Anda di halaman 1dari 18

1.

Pendahuluan
A. Latar belakang.
Latar belakang disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tujuan dari tugas
mata kuliah fisika, untuk mengetahui macam macam alat ukur listrik.
Dalam makalah ini saya akan membahas tentang ampermeter, voltmeter, ohmmeter.
Yang sekarang sudah banyak di pakai di bidang kelistrikan dan instrumentasi
Seorang teknisi listrik pasti memerlukan alat bantu dasar, untuk keperluan teknis
seperti memperbaiki peralatan serta menguji rangkaian kelistrikan, yaitu
ampermeter, voltmeter, ohmmeter.
Untuk melakukan pekerjaan kelistrikan maupun elektronika, selalu
membutuhkan alat ukur. Oleh karena itu di dalam makalah alat alat ukur listrik ini
dapat diketahui :
1. Besaran arus listrik dalam satuan Ampere (A).
2. Besaran tegangan listrik dalam satuan Volt (V).
3. Besaran resisitansi dalam satuan Ohm ().
Sehingga dengan alat alat ukur listrik tersebut, dapat memudahkan penyelesaian
masalah kelistrikan maupun elektronika.
B. Rumusan Masalah
Dari sekian banyak alat alat ukur listrik, pasti di perlukan penjelasan satu persatu
tentang alat tersebut. Oleh karena itu di dalam makalah ini akan membahas
permasalahan tentang:
1. Penjelasan tentang alat alat ukur yang di sebutkan di atas.
2. Fungsi dari masing masing alat ukur .
3. Serta prosedur cara menggunakan alat ukur tersebut.
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Mengenal berbagai macam alat alat ukur listrik.
2. Mengetahui fungsi dari masing masing alat,
3. Mampu serta memperoleh ketrampilan dalam pemakaian alat ukur ampermeter,
voltmeter, ohmmeter.
D. Manfaat
Manfaat dari tugas makalah yang kami buat adalah untuk memberi pengetahuan
kepada para pembaca agar mengetahui alat ukur secara mendalam.

Bab 2

2. Pembahasan.
Ampermeter, voltmeter, ohmmeter.
1. Amperemeter.
Amperemeter, sering juga disebut ammeter adalah perangkat yang di temukan oleh
Andre-Marie Ampere (1775-1836) digunakan untuk mengukur kuat arus listrik yang ada
dalam rangkaian tertutup. Amperemeter biasanya dipasang berderet ( seri ) dengan
elemen listrik .
Biasanya, pada amperemeter akan ditemukan tulisan amperemeter (A),
milliamperemeter (mA), atau mikroamperemeter. Sekarang ini terdapat dua jenis ampere
meter yaitu; ampere meter analog dan ampere meter digital.
Ampere meter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir
pada kumparan yang selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat
menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin
besar pula simpangannya.
1.1 Amperemeter analog.
Amperemeter analog ini adalah model amperemeter yang lama, dan jarum sebagai alat
untuk penunjuk skalanya.

Gambar 1.1 : Model Amperemeter analog.

Gambar 1.2 : Model clamp ampermeter analog

Bagian Bagian Ampere meter :


Amperemeter terdiri dari beberapa bagian antara lain :

Jarum penunjuk skala (pada amperemeter analog)Jarum ini terpasang pada


kumparan yang bergerak (moving coil) sehingga dapat bergerak berdasarkan
peredaran arus yang masuk dalam moving coil. Jarum tersebut mempunyai fungsi

penunjuk besaran arus yang terukur dimana akan bergerak dan berhenti pada skala
yang sesuai dengan besaran yang diukur

Probe
Berfungsi untuk menentukan polaritas amperemeter. Selain itu probe juga digunakan
untuk menentukan kutub positif amperemeter.

Kalibrator
Berfungsi untuk menentukan kalibrasi atau penunjukan skala pada anga nol (0)
dengan tepat,segaris dengan jarum penunjuk skala.

Ground
Berfungsi untuk menentukan kutub negatif dari amperemeter.

Cermin pemantul.
Berada pada papan skala yang ditunjukan sebagai panduan untuk ketepatan
pembacaan skala.

Rumus Ampere meter:


I = V/R
V = Tegangan ( Volt )
I = Arus ( A )
R = Tahanan ( R )
1.2 Prinsip kerja amperemeter.
Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (Gaya Lorentz). Ketika
arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnet timbul gaya lorentz
yang menggerakan jarum penunjuk menyimpang. Apabila arus yang melewati kumparan
besar, maka gaya yang timbul juga akan membesar sedemikian sehingga
penyimpangan jarum penunjuk juga akan lebih besar. Demikian sebaliknya, ketika kuat
arus tidak ada maka jarum penunjuk akan di kembalikan ke posisi semula oleh pegas.
Besar gaya yang dimaksud sesuai dengan Prinsip Gaya Lorentz.

F = B. I. L
F
B
L
I

= gaya Lorentz satuan newton


= kuat medan magnet satuan tesla
= panjang kawat satuan meter
= kuat arus listrik satuan ampere

(N)
(T).
(m)
(A)

Amperemeter juga memiliki kemampuan pengukuran yang terbatas sesuai dengan nilai
maksimum yang tertera dalam alat ukur itu. Ada yang nilai maksimumnya 5 A, 10 A dan
20A. Amperemeter bisa juga dapat tersusun atas mikro amperemeter dan shunt. Mikro
amperemeter berguna untuk mendeteksi ada tidaknya arus melalui rangkaian karena nilai
kuat arus yang kecilpun dapat terdeteksi.
Apabila akan digunakan ke dalam arus yang besar, maka arus tersebut perlu dialirkan
ke sebuah tahanan yang disebut sebagai shunt. Tahanan shunt dapat ditentukan dengan
menerapkan analisa rangkaian konvensionalnya. Shunt yang dipasang secara pararel terhadap
amperemeter nya sehingga kemampuan tergantung pada beberapa kali kemampuannya untuk
ditingkatkan. Jika kita memperkirakan dalam rentang miliampere, maka kita dapat
menggunakan shunt yang tertera 100 mA atau 500Ma.

1.3 prosedur pengukuran arus menggunakan amperemeter.


Prosedur pengukuran pada amperemeter antara lain sebagai berikut :
Pastikan bahwa jarum penunjuk skala berada tepat satu garis dengan angka nol (0)
pada skala (pada amperemeter analog).
Memasang seri ampermeter dengan hambatan
Memasang kabel negative (berwarna hitam) di ground ampermeter, dan kabel positif
(berwarna merah) pada probe amperemeter.
Membaca penunjukkan arus pada papan skala arus sesuai dengan posisi jarum
penunjuk skala.
Cara pengukuran arus menggunakan amperemeter pada umumnya ialah dengan
menghubungkan secara seri antara rangkaian yang akan diukur arusnya dengan
ampermeter. Karena didalam sebuah ampermeter terdapat kumparan sebagai pelaku
untuk menghasilkan putaran, maka dengan cara pengukuran arus seperti di atas akan
menghasilkan pengukuran yang sempurna.

Gambar 1.3: Rangkaian pemasangan amperemeter

Gambar 1.4: Penunjukan jarum skala


Setelah amperemeter terpasang, kita dapat mengetahui besar kuat arus yang
mengalir melalui penghantar dengan membaca amperemeter melalui jarum penunjuk.
Dalam membaca amperemeter harus diperhatikan karakteristik alat ukur karena jarum
penunjuk tidak selalu menyatakan angka apa adanya.
Hal yang harus diperhatikan di dalam pembacaan skala amperemeter adalah
dengan memperhatikan jarum penunjuk skala. Jarum penunjuk skala akan menunjukan
pada skala yang terletak pada papan skala. Pembacaan skala dilakukan tegak lurus
dimana bayangan jarum pada cermin harus satu garis dengan jarum penunjuk,
maksudnya agar tidak terjadi penyimpangan dalam membaca.
1.5 Amperemeter Digital.
Amperemeter digital kegunaan serta prinsip kerjanya sama dengan amperemeter
analog. Hanya saja amperemeter jenis ini sebagian tipe memiliki clamp (capit tertutup)
untuk pengoperasiannya atau biasa yang disebut dengan tang ampere. Clamp meter
adalah sebuah alat ukur yang sangat nyaman digunakan yang memberikan kemudahan
pengukuran arus listrik.
Salah satu keuntungan menggunakan clamp meter/tang ampere, kita dapat
mengukur arus dengan hanya meng-clamp kan pada salah satu kabel/konduktor bahkan
dapat mengukur arus tinggi tanpa harus mematikan terlebih dulu rangkaian yang akan
diukur. Tang ampere juga memiliki batas kemampuan dalam mengukur, sesuai dengan
spesifikasi yang ada pada alat tersebut. Dan hasilnya dapat langsung di lihat di layar lcd
dati tang ampere tersebut.

Gambar 1.5: Amperemeter digital jenis clamp.

Bagian Bagian Amperemeter digital :


Trigger : Berfungsi untuk membuka capit / kalang / transformer jaw dalam
melakukan pengukuran.
Switch range : Kita dapat mengatur sendiri range pengukuran sesuai dengan
kebutuhan.
Data Hold : tombol penahan untuk menangkap pembacaan dan tampilan dari
memori meskipun posisi alat di lepas. Hal ini bermanfaat, khususnya apabila
mengukur ditempat tertentu dimana kita tidak dapat membaca dengan jelas hasil
dari pengukurannya.
Ohm dan volt terminal serta terminal common : berfungsi untuk pengecekan
dalam range ohm ataupun volt.
1.6 Prosedur pengukuran arus menggunakan amperemeter
Atur switch range kerja terlebih dahulu, sesuai dengan kebutuhan pengukuran.
Tekan trigger, setelah itu kita pilih konduktor atau kabel mana yang akan di ukur
fasenya ( R S T) dan lepas kembali posisi trigger pada posisi awal ( posisi capit
tertutup).
Kita dapat menggunakan tombol Hold, jika posisi kita sulit untuk melihat dari hasil
pengukuran.
Membaca nilai yang muncul pada display.

Gambar 1.6 : cara pemakaian tang ampere.


Setelah semua prosedur pengukuran telah kita lakukan maka dapat dengan
mudah kita dapat mengetahui kuat arus yang melewati konduktor dalam suatu beban
pada layar display. Oleh karena itu, dalam penggunaan alat ini sangatlah praktis dan
nyaman, sehingga memudahkan kita dalam melakukan pengukuran.

2. Voltmeter.
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur selisih potensial atau
tegangan (voltage). Sebuah alat pengukur tegangan di namakan voltmeter (atau
milivoltmeter dan sebagainya, bergantung pada jangkauan pengukurannya). Sebuah
voltmeter selalu mengukur selisih potensial diantara dua titik.

Sebuah voltmeter ideal, mempunyai hambatan yang tak terhingga, sehingga


menyambungkan di antara dua titik dalam sebuah rangkaian tidak akan mengubah arus.
Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antarmedan magnet dan kuat arus.
Gaya magnetic tersebut akan mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak
saat ada arus listrik. Semakin besar arus listrik yang mengalir maka semakin besar
penyimpangan jarum yang terjadi.
2.1 Voltmeter Analog.
Voltmeter ini masih menggunakan jarum untuk melihat hasil dari pengukurannya.

Gambar 2.1 : Voltmeter Analog.

Gambar 2.2 : Voltmeter Digital.

Bagian bagian voltmeter.


Jarum penunjuk skala (pada voltmeter analog).
Jarum ini terpasang pada kumparan yang bergerak (moving coil) sehingga
dapat bergerak berdasarkan peredaran arus yang masuk dalam moving coil.
Jarum tersebut mempunyai fungsi penunjuk besaran arus yang terukur
dimana akan bergerak dan berhenti pada skala yang sesuai dengan besaran
yang diukur

Kalibrator.
Berfungsi untuk menentukan kalibrasi atau penunjukan skala pada anga nol
(0) dengan tepat,segaris dengan jarum penunjuk skala.

Cermin pemantul.
Berada pada papan skala yang ditunjukan sebagai panduan untuk ketepatan
pembacaan skala.

Terminal positif (+) dan negative (-).


Untuk menentukan kabel positif dan negatif untuk menggunakan voltmeter
dalam rangkaian.

Rumus voltmeter:
V = I.R
V = Tegangan ( Volt )
I = Arus ( A )
R = Tahanan ( R )
2.2 Prinsip kerja voltmeter.
Adanya fluksi magnetic yang memilik bentuk gelombang sinus dengan frekuensi
yang sama dan masuk dalam suatu kepingan logam secara paralel. Antara fluks 1
dengan fluks yang lain terdapat suatu perbedaan fasa. Fluks yang bolak balik akan
membangkitkan tegangan tegangan dalam kepingan logam yang akan
menyebabkan terjadinya arus putar di dalam kepingan logam tersebut.
Prinsip kerjanya sama dengan amperemeter, hanya saja posisi dalam
menggunakannya di dalam rangkaian yang berbeda yaitu di paralel.
2.3 Prosedur pengukuran arus menggunakan voltmeter.
Prosedur pengukuran pada voltmeter antara lain sebagai berikut :
Pastikan bahwa jarum penunjuk skala berada tepat satu garis dengan angka nol
(0) pada skala (pada voltmeter analog). Angka nol (0) pada layar display
(voltmeter digital)
Memasang Paralel voltmeter dengan hambatan
Memasang kabel negative dan positif di terminal yang di sediakan di voltmeter.
Membaca penunjukkan arus pada papan skala arus sesuai dengan posisi jarum
penunjuk skala (analog) atau di layar display (digital)

Gambar 2.3 : Gambar rangkaian.


Setelah voltmeter terpasang, kita dapat mengetahui besar kuat arus yang
mengalir melalui penghantar dengan membaca voltmeter melalui jarum penunjuk.
Dalam membaca hasil pengukuran harus diperhatikan karakteristik alat ukur karena
jarum penunjuk tidak selalu menyatakan angka apa adanya.
Hal yang harus diperhatikan di dalam pembacaan skala voltmeter adalah dengan
memperhatikan jarum penunjuk skala. Jarum penunjuk skala akan menunjukan pada
skala yang terletak pada papan skala. Pembacaan skala dilakukan tegak lurus dimana
bayangan jarum pada cermin harus satu garis dengan jarum penunjuk, maksudnya agar
tidak terjadi penyimpangan dalam membaca.

2.4 Voltmeter Digital


Voltmeter digital memperagakan pengukuran tegangan dc atau ac dalam bentuk
angka diskrit, sebagai pengganti defleksi jarum penunjuk pada sebuah skala kontinu
seperti dalam alat ukur analog.
Untuk prinsip kerja dan cara pemasangan dalam rangkaian sama dengan voltmeter
analog. Prinsip kerjanya, voltmeter ini di padukan dengan rangkaian elektro untuk
memproses hasil pengukuran yang nantinya penunjukan di tampilkan melalui layar
display
Penunjukan dengan angka dalam banyak pemakaian lebih menguntungkan, karena :
mengurangi kesalahan pembacaan oleh manusia dan interpolasi.
menghilangkan kesalahan paralaksis.
memperbesar kecepatan pembacaan.
melengkapi keluaran dalam bentuk digital yang sesuai bagi pengolahan dan
pencatatan selanjutnya.
Digital voltmeter merupakan suatu instrumen yang dapat diandalkan dan teliti,
yang dapat digunakan dalam banyak pemakaian pengukuran di laboratorium. Digital
voltmeter dapat bersaing terhadap instrumen-instrumen analog konvensional,
disebabkan perkembangan dan penyempurnaan modul-modul rangkaian terpadu
(integrated circuit, IC ), ukuran, kebutuhan daya dan harga yang berkurang secara
drastis. Kualitas voltmeter digital yang menonjol dapat digambarkan dengan
mengemukakan karakteristik operasi dan karakteristik yang khas.

3. Ohmmeter
Ditemukan oleh Georg Simon Ohm dan dipublikasikannya pada sebuah koran pada
tahun 1827, The Galvanic Circuit Investigated Mathematically. Sebuah metode alternative
untuk mengukur hambatan adalah dengan menggunakan meter d arsonval dalam
sebuah susunan yang dinamakan ohmmeter. Ohm-meter adalah alat pengukur
hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan mengalirnya arus listrik dalam suatu
konduktor.Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam
ohm.Alat ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus
listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke
satuan ohm.
Desain asli dari ohmmeter menyediakan baterai kecil untuk menahan arus listrik.Ini
menggunakan galvanometer untuk mengukur arus listrik melalui hambatan. Skala dari
galvanometer ditandai pada ohm, karena voltase tetap dari baterai memastikan bahwa
hambatan menurun, arus yang melalui meter akan meningkat. Ohmmeter dari sirkuit itu
sendiri, oleh karena itu mereka tidak dapat digunakan tanpa sirkuit yang terakit.
Tipe yang lebih akurat dari ohmmeter memiliki sirkuit elektronik yang melewati arus
constant (I) melalui hambatan, dan sirkuit lainnya yang mengukur voltase (V) melalui
hambatan. Menurut persamaan berikut, yang berasal dari hukum Ohm, nilai dari
hambatan (R) dapat ditulis dengan:

R = V/I
R = Tahanan satuan ohm.

V = Tegangan satuan volt.


I = Kuat arus satuan ampere.
Alat alat berjangkauan rangkap (multiple range), atau multimeter yang
menggunakan
galvanometer d Arsonval. Alat seperti itu menggunakan kumparan
yang bergerak yang berjangkauan tunggal (single range). Jangkauan yang beragam
disediakan dengan menukarkan hambatan hambatan yang berbeda yang parallel dan
seri dengan kumparan alat itu.
Dengan hambatan hambatan yang sesuai, sebuah multimeter dapat digunakan
sebagai voltampere atau ammeter. Multimeter juga mencangkup sebuah aki (baterai);
penempatan aki ini secara seri dengan kumparan itu akan membuat alat itu menjadi
sebuah ohmmeter

Gambar 3.1: Ohmmeter analog


3.1 Prinsip kerja Ohmmeter.
Hukum Ohm, yang menyatakan bahwa arus yang melalui rangkaian listrik
berbanding lurus dengan jumlah tegangan yang diberikan. Telah diketahui bahwa
tahanan arus listrik suatu benda baru dapat diukur bila dialirkan arus listrik ke benda
tersebut. Pada Ohmmeter prinsipnya adalah benda dialiri listrik dan diukur tahanan
listriknya, pada saat melakukan kegiatan pengukuran pada suatu rangkaian, rangkaian
tersebut tidak pada kondisi sedang dialiri arus listrik. Apabila hal ini tidak dilakukan maka
akan merusak ohmmeter itu sendiri.
3.2 Prosedur penggunaan ohmmeter.
Untuk ohmmeter digital hasil dari pengukurannya yaitu berupa angka yang ada pada
display bukan jarum / pointer yang membedakan dengan ohmmeter analog.
Contoh tahanan yang akan di ukur adalah resistor. Tempelkan salah satu test lead
+ / common, tidak usah khawatir terbalik karena tidak mempengaruhi hasil pengukuran.
Tahan sampai pointer berhenti bergerak, atur kembali posisi switch range mendekati
hasil pengukuran jika ingin memperoleh hasil pengukuran yang akurat.

3.3 Bagian Ohmmeter dan fungsinya

Gambar 3.2 : Gambar bagian dari ohmmeter.


Dari gambar diatas, dapat dijelaskan bagian-bagian dan fungsinya:
1. Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw), berfungsi untuk
mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke kanan
atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.
2. Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust Knob),
berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya : saklar pemilih
diputar pada posisi W (Ohm), test lead + (merah dihubungkan ke test lead (hitam),
kemudian tombol pengatur kedudukan 0 W diputar ke kiri atau ke kanan sehingga
menunjuk pada kedudukan 0 W.
3. Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk memilih posisi pengukuran
dan batas ukurannya. Multimeter biasanya terdiri dari empat posisi
pengukuran, yaitu :
4. Posisi W (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri dari tiga
batas ukur : x 1; x 10; dan K W.
5. Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter AC yang terdiri
dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
6. Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter DC yang terdiri
dari lima batas ukur :10; 50; 250; 500; dan 1000.
7. Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi sebagai mili amperemeter
DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500.

8. Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe multimeter yang satu dengan yang lain
batas ukurannya belum tentu sama.
9. Lubang kutub + (V A W Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead
kutub + yang berwarna merah.
10. Lubang kutub (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead
kutub - yang
berwarna hitam.
11. Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch), berfungsi untuk memilih polaritas
DC atau AC.
12. Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat komponen-komponen
multimeter.
13. Jarum penunjuk meter (Knife edge Pointer), berfungsi sebagai penunjuk besaran
yang diukur.
2.1 Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter.

Bab 3 .
3. Kesimpulan
1. Amperemeter atau sering disebut juga ammeter adalah perangkat yang di temukan
oleh Andrie Marie Ampere ( 1175 1886 ). digunakan untuk mengukur kuat arus

listrik yang ada dalam rangkaian tertutup. Amperemeter biasanya dipasang seri
dengan rangkaian listrik.
2. Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (Gaya Lorentz). Ketika arus
mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnet timbul gaya lorentz
yang menggerakan jarum penunjuk menyimpang. Sesuai dengan arus yang
melewatinya, semakin besar arus yang melewatinya maka akan terjadi
penyimpangan jarumnya.

F = B. I. L
Keterangan
F
= gaya Lorentz satuan newton
B
= kuat medan magnet satuan tesla
L
= panjang kawat satuan meter
I
= kuat arus listrik satuan ampere

(N)
(T).
(m)
(A)

3. Amperemeter di bagi menjadi 2 yaitu amperemeter analog dan digital.


4. Amperemeter juga memiliki kemampuan pengukuran yang terbatas sesuai dengan
nilai maksimum yang tertera dalam alat ukur itu.
5. Ampere meter digital / clamp meter penggunaanya sangatlah praktis, dan memiliki
keunggulan dalam membaca hasil ukur dan akurat dalam hasil pengukuran yang di
tampilkan di display.
6. Rumus Ampere meter:
I
V
I
R

= V/R
= Tegangan ( Volt )
= Arus ( A )
= Tahanan ( R )

7. Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur selisih potensial atau
tegangan (voltage) serta di bagi menjadi dua yaitu analog dan digital.
8. Prinsip kerja voltmeter sama dengan prinsip kerja dari amperemeter, hanya saja di
rangkai secara paralel.
Voltmeter berfungsi jika adanya fluksi magnetic yang memilik bentuk gelombang
sinus dengan frekuensi yang sama dan masuk dalam suatu kepingan logam secara
paralel. Rumus voltmeter :
V
= I.R
V
= Tegangan ( Volt )
I
= Arus ( A )
R
= Tahanan ( R )
9. Ohmmeter ditemukan oleh Georg Simon Ohm dan dipublikasikannya pada sebuah
koran pada tahun 1827, The Galvanic Circuit Investigated Mathematically.
10 Dengan hambatan hambatan yang sesuai, sebuah multimeter dapat digunakan
sebagai voltampere atau ammeter. Multimeter juga mencangkup sebuah aki (baterai);
penempatan aki ini secara seri dengan kumparan itu akan membuat alat itu menjadi
sebuah ohmmeter
11 Untuk ohmmeter digital hasil dari pengukurannya yaitu berupa angka yang ada pada
display bukan jarum / pointer yang membedakan dengan ohmmeter analog.

12 Avometer / multitester merupakan gabungan dari alat alat ukur listrik yaitu
amperemeter, voltmeter dan ohmmeter yang memiliki 3 fungsi dari masing masing
alat tersebut.
Tahanan dapat ditulis dengan:

R = V/I
R = Tahanan satuan ohm.
V = Tegangan satuan volt.
I = Kuat arus satuan ampere.

4. Saran.
1. Dalam melakukan pengukuran menggunakan alat alat ukur listrik seperti
amperemeter, voltmeter dan ohmmeter sebaiknya berhati hati dan tetap
memperhatikan azas keselamatan dalam bekerja. Untuk menghindari hal hal yang
tidak kita inginkan
2. Di pergunakan sesuai dengan fungsinya.
3. Selalu memperhatikan range kerja dari masing masing alat tersebut, karena setiap
alat memiliki batas pengukuran yang maksimal. Agar tidak terjadi kerusakan pada
alat.

4. Teliti dalam membaca hasil pengukuran, karena tipe dari masing masing alat yaitu
analog, di haruskan kita membaca dengan teliti, Karena masih menggunakan jarum
sebagai penunjuk hasi dari pengukuran.
Berbeda dengan tipe digital yang hasil pengukurannya sudah menggunakan angka
yang tampil di layar / display.
5. Bagi yang masih belum tahu cara penggunaanya, di harapkan adanya pendamping
yang mengetahui cara ataupun prosedur penggunaan dari alat tersebut.

5. Daftar Pustaka.
Sears, Zemansky. 1994. Fisika untuk Universitas. Bina Cipta: Bandung.
https://books.google.com/books?isbn=9796884739. Fisika untuk Universitas,
Diakses pada Senin, 5 Oktober 2015 2:45:41 PM.
http://jendeladenngabei.blogspot.co.id/2011/10/voltmeter_05.html.
Diakses pada 5 Oktober 2015 2:45:41 PM.
http://electrozone94.blogspot.co.id/2013/08/ampermeter-voltmeter-ohm-meter.html.
Diakses pada 5 Oktober 2015 2:45:41 PM.
Wiliam D. Cooper, Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran

Macam Alat Ukur Listrik


Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika
Dosen Fisika
Ir. Indah. D.E.

5.1.1
5.1.2
5.1.3
5.1.4
5.1.5

Anuresma D. P.
M. Miftachul Firdaus

Disusun Oleh :
152045910970
152045910952

Program Studi Teknik Elektro


Fakultas Teknik
Universitas Widyagama Malang
2015

Anda mungkin juga menyukai