Anda di halaman 1dari 5

a.

Langkah-langkah Prosedural PTK


Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, bahwa PTK memiliki ciri-ciri yang khas dan

langkah-langkah yang khusus, maka dalam bahasan ini akan dibahas beberapa model penelitian
berdasarkan pada beberapa ahli yakni yakni: Model Kurt Lewin, Model Ebbut, Model Kemmis
dan Mc Taggart, Model Elliot, Model Mc Kernan, Model Hopkins, dan Model Raka Joni. Yang
dapat dijabarkan sebagai berikut :
1) Model PTK Kurt Lewin
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin di Jerman
saat perang dunia kedua. Model PTK yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin merupakan model
dasar yang kemudian dikembangkan oleh ahli-ahli yang lain. Terdiri atas empat langkah yaitu
: perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi
(reflection). Skema yang dikenalkan oleh Kurt Lewin ditunjukkan pada gambar 5.1 sebagai
berikut

Gambar 5.1 Model PTK Kurt Lewin


2) Model PTK Ebbut
Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa PTK adalah termasuk ke dalam rumpun
jenis penelitian tindakan yang dikembangkan pertama kali oleh Kurt Lewin. Ebbut kemudian
melakukan kajian-kajian dan penelaahan terhadap praktik penelitian tindakan yang
dikembangkan oleh Lewis. Hal yang menjadi fokus penelaahan dari Ebbut adalah pelaksanaan
kolaborasi antar tim peneliti. Ebbut menemukan kesenjangan yang terjadi antara peneliti dan
objek yang diteliti, dalam hal ini independensi penelitian dipertanyakaan saat peneliti berasal
dari luar kelas yang diajarkannya.
Langkah-langkah yang disusun oleh Ebbut dalam pelaksanaan PTK mengedapankan pada
dua hal, yakni: (1) mengedepankan tahapan logika PTK; dan (2) menjelaskan teori sistem yang
terdiri atas beberapa sub-sistem atau kerangkan konseptual ke dalam bentuk kegiatan

operasional. Langkah-langkah PTK yang ditawarkan Ebbut ditunjukkan pada gambar 5.2
sebagai berikut.
Gambar 5.2 Model PTK Ebbut

Penelitian model Ebbut dimulai dari pemikiran awal penelitian yang berupa pemikiran
tentang masalah yang dihadapi didalam kelas tersebut, fokus utama pada langkah ini adalah
menjabarkan secara rinci masalah-masalah yang dihadapi dan mencari tahu beberapa alternatif
untuk menyelesaikannya.
Setelah fokus permasalahan ditentukan, maka langkah kedua dari model Ebbut adalah
pemantauan (reconnaissance), pada langkah ini Ebbut menekankan peneliti untuk memantau
segala hal yang menjadi penyebab terjadinya permasalahan yang menjadi fokus penelitian,
peneliti memantau segala aktivitas yang dilakukan oleh objek kajian peneleitian. Pada langkah
ini Ebbut memiliki perbedaan pandangan tentang penafsiran Kemmis tentang reconnaissance
yang diajukan oleh Elliot. Kemmis memandang bahwa langkah reconnaissance sebagaimana
diutarakan oleh pencipta PTK adalah proses pengamatan yang berkaitan dengan penemuan
fakta saja. Menurut Ebbut, reconnaissance adalah proses yang mencakup segala sesuatu yang
dapat mengarah pada masalah yang terjadi dan hal-hal yang mungkin bisa menjadi alternatif
penyelesaian masalah tersebut.
Langkah selanjutnya adalah menyusun rencana tindakan dan menyiapkan segala sesuatu
untuk dilakukan pada penelitian, dalam melaksanakan tindakan, proses pengawasan juga

secara kontinyu dilakukan untuk melihat segala kemungkinan-kemungkinan yang terjadi


sebagai hasil dari tindakan yang telah dilakukan.
Jika dalam tahap pengawasan ditemukan beberapa masalah yang terjadi, maka dilakukan
revisi perencanaan untuk kemudian menata ulang rencana keseluruhan yang ada.
3) Model PTK Kemmis dan McTaggart
Kemmis bersama koleganya Wilf Carr secara fokus melakukan pengembangan pada
penelitian tindakan kelas. Pada saat bersamaan McTaggart mulai mengembangkan langkahlangkah PTK berdasarkan teori Kurt Lewin. Model penelitian tindakan kelas yang ditawarkan
oleh Kemmis dan McTaggart lebih sederhana dan menyerupai spiral yang berulang yang terdiri
atas (1) rencana (plan) 2) tindakan (action), (3) pengamatan (observe), dan (4) refleksi (reflect),
kemudian perencanaan kembali. Langkah-langkah itu akan terus berulang sampai masalah
yang menjadi fokus penelitian dapat diselesaikan.
Namuan pada kenyataannya proses tindakan dan pengamatan tidak bisa dilakukan pada
saat yang berbeda, melainkan dilakukan saat bersamaan, ketika peneliti melakukan tindakan,
disaat itupula dilakukan pengematan baik berupa diskusi siswa, interaksi didalam kelas, sikap,
minat dan segala aktivitas yang terjadi dalam kelas tersebut. Sehingga langkah-langkah PTK
model Kemmis dan McTaggart lebih dikenal dengan alur spiral dengan 3 langkah yaitu (1)
perencanaan (plan) (2) tindakan dan observasi (action and observe) (3) refleksi (reflect).

Gambar 5.3 Model penelitian Kemmis dan McTaggart

Langkah awal penelitian dalam model Kemmis dan McTaggart adalah perencanaan
(plan). Dalam tahap langkah awal ini, hal yang harus peneliti lakukan adalah mempersiapkan
segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan PTK yang akan dilakukan, persiapanpersiapan yang dilakukan berupa menyusun Silabus pembelajaran, menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang langkah-langkahnya telah dissesuaikan untuk mengatasi


masalah yang terjadi dalam kelas tersebut, membuat Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang
menuntun siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan sebagaimana yang diinginkan oleh guru
didalam kelas dan membuat Lembar Penilaian (LP), lembar pengamatan (observasi) dan dapat
juga membuat angket (jika diperlukan).
Langkah selanjutnya adalah melaksanakan tindakan dikelas sebagaimana rencana yang
telah disusun sebelumnya, dalam pelaksanaan tindakan yang dilakukan, guru juga
mengobservasi tindakan-tindakan tersebut dan efek yang terjadi, guru mengamati bagaimana
aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan perubahan yang terjadi, data-data ini
diperlukan untuk menjadi bahan refleksi guru terhadap pelaksanaan PTK yang telah dilakukan.
Pengamatan terhadap aktivitas siswa diamati melalui lembar observasi yang sebelumnya telah
disusun oleh guru, dalam proses pengamatan tersebut, guru dapat dibantu oleh teman sejawat.
Langkah selanjutnya adalah melakukan telaah atau refleksi, refleksi yang dilakukan
menyangkut tentang langkah-langkah pembelajaran yang telah dilakukan, apakah sudah sesuai
dengan RPP yang disusun sebelumnya atau masih ada hal-hal yang dilupakan, aktivitas siswa
dan hasil belajar siswa. Jika dalam proses refleksi ditemukan masalah yang ada belum
terselesaikan, maka peneliti melakukan tindakan siklus kedua dengan memperbaiki rencana
yang ada dari hasil telaah refleksi, perlu diperhatikan bahwa rencana baru yang disusun oleh
peneliti tidak merombak total dari rencana yanga ada, melainkan melakukan pembenahan
langkah-langkah pembelajaran disesuaikan dengan masalah yang dihadapi.
Contoh: seorang guru mulai merasa bahwa siswanya mulai jenuh dengan pembelajaran
yang terjadi, siswa banyak bicara sendiri saat pembelajaran berlangsung, tidak memperhatikan
penjelasan guru dan kebanyakan hanya main-main saja dibelakang. Berdasarkan pengamatan
awal ditemukan masalah bahwa siswa mulai jenuh dengan pembelajaran yang monoton dan
kurang kreatif dari guru. Berangkat dari masalah tersebut, guru kemudian menyusun langkahlangkah pembelajaran yang menyenangkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Guru mulai melakukan tahap 1 dari PTK yaitu menyusun silabus dan membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan langkah-langkah yang ada pada model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, guru menyusun lembar observasi untuk mengamati
aktivitas-aktivitas siswa selama model tersebut diterapkan dan menyusun Lembar kegiatan
Siswa (LKS) sebagai panduan siswa untuk belajar dan berinteraksi dengan model pembelajaran
yang disajikan oleh guru, serta membuat Lembar Penilaian (LP) untuk mengetahui hasil belajar
siswa terhadap model yang guru berikan, jika diperlukan guru juga menyediakan angket untuk

menjaring informasi dari siswa berupa kesan yang ia dapatkan setelah mendapatkan
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Langkah kedua adalah guru melaksanakan tindakan dengan mengikuti langkah-langkah
dan prosedur yang telah ia susun sebelumnya sambil mengamati aktivitas siswa dan
mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk bahan refleksi. Peneliti tidak diperkenankan
melakukan tindakan diluar rencana yang telah disusun sebelumnya, catat semua hal yang
ditemukan.
Langkah terakhir adalah refleksi, semua data yang didapat dari penelitian berupa lembar
observasi aktivitas siswa, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan lembar penilaian
siswa dijadikan bahan refleksi, jika masalah yang dihadapi belum terselesaikan pada siklus 1,
maka peneliti melakukan pembenahan-pembenahan ulang untuk melanjutkan pada siklus 2,
pada siklus 2 peneliti mulai merancang ulang rencana yang telah disusun sebelumnya namun
tidak merombak total, model yang digunakan dalam penelitian tersebut tetap menganut pada
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw hanya dimodifikasi sesuai kebutuhan dikelas
tersebut.
Langkah PTK pada model Kemmis dan McTaggart akan terus berulang sampai masalah
yang ada terselesaikan.

Anda mungkin juga menyukai