Pendahuluan
A. Latar belakang.
Latar belakang disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tujuan dari tugas
mata kuliah fisika, untuk mengetahui macam macam alat ukur listrik.
Dalam makalah ini saya akan membahas tentang ampermeter, voltmeter, ohmmeter.
Yang sekarang sudah banyak di pakai di bidang kelistrikan dan instrumentasi
Seorang teknisi listrik pasti memerlukan alat bantu dasar, untuk keperluan teknis
seperti memperbaiki peralatan serta menguji rangkaian kelistrikan, yaitu
ampermeter, voltmeter, ohmmeter.
Untuk melakukan pekerjaan kelistrikan maupun elektronika, selalu
membutuhkan alat ukur. Oleh karena itu di dalam makalah alat alat ukur listrik ini
dapat diketahui :
1. Besaran arus listrik dalam satuan Ampere (A).
2. Besaran tegangan listrik dalam satuan Volt (V).
3. Besaran resisitansi dalam satuan Ohm ().
Sehingga dengan alat alat ukur listrik tersebut, dapat memudahkan penyelesaian
masalah kelistrikan maupun elektronika.
B. Rumusan Masalah
Dari sekian banyak alat alat ukur listrik, pasti di perlukan penjelasan satu persatu
tentang alat tersebut. Oleh karena itu di dalam makalah ini akan membahas
permasalahan tentang:
1. Penjelasan tentang alat alat ukur yang di sebutkan di atas.
2. Fungsi dari masing masing alat ukur .
3. Serta prosedur cara menggunakan alat ukur tersebut.
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Mengenal berbagai macam alat alat ukur listrik.
2. Mengetahui fungsi dari masing masing alat,
3. Mampu serta memperoleh ketrampilan dalam pemakaian alat ukur ampermeter,
voltmeter, ohmmeter.
D. Manfaat
Manfaat dari tugas makalah yang kami buat adalah untuk memberi pengetahuan
kepada para pembaca agar mengetahui alat ukur secara mendalam.
Bab 2
2. Pembahasan.
Ampermeter, voltmeter, ohmmeter.
1. Amperemeter.
Amperemeter, sering juga disebut ammeter adalah perangkat yang di temukan oleh
Andre-Marie Ampere (1775-1836) digunakan untuk mengukur kuat arus listrik yang ada
dalam rangkaian tertutup. Amperemeter biasanya dipasang berderet ( seri ) dengan
elemen listrik .
Biasanya, pada amperemeter akan ditemukan tulisan amperemeter (A),
milliamperemeter (mA), atau mikroamperemeter. Sekarang ini terdapat dua jenis ampere
meter yaitu; ampere meter analog dan ampere meter digital.
Ampere meter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir
pada kumparan yang selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat
menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin
besar pula simpangannya.
1.1 Amperemeter analog.
Amperemeter analog ini adalah model amperemeter yang lama, dan jarum sebagai alat
untuk penunjuk skalanya.
penunjuk besaran arus yang terukur dimana akan bergerak dan berhenti pada skala
yang sesuai dengan besaran yang diukur
Probe
Berfungsi untuk menentukan polaritas amperemeter. Selain itu probe juga digunakan
untuk menentukan kutub positif amperemeter.
Kalibrator
Berfungsi untuk menentukan kalibrasi atau penunjukan skala pada anga nol (0)
dengan tepat,segaris dengan jarum penunjuk skala.
Ground
Berfungsi untuk menentukan kutub negatif dari amperemeter.
Cermin pemantul.
Berada pada papan skala yang ditunjukan sebagai panduan untuk ketepatan
pembacaan skala.
F = B. I. L
F
B
L
I
(N)
(T).
(m)
(A)
Amperemeter juga memiliki kemampuan pengukuran yang terbatas sesuai dengan nilai
maksimum yang tertera dalam alat ukur itu. Ada yang nilai maksimumnya 5 A, 10 A dan
20A. Amperemeter bisa juga dapat tersusun atas mikro amperemeter dan shunt. Mikro
amperemeter berguna untuk mendeteksi ada tidaknya arus melalui rangkaian karena nilai
kuat arus yang kecilpun dapat terdeteksi.
Apabila akan digunakan ke dalam arus yang besar, maka arus tersebut perlu dialirkan
ke sebuah tahanan yang disebut sebagai shunt. Tahanan shunt dapat ditentukan dengan
menerapkan analisa rangkaian konvensionalnya. Shunt yang dipasang secara pararel terhadap
amperemeter nya sehingga kemampuan tergantung pada beberapa kali kemampuannya untuk
ditingkatkan. Jika kita memperkirakan dalam rentang miliampere, maka kita dapat
menggunakan shunt yang tertera 100 mA atau 500Ma.
2. Voltmeter.
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur selisih potensial atau
tegangan (voltage). Sebuah alat pengukur tegangan di namakan voltmeter (atau
milivoltmeter dan sebagainya, bergantung pada jangkauan pengukurannya). Sebuah
voltmeter selalu mengukur selisih potensial diantara dua titik.
Kalibrator.
Berfungsi untuk menentukan kalibrasi atau penunjukan skala pada anga nol
(0) dengan tepat,segaris dengan jarum penunjuk skala.
Cermin pemantul.
Berada pada papan skala yang ditunjukan sebagai panduan untuk ketepatan
pembacaan skala.
Rumus voltmeter:
V = I.R
V = Tegangan ( Volt )
I = Arus ( A )
R = Tahanan ( R )
2.2 Prinsip kerja voltmeter.
Adanya fluksi magnetic yang memilik bentuk gelombang sinus dengan frekuensi
yang sama dan masuk dalam suatu kepingan logam secara paralel. Antara fluks 1
dengan fluks yang lain terdapat suatu perbedaan fasa. Fluks yang bolak balik akan
membangkitkan tegangan tegangan dalam kepingan logam yang akan
menyebabkan terjadinya arus putar di dalam kepingan logam tersebut.
Prinsip kerjanya sama dengan amperemeter, hanya saja posisi dalam
menggunakannya di dalam rangkaian yang berbeda yaitu di paralel.
2.3 Prosedur pengukuran arus menggunakan voltmeter.
Prosedur pengukuran pada voltmeter antara lain sebagai berikut :
Pastikan bahwa jarum penunjuk skala berada tepat satu garis dengan angka nol
(0) pada skala (pada voltmeter analog). Angka nol (0) pada layar display
(voltmeter digital)
Memasang Paralel voltmeter dengan hambatan
Memasang kabel negative dan positif di terminal yang di sediakan di voltmeter.
Membaca penunjukkan arus pada papan skala arus sesuai dengan posisi jarum
penunjuk skala (analog) atau di layar display (digital)
3. Ohmmeter
Ditemukan oleh Georg Simon Ohm dan dipublikasikannya pada sebuah koran pada
tahun 1827, The Galvanic Circuit Investigated Mathematically. Sebuah metode alternative
untuk mengukur hambatan adalah dengan menggunakan meter d arsonval dalam
sebuah susunan yang dinamakan ohmmeter. Ohm-meter adalah alat pengukur
hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan mengalirnya arus listrik dalam suatu
konduktor.Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam
ohm.Alat ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus
listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke
satuan ohm.
Desain asli dari ohmmeter menyediakan baterai kecil untuk menahan arus listrik.Ini
menggunakan galvanometer untuk mengukur arus listrik melalui hambatan. Skala dari
galvanometer ditandai pada ohm, karena voltase tetap dari baterai memastikan bahwa
hambatan menurun, arus yang melalui meter akan meningkat. Ohmmeter dari sirkuit itu
sendiri, oleh karena itu mereka tidak dapat digunakan tanpa sirkuit yang terakit.
Tipe yang lebih akurat dari ohmmeter memiliki sirkuit elektronik yang melewati arus
constant (I) melalui hambatan, dan sirkuit lainnya yang mengukur voltase (V) melalui
hambatan. Menurut persamaan berikut, yang berasal dari hukum Ohm, nilai dari
hambatan (R) dapat ditulis dengan:
R = V/I
R = Tahanan satuan ohm.
8. Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe multimeter yang satu dengan yang lain
batas ukurannya belum tentu sama.
9. Lubang kutub + (V A W Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead
kutub + yang berwarna merah.
10. Lubang kutub (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead
kutub - yang
berwarna hitam.
11. Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch), berfungsi untuk memilih polaritas
DC atau AC.
12. Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat komponen-komponen
multimeter.
13. Jarum penunjuk meter (Knife edge Pointer), berfungsi sebagai penunjuk besaran
yang diukur.
2.1 Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter.
Bab 3 .
3. Kesimpulan
1. Amperemeter atau sering disebut juga ammeter adalah perangkat yang di temukan
oleh Andrie Marie Ampere ( 1175 1886 ). digunakan untuk mengukur kuat arus
listrik yang ada dalam rangkaian tertutup. Amperemeter biasanya dipasang seri
dengan rangkaian listrik.
2. Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (Gaya Lorentz). Ketika arus
mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnet timbul gaya lorentz
yang menggerakan jarum penunjuk menyimpang. Sesuai dengan arus yang
melewatinya, semakin besar arus yang melewatinya maka akan terjadi
penyimpangan jarumnya.
F = B. I. L
Keterangan
F
= gaya Lorentz satuan newton
B
= kuat medan magnet satuan tesla
L
= panjang kawat satuan meter
I
= kuat arus listrik satuan ampere
(N)
(T).
(m)
(A)
= V/R
= Tegangan ( Volt )
= Arus ( A )
= Tahanan ( R )
7. Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur selisih potensial atau
tegangan (voltage) serta di bagi menjadi dua yaitu analog dan digital.
8. Prinsip kerja voltmeter sama dengan prinsip kerja dari amperemeter, hanya saja di
rangkai secara paralel.
Voltmeter berfungsi jika adanya fluksi magnetic yang memilik bentuk gelombang
sinus dengan frekuensi yang sama dan masuk dalam suatu kepingan logam secara
paralel. Rumus voltmeter :
V
= I.R
V
= Tegangan ( Volt )
I
= Arus ( A )
R
= Tahanan ( R )
9. Ohmmeter ditemukan oleh Georg Simon Ohm dan dipublikasikannya pada sebuah
koran pada tahun 1827, The Galvanic Circuit Investigated Mathematically.
10 Dengan hambatan hambatan yang sesuai, sebuah multimeter dapat digunakan
sebagai voltampere atau ammeter. Multimeter juga mencangkup sebuah aki (baterai);
penempatan aki ini secara seri dengan kumparan itu akan membuat alat itu menjadi
sebuah ohmmeter
11 Untuk ohmmeter digital hasil dari pengukurannya yaitu berupa angka yang ada pada
display bukan jarum / pointer yang membedakan dengan ohmmeter analog.
12 Avometer / multitester merupakan gabungan dari alat alat ukur listrik yaitu
amperemeter, voltmeter dan ohmmeter yang memiliki 3 fungsi dari masing masing
alat tersebut.
Tahanan dapat ditulis dengan:
R = V/I
R = Tahanan satuan ohm.
V = Tegangan satuan volt.
I = Kuat arus satuan ampere.
4. Saran.
1. Dalam melakukan pengukuran menggunakan alat alat ukur listrik seperti
amperemeter, voltmeter dan ohmmeter sebaiknya berhati hati dan tetap
memperhatikan azas keselamatan dalam bekerja. Untuk menghindari hal hal yang
tidak kita inginkan
2. Di pergunakan sesuai dengan fungsinya.
3. Selalu memperhatikan range kerja dari masing masing alat tersebut, karena setiap
alat memiliki batas pengukuran yang maksimal. Agar tidak terjadi kerusakan pada
alat.
4. Teliti dalam membaca hasil pengukuran, karena tipe dari masing masing alat yaitu
analog, di haruskan kita membaca dengan teliti, Karena masih menggunakan jarum
sebagai penunjuk hasi dari pengukuran.
Berbeda dengan tipe digital yang hasil pengukurannya sudah menggunakan angka
yang tampil di layar / display.
5. Bagi yang masih belum tahu cara penggunaanya, di harapkan adanya pendamping
yang mengetahui cara ataupun prosedur penggunaan dari alat tersebut.
5. Daftar Pustaka.
Sears, Zemansky. 1994. Fisika untuk Universitas. Bina Cipta: Bandung.
https://books.google.com/books?isbn=9796884739. Fisika untuk Universitas,
Diakses pada Senin, 5 Oktober 2015 2:45:41 PM.
http://jendeladenngabei.blogspot.co.id/2011/10/voltmeter_05.html.
Diakses pada 5 Oktober 2015 2:45:41 PM.
http://electrozone94.blogspot.co.id/2013/08/ampermeter-voltmeter-ohm-meter.html.
Diakses pada 5 Oktober 2015 2:45:41 PM.
Wiliam D. Cooper, Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran
5.1.1
5.1.2
5.1.3
5.1.4
5.1.5
Anuresma D. P.
M. Miftachul Firdaus
Disusun Oleh :
152045910970
152045910952