Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Sewa (financial dan operational lease) atau ijarah dapat dipakai

sebagai bentuk pembiayaan, meskipun pada mulanya bukan merupakan


bentuk pembiayaan tetapi merupakan aktifitas usaha seperti jual-beli.
Individu yang membutuhkan pembiayaan untuk membeli asset dapat
mendatangi pemilik dana (dalam hal ini bank) untuk membiyayai
pembelian asset produktif. Pemilik dana kemudian membeli barang
dimaksud dan kemudian menyewakananya kepada yang membutuhkan
asset tersebut. Bentuk pembiyaan ini merupakan salah satu tekhnik
pembiyayaan ketika kebutuhan pembiyayaan investor untuk membeli
asset terpenuhi, dan investor hanya membayar sewa pemakaian tanpa
harus mengeluarkan modal yang cukup besar untuk membeli asset
tersebut.
1.2

Maksud Tujuan

Adapun maksud dan tujuan didalam pembuatan makalah ini adalah


untuk mengenalkan

konsep ijarah pada perbankan syariah beserta

aplikasinya, dan perbedaannya dengan leasing kepada para pembaca.

1.3

Rumusan Masalah

1. Apa definisi ijarah ?


2. Bagaimana aplikasi ijarah pada perbankan syariah?
3. Apa perbedaan ijarah dan leasing ?

1
Manajemen Perbankan Syariah

BAB II
IJARAH DALAM APLIKASINYA DI DUNIA KEUANGAN
2.1

Pengertian Ijarah
ijarah adalah penjualan manfaat yaitu pemindahan hak guna

(manfaat) atas suatu barang dan jasa dalam waktu tertentu melalui
pembayaran sewa/upah tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
(ownership/milkiyyah) barang itu sendiri.
Dalam praktek keuangan sendiri jenis ijarah yang paling sering
digunakan adalah Al-BaI wa al-ijarah muntahia bi al-tamlik yang
merupakan rangkaian dua buah akad, yakni akad al-bai dan akad alijarah

muntahia

bi

al-tamlik.

Al-bai

merupakan

akad

jual

beli,

sedangkan al-ijarah muntahia bi al-tamlik merupakan kombinasi sewa


menyewa (ijarah) dan jual beli atau hibah di akhir masa sewa, Ijarah
muntahia bi al-tamlik adalah transaksi sewa dengan perjanjian untuk
menjual atau menghibahkan objek sewa di akhir periode sehingga
transaksi ini diakhiri dengan kepemilikan objek sewa. Dalam ijarah
muntahia bi al-tamlik, pemindahan hak milik barang terjadi dengan
salah satu dari dua cara berikut ini :
a. Pihak yang menyewakan berjanji akan menjual barang yang
disewakan tersebut pada akhir masa sewa.
b.

Pihak yang menyewakan berjanji akan menghibahkan barang


yang disewakan tersebut pada akhir masa sewa.

Adapun bentuk alih kepemilikan ijarah muntahia bi al-tamlik antara lain :


a. Hibah di akhir periode, yaitu ketika pada akhir periode sewa aset
dihibahkan kepada penyewa.

2
Manajemen Perbankan Syariah

b. Harga yang berlaku pada akhir periode, yaitu ketika pada akhir
periode sewa aset dibeli oleh penyewa dengan harga yang berlaku
pada saat itu.
c. Harga ekuivalen dalam periode sewa, yaitu ketika membeli aset
dalam periode sewa sebelum kontrak sewa berakhir dengan harga
ekuivalen.
2.2

Karakteristik Ijarah dalam Praktek Keuangan


Bank Syariah dan Lembaga Keuangan Syariah lainnya dalam

melayani produk pembiayaan, mayoritas masih terfokus pada produkproduk murabahah (prinsip jual beli). Pembiayaan ijarah memiliki
kesamaan dengan pembiayaan murabahah karena termasuk dalam
katagori natural certainty contracts dan pada dasarnya adalah kontrak
jual beli. Perbedaan antara ijarah dan murabahah terletak pada objek
transaksi yang diperjual belikan yaitu dalam pembiayaan murabahah
yang menjadi objek transaksi adalah barang, seperti tanah, rumah,
mobil dan sebagainya, sedangkan dalam pembiayan ijarah, objek
transaksinya adalah jasa, baik manfaat atas barang maupun manfaat
atas tenaga kerja, sehingga dengan skim ijarah, bank syariah dan
lembaga keuangan syariah lainnya dapat melayani nasabah yang
membutuhkan jasa.
Bentuk

pembiayaan

ijarah

merupakan

salah

satu

teknik

pembiayaan ketika kebutuhan pembiayaan investor untuk membeli


asset terpenuhi dan investor hanya membayar sewa pemakaian tanpa
harus mengeluarkan modal yang cukup besar untuk membeli aset
tersebut. Secara umum timbulnya ijarah disebabkan oleh adanya
kebutuhan akan barang atau manfaat barang oleh nasabah yang tidak
memiliki kemampuan keuangan.
Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat (hak
guna), bukan perpindahan kepemilikan (hak milik). Jadi pada dasarnya
prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli tapi perbedaannya
3
Manajemen Perbankan Syariah

terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya
barang, sedangkan pada ijarah objek transaksinya adalah barang dan
jasa.
Ijarah juga merupakan suatu transaksi yang sifatnya saling
tolong menolong yang mempunyai landasan kuat dalam al-Quran dan
Hadits. Konsep ini mulai dikembangkan pada masa Khlaifah Umar bin
Khathab yaitu ketika adanya sistem bagian tanah dan adanya langkah
revolusioner dari Khalifah Umar yang melarang pemberian tanah bagi
kaum muslim di wilayah yang ditaklukkan. Dan sebagai langkah
alternatif adalah membudidayakan tanah berdasarkan pembayaran
kharaj dan jizyah. Adapun yang menjadi dasar hukum ijarah adalah :
a. Al-Quran surat al-Zukhruf : 32

Artinya :
Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat Tuhanmu? Kami telah
menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan
dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagaian
yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat
mempergunakan sebagaian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik
daripada apa yang mereka kumpulkan .
b. Al-Quran surat al-Baqarah : 233

Artinya :
Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa
bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
4
Manajemen Perbankan Syariah

Bertaqwalah kepada Allah; dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat


apa yang kamu kerjakan.
c. Al-Quran surat al-Qashash : 26

Artinya :
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata : Hai ayahku! Ambilah ia
sebagai orang yang bekerja pada (kita), karena sesungguhnya orang
yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah
orang yang kuat lagi dapat dipercaya.
Beberapa hadits yang mendasari hukum ijarah adalah :
a. Hadits riwayat Ibnu Majah dari Ibnu Umar, Nabi Muhammad SAW
bersabda yang memiliki arti : berikanlah upah pekerja sebelum
keringatnya kering.
b. Hadits riwayat Abd.Razaq dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW
bersabda yang memiliki arti : Barang siapa yang mempekerjakan
pekerja, beritahukanlah upahnya .
c. Hadits riwayat Abu Dawud dari Saad bin Abi Waqqash, Nabi Muhammad
SAW bersabda yang memilki arti : Kami pernah menyewakan tanah
dengan (bayaran) hasil pertaniannya, maka Rasulullah melarang kami
melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakannya
dengan emas atau perak.
Dan didalam hukum positif adalah :
a. Definisi mengenai prinsip ijarah diatur dalam Pasal 1 ayat 10 peraturan
Bank Indonesia No. 7/46/PBI/2005.
b. Dan

ijarah

menurut

Fatwa

Dewan

Syariah

Nasional

No.09/DSN/MUI/IV/2000, mengatur tentang akad ijarah pemindahan hak


guna (manfaat).

Didalam ijarah

terdapat beberapa rukun yang harus dijalani

pada saat transaksi terjadi yaitu :


5
Manajemen Perbankan Syariah

a) Pelaku akad, yaitu mustajir (penyewa), adalah pihak yang


menyewa asset dan mujir/muajir (pemilik) adalah pihak pemilik
yang menyewakan aset.
b) Objek akad yaitu Majur (asset yang disewakan) dan ujrah (harga
sewa).
c) Sighat yaitu ijab dan qabul.
Sedangkan syarat-syarat yang harus dipenuhi diantaranya:
a. Jasa atau manfaat yang akan diberikan oleh asset yang disewakan
tersebut harus tertentu dan diketahui dengan jelas oleh ke dua
belah pihak.
b. Kepemilikan
bertanggung

asset

tetap

jawab

atas

pada

yang

menyewakan

pemeliharaannya

sehingga

yang
asset

tersebut terus dapat memberi manfaat kepada penyewa.


c. Akad ijarah dihentikan pada saat asset yang bersangkutan
berhenti

memberikan

manfaat kepada

penyewa. Jika

asset

tersebut rusak dalam periode kontrak, akad ijarah masih tetap


berlaku.
d. Asset tidak boleh dijual kepada penyewa dengan harga yang
ditetapkan sebelumnya pada saat kontrak berakhir. Apabila asset
akan dijual, harganya akan ditentukan pada saat kontrak berakhir.
2.3 Perbedaan Ijarah dan Leasing
Ijarah adalah akad yang mengatur pemanfaatan hak guna
tanpa

terjadi

pemindahan

kepemilikan,

sehingga

banyak

yang

menyamakan ijarah dengan leasing. Hal ini terjadi karena kedua istilah
itu sama-sama mengacu hal ihwal sewa menyewa. Akan tetapi
walaupun ada persamaan antara ijarah dengan leasing, terdapat
beberapa karakteristik yang membedakannya, antara lain :
a. Objek
6
Manajemen Perbankan Syariah

Objek yang disewakan dalam leasing hanya berlaku untuk sewa


menyewa barang dan terbatas pada manfaat barang saja, tidak berlaku
untuk manfaat tenaga kerja. Sedangkan objek yang disewakan dalam
ijarah bisa berupa barang dan jasa/tenaga kerja. Ijarah bila diterapkan
untuk mendapatkan manfaat barang disebut sewa menyewa dan untuk
mendapatkan manfaat tenaga kerja/jasa disebut upah mengupah. Objek
yang disewakan dalam ijarah adalah manfaat barang dan manfaat
tenaga kerja. Dengan demikian, bila dilihat dari segi objeknya, ijarah
mempunyai cakupan yang lebiah luas daripada leasing.
b. Metode Pembayaran
Dari segi metode pembayaran, leasing hanya memiliki satu
metode pembayaran yaitu yang bersifat not contingent to formance
artinya pembayaran tidak tergantung pada kinerja objek yang disewa.
Pembayaran ijarah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ijarah yang
pembayarannya tergantung pada kinerja objek yang disewa (contingent
to formance) dan ijarah yang pembayarannya tidak tergantung pada
kinerja objek yang disewa (not contingent to formance). Ijarah yang
pembayarannya tergantung pada kinerja objek yang disewa disebut
ijarah, gaji, sewa. Sedangkan

ijarah yang pembayarannya tidak

tergantung pada kinerja objek yang disewa disebut jualah atau success
fee.
c. Pemindahan Kepemilikan (Transfer of Title)
Dari aspek perpindahan kepemilikan dalam leassing dikenal dua
jenis, yang salah satunya adalah operating lease dimana tidak terjadi
pemindahan kepemilikan baik di awal maupun di akhir periode sewa dan
financial lease. Ijarah sama seperti operating lease yakni tidak ada
transfer of title baik di awal maupun di akhir periode, namun pada akhir
sewa dapat dijual barang yang disewakan kepada nasabah yang dalam
perbankan syariah dikenal dengan ijarah muntahia bi al-tamlik. Harga
sewa dan harga jual disepakati pada awal perjanjian.

7
Manajemen Perbankan Syariah

2.4 Manfaat dan Risiko yang Harus Diantisipasi


Manfaat dari transaksi al-ijarah untuk bank adalah keuntungan
sewa dan kembalinya uang pokok. Adapun risiko yang mungkin terjadi
dalam al-ijarah adalah sebagai berikut.
a. Default

yakni dimana nasabah tidak membayar cicilan dengan

sengaja
b. Rusak yakni apabila asset ijarah rusak sehingga menyebabkan
biaya pemeliharaan bertambah, terutama bila disebutkan dalam
kontrak bahwa pemeliharaan harus dilakukan oleh bank.
c. Berhenti yakni apabila nasabah berhenti di tengah kontrak dan
tidak mau membeli asset tersebut. Akibatnya, bank harus
menghitung kembali keuntungan dan mengembalikan sebagian
kepada nasabah.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Ijarah
adalah akad yang mengatur pemanfaatan hak guna tanpa terjadi
pemindahan kepemilikan, sehingga banyak yang menyamakan ijarah
dengan

leasing.

Namun

terdapat

beberapa

karakteristik

yang
8

Manajemen Perbankan Syariah

membedakan antara ijarah dengan leasing, antara lain adalah objek,


metode pembayaran dan pemindahan kepemilikan (transfer of title),
dan juga ijarah yang memiliki cangkupan yang lebih luas, yang tidak
hanya memiliki arti sewa-menyewa barang, namun dapat berarti upah
atau sewa jasa, sedangkan leasing memiliki pengertian yang lebih
mengkhusus yaitu pengertian sewa-menyewa barang saja.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini tentunya penulis masih sangat
banyak mengalami kekurangan dalam penulisan serta beberapa kata-kata
asing yang belum dapat dipahami dengan begitu baik, karena itu selaku
mahasiswa haruslah memperbanyak membaca dan belajar agar dapat lebih
mengerti, karena ilmu tidak didapat dari hanya sekedar membaca satu atau
dua kalimat melainkan dengan belajar dan membaca secara rutin dan
memperaktikkannya dalam kehidupan sehari-hari kita.

DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafii.2011.Bank Syariah dari Teori ke
Praktik.Cetakan ke-I. Jakarta:Gema Insani.
Yumanirta,Diana.Ascarya.2005.Seri Kebanksentralan Bank
Syariah:Gambaran Umum.Cetakan ke-I. Jakarta:Pusat Pendidikan
dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia.
9
Manajemen Perbankan Syariah

Sutardi, Tatang .2011. IJARAH (Aplikasinya Pada Lembaga Keuangan


Syariah). From http://www.pa-tanahgrogot.net/pdf/01-Ijarah.pdf

10
Manajemen Perbankan Syariah

Anda mungkin juga menyukai