Petunjuk Teknis Rakitan Teknologi TA. 2004
TEKNOLOGI! BUDIDAYA TANAMAN LADA
Sahardi, Yusuf dan D. Sahara
PENDAHULUAN
‘Sentra pertanaman lada di Sulawesi Tenggara berada di Kabupaten
Konawe (68,1 %), disusul Kabupaten Kolaka (22,4 %), selebihnya berada di
Kabupaten Muna dan Buton (Anonim, 2000). Areal’ pertanaman lada di Sulawesi
Tenggara dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan yang relatif besar
yaitu dari 2.355 ha pada tahun 1990, menjadi 5.979,75 ha pada tahun 2001 atau
meningkat sebesar 153,9% dengan taju peningkatan rata-rata 6.22% per tahun
(Anonim 2002).
Produktvitas lada di Sulawesi Tenggara masih tergolong rendah yaitu 314 kg
per hektar per tahun (Anonim 2002). Penyebab utama rendahnya produktivitas
tersebut adalah (a) tingkat kesuburan tanah yang rendah karena jenis tanah Sulawesi
Tenggara didominasi oleh jenis tanah Podsolik Merah Kuning (Kartono 1999 dan
Yosman, 1998). (b) pengelolaan lada dalam bentuk perkebunan rakyat yang dikelola
secara tradisional yang tidak menerapkan menerapkan kultur teknis budidaya, (c)
zona agroekologi yang Kurang sesuai bagi pengembangan tanaman lada atau zona
'S3 yang kurang mendukung pertumbuhan tanaman lada (Agussalim et al., 1998)
‘Untuk mengatasi masalah tersebut maka telah diintroduksikan paket
teknologi budidaya lada untuk memperbaiki teknologi petani dengan memasukkan
temak kambing ke dalam usahatani lada yang bertujuan untuk meningkatkan produksi
dan pendapatan petani
PERBAIKAN KULTUR TEKNIS BUDIDAYA LADA
Perbaikan kultur teknis budidaya tanaman lada meliputi
4, Pengolahan tanah
Pengolahan tanah secara sempuma diiakukan pada bagian sekeliing batang
(area bebokor) dengan jarak 0.5 m dari pohon tanaman lada. Cara mengolah tanah
adalah dengan membalik tanah lapisan atas (top soil) menjadi ke bawah dan lapisan
bawah (sop soil) menjadi keatas dengan kedalaman 25-30 cm, baik pada tanah yang
subur maupun tidak subur. Selanjutnya struktur tanah dirobah dari Kondisi Keras
menjadi gembur. Dengan demikian sirkulasi udara dalam tanah menjadi baik dan
tanahnya menjadi permiable
Tanah di Sulawesi Tenggara tergolong sangat masam, Oleh karena itu perlu
diberi kapur pertanian (kaptan), berupa Kapur mentah yaitu Kapur karbonat (CaCo3)
yang mengandung kalsium 44% dan tidak mengandung magnesium, atau kapur
doiomit (CaMg (Cos) 2) mengandung kalsium 30.5% dan magnesium 19.5%,
Selanjutnya tanah pertu diawetkan dengan cara pembersihan terbatas. Pengawetan
‘dapat dilakukan dengan menaikkan tanah yang ada pada saluran drainase, kemudian
ditempatkan di tengah-tengah guludan atau ditambah dengan tanah bakar yang
diambil dari tempat lain. Menambah tanah dari tempat lain hanya dianjurkan dari
lapisan tanah atas,
ayPetunjuk Teknis Rakitan Teknologi TA. 2004
2. Pemupukan
Pemberian pupuk bertujuan untuk meningkatkan kondisi fisik dan kesuburan
tanah. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk organik dan anorganik. Pupuk
‘organic berasal dari Kotoran ternak kambing dan sisa pakan yang tidak terkonsumsi
yang diolah teriebin dahulu menjadi bokashi. Adapun cara membuat bokashi adalah
Bahan dan alat berupa :
180 kg kotoran kambing, 50 kg sisa pakan/bahan organik lain, 10 kg dedak padi,
1 liter EM-4, 1 biji (0,5 kg) larutan gula merah, air jernih 15 liter, hand sprayer, skop.
Plastik untuk penutup 4x 6 m, ember plastik, bak atau lobang sebagai wadah
Pembuatan bokashi
Cara membuat :
Kotoran kambing, sisa pakan dan dedak padi diaduk sampai rata pada bak
yang telah disiapkan dengan menggunakan skop. EM-4 dan larutan guia dimasukkan
dalam ember plastik lalu ditambah air hingga volume menjadi 15 liter. Aduk sampai
rata, alu tuangkan ke dalam hand sprayer. Selanjutnya larutan tersebut
disemprotkan pada bahan yang telah disiapkan secara merata. Bahan dibolak-balik
dengan menggunakan skop sambil disemprotkan larutan EM-4 dan guia sampai
larutan habis. “Tutup dengan plastik hingga rapat selama 3 har. Hari ke-4 sampai
hhari_ke-20 bahan tersebut dibolak-baik minimal sekali sehari, setelah hari ke-20
bahan tersebut siap diaplikasi
Pemberian bokashi sebanyak 5 kg/pohon/tahun yang diaplikasikan pada awal
‘musim penghyjan (bulan Desember) dengan cara mencangkul tanah sekeliling pohon
(tidak merusak akar) dengan jarak 0,5 m. Selanjutnya bokashi tersebut dimasukkan
ke dalam lobang secara merata lalu ditimbun kembali dengan tanah bekas cangkulan.
Pupuk anorganik diberikan 2 kali dalam setahun yaitu pada awal musim hujan (bulan
Desember) dan akhir musim hujan (bulan Juli) dengan dosis Urea 100 g, SP-36 50 g
dan KCI 50 gipohon dalam setiap aplikasi. Cara aplikasi adalah pupuk tersebut
dicampur sama rata selanjutnya ditanam sedalam 10 cm pada sekeliing pohon
tanaman dengan jarak 0,5 m dari pohon tanaman,
3. Pemangkasan tiang panjat
Tanaman ada di Sulawesi Tenggara pada umumnya menggunakan tanaman
gamal sebagal tajar Jada. Tanaman__gamal yang tumbuh lebat dan rimbun mudah
Febah dan patah bila ditiup angin kencang, juga bila terlambat dipangkes
ertumbuhan tajar akan berpengaruh jelek terhadap produksi lada, terlebin menjelang
berbunga dan berbuah. Oleh karena itu pemangkasan tajar harus diperhatixan
Untuk menjaga agar produksi hijauan tajar dapat menjamin kebutuhan pakan ternak
kambing dan membenikan pengarun yang positif bagi tanaman lada, pemangkasan
tajar sebaiknya dilakukan secara rotasi seliap + 70 hari. Yang dimaksud dengan
Pemangkesan rotasi adalah pemangkasan yang dilakukan secara bergilir setiap hari
dimana pohon yang pertama dipangkas akan Kembali cipangkas setelah + 70 hari
dan seterusnyaPerunjuk Teknis Rakitan Teknologi TA. 2004
4, Pemangkasan tanaman lada
Pemangkasan tanaman jada dibedakan menjadi tiga macam yakni
pemangkasan ringan, sedang dan berat. Pemiangkasan ringan adalah pemangkasan
dengan membuang batang, dahan, dan ranting-ranting yang tidak produktif agar
dahan-dahan produktif akan lebin cepat berbuah. Pemangkasan sedang adalah
Pemangkasan batang yang sudah tua, bertujuan untuk meremajakan tanaman
Pemangkasan produksi pada tanaman lada meliputi pemangkasan ringan dan sedang
yang bertujuan menumbuhkan lebih banyak dahan pada setiap ruas buku batang
Bila setiap ruas buku batang sudah tumbuh dahan produktif maka pemangkasan
ringan dan sedang tidak periu dilakukan. Yang termasuk pemiangkasan ringan dan
sedang adalah : pemotesan ujung tunas batang (pinching), bagian yang dipangkas
hanya ujung-ujung tunas batang sehingga pertumbuhan memanjang dari batang
dapat dinambat. Pemotongan sulur gantung dan sulur tariah merupakan bagian dari
tanaman lada yang mirip seperti batang, tetapi tidak berdahan sehingga tidak akan
menghasilkan buah. Oleh karena itu kedua bagian tanaman ini sebaiknya dipangkas,
5. Pemberian mulsa
Bahan yang digunakan adalah aneka dedaunan yang diperoleh dari sekitar
areal tanaman lada atau sisa pakan, kayu, dahan dan ranting-rantingnya. Bahan-
bahan tersebut diatur pada daerah sekitar tanaman lada sehingga permukaan tanah
tertutup secara keseluruhan setebal 20-25 cm
Pemasangan mulsa bertujuan untuk menjaga kelembapan dan menstabilkan
suhu tanah agar tidak cepat kering bila musim kemarau datang, menghambat
Pertumbuhan gulma, melestarikan kesuburan tanah, menghambat sinar matahari agar
tidak langsung menyentuh permukaan tanah, dan mengurangi biaya pemeliharaan.
6. Pombuatan saluran drainase
Pada saat musim hujan sering terjadi banjir atau genangen air yang
melimpah. Air yang menggenang terlalu lama dapat mengakibatkan beberapa
engaruh negatif. Pengaruh negatif yang harus diwaspadai adalah terjadinya
Penyakit busuk aker (root rot). Akibat lainnya tanaman mati mendadak (sudden
death) baik pada tanaman yang sudah berbuah maupun pada tanaman muda
Genangan air harus diindari dengan cara membuat parit atau got. balk
disekeliling kebun maupun disela-sela tanaman. Selokan ini dibuat dengan ukuran
lebar bagian atas 50 cm, dalam 50 cm serta lebar bagian bawah 30 cm. Pastikan
selokan yang telah dibuat memilki tempat pembuangan air, sehingga genangan air
pada areal tanaman lada terhindarkan
7. Penanaman Arachis pintoi
Tanaman Arachis pintol bermanfaat sebagai agen pengendalian hama
terpadu (PHT) tanaman lada. Disamping itu juga sebagai tanaman penutup tanah
untuk menstabilkan iklim mikro tanaman lada serta sebagai pakan teak kambing
yang bernilai gizi balk
Cara penanaman :
Diperbanyak dengan menggunakan stek rhisoma, baik stek muda/pucuk atau
stek yang tua dengan panjang stek 15-20 om. Stek sepanjang 3-4 ruas ditanam padaPetunjuk Teknis Rakitan Teknologi TA, 2004
Polibag/kantong piastik yang berdiameter 5 cm dengan tinggi 10-15 cm dan tiap
Polibag diisi satu stek. Penyiraman setiap dua hari selama di pembibitan tanaman.
‘Saat musim hujan dapat ditanam langsung di lapangan, sedang pada musim kemarau
terlebih dahulu ditanam di polibag. Setelah bibit berumur 1,5 - 2 bulan dapat ditanam
Gilapangan dengan jarak tanam 20 x 20 em atau 80 x 60 cm, dan kedalaman 10 cm.
Dalam kurun waktu 8-7 bulan A, pinto’ mulai menutup kebun lada,
Manfaat A. pintol
Sebagai sumber bahan organik untuk meningkatkan kesuburan lahan dan
menghambat penyebaran penyakit busuk pangkal batang, sebagai sumber nektar dan
pollen serta sumber serasah/pakan ternak, sebagai media dekomposisi cendawan
antagonis Tricoderma spp, pengendalipenyakit busuk pangkal batang lada
(Phytophtora capsic), sebagai penutup tanah untuk mengurangi degradasi lahan
Karena erosi air hujan sehingga kesuburan lahan baik dan stabil, mendukung serapan
ait hujan kedalam tanah sehingga kelembaban tanah lebih baik dan stabil,
menghambat penyebaran penyakit busuk pangkal batang (Phytophtora capsici) lewat
aliran air hujan di permukaan tanah pada kebun lada, serta menghemat biaya
Penyiangan.
8. Pembersihan gulma
Pengendalian guima dapat dilakukan secara manual atau dengan herbisida,
namun penggunaan herbisida tidak dianjurkan karena akan membunuh A. pintol
sebagai /egum cover crop (penutup tanah). Pembersinan guimasecara
Sempuma dianjurkan pada sekitar pohon tanaman lada (atea bebokor) yang
dibersinkan dengan cara manual (mencangkul atau mencabut). Bila A. pinfol sudan
tumbuh rapat dan telah menutup seluruh permukaan tanah, maka guima kecll
kemungkinan akan tumbuh pada area tersebut
8. Pengendalian hama dan penyakit terpadu
Organisme utama pengganggu tanaman lada di Sulawesi Tenggara adalah
ama penggerek batang (Lophobaris spp), pengisap buah lada (Dasynus piperis),
Nematoda dan penyakit busuk pangkal batang (Phytophtora capsici).
a, Hama Penggerek Batang (Lophobaris spp)
Gejala serangan : Wama kehitaman pada rvas cabang dan batang yang terserang.
tayu dan kering pucuk ruas cabang atau batang yang terserang, bagian lubang yang
terserang (yang sudah kering) mudah patah, pada gejala yang lebih lanjut tampak
danya lubang keluar serangga dewasa
Pengendalian cara mekanis dan fisik : Mencari dan membunuh stadia serangga
secara teratur tiap bulan pada warna kehitaman karena laywkering pada buah den
‘bung, memotong dan memusnahkan cabang dan batang tanaman lada terserang,
membaker bagian tanaman yang terserang hama penyakit sekaligus menghilangkan
sumber hama dan penyakit,
Kultur teknik: Mengatur naungan sehingga penyinaran tidak kurang 75%, mengolesi
bekas pangkasan dengan insektisida atau minyak pelumas pada ‘seliap kali
memangkas, tidak melalukan penyiangan, tidak memberikan pupuk beriebihan
{erutama pupuk N, menggunakan varietas toleran seperti varietas Natar 1Petunjuk Teknis Rokitan Teknologi TA. 2004
Pongendalian hayati : Pengendalian hayati dilakukan dengan cara meningkatkan
opulasi musun alami yaitu parasitoid Spathius piperis dan Eupelmus curciionis serta
Cendawan Beauveria spp. Untuk meningkatken musuh alami dapat dilakukan dengan
cara inokulasi, inundasi, segmentasi dan konservasi. Dari keempat cara tersebut,
teknik Konservasi musuh alami merupakan cara yang paling potensial untuk dapat
dikembangkan, yaitu dengan memadukan beberapa teknik —pengendalian antara
Penyiangan terbatas, pola tanam dan pengendalian hayat, dengan menanam
fanaman Kopi atau 'tanaman penutup tanah atau dengan penyiangan terbatas.
Penanaman A. pintoi_menghasiikan nektar dan pollen setiap hari sebagai makanan
parasitoid. Dengan demikian populasi parasitoid Spathius piperis dan Eupelmus
Curcirionis akan cepat bertambah dan menghambat perkembangan penggerek
batang
Pengendalian kimia : dengan insektisida yang mempunyai residual efek yang lama
dan penetrasi efek yang dalam (sistemik), semprotkan ke seluruh bagian tanaman.
b, Hama Pengisap Buah Lada (Dasynus piperis)
Gejala serangan : Buah kopong dan gugur sebelum dipetik, pada buah terdapat
bercak-bercak hitam bekas Iuka tusukan hama, bila serangan berat sebagian buah
pada tandan mengering.
Cara pengendalian : Pengendalian diakukan dengan cara mekanis, fisik dan kultur
teknik sb: Pangkas tanaman penegak (tajar) sebanyak minimal 2 kali setahun yaitu
pada awal dan akhir musim hujan, penyinaran di kebun lada minimal 75%,
Pemanenan terakhir dilakukan dengan panen bersin agar tidak ada bush sebagei
makanan di lapangan, dianjurkan untuk menanam varietas Natar 1, melakukan
Penyiangan terbatas. Pengendalian secara hayati dengan mengembangkan musuh
‘lami yaitu Anastatus dasyni Ferr, Gryon sp dan Ooencytrus sp, di daerah endemik
pengendalian dilakukan dengan menanam cabe jawa sebagai barrier, pengendalian
terakhir adalah penyemprotan insektisida atau dapat menggunakan akar tuba
c. Nematoda
Nematoda atau cacing yang berbentuk pipa tidak bersegmen, berukuran
mikroskopis 0.3 ~ 2 mm hingga beberapa cm panjangnya, tidak menyukai tanah yang
mengandung banyak tanah lat, lebih menyukai tanah yang berpasir atau yang cerul
Gejala serangan : Tanaman yang baru diserang masin tampak hijau dan baru dapat
diketahwi setelah 1 tahun, setelah itu semua daun menguning, walaupun
sekelllingnya masin tampak hijau, tetapi yang berdekatan pasti sudah terkena infeksi,
sebagian besar pertumbuhannya terhenti dan tanaman yang sudah berbuah daunny@
akan gugur, terdapat pembengkakan atau benjolan-benjolan pada permukaan akar.
Cara pengendalian : Secara fisik dengan memperbaiki struktur dan kesuburan
tanah, secara biologi dengan menanam tanaman yang toleran terhadap serangan
nematoda untuk disambung dengan jenis yang tinggi produksinya namun peka
terhadap nematoda, menanam pohon dadep (Erythnima sp) sebagai pohon
Penunjang. Secara kimia dapat dibasmi dengan obat-obatan nematisida misalnya
temik 10 G dan nemagon yang disiramkan pada akar tanaman
d. Penyakit Busuk Pangkal Batang
Merupakan penyakit yang paling berbahaya dan menimbulkan kerugian yang
cukup besar. Patogen penyebab penyakit ini adalah jamur Phytophtora capsici.
Gs]Petunjuk Teknis Rakitan Teknologi TA. 2004
Gejaia serangan : menyerang hampir seluruh bagian tanaman (akar, pangkal
batang, cabang, ranting, daun, bunga dan buah), namun serangan yang paling
berbahaya dan mematikan bila terjadi pada akar atau pangkal batang dengan gejala
sb: Timbul bercak hitam pada daun dimana sepanjang bercak terdapat bentuk
Seperti renda yang tampak jelas bila daun dinadapkan pada cahaya, serangan berat
Tengakibatkan seluruh daun berwarna hitam dan layu, daun-daun secara bertahap
‘akan menguning bila terjadi serangan pada akar dan bila seluruh perakaran terinfeks),
maka daun menjadi layu dan tanaman mati. Apabila terjadi serangan pada pangkal
batang dikuti dengan pembusukan pangkal batang maka tanaman akan layu dan
ati secara tiba-tiba
Pengendalian kultur teknik : Membuat pagar sekeliing kebun, jangan membiarkan
{emak pelinaraan berkeliaran dalam kebun, sanitasi di sekitar pangkal batang,
membuat dan memperbaiki saluran drainase, memangkas sulur-sulur tanaman yang
dekat permukaan tanah pada waktu menyelang musim hujan, melakukan
Pemangkasan tiang panjat (bagi tajar hidup), gunakan varietas lada Natar 1, tanaman
kopi dan A. pinto! antara tanaman lada dapat menekan serangan penyakit
Cara hayati : Pengendalian cara hayati dilakukan dengan inokulasi Trichoderma dan
memberikan cukup bahan organik dari serasah kacang-kacangan sebagai media
dekomposisi cendawan Trichoderma tersebut. Menanam A. pinfoi, dimana tanaman
ini dapat berfungsi sebagai media cendawan antagonis Trichoderma spp yang
digunakan sebagai hayati penyakit busuk pangka! batang,
Cara kimia : Fungisida yang dapat digunakan antara lain fungisida sistemik Aliete 80
WP, Folirfor 400 AS atau: dengan Ridomil 2 G. Penyemprotan dilakukan terbatas
disekitar daerah serangan penyakit
10. Panen dan Pasca Panen
Sesuai dengan bentuk dan pertumbuhan bunga/buah, maka pada suatu saat
dalam setandan bunga ada buah yang
a. Isinya masih lunak, berwarna hijau, kulitnya masih muda (matang susu)
b. _Isinya sudah padat, cukup keras dan masih hijau (matang petik)
& Kulitnya mulai menguning hingga merah, bijinya keras (matang petik)
Buah a termasuk buah yang masih muda, belum waktunya untuk dipanen,
Buah b merupakan buah yang sudah matang penuh untuk diolah menjadi lada hitam,
yang berkualitas tinggi. | Buah c merupakan buah yang sudah masak petik,
‘merupakan bahan yang baik untuk diolah menjadi lada putin,
Masa pembungaan tanaman lada tidak sama dan bisa berlangsung selama 3
bulan, maka pemetikan buah tidak dapat berlangsung sekaligus. Pengolahan buah
untuk menjadi lada hitam maka seluruh malai yang buahnya sudah cukup masak
Gapat dipetik, sedangkan untuk pengolahan lada putin berasal dari buah yang sudah
menguning atau merah, memeriukan pemetikan buah yang selektif.
a, Pembuatan Lada Hitam
Pemetikan buah dilakukan pada saat buah sudah cukup padat atau matang
Penuh. Hasil pemetikan buah hari itu juga ditimbun selama tiga hari. Dalam keadaan
Giperam kulit buah berubah warna menjadi hitam. Pemeraman dapat diganti dengan
Merendam sejenak buah lada dalam air panas.
Setelah pemeramen dilanjutkan dengan penjemuran diba
hingga kering. Seluruh buah yang melekat pada tangkai malai di
h terik matahari
pas dengan cara
GaPetunjuk Teknis Rakitan Teknologi TA. 2004
menginjak-injak. Hasil penjemuran berbentuk buah lada yang hitam, kulitnya keriput,
kemudian dibersihkan dari segala jenis kotoran.
‘Tanda-tanda lada hitam sudah cukuyp kering adalah bila digenggam dalam
tangan erat-erat dan kemudian dilepaskan maka buah keseluruhannya akan cepat
bercerai-berai. Dari setiap 100 kg buah hijau segar, dapat diperoleh 33-36 kg lada
hitam kering,
b. Pembuatan Lada Putih
Untuk membuat lada putih, pemetikan buah dilakukan pada saat buah leda
telah _menunjukkan tanda-tanda masak petik, yaitu kulit buah menguning hingga
‘merah, Hasil pemetikan buah tiap hari, tanpa penundaan segera dimasukkan dalam
keranjang atau karung. Kemudian dimasukkan ke dalam air yang mengalir atau
dalam bak yang aimya tidak mengalir, namun kualitas aimya harus jerin,
Perendaman dilakukan selama 7-10 hari. Untuk menjaga mutu hasil dianjurkan untuk
tidak mengikutsertakan buah lada yang berjatuhan di atas tanah yang sudah busuk
karena dapat menghasilkan aroma yang apek.
Kualitas air sangat menentukan kualitas lada puth. Air yang keruh dan
mengandung lumpur serta tidak mengalir akan menghasikan lada yang berwarna
keabu-abuan atau kehitam-hitaman. Setelah perendaman selesai dilanjutkan dengan
membersinkan biji dari kuliv’daging yang sudah membusuk. Membersinkan biji dalam
keranjang/karung dengan cara menginjak-injak dengan kaki dalam air yang mengalir,
akan menghasilkan lada putih bersin. Bila tidak ada air yang mengalir, lada