pemetaan sasaran, penyuluhan dan cakupan
pemeriksaan. Persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu sama-sama
meneliti tentang pemeriksaan IVA pada Wanita Usia Subur.
Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu jenis penelitian, lokasi
penelitian, waktu penelitian, jumlah responden.
1.5.3 Ninik Artiningsih (2011), meneliti tentang Hubungan antara tingkat
pengetahuan dan sikap wanita usia subur dengan pemeriksaan inspeksi visual
asam asetat dalam rangka deteksi dini kanker servik. Penelitian ini merupakan
penelitian analitik dengan pendekatan potong lintang (cross sectional) sampel
sebesar 100 WUS yang ada di wilayah Puskesmas Blooto Kota Mojokerto yang
memenuhi criteria inklusi, diambil dengan teknik cluster radom sampling. Hasil
analisis statistik menunjukan ada hubungan yang bermakna dan positif antara
pengetahuan WUS dengan prilaku pemeriksaan IVA (p=0,000 dan r=0,535). Ada
hubungan yang bermakna dan positif anatar sikap WUS dengan perilaku
pemeriksaan IVA (p=0,000 dan r=0,381). Secara simultan pengetahuan dan sikap
berpengaruh terhadap perilaku pemeriksaan IVA pada WUS di Puskesmas Blooto,
Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto sebesar 49,3%. Persamaan dengan
penelitian yang penulis lakukan yaitu sama-sama meneliti tentang pemeriksaan
IVA pada Wanita Usia Subur. Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan
yaitu jenis penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian, jumlah responden.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Siklus Haid
Wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap bulan biasanya subur.
Satu putaran haid dimulai dari hari pertama keluar haid hingga sehari sebelum
10
haid datang kembali, yang biasanya berlangsung selama 28 hingga 30 hati. Oleh
karena itu siklus haid dapat dijadikan indikasi pertama untuk memadai seorang
wanita subur atau tidak.
2. Alat pencatat kesuburan
Kemajuan teknologi seperti ovaluation thermometer juga dapat dijadikan
sebagai alat untuk mendeteksi kesuburan seorang wanita. Thermometer ini akan
mencatat perubahan suhu badan saat wanita mengeluarkan benih atau sel telur.
Bila benih keluar, biasanya thermometer akan mencatat kenaikan suhu sebanyak
0,20 celcius selama 10 hari. Namun jika wanita tersebut tidak mengalami
perubahan suhu badan pada masa subur, berarti wnaita tersebut tidak subur.
3. Tes Darah
Wanita yang siklus haidnya tidak teratur, seperti datangnya haid tiga bulan
sekali atau enam bulan sekali biasanya tidak subur. Jika dalam kondisi seperti ini ,
beberapa tes darah perlu dilakukan untuk mengetahui penyebab dari tidak
lancarnya siklus haid.
4. Pemeriksaan fisik
Seorang wanita subur atau tidak dapat diketahui dari organ tubuh seorang
wanita. Beberapa organ tubuh, seprti buah dada, kelenjar tiroid pada leher, dan
organ reproduksi. Kelenjar tiroid yang menegluarkan hormone tiroksin berlebihan
akan mengganggu proses pelepasan sel telur. Sedangkan pemeriksaan buah dada
ditunjukan untuk mengetahui hormon prolaktin di mana kandungan hormon
prolaktin yang tinggi akan mengganggu proses pengeluaran sel telur.
5. Track record
11
12
4. Kanker Servik
Penyakit ini disebabkan karena insfeksi menetap sehingga terjadi
pertumbuhan sel abnormal yang akhirnya mengarah pada perkembangan kanker.
Perkembangan ini membutuhkan waktu 5-20 tahun. Banyak faktor penyebabnya
terutama hubungan seksual dengan banyak pasangan. Pemeriksaan yang teratur
snagat diperlukan untuk mengetahui adanya perubahan awal sel-sel kanker.
Pemeriksaan dianjurkan untuk dilakukan 2 tahun sekali dan waktu yang baik
unyuk melakukan tes ini seminggu atau 2 minggu setelah haid.
2.1.1.4 Faktor yang mendorong WUS melakukan IVA
Faktor-faktor yang mendorong wanita usia subur melakukan IVA menurut
(Sumarno, 2009) meliputi :
1. Faktor besarnya jasa pelayanan terhadap IVA dan tempat pelayanan IVA
2. Faktor kualitas pelayanan terhadap pemeriksaan IVA
3. Faktor aksebilitas yang mendorong pemeriksaan IVA dan tempat pelayanan
IVA adalah faktor kemudahan sarana transportasi
4. Faktor dari keunggulan IVA yang murah sehingga mudah dijangkau oleh
masyarakat
5. Pelayanan IVA didukung pemberian informasi yang memadai
6. Hubungan interpersonal yang baik antara petugas dengan WUS
13
domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku terbuka (overt behavior).
Perilaku yang didasari pengetahuan umumnya bersifat langgeng (Sunaryo, 2004).
2. Sikap
Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui
pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon
individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya (Widayatun,
T.R, 2009).
3.
Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan
3.1.2
Motivasi
3.1.2.1 Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan
yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak
atau berbuat. Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang
14
untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang baik dalam memenuhi
kebutuhannya. Motivasi terjadi apabila seseorang mempunyai keinginan dan
kemauan untuk melakukan suatu kegiatan atau tindakan dalam mencapai tujuan
tertentu (Uno, 2007).
3.1.2.2 Jenis jenis motivasi
Motivasi terbagi menjadi 2 jenis yaitu : Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi instrinsik adalah motif yang aktif atau tidak perlu di rangsang
dari luar karena setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Motivasi intrinsik datang dari hati sanubari umumnya karena kesadaran.
Menurut Taufik (2007), faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik yaitu
:
1) Kebutuhan (need)
Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) karena adanya faktor- faktor
kebutuhan baik biologis maupun psikologis.
2) Harapan (expentancy)
Sesorang dimotivasi karena keberhasilan dan adanya harapan keberhasilan
bersifat pemuasaan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri meningkat
kearah pencapaian tujuan.
3) Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa ada
yang menyuruh (tanpa adanya pengaruh dari orang lain)
2. Motivasi Ekstrinsik
15
Motivasi ekstrinsik adal motif yang aktif dan berfungsi karena adanya
perangsang atau pengaruh dari orang lain sehingga seseorang berbuat sesuatu.
Taufik, 2007).
Faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik adalah :
1) Dukungan keluarga
Dukungan atau dorongan dari anggota keluarga semakin menguatkan motivasi
ibu untuk memberikan yang terbaik.
2) Lingkungan
Lingkungan adalah tempat di mana seseornag tinggal. Lingkungan dapat
mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan
sesuatu. Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam
memotivasi seseorang dalam mengubah tingkah lakunya. Dalam sebuah
lingkungan yang hangat dan terbuka, akan menimbulkan rasa kesetiakawanan
yang tinggi.
3) Media
Media adalah faktor yang sangat berpengaruh bagi responden dalam
berhadapan dengan media informasi, baik itu media cetak maupun elektronika
(TV, radio, komputer/internet) sehingga sasaran dapat meningkatkan
pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah
yang positif terhadap kesehatan.
2.1.2.3 Tujuan Motivasi
Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan seseorang
agar timbul kemauan dan keinginan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat
memperoleh hasil dan mencapai tujuan (Taufik, 2007).
Setiap tindakan motivasi seseorang mempunyai tujuan yang akan
dicapai. Makin jelas tujuan yang diharapkan maka makin jelas pula bagaimana
16
17
18
Mudah, praktis
Alat-alat yang dibutuhkan sederhana
Sesuai untuk pusat pelayanan sederhana
Kinerja tes sama dengan tes lain
Memberikan hasil segera sehingga dapat diambil keputusan mengenai
6.
7.
19
8.
1. IVA negatif berarti menunjukan leher rahim normal berwarna merah muda
2. IVA radang berarti serviks dengan radang (servisitas), atau kelainan jinak
lainnya (polip serviks)
3. IVA positif berarti ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok
ini yang menjadi sasaran temuan ini mengarah pada diagnosis serviks-pra
kanker (displasia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in-situ).
4. IVA kanker serviks berarti pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan
stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian
akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasive dini (stadium
Ib-IIa) (Marmi, 2013).
20
Pengetahuan
21
Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari
kepada
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan
22
atau
6. Evaluasi (Evaluation)
Ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiriatau berdasarkan kriteria yang sudah ada.
2.1.4.3 Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup
(Notoatmodjo, 2003). Menurut Mubarak ( 2007 ) Pendidikan berarti bimbingan
yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka
dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri semakin tinggi pendidikan seseorang,
semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin
banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Pendidikan di Indonesia mengenal
tiga jenjang pendidikan, yaitu :
1) Pendidikan Dasar ( SD, SMP, MI/Madrasah Ibtidayah )
2) Sekolah Menengah (SMA, SMK )
3) Perguruan Tinggi (Diploma, Sarjana )
2. Pekerjaan
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara
mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan (Erich dalam
Mubarak, 2006). Banyaknya tantangan akan menambah pengetahuan seseorang
mengenai suatu masalah yang telah dihadapinya.
3. Umur
23
4. Minat
Minat merupakan suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap
sesuatu, minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan
pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
5. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkugannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang
baik seseorang akan berusaha melupakan , namun jika pengalaman terhadap
obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang
sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat
pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya (Mubarak, 2007).
24
untuk
memperoleh
suatu
informasi
dapat
membantu
: 76-100%
: 56-75%
: <55%
25
26
27
28
Pengalaman Pribadi
Pengalaman yang terjadi secara tiba-tiba atau mengejutkan yang
meninggalkan kesan paling mendalam pada jiwa seseorang. Kejadian-kejadian
dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang- ulang dan terus menerus, lama
kelamaan secara bertahap diserap kedalam individu dan mempengaruhi
2.
terbentuknya sikap.
Pengaruh Orang Lain Yang Dianggap Penting
29
3.
Pengaruh Kebudayaan
Dimana
kita
hidup
mempunyai
pengaruh
yang
besar
terhadap
Media Massa
Berbagai bentuk media massa seperti televise, radio, surat kabar, majalah
dan lain-lain mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan opini dan
kepercayaan individu. Media massa memberikan pesan-pesan yang sugestif yang
mengarahkan opini seseorang.
5.
6.
Faktor Emosional
Suatu bentuk sikap terkadang didasari oleh emosi, yang berfungsi sebagai
semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentul mekanisme pertahanan ego.
30
Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu
frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih dan
bertahan lama.
2.1.5.6 Pembentukan dan Perubahan Sikap
Pembentukan dan perubahan sikap akan ditentukan oleh dua faktor, yaitu
(Bimo Walgito, 2000; Dayakisni & Hudiah, 2009) :
1. Faktor internal (Individu itu sendiri) yaitu cara individu dalam menanggapi
dunia luar dengan selektif sehingga tidak semua yang datang akan diterima atau
ditolak.
2. Faktor eksternal yaitu keadaan- keadaan yang ada di luar individu yang
merupakan stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap.
2.1.5.7 Pengukuran Sikap
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pertanyaan responden
terhadap suatu obyek. Skala Likert merupakan metode sederhana dibandingkan
dengan skala Thurstone. Cara pengukuran sikap menurut Hidayat (2007) :
1.
2.
3.
4.
31
32
melaksanakan pemeriksaan tersebut karena mereka takut dengan hasil atau karena
mereka memang tidak mengetahui tentang pemeriksaan IVA sehingga mereka
tidak pernah ikut serta dalam pemeriksaan IVA. Maka dari itu pengetahuan dan
sikap WUS dapat mempengaruhi pemeriksaan IVA. Selain pengetahuan dan sikap
dapat mempengaruhi pemeriksaan IVA motivasi juga dapat mempengaruhi WUS
dalam melakukan pemeriksaan IVA, jika pengetahuan dan sikapnya baik tatapi
tidak ada dorongan atau motivasi dari diri sendiri maka pemeriksaan IVA juga
tidak akan dilakukan oleh WUS tersebut. Maka pengetahuan,sikap dan motivasi
sangat mempengaruhi WUS dalam melakukan pemeriksaan IVA tersebut.
33
2.2
Kerangka Konsep
Dari tinjauan pustaka dapat dirumuskan kerangka konsep seperti gambar
dibawah ini :
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan
IVA pada WUS
Faktor Internal :
1. Pengetahuan
2. Sikap
`
Faktor Eksternal :
1. Dorongan keluarga
2. Lingkungan
Gambar 1
Kerangka konsep Penelitian Hubungan Pengetahuan dan Sikap Tentang IVA
dengan Motivasi melakukan Pemeriksaan IVA pada Wanita Usia Subur di Br.
Dakdakan Abiantuwung Kediri Tabanan
2.3
Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian,
patokan duga atau dalil sementara yang kebenaranya akan dibuktikan dalam
penelitian tersebut. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian maka
hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak (Sugiyono, 2009).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan pengetahuan dan sikap
tentang IVA dengan Motivasi melakukan pemeriksaan IVA pada wanita usia subur
di Br. Dakdakan Abiantuwung Kediri Tabanan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis dan rancangan penelitian ini adalah korelasional. Ciri penelitian
korelasional bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel. Peneliti dapat
mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, menguji berdasarkan teori
yang ada (Nursalam, 2013).
Model pendekatan yang digunakan adalah cross sectional yaitu
pendekatan yang menggunakan cara observasi atau pengumpulan data sekali saja
35
Independent Variabel
Pengetahuan dan Sikap
Uji Hubungan
Interpretasi
makna / arti
Dependent Variabel
Pemeriksaan IVA
Gambar 2
Desain penelitian Korelasional
Kriteria Eksklusi
Sampling
Non Probability Sampling dengan teknik Purposive Sampling
Sampel
Menggunakan sampel sebanyak 67 sampel
36
Deskripsi hasil
Deskripsi hasil
Penyajian data
Gambar 3. Kerangka Kerja Hubungan Pengetahuan dan Sikap tentang IVA dengan
Motivasi melakukan Pemeriksaan IVA pada Wanita Usia Subur
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dan waktu penelitian ini akan dilaksanakan di Banjar Dakdakan
Abiantuwung. Penelitian ini akan diadakan pada bulan Mei sampai Juli 2016.
Adapun pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal bulan Mei sampai Juni
2016.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti
(Nursalam, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh WUS yang tinggal
di Br. Dakdakan Abiantuwung Kediri Tabanan sebanyak 192 orang.
3.3.2 Teknik pengambilan sampel
37
Teknik sampling
adalah
mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2011). Teknik sampling dalam penelitian
ini adalah non probability sampling dengan jenis Purposive Sampling yaitu
suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi
sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (Nursalam, 2013).
1. Sampel penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk bisa mewakili
populasi (Nursalam, 2008). Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah WUS
yang ada di Br. Dakdakan Abiantuwung Kediri Tabanan yang memenuhi kriteria
inklusi. kriteria sampel sebagai berikut :
1) Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (Nursalam 2011). Dalam
penelitian ini yang termasuk kriterian inklusi adalah:
a. Wanita yang masih mengalami siklus menstruasi
b. Wanita yang bisa membaca dan menulis
c. Wanita yang berusia 18-50 tahun
d. Tinggal di Br. Dakdakan Abiantuwung
e. Bersedia menjadi responden
2) Kriteria eksklusi
38
N. P (1 P)
(N 1) D2 + P(1 P)
96 . 0, 5
0,47 + 0,25
48
0,72
= 66,6 = 67 orang
Maka besar sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 67 sampel.
Keterangan :
n = besar sampel
N = Jumlah populasi
D = derajat ketepatan yang digunakan (0,05)
P = Probabilitas menjadi sampel (0,5)
39
Tabel 1
Hubungan pengetahuan dan sikap tentang IVA dengan Motivasi melakukan
pemeriksaan IVA pada wanita usia subur di Br. Dakdakan Abiantuwung Kediri
Tabanan
40
Variabel
Definisi
Alat pengumpulan
Skala
Skor
1
Variabel bebas :
Operasional
2
Pengetahuan ibu-
data
3
Angket
4
Ordinal
5
1.
Pengetahuan
B= 1
(76-100%)
S= 0
2.
deteksi
dini
kanker
servik
Baik
Cukup
(56-75%)
3.
melalui
Kurang
(<55%)
pemeriksaan IVA,
meliputi:
pengertian,
tujuan,
manfaat,
keuntungan,
Sikap
mental
saraf
Ordinal
1.
Sangat setuju
(76-100%)
dari
kesiapan
diatur
Angket
2.
yang
Setuju
(51-75%)
melalui
3.
Kurang setuju
pengalaman yang
(26-50%)
memberikan
4.
pengaruh dinamik
(0-25%)
atau
terarah
terhadap
respon
individu
pada
dengan
pemeriksaan IVA
41
Tidak Setuju
yang
dinilai
dengan angket
Variabel Terikat:
Dorongan
baik
Angket
Nominal
Motivasi
(76-100%)
dalam
2.
diri
1.
Tinggi
Sedang
individu
(56-75%)
(Instrinsik)
3.
(<55%)
Rendah
(Ekstrinsik) yang
menggerakan dan
mengarahkan
sikap
untuk
melakukan
Pemeriksaan IVA
pemeriksaan IVA
Pemeriksaan IVA
Angket
merupakan
pemeriksaan leher
rahim
(serviks)
dengan
melihat
langsung (dengan
mata
telanjang)
leher
rahim
setelah
leher
dengan
memulas
rahim
larutan
42
Nominal
1.
2.
Periksa
Tidak Periksa
Kabupaten Tabanan
Setelah surat ijin keluar dilanjutkan membawa surat ijin kepada kepala
UPTD. Puskesmas Kediri 1 dengan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian
serta memohon ijin untuk mencari sampel penelitian.
43
44
terdiri dari
45
pemeriksaan IVA yaitu sangat setuju (80-100%), setuju (79-60%), kurang setuju
(59-40%) dan tidak setuju (<40%).
Untuk pernyataan motivasi melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 8
pernyataan. Pilihan jawaban yang tersedia untuk pernyataan motivasi melakukan
pemeriksaan IVA yaitu ya dan tidak. Semua pernyataan di motivasi melakukan
pemeriksaan IVA adalah penyataan positif dengan no pernyataan (1,2,3,4,5,6,7
dan 8). Jika jawaban ya mendapatkan skor 1 dan jika jawaban tidak mendapatkan
skor 0 dimana rentang skor yang ada pada motivasi melakukan pemeriksaan IVA
yaitu tinggi (
Angket yang digunakan untuk mengukur hubungan pengetahuan dengan
pemeriksaan IVA, hubungan sikap dengan pemeriksaan IVA dan motivasi
melakukan pemeriksaan IVA peneliti mengambil dari angket yang sebelumnya
digunakan oleh Conny Putrie Novitasari (2009), dimana angket tersebut sudah
dilakukan uji validitas dan rehabilitas dengan hasil valid dan reliable. Pada
penelitian ini peneliti melakukan modifikasi / percobaan beberapa kalimat dari
angket yang peneliti ambil sehingga dahulu ketepannya sebagai alat ukur dengan
cara uji validitas dan rehabilitas. Uji coba instrument dilakukan pada 30 orang
yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel yaitu wanita usia
subur di banjar Abiantuwung Kediri Tabanan. Uji validitas instrumen dilakukan
uji korelasi dengan metode pearson produck moment (r) antara skor masing
masing pernyataan dengan skor totalnya. pernyataan dikatakan valid jika skor
pernyataan tersebut berkorelasi secara signifikan dengan skor totalnya. Apabila r
hitung > r tabel, maka pernyataan dikatakan valid. Pernyataan yang tidak valid
46
47
ini
bertujuan
untuk
menjelaskan
atau
mendeskripsikan
48
2. Analisa bivariat
Uji analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa korelasi.
Analisis ini digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua variabel yaitu
keertan hubungan dua variabel, arah hubungan dan signifikan atau tidaknya
hubungan. Mengetahui keeratan hubungan antar variabel dapat dilihat pada
besarnya koefisiensi kolerasi, untuk mengetahui arah hubungan maka dapat dilihat
pada tanda koefisiensi korelasi yaitu positif dan negatif, jika postif berarti terdapat
hubungan yang positif atar variabel, jika negatif berarti hubungan antar variabel
hubungnya negative. Sedangkan untuk mengetahui hubungan kedua variabel
berarti atau tidak maka dilakukan pengujian signifikansi (Prayitno, 2009). Uji
yang digunakan pada penelitian ini adalah uji kolerasi Rank Spearman dengan
tingkat kesalahan () sebesar 5%.
3.7 Etika Penelitian
Masalah etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam
penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan
manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Menurut Hidayat (2009),
masalah etika yang harus diperhatikan anatara lain adalah sebagai berikut :
1. Informed consent (Lembar persetujuan menjadi responden)
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian
dengan memberikan lembar persetujuan sebelum penelitian dilakukan dengan
tujuan agar responden menegrti maksud, tujuan penelitian dan mengetahui
dampaknya.
Jika
responden
bersedia
49
diteliti
maka
responden
harus
50