Anda di halaman 1dari 3

Hama Angklung

Angklung adalah alat musik yang semuanya terbuat dari bambu ditambah sedikit
pengikat dari rotan. Oleh karena itu angklung jadi sasaran makhluk hidup lain,
seperti
1. Jamur
Jamur adalah tumbuhan yang tidak punya klorofil, sehingga tak bisa melakukan foto
sintesis sendiri. Akibatnya jamur memilih jalan hidup heterotrof dengan
menjadi parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.

Di rangka, bahkan kadang sampai di tabung, muncul bercak-bercak putih atau


hitam. Bahkan ketika sudah usia matang, jamurnya berbunga spora berwarna
oranye.
Kejadian ini biasanya muncul di musim hujan, ketika angklung dibiarkan dalam
keadaan lembab. Jadi untuk mencegahnya, gantung angklung di ruangan yang
kering. Jangan biarkan menumpuk di tempat lembab. Kalau sudah terlanjur terkena,
jamur itu bisa di-lap dengan kain yang diberi thinner (pengencer cat). Namun tetap
saja bekasnya tidak akan hilang.
2. Bubuk
Bubuk adalah hama serangga kecil yang memakan bambu dari dalam. Dibanding
jamur yang jadi hama dari luar, efek bubuk lebih fatal yaitu menyebabkan
devastating.

Pencegahan
Namun ada kabar baik. Apabila angklung yang sudah terkena hama itu diikat
dengan sebuah angklung lain seperti foto berikut. Teorinya, angklung kecil akan
tertular. Namun setelah 3 bulan berlalu, ternyata si angklung tersebut baik-baik
saja. Mengapa demikian?

Menurut Pak Handiman, kalau bambu sekali tidak terkena bubuk, tak akan kena
bubuk selamanya. Resep rahasia dari leluhur, bambu yang tahan hama adalah:

Tumbuhnya di tempat kering (di gunung, bukan di dekat sungai misalnya)


Dipotong saat musim kemarau pada saat yang tepat
Dikeringkan selama setahun terlebih dahulu.

Sementara itu bambu yang disukai bubuk adalah bambu yang kayunya manis atau
dipotong saat musim hujan.
Sayangnya karena permintaan angklung sedang tinggi, stok bambu yang bagus
cepat sekali menipis. Karena itulah sebagian pengrajin angklung terpaksa
memotong kapan saja, dan dikeringkan secepatnya. Bahkan karena benar-benar
sudah habis stok, bambu sisa bangunan juga dipakai untuk angklung. Lalu untuk
mencegah hama, dilakukan beberapa upaya pengawetan seperti:

Bambu direndam dulu di cairan pengawet


Bambu disemprot pakai pembasmi serangga
Bambu dikeringkan dengan di-oven atau mesin vakum.
Setelah jadi angklung, bambunya diberi pernis

Namun tetap saja kalau bambunya manis, resiko kena hama tetap tinggi. Demikian
pula kalau dikeringkan dengan paksa, maka bambu mudah retak. Karena itu jika
ingin membeli angklung kelas satu, pastikan bahan bambunya memang diproses
dengan sabar, sesuai dengan nasehat leluhur.
http://klungbot.com/hama-angklung/

Anda mungkin juga menyukai