Anda di halaman 1dari 6

RESUME BUKU HUKUM

DAGANG

BAGIAN 1 : PENDAHULUAN
1. Pentingya Memahami Hukum Dagang
Memahami hukum dagang secara umum adalah untuk mengerti tentang prinsip-prinsip substansi
dan peranan hukum dagang di Indonesia dalam rangka membangun dinamika pembangunan
nasional.
1.1. Prinsip-prinsip umum hukum dagang
Prinsip umum hukum dagang bersumber dari hukum yang bersifat umum yaitu KUHD
1.2. Prinsip-prinsip khusus hukum dagang
Prinsip khusus adalah prinsip hukum yang sengaja diciptakan menyimpang dari prinsip
hukum umum dan lebih bersifat kapita selekta
2. Hukum Dagang Dalam Perspektif Sejarah
2.1. Lahirnya Hukum Dagang
Hukum Dagang lahir dari kebiasan-kebiasaan yang hidup dan berkembang dalam praktek
bisnis di kalangan pedagang
2.2. Fungsi Hukum Dagang dalam Pembangunan Nasional
Sebagai sarana untuk menciptakan iklim bisnis yang mendukung pembangunan nasional
2.3. Fungsi Hukum Dagang saat ini dan masa mendatang
Hukum dagang dipergunakan untuk memberikan kemudahan-kemudahan agar kegiatan
bisnis bisa berjalan dengan cepat .
BAGIAN 2 :PRINSIP-PRINSIP UMUM HUKUM DAGANG
BAB I : PENGERTIAN HUKUM DAGANG
1. Pengertian Hukum Dagang
Hukum dagang pada dasrnya adalah hukum perikatan yang diperuntukkan untuk mendukung
kelancaran aktifitas di bidang perdagangan. Oleh karenanya ketentuan tentang perikatan diatur
dalam KUHD. KUHD merupakan hukum khusus dari hukum umum yang diatur dalam
KUHPerdata.
2. Pengertian Pedagang Dihapus
Dalam pasal 2 s/d pasal 5 KUHD diatur tentang pengertian Pedagang dan Perbuatan
Perdagangan. Namun setelah dirasakan adanya hambatan dalam pelaksanaannya,Pemerintah
Belanda mengadakan koreksi mengenai rumusan pelaku atau subjek yang merupakan ruang
lingkup dari KUHD. Koreksi tersebut berupa penghapusan pasal 2 s/d pasal 5 KUHD dan
mengganti istilah pedagang dan perbuatan perdagangan dengan istilah perusahaan dan
perbuatan perusahaan.
3. Pengertian Perusahaan
DR Wasis menjelaskan bahwa perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang bertujuan
mencari laba dengan mempergunakan factor-faktor produksi, menghasilkan barang atau jasa,
untuk keperluan masyarakat. Pengertian perusahaan jauh lebih luas dari pengertian pedagang.
Dengan pengertian yang luas, maka termasuk dalam kegiatan menjalankan perusahaan adalah
meliputi seluruh sektor ekonomi mulai dari sektor produksi, distribusi, transportasi sampai
dengan perdagangan, termasuk juga didalamnya sektor pendukung dari semua kegiatan tersebut
4. Pengusaha dan Pemimpin Perusahaan
4.1. Pengusaha
Pengusaha adalah orang yang memiliki dan menjalankan perusahaan atau yang menyuruh
pihak lain untuk menjalankan perusahaannya.
4.2. Pemimpin Perusahaan
Seorang Pemimpin Perusahaan (menejer) adalah orang yang diberi kuasa oleh Pengusaha
untuk menjalankan perusahaan atas nama Pengusaha.
5. Pembantu Pengusaha
Pembantu Pengusaha adalah setiap orang yang menjalankan perbuatan membantu pengusaha
dalam menjalankan perusahaan dengan mendapat upah.
5.1. Pembantu Pengusaha dalam lingkungan perusahaan
Pembantu dalam lingkungan perusahaan adalah pekerja yang mempunyai hubungan kerja
tetap dengan pengusaha, dan bekerja berdasarkan suatu perjanjian kerja dalam lingkungan
perusahaan.
5.1.1. Pemegang prokurasi
Pemegang prokurasi adalah orang yang bekerja di lingkungan perusahaan
berdasarkan hubungan pemberian kuasa
5.1.2. Pengurus filial
Pengurus filial adalah pemegang kuasa yang mewakili Pengusaha menjalankan
perusahaan dengan mengelola satu cabang perusahaan yang meliputi daerah tertentu
5.1.3. Pelayan Toko

Pelayan toko adalah pekerja tetap perusahaan yang mewakili pengusaha melayani
pelanggan,mencatat harga, menerima pembayaran, mengurus barang dalam gudang / toko
5.1.4. Pekerja Keliling
Pekerja keliling adalah pembantu pengusaha yang bekerja di luar lingkungan
perusahaan.
5.1. Pembantu Pengusaha di luar lingkungan perusahaan
Pembantu Pengusaha di luar lingkungan perusahaan ada yang mempunyai hubungan
tetap dengan pengusaha dan ada pula yang mempunyai hubungan tidak tetap.
5.2.1. Yang mempunyai hubungan tetap
5.2.1.1. Agen Perusahaan
Agen Perusahaan adalah perusahaan yang berdiri sendiri yang mewakili
kepentingan pengusaha yang diageninya di suatu tempat. Ia dapat mengageni
lebih dari satu pengusaha.
5.2.1.2. Bank
Bank adalah lembaga keuangan yang memberikan layanan di bidang
keuangan berupa layanan simpanan, kredit dan pembayaran..
5.1.2. Yang mempunyai hubungan tetap
Pembantu pengusaha di luar perusahaan yang mempunyai hubungan tidak tetap,
adalah mereka yang diperlukan bantuannya oleh Pengusaha manakala diperlukan.
6. Mendirikan Perusahaan
Perusahaan dapat didirikan oleh seseorang pengusaha atau lebih. Pada umunya perusahaan yang
didirikan oleh seorang pengusaha pengusaha adalah perusahaan perorangan dan bergerak di
bidang perdagangan, jasa dan industry. Perusahaan yang didirikan oleh lebih dari seseorang
pengusaha dikenal dngan perusahaan persekutuan. Pendirian perusahaan harus dilakukan dengan
perjanjian tertulis.
7.Kewajiban Perusahaan
7.1. Wajib daftar perusahaan
Setiao pengusaha berkewajiban mendaftarkan perusahaannya dalam jangka waktu tiga
bulan setelah menjalankan usahanya. Waktu tiga bulan ini dihitung sejak dimilikinya
Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
7.2. Wajib melaksanakan pembukuan
Menurut Undang-Undang Nomor 8 tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan diwajibkan
bagi setiap perusahaan untuk membuat catatan-catatan mengenai perusahaannya. Kewajiban
untuk membuat catatan ini untuk melindungi pihak-pihak yang berkepentingan, termasuk
perusahaan itu sendiri.
7.2.1. Kekuatan pembuktian
Kekuatan pembuktian dari pembukuan yang diselenggarakan menurut pasal 7
KUHD adalah menguntungkan pengusaha penyelenggara pembukuan.Menurut pasal ini
jika pembukuan yang diselenggarakan oleh perusahaan tersebut dipakai sebagai alat bukti
dalam perkara, maka Hakim bebas untuk menentukan alat bukti tersebut untuk
keuntungan si pembuatnya.
7.2.2. Sifat pembukuan
Pembukuan yang diselenggarakan pengusaha bersifat rahasia. Artinya tidak setiap
orang dapat melihat kecuali orang-orang yang diperkenankan oleh undang-undang.
Ada dua cara yang mungkin ditempuh untuk menerobos kerahasiaan pembukuan yaitu:
a. Pembukuan (representasi) oleh Hakim (pasal 8 KUHD)
b. Pemberitahuan (komunikasi) pasal 12 KUHD
BAB II : KONTRAK DAGANG
Kontrak adalah suatu peristiwa dimana dua orang atau lebih saling berjanji untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu perbuatan tertentu. Kontrak adalah suatu lembaga hukum (legal
institution) yang menjadi dasar hukum dari hampir sebagian terbesar hubungan bisnis (business
relationship) atau perdagangan. Setiap penjualan harta benda (properties), jasa (services), dan
hubungan kerja melibatkan lembaga kontrak. Dalam menyusun kontrak dagang adalah
memahami secara mutlak mengenai substansi dari keinginan komersialnya,memahami akibatakibat komersial yang mungkin akan timbul dari kontrak tersebut.
A. Prinsip-Prinsip Dasar Penyusunan Kontrak
1. Asas Utama dalam kontrak
Asas penting pertama dari suatu kontrak adalah Asas konsesualitas. Asas ini menjadi dasar
argument bahwa suatu kontrak telah lahir sejak saat dicapainya kata sepakat mengenai apa yang

diperjanjikan dalam suatu kontrak. Asas penting kedua adalah asas kebebasan berkontrak. Asas
ini berangkat dari ajaran filsafat bahwa setiap orang adalah bebas untuk berkomunikasi dengan
siapa saja (freedom for communication) yang dia kehendaki.
2. Prinsip-prinsip dasar dalam penyusunan kontrak dagang
Beberapa prinsip dasar dalam perjanjian dalam menyusun suatu kontrak (dagang) yaitu:
a. Prinsip penggunaan istilah
b. Prinsip kebebasan berkontrak
c. Prinsip penawaran dan penerimaan
d. Prinsip itikat baik
e. Prinsip peralihan resiko
f. Prinsip ganti kerugian
g. Prinsip keadaan darurat
h. Prinsip alasan pemutus
i. Prinsip pilihan hukum
j. Prinsip penyelesaian sengketa
B. Kontrak Perdagangan Barang Perniagaan
Perkembangan perdagangan barang saat ini dibarengi dengan bentuk perjanjian dimana
perjanjian jual beli barang semakin banyak dilakukan berdasarkan atas kontrak standar.
B.1. Janji-Janji Dalam Kontrak Perdagangan Barang Perniagaan
Janji-janji yang berkaitan dengan penyerahan barang umumnya meliputi:
a. Kapan penyerahan itu dilakukan
b. Tempat dimana penyerahan dilakukan
c. Cara melakukan penyerahan
B.2. Kontrak Perdagangan Barang (ekspor-impor)
Kesepakatan dalam perjanjian internasional adalah untuk membangun system
perdagangan dunia yang adil, bebas dan non-diskriminasi. Kesepakatan yang dicapai adalah
adanya kesepakatan menghilangkan semua hambatan yang berkaitan dengan perdagangan
internasional.
Perdagangan ekspor-impor atau perdagangan internasional tidaklah sama
dengan perdagangan domestic atau nasional. Hambatan-hambatan dan risiko-risiko yang
dihadapi dalam perdagangan internasional jauh lebih kompleks.
B.2.1. Risiko-risiko potensial dalam perdagangan internasional
Secara umum risiko yang dihadapi dalam perdagangan internasional antara lain:
1. Risiko dalam bidang transportasi
2. Risiko kredit atau non pembayaran (nonpayment)
3. Risiko nilai tukar mata uang
4. Risiko mutu barang
5. Risiko peristiwa tidak terduga
6. Risiko hukum
B.2.2. Kiat mengatasi risiko perdagangan internasional
Di dalam praktek perdagangan internasional mekanisme yang diambil untuk
menekan risiko bisnis dibidang ini adalah :
1. Risiko bonafiditas
2. Risiko Non-pembayaran (nonpayment)
3. Risiko perbedaan mutu barang
4. Risiko kemungkinan ingkar janji
5. Risiko kerusakan, kekurangan, pencurian dan sebagainya
6. Risiko terhadap penipu
7. Risiko terhadap perubahan kurs mata uang
B.2.3. Klausula kontrak dagang internasional yang perlu diperhatikan
Kontrak dagang internasional pada hakikatnya adalah rumusan kesepakatan akhir
dari suatu perlindungan (negosiasi) bisnis yang umunya berlangsung dalam waktu lama
dan seru. Secara umum masalah-masalah yang sering menimbulkan permasalahan yang
menghambat pelaksanaan perjanjian yang telah dilakukan standarisasi melalui
kesepakatan internasional. Masalah-masalah dalam dunia perdagangan antara lain:
1. Masalah kualitas dan kuantitas barang
2. Masalah harga dan penyerahan barang (risiko)
3. Masalah pembayaran
4.Masalah lain yang berkaitan dengan perdagangan internasional seperti
penutupan asuransi, lisensi, pelayanan,purna jual, penyelesaian sengketa dan sebagainya.
B.3. Bentuk harga berdasarkan syarat penyerahan
Dalam dunia perdagangan dikenal 6 macam harga sesuai dengan syarat penyerahan
a. Loco Price

b. Free on board (FoB) Price


c. Cost and Freight (C&F)
d. Cost Insurance and Freight (CIF) price
e. Free on Quary (FoQ), Free alongside Ship (FaS), Free alongside Rail (FaR)
f. Franco
C. Pembayaran dengan system kredit berdokumen
1. Dokumen yang dibutuhkan
Dalam hal penentuan dokumen apa saja yang diminta sepenuhnya ditentukan oleh pembeli
melalui
bank
yang
memberikan
kredit
pembayaran
pembelian
impor
(issuing bank). Pada umunya dokumen yang diminta adalah :
a. Pemberitahuan ekspor barang (PEB)
b. Dokumen pengangkutan (bill of lading, airways bill) atau dokumen pengangkutan lainnya
seperti Cargo Receipt, Postal Receipt, dan lain sebagainya
c. Invoice
d. Packing List.
e. Dan lain-lain sesuai permintaan pembeli.
2.Sekilas tentang kredit berdokumen
Bentuk pembayaran dengan letter of credit (L/C)(kredit berdokumen) adalah metode atau cara
pembayaran tunai. Dikatakan tunai karena pembayaran dilakukan setelah dilakukan penyerahan
barang sebagaimana ditentukan dalm advis. Penyerahan barang untuk mendapatkan pembayaran
yang dimaksud disini adalah penyerahan semua dokumen yang berkaitan dengan barang yang
diminta dalam advis kredit. Setelah dokumen-dokumen tersebut diperiksa dan tidak ada yang
kurang maka bank pemberi kredit melalui advising bank (bank koresponden) membayarkan
kredit untuk pembelian barang yang diperjanjikan oleh pembeli kepada penjual.
BAB III : LEMBAGA DAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN
Untuk mengatasi sekaligus menunjang pergeseran pasar agar kebutuhan produsen akan dana
operasional (modal lancer) dapat dipenuhi, dan pembiayaan konsumen untuk meningkatkan
percepatan perputaran komoditas sebagai sarat dari pertumbuhan ekonomi perlu dibangun
lembaga pembiayaan.
1. Landasan Hukum Lembaga Pembiayaan
1.1. Pengertian Lembaga Pembiayaan
Yang dimaksud dengan lembaga pembiayaan menurut ketentuan ini adalah badan usaha
yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal
dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.
1.2. Bentuk usaha dari lembaga pembiayaan
Bentuk usaha dari lembaga pembiayaan ini menurut pasal 9 ayat (2) Keppres No.61/1988
adalah Perseroan Terbatas (PT) atau Koperasi. Dan lebih tegas lagi bahwa perseroan ini
adalah badan hukum Indonesia.
1.3. Ijin Usaha
Ijin Usaha akan diberikan oleh Menteri Keuangan manakala perusahaan yang akan
bergerak di bidang pembiayaan telah berbentuk badan hukum. Ijin usaha berlaku sejak
tanggal ditetapkan sampai selama perusahaan masih menjalankan usahanya.
2. Bentuk dan perjanjian Lembaga Pembiayaan
2.1. Perusahaan Anak Piutang (factoring)
Yang dimaksud dengan perusahaan anak piutang (pasal 1 ayat (8) Keppres RI No.
61/1998 adalah badan yang melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/
pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari
transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.
2.1.1. Produk Jasa Factoring
Perusahaan pembiayaan anjak piutang yang bidang usahanya adalah membeli atau
menerima pengalihan piutang dari kalayannya, bukan hanya sekedar melakukan
perjanjian pengalihan piutang saja.
2.1.1.1. Jasa financing
Jasa keuangan (financing) merupakan core business dari perusahaan
anjak piutang. Pengalihan piutang dapat dilakukan secara incidental maupun
secara berkesinambungan
2.1.1.1. Jasa non-financing
Bentuk layanan jasa non keuangan yang dapat diberikan oleh perusahaan
factor adalah layanan credit management client
2.1.2. Fasilitas Factoring
2.1.2.1. Bentuk Kesepakatan Factoring

Ada dua bentuk factor agreement . Pertana, dalam bentuk penawaran


penjualan tagihan yang dilakukan oleh client kepada perusahaan factoring. Kedua,
dalam bentuk perjanjian bahwa kedua belah pihak sepakat untuk menjual dan
membeli tagihan pihak client.
2.1.2.2. Jenis Fasilitas Factoring
Fasilitas Factoring dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu: Fasilitas
factoring dalam negeri (Domestic Factoring Fasility) dan fasilitas factoring
internasional (Internasional Factoring Fasility)
2.2. Perusahaan Pembiayaan Modal Ventura
Perusahaan Modal ventura adalah salah satu jenis lembaga pembiayaan yang melakukan
aktifitasnya dengan mekanisme penyertaan pada perusahaan target.
2.2.1. Karakteristik modal Ventura
Perusahaan pembiayaan anak piutang yang bidang usahanya adalah membeli atau
menerima pengalihan piutang dari kalayannya, bukan hanya sekedar melakukan
perjanjian pengalihan piutang saja.
2.2.2. Model pembiayaan
Model pemnbiayaan dari perusahaan Model Ventura dikenal dua mode yakni
model early-stage financing dan model later-stage financing.
2.3. Perusahaan sewa guna usaha (leasing)
Perusahaan sewa guna usaha adalah salah satu jenis lembaga pembiayaan yang
melakukan aktifitasnya dengan sarana berupa perjanjian
2.3.1. Bentuk perjanjian sewa guna usaha
Dari batasan yang diberikan kegiatan pembiayaan dalam sewa guna usaha ada dua
yaitu sewa guna usaha dengan hak opsi dan sewa guna usaha dengan tanpa hak opsi
2.3.1.1. Perjanjian sewa guna usaha dengan hak opsi
Perjanjian jenis ini penyewa guna usaha pada akhir masa kontrak
mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha berdasarkan nilai
sisa yang disepakati bersama.
2.3.1.2. Sewa guna usaha dengan hak opsi
Perjanjian jenis ini penyewa guna usaha pada akhir masa kontrak tidak
memiliki hak opsi untuk membeli barang modal yang disewa usaha tersebut
dengan harga sisa.
2.3.2. Sindikasi leasing
Perusahaan leasing yang tidak mampu mengadakan barang modal dapat
bekerjasama dengan perusahaan leasing lainnya.
2.3.3. Leverage leasing
Leverage leasing melibatkan lebih banyak pihak sehingga mekanisme kerjanya
lebih kompleks
2.3.4. Ketentuan mengenai perjanjian sewa guna usaha
Perjanjian pokok dalam perjanjian sewa guna usaha yaitu perjanjian sewa guna
usaha dan perjanjian pendahuluan.
2.4. Kartu Kredit
2.4.1. Pengertian kartu kredit
Kartu kredit adalah kartu yang memberikan hak kepada pemegangna untuk
melakukan pembelian barang atau jasa secara kredit.
2.4.2. Hubungan hukum antar pihak
2.4.2.1. Hubungan antara Emiten dengan pemegang kartu kredit
Orang yang ingin menguasai kartu kredit harus mengisi formulir
permohonan yang memuat data si pemohon.
2.4.2.2. Hubungan antara Emiten dengan pengusaha
Hubungan yang timbul antara lembaga yang mengeluarkan kartu kredit
dengan pengusaha timbul dengan adanya perjanjian di antara mereka
2.4.2.2.1. Saat terjadinya tagihan dari pengusaha ke emiten
Tagihan akan dibayarkan oleh emiten yang terikat perjanjian
dengan nasabah.
2.4.2.2.2. Kewajiban membayar emiten
Emiten tidak bertanggung jawab atas barang dan jasa yang
diserahkan oleh perusahaan.
2.4.2.2.2. Hubungan antara pemegang kartu dengan perusahaan
Perusahaan berkewajiban menyerahkan barang dan jasa yang
diperjanjikan dan pemegang kartu berkewajiban melalukan pembayaran
yang disepakati.

Anda mungkin juga menyukai