Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah, atas limpahan rahmat dan hidayahNya,
sehingga kelompok ini dapat menyelesaikan makalah tentang Alat alat Ukur Listrik. Makalah
ini di susun sebagai salah satu tugas mata kuliah fisika.

Dalam Makalah ini, kami mencoba membuat suatu pembahasan mengenai alat alat ukur
listrik yang dapat kami sajikan yaitu beberapa defenisi- defenisi dan berbagai gambar yang
diselesaikan langkah demi langkah, serta diberi dengan penjelasan.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna baik dari
segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah fisika, guna menjadi
acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Malang, 4 Oktober 2015

Penyusun
BAB 1.
1. Pendahuluan

Latar belakang.
Latar belakang disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tujuan dari tugas
mata kuliah fisika, untuk mengetahui macam macam alat ukur listrik.
Dalam makalah ini saya akan membahas tentang ampermeter, voltmeter, ohmmeter.
Yang sekarang sudah banyak di pakai di bidang kelistrikan.
Seorang teknisi listrik pasti memerlukan alat bantu dasar, untuk keperluan teknis
seperti memperbaiki peralatan serta menguji rangkaian kelistrikan, yaitu
ampermeter, voltmeter, ohmmeter.
Untuk melakukan pekerjaan kelistrikan maupun elektronika, selalu
membutuhkan alat ukur. Oleh karena itu di dalam makalah alat alat ukur listrik ini
dapat diketahui :
1. Besaran arus listrik dalam satuan Ampere (A).
2. Besaran tegangan listrik dalam satuan Volt (V).
3. Besaran resisitansi dalam satuan Ohm ().

Sehingga dengan alat alat ukur listrik tersebut, dapat memudahkan penyelesaian
masalah kelistrikan maupun elektronika.

Rumusan Masalah

Dari sekian banyak alat alat ukur listrik, pasti di perlukan penjelasan satu persatu
tentang alat tersebut. Oleh karena itu di dalam makalah ini akan membahas
permasalahan tentang:

1. Penjelasan tentang alat alat ukur yang di sebutkan di atas.


2. Fungsi dari masing masing alat ukur .
3. Serta prosedur cara menggunakan alat ukur tersebut.

Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Merupakan tugas mata kuliah dari dosen fisika.
2. Mengenal berbagai macam alat alat ukur listrik.
3. Mengetahui fungsi dari masing masing alat,
4. Mampu serta memperoleh ketrampilan dalam pemakaian alat ukur ampermeter,
voltmeter, ohmmeter.

Manfaat
Manfaat dari tugas makalah yang saya buat adalah untuk memberi pengetahuan
kepada para pembaca agar mengetahui alat ukur secara mendalam.
Bab 2

2. Pembahasan.

Ampermeter, voltmeter, ohmmeter.

1. Amperemeter.

Amperemeter, sering juga disebut ammeter adalah perangkat yang di temukan oleh
Andre-Marie Ampere (1775-1836) digunakan untuk mengukur kuat arus listrik yang ada dalam
rangkaian tertutup. Amperemeter biasanya dipasang berderet ( seri ) dengan elemen listrik .

Biasanya, pada amperemeter akan ditemukan tulisan amperemeter (A),


milliamperemeter (mA), atau mikroamperemeter. Sekarang ini terdapat dua jenis ampere meter
yaitu; ampere meter analog dan ampere meter digital.

Ampere meter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir
pada kumparan yang selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat
menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar
pula simpangannya.

1.1 Amperemeter analog.

Amperemeter analog ini adalah model amperemeter yang lama, dan jarum sebagai alat
untuk penunjuk skalanya.

Gambar 1.1 : Model Amperemeter analog. Gambar 1.2 : Model clamp ampermeter analog

Bagian Bagian Ampere meter :

Amperemeter terdiri dari beberapa bagian antara lain :

Jarum penunjuk skala (pada amperemeter analog)Jarum ini terpasang pada


kumparan yang bergerak (moving coil) sehingga dapat bergerak berdasarkan
peredaran arus yang masuk dalam moving coil. Jarum tersebut mempunyai
fungsi penunjuk besaran arus yang terukur dimana akan bergerak dan
berhenti pada skala yang sesuai dengan besaran yang diukur

Probe

Berfungsi untuk menentukan polaritas amperemeter. Selain itu probe juga


digunakan untuk menentukan kutub positif amperemeter.

Kalibrator

Berfungsi untuk menentukan kalibrasi atau penunjukan skala pada anga nol
(0) dengan tepat,segaris dengan jarum penunjuk skala.

Ground

Berfungsi untuk menentukan kutub negatif dari amperemeter.

Cermin pemantul.

Berada pada papan skala yang ditunjukan sebagai panduan untuk ketepatan
pembacaan skala.

Rumus Ampere meter:


I = V/R
V = Tegangan ( Volt )
I = Arus ( A )
R = Tahanan ( R )

1.2 Prinsip kerja amperemeter.

Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (Gaya Lorentz). Ketika arus
mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnet timbul gaya lorentz yang
menggerakan jarum penunjuk menyimpang. Apabila arus yang melewati kumparan besar, maka
gaya yang timbul juga akan membesar sedemikian sehingga penyimpangan jarum penunjuk
juga akan lebih besar. Demikian sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka jarum penunjuk
akan di kembalikan ke posisi semula oleh pegas. Besar gaya yang dimaksud sesuai dengan
Prinsip Gaya Lorentz.

F = B. I. L

F = gaya Lorentz satuan newton (N)


B = kuat medan magnet satuan tesla (T).
L = panjang kawat satuan meter (m)
I = kuat arus listrik satuan ampere (A)
Amperemeter juga memiliki kemampuan pengukuran yang terbatas sesuai dengan nilai
maksimum yang tertera dalam alat ukur itu. Ada yang nilai maksimumnya 5 A, 10 A dan 20A.
Amperemeter bisa juga dapat tersusun atas mikro amperemeter dan shunt. Mikro amperemeter
berguna untuk mendeteksi ada tidaknya arus melalui rangkaian karena nilai kuat arus yang
kecilpun dapat terdeteksi.

Apabila akan digunakan ke dalam arus yang besar, maka arus tersebut perlu dialirkan ke
sebuah tahanan yang disebut sebagai shunt. Tahanan shunt dapat ditentukan dengan
menerapkan analisa rangkaian konvensionalnya. Shunt yang dipasang secara pararel terhadap
amperemeter nya sehingga kemampuan tergantung pada beberapa kali kemampuannya untuk
ditingkatkan. Jika kita memperkirakan dalam rentang miliampere, maka kita dapat
menggunakan shunt yang tertera 100 mA atau 500Ma.

1.3 prosedur pengukuran arus menggunakan amperemeter.

Prosedur pengukuran pada amperemeter antara lain sebagai berikut :


Pastikan bahwa jarum penunjuk skala berada tepat satu garis dengan angka nol (0)
pada skala (pada amperemeter analog).
Memasang seri ampermeter dengan hambatan
Memasang kabel negative (berwarna hitam) di ground ampermeter, dan kabel positif
(berwarna merah) pada probe amperemeter.
Membaca penunjukkan arus pada papan skala arus sesuai dengan posisi jarum
penunjuk skala.

Cara pengukuran arus menggunakan amperemeter pada umumnya ialah dengan


menghubungkan secara seri antara rangkaian yang akan diukur arusnya dengan ampermeter.
Karena didalam sebuah ampermeter terdapat kumparan sebagai pelaku untuk menghasilkan
putaran, maka dengan cara pengukuran arus seperti di atas akan menghasilkan pengukuran
yang sempurna.

Gambar 1.3: Rangkaian pemasangan amperemeter


Gambar1.4: Penunjukan jarum skala

Setelah amperemeter terpasang, kita dapat mengetahui besar kuat arus yang mengalir
melalui penghantar dengan membaca amperemeter melalui jarum penunjuk.
Dalam membaca amperemeter harus diperhatikan karakteristik alat ukur karena jarum penunjuk
tidak selalu menyatakan angka apa adanya.

Hal yang harus diperhatikan di dalam pembacaan skala amperemeter adalah dengan
memperhatikan jarum penunjuk skala. Jarum penunjuk skala akan menunjukan pada skala
yang terletak pada papan skala. Pembacaan skala dilakukan tegak lurus dimana bayangan
jarum pada cermin harus satu garis dengan jarum penunjuk, maksudnya agar tidak terjadi
penyimpangan dalam membaca.

2.1 Amperemeter Digital.

Amperemeter digital kegunaan serta prinsip kerjanya sama dengan amperemeter


analog. Hanya saja amperemeter jenis ini sebagian tipe memiliki clamp (capit tertutup) untuk
pengoperasiannya atau biasa yang disebut dengan tang ampere. Clamp meter adalah sebuah
alat ukur yang sangat nyaman digunakan yang memberikan kemudahan pengukuran arus
listrik.

Salah satu keuntungan menggunakan clamp meter/tang ampere, kita dapat mengukur
arus dengan hanya meng-clamp kan pada salah satu kabel/konduktor bahkan dapat mengukur
arus tinggi tanpa harus mematikan terlebih dulu rangkaian yang akan diukur. Tang ampere juga
memiliki batas kemampuan dalam mengukur, sesuai dengan spesifikasi yang ada pada alat
tersebut. Dan hasilnya dapat langsung di lihat di layar lcd dati tang ampere tersebut.

Gambar 1.5: Amperemeter digital jenis clamp.


Bagian Bagian Amperemeter digital :
Trigger : Berfungsi untuk membuka capit / kalang / transformer jaw dalam
melakukan pengukuran.
Switch range : Kita dapat mengatur sendiri range pengukuran sesuai dengan
kebutuhan.
Data Hold : tombol penahan untuk menangkap pembacaan dan tampilan dari
memori meskipun posisi alat di lepas. Hal ini bermanfaat, khususnya apabila
mengukur ditempat tertentu dimana kita tidak dapat membaca dengan jelas hasil
dari pengukurannya.
Ohm dan volt terminal serta terminal common : berfungsi untuk pengecekan
dalam range ohm ataupun volt.

2.2 Prosedur pengukuran arus menggunakan amperemeter

Atur switch range kerja terlebih dahulu, sesuai dengan kebutuhan pengukuran.
Tekan trigger, setelah itu kita pilih konduktor atau kabel mana yang akan di ukur fasenya
( R S T) dan lepas kembali posisi trigger pada posisi awal ( posisi capit tertutup).
Kita dapat menggunakan tombol Hold, jika posisi kita sulit untuk melihat dari hasil
pengukuran.
Membaca nilai yang muncul pada display.

Gambar 1.6 : cara pemakaian tang ampere.

Setelah semua prosedur pengukuran telah kita lakukan maka dapat dengan mudah kita
dapat mengetahui kuat arus yang melewati konduktor dalam suatu beban pada layar display.
Oleh karena itu, dalam penggunaan alat ini sangatlah praktis dan nyaman, sehingga
memudahkan kita dalam melakukan pengukuran.
2. Voltmeter.
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur selisih potensial
atau tegangan (voltage). Sebuah alat pengukur tegangan di namakan voltmeter (atau
milivoltmeter dan sebagainya, bergantung pada jangkauan pengukurannya). Sebuah
voltmeter selalu mengukur selisih potensial diantara dua titik.
Sebuah voltmeter ideal, mempunyai hambatan yang tak terhingga, sehingga
menyambungkan di antara dua titik dalam sebuah rangkaian tidak akan mengubah arus.
Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antarmedan magnet dan kuat arus.
Gaya magnetic tersebut akan mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak
saat ada arus listrik. Semakin besar arus listrik yang mengalir maka semakin besar
penyimpangan jarum yang terjadi.

1.1 Voltmeter Analog.


Voltmeter ini masih menggunakan jarum untuk melihat hasil dari pengukurannya.

Gambar 2.1 : Voltmeter Analog. Gambar2. 2 : Voltmeter Digital.

Bagian bagian voltmeter.


Jarum penunjuk skala (pada voltmeter analog).
Jarum ini terpasang pada kumparan yang bergerak (moving coil) sehingga
dapat bergerak berdasarkan peredaran arus yang masuk dalam moving coil.
Jarum tersebut mempunyai fungsi penunjuk besaran arus yang terukur
dimana akan bergerak dan berhenti pada skala yang sesuai dengan besaran
yang diukur

Kalibrator.
Berfungsi untuk menentukan kalibrasi atau penunjukan skala pada anga nol
(0) dengan tepat,segaris dengan jarum penunjuk skala.
Cermin pemantul.
Berada pada papan skala yang ditunjukan sebagai panduan untuk ketepatan
pembacaan skala.

Terminal positif (+) dan negative (-).


Untuk menentukan kabel positif dan negatif untuk menggunakan voltmeter
dalam rangkaian.

Rumus voltmeter:
V = I.R
V = Tegangan ( Volt )
I = Arus ( A )
R = Tahanan ( R )

1.2 Prinsip kerja voltmeter.


Adanya fluksi magnetic yang memilik bentuk gelombang sinus dengan frekuensi
yang sama dan masuk dalam suatu kepingan logam secara paralel. Antara fluks 1
dengan fluks yang lain terdapat suatu perbedaan fasa. Fluks yang bolak balik akan
membangkitkan tegangan tegangan dalam kepingan logam yang akan
menyebabkan terjadinya arus putar di dalam kepingan logam tersebut.
Prinsip kerjanya sama dengan amperemeter, hanya saja posisi dalam
menggunakannya di dalam rangkaian yang berbeda yaitu di paralel.

1.3 Prosedur pengukuran arus menggunakan voltmeter.


Prosedur pengukuran pada voltmeter antara lain sebagai berikut :
Pastikan bahwa jarum penunjuk skala berada tepat satu garis dengan angka nol
(0) pada skala (pada voltmeter analog). Angka nol (0) pada layar display
(voltmeter digital)
Memasang Paralel voltmeter dengan hambatan
Memasang kabel negative dan positif di terminal yang di sediakan di voltmeter.
Membaca penunjukkan arus pada papan skala arus sesuai dengan posisi jarum
penunjuk skala (analog) atau di layar display (digital)

Gambar 2.3 : Gambar rangkaian.


Setelah voltmeter terpasang, kita dapat mengetahui besar kuat arus yang
mengalir melalui penghantar dengan membaca voltmeter melalui jarum penunjuk.
Dalam membaca hasil pengukuran harus diperhatikan karakteristik alat ukur karena
jarum penunjuk tidak selalu menyatakan angka apa adanya.

Hal yang harus diperhatikan di dalam pembacaan skala voltmeter adalah dengan
memperhatikan jarum penunjuk skala. Jarum penunjuk skala akan menunjukan pada
skala yang terletak pada papan skala. Pembacaan skala dilakukan tegak lurus dimana
bayangan jarum pada cermin harus satu garis dengan jarum penunjuk, maksudnya agar
tidak terjadi penyimpangan dalam membaca.

1.4 Voltmeter Digital

Voltmeter digital memperagakan pengukuran tegangan dc atau ac dalam bentuk


angka diskrit, sebagai pengganti defleksi jarum penunjuk pada sebuah skala kontinu
seperti dalam alat ukur analog.
Untuk prinsip kerja dan cara pemasangan dalam rangkaian sama dengan voltmeter
analog. Prinsip kerjanya, voltmeter ini di padukan dengan rangkaian elektro untuk
memproses hasil pengukuran yang nantinya penunjukan di tampilkan melalui layar
display

Penunjukan dengan angka dalam banyak pemakaian lebih menguntungkan, karena :


mengurangi kesalahan pembacaan oleh manusia dan interpolasi.
menghilangkan kesalahan paralaksis.
memperbesar kecepatan pembacaan.
melengkapi keluaran dalam bentuk digital yang sesuai bagi pengolahan dan
pencatatan selanjutnya.

Digital voltmeter merupakan suatu instrumen yang dapat diandalkan dan teliti,
yang dapat digunakan dalam banyak pemakaian pengukuran di laboratorium. Digital
voltmeter dapat bersaing terhadap instrumen-instrumen analog konvensional,
disebabkan perkembangan dan penyempurnaan modul-modul rangkaian terpadu
(integrated circuit, IC ), ukuran, kebutuhan daya dan harga yang berkurang secara
drastis. Kualitas voltmeter digital yang menonjol dapat digambarkan dengan
mengemukakan karakteristik operasi dan karakteristik yang khas.

3. Ohmmeter
Ditemukan oleh Georg Simon Ohm dan dipublikasikannya pada sebuah koran pada
tahun 1827, The Galvanic Circuit Investigated Mathematically. Sebuah metode alternative
untuk mengukur hambatan adalah dengan menggunakan meter d arsonval dalam sebuah
susunan yang dinamakan ohmmeter. Ohm-meter adalah alat pengukur hambatan listrik, yaitu
daya untuk menahan mengalirnya arus listrik dalam suatu konduktor.Besarnya satuan
hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm.Alat ohm-meter ini menggunakan
galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik
(R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.
Desain asli dari ohmmeter menyediakan baterai kecil untuk menahan arus listrik.Ini
menggunakan galvanometer untuk mengukur arus listrik melalui hambatan. Skala dari
galvanometer ditandai pada ohm, karena voltase tetap dari baterai memastikan bahwa
hambatan menurun, arus yang melalui meter akan meningkat. Ohmmeter dari sirkuit itu
sendiri, oleh karena itu mereka tidak dapat digunakan tanpa sirkuit yang terakit.
Tipe yang lebih akurat dari ohmmeter memiliki sirkuit elektronik yang melewati arus
constant (I) melalui hambatan, dan sirkuit lainnya yang mengukur voltase (V) melalui
hambatan. Menurut persamaan berikut, yang berasal dari hukum Ohm, nilai dari hambatan
(R) dapat ditulis dengan:

R = V/I
R = Tahanan satuan ohm.
V = Tegangan satuan volt.
I = Kuat arus satuan ampere.

Alat alat berjangkauan rangkap (multiple range), atau multimeter yang menggunakan
galvanometer d Arsonval. Alat seperti itu menggunakan kumparan yang bergerak yang
berjangkauan tunggal (single range). Jangkauan yang beragam disediakan dengan
menukarkan hambatan hambatan yang berbeda yang parallel dan seri dengan kumparan
alat itu.
Dengan hambatan hambatan yang sesuai, sebuah multimeter dapat digunakan sebagai
voltampere atau ammeter. Multimeter juga mencangkup sebuah aki (baterai); penempatan
aki ini secara seri dengan kumparan itu akan membuat alat itu menjadi sebuah ohmmeter

Gambar 3.1: Ohmmeter analog

Prinsip kerja Ohmmeter.


Hukum Ohm, yang menyatakan bahwa arus yang melalui rangkaian listrik
berbanding lurus dengan jumlah tegangan yang diberikan. Telah diketahui bahwa
tahanan arus listrik suatu benda baru dapat diukur bila dialirkan arus listrik ke benda
tersebut. Pada Ohmmeter prinsipnya adalah benda dialiri listrik dan diukur tahanan
listriknya, pada saat melakukan kegiatan pengukuran pada suatu rangkaian, rangkaian
tersebut tidak pada kondisi sedang dialiri arus listrik. Apabila hal ini tidak dilakukan maka
akan merusak ohmmeter itu sendiri.
Prosedur menggunakan ohmmeter.
Untuk ohmmeter digital hasil dari pengukurannya yaitu berupa angka yang ada pada
display bukan jarum / pointer yang membedakan dengan ohmmeter analog.
Contoh tahanan yang akan di ukur adalah resistor. Tempelkan salah satu test lead +
/ common, tidak usah khawatir terbalik karena tidak mempengaruhi hasil pengukuran.
Tahan sampai pointer berhenti bergerak, atur kembali posisi switch range mendekati
hasil pengukuran jika ingin memperoleh hasil pengukuran yang akurat.

Bagian Ohmmeter dan fungsinya

Gambar 3.1 : Gambar bagian dari ohmmeter.

Dari gambar diatas, dapat dijelaskan bagian-bagian dan fungsinya:


1. Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw), berfungsi untuk
mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke kanan
atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.
2. Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust Knob),
berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya : saklar pemilih
diputar pada posisi W (Ohm), test lead + (merah dihubungkan ke test lead (hitam),
kemudian tombol pengatur kedudukan 0 W diputar ke kiri atau ke kanan sehingga
menunjuk pada kedudukan 0 W.
3. Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk memilih posisi pengukuran
dan batas ukurannya. Multimeter biasanya terdiri dari empat posisi
pengukuran, yaitu :
4. Posisi W (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri dari tiga
batas ukur : x 1; x 10; dan K W.
5. Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter AC yang terdiri
dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
6. Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter DC yang terdiri
dari lima batas ukur :10; 50; 250; 500; dan 1000.
7. Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi sebagai mili
amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500.
8. Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe multimeter yang satu dengan yang lain
batas ukurannya belum tentu sama.
9. Lubang kutub + (V A W Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead
kutub + yang berwarna merah.
10. Lubang kutub (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead
kutub - yang
berwarna hitam.
11. Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch), berfungsi untuk memilih polaritas
DC atau AC.
12. Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat komponen-komponen
multimeter.
13. Jarum penunjuk meter (Knife edge Pointer), berfungsi sebagai penunjuk besaran
yang diukur.
1.4 Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter.
4. Kesimpulan.

Amperemeter atau sering disebut juga ammeter adalah perangkat yang di temukan oleh
Andrie Marie Ampere ( 1175 1886 ). digunakan untuk mengukur kuat arus listrik
yang ada dalam rangkaian tertutup. Amperemeter biasanya dipasang seri dengan
rangkaian listrik.
Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (Gaya Lorentz). Ketika arus
mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnet timbul gaya lorentz yang
menggerakan jarum penunjuk menyimpang. Sesuai dengan arus yang melewatinya,
semakin besar arus yang melewatinya maka akan terjadi penyimpangan jarumnya.

F = B. I. L
Keterangan
F = gaya Lorentz satuan newton (N)
B = kuat medan magnet satuan tesla (T).
L = panjang kawat satuan meter (m)
I = kuat arus listrik satuan ampere (A)

Amperemeter di bagi menjadi 2 yaitu amperemeter analog dan digital.


Amperemeter juga memiliki kemampuan pengukuran yang terbatas sesuai dengan nilai
maksimum yang tertera dalam alat ukur itu.
Ampere meter digital / clamp meter penggunaanya sangatlah praktis, dan memiliki
keunggulan dalam membaca hasil ukur dan akurat dalam hasil pengukuran yang di
tampilkan di display.
Rumus Ampere meter:
I = V/R
V = Tegangan ( Volt )
I = Arus ( A )
R = Tahanan ( R )
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur selisih potensial atau
tegangan (voltage) serta di bagi menjadi dua yaitu analog dan digital.
Prinsip kerja voltmeter sama dengan prinsip kerja dari amperemeter, hanya saja di
rangkai secara paralel.
Voltmeter berfungsi jika adanya fluksi magnetic yang memilik bentuk gelombang sinus
dengan frekuensi yang sama dan masuk dalam suatu kepingan logam secara paralel.
Rumus voltmeter :
V = I.R
V = Tegangan ( Volt )
I = Arus ( A )
R = Tahanan ( R )
Ohmmeter ditemukan oleh Georg Simon Ohm dan dipublikasikannya pada sebuah
koran pada tahun 1827, The Galvanic Circuit Investigated Mathematically.
Dengan hambatan hambatan yang sesuai, sebuah multimeter dapat digunakan sebagai
voltampere atau ammeter. Multimeter juga mencangkup sebuah aki (baterai);
penempatan aki ini secara seri dengan kumparan itu akan membuat alat itu menjadi
sebuah ohmmeter
Untuk ohmmeter digital hasil dari pengukurannya yaitu berupa angka yang ada pada
display bukan jarum / pointer yang membedakan dengan ohmmeter analog.
Tahanan dapat ditulis dengan:

R = V/I
R = Tahanan satuan ohm.
V = Tegangan satuan volt.
I = Kuat arus satuan ampere.
5. Saran.

Dalam melakukan pengukuran menggunakan alat alat ukur listrik seperti amperemeter,
voltmeter dan ohmmeter sebaiknya berhati hati dan tetap memperhatikan azas
keselamatan dalam bekerja. Untuk menghindari hal hal yang tidak kita inginkan
Di pergunakan sesuai dengan fungsinya.
Selalu memperhatikan range kerja dari masing masing alat tersebut, karena setiap alat
memiliki batas pengukuran yang maksimal. Agar tidak terjadi kerusakan pada alat.
Teliti dalam membaca hasil pengukuran, karena tipe dari masing masing alat yaitu
analog, di haruskan kita membaca dengan teliti, Karena masih menggunakan jarum
sebagai penunjuk hasi dari pengukuran.
Berbeda dengan tipe digital yang hasil pengukurannya sudah menggunakan angka yang
tampil di layar / display.
Bagi yang masih belum tahu cara penggunaanya, di harapkan adanya pendamping
yang mengetahui cara ataupun prosedur penggunaan dari alat tersebut.
Kepada semua pihak terutama Ibu Ir. Indah. D.E. selaku dosen fisika kelompok ini
memohon saran yang membangun dari ibu, demi kesempurnaan dari makalah ini.
6. Daftar Pustaka.
Sears, Zemansky. 1994. Fisika untuk Universitas. Bina Cipta: Bandung.
https://books.google.com/books?isbn=9796884739. Fisika untuk Universitas,
Diakses pada Senin, 5 Oktober 2015 2:45:41 PM.
http://jendeladenngabei.blogspot.co.id/2011/10/voltmeter_05.html.
Diakses pada 5 Oktober 2015 2:45:41 PM.
http://electrozone94.blogspot.co.id/2013/08/ampermeter-voltmeter-ohm-meter.html.
Diakses pada 5 Oktober 2015 2:45:41 PM.
Wiliam D. Cooper, Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran

Anda mungkin juga menyukai