Anda di halaman 1dari 5

Hari Gini Masih Penyakitan Kadas?

Oleh:
Aldo Pramudya
NIM 432015010

Abstrak
Penyakit infeksi kadas diketahui sudah ada di zaman prasejarah dan telah
melanda hewan kelas rendah selama jutaan tahun lalu. Penyakit kadas ini
disebabkan oleh jamur Dermatofita, dimana Dermaofita merupakan sekelompok
jamur yang memiliki kemampuan membentuk molekul yang berikatan dengan
keratin dan menggunakannya sebagai sumber nutrisi untuk membentuk kolonisas.i
Dalam patogenesis terjadinya infeksi dermatofit terdapat tiga langkah yaitu:
perekatan dermatofit, penetrasi dermatofit pada jaringan keratin, dan respon imun
pejamu. Ketiga tahap tersebut dipengaruhi oleh jamur, perkembangan respon
pejamu dan faktor lain yang berkaitan dengan dermatofitosis.
Kata kunci: dermatofit, kadas, patogenesis.

A. Latar Belakang
Penyakit kadas atau Ringworm(Tinea) merupakan infeksi jamur yang
disebabkan oleh beberapa jamur jenis yang berbeda dan biasanya dikelompokkan
berdasarkan lokasi pada tubuh yang terinfeksi. Meskipun diberi nama infeksi
Ringworm, akan tetapi
infeksi ini tidak berhubungan dengan infeksi yang
disebabkan oleh cacing melainkan nama tersebut timbul karena adanya kelainan
pada kulit yang membentuk cincin-cincin seperti cacing yang diciptakan karena
adanya infeksi jamur tersebut. infeksi jamur tersebut merupakan dari jenis jamur
bernama dermatofita, Jamur dermatofita dibagi menjadi tiga genus yaitu:
1. Trichophyton yang menginfeksi kulit, rambut dan kuku.
2. Microsporum yang menginfeksi rambut dan kulit kepala.
3. Epidermophyton yang menginfeksi kuku dan kulit (Anonim, tanpa tahun).
Penyakit kadas dulunya ditemukan oleh Robert Remak, seorang dokter
Polandia di fakultas kedokteran dari Universitas Berlin pada tahun 1837. Robert
menyatakan bahwa Dermatofit merupakan kelompok dari jamur yang khusus,
melalui proses evolusi yang panjang, teradaptasi untuk menyerang, menjajah dan
memelihara diri pada jaringan keratin hewan Dermatofit. Dermaofita merupakan
sekelompok jamur yang memiliki kemampuan membentuk molekul yang berikatan
dengan keratin dan menggunakannya sebagai sumber nutrisi untuk membentuk
kolonisasi. Robert yakin bahwa dermatofita tidak diragukan lagi sudah ada di zaman
prasejarah dan telah melanda hewan yang rendah selama jutaan tahun lalu.
Penyakit kulit seperti kadas dapat muncul melalui penularan dengan cara
bersentuhan secara kontak langsung dengan penderita dan penularannya seperti

tidur bersama, berpelukan. Selain penularan kontaksecara langsung, Penularan


infeksi jamur ini dapat juga dengan non-kontak fisik melalui penggunaan barangbarang pribadi penderita seperti menggunakan handuk penderitanya, mengunakan
sepatu penderita yang sudah terkena infeksi jamur, dll.
Masa infeksi kadas terjadi hanya beberapa hari. Jenis jamur kulit ini seperti
dermatofita dapat tumbuh pada permukaan kulit yang lembab atau mana saja
seperti pada kepala, lipat paha (selangkangan),
kuku,
lipat lengan, atau
kaki. Penyebab adanya kadas atau kurap ini dikarenakan pertumbuhan jamur
tersebut yang berasal dari kurangnya menjaga kebersihan tubuh dan kontak secara
langsung dengan penderita, menggunakan barang miliki pribadi penderita seperti
penggunaan handuk yang digunakan secara bergantian
Patogenitas Tahapan Kadas (Tinea) dapat Menimbulkan Infeksi
Terjadinya penularan dermatofitosis dapat melalui 3 cara yaitu:
1) Antropofilik, transmisi dari manusia ke manusia.Ditularkan baik secara
langsung maupun tidak
langsung melalui lantai kolam renang dan udara sekitar rumah sakit/klinik,
dengan atau tanpa reaksi keradangan.
2) Zoofilik, transmisi dari hewan ke manusia. Ditularkan melalui kontak
langsung maupun tidak
langsung melalui bulu binatang yang terinfeksi dan melekat di pakaian, atau
sebagai kontaminan pada rumah / tempat tidur hewan, tempat makanan dan
minuman hewan. Sumber penularan utama adalah anjing, kucing, sapi, kuda
dan mencit.
3) Geofilik, transmisi dari tanah ke manusia. Secara sporadis menginfeksi
manusia dan menimbulkan reaksi radang.
Supaya dapat menimbulkan suatu penyakit, jamur harus dapat mengatasi
pertahanan tubuh non spesifik dan spesifik. Jamur harus mempunyai kemampuan
melekat pada kulit dan mukosa pejamu, serta kemampuan untuk menembus
jaringan pejamu, dan mampu bertahan dalam lingkungan pejamu,
menyesuaikan diri dengan suhu dan keadaan biokimia pejamu untuk dapat
berkembang biak dan menimbulkan reaksi jarigan atau peradangan.
Terjadinya infeksi dermatofit melalui tiga langkah utama, yaitu: perlekatan
pada keratinosit, penetrasi melewati dan di antara sel, serta pembentukan respon
pejamu. Berikut proses terjadinya infeksi dermatofit:
1) Perlekatan Dermatofit pada Keratinosit Perlekatan artrokonidia pada
jaringan keratin tercapai maksimal setelah 6 jam, dimediasi oleh serabut
dinding terluar dermatofit yang memproduksi keratinase (keratolitik) yang
dapat menghidrolisis keratin dan memfasilitasi pertumbuhan jamur ini di
stratum korneum. Dermatofit juga melakukan aktivitas proteolitik dan lipolitik
dengan mengeluarkan serine proteinase (urokinase dan aktivator
plasminogen jaringan) yang menyebabkan katabolisme protein ekstrasel
dalam menginvasi pejamu. Proses ini dipengaruhi oleh kedekatan dinding
dari kedua sel, dan pengaruh sebum antara artrospor dan korneosit yang

dipermudah oleh adanya proses trauma atau adanya lesi pada kulit. Tidak
semua dermatofit melekat pada korneosit karena tergantung pada jenis
strainya.
2) Selanjutnya adalah terjadi Pentrasi pada jaringan keratin. Setelah terjadi
perlekatan, spora harus berkembang dan menembus stratum korneum
dengan kecepatan yang lebih cepat daripada proses desquamasi. Penetrasi
juga dibantu oleh sekresi proteinase, lipase dan enzim mucinolitik, yang juga
menyediakan nutrisi untuk jamur. Trauma dan maserasi juga membantu
penetrasi jamur ke keratinosit. Pertahanan baru muncul ketika jamur
mencapai lapisan terdalam epidermis.
3) Perkembangan respon pejamu. Derajat inflamasi di pengaruhi oleh status
imun penderita dan organisme yang terlibat. Reaksi hipersensitivitas tipe IV,
atau Delayed Type Hipersensitivity (DHT) memainkan peran yang sangat
penting dalam melawan dermatofita. Pasien yang belum pernah terinfeksi
dermatofita sebelumnya, Infeksi primer menyebabkan inflamasi dan tes
trichopitin hasilnya negatif. Infeksi menghasilkan sedikit eritema dan skuama
yang dihasilkan oleh peningkatan pergantian keratinosit. Terdapat hipotesis
menyatakan bahwa antigen dermatofita diproses oleh sel langerhans
epidermis dan di presentasikan dalam limfosit T di nodus limfe. Limfosit T
melakukan proliferasi dan bermigrasi ke tempat yang terinfeksi untuk
menyerang jamur. Saat ini, lesi tiba-tiba menjadi inflamasi, dan barier
epidermal menjadi permeable terhadap transferin dan sel-sel yang
bermigrasi. Segera jamur hilang dan lesi secara spontan menyembuh
(Kurniati, 2008).
Berikut merupakan gambar ilustrasi saat terjadinya proses infeksi oleh jamur
Dermatofita:

Gambar 1. (A) Epidermomikosis, dermatofit (titik dan garis merah) memasuki


stratum korneum dengan merusak lapisan tanduk dan juga menyebabkan respons
radang (titik hitam sebagai sel-sel radang) yang berbentuk eritema, papula, dan
vasikulasi. Sedangkan pada (B) trikhomikosis pada batang rambut ditunjukkan
titik merah, menyebabkan rambut rusak dan patah, jika infeksi berlanjut sampai ke
folikel rambut, akan memberikan respons radang yang lebih dalam (Budimulya,
2007).
Tanda dan Gejala Penyakit
Tanda dan gejala penyakit kadas ini umunya adalah muncul rasa gatal yang
diderita oleh pasien. Terkadang kulit mengalami eksfoliasi atau mengelupas. Pada
Tinea sendiri terlihat sebaran cahaya berbentuk oval maupun bulat dengan warna
merah kecoklatan di kulit dengan menjadi bersisik keras dengan pinggiran yang
tajam dan sedikit melepuh.
Diagnosis
Diagnosis penyakit infeksi kadas dilakukan secara klinis, dapat diperkuat
dengan pemeriksaan mikroskopis, kultur, dan pemeriksaan dengan lampu wood
pada spesies tertentu. Pemeriksaan mikologik ditemukan elemen jamur pada
pemeriksaan kerokan kulit dengan mikroskopik langsung memakai larutan KOH 1020%. Pemeriksaan KOH paling mudah diperoleh dengan pengambilan sampel dari
batas lesi. Hasil pemeriksaan mikroskopis KOH 10 % yang positif, yaitu terdapatnya
elemen jamur berupa hifa yang bercabang dan atau artrospora, Pemeriksaan
mikologik untuk mendapatkan jamur di perlukan bahan klinis, yang dapat berupa
kerokan kulit, rambut, dan kuku.

Treatment dan Terapi


Treatment atau mengobati penyakit infeksi kadas (Tinea) dapat disarankan
untuk menggunakan gel, krim ataupun obat semprot
anti jamur
dengan
berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan dosis dan saran pemakainnya, jika
selama 2 minggu gejala belum membaik segera temui dokter untuk meminta tablet
anti jamur.
Penularan dan Pengendalian
Terdapat beberapa cara untuk mengendalikan resiko terkena penyakit infeksi
kadas (Tinea) diantaranya, yaitu:
1) Cucilah handuk, pakaian dan seprei secara rutin, maksimal satu bulan sekali
sprei harus diganti.
2) Cuci tangan setelah ada kontak langsung fisik dengan hewan.
3) Jangan menggunakan handuk, sisir dan pakaian secara bergantian dengan
orang lain.
4) Gunakan pakaian yang longgar supaya kondisi kulit tidak lembab.
5) Mengganti pakaian dan kaus kaki setiap hari.
Refrensi
Anonim. Tanpa Tahun. Penyebab Kadas atau Kurap. (http://www.spesialis.info/?
penyebab-kadas-kurap,823) . Diakses pada 12 Agustus 2016.
Budimulya U. Mikosis. Dalam: Djuanda A, Hamzah Has, Aisah S, editor. 2007. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi kelima. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Kurniati, Cita Rosita Sp. 2008. Etiopatogenesis Dermatofitosi .BIKK VOL. 20 No. 3
tahun 2008.

Anda mungkin juga menyukai