Anda di halaman 1dari 4

Korelasi Analisis Arah Gaya Utama Pembentuk Struktur Lipatan di

Banyumeneng Dengan Pola Tektonik di Pulau Jawa

Fatma Widiyaningsih
21100113120007
Email : fatmawidiyaningsih@gmail.com

TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

ABSTRAK
Kata kunci

Pendahuluan
Latar belakang pembuatan paper
ini adalah untuk analisis lebih lanjut
mengenai geologi struktur, khususnya
analisis
struktur
lipatan.
Objek
permasalahan yang akan dibahas dalam
paper ini adalah analisis arah gaya utama
pembentuk
struktur
lipatan
di
Banyumeneng yang di korelasikan dengan
evolusi tektonik di Pulau Jawa. Tujuannya
untuk mengetahui korelasi hasil analisis
data lapangan dengan geologi regional.
Lipatan adalah hasil perubahan
bentuk atau volume dari suatu bahan yang
ditunjukkan sebagai lengkungan atau
kumpulan dari lengkungan pada unsur
garis atau bidang didalam bahan tersebut.
Pada umumnya unsur yang terlibat di
dalam lipatan adalah struktur bidang,
misalnya bidang perlapisan atau foliasi.

Untuk analisis tegasan utama pembentuk


lipatan diperlukan data pengukuran
strike/dip sayap kanan, sayap kiri dan
axial plane.
Geologi Regional
Pulau Jawa secara fisiografi dan
struktural, dibagi atas empat bagian utama
(Bemmelen, 1970) yaitu: Sebelah barat
Cirebon (Jawa Barat) Jawa Tengah
(antara Cirebon dan Semarang) Jawa
Timur (antara Semarang dan Surabaya)
Cabang sebelah timur Pulau Jawa,
meliputi Selat Madura dan Pulau Madura
Jawa Tengah merupakan bagian yang
sempit di antara bagian yang lain dari
Pulau Jawa, lebarnya pada arah utaraselatan sekitar 100 120 km. Daerah Jawa
Tengah tersebut terbentuk oleh dua
pegunungan yaitu Pegunungan Serayu

Utara yang berbatasan dengan jalur


Pegunungan Bogor di
sebelah barat dan Pegunungan Kendeng di
sebelah timur serta Pegunungan Serayu
Selatan yang merupakan terusan dari
Depresi Bandung di Jawa Barat.
(Bemmelen, 1970).
Banyumeneng sendiri dikontrol
oleh zona kendeng, dan litologi yang
tersingkap di Banyumeneng tersusun oleh
formasi kerek. Formasi ini mempunyai
ciri khas berupa perselingan antara
lempung, napal lempungan, napal,
batupasir tufaan gampingan dan batupasir
tufaan. Perulangan ini menunjukkan
struktur sedimen yang khas yaitu
perlapisan bersusun (graded bedding)
yang
mencirikan
gejala
flysch.
Berdasarkan fosil foraminifera planktonik
dan bentoniknya, formasi ini terbentuk
pada Miosen Awal Miosen Akhir ( N10
N18 ) pada lingkungan shelf.
Struktur yang terbentuk pada zona
kendeng pada umumnya memiliki
orientasi sebagai berikut, lipatan yang ada
pada daerah Kendeng sebagian besar
berupa lipatan asimetri bahkan beberapa
ada yang berupa lipatan overturned.
Lipatan lipatan di daerah ini ada yang
memiliki pola en echelon fold dan ada
yang berupa lipatan lipatan menunjam.
Secara umum lipatan di daerah Kendeng
berarah barat timur. Sesar Naik Sesar
naik ini biasa terjadi pada lipatan yang
banyak dijumpai di Zona Kendeng, dan
biasanya merupakan kontak antar formasi
atau anggota formasi. Sesar Geser Sesar
geser pada Zona Kendeng biasanya
berarah timur laut- barat daya dan
tenggara -barat laut. Struktur Kubah
Struktur Kubah yang ada di Zona
Kendeng biasanya terdapat di daerah
Sangiran pada satuan batuan berumur

Kuarter. Bukti tersebut menunjukkan


bahwa struktur kubah pada daerah ini
dihasilkan oleh deformasi yang kedua,
yaitu pada Kala Plistosen.

Metodologi
Metode yang digunakan dalam
penyusunan paper ini, dengan tujuan
untuk korelasi arah gaya utama
pembentuk
struktur
lipatan
di
Banyumeneng dengan pola tektonik di
Pulau Jawa terdiri dari beberapa metode.
Metode yang pertama yaitu survei
lapangan secara langsung dengan output
deskripsi lapangan pengambilan data
lapangan selengkap-lengkapnya meliputi
deskripsi bentuk lahan, litologi, struktr
geologi lipatan dengan dilengkapi
pengukuran strike dip (limb kanan & kiri,
axial plane, dan struktur penyerta).
Metode yang kedua yaitu pengolahan data
dengan menggunakan strereonet untuk
analsisi arah gaya utama pembentuk
struktur lipatan di Banyumeneng. Metode
yang ketiga yaitu, studi pustaka untuk
mendapatkan informasi mengenai tektonik
yang mengontrol Pulau Jawa.
Pembahasan

Berdasarkan
pengamatan
lapangan yang didapat dengan
melakukan deskripsi, data yang di
dapat berupa bentuk lahan fluvial
terstruktural terdenudasional, dengan
stadia sungai dewasa menuju tua, slope
sungai 3, litologi yang dominan
perselingan antara batulempung dan
batupasir, terdapat struktur geologi
berupa lipatan dengan data sebagai
berikut, strike/dip sayap kanan

berorientasi di kuadran III (N


270E/40,
N
220E/38,
N
234E/34. N 258E/51, dan N
245E/45), pengukuran strike/dip
sayap kiri berorientasi di kuadran II
(N 100E/80, N 150E/72, N
95E/88, N 111E/51, dan N
90E/62), strike/dip axial plane
didapat N 271E/70.
Litologi yang didominasi oleh
perselingan
batulempung
dengan
batupasir yang bersifat karbonatan
merupakan ciri khas dariformasi kerek,
sedangkan formasi kerek itu sendiri
merupakan suatu formasi yang
terbentuk pada zona pegunungan
kendeng pada zaman pliosen-plistosen.
Formasi kerek itu sendiri terbentuk
pada lingkungan pengendapan marine
tepatnya di continental shelf, hal inilah
yang mengakibatkan litologi di
Banyumeng ini bersifat karbonatan
bahkan banyak ditemukan pecahan
fosil ataupun sisipan batugamping.
Dengan data strike/dip yang
didapat
dari
hasil
pengukuran
dilapangan dilakukan analisis dengan
menggunakan
stereonet
untuk
menentukan tegasan arah utama yang
nantinya akan dikorelasikan dengan
evolusi tektonik di Pulau Jawa. Setelah
dilakukan analasis didapat tegasan
arah gaya utama NW-SE.
Berdasarkan referensi, struktur
geologi yang ada di pulau Jawa memiliki
pola-pola yang teratur. Secara geologi
pulau Jawa merupakan suatu komplek
sejarah penurunan basin, pensesaran,
perlipatan dan vulkanisme di bawah
pengaruh stress regime yang berbeda-beda
dari waktu ke waktu. Secara umum, ada
tiga arah pola umum struktur yaitu arah
Timur Laut Barat Daya (NE-SW) yang

disebut pola Meratus, terjadi pada zaman


Akhir Kapur-Pre Tersier. Kemudian
berevolusi menjadi arah Utara Selatan
(N-S) atau pola Sunda yang terjadi pada
Oligosen-Miosen awal. Terjadi evolusi
tektonik terakhir yang terjadi pada Miosen
Tengah-Miosen Akhir dengan arah Timur
Barat (E-W). Perubahan jalur
penunjaman berumur kapur yang berarah
Timur Laut Barat Daya (NE-SW)
menjadi relatif Timur Barat (E-W) sejak
kala Oligosen sampai sekarang telah
menghasilkan tatanan geologi Tersier di
Pulau Jawa yang rumit, salah satunya
terbentuknya
struktur
geologi
di
Banyumeneng.
Didapat hasil analisa tegasan
utama pembentuk struktur lipatan di
Banyumeneng
berarah
NW-SE,
Banyumeneng itu sendiri dipengaruhi oleh
zona kendeng dengan orientasi tegasan
utama pembentuk lipatan berarah W-E,
evolusi tektonik di Pulau Jawa diketahui
bahwa pola Meratus merupakan pola yang
paling tua. Sesar-sesar yang termasuk
dalam pola ini berumur Kapur sampai
Paleosen dan tersebar dalam jalur
Tinggian Karimun Jawa menerus melalui
Karang Sambung hingga di daerah
Cimandiri Jawa Barat. Sesar ini
teraktifkan kembali oleh aktivitas tektonik
yang lebih muda. Pola Sunda lebih muda
dari pola Meratus. Data seismik
menunjukkan
Pola
Sunda
telah
mengaktifkan kembali sesar-sesar yang
berpola Meratus pada Eosen Akhir hingga
Oligosen Akhir. Pola Jawa menunjukkan
pola termuda dan mengaktifkan kembali
seluruh pola yang telah ada sebelumnya
(Pulunggono, 1994). Data seismik
menunjukkan bahwa pola sesar naik
dengan arah barat-timur masih aktif
hingga sekarang. Ketiga data tersebut
yang menunjukan arah tegasan gaya
utama apabila di korelasikan memiliki
sinkronisasi. Hasil analisis menunjukan

arah tegasan utama NW-ES, zona kendeng


berarah W-E, dan Pola Jawa berarah E-W.
Arah tegasan utama di Banyumeneng
yang berarah NW-ES dimungkinkan
karena Banyumeneng bukanlah titik
utama yang terkena tektonik Pulau Jawa
sehingga gaya yang mempengaruhi tidak
tepat berarah E-W.

tepatnya di continental shelf. Berdasakan


analisis streografis struktur lipatan di
Banyumeneng,
arah
tegasan
gaya
utamanya memiliki korelasi dengan arah
tegasan gaya utama zona kendeng maupun
tektonik pulau Jawa pola yang terakhir
yaitu Pola Jawa dengan orientasi arah
tegasan utama pembentuk struktur lipatan
di Banyumeneng berarah NW-ES.

Kesimpulan
Referensi
Banyumeneng dipengaruhi oleh
zona pegunungan Kendeng dengan
susunan formasi kerek. Formasi kerek
yang ditemukan di Banyumeneng litologi
perselingan batulempung dengan batupasir
yang
bersifat
karbonatan
yang
terendapkan di lingkungan marine

Tim Asisten Geologi Struktur.2012. Buku


Panduan
Praktikum
Geologi
Struktur.
Teknik
Geologi
Universitas Diponegoro:Semarang.

Anda mungkin juga menyukai