Anda di halaman 1dari 7

ISTILAH ISTILAH POLITIK

1.

Abstain

: sikap yang menunjukkan tidak menyatakan pilihan atau tidak memberikan suara

dalam suatu pemilihan, karena merasa tidak ada yang cocok atau sebagai ungkapan protes.
2.

Affair Politik

: skandal politik atau kejadian politik yang menghebohkan, biasanya bersifat

negatif.
3.

Afiliasi Partai Politik : kerjasama, pertalian atau memiliki hubungan dengan partai politik lain

berdasarkan ideologi.
4.

Aliansi politik

: ikatan atau persekutuan yang erat antar partai politik atau aktivis politik.

5.

Aklamasi

: persetujuan

bulat,

sebuah

keputusan

yang

dihasilkan

dengan

cara

kesepakatan/persetujuan penuh semua anggota musyawarah atau peserta pemilihan.


6.

Aktivisme

: pergerakan yang bertujuan menyebabkan perubahan sosial atau politik.

7.

Amandemen

: perubahan.

8.

Anarkisme

: suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara,pemerintahan,

dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang menumbuhsuburkan penindasan terhadap


kehidupan, sehingga harus dihilangkan/dihancurkan.
9.

Anarkisme Hijau :

sebuah teori politik yang lahir dari filosofi dan gerakan sosial

10. Badan Legislasi : badan yang berkedudukan sebagai pusat pembentukkan undang-undang/ hukum
nasional di DPR.
11. Boikot

: tindakan untuk tidak menggunakan, membeli, atau berurusan dengan seseorang

atau suatu organisasi sebagai wujud protes atau sebagai suatu bentuk pemaksaan.
12. Budaya politik : pola perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan benegara, penyelenggaraan
administrasi negara, politik pemerintahan, hukum, adat istiadat, dan norma kebiasaan yang dihayati oleh
seluruh anggota masyarakat setiap harinya.
13. Bupati

: kepala daerah untuk daerah kabupaten.

14. Camat

: pemimpin kecamatan sebagai perangkat daerah kabupaten atau kota.

15. Delegasi

: orang yang ditunjuk dan diutus oleh suatu perkumpulan (negara dan sebagainya)

dalam suatu perundingan.


16. Demisioner

: keadaan suatu kabinet yang telah mengembalikan mandat kepada kepala negara

tetepi masih melaksanakan tugas sehari-hari sambil menunggu dilantiknya kabinet yang baru.
17. Demokrasi

: bentuk atau system pemerintahan di mana segenap rakyat turut serta pemerintah

melalui perantara wakil-wakilnya


18. Depolitisasi

: kebijakan yang diterapkan untuk menghapus kegiatan politik.

19. Desentralisasi politik : pengakuan adanya hak mengurus kepentingan rumah tangga sendiri pada
badan-badan politik di daerah yang dipilih oleh rakyat daerah-daerah tertentu.
20. Diktator

seorang

pemimpin negara yang

memerintah

secara otoriter dan

menindas

rakyatnya.
21. Diplomatik

: Berkenaan atau berkaitan dengan hubungan politik antara negara dan negara

22. DPD

: Dewan Perwakilan Daerah, merupakan lembaga yang dapat mengajukan kepada

DPR rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran, dan penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan sumber
daya ekonomi lainnya serta yang berkaitan dengan perimbnagan keuangan pusat dan daerah.
23. DPR

: Dewan Perwakilan Rakyat, merupakan lembaga yang anggotanya dipilih oleh

rakyat dalam Pemilu, memiliki fungsi legislasi (membuat undang-undang), penyusunan anggaran dan
pengawasan kepada pemerintah.
24. DPRD

: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, ada DPRD tingkat provinsi dan DPRD tingkat

kabupaten atau kota, merupakan lembaga legislatif yang mewakili rakyat di tingkat provinsi atau
kabupaten/kota dalam mengawasi pemerintah dalam menjalankan tugasnya.
25. Dominasi

: sebuah paham politik untuk melakukan penalukan atau penguasaan.

26. Ekspansionisme : bentuk paham yg ingin menguasai atau menjajah sesuatu objek untuk tujuan
tertentu.
27. Eksploitasi

: politik pemanfaatan yang secara sewenang-wenang terlalu berlebihan terhadap

sesuatu subyek eksploitasi hanya untuk kepentingan ekonomisemata-mata tanpa mempertimbangan


rasa kepatutan, keadilan serta kompensasi kesejahteraan.
28. Etatisme

: suatu paham dalam pemikiran politik yang menjadikan negara sebagai pusat

segala kekuasaan.
29. Feodalisme

struktur

pendelegasian

kekuasaan sosiopolitik yang

dijalankan

kalangan

bangsawan/monarki untuk mengendalikan berbagai wilayah yang diklaimnya melalui kerja sama dengan
pemimpin-pemimpin lokal sebagai mitra
30. Fraksi

: pengelompokkan anggota DPR berdasarkan konfigurasi partai politik hasil pemilu.

31. Fusi

: peleburan dua atau lebih organisasi (partai politik) menjadi satu.

32. Gubernur

: jabatan politik di Indonesia. Gubernur merupakan kepala daerah untuk

wilayah provinsi.
33. Gouverment

: pemerintahan.

34. Good gouverment : pemerintahan yang baik

35. Hak angket

: hak DPR/DPRD untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah

yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang
diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
36. Hak interpelasi : hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah mengenai kebijakan
pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
37. Hak imunitas

: anggota MPR, DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD kabupaten/kota tidak dapat

dituntut dihadapan pengadilan karena pernyataan, pertanyaan dan/atau pendapat yang dikemukakan
secara lisan ataupun tertulis dalam rapat-rapat MPR, DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota, sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Tata Tertib dan kode etik masing-masing
lembaga.
38. Hak Pilih

: Hak untuk dipilih menjadi anggota DPR atau keanggotaan lain yang sejenis atau

lainya.
39. Hak Memilih

: Hak seseorang atau lebih untuk member suara dalam masalah-masalah politik.

40. Haluan Politik

: Arah atau tujuan politik

41. Hegemoni

: dominasi suatu kelas sosial terhadap kelas sosial lain.

42. Hubungan bilateral : suatu hubungan politik, budaya dan ekonomi di antara 2 Negara.
43. Hubungan Internasional : cabang dari ilmu politik, merupakan suatu studi tentang persoalanpersoalan luar negeri dan isu-isu global di antara negara-negara dalam sistem internasional.
44.

Hukum politik : hukum yang mengatur hubungan hukum negara dengan orang, antara negara dan

bagian-bagiannya, antara negara yang satu dan negara lainnya


45. Ilmu politik

: cabang ilmu sosial yang membahas teori dan praktik politik serta deskripsi dan

analisa sistem politik dan perilaku politik


46. Imperialisme

: sebuah kebijakan di mana sebuah negara besar dapat memegang kendali

atau pemerintahan atas daerah lain agar negara itu bisa dipelihara atau berkembang.
47. Intervensi

: ikut campur, mengatur.

48. Kabinet

: badan atau dewan pemerintahan yang memegang kekuasaan eksekutif yang terdiri

atas para menteri


49. Kampanye

: gerakan atau tindakan serentak untuk melawan atau mengadakan aksi, dan

sebagainya
50. Kapitalis birokrat :

orang yang mempunyai kedudukan dalam lembaga pemerintahan atau

dalam organisasi politik, yang menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan diri sendiri.
51. Kaukus

: sebuah pertemuan dari para pendukung atau anggota sebuah partai politik.

52. Kebijakan luar negeri : serangkaian sasaran yang menjelaskan bagaimana suatu negara berinteraksi
dengan negara lain di bidang-bidang ekonomi, politik, sosial, dan militer.

53. Kebijakan publik :

kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sebagai pembuat

kebijakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu di masyarakat di mana dalam penyusunannya melalui
berbagai tahapan.
54. Kekuasaan

: kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan

kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan.


55. Kekuasaan politik : kemampuan untuk membuat masyarakat dan negara membuat keputusan yang
tanpa kehadiran kekuasaan tersebut tidak akan dibuat oleh mereka
56. Kelompok garis lunak : istilah yang digunakan secara informal, biasanya dalam politik, untuk orangorang yang lebih suka menghindari perang atau memilih perang sebagai jalan terakhir.
57. Komunitarianisme : sebuah kelompok yang terkait, namun berbeda filsafatnya.
58. Koalisi

: kerjasama antara beberapa partai untuk memperoleh kelebihan suara dalam

parlemen.
59. Koalisi Kabinet : dewan menteri yang mewakili partai-partai terbesar yang duduk di DPR/parlemen.
60. Konservatisme : sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai tradisional.
61. Konsul

: wakil resmi sebuah negara bertindak untuk membantu dan melindungi warga

negaranya serta menfasilitasi hubungan perdagangan dan persahabatan (hal ini yang membedakan tugas
antara seorang konsul dengan duta besar yang mewakili sebuah negara) yang ditugaskan di luarwilayah
metropolitan atau ibu kota sebuah negara di luar negeri dan berkewajiban menjaga kepentingan negara
serta rakyatnya yang berada di negara luar negeri tersebut.
62. Kudeta

: sebuah tindakan pembalikan kekuasaan terhadap seseorang yang berwenang

dengan cara ilegal dan sering kali bersifat brutal, inkonstitusional berupa "penggambilalihan kekuasaan",
"penggulingan kekuasaan" sebuah pemerintahan negara.
63. Legitimasi

: kualitas hukum yang berbasis pada penerimaan putusan dalam peradilan.

64. Lobi

: aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh individu ataupun kelompokdengan

tujuan memengaruhi pimpinan organisasi lain maupun orang yang memiliki kedudukan penting dalam
organisasi dan pemerintahan sehingga dapat memberikan keuntungan untuk diri sendiri ataupun
organisasi

65. Masa reses

: masa DPR atau DPD melakukan kegiatan di luar masa sidang, khususnya bertemu

konstituen atau melakukan kunjungan kerja, di daerah, di dalam negeri ataupun di luar negeri.
66. Masa sidang

: masa DPR atau DPD melakukan kegiatan berupa rapat atau sidang, baik sidang di

komisi maupun paripurna, di DPR atau di luar DPR.


67. Mesin politik

: sebuah orgaisasi politik disiplin tempat seorang bos atau kelompok kecil otoriter

memerintahkan dukungan dari sekelompok pendukung dan bisnis (biasanya pekerja kampanye), yang
menerima imbalan atas usaha mereka.
68. Milenarianisme : suatu keyakinan oleh suatu kelompok politik tentang suatu transformasi besar
dalam masyarakat.
69. MPR

: Majelis Permusyawaratan Rakyat, merupakan lembaga yang berwewenang

mengubah dan menetapkan Undang-Undang dan melantink presiden dan/atau wakil presiden.
70. Multilateralisme : suatu istilah hubungan internasional yang menunjukkan kerjasama antar
beberapa negara.
71. Opini politik

: pendirian atau pandangan politik, pendirian berdasarkan sikap politik atau ideologi

72. Otoritarianisme : bentuk

pemerintahan

yang

bercirikan

penekanan

kekuasaan

hanya

padanegara atau pribadi tertentu, tanpa melihat derajat kebebasan individu


73. Parlemen

: lembaga negara yang membuat peraturan perundang-undangan.

74. Partai

: perkumpulan yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki asas, tujuan hukum

yang semua terencana di bidang politik.


75. Partai oposisi

: perkumpulan beberapa orang yang seasa, setujuan dan sehaluan dimana mereka

tidak ikut serta dalam kabinet.

76. Partai pemerintah : perkumpulan beberapa orang yang seasas, sehaluan dan setujuan dimana mereka
menyokong pemerintah yang sedang berkuasa
77. Partai politik

: organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu atau dibentuk dengan tujuan

khusus.
78. Partisipasi politik: keikutsertaan warga dalam berbagai proses politik.
79. Pasifisme

: perlawanan terhadap perang atau kekerasan sebagai sarana untuk menyelesaikan

pertikaian
80. Pemilu

: proses pemilihan orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu.

81. Politik

: ilmu yang membahas tentang keatanegaraan atau kenegaraan yang meliputi sistem

pemerintahan, dasar-dasar pemerintahan

82. Politik pecah belah : kombinasi strategi politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan mendapatkan
dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah kelompokbesar menjadi kelompok-kelompok kecil yang
lebih mudah ditaklukan.
83. Presiden

: suatu nama jabatan yang digunakan untuk pimpinan suatu negara.

84. Provinsi

: pembagian wilayah administratif di bawah wilayah nasional.

85. Rakyat

: seluruh penduduk suatu Negara sebagai imbangan pemerintah

86. Rapat Gabungan Komisi: rapat bersama yang diadakan oleh lebih dari satu komisi, dihadiri oleh
anggota komisi-komisi yang bersangkutan dan dipimpin oleh Pimpinan Rapat Gabungan Komisi.
87. Rapat Kerja

: rapat antara komisi, gabungan komisi, Badan Legislasi, Panitia Anggaran, atau

Panitia Khusus dengan Pemerintah atau dengan alat kelengkapan DPD, atas undangan Pimpinan DPR,
yang dipimpin oleh pimpinan komisi, pimpinan Badan Legislasi, Pimpinan Panitia Anggaran atau
Pimpinan Panitia Khusus.
88. Rapat Paripurna : rapat anggota yang dipimpin oleh pimpinan DPR dan merupakan forum tertinggi
dalam melaksanakan tugas dan wewenang DPR.
89. Rapat Paripurna Luar Biasa : rapat paripurna yang diadakan dalam masa reses apabila diminta oleh
Presiden dengan persetujuan pimpinan DPR, dikehendaki oleh pimpinan DPR dengan persetujuan Badan
Musyawarah.
90. Rapat Pleno

: rapat anggota suatu fraksi, komisi, badan, panitia DPR, DPD atau MPR.

91. Ratifikasi

: proses adopsi perjanjian internasional, atau konstitusi atau dokumen yang bersifat

nasional lainnya (seperti amandemen terhadap konstitusi) melalui persetujuan dari tiap entitas kecil di
dalam bagiannya
92. RDP

: Rapat Dengar Pendapat, merupakan rapat antar komisi, beberapa komisi dalam

rapat gabungan komisi, Badan Legislasi, Panitia Anggaran, atau Panitia Khusus dengan pejabat
pemerintah yang mewakili instansinya, baik atas undangan pimpinan DPR maupun atas permintaan
pejabat pemerintah yang bersangkutan.
93. RDPU

: Rapat Dengar Pendapat Umum, yaitu rapat antar komisi, beberapa komisi dalam

rapat gabungan komisi, Badan Legislasi, Panitia Anggaran, atau Panitia Khusus denganperseorangan,
kelompok, organisasi atau badan swasta, baik atas undangan pimpinan DPR maupun atas permintaan
yang bersangkutan.
94. Recall

: pergantian atau pemberhentian anggota DPR antarwaktu yang diajukan oleh partai

politik anggota DPR yang bersangkutan kepada pimpinan DPR.


95. Rekayasa politik: sebuah konsep dalam ilmu politik yang berkaitan dengan upaya untuk merancang
lembaga-lembaga politik dalam suatu masyarakat

96. Rezim

: serangkaian peraturan, baik formal (misalnya, Konstitusi) dan informal (hukum

adat, norma-norma budaya atau sosial, dll) yang mengatur pelaksanaan suatu pemerintahan dan
interaksinya dengan ekonomi dan masyarakat
97. Sekretariat Jendral : untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas MPR, DPR dan DPD dibentuk
Sekretariat Jendral yang ditetapkkan dengan keputusan presiden, dan personalnya terdiri atas pegawai
negeri sipil.
98. Unjuk rasa

: sebuah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum.

99. Upeti

: harta yang diberikan suatu pihak ke pihak lainnya, sebagai tanda ketundukan dan

kesetiaan, atau kadang-kadang sebagai tanda hormat.


100.Teori perilaku politik : sebagai salah-satu aspek dari ilmu politik yang berusaha untuk
mendefinisikan, mengukur dan menjelaskan pengaruh terhadap pandangan politik seseorang, ideologi dan
tingkat partisipasi politik.

Anda mungkin juga menyukai