Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Bandara Internasional Polonia adalah sebuah Bandar udara yang terletak
sekitar 2 km dari pusat kota medan, Indonesia. Bandara ini melayani penerbangan
ke kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Batam, Malaysia, Singapura,
Thailand. Dihitung dari jumlah arus penumpang, Polonia adalah Bandara terbesar
keempat di Indonesia setelah Soekarno-Hatta, Juanda, dan Ngurah Rai, karena
letaknya sangat dekat dengan pusat kota sekitar 2 km Bandara ini menyebabkan
bangunan-bangunan di Medan dibatasi jumlah tingkatnya. Dampak dari peraturan
ini adalah sedikitnya jumlah bangunan tinggi di Medan. Selain itu, bandara juga
diperkirakan sudah hampir melebihi kapasitasnya. Sejak pemberian izin
penerbangan diringankan di Indonesia tahun 2000-an, jumlah penerbangan yang
melayani Polonia meningkat tajam.
Kapasitas

Bandara

Polonia

yang

telah

melebihi

kapasitasnya

memungkinkan untuk dipindahkan ke tempat yang lebih sesuai mengingat


keselamatan penerbangan. Puncaknya saat terjadi kecelakaan pesawat Mandala
Airlines pada September 2005 yang jatuh sesaat setelah lepas landas dari polonia.
Kecelakaan yang merenggut nyawa Gubernur Sumatera Utara Tengku Rizal
Nurdin tersebut juga meyebabkan beberapa warga yang tinggal di sekitar wilayah
Bandara meninggal dunia akibat letaknya yang terlalu dekat dengan pemukiman
warga. Hal ini menyebabkan seruan agar Bandara di Medan di pindahkan
ketempat yang lebih sesuai.

11

Pembangunan Bandara Kuala Namu merupakan upaya pemerintah dalam


pemindahan Bandara Polonia karena Kapasitasnya yang telah melebihi
memungkinkan untuk dipindahkan ke tempat yang lebih sesuai demi keselamatan
penerbangan maka dengan itu Bandara Polonia di pindahkan ke desa Beringin
kecamatan Deli Serdang.
Pembangunan Bandara Kuala Namu ini memang belum selesai secara
keseluruhan, namun dampak-dampak yang terjadi sudah mulai terlihat dari awal
mula proyek pembangunan ini berjalan. Kawasan Kuala Namu merupakan
sebagai salah satu sentra produksi di Kabupaten Deli Serdang. Dengan adanya
proyek pembangunan bandara akan berdampak pada pengalih fungsian lahan
sekitar pembangunan Bandara Kuala Namu. Konsekuensi yang harus ditanggung
dari pembangunan Bandara Kuala Namu adalah menyempitnya lahan pertanian
pangan beralih fingsi menjadi bangunan fisik sarana pendukung dan harga lahan
meningkat serta perubahan hak kepemilikan lahan.
Wilayah desa Beringin yang berada pada ketinggian 0-8 meter dari
permukaan air laut, dan suhu udara rata-rata adalah antara 23 s/d 32 derajat
celcius diharapkan dapat menjadi pengganti Bandara Polonia. Desa Beringin juga
merupakan salah satu dari 11 Desa yang terkena dari pengaruh pembangunan
Bandara Kuala Namu, yang berjarak 1 km dari Bandara luas desa Beringin
sebelum pembangunan Bandara adalah 430 Ha dan kini menjadi 310 Ha yang
berbatasan sebelah utara berbatasan Desa Ramunia II, sebelah selatan berbatasan
dengan Desa Karang Anyar, sebelah timur berbatasan dengan Desa Sidoarjo
Ramunia, sebelah barat berbatasan dengan pembangunan Bandara kuala Namu.

12

Pembangunan Bandar Udara diprediksi memakan ribuan hektar di Desa


Beringin ini semua menimbulkan dampak pergeseran peralihan baik secara
ekonomi, sosial, dan ketersediaan infrastruktur. Namun dampak yang paling
dirasakan oleh masyarakat adalah hilangnya lahan pertanian yang menjadi sumber
mata pencaharian masyarakat beringin akibat dari pembangunan bandara tersebut.
Desa beringin salah satu desa yang terkena imbas langsung dari pembangunan
Bandara Kuala Namu diantara berbagai desa lainnya yang juga terkena dampak
dari derap pembangunan Bandara tersebut. Proyek yang sudah mencapai 14 tahun
dari umur pembangunannya yang sejak tahun 1997 dilaksanakan oleh P.T
Angkasa Pura sebagai salah satu BUMN dengan sub kontraktor yaitu PT.PP
(Pembangunan Perumahan), P.T Lampiri (Pembangunan Landasan Pacu) dan P.T
Waskita (Pembangunan pondasi dan infrastruktur Bandara).
Masyarakat sebagai subjek sekaligus objek dalam pembangunan harus
tetap mendapat prioritas utama mengingat bahwa tujuan utama pembangunan
yaitu peningkatan taraf hidup masyarkat. Walaupun sebenarnya eksternalitas dari
pembangunan tersebut menimbulkan dampak positif dan negatif khususnya bagi
masyarakat petani akibat dari pengalih fungsian lahan. Hal itu di karenakan dalam
banyak hal Pemeritah ataupun pihak Swasta yang dimandatkan untuk
menyelenggarakan pembangunan sering kali mengesampingkan faktor-faktor
tertentu yang mengakibatkan terkorbannya masyarakat.
Dalam hal ini pemerintah mengharapkan akan adanya dampak positif bagi
masyarakat sekitar Bandara Kuala Namu, membawa dampak keuntungan positif
bagi masyarakat seperti para pedagang di pinggir jalan dan para perencana serta

13

pelaku pembangunan lainnya karena akan meningkatkan penghasilan dan


penghidupan yang layak. Akan tetapi harapan tersebut tak menjadi kenyataan
karena realitas yang terjadi adalah masyarakat sekitar bandara adalah pihak yang
dirugikan khususnya para petani dalam proses pembangunan Bandara tersebut,
mereka terpaksa kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian akibat lahan
pertanian mereka telah habis terjual. Dan lahan tersebut telah dialih fungsikan
menjadi pembangunan perumahan, perkantoran dan fasilitas lainnya untuk
mendukung aktivitas Bandara.
Untuk itu perlu dilakukan suatu secara menyeluruh menyangkut ramalan
output sosial ekonomi yang akan di timbulkan oleh pembangunan Bandara Kuala
Namu. Maka dengan itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menulis
skripsi yang berjudul Dampak Pembangunan Bandara Kuala Namu Terhadap
Perkembangan Ekonomi Penduduk Sekitar Bandara. Hal ini tentu tidak lepas
dari realita masyarakat dan gejala-gejala yang ditimbulkan dari pembangunan
Bandara Kuala Namu tersebut.
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan

uraian

latar

belakang

diatas

maka

dapat

dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :


1. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap pembangunan bandara kuala
namu bagi perekonomian masyarakat sekitar bandara ?
2. Bagaimana ketersediaan infrastruktur masyarakat sekitar bandara setelah
pembangunan bandara ?
3. Bagaimana dampak pembangunan bandara terhadap keadaan sosial
masyarakat sekitar bandara ?
14

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian


Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dampak pembangunan bandara terhadap ekonomi
masyarakat sekitar bandara.
2. Untuk mengetahui ketersediaan infrastruktur masyarakat sekitar bandara
setelah pembangunan bandara.
3. Untuk mengetahui dampak pembangunan bandara terhadap keadaan sosial
masyarakat sekitar bandara.
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain sebagai
berikut :
1. Meningkatkan

kemampuan

serta

wawasan

peneliti

mengenai

perkembangan ekonomi masyarakat sekitar bandara sebagai dampak dari


pembangunan Bandara Kuala Namu.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian dengan topik yang
sama penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan pendukung
penelitian.
3. Bagi Mahasiswa Fakultas Ekonomi khususnya Departemen Ekonomi
Pembangunan penelitian ini menjadi sumbangan pemikiran sebagai bentuk
kontribusi terhadap pengembangan dunia pendidikan.
4. Bagi penulis sendiri merupakan wadah menuangkan ide-ide kreatif serta
menjadi media untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi dan
pengembangan dunia pendidikan.

15

Anda mungkin juga menyukai