Anda di halaman 1dari 11

Kata Pengantar.

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah, atas limpahan rahmat dan
hidayahNya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang Konflik
Pertambangan Freepot . Makalah ini di susun sebagai salah satu tugas mata kuliah
pendidikan pancasila.
Dalam Makalah ini, saya mencoba membuat suatu pembahasan mengenai
konflik yang ada di PT Freeport yang dapat kami sajikan yaitu beberapa definisi- definisi
yang diselesaikan langkah demi langkah, serta diberi dengan penjelasan.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna baik
dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata
pendidikan pancasila, guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi saya untuk
lebih baik di masa yang akan datang.

Malang, 1 November 2015

Penulis

Daftar Isi.
Halaman judul / cover..

Kata Pengantar.

Daftar isi ..

Bab 1.
A. Latar Belakang..

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan.
D. Manfaat

5
5

Bab 2
2.1 Kasus pelanggaran HAM yang disebabkan oleh pihak Freeport
2.2 Pencemaran lingkungan oleh PT Freeport..
2.3 Kaitannya permasalahan dengan pancasila

6
7
8

Bab 3 Penutup.
3. Kesimpulan.
4. Saran
5. Daftar Pustaka

9
10
11

BAB 1.
1. Pendahuluan.
A. Latar belakang.

Pada tahun 1995 Freeport baru secara resmi mengakui menambang


emas di Papua. Sebelumnya sejak tahun 1973 hingga tahun 1994,
Freeport mengaku hanya sebagai penambang tembaga. Jumlah volume emas
yang ditambang selama 21 tahun tersebut tidak pernah diketahui publik,
bahkan oleh orang Papua sendiri. Panitia Kerja Freeport dan beberapa
anggota DPR RI Komisi VII pun mencurigai telah terjadi manipulasi dana atas
potensi produksi emas Freeport. Mereka mencurigai jumlahnya lebih dari
yang diperkirakan sebesar 2,16 hingga 2,5 miliar ton emas. DPR juga tidak
percaya atas data kandungan konsentrat yang diinformasikan sepihak oleh
Freeport. Anggota DPR berkesimpulan bahwa negara telah dirugikan selama
lebih dari 30 tahun akibat tidak adanya pengawasan yang serius. Bahkan
Departemen Keuangan melalui Dirjen Pajak dan Bea Cukai mengaku tidak
tahu pasti berapa produksi Freeport berikut penerimaannya. Di sisi lain,
pemiskinan juga berlangsung di wilayah Timika, yang penghasilannya hanya
sekitar $132/tahun, pada tahun 2005. Kesejahteraan penduduk Papua tak
secara otomatis terkerek naik dengan kehadiran Freeport yang ada di wilayah
mereka tinggal. Di wilayah operasi Freeport, sebagian besar penduduk asli
berada di bawah garis kemiskinan dan terpaksa hidup mengais emas yang
tersisa dari limbah Freeport. Selain permasalahan kesenjangan ekonomi,
aktivitas pertambangan Freeport juga merusak lingkungan secara masif serta
menimbulkan pelanggaran HAM. Dari tahun ke tahun Freeport terus
mereguk keuntungan dari tambang emas, perak, dan tembaga terbesar di
dunia. Para petinggi Freeport terus mendapatkan fasilitas, tunjangan dan
keuntungan yang besarnya mencapai 1 juta kali lipat pendapatan tahunan
penduduk Timika, Papua. Keuntungan Freeport tak serta merta melahirkan
kesejahteraan bagi warga sekitar. Kondisi wilayah Timika bagai api dalam
sekam, tidak ada kondisi stabil yang menjamin masa depan penduduk Papua.
B. Rumusan Masalah
Dari persolan di atas, di perlukan penjelasan konflik masalah tersebut. Oleh
karena itu di dalam makalah ini saya akan membahas permasalahan tentang:
1. Kasus pelanggaran HAM yang disebabkan oleh pihak Freeport dan
kaitannya dengan pancasila?
2. Dampak pertambangan emas yang dilakukan Freeport terhadap alam
sekitarnya?
3. Pembahasan tentang kaitannya dengan pancasila..

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Merupakan tugas mata kuliah dari dosen pendidikan pancasila..
2. Mengetahui masalah yang di timbulkan oleh PT Freeport.
3. Mengetahui kaitannya dengan Pancasila sebagai idiologi Bangsa.
D. Manfaat
Manfaat dari tugas makalah yang saya buat adalah untuk memberi
pengetahuan kepada para pembaca agar mengetahui persoalan yang di
timbulkan oleh PT Freeport.

BAB 2
2.1 Kasus pelanggaran HAM yang disebabkan oleh pihak Freeport

Komnas HAM melakukan investigasi pelanggaran HAM yang terjadi di


daerah Timika dan sekitarnya. Kesimpulan anggota tim investigasi Komnas
HAM, mengungkapkan bahwa selama 1993-1995
telah
terjadi 6
jenis
pelanggaran HAM, yang mengakibatkan 16 penduduk terbunuh dan empat
orang masih dinyatakan hilang. 6 jenis pelanggaran HAM tesrsebut adalah
pembunuhan, penculikan, pembohongan pada publik, penganiayaan, diskriminasi,
pencemaran. Pelanggaran ini diantaranya dilakukan oleh aparat keamanan FI
maupun pihak tentara Indonesia. Dalam selembar surat jawaban kepada
editor American Statement, Ralph Haurwitz, Atase Penerangan Kedubes
Amerika Serikat di Jakarta Craig J. Stromme menyatakan bahwa tidak ditemukan
bukti yang dapat dipercaya atas tuduhan pelanggaran HAM oleh Freeport di
Irian Jaya. Gugatan Tom Beanal, Ketua Lembaga Adat Suku Amungme
(Lemasa) terdaftar di pengadilan Louisiana, markas besar FCX, dengan
kasus no.96 - 1474. Belakangan, gugatan ini ditolak dan pengadilan
menyatakan Freeport tidak terbukti melakukan pelanggaran HAM. Hampir
seluruh kasus pelanggaran HAM terkait tambang
Freeport
tidak
jelas
penyelesaiannya. Para pelaku kejahatan HAM ini umumnya tidak ditemukan
atau mendapat perlindungan sehingga lolos dari jerat hukum. Keadilan bagi
korban pelanggaran HAM kasus-kasus Freeport tampaknya memang suatu hal
yang absurd.
Tidak ada investigasi yang menemukan keterkaitan Freeport secara
langsung dengan pelanggaran HAM, tetapi semakin banyak orang-orang
Papua yang menghubungkan Freeport dengan tindak kekerasan yang dilakukan
oleh TNI, dan pada sejumlah kasus kekerasan itu dilakukan dengan
menggunakan fasilitas Freeport. Seorang ahli antropologi Australia, Chris Ballard,
yang pernah bekerja untuk Freeport, dan Abigail Abrash, seorang aktivis HAM
dari Amerika Serikat, memperkirakan, sebanyak 160 orang telah dibunuh
oleh militer antara tahun 19751997 di daerah tambang dan sekitarnya.
Kasus pelanggaran HAM ini tidak sesuai dengan sila kedua pancasila yang
berbunyi kemanusiaan yang adil dan beradab, karena seharusnya mereka
menghormati hak warga yang berada di sekitar wilayah pertambangan Freeport
bukan malah sebaliknya. Pihak Freeport terkesan mengabaikan hak warga yang
berada disana, yang berakibat pada perlawanan warga terhadap freeport. Sebagai
pemerintah sebaiknya langkah yang seharusnya dilakukan untuk mengurangi
banyaknya kerusakan yang disebabkan
oleh freeport adalah bagaimana
membuktikan bahwa pihak freeport telah menyalahi perjanjian yang sudah
ditetapkan, sehinnga pihak pemerintahan Indonesia dapat memberikan sanksi
terhadap freeport tersebut. Selanjutnya hal yang terpenting untuk memperbaruhi
keadaan alam di Timika-Papua adalah pemerintah harus dapat mengembalikan
keadaan alam disana, supaya kehidupan warga Timika dapat kembali tentram

dengan adanya lingkungan yang alami. Meskipun membutuhkan dana yang


banyak, pemerintah harus berani mengambil resiko bagaimana biaya yang harus
dikeluarkan. Untuk itu pemerintah hendaknya dapat belajar dari pengalaman yang
pernah terjadi, bagaimana melakukan suatu kerja sama yang baik, dan selalu
memantau segala kegiatan yang dilakukan ditanah negara Indonesia.
Jika di hubungkan dengan nilai nilai pancasila apa yang PT Freeport
lakukan telah melewati dan melanggar nilai nil yang terkandung dalam Pancasila
sebagai idiologi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai warga Negara yang baik hendaknya kita sadar begitu banyak
suatu masalah di negeri ini akibat dari suatu kepentingan yang tidak berlandaskan
azas Pancasila.
2.4 Pencemaran lingkungan oleh PT Freeport.
Beberapa kerusakan lingkungan yang diungkap oleh media dan LSM
adalah, Freeport telah mematikan 23.000 ha hutan di wilayah pengendapan
tailing. Merubah bentang alam karena erosi maupun sedimentasi. Meluapnya
sungai karena pendangkalan akibat endapan tailing. Freeport telah membuang
tailing dengan kategori limbah B3 (Bahan Beracun Berbahaya) melalui
Sungai Ajkwa. Limbah ini telah mencapai pesisir laut Arafura. Tailing yang
dibuang Freeport ke Sungai Ajkwa melampaui baku mutu total suspend solid
(TSS) yang diperbolehkan menurut hukum Indonesia. Limbah tailing
Freeport mencemari
perairan di muara sungai Ajkwa
dan
mengontaminasi sejumlah besar jenis mahluk hidup serta mengancam perairan
dengan air asam tambang berjumlah besar. Tailing yang dibuang Freeport
merupakan bahan yang mampu menghasilkan cairan asam berbahaya bagi
kehidupan aquatik. Bahkan sejumlah spesies aquatik sensitif di sungai Ajkwa
telah punah akibat tailing Freeport. Menurut perhitungan Greenomics Indonesia,
biaya yang dibutuhkan untuk memulihkan lingkungan yang rusak adalah Rp 67
trilyun. Freeport telah mengakibatkan kerusakan alam dan mengubah
bentang alam serta mengakibatkan degradasi hutan yang seharusnya ditindak
tegas pemerintah. Hal ini karena mengancam kelestarian lingkungan dan
melanggar prinsip pembangunan berwawasan lingkungan yang diamanatkan
UUD 1945 pasal 33. Hasil bumi Indonesia ini dikelola oleh pihak asing karena
sumber daya manusia (SDM) penduduk negara indonesia kurang dibandingkan
oleh pihak asing, selain itu teknologi yang digunakan untuk mengolah hasil ini
hanya dimiliki oleh pihak asing, dan mereka tidak mau menjualnya kepada
indonesia sehingga hal tersebut dimanfaatkan oleh pihak asing untuk melakukan
kerja sama. Tanggapan pemerintah pun disambut dengan baik, karena dalam
perjanjian yang telah dilakukan, pihak asing hanya diperbolehkan untuk

menambang tembaga. Tetapi tanpa persetujuan pemerintah, pihak asing tersebut


telah menambang emas juga.

Gangguan ekologi: Freeport sempat menyatakan bahwa Muara di hilir daerah


pengendapan tailing kami adalah ekosistem yang berfungsi dan beraneka
ragam dengan ikan dan udang yang melimpah. Berbanding terbalik dengan
kenyataan bahwa bagian luar Muara Ajkwa, termasuk daerah pantai Laut
Arafura, mengalami penurunan jumlah hewan yang hidup dasar laut (bottomdwelling animals) sebesar 40% hingga 70%. (Sumber Kompas.
Telah lalai dalam pengelolaan limbah batuan, bertanggung jawab atas longsor
berulang pada limbah batuan Danau Wanagon yang berujung pada kecelakaan
fatal dan keluarnya limbah beracun yang tak terkendali (2000).(Sumber
Kompas.
Hendaknya membangun bendungan penampungan tailing yang sesuai standar
teknis legal untuk bendungan, bukan yang sesuai dengan sistem sekarang
yang menggunakan tanggul (levee) yang tidak cukup kuat (2001). (Sumber
Kompas.
Mengandalkan izin yang cacat hukum dari pegawai pemerintah setempat untuk
menggunakan sistem sungai dataran tinggi untuk memindahkan tailing.
Perusahaan diminta untuk membangun pipa tailing ke dataran rendah (2001,
2006). (Sumber Kompas.
Mencemari sistem sungai dan lingkungan muara sungai, dengan demikian
melanggar standar baku mutu air (2004, 2006). (Sumber Kompas.
Membuang Air Asam Batuan (Acid Rock Drainage) tanpa memiliki surat izin
limbah berbahaya, sampai pada tingkatan yang melanggar standar limbah cair
industri, dan gagal membangun pos-pos pemantauan seperti yang telah
diperintahkan (2006). (Sumber Kompas)
Limbah tailing PT FI telah meniumbun sekitar 110 km2 wilayah estuari
tercemar, sedangkan 20 40 km bentang sungai Ajkwa beracun dan 133 km2
lahan subur terkubur. Saat periode banjir datang, kawasan-kawasan suburpun
tercemar Perubahan arah sungai Ajkwa menyebabkan banjir, kehancuran
hutan hujan tropis (21 km2), dan menyebabkan daerah yang semula kering
menjadi rawa. Gangguan kesehatan juga terjadi akibat masuknya orang luar ke
Papua. Timika, kota tambang PT FI , adalah kota dengan penderita HIV AIDS
tertinggi di Indonesia. (Sumber Kompas)
2.5 Kaitannya permasalahan dengan pancasila.

Untuk Masalah HAM.

Permasalahan ini tidak sesuai dengan nilai nilai Pancasila, karena


sebagai warga Negara yang memiliki agama sebaiknya jangan
melakukan tindakakn tindakan yang dapat merugikan sesama warga
Negara.
Karena setiap orang sejak lahir telah memiliki hak serta kewajiban yang
harus di penuhi. Serta semua dapat di selesaikan dengan musyawarah
tanpa harus ada suatu kekerasan karena sebagai manusia yang
beradab kita harus menjunjung rasa nasionalisme serta rasa persatuan
dan kesatuan yang tinggi, agar tercipta rasa aman dan nyaman sebagai
warga Negara Indonesia
Untuk permasalahan Pencemaran lingkungan hidup.
Sebagai warga Negara yang berketuhanan sebaiknya kita mengerti
untuk selalu menjaga lngkungan hidup yang telah Tuhan berikan kepada
kita sebagai salah satu bentuk syukur, agar di kelola untuk kepentingan
sesama makhluk hidup.
Tidak mementingkan ego masing masing, karena lingkungan hidup itu
sendiri telah banyak memberikan penghidupan untuk kita. Dengan
memiliki rasa persatuan dan kesatuan yang tinggi dan sebagai manusia
yang beradab di tambah dengan rasa saling memiliki dan menjaga
lingkungan hidup maka akan tercipta situasi yang kondusif di semua
aspek kehidupan.

BAB 3
Kesimpulan.

Banyak sekali dampak yang di akibatkan oleh Freeport, yang hanya


mementingkan dalam segi keuntungan tanpa memikirkan penduduk asli serta
pembangunan daerah serta lingkungan hidup, yang mana Freeport merupakan
tambang emas terbesar di dunia
Freeport dari segi finansial memang memberikan pemasukan yang
besar bagi Indonesia, tetapi hal tersebut tidak sebanding dengan
pemasukan yang diterima oleh pihak Freeport yang merupakan perusahaan
milik asing dan berbagai dampak negatif yang ditimbulkan oleh freeport.
Berbagai konflik dan pelanggaran HAM juga mewarnai perjalanan Freeport
yang semua itu terkesan kurang mendapat perhatian dari pemerintah,
karena semua kasus pelanggaran HAM yang terjadi tidak pernah
terselesaikan dengan baik. Apabila dihubungkan dengan pancasila, maka
Freeport telah melanggar sila kedua pancasila karena pihak Freeport telah
banyak mengabaikan apa yang menjadi hak warga sekitar.
Ini membuktikan bahwa peran pemerintah sebagai pemilik Idiologi
Pancasila lemah dalam mengawal nilai nilai Pancasila untuk di terapkan di
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena tidak ada ketegasan
pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan ini yang sudah terjadi bertahun
tahun

BAB 4
Saran.

Freeport merupakan salah satu perusahaan tambang yang dikelola


oleh pihak asing. Sebagian besar keuntungan yang didapat dari hasil
tambang pasti akan masuk ke devisa milik asing dan bukan ke Indonesia.
Indonesia kaya akan hasil tambang, seharusnya kita lebih meningkatkan
kualitas sumber daya manusia yang kita miliki supaya berbagai tambang yang
kita miliki dapat kita kelola sendiri dan keuntungan yang didapat akan mengalir
ke cadangan devisa negara. Pemerintah juga sudah seharusnya lebih
serius dalam menyelesaikan masalah yang terkait dengan Freeport supaya
tidak ada lagi kasus pelanggaran HAM yang terjadi dan kasusnya tidak pernah
terselesaikan.
Sebaiknya pemerintah Indonesia cepat menanggapi dan menanggulangi
permasalahan pelanggaran Hak para pekerja karena banyak SDA yang tidak
menikmati hasil dari kekayaan alam, banyak yang masih kelaparan dan miskin
jangan sampai negara luar yang mendapatkan semakin banyak keuntungan .
Selain itu jagalah kelestarian lingkungan sekitar ,tindakan yang baik dan
bermoral dilakukan atas kewajiban dan kesadaran yang harus dilakukan.

Daftar Pustaka.
http://id.wikipedia.org/wiki/Freeport_Indonesia

http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/11/22/kebobrokan-freeportpencemaran-lingkungan-pelanggaran-ham-perusaan-emas-terbesar-diindonesia-510902.html
news.bbc.co.uk
http://rimanews.com/read/20110706/33855/abaikan-hak-masyarakat-adatfreeport-rampok-kekayaan-alam-papua

Anda mungkin juga menyukai