Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah, atas limpahan rahmat dan hidayahNya,
sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah tentang Alat Ukur Listrik. Makalah ini
di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah fisika dari Ibu dosen Ir. Indah D.E.
Dalam Makalah ini, kami mencoba membuat suatu pembahasan mengenai alat alat ukur
listrik yang dapat kami sajikan yaitu beberapa defenisi- defenisi dan berbagai gambar yang
diselesaikan langkah demi langkah, serta diberi dengan penjelasan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna baik dari
segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah fisika, guna menjadi
acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Penyusun
2
Daftar Gambar
4
Daftar Isi
Kata Pengantar..............................................................................................................2
Daftar gambar................................................................................................................4
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang....................................................................................................5
B. Rumusan Masalah..............................................................................................5
C. Tujuan.................................................................................................................5
D. Manfaat...............................................................................................................5
Bab 3 Penutup
Kesimpulan...............................................................................................................17
Saran........................................................................................................................18
Daftar Pustaka..........................................................................................................19
3
Bab 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Latar belakang disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tujuan dari tugas mata
kuliah fisika, untuk mengetahui macam macam alat ukur listrik.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang ampermeter, voltmeter, ohmmeter,
yang sekarang sudah banyak di pakai di bidang kelistrikan.
Seorang teknisi listrik pasti memerlukan alat bantu dasar, untuk keperluan teknis
seperti memperbaiki peralatan serta menguji rangkaian kelistrikan, yaitu ampermeter,
voltmeter, ohmmeter. Untuk melakukan pekerjaan kelistrikan maupun elektronika, selalu
membutuhkan alat ukur. Oleh karena itu di dalam makalah alat alat ukur listrik ini dapat
diketahui :
1. Besaran kuat arus listrik dalam satuan Ampere (A).
2. Besaran tegangan listrik dalam satuan Volt (V).
3. Besaran resisitansi dalam satuan Ohm ().
Sehingga dengan alat alat ukur listrik tersebut, dapat memudahkan penyelesaian
masalah kelistrikan maupun elektronika.
B. Rumusan Masalah
Dari sekian banyak alat alat ukur listrik, pasti di perlukan penjelasan satu persatu
tentang alat tersebut. Oleh karena itu di dalam makalah ini akan membahas permasalahan
tentang:
1. Penjelasan tentang alat alat ukur yang di sebutkan di atas.
2. Fungsi dari masing masing alat ukur.
3. Serta prosedur cara menggunakan alat ukur tersebut.
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Merupakan tugas mata kuliah dari dosen fisika Ibu Ir. Indah D.E.
2. Mengenal berbagai macam alat alat ukur listrik.
3. Mengetahui fungsi dari masing masing alat.
4. Mampu serta memperoleh ketrampilan dalam pemakaian alat ukur ampermeter,
voltmeter, ohmmeter.
D. Manfaat
Manfaat dari tugas makalah yang kami buat adalah untuk memberi pengetahuan kepada
para pembaca agar mengetahui fungsi dan prosedur penggunaan alat ukur secara
mendalam.
5
Bab 2
Macam macam Alat Ukur Listrik
2.1 Amperemeter
Amperemeter, sering juga disebut ammeter adalah perangkat yang di temukan oleh
Andre-Marie Ampere (1775-1836), digunakan untuk mengukur kuat arus listrik yang ada
dalam rangkaian tertutup. Amperemeter biasanya dipasang berderet ( seri ) dengan
elemen listrik .
Ampere meter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir
pada kumparan yang selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat
menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin
besar pula simpangannya.
Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (Gaya Lorentz). Ketika arus
mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnet timbul gaya lorentz yang
menggerakan jarum penunjuk menyimpang. Apabila arus yang melewati kumparan besar,
maka gaya yang timbul juga akan membesar sedemikian sehingga penyimpangan jarum
penunjuk juga akan lebih besar. Demikian sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka
jarum penunjuk akan di kembalikan ke posisi semula oleh pegas. Besar gaya yang
dimaksud sesuai dengan Prinsip Gaya Lorentz.
F = B. I. L
Amperemeter juga memiliki kemampuan pengukuran yang terbatas sesuai dengan nilai
maksimum yang tertera dalam alat ukur itu. Ada yang nilai maksimumnya 5 A, 10 A dan
20A. Amperemeter bisa juga dapat tersusun atas mikro amperemeter dan shunt. Mikro
amperemeter berguna untuk mendeteksi ada tidaknya arus melalui rangkaian karena nilai
kuat arus yang kecilpun dapat terdeteksi.
6
Apabila akan digunakan ke dalam arus yang besar, maka arus tersebut perlu dialirkan
ke sebuah tahanan yang disebut sebagai shunt. Tahanan shunt dapat ditentukan dengan
menerapkan analisa rangkaian konvensionalnya. Shunt yang dipasang secara pararel terhadap
amperemeter nya sehingga kemampuan tergantung pada beberapa kali kemampuannya untuk
ditingkatkan. Jika kita memperkirakan dalam rentang miliampere, maka kita dapat
menggunakan shunt yang tertera 100 mA atau 500Ma.
Amperemeter analog ini adalah model amperemeter yang lama, dan jarum sebagai alat
untuk penunjuk skalanya.
Gambar 1.1 : Model Amperemeter analog Gambar 1.2 : Model clamp ampermeter analog
Bagian-bagian Amperemeter :
NP = JP/SM x BU
Keterangan: NP = Nilai Pengukuran
JP = Jarum Penunjuk
SM = Skala Maksimal
BU = Batas Ukur
Contoh : Diketahui SM = 50, BU = 25, JP = 5
Maka : NP = 5/50 x 25 = 2,5 A
8
Gambar 1.4: Penunjukan jarum skala
Setelah amperemeter terpasang, kita dapat mengetahui besar kuat arus yang mengalir
melalui penghantar dengan membaca amperemeter melalui jarum penunjuk.
Dalam membaca amperemeter harus diperhatikan karakteristik alat ukur karena jarum
penunjuk tidak selalu menyatakan angka apa adanya.
Hal yang harus diperhatikan di dalam pembacaan skala amperemeter adalah dengan
memperhatikan jarum penunjuk skala. Jarum penunjuk skala akan menunjukan pada skala
yang terletak pada papan skala. Pembacaan skala dilakukan tegak lurus dimana bayangan
jarum pada cermin harus satu garis dengan jarum penunjuk, maksudnya agar tidak terjadi
penyimpangan dalam membaca.
Salah satu keuntungan menggunakan clamp meter/tang ampere, kita dapat mengukur
arus dengan hanya meng-clamp kan pada salah satu kabel/konduktor bahkan dapat
mengukur arus tinggi tanpa harus mematikan terlebih dulu rangkaian yang akan diukur.
Amperemeter digital juga memiliki batas kemampuan dalam mengukur, sesuai dengan
spesifikasi yang ada pada alat tersebut. Dan hasilnya dapat langsung di lihat di layar lcd
dari amperemeter digital tersebut.
9
Gambar 1.5. Amperemeter digital model Clamp
Atur switch range kerja terlebih dahulu, sesuai dengan kebutuhan pengukuran.
Tekan trigger, setelah itu kita pilih konduktor atau kabel mana yang akan di ukur
fasenya ( R S T) dan lepas kembali posisi trigger pada posisi awal ( posisi capit
tertutup).
Kita dapat menggunakan tombol Hold, jika posisi kita sulit untuk melihat dari hasil
pengukuran.
Nilai kuat arus akan terbaca sesuai dengan yang tertera pada display.
10
2.2 Voltmeter
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur selisih potensial atau
tegangan (voltage). Sebuah alat pengukur tegangan di namakan voltmeter (atau
milivoltmeter dan sebagainya, bergantung pada jangkauan pengukurannya). Sebuah
voltmeter selalu mengukur selisih potensial diantara dua titik.
Sebuah voltmeter ideal, mempunyai hambatan yang tak terhingga, sehingga
menyambungkan di antara dua titik dalam sebuah rangkaian tidak akan mengubah arus.
Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antarmedan magnet dan kuat arus. Gaya
magnetic tersebut akan mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada
arus listrik. Semakin besar arus listrik yang mengalir maka semakin besar penyimpangan
jarum yang terjadi.
Adanya fluksi magnetic yang memilik bentuk gelombang sinus dengan frekuensi yang
sama dan masuk dalam suatu kepingan logam secara paralel. Antara fluks 1 dengan fluks
yang lain terdapat suatu perbedaan fasa. Fluks yang bolak balik akan membangkitkan
tegangan tegangan dalam kepingan logam yang akan menyebabkan terjadinya arus putar
di dalam kepingan logam tersebut.
Prinsip kerjanya sama dengan amperemeter, hanya saja posisi dalam menggunakannya
di dalam rangkaian yang berbeda yaitu di paralel.
Voltmeter ini masih menggunakan jarum untuk melihat hasil dari pengukurannya.
11
Bagian bagian voltmeter:
Jarum penunjuk skala (pada voltmeter analog).
Jarum ini terpasang pada kumparan yang bergerak (moving coil) sehingga dapat
bergerak berdasarkan peredaran arus yang masuk dalam moving coil. Jarum tersebut
mempunyai fungsi penunjuk besaran arus yang terukur dimana akan bergerak dan
berhenti pada skala yang sesuai dengan besaran yang diukur
Kalibrator.
Berfungsi untuk menentukan kalibrasi atau penunjukan skala pada anga nol (0)
dengan tepat,segaris dengan jarum penunjuk skala.
Cermin pemantul.
Berada pada papan skala yang ditunjukan sebagai panduan untuk ketepatan
pembacaan skala.
Terminal positif (+) dan negative (-).
Untuk menentukan kabel positif dan negatif untuk menggunakan voltmeter dalam
rangkaian.
NP = JP/SM x BU
Keterangan: NP = Nilai Pengukuran
JP = Jarum Penunjuk
SM = Skala Maksimal
BU = Batas Ukur
Contoh : Diketahui SM = 1000, BU = 2000, JP = 760
Maka : NP = 760/2000 x 1000 = 380 V
12
Setelah voltmeter terpasang, kita dapat mengetahui besar beda potensial atau tegangan
dengan membaca voltmeter melalui jarum penunjuk. Dalam membaca hasil pengukuran
harus diperhatikan karakteristik alat ukur karena jarum penunjuk tidak selalu menyatakan
angka apa adanya.
Hal yang harus diperhatikan di dalam pembacaan skala voltmeter adalah dengan
memperhatikan jarum penunjuk skala. Jarum penunjuk skala akan menunjukan pada skala
yang terletak pada papan skala. Pembacaan skala dilakukan tegak lurus dimana bayangan
jarum pada cermin harus satu garis dengan jarum penunjuk, maksudnya agar tidak terjadi
penyimpangan dalam membaca.
Voltmeter digital prinsip kerja dan cara pemasangan dalam rangkaian sama dengan
voltmeter analog. Yang membedakan hanya hasil pengukurannya ditampilkan melalui layar
display, bukan menggunakan jarum penunjuk.
Digital voltmeter merupakan suatu instrumen yang dapat diandalkan dan teliti, yang
dapat digunakan dalam banyak pemakaian pengukuran di laboratorium. Digital voltmeter
dapat bersaing terhadap instrumen-instrumen analog konvensional, disebabkan
perkembangan dan penyempurnaan modul-modul rangkaian terpadu (integrated circuit,
IC ), ukuran, kebutuhan daya dan harga yang berkurang secara drastis. Kualitas
voltmeter digital yang menonjol dapat digambarkan dengan mengemukakan karakteristik
operasi dan karakteristik yang khas.
13
2.3 Ohmmeter
Ditemukan oleh Georg Simon Ohm dan dipublikasikannya pada sebuah koran pada
tahun 1827, The Galvanic Circuit Investigated Mathematically. Sebuah metode alternative
untuk mengukur hambatan adalah dengan menggunakan meter d arsonval dalam sebuah
susunan yang dinamakan ohmmeter. Ohm-meter adalah alat pengukur hambatan listrik,
yaitu daya untuk menahan mengalirnya arus listrik dalam suatu konduktor. Besarnya
satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm.
Ohmmeter juga dapat digunakan untuk mengetahui komponen, kabel, atau sekering
yang terputus di dalam suatu rangkaian elektronika atau suatu rangkaian instalasi listik.
Maka ohmmeter ini sangat berguna dan membantu para teknisi elektronika dalam
menyelesaikan setiap pekerjaanya.
Ohmmeter terdiri dari dua macam yaitu ohmmeter analog dan ohmmeter digital.
Ohmmeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang
lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt,
dan ohm saja. Ohm-meter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja
mengukur hambatan pada kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-
bengkel komputer dan service center yang memakai ohm-meter digital. Kelebihannya
adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple.
14
Gambar 3.3 Gambar bagian dari ohmmeter
15
2.3.2 Prinsip Kerja Ohmmeter
Prinsip kerja Ohmmeter tidak jauh berbeda dengan Voltmeter dan Amperemeter, hanya
saja pada Ohmmeter, pada saat melakukan kegiatan pengukuran pada suatu rangkaian,
rangkaian tersebut tidak pada kondisi dialiri arus listrik. Apabila hal ini tidak dilakukan maka
akan merusak Ohmmeter itu sendiri.
Pada dasarnya prinsip kerja dari Ohmmeter adalah besarnya arus listrikyang
mengalirmelalui sebuah penghantar metal pada rangkaian. Besarnya satuan
hambatanyang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam Ohm. Alat Ohm ini menggunakan
galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik
(R), kemudian dikalibrasikan ke satuan Ohm ().
1. Pastikan hambatan yang akan di ukur sedang tidak dialiri arus listrik.
2. Pastikan Saklar pemilih batas ukur (range selektor switch) berada pada posisi
Ohmmeter.
3. Tentukan batas ukur faktor pengali yang akan digunakan.
4. Hubungkan kedua probe (kutub) alat ukur positif (merah) dan negatif (hitam), maka
jarum akan bergerak menuju angka Nol/ mendekati Nol.
5. Putar knob Zero Ohm Adjuster sampai jarum berhenti tepat pada posisi angka Nol
Ohm.
6. Setelah yakin kalibrasi telah tepat, lepas kedua ujung probe yang terhubung, siap
digunakan untuk mengukur tahanan/hambatan.
7. Cara penghitungan Ohmmeter : Jika yang dipilih adalah pengali x1, jarum menunjuk
pada angka 20, maka terbaca hasil pengukuran adalah 20 . Tetapi jika yang dipilih
adalah pengali x10, maka terbaca hasil pengukuran adalah 200 . Begitu
seterusnya tergantung faktor pengali.
8. Perlu diperhatikan setiap kali mengganti faktor pengali maka harus dilakukan
kalibrasi terlebih dahulu
16
Bab 3
Penutup
Kesimpulan
1. Amperemeter atau sering disebut juga ammeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur kuat arus listrik.
2. Amperemeter di bagi menjadi 2 yaitu amperemeter analog dan digital.
3. Amperemeter memiliki kemampuan pengukuran yang terbatas sesuai dengan nilai
maksimum yang tertera dalam alat ukur itu.
4. Ampere meter digital/ tang ampere penggunaanya sangatlah praktis, dan memiliki
keunggulan dalam membaca hasil ukur dan akurat dalam hasil pengukuran yang di
tampilkan di display.
5. Amperemeter dalam pengukurannya di hubungkan secara seri dengan beban.
6. Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur beda potensial atau
tegangan (voltage).
7. Voltmeter terdiri dari dua macam yaitu analog dan digital.
8. Voltmeter dalam pengukurannya dihubungkan secara paralel dengan beban.
9. Ohmmeter digunakan untuk mengukur nilai resistansi hambatan pada suatu rangkaian/
komponen elektronika.
10. Ohmmeter juga dapat digunakan untuk mengetes saklar, kabel, dan sekering untuk
mengetahui apakah terputus atau tidak dalam suatu rangkaian instalasi listrik.
11. Ohmmeter juga terbagi menjadi dua yaitu Ohmmeter Analog dan Digital.
17
Saran
18
Daftar Pustaka.
19
Macam Alat Ukur Listrik
Disusun Oleh :
i. Anuresma D. P. 152045910970
ii. M. Miftachul Firdaus 152045910952
iii.
iv.
v.
Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Universitas Widyagama Malang
2015