: GEOLOGI SEJARAH
: TG65227
: Ganjil (V)
: Geologi Struktur
:
: Menjelaskan tentang kondisi bumi, mulai dari teori-teori
pembentukan bumi, proses-proses evolusi kehidupan dan kejadian
yang terjadi di bumi, hingga terbentuknya bumi hingga Zaman
Kuarter atau kondisi bumi seperti saat sekarang ini
Sasaran Belajar:
Mg
Ke
I
Materi /Topik
Pembelajaran
GBRP
Menjelaskan mengenai
geologi sejarah dan
lingkup yang dipelajari.
Menjelaskan mengenai
proses evolusi dari bumi
II
III
IV
Menjelaskan mengenai
evousi kehidupan yang
pernah ada di bumi
Menjelaskan mengenai
proses pembentukan
pegunungan dan
pemekaran benua
V
Mmenjelaskan mengenai
Strategi/Metode
Pembelajaran
Ceramah
Cooperative
Learning &
Discussion
Cooperative
Learning &
Discussion
Ceramah &
Problem-Based
Learning, diskusi
Ceramah &
Problem-Based
Sasaran Belajar
Menjelaskan GBRP
Lingkup Geologi Sejarah
Hubungannya dengan bidang
ilmu lain
Planet Bumi dan Solar System
Asteroid, Meteorit, dan Komet
Susunan dan Komposisi Bumi
Origin dan Evolusi Kerak
Bumi
Origin dan Evolusi Atmosfer
dan Airlaut
Charles Darwin dan Seleksi
alam
Mulajadi Spesies
Fosil dan Evolusi
Orogenesa dan Pembentukan
Pegunungan
Paleomagnetisme
Pemekaran Dasar Samudera
Tektonik Lempeng
Konsep dasar Stratigrafi
modern
Indikator
Penilaian
Keaktifan
Keaktifan,
Sikap dalam
berdiskusi
Keaktifan,
Sikap dalam
berdiskusi,
Tugas
Keaktifan,
Sikap dalam
berdiskusi,
Tugas
Keaktifan,
Sikap dalam
berdiskusi,
Mg
Ke
VI
Materi /Topik
Pembelajaran
Menjelaskan mengenai
kejadian pada Era
Kriptozoik
Learning, diskusi
Strategi/Metode
Pembelajaran
Ceramah &
Problem-Based
Learning, diskusi
Indikator
Penilaian
Keaktifan,
Sikap dalam
berdiskusi,
Tugas
Penguasaan
Materi Uji
IX
Menjelaskan mengenai
kejadian pada Era
Paleozoikum
Ceramah &
Problem-Based
Learning, diskusi
Zaman Kambrium
Zaman Ordovisium
Zaman Silur
Menjelaskan mengenai
kejadian pada Era
Paleozoikum
Ceramah &
Problem-Based
Learning, diskusi
Zaman Devon
Zaman Karbon
Zaman Perm
XI
Menjelaskan mengenai
kejadian pada Era
Mesozoikum
Ceramah &
Problem-Based
Learning, diskusi
Zaman Trias
Zaman Jura
XII
Menjelaskan mengenai
kejadian pada Era
Mesozoikum
Ceramah &
Problem-Based
Learning, diskusi
Zaman Kapur
XIII
Menjelaskan mengenai
kejadian pada Zaman
Tersier
Ceramah &
Problem-Based
Learning, diskusi
Kala Paleosen
Kala Eosen
Kala Oligosen
XIV
Menjelaskan mengenai
kejadian pada Zaman
Tersier
Ceramah &
Problem-Based
Learning, diskusi
Kala Miosen
Kala Pliosen
XV
Menjelaskan mengenai
kejadian pada Zaman
Kuarter
Ceramah &
Problem-Based
Learning, diskusi
XVI
Dosen Pengampuh:
Ir. Irianto Uno, MSc.
Asrafil, Ssi.MSc.
Tugas
Kala Plistosen
Keaktifan,
Sikap dalam
berdiskusi,
Tugas
Keaktifan,
Sikap dalam
berdiskusi,
Tugas
Keaktifan,
Sikap dalam
berdiskusi,
Tugas
Keaktifan,
Sikap dalam
berdiskusi,
Tugas
Keaktifan,
Sikap dalam
berdiskusi,
Tugas
Keaktifan,
Sikap dalam
berdiskusi,
Tugas
Keaktifan,
Sikap dalam
berdiskusi,
Tugas
Penguasaan
materi dan
sikap
Referensi Utama:
Dott,R. H. Jr, Prothero, D. R.; 1994, Evolution of the Earth, 5th edition, Mc. Graw Hill Inc.
U.S.A.
tidak dapat menjelaskan sebab terjadinya benua atau super-kontinen Pangaea pecah, sehingga
muncul teori baru Teori Penjalaran Dasar Laut (Sea Floor.
Bukti pertama bahwa lempeng-lempeng itu memang mengalami pergerakan didapatkan dari
penemuan perbedaan arah medan magnet dalam batuan-batuan yang berbeda usianya. Penemuan
ini dinyatakan pertama kali pada sebuah simposium di Tasmania tahun 1956. Mula-mula,
penemuan ini dimasukkan ke dalam teori ekspansi bumi, namun selanjutnya justru lebih
mengarah ke pengembangan teori tektonik lempeng yang menjelaskan pemekaran (spreading)
sebagai konsekuensi pergerakan vertikal (upwelling) batuan, tetapi menghindarkan keharusan
adanya bumi yang ukurannya terus membesar atau berekspansi (expanding earth) dengan
memasukkan zona subduksi/hunjaman (subduction zone), dan sesar translasi (translation fault).
Pada waktu itulah teori tektonik lempeng berubah dari sebuah teori yang radikal menjadi teori
yang umum dipakai dan kemudian diterima secara luas di kalangan ilmuwan. Penelitian lebih
lanjut tentang hubungan antara seafloor spreading dan balikan medan magnet bumi (geomagnetic
reversal) oleh geolog Harry Hammond Hess dan oseanograf Ron G. Mason menunjukkan dengan
tepat mekanisme yang menjelaskan pergerakan vertikal batuan yang baru.
TEORI GEOSINKLIN
Teori geosinklin menyatakan bahwa suatu daerah sempit pada kerak bumi mengalami
depresi selama beberapa waktu sehingga terendapkan secara ekstrem sedimen yang
tebal. Proses pengendapan ini menyebabkan subsidence (penurunan) pada dasar
cekungan. Endapan sedimen yang tebal dianggap berasal dari sedimen akibat proses
orogenesa yang membentuk pengunungan lipatan dan selama proses ini endapan
sedimen yang telah terbentuk akan mengalami metamorfosa.
Pada intinya, golongan ilmuwan menganggap bahwa gaya yang bekerja pada bumi
merupakan gaya vertical. Artinya, semua deformasi yang terjadi diakibatkan oleh gaya
utama yang berarah tegak lurus dengan bidang yang terdeformasi.
Sejarah Teori Geosinklin
Teori ini dikonsep oleh Hall pada tahun1859 yang kemudian dipublikasikan oleh Dana
pada tahun 1873. Teori ini bertujuan untuk menjelaskan terjadinya endapan batuan
sedimen yang sangat tebal, ribuan meter dan memanjang seperti pada Pegunungan
Himalaya, Alpina dan Andes.
Konsep tersebut menyatakan bahwa geosinklin terbentuk memanjang atau seperti
cekungan dalam skala ribuan meter, yang terus menurun akibat dari akumulasi batuan
sedimen dan volkanik.Sedangkan geosinklin adalah suatu daerah sempit pada kerak
bumi mengalami depresi selama beberapa waktu sehingga terendapkan secara ekstrim
sedimen yang tebal. Proses pengendapan ini menyebabkan subsidence (penurunan)
pada dasar cekungan. Endapan sedimen yang tebal dianggap berasal dari sedimen
akibat proses orogenesa yang membentuk pengunungan lipatan dan selama proses ini
endapan sedimen yang telah terbentuk akan mengalami metamorfosa.
Terdeformasinya
batuan
di
dalamnya
dapat
dijelaskan
sebagai
akibat
dari
Kelemahan dari teori yakni tidak bisanya menjelaskan asal-usul vulkanik. Pada intinya,
golongan ilmuwan menganggap bahwa gaya yang bekerja pada bumi merupakan gaya
vertical. Artinya, semua deformasi yang terjadi diakibatkan oleh gaya utama yang
berarah tegak lurus dengan bidang yang terdeformasi.
TEKTONIK LEMPENG