Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar belakang
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten

atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan

pembangunan

kesehatan di satu

atau sebagian wilayah kecamatan. Sebagai unit

pelaksanaan

kesehatan

teknis

kabupaten/kota,

puskesmas

berperan

menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan


kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung
tombak

pembangunan

kesehatan

di

Indonesia.

Dalam

upaya

menyelenggarakan pembangunan kesehatan, puskesmas memiliki program


kesehatan wajib dan program kesehatan pembangunan puskesmas.
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan yang
menyeluruh yang meliputi pelayanan preventif (pencegahan), kuratif
(pengobatan), promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan
kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan
tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak dari pembuahan
hingga tutup usia.
Infeksi menular seksual (IMS) adalah penyakit yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Menurut WHO (2009), terdapat lebih kurang dari
30 jenis mikroba (bakteri, virus, dan parasit) yang dapat ditularkan melalui
hubungan seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi
gonorrhea, chlamydia, sypilis, trichomoniasis, chancroid, herpes genitalis,
infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan hepatitis B.
Penyakit Menular Seksual (PMS) disebut juga venereal, berasal dari
kata venus, yaitu dewi cinta dari romawi kuno. Penularan penyakit ini
biasanya terjadi karena seringnya seseorang melakukan hubungan dengan

berganti-ganti pasangan. Bisa juga karena melakukan hubungan seksual


yang sebelumnya telah terjangkit salah satu penyakit ini. (Ajen Dianawati,
2003)
Penyakit Menular Seksual (PMS) atau Penyakit Kelamin (venereal
diseases) telah lama dikenal dan beberapa di antaranya sangat populer di
Indonesia, yaitu sifilis dan kencing nanah. Dengan semakin majunya peradaban dan ilmu pengetahuan, makin banyak pula ditemukan penyakitpenyakit baru, dan istilah venereal diseases berubah menjadi sexually transmitted diseases atau infeksi menular seksual (IMS). (Somelus, 2008)
Penyakit menular sexual atau yang biasa di singkat PMS adalah
penyakit yang menyebar terutama melalui kontak atau hubungan sexual ,
dimana salah satu pasangan menularkan suatu organisme baik itu virus atau
bakteri sebgai penyebab penyakit ke pasangannya misalnya saat
berhubungan seks baik secra oral, vaginal, anal dan lainnya. Akan tetapi
tidak semua penyekit menular seksual ini mempengaruhi organ-organ seks.
(Katrina Smith, 2005)
Beberapa diantaranya, yakni HIV dan sypilis, dapat juga ditularkan
dari ibu ke janin selama kehamilan dan kelahiran, dan melalui darah serta
jaringan tubuh. Di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009, Kasus infeksi
menular seksual (IMS) di obati sebesar 77,8% mengalami penurunan bila
dibandingkan dengan cakupan tahun 2008 sebesar 98,14% ini berarti belum
seluruh kasus infeksi menular seksual (IMS) yang ditemukan diobati atau
belum mencapai target yaitu 100%. Selain melakukan kegiatan survey
human immuno deficiency virus (HIV), pengamatan kasus acquired immune
deviciency syndrome (AIDS), Dinas kesehatan juga melakukan pengamatan
terhadap hasil virus human immuno deficiency virus (HIV), pada tahun
2008 hasil menunjukan jumlah human immuno deficiency virus (HIV) yang
paling tinggi yaitu sebesar 520 dari 345.795 jumlah sampel yang diperiksa
(1,49).

Hal ini karena perubahan trend penderita infeksi menular seksual


yang sekarang cenderung terjadi pada ibu-ibu rumah tangga. Selain itu ibu
hamil memiliki resiko yang tinggi untuk dapat menularkan kepada janinnya
apabila mereka terinfeksi penyakit menular seksual. Di lain pihak golongan
siswa-siswa SMA merupakan golongan yang paling berisiko dalam
penularan penyakit infeksi menular seksual, karena pada siswa SMA mereka
sudah memasuki masa reproduktif. Berdasarkan faktor-faktor risiko di atas,
pada zaman sekarang ini, remaja adalah kelompok usia dengan tingkat
risiko yang sangat tinggi untuk terjangit IMS, karena gaya hidup remaja
sudah cenderung menyimpang ke arah kebiasaan-kebiasaan yang negatif.

BAB II
PERENCANAAN DI PUSKESMAS
2.1. Identifikasi masalah.

I.

PERMASALAHAN
1. Individu
a. Remaja kurang memahami bahaya dari infeksi menular
seksual
b. Remaja kurang memahami gejala, penyebab dan pencegahan
dari infeksi menular seksual
c. Remaja kurang memahami pemeriksaan apa yang harus
dilakukan untuk pencegahan dini sebelum terjadi resiko HIV
AIDS
2. Puskesmas
a. Sulitnya untuk mendeteksi pasien dengan infeksi menular
seksual karena pasien kurang adanya keterbukaan terhadap
pihak medis
b. Kurangnya upaya puskesmas untuk meningkatkan kesadaran
pasien

infeksi

menular

seksual

untuk

melakukan

pemeriksaan
c. Tidak adanya pencatatan database pasien infeksi menular
seksual
2.2. Analisis masalah.
Penyakit menular seksual menjadi problema besar terhadap
remaja, dengan tingkat pengetahuan yang kurang dapat
meningkatkan resiko terjadinya berbagai penyakit menular
seksual. Dengan demikian untuk menurunkan angka terjadinya
penyakit

tersebut

puskesmas

pekutatan

mengadakan

penyuluhan tentang penyakit menular seksual secara dini ke


beberapa sekolah.
2.3. Tujuan penyuluhan.
Tujuan penyuluhan ini adalah unutuk memberi informasi
tentang penyakit menular seksual.
2.3.1. Definisi penyakit menular seksual
2.3.2. Macam-macam penyakit menular seksual
2.3.3. Bahaya- bahaya penyakit menular seksual
2.3.4. Cara mencegah terjadinya penyakit menular seksual

2.3.5. Penatalaksanaan penyakit menular seksual.


2.4. Kelompok sasaran.
Sasarannya pada penyuluhan ini adalah kelompok remaja di
sekolah SMPN 1 PEKUTATAN.
2.5. Strategi penyuluhan
2.5.1. Mempersiapkan ketenagaan
2.5.2. Persiapan materi penyuluhan
2.5.3. Penguasaan materi penyuluhan
2.5.4. Penguasaan cara-cara penyampaian materi
2.5.5. Persiapan alat bantu penyampaian materi
2.5.6. Pelaksanaan penyuluhan
2.5.7. Perkenalan tim penyuluhan
2.5.8. Diberikan pertanyaan kepada penderita sebelum dilakukan
penyuluhan untuk mengetahui pengetahuan mereka tentang
penyakit menular seksual.
2.5.9. Kemudian dilanjutkan dengan penyuluhan tentang penyakit
menular seksual.
2.5.10. Setelah semua materi disampaikan, tim penyuluh
memberikan

kesempatan

penderita

untuk

juga

mengajukan

pertanyaan mengenai materi yang telah disampaikan. Diskusi


tanya jawab dengan penderita tentang materi yang telah
disampaikan sekaligus sebagai evaluasi penyuluhan.
2.6. Isi penyuluhan
2.6.1. Definisi penyakit menular seksual
2.6.2. Macam-macam penyakit menular seksual
2.6.3. Bahaya- bahaya penyakit menular seksual
2.6.4. Cara mencegah terjadinya penyakit menular seksual.
2.6.5. Penatalaksanaan penyakit menular seksual.
2.7. Metode penyuluhan

Penyuluhan akan dilakukan dengan metode ceramah, diskusi


dan tanya jawab.
2.8. Media penyuluhan
Media yang digunakan antara lain menggunakan laptop, slide
(power point), layar, dan LCD proyektor.
2.9. Rencana evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan membandingkan kemampuan ibu-ibu
anak balita menjawab pertanyaan yang diberikan sebelum dan
setelah penyuluhan
2.9.1. Indikator yang dipakai :

peningkatan kemampuan ibu-

ibu anak balita dalam menjawab pertanyaan setelah


penyuluhan.
2.9.2. Waktu penilaian

: selama penyuluhan.

2.9.3. Cara penilaian

: menggunakan

pertanyaan

tertulis

sebelum dan setelah penyuluhan dan dari timbal balik saat


dilakukan diskusi.
2.9.4.

Penilai
penyuluh.

tim

BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1

3.2

Waktu dan Tempat Penyuluhan


Hari/ tanggal

: Jumat,1 9 Agustus 2016

Pukul

: 09.00 WITA- selesai.

Tempat

: Aula SMP 1 N PEKUTATAN

Peserta Penyuluhan
Peserta adalah siswa- siswa di SMP 1 N PEKUTATAN.

3.3

Pelaksana Penyuluhan

Penyuluhan dilakukan oleh satu orang dokter Internsip


3.4

Proses Penyuluhan

Proses awal penyuluhan dilakukan dengan membuat persiapan baik dari


persiapan diri, materi serta komunikasi kepada berbagai pihak mengenai
pelaksanaan penyuluhan ini. Sebelum melaksanakan kegiatan penyuluhan,
kami meminta izin kepada Kepala Puskesmas Pekutatan, dr. I Nyoman Agus
Tripayana untuk melaksanakan penyuluhan penyakit menular seksual di
SMP 1 N PEKUTATAN . Kami juga mempersiapkan slide dan materi yang
akan kami gunakan sebagai media pada penyuluhan nanti.

Pada hari pelaksanaan penyuluhan, kami datang sekitar pukul 09.00


WITA. Kami didampingi oleh pemegang program penyakit menular seksual.
Kemudian kami menuju aula SMP 1 PEKUTATAN untuk mempersiapkan
alat dan bahan untuk penyuluhan. Pertama-tama, kami mengadakan
perkenalan terlebih dahulu kepada peserta, kemudian diberikan pertanyaanpertanyaan tertulis seputar materi penyuluhan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan penderita sebelum materi disampaikan. Kemudian dilanjutkan
dengan pemberian materi. Materi yang diberikan dengan mengggunakan
slide dan tanya jawab. Pemberian materi berlangsung kurang lebih selama
tiga puluh menit dan diikuti dengan sesi tanya jawab. Para peserta diberikan
kesempatan untuk bertanya setelah penyampaian materi. Peserta tampak
antusias untuk bertanya karena mereka cukup tertarik dengan materi yang
disampaikan.
Setelah acara penyuluhan, sebagai evaluasi penyuluh menanyakan kembali
pertanyaan yang sama seperti sebelum penyuluhan dan pelatihan. Hampir
seluruh peserta sudah mengerti dan dapat menjawab dengan benar karena
sudah mendapat penjelasan sewaktu penyuluhan.

BAB IV
HASIL KEGIATAN
4.1 Profil Komunitas
Puskesmas I Pekutatan terletak di kecamatan pekutatan yaitu pada ruas jalan
Denpasar-Gilimanuk. Puskesmas I Pekutatan letaknya cukup strategis, yaitu
berdekatan dengan akses keamanan (Polsek Pekutatan), dan akses kebutuhan
penduduk dalam hal perekonomian seperti supermarket dan pasar tradisional.
Adapun tugas dan fungsi dari puskesmas pekutatan adalah sebagai berikut:
Tugas Pokok
1. Pusat Kesehatan Masyarakat secara fisik maupun administrasi
2. Mencegah dan menanggulangi KLB
3. Pemberdayaan peran serta masyarakat
4. Penyuluhan dan informasi kesehatan
Fungsi
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
4.2 Data Geografis
Kecamatan Pekutatan terbentang dari Barat ke Timur yang dibatasi oleh:
Di sebelah Utara adalah hutan Negara
Di sebelah Timur adalah kabupaten Tabanan

Di sebelah Selatan adalah Samudera Indoonesia


Disebelah Barat adalah Kecamatan Mendoyo
Lokasi Wilayah Kerja :
Berada di Kecamatan Pekutatan
Jarak dengan kota Kabupaten

: 20 km

Luas Wilayah Kerja :


1. Luas wilayah kerja : 12,965 Ha
2. Jumlah Penduduk

: 26.735 jiwa, 6.732 KK

Desa/Kelurahan yang dijangkau :


Di Kecamatan Pekutatan terdapat 4 desa/kelurahan. Wilayah kerja UPTD
Kesehatan Puskesmas I Pekutatan terbagi menjadi 4 Desa, 17 Banjar dan 24
Posyandu yaitu :
1. Desa Medewi

: 5 Banjar, 6 Posyandu

2. Desa Pulukan

: 3 Banjar, 6 Posyandu

3. Desa Pekutatan

: 4 Banjar, 8 Posyandu

4. Desa Asahduren

: 3 Banjar, 4 Posyandu

Karakteristik Daerah
Termasuk penyangga daerah wisata
Daerah industri
Daerah pertanian
Sarana Transportasi

10

Hubungan dengan kota kabupaten maupun kota provinsi melalui jalan raya
dengan kendaraan roda empat segala jenis.
Hubungan jalan ke setiap desa maupun kelurahan sudah dapat dilalui oleh
kendaraan roda empat
4.3 Data Demografis
Jumlah Penduduk
Wilayah kerja : 18.585 jiwa
Laki-laki

: 9.378 Orang

Perempuan

: 9.207 Orang

Jumlah KK

: 5.113 KK

Sosial Ekonomi
Mata Pencaharian Penduduk

Tani
Buruh
Nelayan
PNS/TNI
Lain-lain

Sosial Budaya
Umumnya menggunakan bahasa Bali dan sebagian kecil bahasa Indonesia
Agama
- Pemeluk agama Hindu

: 95%

- Pemeluk agama lain : 5%


Sarana Pendidikan

11

- TK

= 17 Buah

- SDN/MI

= 23 Buah

- SLTP

= 3 Buah

- SLTA

= 2 Buah

4.4 Sumber Daya Kesehatan yang Ada


Dokter

: 5 orang

Dokter Gigi

: 2 orang

Administrasi Kantor

: 1 orang

Bidan

: 17 orang

Perawat

: 7 orang

Sanitarian

: 1 orang

Petugas gizi

: 1orang

Apoteker

: 1 orang

Asisten apoteker

: 1 orang

Analisis Laboratorium

: 2 orang

Sarjana Kesehatan Masyarakat

: 1 orang

Administrasi Loket

: 2 orang

Perawat gigi

: 2orang

Sopir

: 4 orang

Penjaga/Cleaning service

: 2 orang

Juru masak

: 1 orang

12

4.5 Sarana Pelayanan Kesehatan yang Ada


Puskesmas Induk

:1 unit

Puskesmas Pembantu Pembina

:1 unit

Puskesmas Pembantu

:8 unit

Apotek

:1 unit

Laboratorium

:1 unit

Dokter Praktek Swasta

: 7 orang

Dokter Gigi Praktek Swasta

: 1 orang

Bidan Praktek Swasta

:18 orang

Sarana Transportasi
Kendaraan roda 4 (empat) 4 buah
Kendaraan roda 2 (dua) 5 buah

4.6 Evaluasi Proses


Kegiatan penyuluhan didukung oleh pihak puskesmas. Pihak
puskesmas

sangat

kooperatif

dalam

membantu

mempersiapkan

tempat,

menyediakan waktu dan peserta penyuluhan sementara dokter internship


mempersiapkan alat dan sarana penyuluhan. Waktu pelaksanaan sesuai dengan
rencana, yaitu tanggal 19 Agustus 2016 pukul 09.00. Sarana penyuluhan dan
pelatihan berupa slide, laptop, LCD proyektor, dan layar. Jumlah peserta yang hadir
dalam penyuluhan adalah 68 orang. Metode yang digunakan dalam penyuluhan
yaitu ceramah disertai diskusi dan tanya jawab.

4.7

Evaluasi Hasil
Dalam proses penyuluhan (ceramah dan diskusi) , dapat dilaporkan

bahwa ceramah dan diskusi berlangsung dengan baik dan terlihat bahwa

13

adanya komunikasi yang timbal balik antara peserta dengan pembicara. Para
peserta diberi kesempatan bertanya setelah penyampaian materi.
Dari hasil penilaian, didapatkan peningkatan kemampuan menjawab
pertanyaan setelah diberikan penyuluhan dibandingkan sebelumnya. Hal ini
menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan mengenai Penyakit
Menular Seksual. Pendapat peserta secara lisan tentang penyuluhan adalah
sangat bagus dan mereka berharap di kemudian hari ada penyuluhan seperti
ini dengan topik yang berbeda.
4.8

Hambatan PKM
Tidak didapatkan adanya hambatan yang berarti dalan persiapan

maupun pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan ini.


4.9

Manfaat PKM

Manfaat yang kami rasakan sebagai penyuluh dari pelaksanaan penyuluhan


ini adalah sebagai latihan untuk menjadi edukator yang baik di masyarakat,
mulai dari perencanaan, persiapan materi (pengumpulan materi dan
penguasaan materi), persiapan alat dan sarana penunjang, dan keterampilan
berkomunikasi di depan orang banyak agar dapat menarik minat pendengar
dan meningkatkan pemahaman masyarakat. Sedangkan manfaat bagi peserta
adalah diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mereka tentang
Penyakit Menular Seksual sehingga pada akhirnya mereka mengerti dan
memahami tentang bahaya penyakit menular seksual, pencegahan maupun
pengobtan penyakit menular seksual.

BAB V

14

PENUTUPAN

5.1. Simpulan

Penyakit
organisme

menular
yang

seksual
utamanya

adalah

penyakit

infeksi

melalui

kontak

menulara

seksual yang meliputi kontak oral-genital. Penularan PMS


juga dapat terjadi dari ibu kepada janin dalam kandungan
atau saat kelahiran, melalui produk darah, transfer jaringan

yang tercemar atau menular melalui alat kesehatan


Factor resikonya berupa, Individu dengan gangguan
imunitas, Prostitusi, Hubungan seks tidak aman diluar
nikah, Berganti-ganti pasangan, PSK, Pecandu narkoba,

Homoseksual, Pekerja kesehatan


Untuk menurunkan angka penyakit

menular

seksual

dilakukan penyuluhan pemberian materi tentang penyakit


tersebut.

Selama persiapan, penyuluhan, dan evaluasi, dokter internsip


mendapat banyak dukungan dan bantuan dalam terselenggaranya
penyuluhan ini. Berdasarkan evaluasi pengetahuan peserta tentang
Penyakit Menular Seksual didapatkan meningkat.

5.2. Saran.

1. Para peserta penyuluhan hendaknya menerapkan pengetahuan


yang mereka dapatkan dalam kehidupan sehari- hari untuk
menurunkan angka kejadian terhadap penyakit menular seksual.
2. Para peserta penyuluhan hendaknya meneruskan informasi yang
didapatkan dari penyuluhan anggota keluarga maupun remaja
lainnya.

15

16

17

Anda mungkin juga menyukai