EPISTEMOLOGI ISLAM
Oleh :
CAHYO WULAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai seorang muslim menuntut ilmu itu wajib hukumnya.
Dengan ilmu kita akan lebis bisa mengenal siapa diri kita dan
tujuan hidup kita sebagai seorang manusia.
Banyak ilmu yang dapat kita pelajari di dunia ini,salah satunya
adalah filsafat, Sedangkan filsafat sendiri juga memiliki beberapa
cabang atau ranting. Salah satu dari cabang filsafat itu adalah
epistimologi.
Dan
pada
kesempatan
kali
ini
penulis
akan
RUMUSAN MASALAH
1 Ledger Wood, "Epistemology", dalam Dagobert D. Runes, The Dictionary of
Philoshopy, New Jersey: litlle Field, Adam & co., 1976, hlm, 94.
BAB II
PEMBAHASAN
kehidupan,
melahirkan
ilmu
Humaniora,
sedangkan
tingkatan
makna,
yang
berusaha
untuk
mencari
2 Majid Fakhri, "Philoshopy and History," dalam John S. Badeau, Majid Fakhri,
The Genius of Arab Civilization, Kanada: MIT. Pres, 1983, hlm. 58
dan
intuisi
pemikiran.
Cara
Memperoleh
Ilmu
Pengetahuan
ada yang langsung dan ada yang tidak langsung, ada yang
bersifat tidak tetap dan ada yang bersifat tetap, objektif dan
umum. Jenis dan sifat pengetahuan tergantung pada sumbernya
dan dengan cara dan alat apa pengetahuan itu diperoleh.
Kemudian, ada pengetahuan yang benar dan ada pengetahuan
yang salah tentu saja yang dikehendaki adalah pengetahuan
yang benar.
Menurut al-Gazali dimensi rohani manusia mempunyai empat
kekuatan
1.Qalbu
Berarti segumpal daging yang bundar memanjang. Terletak di
pinggir kiri dalam dada. Di dalamnya terdapat lubang-lubang.
Lubang-lubang inilah di isi dengan dara hitam yang merupakan
sumber dan tambang dari nyawa. Secara psikis. Qalbu berarti
sesuatu yang halus, rohani berasal dari alam ketuhanan. Qalbu
dalam pengetian kedua ini disebut hakekat manusia. Dialah yang
merasa, mengetahui, dan mengenal serta yang diberi beban,
disiksa,
dicaci,
dan
sebagainya.
2.Ruh
Secara biologis ialah tubuh halus yang bersumber pada lubang
dan
merasa.
3.Nafs
Kekuatan yang menghimpun sifat-sifat tercelah pada manusia,
yang
harus
dilawan
dan
diperangi.
4.Akal
Pengetahuan segala hakekat segala keadaan. Akal itu ibarat
sifat-sifat ilmu yang tempatnya di hati. Pengertian kedua ialah
memperoleh
pengetahuan
itu
dan
itu
adalah
hati.
Menggunakan
pola
pikir
tertentu
(penalaran,
logika)
KEBENARAN ILMU
Tuhan,
diterapkan
melalui
pada
hukum-hukum
setiap
ciptaan-Nya,
yang
yaitu
sudah
alam
ada
dan
semesta,
pendidikan
menurut
Al
Ghozali
agar
manusia
berilmu
kehidupan
,melainkan
ilmu
sehari-hari,ilmu
yang
yang
diamalkan
dalam
membawanya
pada
dan
dibayangkan
manusia
manusia
terperangkap
hidup
tanpa
di
ilmu.
dalamnya,
sulit
Ilmu
lagi
tidak
berorientasi
pada
kepentingan-kepentingan
elite
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1.
2.
Cara
memperoleh
kegiatan
ilmu
aktif
ada
a.)merupakan
untuk
mencari
kebenaran(kasyaf),2.)Bukan
merupakan
kegiatan
manusia,tetapi
ditawarkan
sesuatu
manusia
dua,yaitu
yang
oleh
wahyu
(laduni)
3.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. P. Hardono Hadi. 1994. Epistemologi Filsafat Pengetahuan.
Yogyakarta: Kanisius.
Drs. Muhammad Azhar, MA. 1999. Studi Islam Dalam Percakapan
Epistemologis. Yogyakarta: SIPRESS.
Prof. A. Qodri Azizy, Ph.D. 2004. Pengembangan Ilmu-Ilmu
KeIslaman. Semarang: Aneka Ilmu.
Prof. Dr. Musa Asyaarie. 2002. Filsafat Islam. Yogyakarta: LESFI.
Sembodo Ardi Widodo M.Ag. 2003. Pendidikan Barat Dan Islam.
Jakarta: PT. Nimas Multima.
10