Oleh :
FRANSISKA EKA DAMAYATI
A14105543
RINGKASAN
FRANSISKA EKA DAMAYATI. Kelayakan Usaha Bioetanol Ubi Kayu Dan
Molases Di Kecamatan Cicurug Sukabumi (Kasus PT Panca Jaya Raharja)
di bawah bimbingan RITA NURMALINA.
Sektor industri dan transportasi merupakan sektor yang menggunakan
energi untuk menjalankan aktivitasnya. Seiring berjalannya waktu, kedua sektor
ini terus mengalami perkembangan. Di sisi lain, perkembangan sektor industri dan
transportasi memberikan dampak yang negatif atau buruk bagi lingkungan. Sisa
pembakaran dari kedua aktivitas tersebut telah membuat sebagian lingkungan
menjadi tercemar oleh polutan yang dihasilkan. Polutan ini timbul karena proses
pembakaran yang tidak sempurna. Keberadaan polutan semakin hari terus
terakumulasi di atmosfer sehingga dapat mengganggu kesehatan manusia.
Bapedalda Jawa Barat menemukan bahwa konsentrasi hidrokarbon di
atmosfer mencapai 4,57 ppm (baku mutu PP 41/1999 : 0,24 ppm), NOx mencapai
0,076 ppm (baku mutu : 0,05 ppm) dan debu mencapai 172 mg/m3 (baku mutu :
150 mg/m3). Global warming (pemanasan global) merupakan salah satu
konsekuensi yang terjadi akibat pembakaran yang kurang sempurna dari aktivitas
transportasi. Hal ini dapat diketahui dengan terhentinya pendinginan udara di
belahan bumi bagian Utara sehingga suhu di bumi menjadi meningkat. Fenomena
ini menyebabkan sebagian es di kutub Utara dan kutub Selatan mencair sehingga
menenggelamkan beberapa daratan.
Pemanasan global (global warming) merupakan masalah yang harus
ditanggapi dan diselesaikan karena terkait dengan keberlangsungan hidup generasi
berikutnya. Dengan mengetahui begitu besar dampak yang timbul maka salah satu
upaya yang dapat dilakukan supaya pencemaran udara dapat ditekan adalah
penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan.
Bioetanol merupakan inovasi baru dalam mengurangi emisi gas buang
kendaraan bermotor. Pemerintah melalui PP Nomor 5 Tahun 2006 tentang
penggunaan bahan bakar nabati, turut ambil bagian dalam usaha mengurangi
emisi gas buang kendaraan bermotor. Hal ini memberikan respon yang positif dari
masyarakat yang terlihat dengan adanya peningkatan konsumsi bioetanol sebesar
40.000 kilo liter pada tahun 2007. Hal ini akan meningkat seiring dengan
menipisnya cadangan bahan bakar minyak (BBM) dan dapat menjadi peluang
usaha baru yang dapat dikembangkan.
PT Panca Jaya Raharja adalah salah satu perusahaan agribisnis yang peka
terhadap kondisi ini. Melihat begitu besar peluang usaha bioetanol maka hal ini
mendorong PT PJR untuk mengembangkan usaha bioetanol. Bioetanol yang akan
dihasilkan direncanakan berasal dari ubi kayu dan molases (tetes tebu). Rencana
pengembangan usaha bioetanol memerlukan perencanaan yang matang karena
pengembangan usaha bioetanol membutuhkan modal yang relatif besar sehingga
memerlukan suatu analisis kelayakan usaha.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis kelayakan aspek pasar,
teknis, manajemen, sosial dan lingkungan dari usaha bioetanol ubi kayu dan
molases. (2) Menganalisis kelayakan aspek finansial dari usaha bioetanol ubi kayu
dan molases. (3) Menganalisis kepekaan dari kelayakan finansial berdasarkan
anilisis switching value dari usaha bioetanol ubi kayu dan molases.
Oleh
FRANSISKA EKA DAMAYATI
A14105543
Skripsi
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
NRP
: A14105543
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui
Dekan Fakultas Pertanian
Tanggal lulus :
PERNYATAAN
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi ini merupakan hasil karya penulis untuk memenuhi persyaratan
untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen
Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Skripsi yang berjudul Kelayakan Usaha Bioetanol Ubi Kayu dan Molases
di Kecamatan Cicurug (Kasus : PT Panca Jaya Raharja) berisikan mengenai
kriteria yang mendukung layak atau tidaknya proyek untuk dilaksanakan. Skripsi
ini memuat serangkaian aspek aspek penunjang kelayakan, seperti aspek pasar,
teknis, manajemen, sosial dan finansial.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Namun penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya.
Penulis
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Esa karena
segala rahmat dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang sudah
memberikan dukungan moril maupun materil, dorongan semangat, bimbingan,
sumbangan pemikiran dan lain lain. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :
1. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan skripsi.
2. Ir. Popong Nurhayati, MM sebagai dosen penguji utama yang telah
memberi masukan dan saran.
3. Tintin Sarianti, SP MM sebagai dosen penguji dari Komisi Pendidikan
yang telah memberi masukan dan saran.
4. Ir. Joko Purwono, MS selaku dosen evaluator pada saat kolokium yang
telah memberi masukan dan arahan dalam penulisan proposal penelitian.
5. Bapak Soekaeni, SE yang telah memberikan informasi mengenai kondisi
di lapangan.
6. Siti Ade Fatimah selaku pembahas pada saat seminar hasil penelitian yang
telah memberi saran dan kritik dalam penyempurnaan hasil penelitian.
7. Kedua orang tua yang selalu memberikan motivasi dan doa.
8. Teman teman TIP : Cici, Nova, Nde, Wawan, Jaman, Yoga dan Mas
Zayin yang selalu memberi motivasi dalam penulisan skripsi ini.
DAFTAR ISI
xii
xiv
xv
I. PENDAHULUAN .......................................................................................
1.1 Latar Belakang ........................................................................................
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...............................................................
1.4 Ruang Lingkup Penelitian.......................................................................
1
1
7
8
9
10
10
12
15
18
19
19
19
23
25
27
27
30
30
30
30
31
31
31
32
32
32
33
34
35
35
36
39
42
42
42
43
44
46
49
50
52
52
52
53
54
55
58
59
59
61
61
62
64
70
70
71
72
73
65
66
66
67
68
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
10
11
12
9. Data Pengujian, Konsumsi, BBM dan Uji Tenaga pada gasohol E-10 .....
47
48
53
54
55
56
59
60
61
18. Rincian Biaya Tetap Pada Usaha Bioetanol Molases Selama Satu
Tahun..........................................................................................................
62
63
64
65
66
67
68
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
11
29
46
48
50
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Jadwal Perencanaan Produksi Bioetanol Ubi Kayu Pada Tahun 2009 ......
73
74
75
76
77
79
81
83
85
87
BAB I
PENDAHULUAN
mengalami kemajuan pesat. Setiap aktivitas dari kedua sektor tersebut bukan
hanya memberi dampak yang positif tapi juga dampak yang negatif. Hampir
semua alat transportasi menggunakan bahan bakar fosil untuk menjalankan mesin.
Alat transportasi berbahan bakar fosil akan menghasilkan sisa pembakaran berupa
gas gas buang yang dapat mencemari udara.
Udara merupakan campuran dari gas yang terdiri dari nitrogen, oksigen,
argon, karbondioksida, neon, metan dan hidrogen. Campuran gas tersebut mengisi
Simbol
N
O2
Ar
CO2
Komposisi (%)
78
20
0,93
0,03
Ne, He, H2
0,04
Jenis Kendaraan
Mobil Penumpang
Mobil Bis
Hidrokarbon
Mobil Truk
Sepeda Motor
Mobil Penumpang
Mobil Bis
NOx
Mobil Truk
Sepeda Motor
Mobil Penumpang
Mobil Bis
SOx
Mobil Truk
Sepeda Motor
Mobil Penumpang
Mobil Bis
CO
Mobil Truk
Sepeda Motor
2004
269.578,1
56.343,9
139.726,4
1.398.876,7
149.555,2
31.264,0
77.531,1
776.206
11.504,2
2.404,9
5.963,9
59.708,2
3.076.564,5
643.144,8
1.594.925,8
15.967.665,3
2005
331.078,1
71.163,3
175.268,9
1.711,263,8
183.708,0
39.487,6
97.252,9
953.583,3
14.131,4
3.037,5
7.481,0
73.352,6
3.779.135,6
812.303,1
2.000.630,2
19.533.450,1
2006
391.478,8
89.739,3
210.602,8
1.979.489,0
217.223,0
49.794,4
116.858,9
1.098.375,0
16.702,5
3.830,3
8.989,1
84.490,4
4.468.587,7
1.024.341,3
2.403.954,0
22.595.143,1
Bahan Pencemar
Sumber
1.
Karbon Dioksida
(CO2),
Karbon
Monoksida (CO),
Hidrokarbon (HC)
Semua
hasil
pembakaran
kendaraan bermotor
dan proses industri
2.
Nitrogen Oksida
(N2O), Nitrogen
Monoksida (NO),
Nitogen Dioksida
(NO 2)
Sulfur
Dioksida
(SO 2)
3.
Dampak
ini memberikan dampak yang buruk bagi bumi, yaitu pencairan gunung gunung
es di kutub Utara dan kutub Selatan sehingga volume air laut menjadi bertambah
dan mampu menenggelamkan beberapa daratan di bumi3. Dampak pemanasan
global juga telah mengganggu keseimbangan sistem iklim di dunia yang
berpengaruh pada kelangsungan hidup generasi berikutnya.
Pemanasan global bukan lagi menjadi masalah beberapa negara saja tetapi
merupakan masalah semua negara karena berpengaruh pada kelangsungan hidup
makhluk hidup di bumi. Lingkungan sebagai tempat hidup semua makhluk hidup
harus tetap dijaga dari pencemaran dan dilestarikan. Emisi gas yang berasal dari
sisa pembakaran kendaraan bermotor merupakan konsekuensi kehidupan sehari
hari di bumi. Hal ini dapat dicegah atau dikurangi dengan melakukan
pencampuran bahan bakar kendaraan bermotor (bensin atau premium) dengan
bioetanol. Campuran antara bensin dan bioetanol disebut dengan gasohol.
Bioetanol merupakan inovasi baru dalam mengurangi emisi gas buang
kendaraan bermotor. Pemerintah melalui PP Nomor 5 Tahun 2006 tentang
penggunaan bahan bakar nabati, turut ambil bagian dalam usaha mengurangi
emisi gas buang
mendorong peningkatan konsumsi bioetanol pada tahun 2007 yaitu sebesar 40.000
kilo liter (1,71 juta kilo liter menjadi 1,75 juta kilo liter). Peningkatan konsumsi
tersebut menunjukkan respon positif yang diberikan oleh masyarakat. Hal tersebut
dapat berguna untuk memproyeksi penggunaan bioetanol di tahun berikutnya.
Proyeksi penggunaan bioetanol di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 4.
Etanol (L/Ha/Tahun)
400 - 2.500
2.000 7.000
3.000 8.500
1.200 5.000
1.500 5.000
2.000 6.000
1.000 4.500
3.000 8.000
investasi
dalam
pengembangan
bioetanol
diperlukan
diketahui layak atau tidak layak proyek tersebut untuk dikembangkan. Hal lain
yang juga perlu diperhatikan adalah waktu pengembalian investasi.
Berdasarkan
uraian
di
atas,
maka
dapat
dirumuskan
beberapa
permasalahan diantaranya :
1. Bagaimana kelayakan aspek pasar, teknis, manajemen, sosial dan lingkungan
dari pengusahaan bioetanol berbahan baku ubi kayu dan molases?
2. Bagaimana kelayakan aspek finansial dari pengusahaan bioetanol berbahan
baku ubi kayu dan molases?
3. Bagaimana kepekaan dari kelayakan finansial berdasarkan analisis switching
value dari pengusahaan bioetanol berbahan baku ubi kayu dan molases?
lingkungan dari pengusahaan bioetanol berbahan baku ubi kayu dan molases.
2. Menganalisis kelayakan aspek finansial dari pengusahaan bioetanol berbahan
baku ubi kayu dan molases.
3. Menganalisis kepekaan dari kelayakan finansial berdasarkan analisis switching
value dari pengusahaan bioetanol berbahan baku ubi kayu dan molases.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai sarana untuk
menerapkan ilmu yang telah diperoleh pada saat kuliah serta melatih kemampuan
analisis suatu masalah yang dijadikan sebagai pengalaman belajar guna
menambah pengetahuan di bidang sosial ekonomi pertanian. Selain itu, hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi yang berkepentingan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Produksi (Ton)
16.089.020
17.054.648
16.912.901
18.523.810
19.424.707
19.321.183
20.054.634
Ubi kayu sebagai bahan baku energi alternatif hanya memiliki kadar
karbohidrat sekitar 32 35 persen dan kadar pati sekitar 83,8 persen setelah
diproses menjadi tepung. Sifat kimia ubi kayu dan tepung ubi kayu disajikan pada
Tabel 7.
Jumlah (%)
(a)
Air
Karbohidrat
Protein
Lemak
Serat
Abu
Ubi Kayu
62 65
32 35
0,7 2,6
0,2 0,5
0,8 1,3
0,3 1,3
Sumber : (a). Kay (1973), (b). Deprin (1989) dalam Hambali (2007)
Keterangan : * = terukur sebagai pati
Molases adalah hasil sampingan yang berasal dari proses pembuatan gula
tebu (Saccharum officinarum). Molases berupa cairan kental dan diperoleh dari
tahap pemisahan kristal gula yang tidak dapat dibentuk lagi menjadi sukrosa
namun masih mengandung gula dengan kadar tinggi (50 60 persen), asam amino
dan mineral. Tingginya kandungan gula dalam bentuk molases sangat potensial
dimanfaatkan sebagai bahan baku bioetanol. Molases dapat juga digunakan secara
langsung atau bahan baku pembuatan produk produk yang bernilai ekonomis,
misalnya kecap, pupuk, pakan ternak ataupun industri fermentasi (Paturau, (1982)
dalam Martanto, (2004)). Ketersediaan molases sebagai bahan baku bioetanol di
Indonsia cukup banyak. Ketersediaan molases berkorelasi dengan luas perkebunan
tebu yang semakin meningkat. Perkebunan tebu di Indonesia banyak ditemukan di
Pulau Jawa baik Jawa Barat, Jawa Tengah, maupun Jawa Timur, Aceh dan
Sulawesi.
Luas
Areal
Produksi
(Ha)
PR
PBN
PBS
Total
PR
PBN
2000
171279
64133
105248
340660
790573
234288
2001
178887
87687
77867
344441
813538
310949
2002
196509
79975
74238
350722
967160
297685
2003
172015
87251
76459
335725
839028
370476
2004
184283
78205
82305
344193
1028681
383892
2005
204336
93440
84307
382083
1188174
453741
Sumber : Statistik Perkebunan Indonesia 2003 2005 dalam Hambali (2007)
Keterangan :
PR
: Perkebunan Rakyat
PBN
: Perkebunan Besar Negara
PBS
: Perkebunan Besar Swasta
(Ton)
PBS
665143
600980
490509
422414
639071
600396
Total
1690004
1725467
1755354
1631918
2051645
2242311
(tanaman) melalui proses biologi (enzimatik dan fermentasi) dan hasilnya disebut
sebagai bioetanol.
Bioetanol merupakan produk yang dapat dihasilkan oleh beberapa
tanaman, yaitu :
Bahan berpati, seperti: ubi kayu atau singkong, tepung sagu, biji jagung, biji
shorgum, kentang, ganyong, garut, umbi dahlia.
Bahan bergula, seperti : molases (tetes tebu), nira tebu, nira kelapa, nira
batang sorghum manis, nira aren (enau), nira nipah, gewang, nira lontar.
Bahan berselulosa, seperti : limbah logging, limbah pertanian (jerami padi,
ampas tebu, tongkol jagung, onggok), batang pisang, serbuk gergaji
(Prihandana, 2007).
Bioetanol merupakan bahan bakar nabati yang saat ini sedang marak
digunakan sebagai campuran bahan bakar (premium). Pertama kali penggunaan
alkohol sebagai bahan bakar kendaraan dimulai dari Samuel Morey pada tahun
1826. Samuel Morey telah mengembangkan mesin dengan bahan bakar alkohol.
Pada tahun 1860 Nicholas Otto mempergunakan alkohol sebagai salah satu bahan
bakar mesin serta sangat dikenal dengan pengembangan mesin pembakaran
internal (Otto Cycles) di tahun 1976. Herry Ford memproduksi model T dimana
mobil mempergunakan bahan bakar alkohol atau bensin atau kombinasi keduanya.
Beberapa negara yang telah menggunakan dan mengembangkan program
bioetanol adalah Brazil, Amerika Serikat, Cina dan
Kolumbia.
http://www.sentrapolimer.com/index.php?option=com--content&task=view&id=26&Itemed=1
kegiatan pengembangan pabrik biodiesel kelapa sawit dengan kapasitas olah satu
ton per jam dinyatakan layak dari semua kriteria investasi. Hasil kriteria investasi
yang digunakan berturut turut adalah sebagai berikut : NPV = Rp 358.940.000;
IRR = 30 persen; Net B/C = 1,57 dan PbP = 3,4 tahun. Hasil analisis sensitivitas
menunjukkan bahwa penurunan harga output sebesar 2,2 persen menurut kriteria
investasi dinyatakan layak. Harga pokok terendah yang harus diperoleh Rp
5380/liter biodiesel kelapa sawit (caterius paribus) dan kenaikan harga bahan
baku (CPO+KOH+Methanol) tertinggi yang masih dapat ditanggung adalah
sebesar Rp 28.376.780.250 (cateris paribus).
Wulandari (2007) meneliti tentang Analisis Kelayakan Proyek Instalasi
Biogas dalam Mengelola Limbah Ternak Sapi Perah. Tujuan penelitian tersebut
adalah : (1) mengkaji keragaan pengelolaan limbah ternak dengan instalasi biogas,
(2) menganalisis kelayakan proyek instalasi biogas dalam mengelola limbah
ternak, (3) menganalisis nilai pengganti (switching value) terhadap kelayakan
proyek biogas jika terjadi perubahan dalam komponen biaya dan manfaat.
Analisis kelayakan finansial proyek instalasi biogas kapasitas 3,5 m3
dengan tingkat diskonto 16 persen menunjukkan nilai NPV positif sebesar Rp
10.797.029,96; Net B/C sebesar 1,41; IRR = 24,17 persen dan PBP = 10,5 tahun.
(2006)
meneliti
tentang
Analisis
Kelayakan
Investasi
Apriana (1995) meneliti tentang Perencanaan Pendirian Industri AsetonButanol-Etanol di Pabrik Kelapa Sawit Bekri PT Perkebunan X Lampung. Tujuan
penelitian tersebut adalah untuk mengkaji kemungkinan pendirian indusrri asetonbutanol-etanol menggunakan bahan baku TKKS serta industri menganalisa
kelayakannya sebagai dasar pertimbangan bagi pihak pengambil keputusan untuk
melakukan investasi maupun pihak pemberi kredit sebagai acuan untuk menilai
kelayakan investasi industri tersebut. Hasil analisis finansial diperoleh nilai NPV
sebesar Rp 1.051.501.560 pada tingkat suku bunga pinjaman 18 persen, IRR
sebesar 24,72 persen, Net B/C 1,30, pay back period 4 tahun 2 bulan 28 hari dan
titik impas (BEP) Rp 1.598.131.603 atau 37 persen dari nilai penjualan total pada
tahun yang bersangkutan.
Rinaldy (1997) meneliti tentang Pemanfaatan Onggok Singkong (Manihot
esculenta crantz) Sebagai Bahan Pembuatan Etanol. Tujuan penelitian tersebut
adalah untuk mempelajari kemungkinan pemanfaatan onggok singkong sebagai
bahan pembuatan etanol dengan memakai proses hidrolisis asam dan menjadikan
Schizosaccaromyces sp. sebagai alternatif khamir yang digunakan selain
Saccharomyces cerevisiae var. ellipsoides dalam fermentasi etanol. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa onggok singkong dapat dijadikan sebagai bahan
pembuatan etanol. Proses hidrolisis terbaik dengan HCl 0,2 N, menghasilkan
konsentrasi sirop glukosa 4,2 persen TSS dengan netralisasi Ca(OH) 2.
Schizosaccharomyces sp. bisa merupakan alternatif khamir selain Saccharomyces
cerevisiae var. ellipsoides yang digunakan dalam fermentasi etanol.
BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN
direncanakan dan
proyek mungkin sekali perlu direvisi sebagaimana aspek aspek lain diteliti
secara terperinci. Staf teknis yang baik sangat diperlukan untuk pekerjaan ini,
mereka dapat diperoleh dari perusahaan perusahaan konsultan atau badan
badan bantuan teknis.
hubungan terknis yang mungkin dalam suatu proyek pertanian yang diusulkan,
misalnya keadaan tanah di daerah proyek dan potensi bagi pembangunan
pertanian, varietas benih tanaman. Atas dasar hal inidan pertimbangan
pertimbangan yang sama, analisia teknis akan dapat menentukan hasil hasil
yang potensial.
Analisa ini dapat mengidentifikasi perbedaan perbedaan yang terdapat
dalam informasi yang harus dipenuhi baik sebelum perencanaan proyek atau
pada tahap awal pelaksanaan sehingga bila dimungkinkan dapat dilakukan
survei. Bila analisa secara teknis telah dilakukan analisa proyek harus terus menerus dilakukan untuk memastikan bahwa pekerjaan secara teknis berjalan
dengan lancar dan tepat.
Menurut Husnan dan Suwarsono (2000) aspek teknis merupakan suatu
aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan
pengoperasiannya setelah proyek selesai dibangun. Aspek teknis ini dilakukan
untuk memperoleh gambaran mengenai lokasi proyek, besar skala operasi atau
luas produksi, criteria pemilihan mesin dan peralatan yang digunakan, proses
produksi yang dilakukan dan jenis teknologi yang digunakan.
3. Aspek Sosial
Analisis aspek sosial proyek dilakukan untuk meneliti secara cermat
mengenai implikasi sosial yang lebih luas dari kegiatan investasi yang
dapat menurunkan manfaat yang diperoleh di masa akan datang dan arus biaya
menjadi nilai biaya pada masa sekarang.
Analisis kelayakan finansial memiliki beberapa kriteria penilaian suatu
investasi, yaitu :
1. Net Present Value (NPV) merupakan nilai sekarang dari arus tambahan
manfaat bagi pelaksanaan proyek yang ditimbulkan oleh penanaman investasi,
dihitung berdasarkan tingkat diskonto (Gittinger, 1986).proyek akan
menguntukan jika NPV bernilai positif. Jika NPV bernilai negatif, maka akan
timbul masalah, dimana pada tingkat diskonto yang diasumsikan manfaat
sekarang arus manfaat menjadi lebih kecil daripada manfaat sekarang arus
biaya.
2. Internal Rate of Return (IRR) merupakan tingkat suku bunga yang menjadikan
manfaat bersih sekarang sama dengan nol. Tingkat suku bunga tersebut
merupakan tingkat suku bunga maksimum yang dapat dibayar oleh proyek
untuk sumber daya yang digunakan karena proyek membutuhkan dana lagi
untuk biaya biaya operasi dan investasi dan proyek baru sampai pada
tingkat pulang modal (Gittiner, 1986). Kriteria fomal pemilihan ukuran tingkat
pengembalian internal dari manfaat proyek adalah menerima semua proyek
yang bebas yang mempunyai tingkat pengembalian internal sama dengan atau
lebih besar dari biaya oportunitas kapital.
3. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) merupakan angka perbandingan nilai
sekarang arus manfaat dibagi dengan nilai sekarang arus biaya. Kriteria formal
yang digunakan untuk pemilihan ukuran Net B/C dari dari manfaat proyek
adalah memilih semua proyek yang bebas dengan B/C rasio sebesar satu atau
lebih bila arus biaya dan manfaat didiskonto pada tingkat biaya oportunitas
kapital. Suatu keuntungan dari Net B/C rasio adalah bahwa ukuran tersebut
secara langsung dapat mencatat berapa besar tambahan biaya tanpa
mengakibatkan proyek secara ekonomis tidak menarik (Gittinger, 1986)
4. Pay Back Period
bangunan, pembelian mesin atu peralatan peralatan lain yang mendukung. Biaya
operasional merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan suatu proyek,
seperti : pembelian bahan baku, upah tenaga kerja, pemeliharaan, pembayaran
hutang (angsuran pokok dan bunga) serta pajak. Selain biaya biaya tersebut di
atas sering terdapat biaya yang tidak dapat dinyatakan dengan jelas (intangible
cost), seperti : pencemaran udara, pencemaran air, dan pencemaran suara (bising).
Menurut Kadariah (2002) manfaat (benefit) proyek terbagi ke dalam tiga
bagian, yaitu :
1. Manfaat langsung (direct benefit), dapat berupa kenaikan dalam nilai hasil
atau output dan penurunan biaya. Kenaikan dalam nilai output dapat
disebabkan oleh adanya kenaikan dalam produk fisik, perbaikan mutu produk,
perubahan dalam lokasi dan waktu penjualan serta perubahan bentuk fisik
produk. Penurunan biaya dapat berupa keuntungan dari mekanisasi, penurunan
biaya pengangkutan serta penurunan atau penghindaran kerugian.
2. Manfaat tidak langsung (secondary benefit) suatu proyek adalah manfaat yang
timbul atau dirasakan di luar proyek karena adanya realisasi sesuatu proyek.
Ada tiga macam manfaat tidak langsung, yaitu : (1) manfaat yang disebabkan
oleh adanya proyek (efek multiplier), (2) manfaat
diterimanya proyek
bioetanol, yaitu ubi kayu dan molases. Pemilihan bahan baku dalam menghasilkan
bioetanol perlu dipertimbangkan. Fluktuasi
Perubahan harga yang terjadi tidak dapat dihindari sehingga pemilihan bahan
baku harus benar benar dipertimbangkan dengan cermat. Oleh karena itu, maka
sangat perlu untuk dilakukan suatu studi yang akan menilai apakah proyek yang
dilaksanakan tersebut layak untuk dilakukan sehingga dapat menjadi salah satu
sasaran kegiatan investasi.
Salah satu tujuan kelayakan proyek adalah agar modal yang telah
ditanamkan dapat dimanfaatkan serta menghindari penanaman modal yang terlalu
besar untuk bagian yang ternyata tidak menguntungkan. Studi kelayakan proyek
memerlukan biaya tetapi biaya yang dibutuhkan relatif lebih kecil dibandingkan
dengan resiko kegagalan suatu proyek menyangkut investasi dalam jumlah yang
besar.
Kegiatan investasi yang dilakukan akan dinilai menurut kriteria investasi
yang ada, yaitu kelayakan finansial investasi. Kriteria yang akan dinilai dan
diperhitungkan adalah : NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rateof Return),
Net B/C Ratio serta Pay Back Period (PBP). Hasil analisis finansial yang
diperoleh juga perlu dilakukan penilaian untuk melihat seberapa besar perubahan
yang mempengaruhi kelayakan suatu proyek.
Usaha Bioetanol
Bioetanol Molases
Bioetanol Ubikayu
Layak
Aspek
Aspek
Aspek
Aspek
Aspek
Pasar
Teknis
Sosial
Manajemen
Finansial
Tidak Layak
Aspek
Aspek
Aspek
Aspek
Aspek
Layak
Penilaian dan
Pemilihan
Pelaksanaan
Usaha Bioetanol
Pasar
Teknis
Sosial
Manajemen
Finansial
Tidak Layak
BAB IV
METODE PENELITIAN
Analisis kualitatif digunakan untuk menjelaskan aspek pasar, teknis, sosial dan
aspek manajemen.
Analisis kuantitatif dilakukan dengan perhitungan arus kas tunai untuk
mengkaji kelayakan investasi. Kriteria investasi yang dikaji adalah NPV, IRR, Net
B/C dan Pay Back Period. Selain itu juga melihat kepekaan kelayakan investasi
digunakan analisis switching value.
mengenai lokasi usaha bioetanol, besar atau luas produksi, informasi ketersediaan
tenaga kerja atau sarana produksi yang digunakan serta proses produksi yang
dilakukan.
NPV =
Bt C t
(1 i)
t0
Keterangan :
NPV
Bt
Ct
NPV1
(i i )
NPV1 NPV2 2 1
Keterangan :
IRR
i2
Net B/C =
Bt C t
(1 i)
t 0
t t
Bt C t
(1 i)
t 0
, untukBt C t
0
, untukBt C t
0
Berdasarkan nilai Net B/C, terdapat tiga kriteri kelayakan investasi, yaitu :
a. Net B/C > 1, proyek layak untuk dilaksanakan dan menguntungkan.
b. Net B/C = 1, proyek tidak menguntungkan dan tidak merugikan (manfaat
pelaksanaan proyek tertentu diambil berdasarkan penilaian
subjektif oleh pengambil keputusan).
c. Net B/C < 1, proyek tidak layak untuk dilaksanakan dan merugikan.
V
I
Keterangan :
P = Pay Back Period (waktu pengembalian investasi)
V = Jumlah modal investasi (Rp)
I = Keuntungan bersih rata rata tiap tahun (Rp)
terjadi akibat peningkatan harga bahan baku utama bioetanol, yaitu ubi kayu dan
molases. Selain itu, hal lain yang akan dilihat adalah penurunan volume produksi.
merupakan bagi hasil antara investor dengan pengelola usaha bioetanol (PT
Panca Jaya Raharja)
3. Umur proyek dari analisis kelayakan bioetanol adalah 10 tahun (berdasarkan
umur ekonomis bangunan pabrik).
4. Kegiatan produksi bioetanol berbahan baku ubi kayu dilakukan sebanyak 91
kali dalam satu tahun. Setiap satu kali proses produksi bioetanol ubi kayu
membutuhkan waktu hingga empat hari. Hal ini dikarenakan proses
fermentasi yang berlangsung selama 72 jam ( tiga hari). Kegiatan produksi
bioetanol berbahan baku molases dilakukan sebanyak 121 kali dalam satu
tahun. Setiap satu kali proses produksi bioetanol molases membutuhkan
waktu hingga tiga hari. Hal ini dikarenakan proses fermentasi yang
berlangsung selama 36 jam (dua hari).
5. Biaya yang dikeluarkan untuk usaha bioetanol adalah biaya investasi dan
biaya operasional. Biaya investasi secara keseluruhan dikeluarkan pada tahun
ke-0. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya ini
dikeluarkan pada saat tahun ke-1, dimana pada tahun tersebut kegiatan
produksi dimulai.
6. Penyusutan dihitung berdasarkan perhitungan dengan metode garis lurus,
dimana nilai beli dibagi umur ekonomis.
7. Tingkat harga input dan harga output diasumsikan sama dari awal proyek
hingga akhir proyek.
8. Tingkat suku bunga (discount rate) yang digunakan adalah tingkat suku
bunga pinjaman berjangka waktu satu tahun di Bank Rakyat Indonesia (BRI)
yaitu sebesar 12 persen.
9. Pasar bioetanol diasumsikan dapat menyerap 100 persen dari total output
yang dihasilkan.
10. Diasumsikan konversi bahan baku untuk skenario pertama adalah 6,5 kg
singkong akan menghasilkan satu liter bioetanol sedangkan skenario kedua
adalah 4 kg molasses (tetes tebu) akan menghasilkan satu liter bioetanol
(Prihandana, 2007).
11. Perhitungan pajak melalui analisis rugi laba berdasarkan Undang Undang
No. 17 Tahun 2000 tentang pajak penghasilan badan usaha . yaitu :
Penghasilan Rp 50 juta, dikenakan pajak sebesar 10 persen.
Penghasilan antara Rp 50 juta Rp 100 juta, Rp 50 juta dikenakan pajak
sebesar 10 persen serta ditambah selisih pendapatan setelah dikurang Rp
50 juta dikenakan pajak sebesar 15 persen.
BAB V
GAMBARAN UMUM PT PANCA JAYA RAHARJA
PJR mendapat persaingan yang ketat dari produsen Cina. Pada akhirnya
persaingan tersebut membuat PT PJR menghentikan pengiriman silase jagung ke
Korea dikarenakan ketidakmampuan menghadapi persaingan harga dengan
produsen Cina. Produsen Cina menawarkan harga yang lebih murah dibandingkan
dengan harga yang ditawarkan oleh PT PJR.
Pada akhir tahun 2003 PT PJR menjalin kerjasama kembali dengan Korea,
namun pada kesempatan ini PT PJR tidak lagi memproduksi silase tanaman
jagung tapi serbuk gergaji yang dipres. Harga produk tersebut adalah Rp 450 per
kg.(FOB). Usaha tersebut hanya bertahan hingga awal tahun 2006. Hal tersebut
disebabkan oleh karena terjadi persaingan kembali dengan produsen dari Cina.
Produsen Cina menawarkan produknya dengan harga yang lebih murah sehingga
membuat PT PJR menjadi tersaingi. Berselang beberapa waktu dari waktu awal
produksi serbuk gergaji, pada pertengahan tahun 2005 PT PJR juga mencoba
membuat etanol dengan bahan baku ubikayu.
Usaha pembuatan bioetanol diawali dari rasa penasaran karena pada akhir
tahun 2004 beberapa orang Korea melakukan survei ubi kayu di Indonesia. Pada
kesempatan ini, ubi kayu PT PJR dijadikan sample-nya. Rasa penasaran itu
berkembang tatkala beberapa orang Korea merencanakan akan mendirikan pabrik
etanol berbahan baku ubi kayu di daerah Garut. Hal ini membuat PT PJR
menggali berbagai informasi dari berbagai media dan pada akhirnya di salah satu
media massa nasional terdapat artikel mengenai bioetanol dari ubi kayu dan cara
pembuatannya. Berbekal informasi yang telah diperoleh maka PT PJR mencoba
untuk membuatnya namun hasilnya adalah nihil. Tanpa patah semangat, PT PJR
menelusuri infomasi hingga ke BPPT. Melalui Pak Arif, diketahui bahwa
pembuatan etanol dari ubi kayu memerlukan enzim yang membantu pada saat
proses pemasakan sehingga ubi kayu tidak menggumpal. Enzim tersebut tidak
mudah ditemukan dan diperoleh di toko toko kimia. Untuk memperolehnya, PT
PJR harus menjalani beberapa wawancara dengan produsennya dan harus
mendapat izin resmi namun pada akhirnya proses tersebut dapat dilaluinya.
Pertama kali PT PJR membuat etanol menggunakan beberapa peralatan
yang sederhana dan merupakan percobaan. Percobaan tersebut hanya membuat
etanol sebanyak lima liter yang berkadar alkohol 40 persen. Kadar alkohol yang
masih rendah itu membuat PT PJR terus melakukan perbaikan perbaikan yang
pada akhirnya membuahkan hasil yang baik. Kini etanol yang diproduksi oleh PT
PJR mampu memiliki kadar alkohol sebesar 90 96 persen dengan kapasitas 100
liter per hari. Bahan baku yang digunakan dalam pembutan etanol bukan saja ubi
kayu tapi juga menggunakan molases (tetes tebu). Saat ini PT PJR sedang
mempersiapkan diri untuk meningkatkan produksi dengan kapasitas 2000 liter per
hari.
PT PJR merupakan salah satu perusahaan agribisnis yang sangat baik
dalam merespon pihak pihak yang ingin melakukan kerjasama. Salah satunya
adalah memberikan kegiatan pelatihan bioetanol dengan majalah Trubus.
Pelatihan pelatihan yang diberikan hingga saat ini telah mencapai angkatan yang
ke-13.
BAB VI
ANALISIS KELAYAKAN ASPEK TEKNIS, PASAR,
MANAJEMEN DAN SOSIAL
produksi yang digunakan oleh PT PJR berasal dari hasil merakit sendiri dan
membeli. Kegiatan merakit sendiri sebagian peralatan atau mesin produksi
dimaksudkan untuk mendapat kualitas yang baik dan diinginkan. Alasan lain
bahwa kegiatan ini akan membantu salah satu unit usaha PT PJR yang lain, yaitu
unit perbengkelan. Mesin atau alat produksi yang dibuat dengan cara merakit
sendiri bukan berarti tidak memiliki kualitas yang baik. Pembuatan dan perakitan
alat ini melibatkan beberapa ahli di bidang mesin sehingga kemungkinan
kegagalan dapat diminimalisir.
Mesin yang digunakan untuk memproduksi bioetanol berbahan baku ubi
kayu adalah mesin pengupas ubi kayu, mesin parutan ubi kayu, mesin pengukus
ubi kayu, heat exchanger, tangki fermentasi, tangki destilator dan boiler. Mesin
yang digunakan untuk memproduksi bioetanol berbahan baku molases adalah
tangki fermentasi dan tangki destilator. Mesin yang diperoleh dengan cara
membeli adalah tangki fermentasi dan boiler sedangkan mesin atau alat yang lain
diperoleh dengan cara merakit sendiri.
2. Ubi kayu yang telah dikupas lalu diparut dengan mesin parutan ubi kayu. Hal
ini dilakukan untuk memperkecil ukuran ubi kayu.
3. Hasil parutan ubi kayu dimasak hingga menjadi bubur kemudian ditambahkan
enzim -amilase. Proses pemasakan ini berlangsung hingga mencapai suhu
110 0C sehingga bakteri yang mengganggu mati. Penambahan enzim amilase bertujuan untuk memutuskan rantai pati pada bubur ubi kayu sehingga
bubur tersebut tidak menggumpal.
4. Setelah suhu mencapai 110 0C maka suhu diturunkan menjadi 50 0C kemudian
ditambahkan enzim -amilase (glukoamilase) lalu didiamkan selama tiga jam
sambil diaduk secara terus-menerus. Proses ini dinamakan sakarifikasi, yaitu
perubahan pati menjadi gula.
5. Setelah proses sakarifkasi selesai maka suhu diturunkan kembali menjadi 35
0
C dan ditambahkan ragi, urea dan NPK. Proses ini berlangsung selama 72
Gula
Pati
UAP
Liquifikasi dan
Pemasakan
Enzim -amilase
Sakarifikasi
Enzim -amilase
Pati
Sakarafikasi
Bioetanol
Stillage
Keterangan :
: alur proses pembuatan
: perlakuan tambahan
ditunjukkan oleh seberapa besar permintaan akan produk tertentu. Potensi pasar
dari bioetanol juga ditentukan oleh permintaan yang ada. PT Panca Jaya Raharja
sebagai salah satu produsen bioetanol di Jawa Barat mengalami peningkatan
jumlah permintaan sebesar 100 liter bioetanol per hari per pelanggan. Jumlah
pelanggan PT Panca Jaya Raharja saat ini sebanyak 10 orang sehingga setiap
harinya permintaan bioetanol di PT Panca Jaya Raharja berjumlah 1.000 liter per
hari.
Pelanggan yang dimiliki oleh PT Panca Jaya Raharja berasal dari berbagai
latar belakang usaha, seperti pengusaha sarana transportasi, pengusaha katering
dan industri makanan. Semua pelanggan tersebut berada di Jakarta dan sekitarnya.
Bioetanol ini akan digunakan sebagai sumber bahan bakar atau sebagai
pencampur bahan bakar mereka dalam menjalankan usaha. Para pengusaha sarana
transportasi menggunakan bioetanol sebagai pencampur bensin (campuran
bioetanol dengan bensin biasanya disebut dengan Gasohol E-10, artinya pada
campuran tersebut kandungan bioetanolnya adalah sebanyak 10 persen sedangkan
bensin adalah 90 persen). Hal ini dilakukan dengan tujuan menghasilkan kinerja
mesin yang lebih baik dan hasil gas emisi yang dihasilkan. Hal ini dapat dilihat
pada Tabel 9.
Tabel 9. Data Pengujian, Konsumsi BBM dan Uji Tenaga Pada Gasohol E-10
No.
Parameter
1.
Akselerasi :
0 100 km/jam
40 80 km/jam
0 402 km/jam
2.
Hasil uji konsumsi BBM
(liter : km)
3.
Hasil uji tenaga
Premium
Gasohol E-10
19,01 detik
8,08 detik
21,02 detik
17,16 detik
7,46 detik
20,49 detik
1 : 12,76
88,1 HP/5.500 rpm
1 : 12,17
92,3 HP/5.500 rpm
Konsumen
ini dilakukan untuk menjaring informasi dan secara tidak langsung PT Panca Jaya
Raharja melakukan pemasaran.
Direktur Utama
Bagian Keuangan
Administrasi
Bagian Teknik
Bengkel
Budidaya
Bagian Operasional
Produksi
Pupuk
Bioetanol
BAB VII
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL
Nilai produksi limbah bioetanol adalah 3250 kg untuk satu kali produksi
sehingga dalam satu tahun mampu menghasilkan limbah sebanyak 295.750 kg.
Limbah ini mempunyai nilai sebesar Rp 150 per kg sehingga dalam satu tahun
penerimaan yang berasal dari limbah sebesar Rp 44.362.500. Jadi penerimaan
total dari produksi bioetanol selama satu tahun adalah Rp 1.864.362.500.
Nilai sisa merupakan nilai di akhir proyek yang berasal dari barang
barang investasi yang masih memiliki nilai ekonomis. Nilai ini dinyatakan dalam
satuan rupiah. Nilai sisa dari kegiatan investasi usaha bioetanol ubi kayu dapat
dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Nilai Sisa Pada Investasi Bioetanol Ubi Kayu
Uraian
Bangunan
Mesin pengupas ubi kayu
Mesin parutan ubi kayu
Mesin pemasak ubi kayu
Heat exchanger
Tangki fermentasi
Tangki destilasi
Boiler
Instalasi listrik
Sumur bor
Sepatu boot
Wadah plastik
Pisau atau golok
Total Nilai Sisa (Rp)
Umur Ekonomis
(tahun)
10
3
3
5
5
3
10
10
5
20
1
1
2
Satuan
m
buah
buah
buah
buah
buah
buah
buah
paket
buah
pasang
buah
buah
Jumlah
600
1
1
1
1
3
1
1
1
1
8
20
5
Harga/satuan
Total
(Rp)
Investasi (Rp)
375.000
225.000.000
35.000.000
35.000.000
35.000.000
35.000.000
175.000.000
175.000.000
215.000.000
215.000.000
125.00.000
37.500.000
500.000.000
500.000.000
450.000.000
450.000.000
10.000.000
10.000.000
2.500.000
25.000.000
27.000
220.000
75.000
1.500.000
25.000
125.000
1.707.500.000
Kegiatan reinvestasi mulai dilakukan di setiap tahun untuk sepatu boot dan
wadah plastik (tempat menyimpan ubi kayu setelah dikupas dan dibersihkan.
Mesin pengupas ubi kayu, mesin pemarut ubi kayu dan alat fermentasi mengalami
pergantian setiap tiga
tahun.
B. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dimana besar biaya tersebut
sangat tergantung dari jumlah produk yang dihasilkan. Dalam penelitian ini besar
biaya variabel tergantung dari jumlah bioetanol yang akan diproduksi. Biaya
variabel yang dikeluarkan untuk usaha bioetanol ubi kayu adalah Rp 882.064.880.
Rincian biaya variabel usaha bioetanol ubi kayu dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Rincian Biaya Variabel Pada Usaha Bioetanol Ubi Kayu
Uraian
Ubi kayu
Enzim -amilase
Enzim -amilase
Ragi
Urea
NPK
Biaya listrik
Batu bara
Jerigen
Total Biaya Variabel
a. Ubi Kayu
Ubi kayu merupakan bahan baku utama pembuatan bioetanol ubi kayu.
Pengeluaran untuk melakukan pembelian ubi kayu merupakan biaya yang
terbesar. Kebutuhan ubi kayu untuk menghasilkan bioetanol sebesar 2000 liter per
hari adalah 13.000 kg ubi kayu atau 13 ton ubi kayu (konversi 6,5 kg ubi kayu
akan menghasilkan satu liter bioetanol). Harga ubi kayu saat penelitian adalah Rp
600 per kg sehingga biaya yang harus dikeluarkan setiap tahun untuk pembelian
ubi kayu adalah 13.000 kg x Rp 600/kg x 91 kali produksi = Rp 709.800.000.
b. Enzim -amilase dan Enzim -amilase
Enzim -amilase adalah enzim yang berperan pada saat pemecahan rantai
pati yang ada pada larutan ubi kayu sehingga larutan tersebut tidak menjadi
kental. Enzim -amilase merupakan enzim yang berperan dalam proses
pembentikan glukosa atau sakarifikasi. Keberadaan kedua enzim tersebut
sangatlah penting karena tanpa kedua enzim tersebut maka proses produksi
bioetanol ubi kayu tidak dapat berlangsung.
Kebutuhan
akan
enzim
-amilase
dan
enzim
-amilase
untuk
memproduksi bioetanol sebanyak 2000 liter per siklus produksi adalah 0,39 liter
dan 0,234 liter. Jadi biaya yang akan dikeluarkan untuk pembelian enzim amilase selama satu tahun adalah 0,39 liter x Rp 45.000/liter x 91 kali = Rp
1.597.050. Biaya yang akan dikeluarkan untuk pembelian enzim -amilase selama
satu tahun adalah 0,234 liter x Rp 45.000/liter x 91 kali = Rp 958.230 .
c. Ragi, Urea dan NPK
Ragi, urea dan NPK adalah bahan yang ditambahkan pada saat proses
fermentasi. Hal ini bertujuan supaya proses fermentasi dapat berjalan secara
optimum. Kebutuhan bahan tersebut secara berurutan adalah 0,26 kg ragi; 16,9 kg
urea; dan 3,64 kg NPK. Harga bahan tersebut adalah Rp 2.500/kg untuk ragi, Rp
1.500/kg untuk urea dan Rp 15.000/kg untuk NPK. Biaya yang dikeluarkan untuk
pembelian ragi selama satu tahun adalah 0,26 kg x Rp 2.500/kg x 91 kali = Rp
59.150. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian urea selama satu tahun adalah
16,9 kg x Rp 1.500/kg x 91 kali = Rp 2.306.850 . Biaya yang dikeluarkan untuk
pembelian NPK selama satu tahun adalah 3,64 kg x Rp 15.000/kg x 91 kali = Rp
4.968.600.
d. Biaya Listrik , Batu Bara dan Jerigen
Listrik pada usaha bioetanol ubi kayu digunakan untuk menjalankan mesin
dan penerangan. Biaya listrik diperkirakan mencapai Rp 5.000.000 per bulan
sehingga dalam satu tahun pengeluaran untuk biaya listrik adalah Rp 60.000.000.
Batu bara pada penelitian ini digunakan untuk menyalakan boiler (pemanas).
Dalam satu hari kebutuhan akan batu bara sebanyak 250 kg sehingga dalam satu
tahun biaya pembelian batu bara adalah 250 kg x Rp 1.500/kg x 91 kali = Rp
34.125.000. Jerigen yang digunakan adalah berkapasitas 200 liter sehingga untuk
satu kali produksi membutuhkan 10 buah jerigen. Jadi, dalam satu tahun biaya
yang dikeluarkan untuk pembelian jerigen adalah 10 buah x 91 kali
produksi/tahun x Rp 75.000 = Rp 68.250.000.
hasil analisis finansial kelayakan usaha bioetanol ubi kayu dengan tingkat
discount rate 12 persen.
Tabel 13. Kriteria Kelayakan Finansial Usaha Bioetanol Ubi Kayu Dengan
Discount Rate 12 Persen
No
Kriteria Kelayakan
Nilai
1
NPV (Rp)
1.136.603.236,32
2
IRR (%)
29
3
Net B/C
1,89
4
Pay Back Period (tahun)
3,22
dilakukan
menurut
nilai
sekarang
adalah
menguntungkan
untuk
diperoleh berasal dari penjualan bioetanol dan limbahnya serta nilai sisa dari
barang investasi pada akhir umur proyek atau usaha.
Nilai penjualan bioetanol molases diperoleh dari volume produksi
bioetanol dikali dengan harga jualnya. Harga jual yang berlaku adalah Rp 10.000
per liter. Nilai produksi bioetanol setiap tahun diasumsikan sama setiap tahun,
yaitu 242.000 liter sehingga penerimaannya mencapai Rp 2.420.000.000. Jumlah
produksi limbah bioetanol adalah 5.000 liter untuk satu kali proses produksi
dimana nilai dari limbah bioetanol adalah Rp 50 per liter sehingga dalam satu
tahun penerimaannya adalah Rp 91.250.000. Jadi pendapatan total dari bioetanol
selama satu tahun adalah Rp 2.511.250.000.
Nilai sisa merupakan nilai di akhhir proyek yang berasal dari barang
barang investasi yang masih memiliki umur ekonomis. Nilai ini dinyatakan dalam
satuan rupiah. Nilai sisa dari kegiatan investasi usaha bioetanol molases dapat
dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Nilai Sisa Pada Investasi Bioetanol Molases
Uraian
Bangunan
Bunker penampungan molases
Bak pencampur molases dan air
Tangki fermentasi
Tangki destilasi
Instalasi listrik
Sumur bor
Sepatu boot
Total Nilai Sisa (Rp)
Umur Ekonomis
(tahun)
10
15
15
3
10
5
20
1
Uraian
Bangunan
Bunker penampungan molases
Bak pencampur molases dan air
Tangki fermentasi
Tangki destilasi
Instalasi listrik
Sumur bor
Sepatu boot
Total Investasi (Rp)
Satuan
m
m
m
buah
buah
paket
buah
pasang
Jumlah
600
75
50
4
1
1
1
5
Total
Harga/Satuan
Investasi
(Rp)
(Rp)
375.000 225.000.000
725.000 54.375.000
725.000 36.250.000
12.500.000 50.000.000
500.000.000 500.000.000
10.000.000 10.000.000
25.000.000 25.000.000
27.500
137.500
900.762.500
reinvestasi di setiap tahun, instalasi listrik setiap lima tahun dan alat fermentasi
mengalami reinvestasi setiap tiga tahun.
7.2.2.2 Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan keseluruhan biaya yang berhubungan
dengan kegiatan operasional (produksi) dari usaha bioetanol molases. Biaya ini
terbagi menjadi dua, yaitu biaya tetap dan biaya variabel.
A. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume
kegiatan tertentu. Biaya tetap yang dikeluarkan dalam usaha bioetanol molases
adalah biaya tenaga kerja ahli, biaya tenaga kerja pelaksana, biaya perawatan,
biaya telepon dan pajak bumi dan bangunan (PBB). Jumlah biaya tetap yang
dikeluarkan dalam satu tahun usaha bioetanol molases adalah Rp 189.963.125.
Rincian biaya yang dikeluarkan selama satu tahun dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Rincian Biaya Tetap Pada Usaha Bioetanol Molases Selama Satu Tahun
Uraian
Total Biaya Tetap (Rp/tahun)
Sewa lahan
2.500.000
Tenaga kerja ahli
48.000.000
Tenaga kerja pelaksana
91.250.000
Biaya perawatan
47.538.125
Biaya telepon
3.000.000
PBB
175.000
Total Biaya Tetap
189.963.125
Berdasarkan Tabel 16.
terdapat pada tenaga kerja pelaksana, yaitu sebesar Rp 91.250.000. Biaya tetap
terendah terletak pada pembayaran PBB, yaitu sebesar Rp 175.000. Pembayaran
ini dilakukan hanya satu kali dalam setahun.
B. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dimana besar biaya variabel
sangat tergantung dari jumlah bioetanol yang dihasilkan. Biaya variabel yang
dikeluarkan untuk usaha molases adalah Rp 1.336.401.600 per tahun. Rincian
biaya variabel usaha bioetanol molases dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Rincian Biaya Variabel Usaha Bioetanol Molases Selama Satu Tahun
Uraian
Total Biaya Variabel (Rp/tahun)
Molases
1.258.400.000
Ragi
48.400
Urea
1.887.600
NPK
4.065.600
Biaya listrik
72.000.000
Jerigen
9.075.000
Total Biaya Variabel
1.336.401.600
a. Molases
Molases adalah bahan baku utama usaha bioetanol molases. Pengeluaran
untuk pembelian molases selama satu tahun adalah Rp 1.258.400.000. Kebutuhan
molases untuk menghasilkan 2.000 liter per hari bioetanol adalah 8.000 kg
molases (8 ton), dimana konversi 4 kg molases akan menghasilkan satu liter
bioetanol. Harga molases pada saat penelitian adalah Rp 1.300 per kg sehingga
biaya yang dikeluarkan setiap tahun untuk pembelian molases adalah 8.000 kg x
Rp 1.300/kg x 121 kali proses produksi/tahun = Rp 1.258.400.000.
b. Ragi, Urea dan NPK
Ragi, urea dan NPK adalah bahan penolong yang ditambahkan pada saat
proses fermentasi berlangsung. Hal ini dilakukan dengan tujuan supaya proses
fermentasi dapat berjalan secara optimum. Kebutuhan
berurutan adalah 0,16 kg ragi; 10,4 kg urea dan 2,234 kg NPK. Biaya yang
dikeluarkan untuk pembelian ragi selama satu tahun adalah 0,16 kg x Rp 2.500/kg
x 121 kali = Rp 48.400. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian urea selama satu
tahun adalah 10,4 kg x Rp 21.500/kg x 121 kali = Rp 1.887.600 . Biaya yang
dikeluarkan untuk pembelian NPK adalah 2,234 kg x Rp 15.000/kg x 121 kali =
Rp 4.065.600
c. Biaya Listrik
Listrik pada usaha bioetanol molases digunakan untuk membantu
kelancaran proses produksi, yaitu penerangan serta menjalankan mesin sumur bor.
Biaya listrik diperkirakan sebesar Rp 5.000.000 per bulan sehingga selama satu
tahun biaya listrik yang dikeluarkan adalah Rp 60.000.000.
Kriteria Kelayakan
NPV (Rp)
IRR (%)
Net B/C
Pay Back Period (tahun)
Nilai
2.789.625.504,77
79
4,46
1,26
Nilai IRR sebesar 79 persen berarti bahwa usaha bioetanol molases ini
layak untuk dikembangkan atau dijalankan karena nilai IRR berada di atas nilai
discount rate. Nilai Net B/C sebesar 4,46 berarti bahwa setiap satu rupiah yang
dikeluarkan usaha bioetanol molases maka akan mendapatkan atau menghasilkan
manfaat bersih sebesar Rp 4,46. Pay Back Period usaha tersebut adalah satu tahun
tiga bulan.
untuk menghasilkan tepung tapioka. Jadi, apabila ubi kayu digunakan sebagai
bahan baku bioetanol maka hal ini akan menimbulkan masalah baru pada sektor
pangan.
7.4.1 Analisis Switching Value Pada Usaha Bioetanol Ubi Kayu (Skenario I)
Berdasarkan hasil analisis switching value yang dilakukan terhadap
kenaikan harga ubi kayu dan penurunan volume produksi bioetanol maka dapat
dilihat hasilnya pada Tabel 20. Rincian hasil analisis switching value dapat dilihat
pada Lampiran 7 dan Lampiran 8.
Tabel 20. Switching Value Usaha Bioetanol Ubi Kayu (Skenario I)
No
1
2
Parameter
Kenaikan harga bahan baku (ubi kayu)
Penurunan volume produksi bioetanol
Persentase (%)
53,54
20,88
kenaikan harga ubi kayu melebihi 53,54 persen maka usaha bioetanol ubi kayu
menjadi tidak layak untuk dijalankan. Penurunan volume produksi bioetanol
mempunyai batas maksimal sebesar 20,88 persen. Jika penurunan volume
produksi bioetanol melebihi 20,88 persen maka usaha tersebut juga menjadi tidak
layak untuk dijalankan.
Batas batas maksimal perubahan parameter ini sangat mempengaruhi
layak atau tidak layaknya suatu usaha untuk dijalankan. Semakin besar persentase
yang diperoleh menunjukkan bahwa usaha tersebut tidak peka atau sensitif
terhadap perubahan persentase yang terjadi.
Parameter
Kenaikan harga bahan baku (molases)
Penurunan volume produksi
Persentase (%)
64,54
33,56
harga molases
mengalami kenaikan sebesar 64,54 persen maka usaha bioetanol molases masih
layak untuk dijalankan namun bila persentase kenaikannya melebihi batas yang
ada maka usaha tersebut menjadi tidak layak untuk dijalankan.
pada
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan analisis aspek pasar, bahwa permintaan dan potensi pasar dari
bioetanol di PT PJR dalam kondisi yang baik dan menguntungkan bagi usaha
bioetanol. Hal ini dikarenakan jumlah permintaan akan bioetanol melebihi
kapasitas produksi yang ada. Berdasarkan analisis aspek teknis, bahwa letak
atau lokasi dari usaha ini sangat strategis karena didukung dengan sarana dan
prasarana yang menunjang, terutama sarana transportasi yang memadai. Selain
itu, ketersediaan bahan baku yang melimpah dan tenaga kerja yang memadai.
PT PJR memiliki struktur organisasi yang sederhana sehingga membantu
dalam pengorganisasian tugas, wewenang dan tanggung jawab. Berdasarkan
analisis aspek sosial dan ekonomi, bahwa usaha ini telah membawa dampak
yang positif bagi lingkungan masyarakat, terutama dalam penyerapan tenaga
kerja yang masih menganggur.
2. Berdasarkan analisis aspek finansial menunjukkan bahwa kedua skenario,
yaitu usaha bioetanol ubi kayu dan usaha bioetanol molases layak untuk
dijalankan. Hal ini dikarenakan nilai dari kriteria kelayakan investasi dari
kedua skenario telah memenuhi kriteria kelayakan investasi.
3. Berdasarkan analisis switching value, diketahui bahwa skenario I (usaha
bioetanol ubi kayu) lebih peka terhadap perubahan perubahan yang terjadi
dibanding dengan skenario II (usaha bioetanol molases).
8.2 Saran
1.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1. Jadwal Perencanaan Produksi Bioetanol Ubi Kayu Pada Tahun 2009
Bulan
Jan
1
PF
2
F
3
F
4
D
5
PF
6
F
7
F
8
D
9
PF
10
F
11
F
12
D
13
PF
14
F
Tanggal
15 16 17
F
D
PF
Feb
Mar
Apr
Mei
D
PF
D
F
PF
F
PF
F
F
F
F
D
F
D
F
PF
D
PF
D
F
PF
F
PF
F
F
F
F
D
F
D
F
PF
D
PF
D
F
PF
F
PF
F
F
F
F
D
F
D
F
PF
D
PF
D
F
PF
F
PF
F
F
F
F
D
F
D
F
PF
D
PF
D
F
PF
F
PF
F
F
F
F
D
F
D
F
PF
D
PF
D
F
PF
F
PF
F
F
F
F
D
F
D
F
PF
D
PF
D
F
PF
F
PF
F
F
F
F
D
F
D
F
PF
D
PF
D
F
F
PF
F
Jun
Jul
Ags
Sep
PF
F
F
PF
F
D
F
F
F
PF
D
F
D
F
PF
D
PF
F
F
PF
F
D
F
F
F
PF
D
F
D
F
PF
D
PF
F
F
PF
F
D
F
F
F
PF
D
F
D
F
PF
D
PF
F
F
PF
F
D
F
F
F
PF
D
F
D
F
PF
D
PF
F
F
PF
F
D
F
F
F
PF
D
F
D
F
PF
D
PF
F
F
PF
F
D
F
F
F
PF
D
F
D
F
PF
D
PF
F
F
PF
F
D
D
F
F
PF
D
F
D
F
PF
D
PF
F
F
PF
F
D
F
F
Okt
Nov
Des
F
F
D
D
F
PF
PF
D
F
F
PF
F
F
F
D
D
F
PF
PF
D
F
F
PF
F
F
F
D
D
F
PF
PF
D
F
F
PF
F
F
F
D
D
F
PF
PF
D
F
F
PF
F
F
F
D
D
F
PF
PF
D
F
F
PF
F
F
F
D
D
F
PF
PF
D
F
F
PF
F
F
F
D
D
F
PF
PF
D
F
F
PF
F
F
F
D
D
F
PF
Keterangan :
P:
F:
D:
18
F
19
F
20
D
21
PF
22
F
23
F
24
D
25
PF
26
F
27
F
28
D
29
PF
30
F
31
F
F
Proses persiapan bahan baku ( pengupasan, pemarutan atau penggilingan serta pemasakan ubi kayu)
Proses fermentasi ( proses ini terjadi selama tiga hari sehingga bioetanol yang diproduksi dapat diperoleh tiga hari berikutnya)
Proses destilasi ( proses pemisahan etanol dengan air )
D
PF
D
PF
F
Bulan
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
PF
F
PF
F
F
D
D
PF
F
F
D
D
2
F
D
F
D
D
PF
PF
F
D
D
PF
PF
3
D
PF
D
PF
PF
F
F
D
PF
PF
F
F
4
PF
F
PF
F
F
D
D
PF
F
F
D
D
5
F
D
F
D
D
PF
PF
F
D
D
PF
PF
6
D
PF
D
PF
PF
F
F
D
PF
PF
F
F
7
PF
F
PF
F
F
D
D
PF
F
F
D
D
8
F
D
F
D
D
PF
PF
F
D
D
PF
PF
9
D
PF
D
PF
PF
F
F
D
PF
PF
F
F
10
PF
F
PF
F
F
D
D
PF
F
F
D
D
11
F
D
F
D
D
PF
PF
F
D
D
PF
PF
12
D
PF
D
PF
PF
F
F
D
PF
PF
F
F
13
PF
F
PF
F
F
D
D
PF
F
F
D
D
Tanggal
14 15 16 17
F
D PF F
D PF F
D
F
D PF F
D PF F
D
D PF F
D
PF F
D PF
PF F
D PF
F
D PF F
D PF F
D
D PF F
D
PF F
D PF
PF F
D PF
18 19
D PF
PF F
D PF
PF F
PF F
F
D
F
D
D PF
PF F
PF F
F
D
F
D
20
F
D
F
D
D
PF
PF
F
D
D
PF
PF
21
D
PF
D
PF
PF
F
F
D
PF
PF
F
F
22
PF
F
PF
F
F
D
D
PF
F
F
D
D
23
F
D
F
D
D
PF
PF
F
D
D
PF
PF
Keterangan :
P:
F:
D:
24
D
PF
D
PF
PF
F
F
D
PF
PF
F
F
25
PF
F
PF
F
F
D
D
PF
F
F
D
D
26
F
D
F
D
D
PF
PF
F
D
D
PF
PF
27
D
PF
D
PF
PF
F
F
D
PF
PF
F
F
28
PF
F
PF
F
F
D
D
PF
F
F
D
D
29
F
D
F
D
D
PF
PF
F
D
D
PF
PF
30
D
31
PF
D
PF
PF
F
F
D
PF
PF
F
F
PF
F
D
PF
F
D
Tahun
1
10
1820000000
44362500
1864362500
1820000000
44362500
1864362500
1820000000
44362500
1864362500
1820000000
44362500
1864362500
1820000000
44362500
1864362500
1820000000
44362500
1864362500
1820000000
44362500
1864362500
1820000000
44362500
1864362500
1820000000
44362500
1864362500
1820000000
44362500
1864362500
22500000
11666666.67
11666666.67
35000000
43000000
12500000
50000000
45000000
2000000
1250000
220000
1500000
62500
234583333.3
22500000
11666666.67
11666666.67
35000000
43000000
12500000
50000000
45000000
2000000
1250000
220000
1500000
62500
234803333.3
22500000
11666666.67
11666666.67
35000000
43000000
12500000
50000000
45000000
2000000
1250000
220000
1500000
62500
234803333.3
22500000
11666666.67
11666666.67
35000000
43000000
12500000
50000000
45000000
2000000
1250000
220000
1500000
62500
234803333.3
22500000
11666666.67
11666666.67
35000000
43000000
12500000
50000000
45000000
2000000
1250000
220000
1500000
62500
234803333.3
22500000
11666666.67
11666666.67
35000000
43000000
12500000
50000000
45000000
2000000
1250000
220000
1500000
62500
234803333.3
22500000
11666666.67
11666666.67
35000000
43000000
12500000
50000000
45000000
2000000
1250000
220000
1500000
62500
234803333.3
22500000
11666666.67
11666666.67
35000000
43000000
12500000
50000000
45000000
2000000
1250000
220000
1500000
62500
234803333.3
22500000
11666666.67
11666666.67
35000000
43000000
12500000
50000000
45000000
2000000
1250000
220000
1500000
62500
234803333.3
22500000
11666666.67
11666666.67
35000000
43000000
12500000
50000000
45000000
2000000
1250000
220000
1500000
62500
234803333.3
Lanjutan Lampiran 3.
b. Biaya Tetap
Sewa Lahan
Tenaga Kerja Ahli
Tenaga Kerja Pelaksana
Biaya Perawatan
Biaya Telepon
PBB
Jumlah Biaya Tetap
c. Biaya Variabel
Ubi Kayu
Enzim -amilase
Enzim -amilase
Ragi
Urea
NPK
Biaya Listrik
Batu Bara
Jerigen
Jumlah Biaya Variabel
Jumlah outflow
Rugi Laba
Pajak
2500000
36000000
146000000
87125000
3000000
175000
274800000
2500000
36000000
146000000
87125000
3000000
175000
274800000
2500000
36000000
146000000
87125000
3000000
175000
274800000
2500000
36000000
146000000
87125000
3000000
175000
274800000
2500000
36000000
146000000
87125000
3000000
175000
274800000
2500000
36000000
146000000
87125000
3000000
175000
274800000
2500000
36000000
146000000
87125000
3000000
175000
274800000
2500000
36000000
146000000
87125000
3000000
175000
274800000
2500000
36000000
146000000
87125000
3000000
175000
274800000
2500000
36000000
146000000
87125000
3000000
175000
274800000
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
882064880
1391448213
472914286.7
124374286
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
882064880
1391668213
472694286.7
124374286
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
882064880
1391668213
472694286.7
124374286
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
882064880
1391668213
472694286.7
124374286
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
882064880
1391668213
472694286.7
124374286
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
882064880
1391668213
472694286.7
124374286
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
882064880
1391668213
472694286.7
124374286
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
882064880
1391668213
472694286.7
124374286
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
882064880
1391668213
472694286.7
124374286
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
509603333.3
1354759167
124374286
10
2420000000
91250000
2511250000
2420000000
91250000
2511250000
2420000000
91250000
2511250000
2420000000
91250000
2511250000
2420000000
91250000
2511250000
2420000000
91250000
2511250000
2420000000
91250000
2511250000
2420000000
91250000
2511250000
2420000000
91250000
2511250000
2420000000
91250000
2511250000
22500000
3625000
2416666.667
16666666.67
50000000
2000000
1250000
137500
98458333.33
22500000
3625000
2416666.667
16666666.67
50000000
2000000
1250000
137500
98595833.33
22500000
3625000
2416666.667
16666666.67
50000000
2000000
1250000
137500
98595833.33
22500000
3625000
2416666.667
16666666.67
50000000
2000000
1250000
137500
98595833.33
22500000
3625000
2416666.667
16666666.67
50000000
2000000
1250000
137500
98595833.33
22500000
3625000
2416666.667
16666666.67
50000000
2000000
1250000
137500
98595833.33
22500000
3625000
2416666.667
16666666.67
50000000
2000000
1250000
137500
98595833.33
22500000
3625000
2416666.67
16666666.7
50000000
2000000
1250000
137500
98595833.3
22500000
3625000
2416666.67
16666666.7
50000000
2000000
1250000
137500
98595833.3
22500000
3625000
2416666.67
16666666.7
50000000
2000000
1250000
137500
98595833.3
2500000
48000000
91250000
3000000
175000
144925000
2500000
48000000
91250000
3000000
175000
144925000
2500000
48000000
91250000
3000000
175000
144925000
2500000
48000000
91250000
3000000
175000
144925000
2500000
48000000
91250000
3000000
175000
144925000
2500000
48000000
91250000
3000000
175000
144925000
2500000
48000000
91250000
3000000
175000
144925000
2500000
48000000
91250000
3000000
175000
144925000
2500000
48000000
91250000
3000000
175000
144925000
2500000
48000000
91250000
3000000
175000
144925000
Lanjutan Lampiran 4.
c. Biaya Variabel
Molases
Ragi
Urea
NPK
Biaya Listrik
Jerigen
Jumlah Biaya Variabel
Jumlah outflow
Rugi Laba
Pajak
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
9075000
1345476600
1588859933
922390066.7
259217020
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
9075000
1345476600
1588997433
922252566.7
259217020
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
9075000
1345476600
1588997433
922252566.7
259217020
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
9075000
1345476600
1588997433
922252566.7
259217020
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
9075000
1345476600
1588997433
922252566.7
259217020
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
9075000
1345476600
1588997433
922252566.7
259217020
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
9075000
1345476600
1588997433
922252566.7
259217020
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
9075000
1345476600
1588997433
922252567
259217020
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
9075000
1345476600
1588997433
922252567
259217020
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
9075000
1345476600
1588997433
922252567
259217020
Uraian
A. INFLOW
Nilai penjualan bioetanol
Nilai penjualan limbah bioetanol
Nilai Sisa
Total Inflow
B. OUTFLOW
Biaya Investasi
Bangunan
Mesin pengupas ubi kayu
Mesin pemarut ubi kayu
Mesin pemasak ubi kayu
Heat exchanger
Tangki fermentasi
Tangki destilasi
Boiler
Instalasi listrik
Sumur bor
Sepatu boot
Wadah plastik
Pisau atau golok
Total Investasi (Rp)
Biaya Tetap
Sewa lahan
225000000
35000000
35000000
175000000
215000000
37500000
500000000
450000000
10000000
25000000
220000
1500000
125000
1707500000
1820000000
44362500
1820000000
44362500
1820000000
44362500
1820000000
44362500
1864362500
1864362500
1864362500
1864362500
Tahun
5
1820000000
44362500
1820000000
44362500
1820000000
44362500
1820000000
44362500
1820000000
44362500
1864362500
1864362500
1864362500
1864362500
1864362500
35000000
35000000
35000000
35000000
35000000
35000000
37500000
37500000
10
1820000000
44362500
84166666.7
1948529167
175000000
215000000
37500000
10000000
220000
1500000
220000
1500000
125000
220000
1500000
220000
1500000
125000
220000
1500000
220000
1500000
125000
220000
1500000
220000
1500000
125000
220000
1500000
220000
1500000
2500000
2500000
2500000
2500000
2500000
2500000
2500000
2500000
2500000
2500000
Lanjutan Lampiran 5.
Tenaga kerja ahli
Tenaga kerja pelaksana
Biaya perawatan
Biaya telepon
PBB
Biaya Variabel
Ubi kayu
Enzim
-amilase
Enzim
-amilase
Ragi
Urea
NPK
Biaya listrik
Batu bara
Jerigen
Total outflow
Laba sebelum bagi hasil
Bagi hasil untuk PT PJR 8%
Laba setelah bagi hasil
Pajak
Net Benefit
DF=12%
PV
PV Negatif
PV Positif
NPV
IRR
Net B/C
Pay Back Periode
1707500000
-1707500000
-1707500000
-1707500000
1
-1707500000
-1707500000
3240341278
1,136,603,236.32
29%
1.897710851
3.228041777
36000000
146000000
87125000
3000000
175000
36000000
146000000
87125000
3000000
175000
36000000
146000000
87125000
3000000
175000
36000000
146000000
87125000
3000000
175000
36000000
146000000
87125000
3000000
175000
36000000
146000000
87125000
3000000
175000
36000000
146000000
87125000
3000000
175000
36000000
146000000
87125000
3000000
175000
36000000
146000000
87125000
3000000
175000
36000000
146000000
87125000
3000000
175000
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1090334880
774027620
61922209.6
712105410
124374286
587731124
0.90909091
534301022
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1090459880
773902620
61912209.6
711990410
124374286
587616124
0.82644628
485633161
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1197834880
666527620
53322209.6
613205410.4
124374286
488831124.4
0.751314801
367266058.9
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1090459880
773902620
61912209.6
711990410.4
124374286
587616124.4
0.683013455
401349719.5
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1490334880
374027620
29922209.6
344105410
124374286
219731124
0.62092132
136435740
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1197959880
666402620
53312209.6
613090410
124374286
488716124
0.56447393
275867511
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1090334880
774027620
61922209.6
712105410.4
124374286
587731124.4
0.513158118
301598997.8
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1090459880
773902620
61912209.6
711990410
124374286
587616124
0.46650738
274127259
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1197834880
666527620
53322209.6
613205410
124374286
488831124
0.42409762
207312116
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1090334880
858194287
68655542.9
789538744
124374286
665164458
0.38554329
256449693
Uraian
A. INFLOW
Penjualan bioetanol
Penjualan limbah bioetanol
Nilai Sisa
Total Inflow
B. OUTFLOW
Biaya Investasi
Bangunan
Bunker penampungan molases
Bak pencampur molases dan air
Tangki fermentasi
Tangki destilasi
Instalasi listrik
Sumur bor
Sepatu boot
Total Investasi (Rp)
Biaya Tetap
Sewa lahan
Tenaga kerja ahli
Tenaga kerja pelaksana
Biaya perawatan
Biaya telepon
PBB
225000000
54375000
36250000
50000000
500000000
10000000
25000000
137500
900762500
2420000000
91250000
2420000000
91250000
2420000000
91250000
2420000000
91250000
2511250000
2511250000
2511250000
2511250000
Tahun
5
10
2420000000
91250000
2420000000
91250000
2420000000
91250000
2420000000
91250000
2420000000
91250000
2511250000
2511250000
2511250000
2511250000
2511250000
2420000000
91250000
76041666.67
2587291667
50000000
50000000
50000000
10000000
137500
137500
137500
137500
137500
137500
137500
137500
137500
137500
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
Lanjutan Lampiran 6.
Biaya Variabel
Molases
Ragi
Urea
NPK
Biaya listrik
Total Outflow
Laba sebelum bagi hasil
Bagi hasil untuk PT PJR 8%
Laba setelah bagi hasil
Pajak
Net Benefit
DF= 12
PV
PV Negatif
PV Positif
NPV
IRR
Net B/C
Pay back Periode
900762500
-900762500
-900762500
-900762500
1
-900762500
-900762500
4025143065
2,789,625,504.77
79%
4.468595290
1.260451278
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
1529002225
982247775
78579822
903667953
259217020
723030755
0.89285714
645563174
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
1529002225
982247775
78579822
903667953
259217020
723030755
0.797193878
576395691.2
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
1579002225
932247775
74579822
857667953
259217020
673030755
0.711780248
479049997.6
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
1529002225
982247775
78579822
903667953
259217020
723030755
0.635518078
459499116
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
1539002225
972247775
77779822
894467953
259217020
713030755
0.56742686
404592799
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
1579002225
932247775
74579822
857667953
259217020
673030755
0.50663112
340978326
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
1529002225
982247775
78579822
903667953
259217020
723030755
0.452349215
327062394.7
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
1529002225
982247775
78579822
903667953
259217020
723030755
0.403883228
292019995.3
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
1579002225
932247775
74579822
857667953
259217020
673030755
0.360610025
242701637.4
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
1529002225
1058289442
84663155.33
973626286.3
259217020
799072421.7
0.321973237
257279933.9
Lampiran 7. Analisis Switching Value Pada Penurunan Volume Produksi Sebesar 20,88 Persen (Skenario I)
Uraian
A. INFLOW
Nilai penjualan bioetanol
Nilai penjualan limbah bioetanol
Nilai Sisa
Total Inflow
B. OUTFLOW
Biaya Investasi
Bangunan
Mesin pengupas ubi kayu
Mesin pemarut ubi kayu
Mesin pemasak ubi kayu
Heat exchanger
Tangki fermentasi
Tangki destilasi
Boiler
Instalasi listrik
Sumur bor
Sepatu boot
Wadah plastik
Pisau atau golok
Total Investasi (Rp)
Biaya Tetap
Sewa lahan
Tenaga kerja ahli
Tenaga kerja pelaksana
Biaya perawatan
225000000
35000000
35000000
175000000
215000000
37500000
500000000
450000000
10000000
25000000
220000
1500000
125000
1707500000
Tahun
5
10
1439919182
44362500
1439919182
44362500
1439919182
44362500
1439919182
44362500
1439919182
44362500
1439919182
44362500
1439919182
44362500
1439919182
44362500
1439919182
44362500
1484281682
1484281682
1484281682
1484281682
1484281682
1484281682
1484281682
1484281682
1484281682
1439919182
44362500
84166666.7
1568448349
35000000
35000000
35000000
35000000
35000000
35000000
37500000
37500000
175000000
215000000
37500000
10000000
220000
1500000
220000
1500000
125000
220000
1500000
220000
1500000
125000
220000
1500000
220000
1500000
125000
220000
1500000
220000
1500000
125000
220000
1500000
220000
1500000
2500000
36000000
146000000
87125000
2500000
36000000
146000000
87125000
2500000
36000000
146000000
87125000
2500000
36000000
146000000
87125000
2500000
36000000
146000000
87125000
2500000
36000000
146000000
87125000
2500000
36000000
146000000
87125000
2500000
36000000
146000000
87125000
2500000
36000000
146000000
87125000
2500000
36000000
146000000
87125000
Lanjutan lampiran 7
Biaya telepon
PBB
Biaya Variabel
Ubi kayu
Enzim
-amilase
Enzim
-amilase
Ragi
Urea
NPK
Biaya listrik
Batu bara
Jerigen
Total outflow
Laba sebelum bagi hasil
1707500000
1707500000
1707500000
1707500000
1
1707500000
1707500000
1855969900
0.00
12%
1.086951625
5.623095063
3000000
175000
3000000
175000
3000000
175000
3000000
175000
3000000
175000
3000000
175000
3000000
175000
3000000
175000
3000000
175000
3000000
175000
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1090334880
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1090459880
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1197834880
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1090459880
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1197959880
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1090334880
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1090459880
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1197834880
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1090334880
393946802
393821802
286446801.9
393821801.9
286321802
393946801.9
393821802
286446802
478113469
31515744.2
31505744.2
22915744.15
31505744.15
22905744.2
31515744.15
31505744.2
22915744.2
38249077.5
362431058
0
362316058
0
263531057.8
0
362316057.8
0
263416058
0
362431057.8
0
362316058
0
263531058
0
439864391
0
362431058
0.90909091
362316058
0.82644628
263531057.8
0.751314801
362316057.8
0.683013455
263416058
0.56447393
362431057.8
0.513158118
362316058
0.46650738
263531058
0.42409762
439864391
0.38554329
329482780
299434758
197994784.2
247466742.6
709800000
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1490334880
6053198.07
484255.846
5568942.23
0
5568942.23
0.62092132
3457874.98
148691497
185984439.6
169023115
111762894
169586764
Lampiran 8. Analisis Switching Value Pada Kenaikan harga Ubi Kayu Sebesar 53,54 Persen (Skenario I)
Uraian
A. INFLOW
Nilai penjualan bioetanol
Nilai penjualan limbah bioetanol
Nilai Sisa
Total Inflow
B. OUTFLOW
Biaya Investasi
Bangunan
Mesin pengupas ubi kayu
Mesin pemarut ubi kayu
Mesin pemasak ubi kayu
Heat exchanger
Tangki fermentasi
Tangki destilasi
Boiler
Instalasi listrik
Sumur bor
Sepatu boot
Wadah plastik
Pisau atau golok
Total Investasi (Rp)
Biaya Tetap
Sewa lahan
Tenaga kerja ahli
Tenaga kerja pelaksana
225000000
35000000
35000000
175000000
215000000
37500000
500000000
450000000
10000000
25000000
220000
1500000
125000
1707500000
Tahun
5
1820000000
44362500
1820000000
44362500
1820000000
44362500
1820000000
44362500
1820000000
44362500
1820000000
44362500
1864362500
1864362500
1864362500
1864362500
1864362500
1864362500
35000000
35000000
10
1820000000
44362500
1820000000
44362500
1820000000
44362500
1864362500
1864362500
1864362500
1820000000
44362500
84166666.7
1948529167
35000000
35000000
35000000
35000000
37500000
37500000
175000000
215000000
37500000
10000000
220000
1500000
220000
1500000
125000
220000
1500000
220000
1500000
125000
220000
1500000
220000
1500000
125000
220000
1500000
220000
1500000
125000
220000
1500000
220000
1500000
2500000
36000000
146000000
2500000
36000000
146000000
2500000
36000000
146000000
2500000
36000000
146000000
2500000
36000000
146000000
2500000
36000000
146000000
2500000
36000000
146000000
2500000
36000000
146000000
2500000
36000000
146000000
2500000
36000000
146000000
Lanjutan Lampiran 8.
Biaya perawatan
Biaya telepon
PBB
Biaya Variabel
Ubi kayu
Enzim
-amilase
Enzim
-amilase
Ragi
Urea
NPK
Biaya listrik
Batu bara
Jerigen
Total outflow
Laba sebelum bagi hasil
Bagi hasil untuk PT PJR 8%
Laba setelah bagi hasil
Pajak
Net Benefit
DF=12%
PV
PV Negatif
PV Positif
NPV
IRR
Net B/C
Pay Back Periode
1707500000
-1707500000
-1707500000
-1707500000
1
-1707500000
-1707500000
1855969900
0.00
12%
1.086951625
5.623095063
87125000
3000000
175000
87125000
3000000
175000
87125000
3000000
175000
87125000
3000000
175000
87125000
3000000
175000
87125000
3000000
175000
87125000
3000000
175000
87125000
3000000
175000
87125000
3000000
175000
87125000
3000000
175000
1089880818
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1470415698
393946802
31515744.2
362431058
0
362431058
0.90909091
329482780
1089880818
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1470540698
393821802
31505744.2
362316058
0
362316058
0.82644628
299434758
1089880818
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1577915698
286446801.9
22915744.15
263531057.8
0
263531057.8
0.751314801
197994784.2
1089880818
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1470540698
393821801.9
31505744.15
362316057.8
0
362316057.8
0.683013455
247466742.6
1089880818
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1870415698
-6053198.07
-484255.846
-5568942.23
0
-5568942.23
0.62092132
-3457874.98
1089880818
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1578040698
286321802
22905744.2
263416058
0
263416058
0.56447393
148691497
1089880818
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1470415698
393946801.9
31515744.15
362431057.8
0
362431057.8
0.513158118
185984439.6
1089880818
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1470540698
393821802
31505744.2
362316058
0
362316058
0.46650738
169023115
1089880818
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1577915698
286446802
22915744.2
263531058
0
263531058
0.42409762
111762894
1089880818
1597050
958230
59150
2306850
4968600
60000000
34125000
68250000
1470415698
478113469
38249077.5
439864391
0
439864391
0.38554329
169586764
Lampiran 9. Analisis Switching Value Pada Penurunan Volume Produksi Sebesar 33,56 Persen (Skenario II)
Uraian
A. INFLOW
Penjualan bioetanol
Penjualan limbah bioetanol
Nilai Sisa
Total Inflow
B. OUTFLOW
Biaya Investasi
Bangunan
Bunker penampungan molases
Bak pencampur molases dan air
Tangki fermentasi
Tangki destilasi
Instalasi listrik
Sumur bor
Sepatu boot
Total Investasi (Rp)
Biaya Tetap
Sewa lahan
Tenaga kerja ahli
Tenaga kerja pelaksana
Biaya perawatan
Biaya telepon
PBB
Biaya Variabel
225000000
54375000
36250000
50000000
500000000
10000000
25000000
137500
900762500
Tahun
5
10
1607817097
91250000
1607817097
91250000
1607817097
91250000
1607817097
91250000
1607817097
91250000
1607817097
91250000
1607817097
91250000
1607817097
91250000
1607817097
91250000
1699067097
1699067097
1699067097
1699067097
1699067097
1699067097
1699067097
1699067097
1699067097
1607817097
91250000
76041666.67
1775108764
50000000
50000000
50000000
10000000
137500
137500
137500
137500
137500
137500
137500
137500
137500
137500
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
Lanjutan Lampiran 9.
Molases
Ragi
Urea
NPK
Biaya listrik
Total Outflow
Laba sebelum bagi hasil
Bagi hasil untuk PT PJR 8%
Laba setelah bagi hasil
Pajak
Net Benefit
DF= 12
PV
PV Negatif
PV Positif
NPV
IRR
Net B/C
Pay back Periode
900762500
-900762500
-900762500
-900762500
1
-900762500
-900762500
900762500
0.00
12%
1.000000000
5.571645052
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
1529002225
170064872
13605189.8
156459682
0
170064872
0.89285714
151843636
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
1529002225
170064872.1
13605189.77
156459682.3
0
170064872.1
0.797193878
135574674.8
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
1579002225
120064872.1
9605189.769
110459682.3
0
120064872.1
0.711780248
85459804.43
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
1529002225
170064872.1
13605189.77
156459682.3
0
170064872.1
0.635518078
108079300.7
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
1539002225
160064872
12805189.8
147259682
0
160064872
0.56742686
90825107.1
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
1579002225
120064872
9605189.77
110459682
0
120064872
0.50663112
60828600.8
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
1529002225
170064872.1
13605189.77
156459682.3
0
170064872.1
0.452349215
76928711.46
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
1529002225
170064872.1
13605189.77
156459682.3
0
170064872.1
0.403883228
68686349.51
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
1579002225
120064872.1
9605189.769
110459682.3
0
120064872.1
0.360610025
43296596.53
1258400000
48400
1887600
4065600
72000000
1529002225
246106538.8
19688523.1
226418015.7
0
246106538.8
0.321973237
79239718.84
Uraian
A. INFLOW
Penjualan bioetanol
Penjualan limbah bioetanol
Nilai Sisa
Total Inflow
B. OUTFLOW
Biaya Investasi
Bangunan
Bunker penampungan molases
Bak pencampur molases dan air
Tangki fermentasi
Tangki destilasi
Instalasi listrik
Sumur bor
Sepatu boot
Total Investasi (Rp)
Biaya Tetap
Sewa lahan
Tenaga kerja ahli
Tenaga kerja pelaksana
Biaya perawatan
Biaya telepon
PBB
Biaya Variabel
Molases
Switching Value Pada Kenaikan Harga Molases Sebesar 39,26Persen (Skenario II)
225000000
54375000
36250000
50000000
500000000
10000000
25000000
137500
900762500
Tahun
5
10
2420000000
91250000
2420000000
91250000
2420000000
91250000
2420000000
91250000
2420000000
91250000
2420000000
91250000
2420000000
91250000
2420000000
91250000
2420000000
91250000
2511250000
2511250000
2511250000
2511250000
2511250000
2511250000
2511250000
2511250000
2511250000
2420000000
91250000
76041666.67
2587291667
50000000
50000000
50000000
10000000
137500
137500
137500
137500
137500
137500
137500
137500
137500
137500
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2500000
48000000
91250000
47538125
3000000
175000
2070582903
2070582903
2070582903
2070582903
2070582903
2070582903
2070582903
2070582903
2070582903
2070582903
900762500
-900762500
-900762500
0
-900762500
1
-900762500
-900762500
900762500
(0.00)
12%
1.000000000
5.571645052
48400
1887600
4065600
72000000
2341185128
170064872
13605189.8
156459682
0
170064872
0.89285714
151843636
48400
1887600
4065600
72000000
2341185128
170064872.1
13605189.77
156459682.3
0
170064872.1
0.797193878
135574674.8
48400
1887600
4065600
72000000
2391185128
120064872.1
9605189.769
110459682.3
0
120064872.1
0.711780248
85459804.42
48400
1887600
4065600
72000000
2341185128
170064872.1
13605189.77
156459682.3
0
170064872.1
0.635518078
108079300.7
48400
1887600
4065600
72000000
2351185128
160064872
12805189.8
147259682
0
160064872
0.56742686
90825107.1
48400
1887600
4065600
72000000
2391185128
120064872
9605189.77
110459682
0
120064872
0.50663112
60828600.8
48400
1887600
4065600
72000000
2341185128
170064872.1
13605189.77
156459682.3
0
170064872.1
0.452349215
76928711.46
48400
1887600
4065600
72000000
2341185128
170064872.1
13605189.77
156459682.3
0
170064872.1
0.403883228
68686349.51
48400
1887600
4065600
72000000
2391185128
120064872.1
9605189.769
110459682.3
0
120064872.1
0.360610025
43296596.53
48400
1887600
4065600
72000000
2341185128
246106538.8
19688523.1
226418015.7
0
246106538.8
0.321973237
79239718.84