BAB 11
Earnings Management
OLEH:
Fondha Mulyo Utomo 041514253048
DEPARTEMEN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS
AIRLANGGA
SURABAYA
2015
Manajemen Laba merupakan pilihan manajer atas kebijakan akuntansi untuk mencapai tujuan
tertentu
Manajemen Laba dapat dipandang dari dua perspektifm yaitu:
a. Pelaporan keuangan: untuk mencapai ramalan laba analis, menciptakan aliran laba
yang halus (smooth) & bertumbuh selama waktu tertentu
b. Pengontrakan: untuk memproteksi dr konsekuensi atas peristiwa yang tidak
diharapkan ketika kontrak sulit dipenuhi dan tak sempurna
Manajemen Laba telah banyak dilakukan yang menyebabkan sulitnya pengambilan
keputusan investor sebagai contohnya menurunkan kemampuan investor menginterpretasikan
laba neto sekarang, terutama jika EM tersembunyi dalam laba inti atau sebaliknya tidak
diungkapkan secara penuh
EM dilakukan melalui pemilihan kebijakan akuntansi dari beberapa/salah satu dari kebijakan
(e.g: GAAP), untuk kepentingan manajemen. Dan terlepas dari pro kontra , kebijakan
akuntansi untuk manajemen laba dapat memotivasi timbulnya :
a. Pasar efisien & kontrak
b. Opportunisme & penolakan atas efisiensi pasar
Memahami konsep manajemen laba dapat meningkatkan pemahaman tentang kemanfaatan
laba bersih, baik untuk pelaporan kepada investor maupun untuk pengontrakan.
b. Penggunaan akrual
4. Penghalusan (smoothing) laba:
a. Selama manajer berharap kompensasi yg besarannya konstan, untuk pengontrakan
kompensasi efisien
b. Meratakan laba dapat mengirimkan inf pihak dalam persh kpd pasar tentang kekuatan
laba persisten harapan
Scott (2003) menemukan beberapa motivasi terjadinya manajemen laba,
yaitu:
a. Bonus purposes
Manajer akan melakukan tindakan oportunistik dengan memaksimalkan laba
saat ini untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan pribadi.
b. Political motivation
Banyak perusahaan memiliki politik yang terlihat. Terutama untuk perusahaan
yang menaungi hajat hidup banyak orang seperti perusahaan minyak, gas, dll.
Beberapa perusahaan melakukan earnings management untuk mengurangi
visibilitasnya.
c. Taxation motivation
Pajak pendapatan mungkin motivasi yang paling nyata dari manajemen laba.
Otoritas perpajakan cenderung memaksakan peraturan akuntansi mereka dalam
menghitung pajak pendapatan, mengurangi ruang lingkup perusahaan untuk
melakukan
manuver.
4. Perubahan CEO
Beberapa dari motivasi manajemen laba ada pada saat adanya perubahan CEO.
Hipotesis perencanaan bonus memprediksikan bahwa pengunduran diri CEO
akan beberapa terlibat dalam strategi maksimalisasi laba untuk meningkatkan
bonus mereka.
5. IPO
Perusahaan yang akan melakukan IPO belum memiliki nilai pasar yang telah
terbangun. Dan memungkinkan manajer dari perusahaan going public akan
melakukan manajemen laba untuk menaikkan harga saham mereka.
6. Informasi kepada investor
Manajemen tipikalnya akan memberikan informasi yang terbaik tentang prospek
laba masa depan kepada investor. Dengan memberikan memberikan estimasi
yang baik pada kekuatan laba maka dapat meningkatkan nilai pasar saham.
Manajemen
laba
dilakukan
dengan
tujuan
mengelabui
pemakai
laporan
keuangan. Pemahaman ini sejalan dengan teori agensi yang menyatakan bahwa
pemisahan kepemilikan dan pengelolaan perusahaan akan mendorong manajer
berusaha memaksimalkan kesejahteraan, meski harus mengelabui pihak lain.
ada banyak cara yang dilakukan manajer dalam mempengaruhi laporan
keuangan, yang secara singkat dikategorikan sebagai berikut:
a. Memilih metode dan standar akuntansi
Kebijakan ini relatif lebih mudah diketahui oleh pemakai laporan keuangan,
karena prosedur yang digunakan manajer dalam menyusun laporan keuangan
harus diungkapkan dengan jelas dalam catatan laporan keuangan bersangkutan,
termasuk
jika
terjadi
perubahan
metode
dan
prosedur
akuntansi
yang
digunakan.
b. Mengendalikan berbagai akrual
Kebijakan ini relatif lebih sulit terdeteksi oleh pemakai laporan keuangan,
sehingga
manajer
lebih
cenderung
memilh
kebijakan
rekayasa
dengan
laba
dilakukan
dengan
mempermainkan
komponen-komponen
dengan memahami dasar akuntansi yang selama ini diakui dan digunakan secara
luas, yaitu akuntansi bebasis akrual. Basis akuntansi ini merupakan dasar
pencatatan
akuntansi
yang
mewajibkan
perusahaan
mengakui
hak
dan
Kesimpulan
_ EM mungkin terjadi krn kenyataan bahwa GAAP tidak scr sempurna
membatasi pilihan manajer atas kebijakan dan prosedur akuntansi
_ Pilihan kebijakan akuntansi:
_ jauh lbh kompleks & menantang dp memilih scr sederhana unt
menginformasikan terbaik unt investor
_ Sering dimotivasi oleh pertimbangan strategis, e.g: mencapai harapan laba,
kontrak yg tergantung pd variabel akuntansi keuangan, pajak, penerbitan shm
baru, tawaran pengambil alihan, tekanan persaingan potensial, rilis informasi
dlm perusahaan
_ Memiliki karakteristik game, EM tercipta ketika perubahaan dlm GAAP scr
berkebalikan mempengaruhi manajer bermain dlm game.
_ Manajer akan bereaksi melawan perubahan aturan yag menurunkan fleksibilitas
pilihan akuntansi manajer
_ Akuntan perlu menyadari atas kebutuhan legitimasi manajemen, seperti
halnya investor
_ Pelaporan keuangan aktual menyajikan suatu kompromi antara kebutuhan
dari dua konstituen utama ini
Copeland (1968) dalam Utami (2005) mendefinisikan earnings management sebagai, some
ability to increase or decrease reported net income at will. Ini berarti earnings management
mencakup usaha manajemen untuk memaksimumkan atau meminimumkan laba,
termasuk perataan laba sesuai dengan keinginan manajemen. Shcipper (1989) dalam
Christianti (2007) mendefinisikan earnings management sebagai campur tangan dalam
proses penyusunan laporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan pribadi. Davidson, Stickney, dan Weil (1987) dalam Sulistyanto (2008)
mendefinisikan earnings management sebagai proses untuk mengambil langkah tertentu
yang disengaja dalam batas-batas akuntansi yang berterima umum sehingga manajer dapat
melaporkan laba pada tingkat yang diinginkan. Menurut Scott (2000) dalam Halim dkk.
(2005) manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari
standar akuntansi yang ada dan secara alamiah dapat memaksimumkan utilitas
mereka dan atau nilai pasar perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sampai saat ini belum ada kesepakatan
mengenai batasan dan definisi earnings management. Perbedaan- perbedaan itulah
yang menyebabkan setiap pihak yang melakukan penelitian mengenai earnings management
mencoba untuk mendefinisikannya sendiri, baik dari pemahaman positif maupun negatif.
Akibatnya, ada banyak batasan dan definisi earnings management. Hal ini
didukung dengan pernyataan Sulistyanto (2008) bahwa pada umumnya manajemen
laba didefinisikan sebagai upaya manajer untuk mengintervensi atau mempengaruhi