Tinggi Badan serta Faktor- faktor yang Berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru, Jakarta
Barat Periode 20 Oktober - 4 November 2011
Abstrak
Latar belakang Masalah kurang gizi semakin menjadi perhatian karena status gizi
merupakan salah satu faktor penting dari kualitas sumber daya manusia. Masalah Kekurangan
Energi Protein (KEP) merupakan salah satu masalah gizi utama di negara berkembang seperti
di Indonesia. Penelitain ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status gizi anak sekolah
dasar berdasarkan perbandingan berat badan dan tinggi badan serta faktor-faktor yang
berhubungan di Sekolah Dasar Negeri 02 Jelambar Baru, Kelurahan Jelambar Baru,
Kecamatan Grogol Pertamburan, Jakarta Barat yang dilaksanakan pada tanggal 20 Okt0ber
sampai tanggal 4 November 2011.
Metode Desain penelitian yang digunakan adalah studi analitik dengan pendekatan
Cross-sectional. Pengambilan sampel sebanyak 108 anak sekolah dasar dilakukan secara
Multistage Random Sampling. Data diambil dengan teknik wawancara dengan kuesioner yang
telah diuji coba kepada responden.
Hasil penelitian didapatkan prevalensi gizi baik sebesar (78,7%) dan sebaran terbesar
adalah pendidikan ibu sedang (67,6%), pengetahuan ibu cukup (78,7%), status pekerjaan ibu
tidak berkerja (75%), pendapatan keluarga di atas upah minimum pendapatan 65,7%), pola
pengasuhan makan kurang (59,3%). Pada uji analitik ditemukan variabel tingkat pendidikan
ibu, pengetahuan ibu, status perkerjaan ibu dan pola pengasuhan makan mempunyai hubungan
bermakna dengan status gizi anak sekolah dasar. Tidak ada hubungan bermakna antara
pendapatan keluarga dengan status gizi anak sekolah dasar.
Kesimpulan Dari hasil penelitian didapatkan bahwa status gizi anak sekolah dasar di
Kelurahan Jelambar Baru rata-rata baik dan berkaitan dengan faktor-faktor seperti tingkat
pendidikan ibu, pengetahuan ibu, pekerjaan ibu dan pendapatan keluarga.
Kata kunci: status gizi, anak sekolah dasar, faktor-faktor berhubungan
Nutritional Status of Primary School Children Based on Comparison of Weight and Height as well
as Factors Related to at Sub-district of Jelambar Baru, Jakarta Barat
Periode 20th October- 4th November 2011
Abstract
Background Nutrition deficiency problem has becoming more concerned because
nutritional status is the most important factor for quality of human resources. Malnutrition
Energy Protein (MEP) is one of major nutrition problems in developed countries such as
Indonesia. The aimed of the research is to know the prevalence of nutritional status of primary
school pupils in comparison to weight with height and its associated factors with at State
District Primary School 02, Sub district of Jelambar Baru, District of Grogol Pertamburan,
West Jakarta, which held on 20th October until 4th November 2011.
Methode The study design used was analytic study with Cross-sectional approach.
Samples taken amounted to 108 pupils with a Multistage Random Sampling. Data was taken
with interview techniques by using questioners that have been tested.
Result The research showed prevalence of good nutritional status is (78,7%) and
largest distribution of mothers middle education level (67,6%), appropriate of mothers
knowledge (78,7% ), unemployed mother (75,0%), familys income above the minimal salary
(65,7%), low pattern of eat parenting (59,3%). There is a significant association between the
nutritional status with the mothers education level, mothers knowledge, mothers
employment status, and pattern of eat parenting. Variables that are not significantly
associated between the nutritional status with familys income.
Conclusion In conclusion, the nutritional status of primary school pupils in Sub
district of Jelambar Baru overall is good and related to mothers middle education level ,
appropriate of mothers knowledge, unemployed mother, familys income above the minimal
salary and low pattern of eat parenting.
Keyword : The nutritional status, pupils of primary school, associated factors
Pendahuluan
Gizi yang baik merupakan hal yang
penting dalam kehidupan manusia, mulai
dari masa prenatal dan berlanjut sampai
usia lanjut. Rendahnya status gizi
mengakibatkan rendahnya produktivitas
dan kemampuan berpikir yang mencirikan
rendahnya
sumber
daya
manusia
(SDM).Keberhasilan pembangunan suatu
bangsa ditentukan oleh ketersediaan
sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik
yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan
yang prima, serta cerdas.1
Kekurangan gizi menjadi masalah
yang umum terjadi di negara-negara
sedang berkembang.Sebagai contoh, di
negara
Kenya,
malnutrisi
kronis
merupakan masalah nasional dengan ratarata 33% berdasarkan perbandingan tinggi
badan dengan umur
(TB /U) yang
menjelaskan seorang anak mewakili setiap
anak pendek khususnya pada anak dengan
keadaan gizi jelek dan dampak dari
pelayanan
kesehatan
anak
yang
buruk.Berdasarkan kriteria World Health
Organization
(WHO),
menurut
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
(2004), pada tahun 2003 terdapat sekitar
27,5% (5 juta) anak kurang gizi dan 8,3%
(1,5 juta) anak gizi buruk.2
Masalah gizi utama di Indonesia
masih didominasi oleh masalah gizi kurang
yaitu
Kurang Energi Protein (KEP),
Anemia
Besi,
Gangguan
Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY) dan Kurang
Vitamin A (KVA). Anak Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
khususnya mereka yang berasal dari
keluarga dengan sosial ekonomi rendah
berhadapan dengan masalah rendahnya
derajat kesehatan dan status gizi.3
Berdasarkan Food Agriculture
Organization (FAO) tahun 2006, sekitar
854 juta orang didunia menderita kelaparan
kronis dan 820 juta diataranya berada di
negara berkembang. Lebih dari sepertiga
(36,1%) anak usia sekolah di Indonesia
Frekuensi
Persentase
(%)
71
37
65,7
34,3
27
17
64
25,0
15,7
59,3
Pendapatan
Keluarga
Di atas UMP
Di bawah UMP
Pola
Pengasuhan
Makan
Baik
Cukup
Kurang
Tabel 4 menunjukkan hasil analisis hubungan antara status gizi dengan tingkat pendidikan
ibu, pengetahuan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, pola pengasuhan makan dan
penyakit infeksi.
Tabel 4 : Hubungan Antara Status Gizi Dengan Tingkat Pendidikan Ibu, Pengetahuan Ibu,
Pekerjaan Ibu, Pendapatan Keluarga, Pola Pengasuhan Makan Dan Penyakit Infeksi
Variabel
Cukup
Status gizi
Lebih
Kurang
Total
Uji
df
Ho
14
61
10
2
11
1
1
1
7
17
73
18
K-S
1.42
Ditolak
Pengetahuan Ibu
Baik
Cukup*
Kurang*
5
75
5
5
6
3
4
4
1
14
85
9
K-S
1.72
Ditolak
Pekerjaan Ibu
Tidak bekerja
Kadang bekerja*
Bekerja*
70
7
8
6
3
5
5
3
1
81
13
14
K-S
1.39
Ditolak
Pendapatan Keluarga
Di atas UMP
Di bawah UMP
59
26
8
6
4
5
71
37
K-S
0.63
Gagal
ditolak
Pola Pengasuhan
Makan
Baik*
Cukup*
Kurang
17
10
58
8
4
2
2
3
4
27
17
64
X2
15.384
<0.05
Ditolak
Diskusi
yang
baik
dan
anak
gizi
pada
Indonesia.
Diunduh
dari
http://www.wnpg.org/, pada 21
Oktober 2011.
9. Masalah gizi pada anak sekolah.
Universitas
Sumatera
Utara.
Diunduh
dari
http://repository.usu.ac.id/, pada 25
Oktober 2011.
10. Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Kesehatan,
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Riset kesehatan dasar
2010.
Diunduh
dari
http://www.riskesdas.litbang.depke
s.go.id/, pada 25 Oktober 2011.
11. Mardiana. Hubungan perilaku ibu
dengan status gizi anak di wilayah
kerja Puskesmas Tanjung Beringin
Kecamatan
Hinai
Kabupaten
Langkat tahun 2005. [Skripsi] FKM
Universitas
Sumatera
Utara.
Diunduh
dari
http://repository.usu.ac.id/, pada 26
Oktober 2011.
12. Dimanik HM. Gambaran perbedaan
pola makan dan status gizi anak
sekolah dasar di desa perbukitan
dan di desa tepi danau Kecamatan
Pangururan Kabupaten Samosir
Tahun 2010. Medan. [Skripsi]
FKM Universitas Sumatera Utara.
Diunduh
dari
http://repository.usu.ac.id/, pada 20
Oktober 2011.
13. Lingga NK. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan status gizi
anak sekolah dasar di Desa Kolam
Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang pada
tahun 2010. [Skripsi] FKM
Universitas
Sumatera
Utara,
Medan.
Diunduh
dari
http://repository.usu.ac.id/, pada 27
Oktober 2011.