DAMPAK GLOBALISASI
Oleh
Kelompok 1
Harum Muliana
Marleni
Maya Puspita Sari
Nyimas Amalia RH
Okta Rumaini
Rabeta Ayu Susanti
(13222046)
(13222060)
(13222061)
(13222074)
(13222075)
(13222080)
Dosen Pengampu:
DR. H. Zaenal Berlian, DBA
Asisten Dosen:
Novia Ballanie, S.Pd, M.Pd.I
Bismillaahirrahmaanirrahiim...
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Alhamdulillahirabbil aalamiin, segala puji bagi Allah swt Tuhan semesta
alam yang mana atas limpahan berkah dan rahmat-Nya lah kami dapat
menyelesaikan tugas makalah dari mata kuliah Kewirausahaan ini dengan lancar
dan tepat waktu. Makalah ini dibuat sebagai tugas kelompok dari mata kuliah
Kewirausahaan dan akan dijadikan bahan diskusi.
Dalam penyusunan makalah ini mungkin masih banyak terdapat
kekurangan, maka penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk menjadi yang lebih baik lagi kedepannya. Dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Globalisasi............................................................................... 3
B. Proses Globalisasi......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam lima tahun terakhir dunia sedang berubah dengan cepat dan
mendasar. Dunia mempunyai peluang menuju kehidupan bersama yang lebih
tentram dan damai. Berbagai perubahan struktur dalam perekonomian dunia
dan untuk menghadapi kejadian semakin meluasnya blok-blok perdagangan
dengan kecendrungan ke arah proteksionisme, antara lain Pasar Tunggal Eropa
(PTE) dan NAFTA (North America Free Trade Area), yang teridi dari Amerika
Serikat, Meksiko, dan Kanada, dalam jangka panjang akan makin menghambat
arus dana investasi ke negara berkmbang. Ini berarti negara berkembang
seperti Indonesia yanng mengandalkan aliran investasi dari mreka tidak lagi
kebagian jatah, karena uang mereka beredar di antara mereka sendiri. Selain
itu, ekspor nonmigas yang selama ini merupakan tumbuhan pertumbuhan
ekonomi bagi negara berembang telah menjdai penggerak utama pertumbuhhan
ekonomi terutama Indonesia. Adanya blok-blok perdagangan tersebut akan
dapat menganggu pertumbuhan ekspor nonmigas, berarti mengganggu
pertumbuhan ekonomi negara berkembang pada umunya, indonesia pada
khususnya (Jamin, 1994).
Sudah bukan rahasia bahwa tanpa krisis keuangan global (global
financial crisis), Indonesia sebenarnya sudah dihadapkan pada ancaman
ledakan pengangguran terdidik yang semakin tinggi. Ancaman itu semakin
serius dengan adanya krisis global (sumber: Kompas, Kamis 11 Desember
2008). Yang paling rentan mendapat ancaman serius adalah pengangguran
berpendidikan rendah. Sebanyak 55% angkatan kerja nasional adalah lulusan
SD, disusul lulusan SMA dan sederajat lalu diikuti lulusan sarjana yang
sekarang semakin besar (Hendro, 2011).
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai gambaran umum dampak
globalisasi.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah di sini yaitu sebagai berikut.
1. apa yang dimaksud dengan globalisasi?
2. Bagaimana proses dari globalisasi?
3. Apa makna penting globalisasi bagi Indonesia?
4. apa saja efek globalisasi bagi Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Globalisasi
Istilah globlisasi berasal dari kata globe (peta dunia yang berbentuk
bola). Dari kata globe selanjutnya lahir istilah global (yang artinya meliputi
seluruh dunia). Dari kata global lahirlah istilah globalisasi, yang bermakna
sebuah proses mendunia. Globalisasi adalah suatu proses dibentuknya suatu
tatanan, aturan, dan sistem yang berlaku bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia.
Globalisasi tidak mengenal adanya batas-batas wilayah; bahkan tidak
mengenal aturan lokal, regional, kebijakan negara yang dapat mengurangi
ruang gerak masuknya nilai, ide, pikiran atau gagasan yang dianggap
sudah merupakan kemauan masyarakat dunia harus dihilangkan. Globalisasi
berlaku di semua bidang kehidupan, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya
dan sebagainya (Pasaribu, 2014).
Konsep gobalisasi telah menjadi mode dalam ilmu-ilmu sosial,
merupakan kata kunci dalam resep-resep pakar ilmu manajemen dan kata
bertuah yang digunakan para wartawan dan politisi dari berbagai bidang dan
tingkatan untuk menarik perhatian (Hirst, 2001).
Globalisasi dalam pengertian radikal adalah, bahwa dalam bidang
ekonomi, suatu struktur yang sama sekali baru sedang terbentuk, yang bukan
sekedar perkembangan ekonomi kearah perdagangan internasional dan
investasi yang lebih luas di dalam kerangka hubungan ekonomi yang telah ada
(Hirst, 2001).
B. Proses Globalisasi
Gagasan tentang globalisasi di bidang hak asasi manusia telah ada
beberapa abad sebelum Masehi, yakni ketika Nabi Musa membebaskan
umatnya dari perbudakan di Mesir Kuno yang kemudian diteruskan oleh
orang-orang generasi berikutnya, hingga akhirnya berhasil melahirkan apa
yang disebut dengan Universal Declaration of Human Rights (Deklarasi
Umum tentang Hak-hak Asasi Manusia Sedunia) oleh PBB pada tanggal 10
memperkenalkan
teorinya
dan
menjadi
sebuah
mayoritas
warga
dunia
terkucil
dari
pergaulan
muncul
dari
perspektif
kebangsaan,
globalisasi
menumbuhkan
kesadaran bahwa kita merupakan warga dari suatu masyarakat global dan
mengambil manfaat darinya. Namun, di sisi lain, makin tumbuh pula
dorongan untuk lebih melestarikan dan memperkuat jati diri atau identitas
bangsa. Di era globalisasi, bangsa-bangsa bersatu secara mengglobal, tetapi
bersamaan dengan itu muncul pula rasa kebangsaan yang berlebih-lebihan
(chauvinisme) pada masing-masing bangsa. Keadaan demikian menurut
Naisbitt sebagai global paradoks (Pasaribu, 2014).
Pada abad 21 ini, suka atau tidak suka, mau tidak mau, Indonesia akan
terkena arus liberalisasi perdagangan barang dan jasa. Jika tidak mau,
Indonesia akan dikucilkan oleh negara-negara lain dan akan mendapat sanksi
embargo ekonomi secara internasional. Padahal Indonesia masih sangat
tergantung pada barang-barang impor, investasi, dan hutang dari luar negeri.
Di samping itu, kita pun juga masih memerlukan pemasaran produk-produk
ke luar negeri. Permasalahannya siapkah kita menghadapi persaingan dengan
negara lain yang dalam banyak hal lebih siap, seperti dari sumber daya
manusianya, ilmu pengetahuan dan teknologinya, serta modalnya. Jika tidak
mampu, maka kita akan kalah dalam persaingan global tersebut (Pasaribu,
2014).
Pasaribu (2014),
(1991:97)
kepekaan
terhadap
keadilan
sosial
dan
solidaritas
hidup
agar
dapat
meningkatkan
kemampuannya
secara
dibawa media massa tersebut sulit untuk ditolak dan amat efektif dalam
menghancurkan budaya dan nilai-nilai yang telah dipegang oleh warga
masyarakat (Pasaribu, 2014).
Tantangan kedua, berupa munculnya kecenderungan menguatnya
kelompok- kelompok berdasarkan etnis (suku) di masyarakat. Menguatnya
kelompok-kelompok
berdasarkan
kesukuan
ini
tidak
mustahil
akan
menjadikan sumpah pemuda satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa tinggal
menjadi dokumen sejarah belaka. Ketidakpuasan kelompok-kelompok
masyarakat atas kebijakan pemerintah pusat akan dengan mudah dan segera
bermuara pada ancaman tuntutan merdeka, lepas dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Selanjutnya secara lebih rinci dampak globalisasi bagi
Indonesia baik yang bersifat positif ataupun negatif dapat diidentifikasikan
sebagai berikut (Pasaribu, 2014).
1. Indonesia menjadi lebih mudah untuk mendapatkan barang, jasa
maupun informasi yang diperlukan, baik dari dalam negeri maupun dari
manca negara.
2. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta menjadi pasar
empuk bagi negara lain. Entah itu berupa barang buatan luar negeri, tenaga
kerja asing yang mengisi berbagai jenis keahlian dan jabatan, maupun
banjir informasi yang belum tentu sesuai dengan nilai-nilai yang ada di
Indonesia.
3. Globalisasi dengan isu utamanya demokratisasi dan hak asasi manusia,
tanpa sikap waspada dan bijaksana masyarakat akan mudah termakan isuisu yang tidak bertanggung jawab yang berkedok demokrasi, hak asasi dan
kebebasan.
4. Globalisasi menjadi media yang praktis bagi menyebarnya nilai-nilai
budaya asing ke dalam wilayah Indonesia, yang harus kita waspadai tentu
saja yang bersifat negatif.
Globalisasi memang suatu proses dan bukan sebuah produk akhir.
Karena globalisasi merupakan proses, dan posisi masing-masing bangsa
dalam proses tersebut sangat berbeda berdasarkan penguasaan teknologi
komunikasi, maka globalisasi dalam artian fisik maupun psikologis akan
dana yang ada guna mempertahankan hidup, mencari nafkah atau meraih posisi
puncak dalam karir (Hendro, 2011).
Perkembangan presentase jumlah wirausahawan di Indonesia tidak begitu
pesat. Pada hal jumlah wirausahawan yang mandiri dan sukses akan menjadi
lokomotif ekonomi Indonesia yang mampu mengatasi tingkat kemiskinan yang
absolut atau permanen. Bila satu orang lulusan perguruan tinggi menjadi
wirausaha, maka kemungkinan ia akan mencari temannya sebagai partner dan
mungkin salah satu temannya akan diajak untuk menjadi karyawan (bekerja
kepadanya). Jika jumlah lulusan yang menjadi wirausaha adalah 10%, maka
yang akan bergabung dengannya bisa menjadi 20% (satu partner dan satu
karyawan). Dengan demikian, jumlah pencari kerja angkatan tahun tersebut
otomatis berkurang 30%. Seandainya sebagian kecil saja lulusannya yang
berpikiran sama, wirausaha bisa menjadi cara dan alternatif untuk mengurangi
tingkat penggangguran yang sekarang ini cukup tinggi (Hendro, 2011).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah globlisasi berasal dari kata globe (peta dunia yang berbentuk
bola). Dari kata globe, lahir istilah global (yang artinya meliputi seluruh
dunia). Dari kata global lahirlah istilah globalisasi, yang bermakna sebuah
proses mendunia. Globalisasi adalah suatu proses dibentuknya suatu tatanan,
aturan, dan sistem yang berlaku bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia.
Abad 21 ditandai sebagai era globalisasi. Era globalisasi bukan hanya
tantangan, tetapi juga sekaligus mempunyai peluang. Globalisasi memiliki
implikasi yang luas terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara, baik
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, maupun pertahanan keamanan.
DAFTAR PUSTAKA
Hendro. 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga.
Jamin, Zulkarnain. 1994. Dampak Globalisasi terhadap Ekonomi dan
Perdagangan Luar Negeri Indonesia. Jakarta: UI press.
Pasaribu, Rowland. 2014. Website: Bab 14 Dampak Globalisasi.
rowland_pasaribu.staff.gunadarma.ac.id. Diakses pada Selasa, 06 Oktober
2015 pukul 04.30 WIB.
Paul Hirst. 2001. Globalisasi Adalah Mitos. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Website: http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/196604251992032ELLY_MALIHAH/POKOK_MATERI_SOSIOLOGI,_ELLY_M/13._MOD
ERNISASI_DAN_GLOBALISASI.pdf. Diakses pada Selasa, 06 Oktober
2015 pukul 04.30 WIB.