Anda di halaman 1dari 61

Komitmen

untuk
Indonesia
Laporan Keberlanjutan

20132014

2
Laporan Keberlanjutan ini dicetak di atas 100% kertas daur ulang serta menggunakan tinta kedelai.

Komitmen
untuk
Indonesia
Laporan Keberlanjutan

20132014

Daftar Isi

Dari Presiden
Para Pemangku Kepentingan yang terhormat,

QUA Grup berterima kasih atas kesediaan Anda turut serta


dalam upaya melestarikan alam. Kami hadir di tengah-tengah
Anda tidak hanya demi memenuhi kebutuhan pasar, tetapi juga
mengajak seluruh pemangku kepentingan bersama-sama terlibat
dan merasakan manfaat kebaikan alam dengan prinsip keberlanjutan.
Keberlanjutan merupakan substansi bisnis AQUA Grup. Sejak didirikan
pada 1973, AQUA Grup mengedepankan keberlanjutan dan pelestarian
sumber daya air, jaminan kebersihan dan kesehatan produk, serta
berkontribusi optimal bagi kemajuan sosial. Prinsip ini sesuai dengan
Komitmen Ganda Danone yang dicetuskan pendirinya, Antoine Riboud, dan
sejalan dengan prinsip pendiri AQUA, Tirto Utomo.
Laporan ini memaparkan capaian visi, strategi, dan kinerja keberlanjutan
AQUA Grup dua tahun terakhir, 2013-2014. Selain mengungkapkan informasi
bagaimana kami merespons perhatian pemangku kepentingan, laporan ini
juga mengajak para pihak (perusahaan, pemerintah, masyarakat) terlibat
dalam upaya yang lebih besar menjaga lingkungan dan berkontribusi
terhadap peningkatan kualitas hidup.
Seluruh kinerja yang dilaporkan berdasarkan masukan, kritik, dan saran
para pemangku kepentingan. Isinya menggambarkan prioritas dan topik
utama jangka pendek dan menengah yang ditetapkan manajemen sesuai
tujuan bisnis AQUA Grup.
Melalui laporan ini pemangku kepentingan mendapatkan gambaran
bagaimana kami merespons dinamika makro di wilayah operasional yang
berkaitan dengan aspek sosial dan ekonomi, termasuk dinamika yang
terkait dengan kebijakan pemerintah. Walau demikian, laporan ini belum
dapat menjawab seluruh harapan pemangku kepentingan.
Seluruh isi Laporan Keberlanjutan AQUA Grup 2013-2014 berdasar
pada uji materialitas isu dan pembatasan sesuai panduan Global Reporting
Initiative Generation 4 (GRI G4). Dengan demikian, isu-isu material yang
ditetapkan sekaligus menjadi tantangan, target utama, serta sasaran
penyelesaian dan mitigasi AQUA Grup di tahun-tahun mendatang.
Pada 2013-2014, sejumlah inisiatif keberlanjutan AQUA Grup telah
menorehkan capaian signifikan. Melalui target penurunan jejak karbon

Direktur

(G4-1)

FOTO: DOKUMENTASI AQUA GRUP

sebesar 50% dari 2007-2020, AQUA Grup berhasil menurunkan 24% pada
periode 2007-2014. Khusus pada periode 2013-2014, penurunannya
sebanyak 13.102 ton CO2 atau sekitar 1,53%.
Pengurangan jejak karbon dilakukan dengan sejumlah terobosan,
antara lain melalui pengiriman sebagian produk kemasan galon dari
Pabrik Mekarsari menggunakan moda transportasi kereta api sejak
pertengahan 2014. Pada akhir 2014, pengurangan jejak karbon
dengan penggunaan kereta api mencapai 68 ton CO2. AQUA Grup
juga berupaya mengurangi penggunaan plastik. Kebijakan tersebut
berhasil mengurangi plastik lebih dari 7.000 ton CO2.
Pada 2013-2014 AQUA Grup terus melakukan perluasan
program sosial dan lingkungan yang telah ada sebelumnya
dengan penambahan ragam dan lokasi program akses air bersih
dan penyehatan lingkungan (Water Access, Sanitation and
HygieneWASH), pertanian berkelanjutan, konservasi berbasis
masyarakat, serta pengembangan ekonomi lokal melalui
penguatan usaha mikro.
Laporan Keberlanjutan ini juga mencatat pentingnya
pelibatan komunitas dan para pemangku kepentingan,
mulai dari perencanaan, implementasi, hingga
pemantauan dan evaluasi program, proyek, dan
aktivitas. Kami bekerja sama dengan multipihak
yang berkepentingan dan kompeten untuk
memperluas cakupan program untuk komunitas.
Komitmen
keberlanjutan
AQUA
Grup
tidak akan terwujud secara konsisten tanpa
keikutsertaan dan dukungan semua pihak. Agar
kami dapat terus memperbaiki diri, masukan,
saran, kritik, dan kesediaan para pemangku
kepentingan bekerja sama menjadi keniscayaan
terhadap tekad perbaikan dan penguatan
komitmen bisnis yang berkelanjutan di masa
mendatang.
Salam Lestari

Charlie Cappetti
Presiden Direktur
PT Tirta Investama (AQUA Grup)
7

Strategi, Tata
Organisasi

Ulang tahun AQUA ke 40 sekaligus peluncuran logo baru AQUA.

isnis AQUA Grup bertujuan


memenuhi kebutuhan
konsumen terhadap produk air
minum dalam kemasan (AMDK)
yang sehat. Dalam proses
produksinya, Perusahaan
mematuhi seluruh aspek dan
dampak keberlanjutan yang
meliputi sosial, ekonomi, dan
lingkungan. Mengingat produk
AQUA Grup berbasis pada sumber
daya air, tantangan utama yang
dihadapi adalah kelestariannya,
disusul kemudian dampak sosial
dan ekonominya.
Melalui pendekatan
manajemen yang terintegrasi,
berdasar pada filosofi Komitmen
Ganda Danone, pada 2013-2014
AQUA Grup terus mencatat kinerja
positif. Kinerja ini dicapai dengan
keterlibatan pemangku
kepentingan internal dan eksternal.
Penerapannya konsisten dengan
berbagai standar dan panduan,

baik global maupun nasional dan


lokal di mana AQUA Grup
mengoperasikan fasilitas produksi
dan distribusinya, serta
menerapkan inisiatif-inisiatif baru.
Menghadapi tantangan serta
peluang kompetisi bisnis, produk
dan distribusi ke konsumen,
manajemen AQUA Grup bersinergi
secara terstruktur dari kantor
pusat di Jakarta hingga ke tingkat
operasi pabrik dan distribution
center. Kinerja serta capaian
kebijakan dan strategi manajemen
ini dilakukan dengan melibatkan
para pemangku kepentingan
AQUA Grup, yaitu konsumen,
pihak-pihak yang terdampak
langsung, dan atau yang
berkepentingan. Bentuk-bentuk
pelibatan dengan pemangku
kepentingan ini mulai dari tingkat
informasi dan komunikasi hingga
pelibatan dan kerja sama.

QUA Grup saat ini terdiri atas


tiga perusahaan yang
berdomisili di Indonesia, yakni PT
Aqua Golden Mississippi (dahulu
PT Golden Mississippi), PT Tirta
Investama, dan PT Tirta
Sibayakindo; serta satu
perusahaan yang berada di Brunei
Darussalam, yaitu Ibic Sdn Bhd
(khusus dengan merk "Sehat")
(G4-3). AQUA Grup memproduksi
enam jenis kemasan, yaitu 240
mililiter (ml), 330 ml, 600 ml, 1,5
liter (l), galon, dan kemasan kaca
380 ml (G4-4). Seluruh operasi
bisnis dan produksi AQUA Grup
dikoordinasikan oleh kantor pusat
di Jakarta (G4-5).
Laporan ini hanya mencakup
Indonesia, yang merupakan pusat
operasi produksi AQUA Grup
(G4-6), dan tidak termasuk Ibic
Sdn Bhd. Dalam memperkuat
strategi bisnis, pada 4 September
1998 Danone Asia Holding Pte Ltd
bergabung dengan AQUA Grup
dan kini menjadi pemegang saham
mayoritas. Danone yang berpusat
di Paris, Perancis, telah dikenal
kiprahnya sebagai manufaktur
makanan dan minuman kelas dunia
(G4-7).
PT Aqua Golden Mississippi
yang sebelumnya adalah
perusahaan terbuka dan tercatat di
Bursa Efek Indonesia (BEI), pada
2010 resmi menjadi perusahaan
tertutup. Mengingat seluruh

Kelola, dan Kinerja


perusahaan dalam AQUA Grup
adalah perusahaan tertutup,
penjualan bersih dan total modal
yang didasarkan pada utang dan
ekuitas tidak dilaporkan dalam
laporan ini.
Saat ini AQUA Grup adalah
pemimpin pasar AMDK di
Indonesia, dengan konsumen dan
penerima manfaat dari seluruh
tingkatan usia, ekonomi, dan sosial
(G4-8). Dengan kapasitas
terpasang, AQUA Grup
memproduksi rata-rata 33 juta liter
AMDK per hari dalam berbagai
ukuran (G4-9).
Pada akhir 2014 tercatat lebih
dari 12.500 karyawan bergabung di
AQUA Grup, yang tersebar di
kantor pusat di Jakarta, 17 pabrik
dan 14 distribution center yang ada
di seluruh Indonesia, serta mini
plant di Legos (Sukabumi) dan
Gatsu (Denpasar). Pada 2013 dan
2014 karyawan tetap AQUA Grup
mencapai 12.131 dan 12.300, serta
karyawan tidak tetap 230 dan 215.
Dari jumlah ini, karyawan laki-laki
mencapai 10.807 (2013) dan
10.944 (2014) sedangkan
perempuan 1.554 (2013) dan 1.571
(2014) (G4-10).
Lebih dari 95% karyawan
berstatus tetap, dengan jenjang
karier dan penilaian berkala melalui
sistem Performance Development
Review (PDR) (G4-10). Hak dan
kewajiban perusahaan dan
karyawan disepakati bersama dan

Penandatanganan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara Serikat Pekerja Danone AQUA
Grup (SPDAG) dengan AQUA Grup, 8 Juli 2013.

dituangkan dalam dokumen


Perjanjian Kerja Bersama (PKB).
Lebih dari 90% karyawan
bergabung dalam Serikat Pekerja
Danone AQUA Grup (SPDAG)
(G4-11).
AQUA Grup juga memfasilitasi
karyawan untuk terlibat dalam
program yang berkontribusi
terhadap perubahan dan
perbaikan sosial, ekonomi, serta
konservasi lingkungan. Sejalan
dengan itu, AQUA Grup
mendorong seluruh pemasoknya
menerapkan prinsip keberlanjutan
pengadaan barang dan jasa serta
etika bisnis melalui inisiatif
Responsible Sourcing Programs

(RESPECT) dan aplikasi Supplier


Ethical Data Exchange (SEDEX).
Sejak 1982, air yang merupakan
bahan baku utama dalam operasi
produksi di pabrik-pabrik AQUA
Grup diperoleh langsung dari
lapisan tanah dalam, karena secara
alamiah telah memiliki komposisi
mineral alami. Pengelolaan pabrik
mengutamakan kearifan dan
sumber daya lokal. Pemasok lokal
dilibatkan dalam rantai pasok
kecuali pada transportasi produk
yang masih menggunakan pihak
ketiga (G4-12).

Stabilitas bisnis dan produksi


AQUA Grup mampu mewujudkan
visi dan misi perusahaan serta
memenuhi kebutuhan dan
kepuasan konsumen. Karena itu,
hingga akhir periode yang dicakup
dalam laporan ini tidak ada
perubahan signifikan yang terjadi
pada struktur kepemilikan,
organisasi, hingga rantai pasok
(G4-13).
Sejalan dengan visi dan misi
perusahaan, bisnis dan produksi
AQUA Grup menerapkan prinsip
kehati-hatian sesuai praktik
manajemen modern. Praktik dan
ketatalaksanaan ini didukung
strategi keberlanjutan AQUA Lestari
dengan empat pilar utama, yaitu:

1. Pelestarian Air dan


Lingkungan;
2. Praktik Perusahaan Ramah
Lingkungan;
3. Pengelolaan Distribusi Produk;
4. Pelibatan dan Pemberdayaan
Masyarakat.
AQUA juga melibatkan
pemasok, seluruh karyawan,
konsumen, dan para mitra yang
bergerak di bidang pemberdayaan
masyarakat dan konservasi
lingkungan dalam
mengimplementasikan strategi
keberlanjutan AQUA Lestari
(G4-14). Prinsip RESPECT yang
diwujudkan melalui SEDEX
menjadi inisiatif yang konsisten

diimplementasikan oleh AQUA


Grup (G4-15).
AQUA Grup hingga saat ini
merupakan anggota aktif Asosiasi
Perusahaan Air Minum Dalam
Kemasan Indonesia (Aspadin),
yang merupakan salah satu media
untuk memberikan input positif
kepada pemerintah serta
membangun komunikasi
konstruktif di antara perusahaan
AMDK (G4-16).
Konsistensi dalam menerapkan
prinsip-prinsip dan inisiatif-inisiatif
tersebut mendapat apresiasi dari
para pemangku kepentingan
melalui berbagai penghargaan
yang diterima AQUA Grup
sepanjang 2013-2014.

Penghargaan yang Diperoleh AQUA Grup 2013-2014


Indonesias Most Outstanding Brand Campaign 2013 untuk
aktivitas sosial Mizone City Project
Penganugerah: Majalah Pemasaran Indonesia Mix
Special Achievement for Corporate Commitment to
Sustainable Environmental & Water Resources
Penganugerah: Majalah Warta Ekonomi
Penghargaan Gold GKPM
(Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat) Awards 2013
Penganugerah: Kementerian Koordinator Kesejahteraan
Rakyat bersama Corporate Forum for Community Development (CFCD)
Penghargaan Industri Hijau 2013 untuk Pabrik Cianjur, Jawa Barat
Penganugerah: Kementerian Perindustrian
Penghargaan Lingkungan Raksa Prasadha untuk Pabrik Cianjur, Jawa Barat
Penganugerah: Pemerintah Provinsi Jawa Barat
Indonesia Sustainable Business Awards, kategori Workforce dan
kategori Environmental Disclosure
Penganugerah: Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Global
Initiatives, Beritasatu Media Holding, dan Indonesian Business Council
for Sustainable Development (IBCSD)
Penghargaan Indonesia Best Brand Activation for Public untuk
Program Mizone Niat Baik
Penganugerah: Majalah Pemasaran Indonesia Mix

GKPM Awards 2014 untuk 20 Program


Sosial dan Lingkungan AQUA Grup
Penganugerah: Corporate Forum for
Community Development (CFCD),
dan Kemenkokesra
Indonesia Green Awards 2014 untuk
Program CSR Pabrik Ciherang,
Wonosobo, Subang, dan Mambal
Penganugerah: The La Tofi School
of CSR didukung Kementerian
Kehutanan & Kementerian Perindustrian
Penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan 2014 atas kontribusi AQUA Grup
dalam Program Penanaman 1 Miliar Pohon
Anugerah PROPER Hijau untuk empat pabrik
(Mekarsari, Mambal, Pandaan, dan Airmadidi)
Penganugerah: Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan
CSR Award 2014 untuk 16 Program CSR AQUA serta
individu (2 program manager dan 1 program officer)
Penganugerah: CFCD dan Kementerian
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK)
Charta Peduli Indonesia 2014 kategori TOP CSRUrban Community Clinic Program
Penganugerah: Dompet Dhuafa Republika

10

Materialitas dan Pembatasan

aporan Keberlanjutan 20132014 ini mencakup tiga


perusahaan AQUA Grup dengan
kantor pusat di Jakarta, 17 pabrik,
serta 14 distribution center yang
tersebar di seluruh Indonesia
(G4-17). Isi laporan ditentukan
berdasarkan analisis manajemen
risiko, mencakup seluruh
perusahaan, pabrik, dan
distribution center AQUA Grup di
Indonesia.
Pendekatan penentuan isi
laporan ini mengacu pada prinsipprinsip yang meliputi: pelibatan
pemangku kepentingan; konteks
keberlanjutan; materialitas; dan
kelengkapan (G4-18). Berkaitan
dengan manajemen risiko, AQUA
Grup memiliki departemen khusus
yang bertugas dan secara berkala
mengidentifikasi, menyusun
prioritas, menyahihkan, dan
meninjau ulang risiko keberlanjutan
perusahaan. Departemen ini juga
mendukung hal-hal yang berkaitan
dengan pengelolaan risiko serta
membangun kultur dan
infrastruktur pengendalian internal,
serta pengelolaan dan
pengendalian risiko keberlanjutan.
Materialitas yang diidentifikasi
pada periode 2013-2014 adalah
aspek-aspek yang memengaruhi
pandangan dan pengambilan
keputusan pemangku kepentingan
terhadap AQUA Grup (G4-19), yang
meliputi:
Pelibatan dan pemberdayaan
masyarakat
Transportasi
WASH

Kekeringan dan konservasi


Regulasi
Pengelolaan sampah plastik
Pengelolaan air buangan

Ketujuh isu tersebut


didapatkan dari hasil lokakarya
internal, manajemen risiko, audit
reputasi, survei pelanggan,
penelusuran pemberitaan di media,
surat elektronik, telepon, dan
Focus Group Discussion (FGD)
dengan para ahli. Selain itu, baik
Kantor Pusat maupun pabrik
memiliki dokumen laporan
penanganan keluhan para
pemangku kepentingan. Masukan
dari pemangku kepentingan
didokumentasikan dan menjadi
pertimbangan dalam sejumlah
keputusan penting.
Aspek-aspek material
teridentifikasi, yang juga
memengaruhi penilaian dan

pengambilan keputusan
manajemen, menjadi tanggung
jawab seluruh organisasi, lini
produksi, dan distribusi AQUA
Grup. Namun, untuk memberikan
gambaran patokan kinerja
ekonomi, sosial dan lingkungan,
laporan ini difokuskan pada Pabrik
Mekarsari dan Babakan Pari di
Sukabumi, juga Pabrik Klaten dan
Pabrik Wonosobo (G4-20).
Bagi para pemangku
kepentingan, semua aspek material
yang diidentifikasi itu menjadi
perhatian di seluruh wilayah
produksi dan distribusi AQUA
Grup, namun dengan prioritas
yang berbeda-beda. Aspek
pelibatan dan pemberdayaan
masyarakat, pengelolaan limbah,
dan pengelolaan limbah cair
menjadi perhatian di seluruh
pabrik; sedangkan transportasi
sangat material di pabrik dan

11

FOTO: DOKUMENTASI AQUA GRUP

distribution center yang berada di


wilayah dengan kepadatan lalu
lintas tinggi; kemudian aspek
peningkatan akses air bersih serta
kekeringan dan konservasi menjadi
perhatian di pabrik yang berada di
daerah yang rawan kekeringan
(G4-21).
AQUA Grup tidak mengelola
langsung seluruh aspek material
yang teridentifikasi. Pemenuhan
regulasi transportasi, keselamatan,
dan banyaknya permintaan
menjadi distributor produk,
melibatkan entitas bisnis lain.

12

Armada truk AQUA bersiap mengirim produk ke distribution center, Sukabumi.

Walau AQUA Grup memiliki


mekanisme pemantauan dan
pengawasan kinerja para mitra,
kinerja keberlanjutan mereka tidak
masuk dalam laporan ini. Karena
itu, dalam laporan ini terdapat
pengulangan pernyataan
komitmen dan kebijakan yang
terkait dengan entitas bisnis lain
yang berada di rantai pasok AQUA
Grup (G4-22).
Dibanding periode 2011-2012,
perubahan signifikan Laporan
Keberlanjutan 2013-2014 terletak

pada penggunaan GRI G4,


menggantikan GRI G3.1 yang
digunakan sebelumnya. Dengan
panduan GRI G4, aspek material
bertumpu pada pemangku
kepentingan, dibanding GRI G3.1
yang bertitik berat pada
manajemen AQUA Grup. Dari
cakupan dan pembatasan, tidak
ada perubahan signifikan yang
terjadi sepanjang periode
pelaporan (G4-23).

Strategi Keberlanjutan AQUA Grup


I

su pemberdayaan masyarakat, transportasi, WASH, kekeringan dan konservasi,


regulasi, pengelolaan sampah plastik, serta pengelolaan limbah cair, menjadi aspek
material karena memengaruhi bisnis dan pengambilan keputusan manajemen AQUA
Grup dan perhatian serta penilaian pemangku kepentingan. Isu-isu ini juga secara
langsung berpengaruh terhadap keberlanjutan bisnis dan produksi AQUA Grup.
AQUA Grup mengelola dampak aspek-aspek material itu dengan
mengimplementasikan AQUA Lestari yang terus-menerus dievaluasi secara
berjenjang, mulai kebijakan di tingkat manajemen tertinggi hingga implementasi
teknis di tingkat operasional pabrik dan distribution center. Dengan evaluasi yang
dilakukan secara periodik, AQUA Grup dapat merevisi, memperkuat, bahkan
mengubah pendekatan agar empat pilar AQUA Lestari diwujudkan secara efektif,
efisien, dan tepat sasaran (G4-DMA).
Empat pilar AQUA Lestari itu meliputi:

Pelestarian Air dan Lingkungan


AQUA Grup berkomitmen
penuh mengelola sumber
daya air secara berkelanjutan.
Komitmen ini diimplementasikan
dalam bentuk mengelola dampak
operasi, menjaga keseimbangan neraca
air, mengendalikan kualitas air, dan
mengelola sumber daya air secara arif.
AQUA Grup selalu mematuhi
peraturan yang berlaku. Di sisi lain,
AQUA Grup juga menyelenggarakan
berbagai inisiatif program pelestarian
air dan lingkungan dari hulu ke hilir.
Konservasi yang dilakukan di daerah
tangkapan air turut berkontribusi
dalam menjaga pelestarian DAS
di setiap lokasi pabrik. Penelitianpenelitian terkait sumber daya
air, pendidikan lingkungan hidup,
rehabilitasi saluran irigasi, serta
pembuatan sumur resapan dan biopori,
merupakan bagian integral dari inisiatif
AQUA Grup dalam pengelolaan dan
pelestarian sumber daya air.
Seluruh inisiatif itu diikat dalam
komitmen internal berbentuk Kebijakan
Perlindungan Sumber Daya Air yang
merujuk pada komitmen Danone
tentang perlindungan lingkungan air
tanah dalam (ground-water policy).

Praktik Perusahaan Ramah


Lingkungan
AQUA Grup menjalankan
operasi bisnisnya dengan
mengedepankan nilai-nilai Hak
Asasi Manusia (HAM) dan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3) sesuai
kepatuhan pada peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
Berkenaan dengan emisi sebagai salah
satu isu lingkungan utama global,
inisiatif pengurangan jejak karbon
dilakukan melalui penghematan energi,
air, serta bahan baku plastik dan
kemasan, yang dikelola berdasarkan
target penurunan emisi karbon yang
ditetapkan Danone serta dipantau
melalui audit reguler.

Pengelolaan Distribusi Produk


AQUA Grup terus mengkaji
penggunaan moda transportasi
alternatif untuk distribusi
produk yang ramah lingkungan.
Program yang dilaksanakan antara
lain penggunaan kereta api untuk
pengangkutan produk galon dari
Sukabumi ke Jakarta, manajemen
transportasi yang diterapkan bekerja
sama dengan pihak jasa logistik,
keselamatan berkendara, perbaikan/

perawatan jalan, serta pengelolaan


dampak distribusi produk (khususnya
sampah kemasan) melalui program
pemberdayaan pemulung.

Pelibatan dan Pemberdayaan


Masyarakat
Target utama jangka panjang
pelibatan dan pemberdayaan
masyarakat adalah menyatukan
visi AQUA Grup dengan para
pemangku kepentingannya dalam
berkontribusi kepada pembangunan
berkelanjutan. Implementasi pilar ini
difokuskan pada perlindungan dan
pelestarian sumber daya air melalui
praktik-praktik pertanian organik
terpadu, peningkatan akses air bersih,
kemandirian sosial-ekonomi masyarakat
melalui pemberdayaan usaha mikro dan
koperasi, serta perluasan akses modal
dan pasar.

13

Searah jarum jam: Presiden Direktur


melakukan kunjungan ke proyek Satu
Untuk Sepuluh di NTT; Penanaman
satu pohon beringin oleh Gubernur
Sumatera Barat, Irwan Prayitno,
dalam acara pembukaan Pabrik Solok;
Kunjungan para pimpinan redaksi surat
kabar ke tempat pengelolaan sampah
batok kelapa muda menjadi briket, di
Tanah Lot; Bincang-bincang pelestarian
lingkungan bersama para blogger.

Hubungan dengan Pemangku Kepentingan

ara pemangku kepentingan


AQUA Grup dikelompokkan
sebagai: kelompok pemerintah,
bisnis, masyarakat sipil, konsumen,
karyawan dan sejumlah figur
masyarakat (G4-24).
Pengelompokan ini didasarkan
pada pemetaan pemangku
kepentingan yang setiap tahun
diperbaharui dengan
menggunakan penilaian atribut
"pengaruh pemangku kepentingan
pada AQUA Grup" dan "pengaruh
AQUA Grup pada pemangku
kepentingan" (G4-25). Pemetaan
yang sama dilakukan pula terhadap
isu. Dengan demikian, AQUA Grup
dapat mengindentifikasi isu-isu
yang menjadi perhatian pemangku
kepentingan.
14

AQUA Grup membangun


hubungan dengan pemangku
kepentingan mengacu kepada
praktik terbaik yang diformulasikan
dalam dokumen ISO 26000:2010Social Responsibility dan AA1000
Stakeholder Engagement Standard
(SES). Intensitas hubungan antara
AQUA Grup dan pemangku
kepentingan yang relevan dengan
setiap isu penting dan material,
mengikuti kebutuhan sesuai
praktik terbaik dan kebutuhan
antar para pihak (G4-26).
Selama periode pelaporan,
perhatian utama pemangku
kepentingan terkonsentrasi pada
isu-isu yang meliputi pelestarian
sumber daya air, pengelolaan

limbah, serapan tenaga kerja lokal,


program pengembangan
masyarakat serta keberlanjutan
sejumlah inisiatif program AQUA
Grup terkait praktik perusahaan
yang ramah lingkungan.
Secara internal isu hak
karyawan dan K3 tidak menonjol
karena AQUA Grup sudah
menerapkan sistem yang dinilai
memadai. Pada kalangan
konsumen, isu lebih banyak
berkaitan dengan permintaan
menjadi distributor produk. Tidak
ada isu yang berhubungan
langsung dengan jaminan
keamanan dan kesehatan produk
(G4-27).

Laporan Keberlanjutan 2013-2014

aporan Keberlanjutan ini adalah untuk


melaporkan tata laksana, kinerja, dan capaian
AQUA Grup pada 2013-2014 (G4-28). Sebelumnya,
AQUA Grup telah menerbitkan laporan yang sama,
masing-masing untuk 2010 dan 2011-2012 (G4-29).
AQUA Grup memilih dua tahunan sebagai siklus
pelaporan keberlanjutannya. Laporan ini
menggunakan data dari 1 Januari 2013 hingga 31
Desember 2014 (G4-30).
Apabila terdapat pertanyaan berkenaan
dengan laporan ini maupun isinya, dapat
menghubungi (G4-31):
Departemen Corporate Communication
Gedung Cyber 2 Lantai 12
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5, No. 13
Jakarta 12950, Indonesia
Telepon: +62 21 2996 1000 Fax: +62 21 2902 1701
Email: corpcomm.aqua@danone.com
AQUA Grup memilih GRI G4 'Sesuai'-Inti untuk
Laporan Keberlanjutan 2013-2014 ini (G4-32).
Untuk itu, selain Pengungkapan Standar Umum
dan Pengungkapan Standar Khusus, kinerja aspek
ekonomi, lingkungan, dan sosial juga dilaporkan
sesuai dengan pedoman GRI G4.
AQUA Grup tidak secara langsung
mendapatkan penjaminan terhadap Laporan
Keberlanjutan 2013-2014. Namun, sertifikasi ISO
14001:2004 Environmental Management yang
diperoleh untuk manajemen pengelolaan
lingkungan telah menunjukkan tingkat kepatuhan
AQUA Grup terhadap standar global yang
independen. Manajemen tertinggi AQUA Grup
terlibat dalam kebijakan, implementasi, dan
pencapaian kinerja manajemen lingkungan
berstandar ISO 14001:2004 ini (G4-33).

Peluncuran Laporan Keberlanjutan AQUA Grup 2011-2012.

15

Kinerja Keberlanjutan yang Dilaporkan


Aspek Material yang Dilaporkan dan Indikatornya:
Kinerja Ekonomi (G4-EC1; G4-EC3); Keberadaan di Pasar (G4-EC5, G4-EC6);

Dampak Ekonomi Tidak Langsung (G4-EC7, G4-EC8)

Aspek Material yang Dilaporkan dan Indikatornya:


Bahan (G4-EN1, G4-EN2); Energi (G4-EN3, G4-EN4, G4-EN5, G4-EN6, G4-EN7)
Air (G4-EN8, G4-EN9); Keanekaragaman Hayati (G4-EN11, G4-EN12, G4-EN13, G4-EN14);
Emisi (G4-EN15, G4-EN16, G4-EN17, G4-EN18, G4-EN19, G4-EN20, G4-EN21);
Efluen dan Limbah (G4-EN22, G4-EN23, G4-EN24, G4-EN25, G4-EN26);
Kepatuhan (G4-EN29); Transportasi (G4-EN30);
Penilaian Pemasok Atas Lingkungan (G4-EN32, G4-EN33);

External Assurance: Laporan untuk ISO 14001:2014 Environmental Management
Aspek Material yang Dilaporkan dan Indikatornya:
Masyarakat (G4-SO1, G4-SO2)

Tata Kelola

ata kelola AQUA Grup


mengacu kepada regulasi yang
berlaku di Indonesia. Merujuk
kepada Undang-undang (UU)
Nomor 40 Tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas, kekuasaan
tertinggi di perusahaanperusahaan yang tergabung dalam
AQUA Grup adalah pemegang
saham. Jajaran direksi diangkat
oleh pemegang saham melalui
RUPS (G4-34).
Berkaitan dengan pemenuhan
UU Nomor 5 Tahun 1999 Tentang
Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat,
selama periode pelaporan tidak ada
pengaduan, tuduhan, sangkaan,
atan indikasi praktik monopoli dan
persaingan usaha yang tidak sehat

16

terhadap AQUA Grup.


Sejak PT Aqua Golden
Mississippi, salah satu perusahaan
yang tergabung dalam AQUA
Grup, menjadi perusahaan tertutup
dan delisting dari BEI, AQUA Grup
mewarnai nilai-nilai perusahaanperusahaannya dengan standar
dan protokol yang dimiliki.
AQUA Grup secara konsisten
mengimplementasikan Danone
Governing and Operating Process
(DANgo) untuk memberikan
pengarahan lebih jelas dan terukur,
sekaligus mendukung pengelolaan
bisnis secara aman, efisien, dan
berkelanjutan. Melalui DANgo,
setiap Country Business Unit (CBU)
bertanggung jawab komprehensif
terhadap pencapaian keseluruhan

aspek keberlanjutan.
Ada empat perangkat turunan
DANgo yang diterapkan dalam
mengukur pelaksanaan tata kelola
AQUA Grup, yaitu Danone Internal
Control Evaluation (DICE) sebagai
pedoman pengendalian internal;
Danone Operating Model (DOM)
sebagai pedoman praktik-praktik
terbaik dalam menjalankan bisnis;
16 prinsip dasar Danone Way; dan
Vestalis sebagai pedoman
pengelolaan risiko perusahaan.
Keempat perangkat tata kelola ini
menjadi panduan dalam bekerja,
pengelolaan risiko, pengambilan
keputusan, dan evaluasi kinerja
seluruh karyawan AQUA Grup,
termasuk jajaran manajemen
puncaknya.

Pelatihan Danone Leadership College (DLC) Code.

Etika dan Integritas

QUA Grup menerapkan


nilai-nilai Danone mengenai
aspek-aspek penting apa yang
semestinya menggerakkan
perusahaan, menjadi bagian yang
dihormati, dan menyatu dalam
kegiatan sehari-hari. Nilai-nilai
Danone juga memandu
pengambilan keputusan dan cara
pandang profesional AQUA Grup
(G4-56).
Nilai-nilai tersebut antara lain:
Kemanusiaan, dengan saling
berbagi; bertanggung jawab;
dan hormat pada orang lain;

Kedekatan, yakni mendorong


kemudahan akses;
mengedepankan kredibilitas
dan empati;
Keterbukaan, melalui rasa ingin
tahu; kelincahan; dan dialog;
serta
Antusiasme, dengan
menjunjung keberanian, penuh
semangat, dan haus tantangan.

17

Ekonomi
Dampak Langsung

ada 2013 dan 2014, AQUA Grup


secara langsung mendistribusi
kan pengeluaran gaji karyawan,
pembayaran kepada para
pemasok, pendapatan para
pemegang saham, dan
pembayaran pajak kepada
pemerintah. Dari tahun ke tahun
pengeluaran ini terus meningkat
sejalan dengan bertambahnya
jumlah pabrik, kapasitas produksi,
dan wilayah pemasaran.
Dampak ekonomi itu semakin
besar karena peluang usaha yang
diciptakan melalui rantai pasok,
pemasaran, dan distribusi produkproduknya ke seluruh Indonesia.
Pada 2013 tercatat 1.806 pemasok,
sedangkan pada 2014 ada 2.101
pemasok yang tersebar di seluruh
Indonesia. Seluruhnya terlibat
langsung dalam rantai pasok
AQUA Grup. Dari jumlah tersebut,
pemasok yang mengikuti SEDEX
pada 2013 adalah 184 dan pada
2014 sebanyak 115.
AQUA Grup juga
mengalokasikan biaya untuk
program-program yang terkait
dengan pelaksanaan tanggung
jawab sosial dan lingkungan pada
2013-2014. Program-program itu
adalah konservasi sumber daya air,
WASH, pertanian berkelanjutan,
pengembangan ekonomi lokal, dan
pengelolaan sampah rumah
tangga. Kinerja pelaksanaan
program- program ini terus

18

ditingkatkan dengan fokus pada


manfaat dan keterlibatan para
pihak untuk memastikan
keberlanjutan dampak positifnya
(G4-EC1).
Berkenaan dengan kewajiban
tentang imbalan pasti, AQUA Grup
menyediakan jaminan stabilitas
ekonomi dan sosial berupa
tunjangan pensiun, yang
dibayarkan dengan
mempertimbangkan masa kerja
dan mengacu pada PKB. AQUA
Grup juga memberikan
pembekalan kepada karyawan
yang memasuki masa persiapan
pensiun (G4-EC3).
AQUA Grup juga menjamin
pemenuhan kebutuhan dasar
ekonomi dan sosial karyawan aktif,
baik yang tetap maupun tidak
tetap. Setiap karyawan dipastikan

menerima kompensasi di atas


upah minimum regional (UMR).
Standar pengupahan ini juga
diupayakan berlaku untuk seluruh
rantai pasok (G4-EC5).
Dalam aspek kesempatan kerja
dan pengembangan karir, AQUA
Grup mengedepankan sumber
daya manusia lokal, termasuk di
posisi-posisi manajemen senior.
Lokalitas didefinisikan dengan
mengacu pada wilayah Indonesia.
Di jajaran manajemen, tercatat 9
eksekutif laki-laki dan 3 eksekutif
perempuan. Sampai dengan 2013
dan 2014, terdapat 12 orang
karyawan berkewarganegaraan
asing (G4-EC6).

Menyaring Pemasok dengan SEDEX

esuai kebijakan Danone terkait dengan inisiatif keberlanjutan, AQUA Grup


menjalin kerja sama dengan pemasok yang patuh terhadap regulasi dan
memenuhi norma terkait lingkungan dan sosial. SEDEX menjadi platform AQUA
Grup dalam menyaring pemasok yang benar-benar berkomitmen terhadap prinsip
keberlanjutan.
Terdapat kriteria tertentu untuk para pemasok yang harus mengikuti SEDEX.
Bagi pemasok jenis Raw and Pack, logistik, dan jasa mensyaratkan nilai transaksi
tertentu dan atau durasi kerja sama lebih dari satu tahun. Khusus untuk pemasok
kategori barang-barang promosi, pemasok yang berbasis di fasilitas Danone
(jasa keselamatan, jasa kebersihan, kantin), dan pemasok yang berhubungan kuat
dengan citra Danone, mereka wajib lulus SEDEX.

Dampak Tidak Langsung

embangunan serta
pengoperasian pabrik dan
distribution center AQUA Grup
secara signifikan berdampak
positif terhadap perkembangan
masyarakat dan ekonomi
sekitarnya. Selain menyerap
tenaga kerja secara langsung,
pabrik dan distribution center juga
menciptakan rantai kesempatan
ekonomi, dari transportasi produk
oleh pihak ketiga hingga penjualan
di tingkat retail (G4-EC7).
Di sisi lain, komitmen AQUA
Grup untuk menghasilkan produk
yang sehat dengan menjaga
kelestarian lingkungan serta
kesejahteraan ekonomi dan sosial
masyarakat diwujudkan melalui
program sosial dan lingkungan di
pabrik-pabrik yang tersebar di
seluruh Indonesia. Program yang
dilaksanakan tidak hanya
memberikan manfaat lingkungan,
tetapi juga ekonomi masyarakat
dalam bentuk peningkatan
pendapatan keluarga dari peserta
dan pemanfaatnya (G4-EC8).
Program WASH yang dimulai
pada 2007, misalnya, terus
dilanjutkan melalui kemitraan
dengan lebih dari 18 organisasi di
Indonesia, mulai dari yang berbasis
komunitas hingga bekerja sama

Pemberdayaan para pemulung melalui program Pemulung Empowerment Program (PEP),


Pabrik Wonosobo.

dengan berbagai institusi


pendidikan. Pada 2013-2014,
program ini telah membantu
penyediaan akses air bersih untuk
masyarakat di Sumatera Utara,
Lampung, Banten, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan
Nusa Tenggara Timur.
Bermula dari kepedulian AQUA
Grup terhadap persoalan
pengelolaan sampah, pada 2009
Program Pemberdayaan Pemulung
(Pemulung Empowerment
ProgramPEP) mulai dijalankan.
Program ini difokuskan pada
pemulung, karena walau posisinya
berada di rantai terbawah industri

daur ulang, secara bersamaan


mereka berperan penting dalam
perkembangan industri daur ulang
di Indonesia dan berkontribusi
pada pengelolaan sampah
kemasan industri AMDK.
Melalui PEP, AQUA Grup
memberdayakan para pemulung,
memperbaiki kesejahteraan
mereka, sekaligus mengurangi
dampak lingkungan yang
disebabkan sampah kemasan.
Pada 2013-2014 pemulung yang
bermitra dan telah bergabung
dengan PEP mampu
mengumpulkan kemasan hingga
45 ton per bulan.

19

Lingkungan

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


(PHBS) di Bekasi.

20

engelolaan lingkungan terhadap


dampak bisnis dan operasi
AQUA Grup didasarkan pada prinsip
kecermatan dan kesungguhan serta
transparansi dan ketaatan pada
hukum dan peraturan, eksternal
maupun internal. AQUA Grup
melakukan pengelolaan lingkungan
dari dampak bisnis dan operasinya
dengan prinsip kecermatan,
transparansi, dan ketaatan pada
hukum serta peraturan yang berlaku.
Selain itu, juga mengacu pada
komitmen yang dibuat Danone dalam
konteks lokal dan global menyangkut
HAM, hak pekerja, perlindungan
lingkungan, dan pemberantasan
korupsi.
AQUA Grup juga secara khusus
mengembangkan berbagai inisiatif

yang memperhatikan perlindungan


sumber daya alam dan lingkungan, yaitu:
1. Mengintegrasikan kebijakan,
program, dan pelaksanaan
masing-masing aktivitasnya yang
bermanfaat bagi alam;
2. Berusaha secara berkelanjutan
memperkuat komitmen terhadap
lingkungan dan memperbaiki
pengelolaan aktivitasaktivitasnya, khususnya dengan
mengeluarkan biaya dan investasi
dalam upaya pengurangan jejak
ekologis; dan
3. Memberikan informasi,
komunikasi, dan pelatihan yang
memadai untuk memastikan
pemahaman internal dan
eksternal yang utuh atas
komitmen AQUA Grup.

Bahan Baku Produksi

ir adalah bahan baku utama


dalam proses produksi AQUA
Grup. Volume air yang
dimanfaatkan tergantung pada
debit alami sumber air serta
mengacu pada Surat Izin
Pengambilan Air Tanah (SIPA)
yang diterbitkan pemerintah

daerah di masing-masing lokasi


pabrik.
Bahan baku lain adalah plastik
sebagai kemasan. Pada 2014
AQUA Grup menggunakan lebih
dari tujuh juta kemasan berbagai
ukuran (G4-EN1). AQUA Grup
berkomitmen mengurangi

penggunaan plastik untuk


kemasan produk dengan berbagai
cara, seperti tidak lagi
menggunakan segel plastik dan
memanfaatkan ulang galon lebih
dari 30%. Sedangkan seluruh
kardus kemasan memakai bahan
daur ulang (G4-EN2).

sumber daya alam dan ramah


lingkungan, termasuk konsumsi
energi listrik yang dari tahun ke
tahun semakin efisien (G4-EN6).
AQUA Grup berhasil
mengurangi konsumsi energi listrik
untuk seluruh lokasi. Pada 2013,
untuk menghasilkan volume
produksi 10.867.912 kiloliter,
diperlukan energi sebesar
279.927.667 kwh atau sebesar

40,58 kwh/kbotol. Sedangkan pada


2014, dengan volume produksi
mencapai 11.777.838 kiloliter,
konsumsi energinya sebesar
281.015.746 kwh atau sebesar 38,45
kwh/kbotol. Dengan demikian
kebutuhan energi dari proses
produksi AQUA Grup berbanding
terbalik dengan volume produk
yang dihasilkan (G4-EN7).

Konsumsi Energi

nergi listrik yang digunakan


AQUA Grup dalam proses
produksi dipasok dari PT
Perusahaan Listrik Negara (PLN)
dan generator set (genset) yang
dioperasikan sendiri, serta
distribusi dengan menggunakan
bahan bakar minyak (BBM) yang
bersumber dari fosil (G4-EN3).
AQUA Grup mengembangkan
inisiatif-inisiatif hemat penggunaan

Pencucian manual
adalah proses awal
untuk penggunaan
kembali galon yang
sudah terpakai.

21

Sumber Daya Air

Tabel 1
Produksi AMDK AQUA Grup

umber daya air yang digunakan


AQUA Grup menghasilkan
produk AMDK dalam jumlah yang
bervariasi sesuai kapasitas
produksi terpasang. Tabel 1
menunjukkan jumlah produksi
AMDK di setiap pabrik (G4-EN8).
Air yang tidak digunakan sebagai
produk AMDK, sebagian didaur
ulang untuk keperluan domestik
(mencuci kemasan, pasokan air
kamar mandi, menyiram tanaman,
dan lain-lain) dan selebihnya
dialirkan ke badan air di sekitar
pabrik.

Total Produksi

2013

10.867.912 kiloliter

2014

11.777.838 kiloliter

Dalam 1.000 Liter

FOTO: DOKUMENTASI AQUA GRUP

Keanekaragaman Hayati

Sekolah Lapangan Pengelolaan Konservasi Desa Plaga,


Banjar Bukian, Bali.

22

rogram konservasi dikembangkan di daerah


resapan di sumber air yang dimanfaatkan
AQUA. Hingga 2014 AQUA Grup telah
menanam lebih dari dua juta pohon dari
berbagai jenis, membiakkan 323.000 tanaman
di rumah pembibitan, serta membangun 528
sumur resapan dan 23.102 biopori. Kegiatan
penanaman pohon cenderung menurun karena
berbagai faktor, antara lain semakin
terbatasnya lahan, tetapi inisiatif pembuatan
biopori terus ditingkatkan.
AQUA Grup juga mengoptimalkan tata
guna area lahan terbuka hijau di sejumlah
pabriknya. Bekerja sama dengan berbagai
pihak, lahan tersebut dikembangkan menjadi
kebun raya mini yang merupakan perwujudan
arahan Kementerian Lingkungan Hidup.

FOTO: DOKUMENTASI AQUA GRUP

Kebun Raya Mini di Babakan Pari

Petani yang terlibat dalam pemeliharaan kebun raya mini di Babakan Pari, Sukabumi.

Tabel 2
Program Konservasi AQUA Grup

eanekaragaman hayati, bagi AQUA Grup, tidak


hanya sekadar pelestarian tanaman dan hewan
langka, tetapi juga tempat pembelajaran masyarakat
akan lingkungan hidup. Adalah sebuah kebun raya
mini yang terletak di belakang Pabrik Babakan Pari,
Sukabumi, Jawa Barat, menarik minat masyarakat
desa sekitar untuk melakukan konservasi tanaman
langka yang menghasilkan pangan dan energi
sehingga memiliki nilai ekonomis.
Sejak awal, yaitu pada 2013, AQUA Grup
merancang kebun raya mini dengan luas 4,5 hektar
dengan konsep konservasi sumber daya genetik
ex-situ (pelestarian yang dilakukan di luar habitat
aslinya). Aktivitas ini dikembangkan bekerja sama
dengan dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan
Konservasi dan Rehabilitasi (Puskonser) Kabupaten
Bogor dan 32 warga sekitar.
Warga terlibat aktif dalam pengelolaan kebun
raya mini ini. Untuk meningkatkan pengetahuan
konservasi, warga mendapatkan pelatihan dari
Puskonser dengan difasilitasi AQUA Grup. Selain
warga, Puskonser juga memberikan pelatihan
konservasi dan budi daya tanaman ini kepada
karyawan AQUA Grup.
Di kebun raya mini, diterapkan sistem tumpang
sari yang memungkinkan warga masih tetap dapat
bercocok tanam sayuran dan palawija di sela-sela
tanaman konservasi.
Salah seorang petani, Agus, yang turut terlibat
dalam pengelolaan kebun raya mini tersebut,
menceritakan bahwa ia telah terlibat dalam aktivitas
ini sejak 2010. Agus bersama teman-teman petani
lainnya ikut menanam pohon kayu sebagai tanaman
utama. Mereka diminta merawat pohon konservasi,
sedangkan hasil panen tanaman palawija dan sayuran
menjadi milik mereka.
Kini, di kebun raya mini itu terdapat tak kurang
37 jenis pohon langka yang telah ditanam dan
dirawat, antara lain pohon gaharu, kidahu, bungur,
dan jamblang. Hingga Desember 2014, total pohon
yang telah ditanam dan tumbuh di kebun raya mini
mencapai 895 batang pohon.

23

Emisi dan Gas Buangan


Tabel 3
Emisi Langsung Proses Produksi

Tabel 4
Emisi Tak Langsung dari
Pembelian Listrik PLN

E
SPS:
Small Packaging Size,
produk AQUA kemasan
240 ml, 600 ml, dan
1500 ml

Tabel 5
Emisi Tak Langsung dari
Penggunaan Bahan Baku, Pengemasan,
dan Transportasi

HOD:
Home Office Delivery,
produk AQUA kemasan
5 galon (19 liter)

Tabel 6
Intensitas GRK Proses Produksi

24

misi gas rumah kaca (GRK) langsung


yang diperhitungkan AQUA Grup
adalah karbon dioksida (CO2) yang berasal
dari produksi energi mesin genset (sebagai
tenaga cadangan di samping penggunaan
listrik dari PLN) dan penggunaan boiler
(G4-EN15); emisi tak langsung yang berasal
dari pembelian listrik PLN (G4-EN16); serta
emisi tak langsung yang berasal dari
penggunaan bahan baku, pengemasan, dan
transportasi (G4-EN17).
GRK yang diperhitungkan adalah untuk
produk Small Packaging Size (SPS), yaitu
AQUA kemasan 240 ml, 600 ml, dan 1500
ml; serta Home Office Delivery (HOD)
dalam bentuk AQUA kemasan 5 galon (19
liter). Standar penghitungan GRK ini
menggunakan Carbon and Water Footprint
(CWFP) Versi 9 yang dibuat Danone
dengan menggunakan gabungan referensi
dari berbagai sumber (lembaga
internasional, asosiasi, dan jurnal ilmiah).
Peningkatan nilai GRK terjadi seiring
naiknya kapasitas produksi dan
penambahan pabrik baru.
Intensitas GRK yang diperhitungkan
adalah emisi CO2 per satuan liter produk
(G4-EN18). Total intensitas emisi, langsung
maupun tak langsung, diperhitungkan
terhadap komponen penghasil emisi
berdasarkan Danone Direct Responsibility
(DDR). Tabel 6 menunjukkan
kecenderungan penurunan intensitas GRK
AQUA Grup.
Dengan menggunakan data dasar
2008, AQUA Grup melakukan sejumlah
inisiatif pengurangan emisi karbon.
Persentase penurunan CO2 pada 2013 dan
2014 dapat dilihat di Grafik Penurunan CO2
Produksi dan Distribusi (G4-EN19).

Instalasi Waste Water Treatment Plant (WWTP) di Pabrik Babakan Pari, Sukabumi.

FOTO: DOKUMENTASI AQUA GRUP

Penanganan Air Buangan

ir yang dibuang dalam


proses produksi
AQUA Grup diperhitung
kan dari: penggunaan air
baku (berdasarkan flow
meter) dikurangi jumlah air
yang menjadi produk.
Sebagian kecil didaur
ulang dan digunakan untuk
pencucian kemasan
(galon), sisanya dengan
kualitas yang baik dialirkan
ke badan air (G4-EN22).

Tabel 7
Air yang Dibuang dalam Proses Produksi AQUA Grup
Total Air Buangan

2013

2.248.852.473 liter

2014

1.599.717.723 liter

25

FOTO: DOKUMENTASI AQUA GRUP

Penggunaan angkutan kereta untuk distribusi produk dari Pabrik Mekarsari ke Jakarta.

Mitigasi Pengangkutan Produk

Loading kiriman produk ke Jakarta.

26

ampak lingkungan yang


signifikan dari aktivitas
distribusi produk, barang dan
bahan lain untuk operasional, serta
pengangkutan tenaga kerja, adalah
kepadatan lalu lintas di jalan raya
dan konsumsi BBM. AQUA Grup
belum menghitung kuantitas
dampak ini, terutama kemacetan.
Salah satu mitigasi yang dilakukan
adalah dengan menggunakan
kereta api sebagai alternatif moda
transportasi, terutama untuk
distribusi produk ke Jakarta dari
Pabrik Mekarsari yang berada di
Jawa Barat (G4-EN30).

Kereta Api untuk Pengangkutan Produk

ejak 18 Juni 2014, setiap petang ada peningkatan aktivitas di Stasiun Kereta Api Cicurug,
Sukabumi. Kesibukan yang mengiringi turunnya malam adalah pemuatan galon AQUA ke
rangkaian gerbong kereta.
Menurut petugas stasiun, setiap pukul 19.45 WIB dijadwalkan satu rangkaian kereta api yang
menarik 8 gerbong untuk mengangkut produk AQUA galon menuju Stasiun Ancol di Jakarta.
Dalam waktu dekat, jumlah pengangkutan direncanakan bertambah menjadi 16 gerbong.
Pengangkutan produk AMDK oleh AQUA Grup menggunakan moda kereta api dari Sukabumi
ke Jakarta itu adalah yang pertama di Indonesia. Kerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia
(Persero)/KAI melalui Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani 2012 lalu
ini, menjadi langkah progresif pengelolaan sejumlah hal terkait operasional AQUA Grup. Salah
satunya adalah strategi pengurangan jejak karbon. Terbukti, dalam waktu kurang lebih enam
bulan, 68 ton CO2 dapat dikurangi.
Dengan angkutan kereta api, setiap hari 10.752 galon AQUA dikirimkan ke Jakarta dan
kembali membawa galon kosong pada pagi harinya. Jumlah ini setara dengan pengangkutan
oleh 12 truk trailer.
Walau demikian, masih ada sejumlah tantangan dalam penggunaan moda kereta api,
antara lain penggantian jalur ke ukuran ideal, penanganan kondisi tanah yang masih labil, dan
antisipasi potensi longsor di sejumlah titik. Dengan menggandeng pemerintah dan PT KAI, serta
didukung para pihak, di masa mendatang AQUA Grup akan terus mencari penyelesaian terhadap
tantangan-tantangan tersebut.

Pemasok

PT HTU merupakan kontraktor pembuatan sistem Waste


Water Treatment di pabrik-pabrik AQUA Grup yang
telah terdaftar dalam SEDEX dan memenuhi standar
persyaratan.

erdasarkan Prinsip
Keberlanjutan Danone dan
dituangkan dalam RESPECT, AQUA
Grup memilih pemasok dengan
pendekatan Prinsip-prinsip Dasar
Lingkungan (Fundamental
Environmental Principles). Prinsipprinsip dasar ini meliputi:
kelestarian sumber daya,
penggunaan bahan kimia,
perubahan iklim dan GRK,
manajemen lingkungan, serta
perlakuan hewan yang layak.
Sejumlah pasal dalam SEDEX
terkait prinsip keberlanjutan
tersebut bersifat mengikat bagi
seluruh pemasok.
Data pemasok yang memenuhi
kriteria lingkungan secara spesifik

belum tersedia. Berdasarkan data


Danone, dari 115 pemasok yang
tercatat dalam SEDEX pada 2014,
100% sudah melewati SEDEX
Assessment Questionaire (SAQ),
yang menggunakan Prinsip-prinsip
Dasar Lingkungan Danone
(G4-EN32). Melalui proses
penapisan ini, diketahui empat
pemasok berkategori "risiko
tinggi" dan telah dilakukan SEDEX
Members Ethical Trade Audits
(SMETA). Dengan SMETA, AQUA
Grup dapat memastikan kepatuhan
para pemasok dengan risiko tinggi
dalam mengelola dampak yang
ditimbulkan dari aktivitasnya
(G4-EN33).

27

Sosial
Pelibatan dan Pemberdayaan Masyarakat
FOTO: DOKUMENTASI AQUA GRUP

Pelatihan Dasar Penangkaran Benih Padi, Bumirejo, Wonosobo.

ayoritas pabrik AQUA Grup


berada di lingkungan
pedesaan yang kental dengan
kultur agraris. Kehadiran AQUA
Grup memberikan harapan
dorongan pada kemajuan
ekonomi, sekaligus juga
tantangan dari dampak budaya
dan praktik industrial.
AQUA Grup memaksimalkan
dampak positif dan meminimalkan
dampak negatif kehadirannya
dengan mengelola sejumlah

28

inisiatif dan program yang sejalan


dengan visi, misi, dan komitmen
keberlanjutan perusahaan. Inisiatif
dan program itu antara lain WASH,
konservasi sumber daya air,
pertanian berkelanjutan,
pemberdayaan ekonomi lokal,
pengelolaan sampah rumah
tangga serta kontribusi lain yang
mendorong masyarakat lebih
maksimal menjalankan tanggung
jawabnya melestarikan lingkungan.

Seluruh inisiatif dan program


dilaksanakan di sekitar wilayah
operasional (G4-SO1).
Perencanaan program sosial
dilakukan berdasarkan kajian
kebutuhan yang bersifat
partisipatif dan sejalan dengan
perencanaan pembangunan desa.
Implementasinya, mengedepankan
prinsip kemitraan dengan
pemerintah dan pemangku
kepentingan lainnya.
Demikian pula program sosial
dilakukan tidak sekadar untuk
mengelola risiko dari dampak
operasional yang ditimbulkan. Dari
seluruh identifikasi yang dilakukan,
hanya transportasi produk,
terutama di wilayah produksi dan
distribusi Jawa Barat serta Jawa
Timur, yang menjadi dampak
aktual dan potensial signifikan
terhadap masyarakat lokal
(G4-SO2).

Atas: Pengurus tengah mengecek jaringan pipa air bersih dalam program WASH, Sukabumi.
Kiri: Menara Air Proyek WASH, Pabrik Babakan Pari, Sukabumi.

WASH

elalui kerja sama dengan


beragam pemangku
kepentingan, WASH didesain
sebagai program dengan tujuan
utama berkontribusi pada
peningkatan derajat kesehatan
masyarakat melalui peningkatan
akses air bersih dan sanitasi.
Kegiatan utama WASH berupa
penyediaan dan pengelolaan
sarana air bersih dan sanitasi,

perbaikan dan pemeliharaan


drainase, dan promosi perilaku
hidup bersih dan sehat. Perilaku ini
didorong oleh penyehatan
lingkungan dengan melakukan
penghijauan, pengelolaan sampah
rumah tangga, dan pendampingan
masyarakat.
Di area Pabrik Babakan Pari
dan Mekarsari di Sukabumi telah
dibangun masing-masing enam
menara air dengan bak
penampung dan enam unit sumur
pantek lengkap dengan mesin
pompa untuk akses air bersih di
Kampung Cicewol (Desa
Mekarsari), Kampung Caringin
(Desa Nyangkowek), Kampung
Jami (Desa Purwasari), Kampung
Pesantren (Desa Babakan Kaum
Cicurug), dan dua bak penampung
air serta pipanisasi sepanjang 3 km

untuk akses air bersih di Kampung


Jabon (Desa Tangkil), Cidahu.
Seluruh fasilitas ini dapat
memenuhi kebutuhan lebih dari
527 kepala keluarga (KK).
Pengelolaan seluruh fasilitas
tersebut sudah ditangani oleh
komunitas. Selain itu, perbaikan
sarana mandi, cuci, kakus (MCK)
dan drainase juga dilakukan secara
bersama.
Di Pabrik Klaten, Wonosobo,
dan Subang, WASH difokuskan
pada pembangunan sarana
sanitasi yaitu komunal septic tank,
pemerataan akses terhadap air
bersih, serta perbaikan sarana
MCK. Program WASH di Subang
mampu menyediakan akses air
bersih untuk 300 KK dan promosi
Perilaku Hidup Bersih serta Sehat
(PHBS) untuk 50 KK.

29

FOTO: DOKUMENTASI AQUA GRUP

sudah memiliki peraturan desa


(biasa disebut awig-awig) yang
melarang BABS.
Perilaku masyarakat di daerah
hulu yang memengaruhi kualitas air
yang mengalir ke hilir, mendorong
AQUA Grup dan Yayasan Janma
mengintegrasikan program
konservasi dengan WASH di Banjar
Bukian dan Kiadan. Untuk program
konservasi, aktivitas utamanya
adalah penanaman dan pemeliharaan
pohon, pembuatan lubang biopori,
serta sumur resapan untuk menjaga
kuantitas sumber air.
Dalam hal kesulitan akses air bersih,
melalui pendekatan partisipatif dan
kemitraan dengan Pemerintah Daerah
Peresmian Ayung Lestari dengan Pelepasan Dream Ball Warrior oleh Ketua DPRD Badung, Nyoman Giri Prastha.
(Pemda), AQUA Grup dan Yayasan
Janma membangun sarana air bersih
menggunakan teknologi pompa hidran
ODF untuk Banjar Bukian dan Kiadan
dari sumbernya ke Banjar Bukian
yang dihuni oleh 133 KK. Sedang untuk Banjar Kiadan yang
ecara geografis, Banjar Bukian dan Kiadan di Desa
berpenghuni 69 KK, fasilitas serupa dibangun oleh Pemda.
Plaga, Kabupaten Badung, Bali, berada di kawasan
Untuk menjaga keberlanjutan program, AQUA Grup dan
hulu DAS Ayung. Sebagai kawasan resapan air, konservasi
Yayasan Janma memfasilitasi pembentukan pengelola sarana
lingkungan di wilayah hulu sangat menentukan kuantitas
air bersih di Banjar Bukian.
ketersediaan air untuk masyarakat Badung Selatan yang
Fasilitas air bersih itu didukung pula dengan pelembagaan
berada di hilir DAS.
perilaku hidup bersih dan sehat dengan pendekatan Sanitasi
Di sisi lain, permukiman komunitas Desa Plaga,
Total Berbasis Masyarakat (STBM). Mulai dari sosialisasi
khususnya Banjar Bukian dan Kiadan, berada jauh di atas
program kepada perangkat banjar dan masyarakat umum,
permukaan aliran Sungai Ayung. Kondisi ini berakibat
diikuti pembentukan kader mewakili kedua banjar yang
pada terbatasnya akses air bersih. Komunitas Banjar
berjumlah 20 orang. Para kader ini kemudian mengikuti
Bukian dan Kiadan rata-rata harus menempuh jalan
Training of Trainer (ToT) yang turut difasilitasi Water Sanitation
berbukit hingga 1,5 km untuk mengambil air bersih
Program (WSP) dari World Bank.
kebutuhan sehari-hari.
Kerja sama berbagai pihak itu membuahkan hasil
Terbatasnya akses terhadap air bersih itu memengaruhi
menggembirakan. Pada 17 Januari 2014, Dinas Kesehatan
perilaku higienis sebagian komunitas Banjar Bukian dan
Kabupaten Badung mendeklarasikan Banjar Bukian dan
Kiadan. Salah satunya adalah kebiasaan buang air besar
Kiadan sebagai kawasan Open Defecation Free (ODF).
sembarangan (BABS) yang menyebabkan tercemarnya
Kini, 202 KK yang tinggal di kedua wilayah tersebut telah
sumber air oleh bakteri E. coli dan tersebarnya penyakit
menggunakan jamban sehat sebagai sarana BAB.
bawaan air, seperti diare. Padahal, Desa Plaga sebenarnya

30

Konservasi
Sumber Daya Air

Pengelolaan DAS Terintegrasi

onservasi sumber daya air di


daerah tangkapan air menjadi
keharusan untuk AQUA Grup.
Program konservasi yang
melibatkan masyarakat sebagai
pelaku utama, bertujuan
melestarikan dan memastikan
bahwa prinsip-prinsip pengelolaan
sumber daya air lestari tercapai.
Dalam implementasinya,
perencanaan bersama antara
AQUA Grup dan masyarakat
dilakukan untuk menentukan lokasi
serta jenis tanaman yang akan
ditanam.
Program konservasi menjadi
inovatif ketika diselaraskan dengan
tujuan pelestarian alam dan
peningkatan pendapatan
masyarakat. Jenis tanaman yang
dipilih untuk mencapai tujuan ini
adalah kayu dan buah-buahan
bernilai ekonomi tinggi seperti
manggis, rambutan, mangga, dan
jambu kristal.
Pabrik-pabrik yang
melaksanakan Program Konservasi
Berbasis Masyarakat adalah
Berastagi, Sukabumi, Ciherang,
Cianjur, Subang, Klaten,
Keboncandi, Pandaan, Mambal,
dan Airmadidi.

Penandatanganan MoU dengan Kementerian Kehutanan, Zulkifli Hasan, untuk pengelolaan


DAS dan Konservasi Keanekaragaman Hayati.

ada peringatan Hari Penanggulangan Degradasi Lahan Sedunia, 17 Juni 2014, AQUA
Grup menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kementerian
Kehutanan untuk pengelolaan DAS dan Konservasi Keanekaragaman Hayati.
Penandatanganan MoU itu dilakukan oleh Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, dan Vice
President Human Resource PT Tirta Investama, Agus Sjamsuddin, Direktur & Corporate
Secretary PT AQUA Golden Mississippi, Yanie Setionegoro, serta Direktur Utama PT Tirta
Sibayakindo, Bernas Istiqlal. Selain AQUA Grup, Toyota Astra dan Holcim Indonesia juga
turut memberikan komitmennya dalam program konservasi bersama ini.
Melalui kerja sama itu, Kementerian Kehutanan dan AQUA Grup bersepakat
mengembangkan dan mengimplementasikan program konservasi yang dilakukan
melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat serta melibatkan pemangku
kepentingan di wilayah DAS. Tujuan utamanya adalah menjaga kualitas dan
kuantitas sumber air.
AQUA Grup mengelola DAS di wilayah daerah resapan (recharge area) melalui
berbagai kegiatan konservasi, seperti penanaman dan pemeliharaan pohon,
implementasi pertanian ramah lingkungan bersama masyarakat, pembuatan lubang
biopori, embung, serta sumur resapan. Seluruh kegiatan ini dilakukan bekerja sama
dengan pemerintah pusat maupun daerah, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat,
dan pemangku kepentingan yang berada di wilayah DAS tersebut.
Salah satu bentuk kemitraan terintegrasi itu adalah inisiatif konservasi di Desa
Pancawati, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. AQUA Grup bersama Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) melakukan penanaman dan pemeliharaan
pohon dengan pemberdayaan masyarakat sebagai fondasinya. Difasilitasi LSM lokal,
masyarakat diedukasi dan dibekali keterampilan sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Inisiatif pelibatan dan pemberdayaan masyarakat tersebut dilakukan untuk
memastikan bahwa pohon yang ditanam tumbuh. Dari 1.200 pohon yang ditanam di
Pancawati, terbukti tingkat pertumbuhannya tercatat mencapai 100%.

31

Pertanian Berkelanjutan

ilatarbelakangi semakin tidak


terkendalinya penggunaan
bahan kimia untuk pupuk dan
pestisida, AQUA Grup
menyelenggarakan program
pertanian berkelanjutan, dengan
mengedepankan praktik
partisipatoris. Fokus pelaksanaan
program disesuaikan dengan
konteks masing-masing wilayah,
dan metode yang dipilih adalah
sistem pertanian terpadu atau
Integrated Farming System (IFS).
Dampak yang diharapkan
adalah perubahan perilaku petani
dalam mengolah lahan secara
berkelanjutan, memproduksi
pupuk organik, serta pestisida dan
agensia hayati secara mandiri,
sehingga melepaskan
ketergantungan petani terhadap
pupuk kimia dan pestisida.
Pendekatan ini dapat menjamin
berlangsungnya peningkatan
kuantitas dan kualitas sumber air
yang murni, sehat, serta aman bagi
konsumen karena tidak tercemar
kegiatan pertanian di hulu
sumbernya.
Komitmen AQUA Grup untuk
praktik IFS antara lain dengan
mengembangkan pusat belajar
petani, penyelamatan varietasvarietas lokal padi di beberapa
wilayah, pembibitan berbasis
komunitas, pengembangan ternak
dan teknologi pertanian, serta
penguatan kelembagaan petani.

Pertanian Berkelanjutan di Klaten

unung Merapi adalah berkah untuk para petani di Klaten, Jawa Tengah.
Debu vulkanik dan curah hujan yang mencapai 3.000 milimeter per
tahun, memberikan kesuburan tanah dan ketersediaan cadangan air bagi
daerah sekitarnya, termasuk Klaten.
Sejak puluhan tahun lalu, Klaten dikenal sebagai salah satu lumbung
padi di Jawa. Apalagi ketika para petani didorong meningkatkan kapasitas
produksinya dengan penggunaan pupuk anorganik secara massal.
Masalahnya, penggunaan pupuk buatan dan obat-obatan kimia terus-menerus
menyebabkan tanah mengalami kelelahan dan hanya subur sesaat.
Masalah lain juga muncul saat musim kemarau tiba. Para petani di bagian
hilir sering mengalami kesulitan air. Penyebabnya memang tidak sepenuhnya
karena kawasan Merapi sudah tak mampu menyimpan cadangan air akibat
penggundulan hutan, tetapi juga karena irigasi yang tidak terpelihara.
Pabrik Klaten bersama Pemda, kelompok masyarakat sipil, dan petani,
berperan serta menjawab masalah-masalah pertanian di Klaten dengan inisiasi
program pertanian berkelanjutan. Program ini difokuskan pada pemberian
modal dengan penguatan kelembagaan keuangan mikro dan pembangunan
kapasitas petani untuk mempraktikkan pola pertanian berkelanjutan.
Melalui program ini, bersama AQUA Grup, para petani melakukan
perbaikan irigasi, mengembangkan sistem pertanian terpadu dan
berkelanjutan, hingga penguatan ekonomi rumah tangga melalui
pengelolaan limbah.
FOTO: DOKUMENTASI AQUA GRUP

Pusat Belajar dan Bekerja Pengelolaan Berbasis Sumber Daya, Pabrik Wonosobo.

32

FOTO: DOKUMENTASI AQUA GRUP

Dampak positif dari pertanian


sehat dan selaras dengan alam
adalah peningkatan produksi
pertanian, pengurangan biaya
untuk pupuk, dan akses pasar yang
lebih baik, yang akhirnya
meningkatkan pendapatan petani.
Pabrik-pabrik yang menerapkan
program pertanian berkelanjutan
ini antara lain Cianjur, Ciherang,
Sukabumi, Subang, Klaten,
Pandaan, Keboncandi, Berastagi,
dan Mambal.
Hingga akhir 2014, program
yang dilaksanakan di Pabrik Klaten
telah berada pada tahap
peningkatan pendapatan
masyarakat melalui praktik
pertanian berkelanjutan. Sekolah
Lapangan dengan System of Rice
Intensification (SRI) yang

Demplot padi 'Go Organic' di Mambal, Bali.

terintegrasi dengan pengendalian


hama tikus dan wereng
menggunakan agensia hayati, telah
melembaga di kalangan petani
pemanfaat program. Mereka telah
memiliki kemampuan:
Mengelola Laboratorium
Lapangan Petani dalam
melakukan pemurnian benih
padi unggul lokal, seperti
rojolele, rojo pusur, dan situ
bagendit;
Membudidayakan agensia
hayati;
Melakukan uji efikasi;
Melakukan penangkaran
burung hantu (Tyto alba);
Mengelola demplot sekolah
lapangan padi;

Mengembangkan hortikultura
dan membudidayakan
tanaman obat; dan
Mengelola rumah kompos.

Para petani di sekitar Pabrik


Klaten juga mengelola Kelompok
Simpan Pinjam. Selain itu, sudah
terbentuk kelompok petani
pengamat hama dan semakin
meluasnya kelompok kader
pertanian ramah lingkungan.
Hasilnya, selain sudah tidak
tergantung lagi pada penggunaan
pestisida dan pupuk kimia, para
petani juga terus berinovasi dalam
menekan biaya produksi.

33

Di Pabrik Wonosobo, dikenal "Kejiwan


Berkarya". Proyek ini merupakan implementasi
program integrasi pertanian berkelanjutan,
konservasi, pengelolaan sampah dan juga
WASH. Para petani di desa sekitar pabrik aktif
dalam berbagai kegiatan di Sekolah Lapang
pertanian, pelatihan, demplot pertanian
organik, pembuatan sarana produksi pertanian
dengan memanfaatkan potensi lokal,
penguatan kelompok tani lokal,
pengembangan usaha kelompok, serta
pemasaran hasil produksinya.
Pada 2013-2014 telah terbentuk empat
kelompok tani dengan total 100 anggota; 10
hektar lahan diintervensi menjadi kawasan
pertanian ramah lingkungan; tersebarnya
demplot pertanian ramah lingkungan; serta
terbentuk satu usaha pupuk cair organik
yang dipakai seluruh anggota kelompok dan
dipasarkan ke petani di luar desa.

Meningkatkan Hasil Panen dengan


Pertanian Organik

gus Abu Kohar adalah salah satu petani di Kampung


Lapang, Desa Gekbrong, Cianjur, Jawa Barat, yang
mendapatkan pendampingan dari kegiatan pertanian
berkelanjutan AQUA Grup di Pabrik Cianjur. Sebagai petani, dia
mengelola lahan seluas 0,75 hektar.
Sebelum pendampingan, Agus menggunakan benih padi
tak kurang dari 50 kg serta pupuk urea dan pupuk majemuk
masing-masing 150 kg. Setelah mengikuti program pertanian
organik, penggunaan bibit menjadi hanya 15 kg dan pupuk urea
serta pupuk majemuk turun masing-masing 50 kg. Hasil panen
meningkat dari 15 kuintal menjadi 40 kuintal per musim tanam,
sedangkan harga gabah naik dari Rp3.500 per kg menjadi
Rp4.000Rp4.500 per kg karena rendemen padi meningkat.
Capaian Agus menjadi bukti, bahwa pertanian organik yang
selaras dengan pelestarian alam juga mampu memberikan
keuntungan ekonomi untuk petani.

Pengembangan Ekonomi Lokal

Koperasi Perempuan Medan Satria, Bekasi.

34

rogram pengembangan
ekonomi lokal antara lain
ditujukan untuk mengelola
tingginya harapan serapan tenaga
kerja terhadap AQUA Grup. Walau
AQUA Grup memberlakukan
kebijakan mengenai penyerapan
sumber daya lokal semaksimal
mungkin, perbandingan antrian
pelamar kerja dengan angka
kebutuhan tenaga kerja di AQUA
Grup tetap tidak seimbang.
Melalui kemitraan dengan
beragam pemangku kepentingan,
khususnya Dinas Koperasi serta
Dinas Perindustrian dan
Perdagangan di masing-masing
wilayah, AQUA Grup mendorong
pembentukan dan pengelolaan
koperasi berdasarkan usaha yang
ada dan melembaga di kehidupan
keseharian para pemangku
kepentingan.

Di Pabrik Berastagi, koperasi


mengelola keterampilan menjahit
dan beternak lele; Koperasi Tiga
Serangkai di Keboncandi
membentuk kelompok usaha batik;
Koperasi Maju Bersama di Klaten
mengelola 160 anggota; dan
Koperasi Perempuan Medan Satria
Bekasi mengelola modal bergulir,
bekerja sama dengan para
pengusaha mikro serta sejumlah
program pelatihan kewirausahaan
dan jejaring pasar. Selain koperasi,
terdapat juga inisiasi pembentukan
dan pengelolaan Kelompok Usaha
Makanan Ringan Sarasa di Subang.
Kelompok- kelompok usaha
bersama di tingkat masyarakat
dampingan juga terjadi di banyak
lokasi pabrik lainnya yang
menjalankan program
pengembangan ekonomi lokal.

FOTO: DOKUMENTASI AQUA GRUP

Kerajinan tangan berbahan baku sampah, Komunitas Pengelola Sampah Rukun Santoso, Klaten.

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

elalui kemitraan dengan


pemerintah dan masyarakat
lokal, AQUA Grup memfasilitasi
pembentukan kelompok usaha
untuk pengelolaan sampah rumah
tangga. Dengan menerapkan
prinsip 3R, yaitu Reduce
(mengurangi), Reuse
(menggunakan kembali), dan
Recycle (mendaur-ulang), program
ini ditujukan untuk kategori
sampah layak jual dan layak kreasi
menjadi alternatif peningkatan
ekonomi masyarakat.
Di Pabrik Klaten terbentuk
paguyuban pengelola sampah dan
bank sampah, masing-masing
Paguyuban Rukun Santoso dan
Bank Sampah Saras Watra, yang

aktivitasnya telah berjalan hingga


tahap penjualan sampah layak jual
dan layak kreasi. Hingga akhir
2014, telah ada 70 KK yang
sampah rumah tangganya dikelola
oleh Paguyuban Rukun Santoso.
Di Pabrik Wonosobo terdapat
kelompok sadar bersih (Mpok
Darsih) yang dikelola oleh
kalangan muda putus sekolah.
Mpok Darsih bertekad menjadikan
sampah sebagai berkah. Selain
perolehan manfaat ekonomi
melalui pemilahan dan pengelolaan
sampah layak kreasi, Mpok Darsih
juga mengembangkan pengolahan
dan penjualan pupuk organik yang
dihasilkan dari sampah rumah
tangga.

35

Indeks GRI-G4
Pengungkapan Standar Umum
Strategi dan Analisis
G4-1

Pernyataan Direktur Utama_______________6

Profil Organisasi
G4-3
G4-4
G4-5
G4-6
G4-7
G4-8
G4-9

Nama Organisasi________________________ 8
Merek, Produk, dan Layanan Utama________ 8
Lokasi Kantor Pusat_____________________ 8
Jumlah Tempat Organisasi Beroperasi______ 8
Sifat Kepemilikan dan Badan Hukum________ 8
Pasar yang Dilayani______________________9
Skala Organisasi________________________9

G4-10
G4-11
G4-12
G4-13

G4-14
G4-15
G4-16

Jumlah Total Karyawan___________________9


Total Karyawan dalam PKB_______________9
Rantai Pasokan Organisasi________________9
Perubahan Signifikan selama
Periode Pelaporan_____________________ 10
Prinsip Kehati-hatian____________________ 10
Daftar Piagam Penghargaan_____________ 10
Keanggotaan dalam Asosiasi_____________ 10

G4-21
G4-22
G4-23

12
12

Aspek Material dan Batasan Laporan


G4-17
G4-18

G4-19
G4-20

Entitas yang Disertakan dalam Laporan_____11


Proses Penentuan Isi dan
Batasan Laporan________________________ 11
Aspek Material_________________________11
Batasan Pelaporan Aspek Material_________11

Aspek Batasan di Luar Organisasi_________


Pernyataan Ulang Laporan Sebelumnya____
Perubahan Isi dan Batasan Laporan Selama
Periode Pelaporan_____________________
G4-DMA Strategi Keberlanjutan__________________

12
13

Hubungan dengan Pemangku Kepentingan


G4-24
G4-25

Daftar Kelompok Pemangku Kepentingan__ 14


Dasar Identifikasi dan Pemilihan
Pemangku Kepentingan_________________ 14

G4-26
G4-27

Pendekatan Hubungan dengan Pemangku


Kepentingan__________________________ 14
Topik Perhatian Pemangku Kepentingan____ 14

G4-31
G4-32
G4-33

Kontak untuk Masukan Laporan___________ 15


Indeks Isi Laporan Opsi 'Sesuai' Inti GRI____ 15
Kebijakan Organisasi untuk
External Assurance_____________________ 15

Profil Laporan
G4-28
G4-29
G4-30

Periode Pelaporan_____________________ 15
Tanggal Pelaporan_____________________ 15
Siklus Pelaporan_______________________ 15

Tata Kelola
G4-34

Struktur Tata Kelola Organisasi___________ 16

Etika dan Integritas


G4-56

36

Nilai, Prinsip, Standar, dan


Norma Perilaku Organisasi_______________ 17

Pengungkapan Standar Khusus yang Dilaporkan


Ekonomi
G4-EC1
G4-EC3

G4-EC5

Nilai Ekonomi Langsung_________________ 18


Kewajiban Organisasi atas
Program Imbalan Pasti__________________ 18
Rasio Upah Standar Pegawai Pemula Menurut
Gender Dibanding Upah Minimum Regional__ 18

G4-EC6
G4-EC7
G4-EC8

Perbandingan Manajemen Senior yang


Dipekerjakan dari Masyarakat Lokal________ 18
Dampak Investasi Infrastruktur dan Jasa____ 19
Dampak Ekonomi Tak Langsung__________ 19

Lingkungan
G4-EN1

Bahan-bahan yang Digunakan Berdasarkan


Berat atau Volume_____________________ 21
G4-EN2 Persentase Bahan yang Digunakan yang
Merupakan Bahan Input Daur Ulang _______ 21
G4-EN3 Konsumsi Energi dalam Organisasi________ 21
G4-EN6 Pengurangan Konsumsi Energi___________ 21
G4-EN7 Pengurangan Kebutuhan Energi pada Produk
dan Jasa_____________________________ 21
G4-EN8 Total Pengambilan Air

Berdasarkan Sumber___________________ 22
G4-EN15 Emisi Gas Rumah Kaca Langsung_________ 24
G4-EN16 Emisi Gas Rumah Kaca Energi

Tidak Langsung________________________ 24
G4-EN17 Emisi Gas Rumah Kaca Tidak Langsung
Lainnya______________________________ 24

G4-EN18 Intensitas Emisi Gas Rumah Kaca_________ 24


G4-EN19 Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca______ 24
G4-EN22 Total Air yang Dibuang Berdasarkan Kualitas
dan Tujuan____________________________ 25
G4-EN30 Dampak Lingkungan Signifikan dari
Pengangkutan Produk dan Barang Lain Serta
Bahan untuk Operasional Organisasi, dan
Pengangkutan Tenaga Kerja______________ 26
G4-EN32 Persentase Penapisan Pemasok Baru
Menggunakan Kriteria Lingkungan________ 27
G4-EN33 Dampak Lingkungan Negatif Signifikan Aktual
dan Potensial dalam Rantai Pasokan dan
Tindakan yang Diambil__________________ 27

Sosial
G4-SO1
G4-SO2

Pelibatan Masyarakat Lokal______________ 28


Operasi dengan Dampak Negatif Aktual dan
Potensial yang Signifikan Terhadap
Masyarakat Lokal______________________ 28

37

38

39

Commitment
for
Indonesia
Sustainability Report

20132014

Commitment
for
Indonesia
Sustainability Report

20132014

3
This Sustainability Report is printed 100% on recycled paper using soy ink.

Table of Contents

From the President Director

(G4-1)

Respected Stakeholders,
of 50% during 2007-2020, AQUA Group has succeeded in reducing it to 24%
in the 2007-2014 period. Specifically in 2013-2014, the decrease was 13,102
tons CO2 or about 1.53%.
The carbon footprint reduction was conducted with a number
of breakthroughs, among others through the use of train as a
transportation mode since mid 2014, to dispatch some gallon
products from Mekarsari plant. At the end of 2014, the carbon
footprint reduction through the use of trains reached 68 tons CO2.
AQUA Group also continued to strive to reduce the use of plastic.
Through this policy, AQUA Group has recorded plastic reduction at
more than 7,000 tons CO2.
During 2013-2014, AQUA Group continued to expand its social
and environmental programs by adding a variety of programs and
locations for Water Access, Sanitation and Hygiene (WASH), sustainable
agriculture, community-based conservation, as well as local economic
development through micro business empowerment.
This Sustainability Report also records the importance
of involving community and other stakeholders, from
planning, implementation to monitoring and evaluation
of programs, projects and activities. We work
together with many relevant and competent parties
to expand the scope of community programs.
Our commitment to sustainability will
not consistently come to reality without the
involvement and support of all parties. To
continuously improve ourselves, it is inevitable
that we have input, advice and constructive
feedback from each and every stakeholder. We
remain committed to a sustainable business in
the years ahead.

photo: aqua group documentation

QUA Group would like to thank you for your enthusiasm in


participating in environmental preservation effort. We are
present not only to satisfy market demand, but to also invite all
stakeholders to get involved and experience the natures bounty
in a sustainable manner.
Sustainability is the linchpin of AQUA Groups business. Since founded
in 1973, AQUA Group has focused on sustainability and water conservation,
assurance of product health and hygiene, as well as optimal contribution for
social progress. This principle corresponds with Danones dual commitment
initiated by its founder, Antoine Riboud. It is also in line with the principle of
AQUAs founder, Tirto Utomo.
This report presents the achievement of AQUA Groups vision, strategy
and sustainability performance in the past two years, 2013-2014. Aside from
conveying information on how we respond to our stakeholders interest, this
report also invites multi parties (business, government, civil society) to be
part of a larger effort in protecting the planet, and to contribute towards
improving the quality of life.
The entire reported performance is based on stakeholders feedback
and suggestions. The content illustrates the priority and the main themes
in the short and medium terms as determined by the management, in line
with AQUA Groups business objectives.
Through this report, we expect that stakeholders will get a better
understanding on how we respond to the macro dynamics in our operations
with regards to social and economic aspects, including those related to the
government policy. However, this report has yet to fulfill all stakeholders
expectation.
The entire content of the AQUA Group Sustainability Report 2013-2014
is based on the assessment of issues materiality and boundary as guided
by the Global Reporting Initiative Generation 4 (GRI G4). As a result,
issues materiality that has been determined, simultaneously has become a
challenge, key target and mitigation of AQUA Group in the coming years.
In 2013-2014, a number of AQUA Groups sustainability initiatives have
come to a significant milestone. With a targeted carbon emission reduction

Salam Lestari

Charlie Cappetti
President Director
PT Tirta Investama (AQUA Group)

Strategy, Governance and Performance


Organization

AQUA's 40th anniversary and launch of new logo.

he business of AQUA Group


aims to meeting consumer
needs for healthy bottled water
products. In its production
process, the Company complies
with all aspects and sustainability
impacts, comprising social,
economic and environmental
areas. Considering that AQUA
Groups products are based on
water resource, the main challenge
is its preservation, and eventually,
its social and economic impacts.
Through an integrated
management approach, based on
Danones philosophy of dual
commitment, AQUA Group
continued to record positive
performance in 2013 and 2014.
This performance was achieved
through the active involvement of
the internal and external
stakeholders. The operational

implementation was consistent


with the various global, national, as
well as local standards and
guidelines, where AQUA Groups
production and distribution
facilities are located, and new
initiatives are carried out.
In facing challenges, as well as
competition of business, products
and distribution, the management
of AQUA Group synergizes in a
structured manner from the head
office in Jakarta to the factory
operations and distribution
centers. The achievement of policy
implementation and management
strategy is conducted by involving
AQUA Groups stakeholders,
namely consumers, directlyimpacted parties, and or those
that have interest. Engagement
with stakeholders varied from
informing and communicating to
involving and cooperating.

t present, AQUA Group is


made up of three Indonesiabased companies, namely PT Aqua
Golden Mississippi (then PT
Golden Mississippi), PT Tirta
Investama and PT Tirta
Sibayakindo; as well as another
company located in Brunei
Darussalam, namely Ibic Sdn Bhd
Ltd (carrying the brand Sehat)
(G4-3). AQUA Group produces six
types of water bottles in the
following sizes: 240 ml (ml), 330
ml, 600 ml, 1.5 liter (l), gallons, and
glass bottles of 380 ml (G4-4). All
AQUA Groups business operations
and production activities are
coordinated by the Jakarta head
office (G4-5).
This report only covers
Indonesia, AQUA Groups centre of
production base (G4-6), and does
not cover Ibic Sdn Bhd. In
strengthening its business strategy,
on 4 September 1998, Danone Asia
Holding Pte Ltd joined with AQUA
Group and has now become the
majority shareholder. Danone,
based in Paris, France, is known for
its manufacture of internationalclass food and beverage (G4-7).
PT Aqua Golden Mississippi
was a public company listed in the
Indonesian Stock Market. In 2010,
it was officially became a private
company. Considering that all
companies within AQUA Group is
a private company, net sales and

total capital based on loans and


equity are not disclosed in this
report.
At present, AQUA Group is the
leader in the bottled water
business in Indonesia, with
consumers and benefactors
coming from all age groups, as
well as economic and social status
(G4-8). With its full capacity, AQUA
Group produces approximately 33
million liters of bottled water per
day in a variety of packaging sizes
(G4-9).
At the end of 2014 there were
more than 12,500 employees
working for AQUA Group,
distributed at the Jakarta head
office , 17 plants and 14 distribution
centers located throughout
Indonesia, as well as a mini plant in
Legos (Sukabumi) and Gatsu
(Denpasar). In 2013 and 2014,
AQUA Groups permanent
employees numbered 12,131 and
12,300 respectively, and temporary
employees were 230 and 215
respectively. From these numbers,
male employees reached 10,807
(2013) and 10,944 (2014) and
female employees were 1,554
(2013) and 1,571 (2014) (G4-10).
Most employees enjoy a
permanent employment status,
with a career path and periodic
assessment determined through a
Performance Development Review
(PDR) system (G4-10). The rights
and responsibilities of both the

Signing of Collective Work Agreement between Danone AQUA Group's Labor Union and
AQUA Group, 8 July 2013.

Company and and employees were


mutually agreed upon and are
formulated in the Collecitve Work
Agreement. More than 90% of the
employees are members of
Danone AQUA Group Labor Union
(SPDAG) (G4-11).
AQUA Group also facilitates
employees in the latters
involvement in programs that
contribute towards improvement
and change in social, economic
and environmental conservation. In
line with this, AQUA Group has
urged all of its suppliers to apply
the principle of sustainability in the
supply of goods and services as
well as business ethics through

Responsible Sourcing Programs


(RESPECT) and the application of
Ethical Data Exchange Supplier
(SEDEX).
Since 1982, water, AQUA
Groups main raw material in the
production operations at AQUA
Groups factories, is acquired
directly from the deep layers of
the ground, due to their natural
mineral content. Plant
management prioritizes on local
wisdom and resources. Local
suppliers are involved in the supply
chain except in the transportation
of products that still relies on third
parties (G4-12).

Material Aspects and Boundaries


Business stability and the
production of AQUA Group have
succeeded in making the
Companys vision and mission into
reality, and in satisfying the needs
of customers at the same time.
Therefore, until the end of the
reporting period, there were no
significant changes to the
ownership structure, organization
and supply chain (G4-13).
In line with its vision and
mission, AQUA Group applies the
cautionary principles according to
modern management practices. The
governance practices are supported
by AQUA Lestaris sustainability
strategy through four main pillars,
namely:

1. Preservation of water and the


environment;
2. Green practices;
3. Management of product
distribution;
4. Community involvement and
empowerment.
AQUA also involves suppliers,
employees, consumers and
partners who are active in
community empowerment and
environmental preservation to
implement AQUA Lestaris
sustainability strategy (G4-14). The
principles of RESPECT, adopted
through SEDEX, has become an
initiative consistently implemented
by AQUA Group (G4-15).

AQUA Group has been an


active member of the Indonesian
Association of Bottled Water
Companies (Aspadin), that
represents a medium to provide
positive input to the government
and to build constructive
communication among water
bottled companies (G4-16).
Consistency in applying these
principles and initiatives has
earned appreciation from
stakeholders through various
awards and recognitions that
AQUA has received throughout
2013-2014.

2013-2014 Awards and Recognitions


Indonesias Most Outstanding Brand Campaign 2013 for
Mizone City Project social activity
Awarded by: Marketing Magazine Indonesia Mix
Special Achievement for Corporate Commitment to
Sustainable Environmental and Water Resources
Awarded by: Warta Ekonomi magazine
GKPM Gold Award 2013 (Community Empowerment)
Awarded by: Coordinating Ministry for Peoples Welfare
and Corporate Forum for Community Development (CFCD)
Green Industry Award 2013 for Cianjur plant, West Java
Awarded by: Ministry of Industry
Raksa Prasadh Environmental Award for Cianjur plant, West Java
Awarded by: West Java Provincial Government
Indonesia Sustainable Business Awards for the category of Workforce
and Environmental Disclosure
Awarded by: Indonesian Chamber of Commerce and Industry (KADIN),
Global Initiatives, Beritasatu Media Holding, and the Indonesian Business
Council for Sustainable Development (IBCSD)
Indonesia Best Brand Activation for Public Award for the Mizone
Goodwill program
Awarded by : Marketing Magazine Indonesia Mix

GKPM Awards 2014 for 20 of AQUA


Groups social and environmental
programs
Awarded by: Corporate Forum for
Community Development (CFCD) and
the Coordinating Ministry for Peoples
Welfare
Indonesia Green Awards 2014 for
Ciherang, Wonosobo, Subang, and
Mambal plants CSR programs
Awarded by: La Tofi School of CSR, supported by
the Ministry of Forestry and Ministry of Industry
Award from the Ministry of Forestry and
Environment 2014 for AQUA Groups contribution in
One Million Trees Planting Program
Green PROPER Award for four plants (Mekarsari,
Mambal, Pandaan and Airmadidi)
Awarded by: Ministry of Forestry and Environment
CSR Award 2014 for AQUA Groups 16 CSR programs
as well individuals (2 program managers and 1
program officer)
Awarded by: CFCD and the Ministry of Human
Development and Culture

he 2013-2014 Sustainability
Report covers three of AQUA
Groups companies having its
headquarters in Jakarta, 17 plants
as well as 14 distribution centers
located throughout Indonesia
(G4-17). The content of this report
was determined based on risk
management analysis,
encompassing all AQUA Group
companies, plants and distribution
centers in Indonesia.
The approach used to
determine the report content
refers to principles that cover:
involvement of stakeholders;
sustainability context; materiality;
and comprehensivenes (G4-18). In
relation with risk management, the
AQUA Group has a designated
department in charge of
periodically identifying, setting up
priorities, validating and reviewing
the companys sustainability risks.
This department is also in charge
of aspects related to risk
management, as well as cultivating
a culture and infrastructure of
internal control. In addition, it also
manages and controls
sustainability risks.
Materiality issues identified in
2013-2014 are key factors
influencing stakeholders views
and decisionmaking process
towards AQUA Group (G4-19),
comprising:
Community Involvement and
Empowerment
Transportation
WASH
Dryness and Conservation

Community Involvement and


Empowerment

Transportation

AQUA Group's
7 Materiality Issues
Dryness and
Conservation

Waste Water
Management
Regulation
Plastic Waste
Management

Regulation
Plastic Waste Management
Waste Water Management

The seven core issues are


acquired through the outcome of
internal workshops, risk
management, reputation audit,
customer survey, news tracking,
electronic mails, telephones, and
Focus Group Discussions (FGD)
with experts. In addition, both
headquarters and plants have in
possession grievance management
reports from stakeholders. Input
from stakeholders are documented
and become points of
consideration in a number of key
decisions.
The identified material aspects,
which affect evaluation and the
management decision-making
process, become the responsibility
of all AQUA Groups companies,

production lines and distribution


centers. However, to provide a
benchmark for economic, social
and environmental performance,
this report is focused on Mekarsari
and Babakan Pari plants in
Sukabumi, as well as Klaten and
Wonosobo plants (G4-20).
For stakeholders, all identified
material aspects have become the
focus of AQUA Groups production
sites as well as distribution centers,
albeit with different priorities. The
aspects of community involvement
and empowerment, waste
management and waste water
management, are the main
concerns of all plants, whereas
transportation is of high
materiality in the plants and
distribution centers located in high
traffic density areas. Meanwhile,
access to clean water as well as
dryness and conservation have

Indonesia Cares Chart 2014 for the category of TOP


CSR - Urban Community Clinic Program
Awarded by: Dompet Dhuafa Republika
10

11

AQUA Group Sustainability Strategy


T

he issue of community empowerment, transportation, WASH, dryness and


conservation, regulation, plastic waste management, as well as waste water
management, have become material issues, not only because they affect AQUA
Groups business and decision-making process, but also because they have become
the concern and assessment of stakeholders. These issues also directly impact
AQUA Groups business and production sustainability.
AQUA Group manages the impact of these material issues by continuously
implementing the AQUA Lestari, which is periodically and gradually evaluated, from
the policy level to technical implementation at the operational level at plants and
distribution centers. Through periodic evaluation, AQUA Group is able to revise,
strengthen and even transform the approach so that the four pillars of AQUA Lestari
can be implemented in an effective, efficient and targeted manner (G4-DMA).
The four pillars of AQUA Lestari include:

AQUA Group's truck fleet ready to dispatch products to distribution centers, Sukabumi.

become the focus of plants


located in drought-prone areas
(G4-21).
AQUA Group does not directly
manage all identified material
issues. Compliance to
transportation and safety
regulations, and the high demand
to become product distributors,
requires other business entities
involvement. Although AQUA
Group possesses a mechanism for
monitoring and supervising the

12

performance of its partners, their


sustainability performance is not
included in this report. Therefore,
in this report, there is a
restatement of commitment and
policy related to other business
entities under AQUA Groups
supply chain (G4-22).
Compared to the 2011-2012
period, a significant change in the
2013-2014 Sustainability Report
lies in the use of GRI G4,

superseding GRI G3.1. Under GRI


G4 guidance, material aspects rest
on stakeholders, compared to GRI
G3.1 that emphasizes on AQUA
Groups management. From the
scope and boundaries, there has
been no significant change
throughout the reporting period
(G4-23).

Preservation of Water and the


Environment

Green Practices

AQUA Group is fully committed


to manage the water resource
sustainably. This commitment
is implemented in the form of
managing impacts of the operations,
maintain water balance, control water
quality, and manage water resources
wisely.
AQUA Group always complies with
existing laws and regulations. On the
other hand, AQUA Group also initiates
a number of water and environment
conservation programs from upstream
to downstream. Conversation efforts in
water catchment areas also contribute
to preservation of watershed in all
factory sites. Research involving water
resources, environmental education,
the rehabilitation of irrigation channels,
as well as the creation of infiltration
wells and biopori is an integral
part of AQUA Groups initiative in
water resource management and
preservation.
All initiatives are bound in an
internal commitment in the form of
The Groundwater Resources Protection
Policy derived from Danones
commitment in preserving the
groundwater.

AQUA Group operates its


business by putting forward
human rights and occupational
health and safety values in line with
applicable rules and regulations. With
regards to emissions that have become
one of the global environmental
issues, the carbon footprint reduction
initiatives are conducted through
the saving of energy, water and raw
material for plastic and packaging.
Those initiatives are managed based on
the carbon emission reduction target
set by Danone and are monitored
through regular audits.

Management of Product
Distribution
AQUA Group continuously
evaluates the use of alternative
transportation modes to
distribute environmentally safe
products. The programs conducted,
among other, include the use of
trains to carry gallon products from
Sukabumi to Jakarta, transportation
management partnering with logistic
services providers, safety driving,
improvement/maintenance of roads,

as well as the management of product


distribution impacts (especially bottled
water waste) through the pemulung
empowerment program.

Community Involvement and


Empowerment
The main long-term goal of
community involvement and
empowerment programs is
to unify AQUA Groups vision with
those of stakeholders in contributing
to sustainable development. The
implementation of this pillar is focused
on the protection and preservation of
water resources through integrated
organic farming practices, the
improvement of clean water access,
the socio-economic independence of
communities through the empowerment
of micro and cooperative-scale
businesses, as well as the expansion of
access to capital and market.

13

Sustainability Report 2013-2014

his sustainability report is for the governance,


performance, and achievement of AQUA Group
in 2013-2014 (G4-28). Previously, AQUA Group has
published similar report, for the period of 2010 and
2011-2012 respectively (G4-29). AQUA Group has
opted two years as its report cycle for
sustainability report. This report uses data from 1
January 2013 to 31 December 2014 (G4-30).
Should there be any questions to this report
and its content, please contact (G4-31):

Clockwise: President Director visited


'Satu untuk Sepuluh' project in
NTT; Planting of banyan tree by the
Governor of West Sumatera, Irwan
Prayitno, at the opening ceremony
of Solok plant; Chief editors' visit
to waste management, from
coconut shell to brickets, in Tanah
Lot; Discussion with bloggers on
environmental preservation.

Corporate Communications Department


Cyber 2, 12 Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5, No. 13
Jakarta 12950, Indonesia
Phone: +62 21 2996 1000 Fax: +62 21 2902 1701
Email: corpcomm.aqua@danone.com

Stakeholder Engagement

QUA Groups stakeholders are


classified into the following
groups: government, business, civil
society, consumers, employees and
opinion leaders (G4-24). This
classification is based on the
stakeholder mapping, updated
yearly by using the attribute
assessment of the impacts of
stakeholders to the AQUA Group
and the impacts of AQUA Group
to the stakeholders (G4-25). The
same type of mapping is applied to
issues. Therefore, AQUA Group is
able to identify issues that have
become stakeholders concerns.
AQUA Group builds
engagement with stakeholders by
referring to the best practices

14

presented in ISO 26000:


2010-Social Responsibility and AA
1000 Stakeholder Engagement
Standard (SES). The intensity of
engagement between AQUA
Group and stakeholders relevant
to core and material issue,
corresponds to best practices and
each stakeholders needs (G4-26).
During the reporting period,
the main focus of stakeholders
centered on issues related to the
preservation of water resources,
waste management, the
absorption of local manpower,
community development programs

as well as a number of AQUA


Groups initiatives related to green
practices.
Internally, the issue of
occupational health and safety
does not stand out as AQUA
Group has already implemented a
system deemed adequate. From a
consumers standpoint, issues
mostly relate to the demand to
become a product distributor.
There are no issues directly related
to guarantee of product safety and
health (G4-27).

AQUA Group has determined to use GRI- G4


In accordance-Core for this 2014-2015
Sustainability Report (G4-32). For this reason, in
addition to General Standard and Specific
Disclosures, the economic, environment and social
performance is also reported according to the GRI
G4 guidance.
AQUA Group does not directly obtain
assurance for 2013-2014 Sustainability Report.
However, the ISO 140001:2004 certification in
Environmental Managementacquired for the
environmental managementis a testimony to
AQUA Groups level of compliance to the
independent global standards. AQUA Groups top
management is involved in policy formulation,
implementation and the attainment of the
environmental performance based on the ISO
14001:2004 (G4-33).

Launch of AQUA Group's Sustainability Report 2011-2012.

15

Reported Sustainability Performance


Material Aspects Reported and Their Indicators:
Economic Performance (G4-EC1; G4-EC3); Market Presence (G4-EC5, G4-EC6);

Indirect Economic Impacts (G4-EC7, G4-EC8)

Material Aspects Reported and Their Indicators:


Material (G4-EN1, G4-EN2); Energy (G4-EN3, G4-EN4, G4-EN5, G4-EN6, G4-EN7)
Water (G4-EN8, G4-EN9); Biodiversity (G4-EN11, G4-EN12, G4-EN13, G4-EN14);
Emissions (G4-EN15, G4-EN16, G4-EN17, G4-EN18, G4-EN19, G4-EN20, G4-EN21);
Efluents and Waste (G4-EN22, G4-EN23, G4-EN24, G4-EN25, G4-EN26);
Compliance (G4-EN29); Transportation (G4-EN30);
Suppliers Assessment on the Environment (G4-EN32, G4-EN33);

External Assurance: Report for ISO 14001:2014 Environmental Management
Material Aspects Reported and Their Indicators:
Community (G4-SO1, G4-SO2)

Danone Leadership College (DLC) Code training.

Governance

QUA Groups governance


refers to existing laws and
regulations in Indonesia. Referring
to Law No 40/2007 about Limited
Liability Companies, the highest
authority of all companies under
AQUA Group is held by
shareholders. Directors are
appointed by shareholders
through the General Meeting of
Shareholders (G4-34).
In reference to Law No 5/1995
on the Prohibition of Monopolistic
Practices and Unfair Business
Competition, throughout the
reporting period there have been
no complaints, accusations,
allegations, or indications of
monopolistic and unfair business
practices towards AQUA Group.

16

Ethics and Integrity


Since PT Aqua Golden
Mississippi, one of AQUA Groups
companies, became a private
company and delisted itself from
the Indonesian Stock Market, AQUA
Group has instilled its companies
values with their own standards
and protocols.
AQUA Group has consistently
implemented the Danone
Governing and Operating Process
(DANgo) to provide a clearer and
more measurable direction, while at
the same time support the safe,
efficient and sustainable business
management. Through DANgo,
every Country Business Unit (CBU)
is fully accountable for the
achievement of all aspects of
sustainability.

There are 4 DANgo derivatives


implemented in measuring the
governance of AQUA Group,
namely the Danone Internal Control
Evaluation (DICE) as an internal
control guidance; Danone
Operating Model (DOM) as a guide
for best practices in running a
business: 16 basic Danone Way
principles; and Vestalis as a risk
management guide of the
company. The four governance
tools have served a guidance in
work activities, risk management,
decision-making and performance
evaluation of all AQUA Group
employees, including the top
management executives.

AQUA Group implements


Danone values on key aspects
that drive the company, earning
respect and internalizing them in
daily activities. Danones values
also guide the decision-making
process and professional points of
view in AQUA Group (G4-56).
These values include, among
others:
Humanity, by sharing; being
responsible and respectful of
others;

Approachability, that is
fostering easier access;
prioritizing on credibility and
empathy;
Openness, through curiosity;
energy and dialogs; and
Enthusiasm, by underlining
courage; spirit and thirst for
challenge.

17

Economic
Direct Impact

n 2013 and 2014, AQUA Group


directly distributed payment of
employee payroll, suppliers,
shareholders earnings, and taxes
for the government. Throughout
the years, these types of expenses
have seen an increase along with
the increasing number of plants,
production capacity and marketing
territories.
The economic impact became
more pronounced due to business
opportunities created through
supply chain, marketing and
product distribution throughout
Indonesia. In 2013, there were
1,806 suppliers, whereas in 2014,
there were 2,101 suppliers spread
throughout Indonesia. All of these
were directly involved in AQUA
Groups supply chain. Of this
number, 184 suppliers were SEDEX
compliant in 2013 whereas in 2014,
the figure was 115 suppliers.
AQUA Group also allocated
cost for programs related to social
responsibility and environment in
2013-2014. These programs were
water resource conservation,
WASH, sustainable farming, local
economic development, as well as
household waste management.
The implementation performance
of these programs was

18

Indirect Impact
continuously improved with a
focus on the benefit and
involvement of various parties to
ensure the sustainability of its
positive impacts (G4-EC1).
In line with the responsibility of
providing defined benefit, AQUA
Group secures economic and
social stability by providing
retirement allowance, paid on the
basis of work period and referring
to the Collective Work Agreement.
AQUA Group also provides
assistance to employees preparing
for retirement (G4-EC3).
AQUA Group assures meeting
the basic economic and social
needs of active employees, both
permanent and contract. Every

employee is ensured to receive


compensation above regional
minimum wage. This standard of
wage is also attempted to be
applied to the entire supply chain
(G4-EC5).
In the aspect of work
opportunity and career
development, AQUA Group
prioritizes on local workforce,
including for senior management
positions. Locality is defined by
referring to the area of Indonesia.
At the management level, there
were 9 male executives and 3
female executives. Until 2013 and
2014, there were 12 expatriate
employees (G4-EC6).

Selecting Suppliers with SEDEX

n line with Danones policy with regard to sustainability initiatives, AQUA Group
engage cooperation with suppliers that are complied with regulations and
norms related to environmental and social aspects. SEDEX has become AQUA
Groups platform in selecting suppliers fully committed towards the sustainability
principles.
There are certain criteria that suppliers must fulfill in following SEDEX. For Raw
and Pack, logistics and services suppliers, a certain transaction value or duration
of work agreement of more than a year is pre-determined. Specifically for
suppliers of promotional goods, those based at Danones facilities (such as safety,
cleaning, canteen services), and those providing services relevant to Danones
image, are required to pass SEDEX.

he development and
operations of AQUA Groups
plants as well as distribution
centers provide significantly
positive contribution to the
development of local communities
and the local economy. Aside from
directly absorbing manpower,
plants and distribution centers
create a chain of economic
opportunities, from the
transportation of products by third
parties to sales at the retail level
(G4-EC7).
On the other hand, AQUA
Groups commitment to always
create healthy products by
preserving the environment and
contributing to the economic and
social welfare of communities, is
made possible through social and
environmental programs at the
plants widely spread throughout
Indonesia. Implemented programs
not only provide benefit to the
environment but also to the
economic condition of
communities in the form of
increasing the familys income
from the perspective of participant
and benefactors (G4-EC8).
For example, WASH program
which started in 2007, is continued
through partnerships with more
than 18 organizations in Indonesia,
from community-based

Pemulung Empowerment Program (PEP), Wonosobo plant.

organizations to cooperation with


educational institutions. In 20132014, this program helped with
clean water access for the
community in North Sumatra,
Lampung, Banten, West Java,
Central Java, East Java, Bali and
East Nusa Tenggara.
Having concern towards waste
management issue, in 2009 AQUA
Group started the Pemulung
Empowerment Program (PEP).
This program is focused on
pemulung (scavenging garbage
collectors), because although they

are at the bottom of the recycling


industry chain, at the same time,
they play a key role in the bottled
water industry.
Through PEP, AQUA Group
empowers the pemulung,
improving their welfare, while
reducing environmental impact
caused by disposed bottles, In
2013 and 2014, the pemulung who
joined and partnered with PEP
were able to collect 45 tons of
disposed bottles per month.

19

Environmental
Production Raw Materials

Water is the main raw material


AQUA Groups production
process. The water volume used
depends on the availability of
water resources and refers to the
groundwater use permit issued by
the regional government at every
plant site.

Other raw materials utilized


are plastic for packaging. In 2014,
AQUA Group used more than
seven million packages of various
sizes (G4-EN1). AQUA Group
leverages the plastic bottles in the
best way possible by, for example,

no longer using plastic seals and


recycling 30% of its gallon
containers. On the other hand, all
box packaging uses recycled
materials (G4-EN2).

natural resources underlining


environmental consciousness,
including the consumption of
electricity that is becoming more
efficient each year (G4-EN6).
AQUA Group succeeded in reducing
the consumption of electricity in all
locations. In 2013, to create a
production volume of 10,867,912
kiloliters expending an energy of

279,927,667 kwh or equivalent


40.58 kwh/kbottle. While in 2014
with a volume of 11,777,838 liters,
energy consumption was at
281,015,746 kwh or equivalent 38.45
kwh/kbottle. Therefore, the energy
requirement from the production
process is inversely proportional to
the production volume (G4-EN7).

Energy Consumption

Clean and Healthy Lifestyle Program in Bekasi.

20

QUA Group manages the


environmental impact caused
by its business and operations by
adopting the principles of accuracy,
transparency and compliance to
existing laws and regulations. In
addition, AQUA Group also refers to
the commitment introduced by
Danone in the local and global
context with regard to human rights,
workers rights, environmental
protection, and eradication of
corruption.
In particular, AQUA Group has also
developed various initiatives in respect
of natural resources and environmental
protection, i.e.:

1. Integrating policies, programs,


and the implementation of each
activity which bring benefit to
nature;
2. Striving to sustainably
strengthen commitment towards
the environment and the
management of its activities,
specifically by incurring cost and
investment in the effort to reduce
ecological footprint; and
3. Providing adequate information,
communication and training to
ensure that both internal and
external have a comprehensive
understanding of AQUA Groups
commitment.

he electricity energy utilized


by AQUA Group in the
production process is supplied by
the State Electricity Company
(Perusahaan Listrik Negara/PLN)
and an independently-operated
generator set (genset), and
distribution by using fossil fuel
(G4-EN3).
AQUA Group develops energysaving initiatives in the use of

Manual washing is the


first process in reusing
gallon package.

21

Water Resources

Table 1
AQUA Group Bottled Water Production

Plants

he use of water resources by


AQUA Group has resulted in
bottled water products in varying
amounts according to the built-in
production capacity. Table 1 shows
the figure of bottled water
production in every plant (G4-EN8).
Water that is not used for bottled
water production is partly recycled
for domestic use (washing
packaging, water supply for
bathroom, watering trees, etc), and
the rest is flowed to water pipe
around the plants.

Mini Botanical Garden in


Babakan Pari

Total Production

2013

10,867,912 kiloliters

2014

11,777,838 kiloliters

Farmers involved in maintaining mini botanical garden in Babakan Pari, Sukabumi.

In 1,000 Liters

Table 2
AQUA Group Conservation Program
Total Trees Planted

Biodiversity

Plant Location

Total Trees Planted


Until 2014

Field School - Plaga Village Conservation Management,


Bukian Banjar, Bali.

22

conservation program is developed in


water catchment area at water resources
utilized by AQUA. Until 2014, AQUA Group has
planted more than two million trees of different
species, cultivated 323,000 plants in nursery
houses, and built 528 infiltration wells and
23,102 biopori. The tree planting activity
tended to decline for a variety of reasons,
among others the ever-decreasing land
availability, but the initiative to create biopori
will continue to nurture.
AQUA Group also optimizes the use of
green open land in several of its plants.
Cooperating with various parties, this area is
further developed into a mini botanical garden,
as a manifestation of directive from the
Ministry of Environment.

Total

o AQUA Group, biodiversity is not merely about


preserving rare plants and animals, but also
means creating a community learning center about
the environment. A mini botanical garden behind
Babakan Pari plant in Sukabumi, West Java, has
attracted local communities to conserve rare plants
producing food and energy so as to create economic
value.
Since the beginning in 2013, AQUA Group
designed a mini botanical garden with an area of
4.5 hectares adopting the conservation concept of an
ex-situ genetic resources (preservation done outside
the plants natural habitat). The activity is conducted
in cooperation with the Research and Development
Center for Conservation and Rehabilitation
(Puskonser) along with 32 surrounding community.
Residents are actively involved in the management
of this mini botanical garden. To increase knowledge
about conservation, residents get training from
Puskonser, facilitated by AQUA Group. Puskonser
also organizes conservation and cultivation training
sessions for AQUA Group employees.
In the mini botanical garden, the intercropping
system is implemented, which enables residents
to grow vegetables and second crops among
conservation plants.
A farmer by the name of Agus, involved in the
management of this mini botanical garden, reports
that he has been involved in this activity since 2010.
Agus along with his fellow farmer friends planted
wood as the main crop. They have been asked to
take care of conservation trees, while the vegetables
and secondary harvest are theirs.
Now there are some 37 types of rare trees existed
in the mini botanical garden, among other gaharu,
kidahu, bungur and jamblang. Until 2014, the total
number of plants cultivated and grown in this garden
reached 895.

* No new planting, only replacement

23

Waste Water Treatment Plant instalation in Babakan Pari plant, Sukabumi.

Emissions and Efluents


Table 3
Direct Emission from Production Process

Table 4
Indirect Emission from the
Purchase of PLN Electricity

Product

Product

In Ton CO2

SPS:
Small Packaging Size,
AQUA products 240 ml,
600 ml, and 1500 ml
HOD:
Home Office Delivery,
AQUA product 5 galon
(19 liter)

D
In Ton CO2

Table 5
Indirect Emission from the Use of Raw
Materials, Packaging and Transportation
Product

In Ton CO2

Table 6
GHG Intensity Production Process
Product

In gram CO2 /product liter

CO2 Decrease Production & Distribution


In gram CO2 /product liter

24

irect greenhouses gas (GHG) emissions


taken into account by AQUA Group is
carbon dioxide (CO2), originating from the
production of genset energy (as a standby
energy source besides the use of PLNgenerated electricity) and boiler use
(G4-EN15); indirect emissions from the
purchase of PLN electricity (G4-EN16); as
well as indirect emissions originating from
the use of raw materials, packaging, and
transportation (G4-EN17).
Calculated GHG is for small Pack
Service (SPS), namely for AQUA products
measuring 240 ml, 600 ml and 1500 ml; as
well as Home Office Delivery (HOD) in the
form of 5 gallon packaging (19 liters). The
standard calculation of GHG uses the
Carbon and Water Footprint (CWFP)
version 9 made by Danone by using a
combination of references from a variety of
sources (international institutions,
associations, and scientific journals). The
increase in GHG value occurs with the
increase in production capacity and the
increase of new factories.
The intensity of GHG calculated is the
CO2 emission per liter of the product unit
(G4-EN18). The total emission intensity,
direct and indirect, is calculated towards
the emission producing component based
on the Danone Direct Responsibility (DDR).
Table 6 shows the trend of decreasing
intensity of AQUA Groups GHG.
By using the base data of 2008, AQUA
Group has conducted some initiatives of
reducing carbon emissions. The percentage
of CO2 decrease in 2013 and 2014 can be
seen in the Graphic of CO2 Decrease Production and Distribution (G4-EN19).

photo: aqua group documentation

Waste Water Management

he waste water
resulting from AQUA
Groups production
processes is factored in
from: the use of raw water
(based on the flow meter)
reduced by the water
volume converted into
product. A small part of
the water is recycled and
used to wash gallons
bottles, the rest with a
good water quality is
channeled into the water
pipe (G4-EN22).

Table 7
Waste Water in AQUA Groups Production Process
Plant

Total Waste Water

2013

2,248,852,473 liters

2014

1,599,717,723 liters

In liter waste water/liter product

25

Train for Product Transportation

ince 18 June 2014, every afternoon the activity intensifies at the Cicurug train station in
Sukabumi. The buzz of activity at dusk marks the transportation of AQUA gallon containers
to the series of train wagons.
According to the station officer, at 7.45 pm every day, eight series of wagons are scheduled to
transport AQUA products to the Ancol station in Jakarta. In the near future, the transportation is
planned to include 16 wagons.
The transportation of bottled water products by AQUA Group using the train from Jakarta
to Sukabumi is the first to be done in Indonesia. An agreement was signed with PT Kereta Api
Indonesia (Persero)/KAI through a Memorandum of Understanding (MoU) signed in 2012. This is a
first progressive step in AQUA Groups management of operations. One of these steps include the
strategy to reduce carbon footprint. This has proven effective. Within approximately six months,
C02 was reduced to 68 tons.
Through train transportation, 10,752 gallons of AQUA is sent to Jakarta, returning with empty
gallons the next morning. This volume is equivalent to the transportation using 12 trailers.
However, there are still challenges in using trains as a mode of transportation, among others
changing the tracks to an ideal size, fragile terrain management, and the anticipation of landslides
in some areas. By working together with the government and PT KAI, as well as with the support
of other parties, in the future AQUA Group will continue looking for solutions to resolve these
challenges.

photo: aqua group documentation

The usage of train for product distribution from Mekarsari plant to Jakarta.

Mitigation of Product Transportation

Suppliers

Loading of dispatched products


to Jakarta.

26

ignificant environmental
impact from the distribution
activity of products, goods and
other materials for operational
purpose, as well as the
transportation of workforce, is the
congested traffic on the main
roads and the fuel consumption.
AQUA Group has not yet factored
in the quantity of this impact,
especially the traffic congestion.
One of the mitigation efforts is by
using trains as an alternative form
of transportation, especially for
product distribtuion to Jakarta
from the Mekarsari plant located in
West Java and the surrounding
area (G4-EN30).

PT HTU, a contractor providing Waste Water Treatment


system development for AQUA Group's plants, is
registered in SEDEX and has met standard requirements.

ased on Danones principle of


sustainability and outlined in
RESPECT, AQUA Group selects
suppliers with the approach of
Fundamental Environmental
Principles . These basic principles
cover the preservation of
resources, the use of chemicals,
climate change and GHG,
environmental management as
well as the humane treatment of
animals. Several articles of SEDEX
related to sustainability are binding
for all suppliers.
Information on suppliers
fulfilling specific environmental
criteria are not yet available. Based
on Danones data, of 115 suppliers

registered in SEDEX in 2014, 100%


have been subjected to the SEDEX
Assessment Questionnaire (SAQ),
that utilizes Danones basic
environmental principles
(G4-EN32). Through this filtering
process, there are four known
high-risk suppliers and a SEDEX
members Ethical Trade Audits
(SMETA) has been conducted.
With SMETA, AQUA Group can
assure the compliance of suppliers
in managing the impact arising
from their activities (G4-EN33).

27

Social
Community Involvement and Empowerment
photo: aqua group documentation

Basic Training Padi Seed Cultivation, Bumirejo, Wonosobo.

he majority of AQUA Groups


plants are located in the
countryside, which is marked with
an agricultural culture and way of
life. AQUA Groups presence is a
driving force for the economic
advancement, but also poses as
challenges to cultural impacts and
industrial practices.
AQUA Group maximizes its
positive impacts and minimizes the
negative impacts by managing a

28

variety of programs and initiatives


in line with the companys vision,
mission and sustainability
commitment. These programs and
initiatives consist of WASH, water
resource conservation, sustainable
farming, local economic
empowerment, household waste
management, as well as other
forms of contribution that

motivate people to act more


responsibly in environmental
preservation. All programs and
initiatives are conducted in the
surrounding area of the
operational sites (G4-SO1).
The planning of social
programs is based on the needs
analysis involving stakeholder
participation and in line with the
village development plans. The
implementation prioritizes on the
principle of partnership with the
government and other key
stakeholders.
The same applies to social
programs that are not merely
implemented to mitigate risks of
operational impacts. Of all
identification processes
conducted, only product
transportation, especially in
operational sites and West Java
and East Java distribution centers,
has become a real impact and is
potentially significant towards
local communities (G4-SO2).

Top: the committee is checking the clean water pipe instalation under WASH program, Sukabumi.
Left: Water tower WASH program, Babakan Pari, Sukabumi.

WASH

hrough cooperation with


various stakeholders, WASH is
designed as a program whose
main objective is to contribute to
the enhancement of the
community health standard
through both clean water access
and sanitation.
The main activities of WASH
are providing and managing clean
water and sanitation
infrastructures, repairing and

maintaining drainage systems, as


well as promoting a healthy
lifestyle. This behavior is driven by
a healthy environment through
stepping up green effort,
household waste management and
community assistance.
At Babakan Pari and Mekarsari
plants in Sukabumi, there are
respectively six water towers with
water storage and six units of
water wells outfitted with pumps
to provide clean water access at
Cicewol (Mekarsari Village),
Caringin (Nyangkowek Village),
Jami (Purwasari Village), Pesantren
(Babakan Kaum Cicurug Village).
In addition, there are 2 water
storage bins, and a 3 meter piping
system for clean water access at
Jabon (Tangkil Village), Cidahu. All
of these facilities can meet the

needs of over 527 heads of family.


The management of all of these
facilities is already handled by the
community. In addition, the repair
of bathroom facilities, cleaning of
toilets and drainage are managed
through collaborative effort.
At Klaten, Wonosobo and
Subang plants, WASH is focused
on the development of sanitation
facilities such as a communal
septic tank, equal access to clean
water and the repair of public
bathing, washing and toilet
facilities. The WASH program in
Subang has managed to provide
clean water access to 300 heads
of family and promote healthy and
clean living behavior for 50 heads
of family.

29

photo: aqua group documentation

regulations in place (usually knows as


the awig-awig) that prohibits such
inappropriate practice.
The behavior of the upstream
communities that influence water
quality flowing downstream, has
motivated AQUA Group and the
Janma Association to integrate
conservation programs with WASH
at Bukian and Kiadan banjar. For
conservation programs, the core
activity is the cultivation and
maintenance of trees, the creation
of biopori holes as well as infiltration
well to maintain the quality of water
resources to maintain the quantity of
water resource.
To respond to the limited clean
Ayung Lestari officiation and release of Dream Ball Warrior by Head of Badung Regional House of Representatives,
water access, through participatory
Nyoman Giri Prastha.
approach and partnership with the
regional government, AQUA Group
ODF for Bukian and Kiadan Banjar
and Janma Foundation built clean
water infrastructure, using hydran pump technology from
eographically, the Bukian and Kiadan banjar at
the water source to Bukian Banjar resided by 133 heads of
Plaga Village in Badung Regency, Bali is located
family. As for Kiadan Banjar, with its 69 heads of family, a
at upstream Ayung watershed. As water absorption
similar facility was also built by the regional government. To
zone, the conservation of the upstream area determines
ensure the sustainability of the program, AQUA Group and
the quantity of water availability for the South Badung
Janma Foundation facilitated the establishment of clean
community located at the downstream watershed.
water infrastructure management in Bukian Banjar.
On the other hand, the Plaga Village community
The clean water facility was also supported by
settlement, particularly at the Bukian and Kiadan banjar, is
institutionalizing clean lifestyle, using a Total Communitylocated well above the flowing Ayung River surface. This
based Sanitation approach; from program communication
condition has led to the limited clean water acess. The
dissemination to banjar structure and general community,
Bukian and Kiadan banjar communities have to tread a hilly
continued with 20 cadre appointment representing both
road of up to 1.5 km to acquire clean water for daily use.
banjar. The cadres took part in Training of Trainer (ToT)
The limited access to clean water has affected
facilitated by World Banks Water Sanitation Program (WSP).
the attitude towards hygiene of some of the Bukian
Such multi party cooperation has given a very
and Kiadan banjar community. One such behavior
satisfactory result. On 17 January 2014, the Health Office of
is inappropriate bathroom habits that has led to the
Badung Regeny declared Bukian and Kiadan Banjar as Open
contamination of water supply with the e-coli bacteria
Defecation Free (ODF) zone. The 202 heads of family living
and the spreading of water-borne diseases, such as
in those two areas have utilized clean toilets to defecate.
diarrhea. However, the Plaga Village already has village

30

Water Resource
Conservation

Watershed Integration Management

ater resource conservation


in the water catchment area
is prerequisite for AQUA Group.
The conservation program that
involves communities as the main
actors, aims to preserve and
ensure that all principles for
sustainable water management are
adhered to. In its implementation,
the mutual planning between
AQUA Group and communities are
conducted to determine the
location and type of plants that are
going to be cultivated.
Conservation program will be
innovative when streamlined with
natural preservation effort and the
increase of communities income.
Therefore, the kind of plants
selected consists of wood and
fruits of high economic value, such
as mangosteen, rambutan,
mangoes and kristal rose apples .
Brastagi, Sukabumi, Ciherang,
Cianjur, Subang, Klaten.
Keboncandi, Pandaan, Mambal and
Airmadidi plants have conducted
such community-based
conservation programs.

MoU signing with the Ministry of Forestry, Zulkifli Hasan, for watershed management and
biodiversity conservation.

n commemoration of the The World Day to Land Degradation, 17 June 2014,


AQUA Group signed a Memorandum of Understanding (MoU) with the Forestry
Ministry for the management of waterhed and the conservation of biodiversity.
The signing of the MoU was conducted by the Forestry Minister, Zulkifli Hasan and
Vice President of Human Resources of PT Tirta Investama, Agus Sjamsuddin, Director
and Corporate Secretary of PT AQUA Golden Mississippi, Yanie Setionegoro, as well
as President Director of PT Tirta Sibayakindo, Bernas Istiqlal. Aside from AQUA Group,
Toyota Astra and Holcim Indonesia have also extended their commitment to this mutual
conservation program.
Through this cooperation, The Ministry of Forestry and AQUA Group have agreed
to develop and implement the conservation program achieved through community
empowerment and the involvement of stakeholders in the watershed area. The main
objective is to maintain the quality and quantity of water resources.
AQUA Group manages watershed in recharge areas through a variety of conservation
activities, such as the cultivation and maintenance of trees, the implementation of
environmentally friendly farming with communities, the creation of biopori holes,
embung ponds (dam), as well as infiltration wells. All of these activities are conducted
with the local as well as central government, communities, non-governmental
organizations, and stakeholders located in these areas.
One of many integrated partnerships is the conservation initiative at the Pancawati
Village of the Caringin District of Bogor Regency. AQUA Group with the Gunung Gede
Pangrango National Park conducted tree cultivation and maintenance with community
empowerment as the foundation. Facilitated by local NGOs, communities are educated
and provided with social, economic and environmental skills.
The community involvement and empowerment initiatives are conducted to ensure
that planted trees will grow. Of 1,200 trees planted in Pancawati, it is proven that the
growth rate was recorded at 100%..

31

Sustainable Agriculture

riven by the increasingly


uncontrolled use of chemicals
as fertilizers and pesticide, AQUA
Group has organized a sustainable
farming program by putting
forward participatory practices.
The focus of the program
implementation is adapted
according to the context of each
area, and the selected method is
the Integrated Farming System
(IFS).
The expected impact is that
there is behavior change in
farmers in managing land
sustainably, independently
producing organic fertilizer as well
as pesticides and biodiverse
agents, so that farmers no longer
use chemical fertilizers and
pesticides. This approach can
ensure the increased quality and
quantity of pure, clean and healthy
water resource for consumers
because it is not contaminated by
farming activities at the upstream
level of its source.
AQUA Groups commitment
towards IFS practices is shown
among others through the
development of farmer learning
centers, the effort to save rare,
local rice grain seed in a number of
areas, the community-based
nursery, the development of
livestock and farming technology,
as well as the strengthening of
farmer associations.

Sustainable Farming in Klaten

ount Merapi is a blessing to many farmers in Klaten, Central Java.


Volcanic ash and a rainfall that reaches 3,000 millimeters per year, has
given birth to fertile soil and water reserve availability for surrounding areas,
including in Klaten.
For many decades, Klaten has been known as one of Javas main
granaries (food source). This is more prevalent as farmers were driven to
increase its production capacity, by using non-organic fertilizer on a massive
scale. The problem is, the continuous use of man-made fertilizers and
chemical remedies will exhaust the nutrients from the soil and will only be
fertile for a limited time.
Other problems also crop up with the onset of the dry season. Farmers in
the downstream areas also face water shortage. The reason is not only that
the Merapi area is not able to store water as a result of deforestation, but also
because of the poor maintenance of irrigation systems.
Klaten plant, along with the local government, civil community groups, and
farmers, together respond to farming problems in Klaten with the introduction
of sustainable farming programs. These programs are focused on the granting
of capital by strengthening micro-level financial institutions and farmer
capacity-building activities to practice a sustainable farming model.
Through this program, along with AQUA Group, farmers carry out irrigation
repair, develop integrated and sustainable farming, and even fortify the
household economy through waste management
.
photo: aqua group documentation

photo: aqua group documentation

The positive impact of healthy


farming and in harmony with
nature is the increase of farm
products, lower spending on
fertilizers, and better market
access, which will all, in turn,
increase the farmers income.
Cianjur, Ciherang, Sukabumi,
Subang, Klaten, Pandaan,
Keboncandi, Brastagi and Mambal
plants have implemented such
sustainable agriculture program.
Until 2014, the program
implemented at Klaten plant has
reached the stage of increasing
the community income through
sustainable farming practices.
Field school exercising System of
Rice Intensification method (SRI),

'Go organic' paddy demonstration plot in Mambal, Bali.

integrated with the control of pest


and wereng using biological
agents, has become
institutionalized among farmers
who have taken advantage of the
program. They have the capacity
to:
Manage the farmer field lab in
purifying the prime seed of
rice such as rojolele, rojo pusur
and situ bagendit;
Cultivate biological agents;
Conduct efficacy studies;
Quarantine owls (Tyto alba);
Oversee rice paddies in
schools;
Develop horticulture and
cultivate medicinal plants; and
Manage a compost house.

Farmers surrounding Klaten


plant have also managed a microloan group Kelompok Simpan
Pinjam. In addition, groups of
farmers have been formed to
observe pests. There is an everincreasing group of
environmentally friendly farmers.
As a result, aside from being free
from the use of pesticide and
chemical pesticides, farmers also
continuously innovate to reduce
production cost.

Resource-based Management Learning and Work Center, Wonosobo plant.

32

33

At Wonosobo plant, a program known as


Kejiwaan Berkarya is implemented for a
sustainable integrated farming program,
conservation, waste management and WASH.
Farmers in the villages surrounding the plant
actively participate in various activities at the
farmers field school, such as training, organic
farming demo plots, the creation of farming
production facilities by exploiting local
potential, the empowerment of local farming
groups, as well as the marketing of its products.
In 2013 and 2014, there were four farmers
groups with a total of 100 members: 10 hectares
of the land has been created into
environmentally friendly farming areas. In
addition, there are environmentally friendly
farm plots scattered about and one organic
fertilizer business. The liquid organic fertilizer
has been used by all group members and
marketed to farmers outside the villages.

Women cooperative 'Medan Satria', Bekasi.

34

Increasing Harvest through


Organic Farming

gus Abu Kobar is a farmer in Lapang, Gekbrong Village,


Cianjur, West Java, who has received assistance from AQUA
Groups sustainable farming activities at Cianjur plant. As a
farmer, he manages a land of 0.75 hectares.
Prior to joining sustainable farming, Agus used a seed
volume of 50 kg as well as urea fertilizer and compound
fertilizer at 150 kg respectively. After the program, the harvest
increased from 15 quintals to 40 quintals per planting season,
whereas the price of unhulled paddy increased from Rp 3,500
per kilograms to Rp 4.000-Rp 4500 per kilogram since the
rice yield has increased.
Agus achievement proves that organic farming conducted
in line with environmental preservation is also able to provide
economic benefit to farmers
Handicraft made of waste by 'Rukun Santoso', Klaten.

photo: aqua group documentation

Local Economic Development

Household Waste Management

ocal economic development


program is aimed to manage
the high expectation towards
manpower absorption in AQUA
Group. Although AQUA Group has
implemented a policy on the
absorption of local manpower as
best as it can, the reality is there is
an imbalance number between job
applicants waiting for an opening
at AQUA Group and AQUA
Groups needs.
Through the partnership with
various stakeholders, especially
the local Offices of Cooperatives
and Trade and Industry, AQUA
Group has initiated the
establishment and management of
a cooperative based on the
businesses and institutions already
existed among stakeholders.

At Berastagi plant,
cooperatives manage sewing skills
and the farming of lele catfish; the
Tiga Serangkai Cooperative in
Keboncandi has established the
batik business group; the Maju
Bersama Cooperative in Klaten
manage 160 members; and the
Perempuan Medan Satria Bekasi
manage working capital, in
cooperation with micro-level
entrepreneurs, aside from
managing other business training
programs and marketing network.
Aside from cooperatives, there are
initiatives to form and manage
Makanan Ringan Sarasa business
group in Subang. Business groups
at the assisted community level are
also found in many other factory
sites that conduct local economic
development programs.

hrough a partnership with the


local government and
communities, AQUA Group
facilitated the establishment of a
business group to manage
household waste. By applying the
3R principles (Reduce, Reuse and
Recycle), this program is aimed for
saleable waste or creation-worthy
waste, which could become an
alternative to enhance the
communitys economic
opportunities.
At Klaten plant, a waste
management organization and a
waste bank were formed; Rukun
Santoso Group and Sampah Saras
Watra Waste Bank, respectively.
The range of activities has reached

purchasing stage. Until 2014, there


are more than 70 heads of family
whose household waste is
managed by Rukun Santoso.
At Wonosobo plant, Mpok
Darsih (kelompok sadar bersih or
cleanliness-conscious group) is
formed. The group is managed by
those who have left school. Mpok
Darsih intends to convert waste
into a blessing. Aside from
acquiring economic benefit
through the sorting and
management of repurposed waste,
Mpok Darsih also develops the
management and sale of organic
fertilizer produced from household
waste.

35

Indeks GRI-G4
General Standard Disclosures

Specific Standard Disclosures

Strategy and Analysis


G4-1

Economic

Statement from President Director_________ 6

Organizational Profile
G4-3
Organization Name______________________ 8
G4-4 Primary Brand, Products and Services______ 8
G4-5
Head Office Location____________________ 8
G4-6
Organization Operations_________________ 8
G4-7 Nature of Ownership and Legal Form_______ 8
G4-8
Markets Served_________________________ 9
G4-9
Organization Scale______________________9
G4-10
Total Number of Employees_______________ 9

G4-11

Total Number of Employees Covered by


Collective Work Agreement_______________ 9
G4-12
Organization Supply Chain________________ 9
G4-13
Significant Changes during Period of
Reporting____________________________ 10
G4-14 Precautionary Principle_________________ 10
G4-15
List of Awards and Recognitions__________ 10
G4-16
Membership of Associations_____________ 10

Material Aspects and Boundaries


G4-17 Entities Included in the Report____________11
G4-18 Process for Defining Report Content and

Aspect Boundaries_______________________ 11
G4-19
Material Aspects________________________11
G4-20
Aspect Boundary_______________________11

G4-21
Aspect Boundary Outside the Organization_ 12
G4-22
Restatement of Information______________ 12
G4-23
Significant Changes from
Previous Reporting Period_______________ 12
G4-DMA Sustainability Strategy__________________ 13

Stakeholder Engagement
G4-24
G4-25

List of Stakeholder Groups_______________ 14


Basis for Stakeholder Identification and
Selection_____________________________ 14

G4-26
G4-27

Stakeholder Engagement Approach_______ 14


Stakeholder Concerns__________________ 14

G4-EC1
G4-EC3

G4-EC5

G4-28
G4-29
G4-30

Reporting Period______________________ 15
Date of Report________________________ 15
Report Cycle__________________________ 15

G4-31
Contact Point for Report Feedback________ 15
G4-32
In accordance Option__________________ 15
G4-33 External Assurance_____________________ 15

G4-EC6 Proportion of Senior Management Hired



from the Local Community______________ 18
G4-EC7 Impact of Infrastructure Investments and
Services______________________________ 19
G4-EC8 Indirect Economic Impact_______________ 19

Environmental
G4-EN1 Materials Used by Weight or Volume_______ 21
G4-EN2 Percentage of Materials Used That Are
Recycled Input Materials ________________ 21
G4-EN3 Energy Consumption within the
Organization__________________________ 21
G4-EN6 Reduction of Energy Consumption________ 21
G4-EN7 Reduction in Energy Requirements of
Products and Services__________________ 21
G4-EN8 Total Water Withdrawal by Source________ 22
G4-EN15 Direct Green House Gas Emissions ________ 24
G4-EN16 Indirect Green House Gas Emissions_______ 24
G4-EN17 Other Indirect Green House Gas Emissions__ 24
G4-EN18 Green House Gas Emissions Intensity______ 24

G4-EN19 Reduction of Green House Gas Emissions___ 24


G4-EN22 Total Water Discharge by Quality and
Destination___________________________ 25
G4-EN30 Significant Environmental Impacts of
Transporting Products and Other Goods and
Materials for the Organization Operations, and
Transporting Members of the Workforce___ 26
G4-EN32 Percentage of New Suppliers Screened Using
Environmental Criteria__________________ 27
G4-EN33 Significant Actual and Potential Negative
Environmental Impacts in the Supply Chain
and Actions Taken______________________ 27

Social
G4-SO1

Report Profile

Direct Economic Value__________________ 18


Coverage of Organizations Defined
Benefit Plan Obligations_________________ 18
Ratios of Standard Entry Level Wage By
Gender Compared to Local Minimum Wage__ 18

G4-SO2

Local Community Engagement, Impact


Assessments and Development Programs__ 28
Operations with Significant Actual and
Potential Impacts on Local Communities___ 28

Governance
G4-34

Governance Structure of Organization_____ 16

Ethics and Integrity


G4-56

36

Organizations Values, Principles,


Standards and Norms of Behavior_________ 17
37

38

39

Anda mungkin juga menyukai