Nias
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
Utara
Selatan
Barat
Timur
02.
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
100010 BT
Batas Wilayah
: 6620,70 Km2
: 521 Km
: 0010 1050 LU dan 98o50 -
Tapanuli Selatan
Utara
Selatan
Barat
Timur
04.
98o BT
Batas Wilayah
Mandailing Natal
Utara
Selatan
Barat
Timur
03.
: 980,32 Km2
: 241 Km
: 0o12 1o 32 LU dan 97o
: 4352,86 Km2
: 385 Km
: 0002 2003 LU dan 98o49 100022 BT
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
Batas Wilayah
Tapanuli Tengah
: 2158,00 Km2
: 328 Km
: 1011 2022 LU dan 98007
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
98012 BT
1
Utara
Selatan
Barat
Timur
05.
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
99016 BT
Batas Wilayah
: 3764,65 Km2
: 294 Km
: 1020 2041 LU dan 98005
Toba Samosir
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
99040 BT
Batas Wilayah
Utara
Selatan
Barat
Timur
07.
Tapanuli Utara
Utara
Selatan
Barat
Timur
06.
Batas Wilayah
: 2352,35 Km2
: 238 Km
: 2003 2040 LU dan 98056
Labuhan Batu
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
98050 BT
Batas Wilayah
Utara
Selatan
: 2561,38 Km2
: 282 Km
: 1026 2006 LU dan 97007
Barat
Timur
08.
Asahan
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
1000 BT
Batas Wilayah
Utara
Selatan
Barat
Timur
09.
Simalungun
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
99035 BT
Batas Wilayah
Utara
Selatan
Barat
Timur
10.
: 4368,60 Km2
: 180 Km
: 2036 3018 LU dan 98032
Dairi
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
BT
Batas Wilayah
Utara
Selatan
Barat
Timur
11.
: 3674,79 Km2
: 180 Km
: 2003 3006 LU dan 99001
: 1927,80 Km2
: 153 Km
: 2015 - 30 LU dan 980 98030
Karo
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
98038 BT
Batas Wilayah
Utara
Selatan
Barat
Timur
: 2127,25 Km2
: 78 Km
: 2050 3019 LU dan 97055
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
99027 BT
Batas Wilayah
Utara
Selatan
Barat
Timur
: 2486,14 Km2
: 29 Km
: 2057 3015 LU dan 98033
13. Langkat
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
98045 BT
Batas Wilayah
Utara
Selatan
Barat
Timur
: 6263,29 Km2
: 43 Km
: 3014 130 LU dan 97052
: 1625,91 Km2
: 162 Km
: 0012 1032 LU dan 970
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
980 BT
4
Batas Wilayah
Utara
Selatan
Barat
Timur
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
98058 BT
Batas Wilayah
: 2297,20 Km2
: 100 Km
: 2001 2020 LU dan 98010
Utara
Kabupaten Samosir
Selatan
Kabupaten Tapanuli Tengah
Barat
Kabupaten Dairi
Timur
Kabupaten Tapanuli Utara
16. Pakpak Bharat
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
980 BT
Batas Wilayah
Utara
Selatan
Barat
Timur
: 1218,30n Km2
: 193 Km
: 2015 3032 LU dan 900
Kabupaten Dairi
Kabupaten Humbang Hasundutan
Provinsi Aceh (Kabupaten Aceh Singkil)
Kabupaten Dairi (Kecamatan Parbuluan)
17. Samosir
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
99001 BT
Batas Wilayah
Utara
Selatan
Barat
: 2433,50 Km2
: 283 Km
: 2024 2048 LU dan 98030
Timur
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
99027 BT
Batas Wilayah
: 1913,3 Km2
: 63 Km
: 2057 - 160 LU dan 98033
Utara
Selat Malaka
Selatan
Kecamatan Dolok Batunanggar
Barat
Sungai Ular dan Sungai Buaya
Timur
Kecamatan Dolok Batunanggar
19. Batu Bara
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
kabupaten induk
Batas Wilayah
Utara
Selatan
Barat
Timur
: 904,96 Km2
: 121 Km
: Masih bergabung
dengan
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
kabupaten induk
Batas Wilayah
Utara
Selatan
Barat
Timur
: 3918,05 Km2
: 425 Km
: Masih bergabung
dengan
: 3892,74 Km2
: 495 Km
: Masih bergabung
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
dengan
kabupaten induk
Utara
Selatan
Barat
Timur
Batas Wilayah
Kecamatan Batang Onang, Kcamatan Portibi, Kecamatan Padang Bolak,
Kecamatan Simangambat, Kabupatan Padang Lawas Utara
Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat, Kecamatan Siabu
Kabupaten Mandailing Natal
Kecamatan Bukit Malintang Kabupaten Mandailing Natal, Kecamatan
Sayur Matinggi
Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau
: 3116,00 Km2
: 342 Km
: Masih bergabung
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
kabupaten induk
Batas Wilayah
Utara
Selatan
Barat
Timur
: 3545,80 Km2
: 219 Km
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
dengan
Letak
Wilayah
Masih
bergabung
dengan
kabupaten induk
Batas Wilayah
Utara
Selatan
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
kabupaten induk
Batas Wilayah
Utara
Selatan
Barat
Timur
: 1501,63 Km2
: 197 Km
: Masih bergabung
dengan
: 544,09 Km2
: 215 Km
: Masih bergabung
dengan
Samudera Indonesia
Kecamatan Botomuzoi
Samudera Indonesia
Samudera Indonesia
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
kabupaten induk
Batas Wilayah
Utara
Selatan
Barat
Timur
: 10,77 Km2
: 382 Km
: 1o44LU dan 98o47BT
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
Batas Wilayah
8
Utara
Tapanuli Utara
Selatan
Tapanuli Utara
Barat
Tapanuli Utara
Timur
Samudra Hindia
27. Kota Tanjung Balai
Utara
Selatan
Barat
Timur
: 61,52 Km2
: 208 Km
: 2o58 LU dan 99048BT
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
Batas Wilayah
Kecamatan Tanjung Balai
Kecamatan Simpang Empat
Kecamatan Simpang Empat
Kecamatan Sei Kepayang
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
990-01BT
Batas Wilayah
Utara
Selatan
Barat
Timur
: 79,97 Km2
: 128 Km
: 3001- 2054 LU dan 99006-
Kabupaten Simalungun
Kabupaten Simalungun
Kabupaten Simalungun
Kabupaten Simalungun
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
98021BT
Batas Wilayah
: 38,44 Km2
: 81 Km
: 3019- 3021LU dan 98035-
Utara
PTPN III Kebun Rambutan
Selatan
PTPN IV Kebun Pabatu
Barat
PTPN III Kebun Gunung Pamela
Timur
PT Socfindo Tanah Besi Kabupaten Serdang Bedagai
30. Kota Medan
: 265,10 Km2
Luas Wilayah
9
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
98044
Batas Wilayah
Utara
Selatan
Barat
Timur
:0
: 2027-2047LU
dan
98035-
Selat Malaka
Kabupaten Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
98032BT
Batas Wilayah
Utara
Selatan
Barat
Timur
: 90,24 Km2
: 22 Km
: 3031-3040 LU dan 98025-
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
Letak Wilayah
99021 BT
Batas Wilayah
Utara
Selatan
Barat
Timur
: 114,65 Km2
: 448 Km
: 1018-1029LU
99023-
dan
: 469,36 Km2
: 128 Km
Luas Wilayah
Jarak Orbitasi
10
Letak
kabupaten induk
Batas Wilayah
Utara
Selatan
Barat
Timur
Wilayah
Masih
bergabung
11
dengan
Kabupaten / Kota
01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09..
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
Nias
Mandailing Natal
Tapanuli Selatan
Tapanuli Tengah
Tapanuli Utara
Toba Samosir
Labuhan Batu
Asahan
Simalungun
Dairi
Karo
Deli Serdang
Langkat
Nias Selatan
Humbang Hasundutan
Pakpak Bharat
Samosir
Serdang Bedagai
Batu Bara
Padang Lawas Utara
Padang Lawas
Labuhan Batu Selatan
Labuhan Batu Utara
Nias Utara
Nias Barat
Kota Sibolga
Kota Tanjung Balai
Kota Pematang Siantar
Kota Tebing Tinggi
Kota Medan
Kota Binjai
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
131.377
404.945
263.815
311.232
279.257
173.129
415.110
668.272
817.720
270.053
350.960
1.790.431
967.535
289.708
171.650
40.505
119.653
594.383
375.885
223.531
225.259
277.673
330.701
127.244
81.807
84.481
154.445
234.698
145.248
2.097.610
246.158
12
64057
199037
131200
156377
138156
86101
209924
335945
407838
135004
174418
901915
487676
143988
85344
20468
59504
298614
189328
112357
112987
141765
167154
63061
39146
42408
77933
114561
71892
1036926
122997
Total
67320
205908
132615
154855
141101
87028
205186
332327
409882
135049
176542
888516
479589
145720
86306
20037
60149
295769
186557
111174
112272
135908
64183
64183
42661
42037
76512
120137
73356
1060684
123157
32.
33.
Padang Sedempuan
Gunung Sitoli
191.531
126.202
93434
61839
98097
64363
Golongan Umur
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
0-4
5-9
10 - 14
15 - 19
20 - 24
25 - 29
30 - 54
35 - 39
40 - 44
45 - 49
50 - 54
55 - 59
60 - 64
65+
TT
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
744 363
706 319
750 850
705 989
723 813
684 107
640 036
624 526
550 203
559 665
551 215
553 923
494 349
492 315
448 163
455 100
400 576
412 003
344 781
360 369
293 399
299 409
209 200
211 109
121 939
139 678
210 119
294 014
384
324
Rasio Jenis
Jumlah Total
Kelamin
105,39
206,35
105,80
102,45
98,61
99,51
100,41
98,48
97,23
95,67
97,99
99,10
87,30
71,47
107,41
1 450 682
1 456 839
1 407 920
1 264 562
1 109 868
1 105 136
986 664
903 263
812 579
703 150
592 308
420 309
261 617
504 153
672
Lapangan Usaha
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Rasio Jenis
Kelamin
Pertanian, kehutanan,
1.
2.
3.
4.
5.
6.
perkebunan,
perikanan, peternakan
Pertambangan dan
Penggalian
Industri
Listrik, Gas dan Air
Minum
Bangunan
Perdagangan, Hotel,
dan Restauran
46,53
47,58
46,94
0,64
0,09
0.43
7,16
7,35
7,16
0,31
0,04
7,65
8,12
0,17
7,43
16,32
24,47
0,31
13
7.
8.
9.
10.
Pengangkutan dan
Komunikasi
Bank dan Lembaga
Keuangan
Jasa Kemasyarakatan
Lainnya / tak terjawab
7,80
0,77
0,04
1,31
0,51
0,2
11,81
0,00
18,53
0,00
8,12
0,17
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tingkat Pendidikan
Tidak/belum pernah
sekolah
Tidak/belum tamat SD
Tamat SD
Tamat SMPT
Tamat SMTA
Diploma I/II/III/IV,
Universitas
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Rasio Jenis
Kelamin
1,11
2,36
1,62
12,26
21,07
25,18
34,57
15,31
21,35
22,57
28,85
13,50
21,19
24,13
32,26
5,80
9,56
7,32
14
15
Agama
Islam
Kristen
Katolik
Budha
Lainnya
Persentase
90%
7,56%
1,06%
0,95%
0,34%
Nama etnis
Melayu
Jawa
Karo
Batak Toba
Mandailing
Lainnya
Persentase
70,87%
9,93%
7,22%
2%
2%
5,94%
16
Suku Melayu
Kepercayaan dan keagamaan masyarakat Melayu meliputi tiga perkara yang sangat
penting. Ketiga-tiga perkara tersebut ialah amalan dan kepercayaan masyarakat Melayu, magis
Melayu dan Islam sebagai agama anutan resmi masyarakat tersebut.
Orang melayu mengaku identitas kepribadiannya yang utama adalah beradat istiadat
melayu dan agama islam. Dengan demikian, orang yang mengaku dirinya melayu harus beradat
istiadat melayu, berbahasa melayu dan beragama islam.
Suku Jawa
Suku Jawa memiliki filsafat yang disebut sebagai filsafat Kejawen. Filsafat ini berbeda
dengan Taoisme dan Konfusianisme yang tidak memeluk agama tertentu, kejawen merupakan
filsafat yang memperbolehkan bahkan menganjurkan untuk memeluk agama.
Masyarakat muslim Jawa umumnya dikategorikan ke dalam dua golongan, yaitu kaum
Santri dan Abangan. Kaum Santri mengamalkan ajaran agama sesuai dengan syariat Islam,
sedangkan kaum Abangan nominal menganut islam namun dalam praktiknya masih banyak
terpengaruh animisme dengan pengaruh Hindu-Buddha yang kuat. Kaum abangan terkenal akan
sifat sinkretisme kepercayaannya. Semua budaya luar diserap dan ditafsirkan menurut nilai-nilai
Jawa dikarenakan memiliki filsafat kejawen yang dianggap sebagai pengontrol dan melindungi
jatidirinya sebagai orang Jawa.
Suku Karo
Dalam hal alam pemikiran dan kepercayaan, orang Karo (yang belum memeluk agama
Islam atau Kristen) erkiniteken (percaya) akan adanya Dibata (Tuhan) sebagai maha pencipta
segala yang ada di alam raya dan dunia. Menurut kepercayaan tersebut Dibata yang menguasai
segalanya itu terdiri dari :
1. Dibata Idatas atau Guru Butara Atas, yang menguasai alam raya/langit
2. Dibata Itengah atau Tuan Paduka Niaji, yang menguasai bumi atau dunia
3. Dibata Iteruh atau Tuan Banua Koling, yang menguasai di bawah atau di dalam bumi
Dibata ini disembah agar manusia mendapatkan keselamatan, jauh dari marabahaya dan
mendapatkan kelimpahan rezeki. Mereka pun percaya adanya tenaga gaib yaitu berupa kekuatan
yang berkedudukan di batu-batu besar, kayu besar, sungai, gunung, gua, atau tempat-tempat lain.
Tempat inilah yang dikeramatkan.
Mereka juga percaya bahwa roh manusia yang masih hidup yang dinamakan Tendi,
sewaktu-waktu bisa meninggalkan jasad/badan manusia. Jika hal itu terjadi maka diadakan
17
upacara kepercayaan yang dipimpin oleh Guru Si Baso (dukun) agar tendi tadi segera kembali
kepada manusia yang bersangkutan. Jika tendi terlalu lama pergi, dipercaya bahwa kematian
akan menimpa manusia tersebut. Mereka juga percaya bahwa jika manusia sudah meninggal
maka tendi akan menjadi begu atau arwah. Mereka yang berkepercayaan demikian itu lazim
disebut sebagai perbegu atau sipelebegu.
Suku Batak Toba
Kepercayaan mula Batak asli adalah agama parmalim. Ada juga kepercayaan sipele
begu. Kepercayaan ini yang di yakini dianut oleh raja Sisingamangaraja. Uniknya, kepercayaan
parmalim ini juga mendapat pengaruh dari agama kristen dan juga islam. Kepercayaan pada
Dewa Mulajadi Nabolon juga pada arwah-arwah menunjukkan suatu karakter animisme pada
ritual-ritual memohon berkat.
Menyangkut jiwa dan roh, suku batak Toba mengenal tiga konsep, yaitu:
Tondi adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena itu tondi
memberi nyawa kepada manusia. Bila tondi meninggalkan badan seseorang, maka orang
tersebut akan sakit atau meninggal, maka diadakan upacara mangalap (menjemput) tondi
dari sombaon yang menawannya.
Sahala adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Tidak semua orang
memiliki sahala. Sahala sama dengan sumanta, tuah/kesaktian yang dimiliki para
raja/hula-hula.
Begu adalah tondi orang telah meninggal, yang tingkah lakunya sama dengan tingkah
laku manusia, hanya muncul pada waktu malam. Beberapa begu yang ditakuti oleh orang
batak, yaitu :
- Sombaon, yaitu begu yang bertempat tinggal di pegunungan atau di hutan rimba yang
gelap dan mengerikan.
- Solobean, yaitu begu yang dianggap penguasa pada tempat tempat tertentu
- Silan, yaitu begu dari nenek moyang pendiri huta/kampung dari suatu marga
- Begu Ganjang, yaitu begu yang sangat ditakuti, karena dapat membinasakan orang
lain menurut perintah pemeliharanya.
Demikianlah religi dan kepercayaan suku batak yang terdapat dalam pustaha, yang
walaupun sudah menganut agama kristen, dan berpendidikan tinggi orang batak belum mau
meninggalkan religi dan kepercayaan yang sudah tertanam di dalam hati sanubari mereka.
Suku Mandailing
Pada adat istiadat suku Mandailing semuanya tertulis dan diatur dalam Surat Tumbaga
Holing (Serat Tembaga Kalinga). Aksara Tulak-Tulak, suatu aksara yang terpelihara dalam
masyarakat Mandailing, yang merupakan varian dari aksara Proto-Sumatera, yang berasal dari
huruf Pallawa, Suku Mandailing mempunyai aksara yang dinamakan urup tulak-tulak dan
18
dipergunakan untuk menulis kitab-kitab kuno yang disebut pustaha (pustaka). Hal ini sama
dengan suku-suku Batak lainnya yang juga memiliki aksara sendiri.
Aksara yang disebut pustaha ini banyak berisi catatan pengobatan tradisional, ilmu-ilmu
gaib, ramalan-ramalan tentang waktu yang baik dan buruk serta ramalan mimpi.
Suku Mandailing secara mayoritas memeluk agama Islam, yang dibawa oleh pasukan
Paderi dari Minangkabau yang mengislamkan Tanah Batak di bagian Selatan.
IV. Penyakit Spesifik Pada Daerah Tingkat II di Prov, Sumatera Utara, dan
20
4. Tapanuli Tengah
Penyakit spesifik :
DBD
Penyebab : Virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegepty.
Gejala
: Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tampak lemah dan lesu, adanya bintikbintik merah pada kulit karena pecahnya pembuluh kapiler, ulu hati terasa
nyeri karena ada pendarahan di lambung.
Pencegahan :
a. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan 3M + 1T, yaitu:
Menutup tempat penampungan air
Menguras bak penampungan air
Mengubur barang bekas
Telungkupkan tempat penampungan air
b. Mengenakan kelambu, menggunakan anti nyamuk, memasang kawat kasa pada ventilasi
c. Pengasapan hanya dilakukan secara selektif untuk penanggulangan fokus di daerah yang
ada penderita DBD yang sudah terjadi penularan oleh Dinas Kesehatan setempat.
Rabies
Penyebab
Gejala
: Penyakit ini disebabkan oleh suatu virus, yaitu virus rabies yang menyebabkan
gangguan pada susunan saraf pusat (SSP). Vektor yang berperan dalam
penularan penyakit ini adalah anjing dan binatang binatang liar seperti kera,
kelelawar, dsb.
: Sesudah masa tunas/inkubasi selama 10 hari sampai dengan 7 bulan.
Pencegahan :
a. Menghindari gigitan anjing atau binatang binatang liar.
b. Melakukan imunisasi pada individu yang beresiko tinggi.
5. Tapanuli Utara
Penyakit spesifik :
DBD (sudah dijelaskan di atas)
6. Toba Samosir
Penyakit spesifik :
DBD (sudah dijelaskan di atas)
21
7. Labuhan Batu
Penyakit spesifik :
DBD
Penyebab : Virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegepty.
Gejala
: Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tampak lemah dan lesu, adanya bintikbintik merah pada kulit karena pecahnya pembuluh kapiler, ulu hati terasa
nyeri karena ada pendarahan di lambung.
Pencegahan :
a. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan 3M + 1T, yaitu:
Menutup tempat penampungan air
Menguras bak penampungan air
Mengubur barang bekas
Telungkupkan tempat penampungan air
b. Mengenakan kelambu, menggunakan anti nyamuk, memasang kawat kasa pada ventilasi
c. Pengasapan hanya dilakukan secara selektif untuk penanggulangan fokus di daerah yang
ada penderita DBD yang sudah terjadi penularan oleh Dinas Kesehatan setempat.
8. Asahan
Penyakit spesifik :
Hepatitis B
Penyebab : Virus Hepatitis.
Gejala
: Hepatitis sering tidak disadari, dapat berupa demam, kurangnya nafsu makan,
mual, muntah, kembung, warna urine menjadi kuning tua, dan mata kuning.
Pencegahan :
a. Jangan pernah berbagi alat seperti jarum, sikat gigi, dan gunting kuku, sebagai tempat
potensial penyebaran virus Hepatitis. Bila melakukan medicure, tato, dan tindik tubuh
pastikan alat yang dipakai steril dan tempat usahanya resmi.
b. Orang yang terpapar darah dalam pekerjaannya, seperti pekerja kesehatan, teknisi
laboratorium, dokter gigi, perawat, dsb atau siapapun yang hidup dengan orang yang
terinfeksi, harus berhati-hati agar tidak terpapar darah yang terkontaminasi.
c. Mencuci tangan secara teratur dan menggunakan sarung tangan dalam pekerjaannya.
Jika anda pernah mengalami luka karena jarum suntik, anda harus melakukan tes ELISA
atau RNA HCV setelah 4 6 bulan terjadinya luka untuk memastikan tidak terinfeksi
hepatitis.
DBD (sudah dijelaskan di atas)
9. Simalungun
Penyakit spesifik :
22
Diare
Penyebab : Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali
akibat dari racun bakteri. juga dapat merupakan gejala dari penyakit yang lebih
serius, seperti disentri, kolera, atau botulisme dan dapat juga merupakan tanda
dari sindrom kronis seperti penyakit Chron. Dia juga dapat disebabkan oleh
konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak cukup
makan.
Pencegahan :
a. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting: sebelum makan,
setelah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak, sebelum
menyiapkan makanan
b. Meminum air minum sehat
c. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga
d. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban
dengan tangki septik.
Pneumonia
Penyebab : Bakteri, virus atau mikoplasma. Bakteri yang umum adalah Streptococcus
pneumonia, Staphylococcus aureus, Klebsiella sp, Pseudomonas sp, serta
virus misalnya virus influenza.
Pencegahan :
a. Dideteksi sejak dini bila dijumpai gejala gejala di atas.
b. Memberikan pengobatan awal berupa antibiotik.
c. Istrahat cukup.
d. Menghindari kontak dengan penderita pneumonia.
DBD
Penyebab : Virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegepty.
Gejala
: Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tampak lemah dan lesu, adanya bintikbintik merah pada kulit karena pecahnya pembuluh kapiler, ulu hati terasa
nyeri karena ada pendarahan di lambung.
Pencegahan :
a. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan 3M + 1T, yaitu:
Menutup tempat penampungan air
Menguras bak penampungan air
Mengubur barang bekas
Telungkupkan tempat penampungan air
b. Mengenakan kelambu, menggunakan anti nyamuk, memasang kawat kasa pada ventilasi.
c. Pengasapan hanya dilakukan secara selektif untuk penanggulangan fokus di daerah yang
ada penderita DBD yang sudah terjadi penularan oleh Dinas Kesehatan setempat.
10. Dairi
23
Penyakit spesifik :
Gondok endemis
Penyebab : Kekurangan yodium.
Pencegahan : Kekurangan yodium.
Kolera
Penyebab : Vibrio kolera.
Gejala
: Stadium inkubasi berlangsung sekitar 3 hari, muntaber, dehidrasi, kekacauan
elektrolit dan asam alkali dalam tubuh, kebanyakan gejala akan lenyap,
termanifestasi dengan badan lemah, sebagian penderita muncul reaksi demam.
Pencegahan :
a. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting.
b. Meminum air minum sehat ( merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses
klorinasi).
c. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga.
d. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban
dengan tangki septik.
Influenza
Penyebab
Gejala
: Virus influenza.
: Demam mendadak , pilek, sakit kerongkongan, batuk, sakit otot dan sakit
kepala.
Pencegahan :
Kaum lanjut usia atau mereka yang mengidap penyakit kronis dianjurkan diimunisasi.
Tapi perlu adanya alternatif lain dalam mengembangkan imunitas dalam tubuh sendiri,
melalui makanan yang bergizi dan menjauhi potensi potensi yang menyebabkan
influenza.
24
11. Karo
Penyakit spesifik :
TB Paru
Penyebab : Mycobacterium tuberculosis melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan,
dan luka terbuka pada kulit.
Gejala
: Batuk kurang lebih dari 2 minggu, batuk darah, sesak napas, nyeri dada,
terkadang sisertai demam dan gejala sistematik seperti malaise, keringat
malam, anoreksia dan berat badan menurun serta tidak nafsu makan.
Pencegahan :
a. Dengan vaksinasi BCG.
b. Kemoterapi yang efektif.
c. Indikasi kasus dengan tepat dan tindak lanjut.
d. Penanganan pada orang yang telah kontak dengan pasien terinfeksi TB paru.
e. Uji infeksi TB paru pada kelompok yang beresiko tinggi.
DBD
Penyebab : Virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegepty.
Gejala
: Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tampak lemah dan lesu, adanya bintikbintik merah pada kulit karena pecahnya pembuluh kapiler, ulu hati terasa
nyeri karena ada pendarahan di lambung.
Pencegahan :
a. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan 3M + 1T, yaitu:
Menutup tempat penampungan air
Menguras bak penampungan air
Mengubur barang bekas
Telungkupkan tempat penampungan air
b. Mengenakan kelambu, menggunakan anti nyamuk, memasang kawat kasa pada ventilasi.
c. Pengasapan hanya dilakukan secara selektif untuk penanggulangan fokus di daerah yang
ada penderita DBD yang sudah terjadi penularan oleh Dinas Kesehatan setempat.
12. Deli Serdang
Penyakit spesifik :
DBD (sudah dijelaskan di atas)
TB Paru (sudah dijelaskan di atas)
25
13. Langkat
Penyakit spesifik :
DBD
Penyebab : Virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegepty.
Gejala
: Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tampak lemah dan lesu, adanya bintikbintik merah pada kulit karena pecahnya pembuluh kapiler, ulu hati terasa
nyeri karena ada pendarahan di lambung.
Pencegahan :
a. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan 3M + 1T, yaitu:
Menutup tempat penampungan air
Menguras bak penampungan air
Mengubur barang bekas
Telungkupkan tempat penampungan air
b. Mengenakan kelambu, menggunakan anti nyamuk, memasang kawat kasa pada ventilasi.
c. Pengasapan hanya dilakukan secara selektif untuk penanggulangan fokus di daerah yang
ada penderita DBD yang sudah terjadi penularan oleh Dinas Kesehatan setempat.
Malaria
Penyebab : Parasit Plasmodium yang dibawa oleh nyamuk Anopheles.
Gejal
: Demam, menggigil, berkeringat, dapat disertai dengan gejala lain seperti sakit
kepala, mual, dan muntah.
Pencegahan :
a. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan 3M + 1T, yaitu:
Menutup tempat penampungan air
Menguras bak penampungan air
Mengubur barang bekas
Telungkupkan tempat penampungan air
b. Mengenakan kelambu, menggunakan anti nyamuk, memasang kawat kasa pada ventilasi.
c. Pengasapan dilakukan secara selektif untuk penanggulangan fokus di daerah yang ada
penderita malaria yang sudah terjadi penularan oleh Dinas Kesehatan setempat.
26
Malaria
Penyebab : Parasit Plasmodium yang dibawa oleh nyamuk Anopheles.
Gejal
: Demam, menggigil, berkeringat, dapat disertai dengan gejala lain seperti sakit
kepala, mual, dan muntah.
Pencegahan :
a. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan 3M + 1T, yaitu:
Menutup tempat penampungan air
Menguras bak penampungan air
Mengubur barang bekas
Telungkupkan tempat penampungan air
27
b. Mengenakan kelambu, menggunakan anti nyamuk, memasang kawat kasa pada ventilasi.
c. Pengasapan dilakukan secara selektif untuk penanggulangan fokus di daerah yang ada
penderita malaria yang sudah terjadi penularan oleh Dinas Kesehatan setempat.
15. Humbang Hasundutan
Penyakit spesifik :
Pertusis (Batuk Rejan)
Penyebab : Bakteri Bordetellapertussis dan terkadang oleh Bordetella paropertussis.
Gejala
: Batuk-batuk ringan, terutama pada malam hari. Batuk-batuk ini makin lama
makin bertambah berat, terjadi paroksismal berupa batuk-batuk khas.
Penderita tampak berkeringat, pembuluh darah leher dan muka melebar.
Pencegahan :
Imunisasi pada usia 2, 4, 6, dan 18 bulan serta 4-6 tahun. Diharapkan kemungkinan
terkenanya pertusis akan makin rendah dengan diberikannya imunisasi, dan gejala
penyakit pun tidak akan semakin berat jika tanpa diberikannya imunisasi.
DBD
Penyebab : Virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegepty.
Gejala
: Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tampak lemah dan lesu, adanya bintikbintik merah pada kulit karena pecahnya pembuluh kapiler, ulu hati terasa
nyeri karena ada pendarahan di lambung.
Pencegahan :
a. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan 3M + 1T, yaitu:
Menutup tempat penampungan air
Menguras bak penampungan air
Mengubur barang bekas
Telungkupkan tempat penampungan air
b. Mengenakan kelambu, menggunakan anti nyamuk, memasang kawat kasa pada ventilasi.
c. Pengasapan hanya dilakukan secara selektif untuk penanggulangan fokus di daerah yang
ada penderita DBD yang sudah terjadi penularan oleh Dinas Kesehatan setempat.
Rabies
Penyebab
Gejala
: Penyakit ini disebabkan oleh suatu virus, yaitu virus rabies yang menyebabkan
gangguan pada susunan saraf pusat (SSP). Vektor yang berperan dalam
penularan penyakit ini adalah anjing dan binatang binatang liar seperti kera,
kelelawar, dsb.
: Sesudah masa tunas/inkubasi selama 10 hari sampai dengan 7 bulan.
Pencegahan :
a. Menghindari gigitan anjing atau binatang binatang liar.
b. Melakukan imunisasi pada individu yang beresiko tinggi.
28
Gejala
: Penyakit ini disebabkan oleh suatu virus, yaitu virus rabies yang menyebabkan
gangguan pada susunan saraf pusat (SSP). Vektor yang berperan dalam
penularan penyakit ini adalah anjing dan binatang binatang liar seperti kera,
kelelawar, dsb.
: Sesudah masa tunas/inkubasi selama 10 hari sampai dengan 7 bulan.
29
Pencegahan :
a. Menghindari gigitan anjing atau binatang binatang liar.
b. Melakukan imunisasi pada individu yang beresiko tinggi.
18. Serdang Bedagai
Penyakit spesifik :
DBD
Penyebab : Virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegepty.
Gejala
: Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tampak lemah dan lesu, adanya bintikbintik merah pada kulit karena pecahnya pembuluh kapiler, ulu hati terasa
nyeri karena ada pendarahan di lambung.
Pencegahan :
a. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan 3M + 1T, yaitu:
Menutup tempat penampungan air
Menguras bak penampungan air
Mengubur barang bekas
Telungkupkan tempat penampungan air
b. Mengenakan kelambu, menggunakan anti nyamuk, memasang kawat kasa pada ventilasi.
c. Pengasapan hanya dilakukan secara selektif untuk penanggulangan fokus di daerah yang
ada penderita DBD yang sudah terjadi penularan oleh Dinas Kesehatan setempat.
19. Batu Bara
Penyakit spesifik :
Malaria
Penyebab : Parasit Plasmodium yang dibawa oleh nyamuk Anopheles.
Gejal
: Demam, menggigil, berkeringat, dapat disertai dengan gejala lain seperti sakit
kepala, mual, dan muntah.
Pencegahan :
a. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan 3M + 1T, yaitu:
Menutup tempat penampungan air
Menguras bak penampungan air
Mengubur barang bekas
Telungkupkan tempat penampungan air
b. Mengenakan kelambu, menggunakan anti nyamuk, memasang kawat kasa pada ventilasi.
c. Pengasapan dilakukan secara selektif untuk penanggulangan fokus di daerah yang ada
penderita malaria yang sudah terjadi penularan oleh Dinas Kesehatan setempat.
30
Hipertensi
Penyebab :
a. Primer
: Kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (pil KB), kegemukan
(obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas olahraga), stress,
alkohol.
b. Sekunder : Penyakit ginjal, kelainan hormonal, obat obatan, koartasio aorta,
preeklamsi pada kehamilan, keracunan timbal akut.
Pencegahan :
Hindari gemuk yang berlebihan dengan makan tang teratur serta olahraga tertatur, jika
ada masalah cari teman untuk cerita sehingga tidak jadi stres.
Diare
Penyebab : Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali
akibat dari racun bakteri. juga dapat merupakan gejala dari penyakit yang lebih
serius, seperti disentri, kolera, atau botulisme dan dapat juga merupakan tanda
dari sindrom kronis seperti penyakit Chron. Selain itu, juga dapat disebabkan
oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak
cukup makan.
Pencegahan :
a. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting: sebelum makan,
setelah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak, sebelum
menyiapkan makanan
b. Meminum air minum sehat.
c. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga.
d. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban
dengan tangki septik.
21. Padang Lawas
Penyakit spesifik :
Tetanus
Penyebab : Kuman Tetanospasmin yang dihasilkan oleh clostridium tetani.
Gejala
: Peninggian tonus otot masseter (trimus atau kaku rahang), nyeri pada kuduk,
bahu dan otot belakang.
Pencegahan :
Jika terjadi luka oleh benda berkarat sebaiknya langsung dibawa ke puskesmas atau
rumah sakit yang terdekat, pemberian vaksin tetanus dari kecil mulai T1-T4.
Filariasis
Penyebab
: Tiga spesies cacing filarial yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan
Brugia timori.
31
Pencegahan :
Menghindarkan diri dari gigitan nyamuk.
Memberantas nyamuk serta sumber perindukan.
Meminum obat anti penyakit gajah secara masal.
Malaria
Penyebab : Parasit Plasmodium yang dibawa oleh nyamuk Anopheles.
Gejala
: Demam, menggigil, berkeringat, dapat disertai dengan gejala lain seperti sakit
kepala, mual, dan muntah.
Pencegahan :
a. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan 3M + 1T, yaitu:
Menutup tempat penampungan air
Menguras bak penampungan air
Mengubur barang bekas
Telungkupkan tempat penampungan air
b. Mengenakan kelambu, menggunakan anti nyamuk, memasang kawat kasa pada ventilasi.
c. Pengasapan dilakukan secara selektif untuk penanggulangan fokus di daerah yang ada
penderita malaria yang sudah terjadi penularan oleh Dinas Kesehatan setempat.
Kusta
Penyebab
: Kuman Mycobacterium leprae. Serangan kuman yang berbentuk batang ini
biasanya pada kulit, saraf, mata, selaput lender hidung, otot, tulang.
Gejala
: Pada tipe basah gejalanya bercak putih atau kemerahan tersebar merata di
seluruh badan, dengan atau tanpa penebalan pada bercak, pada permukaan
bercak sering masih ada rasa bila disentuh dengan kapas.
Tanda-tanda permulaan sering berupa penebalan kulit kemerahan pada cuping telinga
dan wajah. Penderita kusta tipe basah yang belum berobat dapat menularkan
penyaktinya pada orang lain. Pada tipe kering gejalanya bercak putih seperti panu yang
mati rasa, artinya jika bercak tersebut disentuh dengan kapas tidak terasa atau kurang
terasa. Kusta tipe kering ini tidak menular tapi dapat menimbulkan cacat jika tidak
sebera diobati.
Pencegahan :
Menciptakan lingkungan sanitasi yang bersih, segera memeriksakan diri jika ada bercak
putih seperti panu yang mati rasa, agar pengobatannya dapat dilakukan lebih dini.
32
Filariasis
Penyebab
: Tiga spesies cacing filarial yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan
Brugia timori.
Pencegahan :
Menghindarkan diri dari gigitan nyamuk.
Memberantas nyamuk serta sumber perindukan.
Meminum obat anti penyakit gajah secara masal.
Pencegahan :
a. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan 3M + 1T, yaitu:
Menutup tempat penampungan air
Menguras bak penampungan air
Mengubur barang bekas
Telungkupkan tempat penampungan air
b. Mengenakan kelambu, menggunakan anti nyamuk, memasang kawat kasa pada ventilasi.
c. Pengasapan dilakukan secara selektif untuk penanggulangan fokus di daerah yang ada
penderita malaria yang sudah terjadi penularan oleh Dinas Kesehatan setempat.
Rabies
Penyebab
: Penyakit ini disebabkan oleh suatu virus, yaitu virus rabies yang menyebabkan
gangguan pada susunan saraf pusat (SSP). Vektor yang berperan dalam
penularan penyakit ini adalah anjing dan binatang binatang liar seperti kera,
kelelawar, dsb.
Gejala
: Sesudah masa tunas/inkubasi selama 10 hari sampai dengan 7 bulan.
Pencegahan :
a. Menghindari gigitan anjing atau binatang binatang liar.
b. Melakukan imunisasi pada individu yang beresiko tinggi.
34
26. Sibolga
Penyakit spesifik :
Kusta
Penyebab
: Kuman Mycobacterium leprae. Serangan kuman yang berbentuk batang ini
biasanya pada kulit, saraf, mata, selaput lender hidung, otot, tulang.
Gejala
: Pada tipe basah gejalanya bercak putih atau kemerahan tersebar merata di
seluruh badan, dengan atau tanpa penebalan pada bercak, pada permukaan
bercak sering masih ada rasa bila disentuh dengan kapas.
Tanda-tanda permulaan sering berupa penebalan kulit kemerahan pada cuping telinga
dan wajah. Penderita kusta tipe basah yang belum berobat dapat menularkan
penyaktinya pada orang lain. Pada tipe kering gejalanya bercak putih seperti panu yang
mati rasa, artinya jika bercak tersebut disentuh dengan kapas tidak terasa atau kurang
terasa. Kusta tipe kering ini tidak menular tapi dapat menimbulkan cacat jika tidak
sebera diobati.
Pencegahan :
Menciptakan lingkungan sanitasi yang bersih, segera memeriksakan diri jika ada bercak
putih seperti panu yang mati rasa, agar pengobatannya dapat dilakukan lebih dini.
DBD
Penyebab : Virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegepty.
Gejala
: Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tampak lemah dan lesu, adanya bintikbintik merah pada kulit karena pecahnya pembuluh kapiler, ulu hati terasa
nyeri karena ada pendarahan di lambung.
Pencegahan :
a. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan 3M + 1T, yaitu:
Menutup tempat penampungan air
Menguras bak penampungan air
Mengubur barang bekas
Telungkupkan tempat penampungan air
b. Mengenakan kelambu, menggunakan anti nyamuk, memasang kawat kasa pada ventilasi
c. Pengasapan hanya dilakukan secara selektif untuk penanggulangan fokus di daerah yang
ada penderita DBD yang sudah terjadi penularan oleh Dinas Kesehatan setempat.
35
36
barang-barang yang digunakan, jika sudah terkena penyakit ini maka harus diberi obat
yang biasanya berupa lation.
28. Pematang Siantar
Penyakit spesifik :
DBD (Endemis)
Penyebab : Virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegepty.
Gejala
: Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tampak lemah dan lesu, adanya bintikbintik merah pada kulit karena pecahnya pembuluh kapiler, ulu hati terasa
nyeri karena ada pendarahan di lambung.
Pencegahan :
a. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan 3M + 1T, yaitu:
Menutup tempat penampungan air
Menguras bak penampungan air
Mengubur barang bekas
Telungkupkan tempat penampungan air
b. Mengenakan kelambu, menggunakan anti nyamuk, memasang kawat kasa pada ventilasi.
c. Pengasapan hanya dilakukan secara selektif untuk penanggulangan fokus di daerah yang
ada penderita DBD yang sudah terjadi penularan oleh Dinas Kesehatan setempat.
HIV/AIDS
Penyebab
Pencegahan :
Keluarga sadar AIDS, cegah kehamilan bagi ibu yang terinfeksi HIV/AIDS, hindari
penularan melalui darah seperti transfusi darah ataupun jarum suntik yang dipakai
bergantian, Abstinence (tidak berhubungan sex dengan pengidap HIV/AIDS), tidak
gonta-ganti pasangan dalam berhubungan intim.
37
Pencegahan :
Keluarga sadar AIDS, cegah kehamilan bagi ibu yang terinfeksi HIV/AIDS, hindari
penularan melalui darah seperti transfusi darah ataupun jarum suntik yang dipakai
bergantian, Abstinence (tidak berhubungan sex dengan pengidap HIV/AIDS), tidak
gonta-ganti pasangan dalam berhubungan intim.
Kolera
Penyebab : Vibrio kolera.
Gejala
: Stadium inkubasi berlangsung sekitar 3 hari, muntaber, dehidrasi, kekacauan
elektrolit dan asam alkali dalam tubuh, kebanyakan gejala akan lenyap,
termanifestasi dengan badan lemah, sebagian penderita muncul reaksi demam.
Pencegahan :
a. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting.
b. Meminum air minum sehat (merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses
klorinasi).
c. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga.
d. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban
dengan tangki septik.
30. Medan
38
Penyakit spesifik :
Pneumonia
Penyebab : Bakteri, virus atau mikoplasma. Bakteri yang umum adalah Streptococcus
pneumonia, Staphylococcus aureus, Klebsiella sp, Pseudomonas sp, serta
virus misalnya virus influenza.
Pencegahan :
a. Dideteksi sejak dini bila dijumpai gejala gejala di atas.
b. Memberikan pengobatan awal berupa antibiotik.
c. Istrahat cukup.
d. Menghindari kontak dengan penderita pneumonia.
Hipertensi
Penyebab :
a. Primer
: Kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (pil KB), kegemukan
(obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas olahraga), stress,
alkohol.
b. Sekunder : Penyakit ginjal, kelainan hormonal, obat obatan, koartasio aorta,
preeklamsi pada kehamilan, keracunan timbal akut.
Pencegahan :
Hindari gemuk yang berlebihan dengan makan tang teratur serta olahraga tertatur, jika
ada masalah cari teman untuk cerita sehingga tidak jadi stres.
HIV/AIDS
Penyebab
Pencegahan :
Keluarga sadar AIDS, cegah kehamilan bagi ibu yang terinfeksi HIV/AIDS, hindari
penularan melalui darah seperti transfusi darah ataupun jarum suntik yang dipakai
bergantian, Abstinence (tidak berhubungan sex dengan pengidap HIV/AIDS), tidak
gonta-ganti pasangan dalam berhubungan intim.
TB Paru
Penyebab
d. Penanganan pada orang yang telah kontak dengan pasien terinfeksi TB paru.
e. Uji infeksi TB paru pada kelompok yang beresiko tinggi.
DBD
Penyebab : Virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegepty.
Gejala
: Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tampak lemah dan lesu, adanya bintikbintik merah pada kulit karena pecahnya pembuluh kapiler, ulu hati terasa
nyeri karena ada pendarahan di lambung.
Pencegahan :
a. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan 3M + 1T, yaitu:
Menutup tempat penampungan air
Menguras bak penampungan air
Mengubur barang bekas
Telungkupkan tempat penampungan air
b. Mengenakan kelambu, menggunakan anti nyamuk, memasang kawat kasa pada ventilasi.
c. Pengasapan hanya dilakukan secara selektif untuk penanggulangan fokus di daerah yang
ada penderita DBD yang sudah terjadi penularan oleh Dinas Kesehatan setempat.
31. Binjai
Penyakit spesifik :
Pneumonia
Penyebab : Bakteri, virus atau mikoplasma. Bakteri yang umum adalah Streptococcus
Pneumonia, Staphylococcus Aureus, Klebsiella Sp, Pseudomonas Sp, serta
virus misalnya virus influenza.
Pencegahan :
a. Dideteksi sejak dini bila dijumpai gejala gejala di atas
b. Memberikan pengobatan awal berupa antibiotik
c. Istrahat cukup
d. Menghindari kontak dengan penderita pneumonia.
DBD (sudah dijelaskan di atas)
40
41
Pencegahan :
a. Dengan vaksinasi BCG.
b. Kemoterapi yang efektif.
c. Indikasi kasus dengan tepat dan tindak lanjut.
d. Penanganan pada orang yang telah kontak dengan pasien terinfeksi TB paru.
e. Uji infeksi TB paru pada kelompok yang beresiko tinggi.
Malaria
Penyebab : Parasit Plasmodium yang dibawa oleh nyamuk Anopheles.
Gejala
: Demam, menggigil, berkeringat, dapat disertai dengan gejala lain seperti sakit
kepala, mual, dan muntah.
Pencegahan :
a. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan 3M + 1T, yaitu:
Menutup tempat penampungan air
Menguras bak penampungan air
Mengubur barang bekas
Telungkupkan tempat penampungan air
b. Mengenakan kelambu, menggunakan anti nyamuk, memasang kawat kasa pada ventilasi.
c. Pengasapan dilakukan secara selektif untuk penanggulangan fokus di daerah yang ada
penderita malaria yang sudah terjadi penularan oleh Dinas Kesehatan setempat.
Rabies
Penyebab
Gejala
: Penyakit ini disebabkan oleh suatu virus, yaitu virus rabies yang menyebabkan
gangguan pada susunan saraf pusat (SSP). Vektor yang berperan dalam
penularan penyakit ini adalah anjing dan binatang binatang liar seperti kera,
kelelawar, dsb.
: Sesudah masa tunas/inkubasi selama 10 hari sampai dengan 7 bulan.
Pencegahan :
a. Menghindari gigitan anjing atau binatang binatang liar.
b. Melakukan imunisasi pada individu yang beresiko tinggi.
42